20 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 20 PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR Ti-B TERHADAP STRUKTUR MIKRO
HASIL PENGECORAN CENTRIFUGAL DENGAN BAHAN DASAR ALUMUNIUM VELG BEKAS
Agung Nugroho
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Diponegoro No. 1B Jogoloyo Demak Telp (0291) 686227
Abstrak : Untuk memenuhi kebutuhan pasar global akan produk velg alumunium yang berkualitas tinggi,
baik dari segi fungsi maupun tampilan sehingga dapat bersaing di pasaran internasional, maka diperlukan kualitas produk yang baik, artinya produk harus memiliki kualitas yang tinggi (sesuai standar). Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tentunya tidak terlepas dari apa dan bagaimana produk tersebut dibuat, mulai dari bahan paduan (komposisi kimia), proses pengecoran (casting), perlakuan panas (heat treatment), sampai pada proses akhir (finishing). Aluminium alloy Al-7%Si (A356.0) merupakan salah satu paduan yang dipakai untuk bahan baku velg sepeda motor karena mempunyai kelebihan yaitu : tahan korosi, ringan, dan warnanya menarik. Namun secara sifat mekanik, alumunium memiliki kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strengt), kekerasan (hardness), dan pertambahan panjang (elongation) masih dibawah standar (JIS H 5202). Standar JIS H 5202 adalah; Ultimate Tensile Strenght (UTS) minimal sebesar 25 kg/mm2 atau 245,25 Mpa, Elongation minimal 5%, Hardness 75 s/d 95 Hv, dan impact strenght (IS) 5,5 J/cm2. Sedangkan paduan alumunium A 356 hanya memiliki kekuatan tarik 16.86 J/cm2, Kekerasan 54.1 Hv, sehingga perlu ditingkatkan sifat mekaniknya. Sifat mekanik dari material aluminium alloy tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu jenis material tersebut, komposisi kimia
(unsur paduan), dan perlakuan panas. Pada penelitian ini langkah yang dilakukan untuk memperbaiki
struktur mikro adalah penambahan unsure inokulan Ti-B.
Kata Kunci: Aluminium, struktur mikro, etsa, velg bekas sepeda motor.
PENDAHULUAN
Proses pengecoran (casting) sering dilakukan untuk menghasilkan satu komponen mesin atau peralatan lainnya. Proses pengecoran ini terdiri dari ber macam-macam metoda seperti gravity
casting, pressure casting, centrifugal casting dan masih banyak metoda
lainnya. Masing masing metoda mempunyai keunggulan tersendiri. Pada proses pembuatan velg yang dilakukan oleh industri kecil, metoda yang digunakan adalah gravity casting
mengingat metoda ini adalah metoda
yang paling sederhana dan sangat mudah dilaksanakan.
Bila dibandingkan dari kualitas hasil pengecoran, maka centrifugal casting dan pressure casting lebih baik dari pada
gravity casting dimana hal yang
mempengaruhi terhadap sifat mekanik pada proses pengecoran salah satunya adalah tekanan logam cair saat dimasukkan kedalam cetakan. Untuk meningkatkan kualitas hasil pengecoran, alternatif penggunaan metoda centifugal atau presure casting dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan perbedaan
72
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
73 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 73 biaya yang dibutuhkan. Bila
menggunakan alternatif presure casting, maka biaya investasi menjadi sangat besar dan tidak sebesar bila mengunakan
centrifugal casting (Totten, 2003).
Kualitas pengecoran dapat dilihat dari sifat sifat mekanik bahan hasil pengecoran. Beberapa sifat mekanik yang sering diuji pada satu material adalah kekerasan, tegangan tarik, kemampuan menyerap gaya dari luar (impact). Hal lain yang sering dilihat untuk mengetahui sifat mekanis adalah struktur mikro dimana struktur mikro itu dapat memprediksi sifat-sifat mekanik dilihat dari bentuk dan ukuran butiran serta fasa yang terjadi.
KAJIAN PUSTAKA
Suhariyanto ( 2010 ), meneliti tentang
velg mobil, dengan material yang digunakan adalah aluminium paduan A356 dengan penambahan unsur inokulan Ti-C. Kandungan Ti-C yang optimum pada 0.19% yang mempunyai kekuatan tarik 22.51 kg/mm2, elongasi sebesar 8.92 %, nilai kekerasan 63.65 HVN dan impact strength sebesar 5.21 J/cm2.
