• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SLEMAN - DOCRPIJM 1501228182draft Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SLEMAN - DOCRPIJM 1501228182draft Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab Sleman"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

1 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KABUPATEN SLEMAN

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 (Perda No. 12 Tahun

2012) memberikan arahan kawasan strategis Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut ini.

Kawasan strategis wilayah Kabupaten terdiri atas:

a. kawasan strategis pertumbuhan ekonomi; b. kawasan strategis sosial dan budaya;

c. kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan d. kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi meliputi: a. kawasan strategis provinsi terdiri atas:

1. kawasan perkotaan Kabupaten seluas kurang lebih 9.835 (sembilan ribu delapan

ratus tiga puluh lima) hektar yang berada di dalam KPY meliputi: a) Kecamatan Godean;

b) Kecamatan Gamping; c) Kecamatan Mlati;

d) Kecamatan Depok;

e) Kecamatan Ngemplak; dan

f) Kecamatan Ngaglik.

2. kawasan koridor Yogyakarta - Piyungan - Wonosari - Rongkop - Sadeng; 3. kawasan koridor Temon - Wates - Yogyakarta - Prambanan; dan

4. kawasan koridor Tempel - Parangtritis.

b. kawasan strategis kabupaten berupa kawasan fungsi keamanan dan ketahanan pangan wilayah seluas kurang lebih 4.886 (empat ribu delapan ratus delapan puluh enam) hektar

berupa kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi di Selatan Selokan Mataram

meliputi:

1. Kecamatan Moyudan;

2. Kecamatan Minggir; 3. Kecamatan Seyegan;

(2)

2 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5. Kecamatan Mlati; dan

6. Kecamatan Tempel.

Kawasan strategis sosial dan budaya meliputi:

a. Kawasan strategis nasional berupa kawasan peninggalan arkeologis berupa situs peninggalan purbakala Komplek Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko berada di

Kecamatan Prambanan.

b. Kawasan strategis provinsi berupa situs peninggalan purbakala candi meliputi:

1. Kecamatan Berbah; 2. Kecamatan Kalasan; dan

3. Kecamatan Prambanan.

Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa

kawasan strategis provinsi berupa kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunungapi Merapi.

Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:

a. kawasan strategis nasional berupa kawasan Taman Nasional Gunung Merapi meliputi

lahan seluas 1.728,38 (seribu tujuh ratus dua puluh delapan koma tiga puluh delapan) hektar meliputi:

1. Kecamatan Turi;

2. Kecamatan Pakem; dan

3. Kecamatan Cangkringan.

b. kawasan strategis kabupaten seluas kurang lebih 23.683 (dua puluh tiga ribu enam ratus

delapan puluh tiga) hektar berupa kawasan resapan air meliputi: 1. Kecamatan Seyegan;

2. Kecamatan Mlati; 3. Kecamatan Ngemplak.

4. Kecamatan Ngaglik; 5. Kecamatan Sleman;

6. Kecamatan Tempel;

7. Kecamatan Turi;

8. Kecamatan Pakem; dan

9. Kecamatan Cangkringan.

(3)

3 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Sumber: RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031

(4)

4 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasa pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan,

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Identifikasi arahan RTRW Kabupaten Sleman

untuk Bidang Cipta Karya disajikan pada Tabel 5.1 berikut ini

Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kabupaten Sleman untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

RTH

Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan Kab. Sleman seluas kurang lebih 6.422 ditetapkan se-suai dengan ketentuan yang berlaku yaitu luas minimal 30% dari luas wilayah perkotaan, dengan rincian untuk RTH public minimal 20% dan RTH privat 10%.

Sistem Pelayanan Air Minum

Sistem pelayanan air minum berupa pem-bangunan jaringan air minum (drinking wa-ter) di kawasan koridor jalan arteri Yog-yakarta - Surakarta mulai dari batas wila-yah Kabupaten - Kota Yogya-karta sampai dengan Bandar Udara Adisutjipto.

Agropolitan

Pengembangan kawasan agropolitan di wilayah Kabupaten meliputi: persen) kawasanperdesaan; dan

b. sistem air bersih non perpipaan melaya-ni kawasan di luar pelayanan sistem air bersih perpipaan.

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan Rawan Bencana Alam di Kab. Sleman berupa kawasan rawan bencana tanahlongsor dan kawasan rawan bencana kekeringan.