Arino Anzip ( 2010 ), meneliti tentang
velg mobil, dengan material yang digunakan adalah aluminium paduan A356.2 dengan penambahan unsur inokulan Mn. Kandungan Mn yang optimum pada 1.2 % w yang mempunyai kekuatan tarik 31.58 kg/mm2, elongasi sebesar 7.54 %, nilai
kekerasan 90.74 HVN dan impact strength sebesar 5.88 J/cm2.
Elfrendi (2010), Struktur mikro hasil
pengecoran squeeze lebih padat dan homogen dibanding dengan pengecoran tuang.
Metodelogi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tahapan dari persiapan material dalam hal ini material yang digunakan adalah material aluminium velg bekas. Cetakan yang digunakan adalah cetakan baja, material tersebut dibuat dengan menggunakan proses permesinan membentuk rongga cetakan berbentuk velg sepeda motor. Selanjutnya velg ini dibentuk dan digunakan untuk spesimen benda uji.
Uji Struktur Mikro
Mikro struktur adalah satu pengujian / pe ngamatan untuk mengetahui fasa-fasa
yang terjadi.
Dengan pengujian ini dapat diketahui ukuran butiran di mana dari butiran dapat diprediksi kekuatan bahan yang di uji.
Material velg pabrikan dan velg lokal Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang relevan dengan
74 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 74 tuntutan velg sepeda motor, dipilihnya
velg Yamaha Mio (pabrikan) dan velg lokal (Gambar 1.), juga berfungsi untuk keperluan identifikasi angka kekerasan dan struktur mikro sebagai pembanding velg dengan bahan Paduan Aluminium velg bekas hasil pengecoran sentrifugal dengan penambahan Al-TiB dengan perlakuan panas sekaligus sebagai jawaban seberapa besar persentase peningkatan kekerasan. Dan pengambilan spesimen material velg pabrikan dan velg lokal dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Velg Yamaha mio asli (pabrikan) dan velg mio lokal.
Gambar 2. Pengambilan spesimen material velg pabrikan dan velg lokal.
Material velg penelitian
Tujuannya untuk mendapatkan data yang relevan perihal struktur mikro velg bahan paduan Aluminium velg bekas hasil pengecoran sentrifugal dengan penambahan Al-TiB dan Perlakuan Panas T6 yaitu sebagai berikut :
a. Paduan Aluminium velg bekas dengan penambahan Al-TiB 0 % dan Perlakuan Panas.
b. Paduan Aluminium velg bekas dengan penambahan Al-TiB 0,12 % dan Perlakuan Panas.
c. Paduan Aluminium velg bekas dengan penambahan Al-TiB 0,17 % dan Perlakuan Panas.
d. Paduan Aluminium velg bekas dengan penambahan Al-TiB 0,22 % dan Perlakuan Panas.
e. Paduan Aluminium velg bekas dengan penambahan Al-TiB 0,27 % dan Perlakuan Panas.
Gambar 3. Al-TiB.
74
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
75 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 75 Proses Peleburan
Setelah dilakukan persiapan peralatan yang diperlukan selanjutnya adalah proses peleburan pada tungku peleburan, pengukuran temperatur lebur pada logam cair digunakan pembaca digital dengan sensor unitnya thermokopel. Pada temperatur lebur sekitar 750 oC dilakukan pembuangan kerak dari permukaan mangkuk peleburan. Jika paduan Al-TiB diinginkan, maka penambahannya dapat dilakukan pada ladel tuang. Sementara proses peleburan berlangsung cetakan dipanaskan dengan pemanas khusus berbahan bakar LPG.
Gambar 4. Persiapan cetakan
Gambar 5. Proses pengecoran
Proses pemanasan cetakan ini kurang lebih 2 jam hingga tercapai temperatur yang berkisar 250 oC. Pengontrolan temperatur digunakan thermokopel sambil menjaga temperatur cairan logam pada temperatur 750 oC. Selanjutnya dilakukan penuangan dengan temperatur cetakan logam dan variasi penambahan unsur penambahan Al-TiB : 0 %, 0,12 %, 0,17 %, 0,22 % dan 0,27 %. Gambar 3.7. menunjukkan persiapan cetakan dan Gambar 5. menunjukkan proses pengecoran velg.