Sistem Pengelolaan Prasarana Drainase

a. pengembangan sistem pengelolaan

pra-saranadrainase secara terpadupada ka-wasan perkotaan Kabupaten yang bera-da di bera-dalam KPY;

b. pengembangan sistem pengelolaan

pra-sarana drainase yang berwawasan ling-kungan dengan drainase induk aliran : Sungai Kuning; Sungai Tambakbayan; SungaiGajahwong; SungaiBoyong/Code ;SungaiWinongo; danSungaiBedog. Kawasan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman, di wi-layah Kab. Sleman meliputi kawasan untukan permukiman perkotaan dan per-untukan permukiman perdesaan.

1. Kawasan permukiman perkotaan melipu-ti lahan seluas kurang lebih 12.590 hek-tar, tersebar di seluruh kecamatan.

Sistem Pengelolaan Prasarana Pengolah Air Limbah

a. pengembangan sistem pengelolaan pra-saranapengolahair limbah secara terpa-dupadakawasan perkotaan Kabupaten yangberada didalam KPY;

(5)

5 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 1 lanjutan

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

2. Kawasan permukiman perdesaan meli-puti lahan seluas kurang lebih 10.232 hektar, tersebar di seluruh kecamatan.

a. pengembangan instalasi pengolah air limbahdomestik dengan sistem komunal dalam kawasan permukiman dan peru-mahan; dan

b. sistem pengelolaan air limbah setem-pat terdapat pada setiap rumah tangga dengan satuunit pengolah sebelum di-buang ke badan air dan/atau diresap-kan ke dalam tanah.

Sistem Pengelolaan Prasarana Persam-pahan

a. Sistem pengelolaan prasarana pengolah sampah meliputi pengembangan tempat penampungan sementara (TPS) paling sedikit 40 buah di desa-desa wilayah per-kotaan, pengembangan tempat penge-lolaan sampah terpadu (TPST) dan pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah.

b. Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang berada di Kecamatan Gamping, Mlati, Depok, Berbah, Prambanan, Ngemplak, Ngaglik dan Sleman.

c. Pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang berada di:

1) Kecamatan Gamping untuk melayani wilayah Kabupaten bagian Barat; dan 2) Kecamatan Prambanan untuk

melayani wilayah Kabupaten bagian Timur.

Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Pengembangan Jalur evakuasi bencana berada di zona aman di desa-desa ter-dekat dengan lokasi bencana diusahakan pada lapangan sepak bola, fasilitas pendi-dikan, dan balai desa. Adapun route jalur evakuasi diusahakan seoptimal mungkin dengan memperhatikan faktor jarak, ak-sesibilitas dan keamanan. Jalur evakuasi bencana tanah longsor meliputi:

(6)

6 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 1 lanjutan

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

2. Jalur evakuasi bencana letusan gunungapi Merapi meliputi: Kecamatan Tempel; Turi; Pakem; Cangkringan; dan Ngemplak.

3. Jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: Kecamatan Tempel; Pakem; Turi; Ngaglik; Mlati; Depok; Ngemplak; Cangkringan; Kalasan; Prambanan; dan Berbah. 4. Pengembangan ruang evakuasi

tersebar diseluruh kecamatan meliputi: a. tempat penampungan sementara

dan atau hunian sementara (huntara) meliputi: Kec.Ngemplak; Tempel; Turi; Pakem; dan Cangkringan.

b. tempat hunian tetap (huntap)

meliputi: Kec.Ngemplak; Tempel; Turi; Pakem; danCangkringan.

c. barak pengungsi; dan d. ruang-ruang terbuka.

5. Jalur evakuasi bencana berupa pengoptimalan jaringan jalan terdekat menuju ruang evakuasi bencana

Sumber : RTRW Kab Sleman 2011-2031

Selanjutnya disajikan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Sleman ,

Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Sleman (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS

1. Kawasan Perkotaan : a) Kecamatan Godean; b) Kecamatan Gamping; c) Kecamatan Mlati; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Ngemplak; f) Kecamatan Ngaglik

2. kawasan koridor Yogyakart - Piyungan – Wonosari – Rongkop – Sadeng; 3. kawasan koridor Temon – Wates –

Yogyakarta – Prambanan; dan

(7)

7 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N 5. Kecamatan Mlati; dan 6. Kecamatan Tempel

1. Komplek Candi Prambanan di Kec. Prambanan

2. Candi Ratu Boko berada Kec. Berbah dan Kalasan

lahan seluas 1.728,38 (seribu tujuh ra-tus dua puluh delapan koma tiga puluh delapan) hektar meliputi :