Setelah cetakan dingin dilakukan pelepasan spesimen coran dari cetakannya kemudian dilakukan analisa kekerasan, kekuatan tarik, impak, densitas dan pengamatan struktur mikro untuk mengetahui kekuatan mekaniknya. Penambahan Al-TiB dilakukan dengan cara memasukkan paduan Al-TiB yang
76 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 76 berbentuk batangan kedalam cairan
logam pada ladel, lakukan pengadukan agar paduan homogen dan segera dilakukan penuangan. Setelah pemberian variasi Al-TiB selesai selanjutnya dilakukan pemeriksaan produk, analisa kekuatan coran dengan pengujian tarik, kekerasan, impak. Hasil Cetakan Produk hasil penuangan menghasilkan velg 14 inch seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Velg hasil pengecoran
Pembuatan Spesimen
Spesimen dibuat untuk uji tarik (JIS Z2201), uji kekerasan, uji impak (JIS Z2202), uji mikro struktur dan uji densitas. Spesimen diambil dari bagian terluar velg dengan pertimbangan bahwa pada bagian velg ini yang akan lebih banyak mendapatkan beban saat velg digunakan. Gambar 7. menunjukkan bagian velg yang akan
dijadikan spesimen. Spesimen dari masing masing velg dibuat 3 buah untuk uji tarik, 3 buah untuk uji impak, 3 buah untuk struktur mikro. Untuk uji kekeraan dan uji densitas diambil dari spesimen uji impak. Gambar 7. menunjukkan bagian velg yang dijadikan specimen sedangkan Gambar 8. menunjukkan pengambilan spesimen hasil pengecoran.
Gambar 7. Bagian velg yang dijadikan spesimen. (Undiana, 2010 : 28)
Gambar 8. Pengambilan spesimen hasil pengecoran
76
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
77 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 77 Peralatan Penelitian
Furnace Chamber
Furnace Chamber adalah
perangkat yang berfungsi untuk melakukan perlakuan panas specimen velg, dengan dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merk Hofmann Industrieofenbau Linz Austria.
Temperatur alat 20 oC – 900 oC Waktu mulai penundaan 0 – 9999
menit
Milik Lab. Metalurgi Fisik Teknik Mesin Universitas Diponegoro.
Tampak Gambar 9. menunjukkan Furnace Chamber sedangkan hasil proses perlakuan panas pada spesimen velg ditunjukkan pada Gambar 3.13.
Gambar 9. Furnace Chamber
Alat Uji Struktur Mikro
Untuk melihat struktur mikro yang terjadi dilihat dengan alat Mikroskop Olympus BX 416 milik Lab. Metalurgi Fisik Teknik Mesin Universitas Diponegoro. Gambar 10. menunjukkan alat uji struktur mikro Mikroskop Olympus BX 416.
Gambar 10. Mikroskop Olympus BX 416
78 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 78 Diagram Alir Penelitian
Gambar 11. Diagram alir penelitian
Tahapan Penelitian
a. Tahap I : proses pembuatan velg
Peleburan bahan dengan variasi komposisi Al-TiB : 0 %, 0,12 %, 0,17 %, 0,22 % dan 0,27 % pada dapur tinggi dengan suhu 750 oC.
Penuangan ke dalam cetakan dengan metode sentrifugal pada putaran 400 rpm. Sebelumnya cetakan dipanaskan pada suhu 250 o
C.
Setelah velg jadi selanjutnya dilakukan perlakuan panas T6. b. Tahap II : persiapan spesimen
Pembuatan spesimen untuk pembanding diambil dari velg pabrikan dan lokal untuk uji struktur mikro.
Spesimen struktur mikro diambil 1x pengujian.
c. Tahap III : proses perlakuan panas T6
Tahap perlakuan panas terdiri dari berbagai proses yaitu :
Proses solusi perlakuan panas yaitu memanaskan spesimen pada temperatur 540 oC dengan waktu tahan 6 jam (ASM Handbook, Vol. 4, 2000). Proses pendinginan yaitu
mendinginkan dengan cepat
Pembuatan Cetakan Penentuan Solusi Permasalahan Desain Cetakan Dan Meja Sentrifugal Pembuatan Meja Sentrifugal Uji Coba Pengecoran
Perbaikan Cetakan dan Meja Sentrifugal Hasil Sesuai Mulai Identifikasi Masalah
Pengecoran dengan penambahan Al-TiB 0 %, 0,12 %, 0,17 %, 0,22 % dan 0,27 % dengan putaran cetakan 400 rpm suhu tuang 750 °C suhucetakan 250 °C
Ya Tidak
Perlakuan Panas T6
Pembuatan spesimen uji tarik, uji kekerasan, uji impak, uji struktur mikro, dan densitas, dari
masing-masing pengecoran Uji Struktur Mikro HASIL DAN KESIMPULAN Selesai 78
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
79 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 79 spesimen yang telah
dipanaskan. Media yang digunakan untuk pendinginan adalah air dengan temperatur 65-100 oC selama 15 detik (ASM Handbook, Vol. 4, 2000).
Proses penuaan yaitu memanaskan kembali spesimen dengan temperatur 155 oC serta waktu tahan 6 jam (ASM Handbook, Vol. 4, 2000). Proses pendinginan udara
spesimen yang telah dituakan.
d. Tahap IV : studi sifat struktur material velg pabrikan dan velg lokal
Data dari hasil struktur mikro material velg pabrikan dan velg lokal diperoleh hasil yaitu struktur mikro yang selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif analisis.
Tabel 1. Diskripsi pengambilan data sifat struktur mikro velg pabrikan dan velg lokal
Velg Pengujian
Pabrikan Uji struktur mikro Lokal Uji struktur mikro
e. Tahap V: studi struktur mikro material velg bekas hasil pengecoran sentrifugal dengan penambahan AL-TiB dan perlakuan panas
Tabel 2. Diskripsi pengambilan data sifat-sifat mekanis Velg A 356 hasil pengecoran sentrifugal dengan penambahan Al-TiB dan perlakuan panas
Variasi Penambahan
Al-TiB
Pengujian
0 % Uji struktur mikro 7 % Uji struktur mikro 10 % Uji struktur mikro 13 % Uji struktur mikro 16 % Uji struktur mikro
Data dari hasil sifat struktur mikro material velg bekas hasil pengecoran sentrifugal dengan penambahan Al-TiB dan perlakuan panas dari berbagai jenis variasi penambahan Al-TiB diperoleh hasil struktur mikro yang selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif analisis. Tabel 2. menunjukkan diskripsi pengambilan data struktur mikro velg bekas hasil pengecoran sentrifugal dengan penambahan Al-TiB dan perlakuan panas.
80 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 80 f. Tahap VI : analisa
perbandingan antara velg pabrikan, lokal dan hasil pengecoran
Hasil dari pengujian velg pabrikan, lokal dan velg hasil pengecoran dibandingankan apakah velg hasil pengecoran lebih baik dari pada velg pabrikan dan lokal. Perbandingan dapat dilihat dari Tabel 2.
g. Tahap VII : analisis data dan penyusunan laporan penelitian
Menganalisa data yang dihasilkan dan pembuatan laporan penelitian setelah itu menentukan kesimpulan.
PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan tentang studi kajian struktur mikro produk remelting velg bekas aluminium yang ditambah master alloy Al-TiB dan mengalami perlakuan panas T6 akan diuraikan pada bab ini, dengan putaran motor konstan 400 rpm, temperatur peleburan sebesar 750°C, temperatur cetakan sebesar 250°C.
Material Velg Bekas Aluminium Untuk mengetahui material aluminium yang digunakan yaitu aluminium dari velg bekas, dilakukan pengujian komposisi dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 1.Komposisi kimia paduan aluminium pabrikan, lokal dan velg bekas.
Hasil uji komposisi terlihat pada Tabel 1. menunjukkan bahwa komposisi hasil pabrikan mendekati dengan spesimen yang digunakan untuk penelitian ini.
Uji Struktur Mikro
Pengujian struktur mikro dilakukan dengan variasi pembesaran UNSUR PABRI KAN % LOKA L % SPESIME N UJI % Si 6,86 4,7 6,79 Fe 0,148 0,849 1,1996 Cu 0,049 0,204 0,0330 Mn 0,0002 0,101 0,0058 Mg 0,3082 1,915 0,1563 Zn 0,0334 0,846 0,0409 Ti 0,1264 0,103 0,1478 Cr 0,0032 0,014 0,0034 Ni 0,0023 0,102 0,0042 Pb 0,0016 0,016 0,0046 Sn 0,0043 0,008 0,0036 Al 92,46 91,15 91,61 80
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
81 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 81 hingga terlihat butiran dan batas butir.