1. Kecamatan Turi;

2. Kecamatan Pakem; dan 3. Kecamatan Cangkringan.

Kawasan Resapan Air Daya dukung lingkungan hidup

seluas kurang lebih 23.683 (dua puluh tiga ribu enam ratus delapan puluh tiga) hektar berupa meliputi:

1. Kecamatan Seyegan;

8. Kecamatan Pakem; dan

9. Kecamatan Cangkringan.

(8)

8 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

(9)

9 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

(10)

10 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

(11)

11 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Sedangkan identifikasi indikasi program dalam RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031 khusus untuk Bidang Cipta Karya disajikan dalam tabel. Tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Sleman terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

1. Pembangunan system pelayanan air minum laan system jaringan air bersih

3. Pembangunan & peme-liharaan saluran drainase

11. Perbaikan lingkungan permukiman

12. Pengembangan wilayah strategis dan cepat buh KPY, dan cepat tum-buh koridor jalan

(12)

12 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5.2

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Sesuai dengan jangkauan peencanaan maka diketahui bahwa dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015 akan berakhir pada tahun 2015. Setelah pemilahan kepala daerah akan disusun kembali Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman untuk periode 2016-2021.

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman

2011-2015 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, masyarakat Sleman

yang lebih sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015”.

Penjelasan Visi:

Masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir dan batin adalah masyarakat yang lebih sehat, cerdas dan berkemampuan ekonomi memadai sehingga dapat mengembangkan kehidupan

sosial dan spiritualnya dengan baik. Secara kuantitatif dalam angka pencapaian Indeks pembangunan Manusia (IPM) yang pada tahun sebelumnya adalah 78 diharapkan menjadi

80 pada akhir tahun 2015.

Masyarakat Sleman yang lebih berdaya saing adalah masyarakat yang mampu

memanfaatkan keunggulan komparatif secara efektif dan mampu menciptakan keunggulan

kompetitif sehingga dapat bersaing secara sehat dengan lingkungan lokal, regional dan internasional. Secara kuantitatif pencapaian dari daya saing ini terwujud dalam peningkatan

pertumbuhan ekonomi menjadi 5,98%.

Masyarakat yang lebih berkeadilan gender adalah masyarakat yang mampu

menyeimbangkan partisipasi dan akses terhadap hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan, sehingga dapat mengeliminasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di

segala bidang. Upaya untuk mencapai keseimbangan tersebut dilakukan melalui

peningkatan pelayanan terhadap perempuan dan anak dan peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sleman yang terdiri dari aparatur pemerintah daerah, Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha, tokoh

masyarakat, dan seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkan cita-cita masa depan.

Sedangkan Misi Kab. Sleman 2011-2015 adalah sebagai berikut ini:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas

(13)

13 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

2. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat.

3. Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan

penanggulangan kemiskinan.

4. Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan

hidup.

5. Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.

Penjelasan masing-masing misi :

Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas

birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.

Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam terus menjaga cita-cita mulia yang memerlukan dukungan dari seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi,

responsibilitas, berorientasi pada konsensus bersama, adil, efektif, efisien, akuntabel, dan penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban

masyarakat serta kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Penegakan supremasi hukum dilakukan untuk menjaga norma/kaidah hukum dalam masyarakat serta mempertahankan

nilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat. Dengan tekad untuk menjaga tata pemerintahan yang baik memiliki konsekuensi melibatkan segenap elemen masyarakat dan

kalangan swasta untuk menyediakan peluang dan akses bagi masyarakat untuk berperan

secara aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Langkah utama yang diambil dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik adalah

membangun birokrasi yang kokoh, birokrasi yang memiliki kapasitas dan kredibilitas tinggi. Birokrasi sebagai salah satu aktor dalam pembangunan harus mampu dan dapat dipercaya,

sehingga pada gilirannya dapat menjalankan kewajibannya dalam melayani masyarakat secara prima.

Tiga pilar kepemerintahan yang baik yaitu pemerintah, masyarakat, dan swasta memiliki peran yang sama pentingnya dalam aktivitas pembangunan. Misi ini menjiwai dan menjadi

dasar implementasi misi-misi yang lain.

Misi meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat.

Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam membangun sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang produktif,

(14)

14 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Misi meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan

penang-gulangan kemiskinan.

Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan Kabupaten Sleman dalam

menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta meningkatkan

kemandirian yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan,

kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan. Fokus utama pada peningkatan ekonomi rakyat yang dicapai melalui pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.

Misi memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan

ling-kungan hidup.