Untuk spesimen velg pabrikan dan velg lokal dilakukan pembesaran 200X sedangkan untuk velg hasil pengecoran dilakukan pembesaran 100X. Butiran Al dan butiran Si muncul pada pengujian struktur mikro velg pabrikan dan velg lokal.
a.
b.
Gambar 1.Struktur mikro dengan perbesaran 200 X dengan etsa 0,5 %
HF.a.Velg pabrikan. b. Velg lokal
a.
b.
Gambar 2. Struktur mikro dengan perbesaran mikroskop100 X dengan etsa
0,5% HF hasil pengecoran sentrifugal. a.Penambahan Al-TiB0% dan perlakuan
panas T6. b.Penambahan Al-TiB 0,12% dan perlakuan panas T6.
82 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 82 c.
d.
Gambar 3. Struktur mikro dengan perbesaran mikroskop 100 X dengan
etsa 0,5% HF hasil pengecoran sentrifugal. c. Penambahan Al-TiB0,17% dan perlakuan panas T6.
d.Penambahan Al-TiB 0,22 % dan perlakuan panas T6.
e.
Gambar 4. Struktur mikro dengan perbesaran mikroskop100 X dengan etsa
0,5 % HF hasil pengecoran sentrifugal. c. Penambahan Al-TiB 0,27% dan
perlakuan panas T6.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa penambahan Al-TiB dan perlakuan panas mempengaruh pada hasil pengecoran.
2. Pengaruh perlakuan panas T6 terhadap struktur mikro adalah struktur mikro velg bekas berubah menjadi partikel Si yang diendapkan dan fasa Si berbentuk bola. Dan semakin banyak persen Al-TiB, fasa Si semakin mengecil dan berbentuk lonjong.
3. Dari hasil seluruh penelitian, kecenderungan perbaikan struktur
82
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
83 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 83 mikro pada penambahan Al-TiB 7%
sampai 16% dengan perlakuan panas pada velg paling optimum terjadi pada penambahan Al-TiB 7% dengan perlakuan panas.
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Metal Handbook, (1972), Metal Handbook Ninth
edition Volume 4
Metallography and Microstructure. American Society for Metal Handbook,
(1972), Metal Handbook Ninth
edition Volume 9
Metallography and Microstructure. Davis, J.R., (1993), Aluminum and
Aluminum Alloys, USA: ASM
International.
Askeland, R., 1996, The Science and Engineering of Materials, Chapman and Hall.
Dieter, G., Sriati, D., (1996), Metalurgi Mekanik Jilid 1, Penerbit Erlangga.
Dieter, G., Sriati, D., (1996), Metalurgi Mekanik Jilid 2, Penerbit Erlangga.
ASM. Annual Book of ASTM Standards, (1998), Section 3, Volume 03.01, ASTM.
Callister, Jr., William, (2002), Material S cience and Engineering An
introduction, John
Wiley & Sons, Inc.
Totten, G., MacKenzie, C., (2003), Hand book of Aluminum, Marcel dekker, INC.
Science, Indian Institute of Techn ology – Bombay, metalwebnews. Suhariyanto, (2003), Perbaikan Sifat
Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS. ASM International, (2004), Aluminum-Silicon Casting Allows: Atlas of Microfractographs, Introduction to Aluminum-Silicon Casting Alloys. Dedy Masnur, (2005), Perubahan Sifat
Fisis dan Mekanis Paduan Aluminium 4 % Tembaga yang diaging dengan Variasi Temperatur 160 oC, 180 oC dan 200 oC, Universitas Riau Pekanbaru.
LI Jian-guo, dkk, (2005), Performance comparison of AlTiC and AlTiB master alloys in grain refinement of commercial and high purity aluminum, Laboratory of Advanced Materials, Department of Materials Science and Engineering, Tsinghua University, Beijing 100084, China dan Kunming Metallurgy Research Institute, Kunming 650031, China.
84 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 84 Derya Dispinar, (2005) Determination
of Metal Quality of Aluminium and Its Alloys.
Chirita, G., dkk, (2006), Centrifugal Versus Gravity Casting techniques Over Mechanical Properties, Mechanical Engineering Department, School of Engineering, Minho University, Portugal Faculty of Mechanical Engineering, Dunarea de Jos University Galati, Romania. Chirita, G., dkk, (2006), Advantages
of the centrifugal casting technique
for the
production of structural component s with Al–Si alloys , Journal Material and Design.
Arino Anzip dan Suhariyanto, (2006), Peningkatan Sifat Mekanik Paduan Aluminium A356.2 dengan Penambahan Manganese (Mn) dan Perlakuan Panas T6, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Eddy Djatmiko dan Budiarto, (2007), Pengaruh Perlakuan Panas T6 Terhadap Kekerasan dan Strukturmikro pada Paduan Al-Si-Mg, Fakulatas Teknik Mesin Universitas Pancasila Jakarta dan PPEN-Batan.
Mursalin, (2009), Pengaruh Perlakuan Panas Aging Terhadap Perilaku Korosi Paduan Aluminium Seri 6061 dalam Larutan 0,05M HCl, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Liu, George Y., (2009), Effect of Ageing Heat Treatmanton the Hardeness and Tensile Properties of Aluminum A356,2 Casting Alloy, Open Acces Dissertation and Theses, McMaster University.
Chirita, G., dkk, (2010), Sensitivity of different Al–Si alloys to centrifugal casting effect, Mechanical Engineering Department, School of Engineering, Minho University, Portugal Faculty of Mechanical Engineering, Dunarea de Jos University Galati, Romania.
Elfrendi, (2010), “Pengaruh Parameter Proses Pengecoran Squeeze (Temper
atur tuang,
Temperatur Cetakan dan Kandung an Silikon) terhadap munculnya
cacat dan
Struktur Mikro pads Benda Cor Tipis Al-Si”, Thesis S2 Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada.
Mikell P. Groover, (2010), Fundamentals of Modern Manufacturing, 4th Edition, John Wiley and sons, inc.
84
Pengaruh Penambahan Unsur Ti-B Terhadap Struktur Mikro Hasil Pengecoran Centrifugal Dengan Bahan Dasar Aluminium Velg Bekas – Agung Nugroho
85 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 10 No. 2, Maret 2015 Hal 72 - 85 85 Santoso,
dkk, (2010), Pengaruh Variasi Temp eratur Cetakan dan inokulan Ti-B terhadap Kekuatan Mekanik Hasil Coran
Alumunium. Seminar Nasional Universitas Gadjah Mada.
YP Lim, (2010), Grain refinement and heat treatment of gravity die cast A356, Department of Mechanical Engineering, Universiti Tunku Abdul Rahman, Kuala Lumpur, 53300 Malaysia.
Fuad Abdillah, (2010), Perlakuan Panas Paduan AL-Si Pada Prototipe Piston Berbasis Material Piston Bekas, Program Studi Magister Teknik Mesin Program Pascasarjana Universits Diponegoro.
Anne Zulfia, (2010), Proses Penuaan (Aging) pada Paduan Aluminium AA 333 Hasil Proses Sand Castin, Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta dan Pusat Pengembangan Penelitian Teknologi Material (P3TM) BPPT, Jakarta. Undiana Bambang, (2010), Pengaruh
Kecepatan Putar Terhadap Sifat Fisis dan Sifat Mekanis Pada Centrifugal
Casting Aluminium Alloy Velg
Sepeda Motor, Universitas Gajahmada Yogyakarta.
Waluyo Musiono Bintoro, (2011), Pengaruh Temperatur Cetakan, Bentuk Produk dan Inokulan Al-TiB Pada Proses Pengecoran Sentrifugal Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Paduan Aluminium, Program Magister Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Y.P. Lim dkk, (2011), Microstructural and mechanical properties of gravity-die-cast A356 alloy inoculated with yttrium and Al-Ti-B grain r Mechanical Engineering, Universiti Tunku Abdul Rahman, Kuala Lumpur, 53300 Malaysia.
Amit M Joshi, (B.Engg. Mechanical, A.M.I.Prod.E, A.I.E) Dept. of Metallurgical Engg. & Material Science, Indian Institute of Technology – Bombay, India.
Widyatmoko, (2012), Pengaruh variasi suhu artifical aging 150 oC, 170 oC dan 200 o
C pada siklus perlakuan panas T6 velg paduan aluminium sekrap hasil pengecoran sentrifugal terhadap kekerasan, kekuatan tarik, quality index dan perubahan morfologi struktur mikro, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.