Misi ini merupakan upaya Kabupaten Sleman dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang mantap guna

mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan swadaya

masyarakat dalam memelihara dan membangun kualitas sarana dan prasarana publik.

Misi meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.

Misi ini merupakan peningkatan intensitas perhatian terhadap permasalahan kesenjangan peran perempuan dalam pembangunan. Langkah untuk memberdayakan dan meningkatkan

perlindungan serta meningkatkan peran perempuan dilakukan melalui peningkatan akses di segala bidang : ekonomi, politik, sosial, budaya sehingga diharapkan perempuan dapat

berkiprah di sektor domestik dan di sektor publik.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Dalam hal ini tujuan

adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai

dengan 5 (lima) tahun.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan adalah

hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.

Misi Satu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.

Tujuan :

a) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah b) Meningkatkan pengelolaan pembangunan daerah

(15)

15 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Misi Dua : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat. Tujuan:

a) Meningkatkan kualitas hidup penduduk

b) Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan sosial

c) Meningkatkan peran generasi muda dan prestasi olah raga

d) Meningkatkan pelestarian budaya

Misi Tiga : Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan

penanggulangan kemiskinan. Tujuan:

a) Meningkatkan perekonomian daerah. b) Meningkatkan daya beli masyarakat.

Misi Empat : Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Tujuan:

a) Mewujudkan ketersediaan prasarana dan sarana publik.

b) Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari.

Misi Lima : Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.

Tujuan

a) Meningkatkan Kualitas hidup perempuan dan anak.

Sedangkan yang terkait dengan Bidang Cipta karya adalah Misi empat : Memantapkan

pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dengan Tujuan: Mewujudkan ketersediaan prasarana dan sarana publik

Sasaran :

1) Meningkatnya prasarana dan sarana jalan

2) Meningkatnya prasarana dan sarana irigasi

3) Meningkatnya prasarana dan sarana perhubungan dan komunikasi

4) Meningkatnya prasarana dan sarana permukiman

5) Meningkatnya prasarana dan sarana penanggulangan bencana 6) Meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian

7) Meningkatnya prasarana dan sarana pendidikan dan olahraga 8) Meningkatnya prasarana dan sarana kesehatan

(16)

16 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Dalam upaya mewujudkan Misi empat, yaitu Memantapkan pengelolaan prasarana dan

sarana, sumberdaya alam dan lingkungrian hidup, strategi pembangunan yang ditempuh adalah :

a. Pemeliharaan dan pembangunan prasarana dan sarana umum melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

b. Peningkatan kinerja penataan ruang daerah melalui penyusunan rencana detail tata

ruang dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tata ruang c. Menjaga kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas pengelolaan

sumberdaya alam dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup

Arah kebijakan untuk mendukung terwujudnya Misi empat, yaitu Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah :

a. Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta dalam peningkatan dan pemeliharaan

prasarana dan sarana umum

b. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana dasar permukiman

c. Mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang yang berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas dan cakupan rencana tata ruang, mengoptimalkan peran

kelembagaan dan meningkatkan pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan pelaksanaan pembangunan

d. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui

pengendalian kegiatan pembangunan

e. Mendorong tersedianya energi listrik bagi seluruh masyarakat melalui pengembangan

energi alternatif dan jaringan listrik negara.

f. Meningkatkan upaya-upaya antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim.

Tabel 5. 4 Indikasi Rencana Program Untuk Mewujudkan Misi Pembangunan Terkait Bidang Keciptakaryaan

Sasaran Program SKPD Pengampu *)

Meningkatnya prasarana dan sarana

permukiman

1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2. Program Pengembangan Wilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh

3. Program Pengembangan Perumahan 4. Program Lingkungan Sehat Perumahan 5. Program Pemberdayaan Komunitas

Perumahan

6. Program Pengelolaan Areal Pemakaman 7. Program Pembangunan Infrastruktur

(17)

17 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 4 lanjutan

Sasaran Program SKPD Pengampu *)

Meningkatnya prasarana dan sarana

permukiman

8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 9. Program Pengembangan Wilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh

10. Program Pengembangan Perumahan 11. Program Lingkungan Sehat Perumahan 12. Program Pemberdayaan Komunitas

Perumahan

13. Program Pengelolaan Areal Pemakaman 14. Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan

Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam

1. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi

2. Program Pengembagan Destinasi Pariwisata

1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

3. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

4. Program Pengawasan dan Penertiban Penambangan Rakyat dan Berpotensi Merusak Lingkungan

5. Program Pembinaan dan Pengem-bangan Bidang Ketenagalistrikan 6. Program Perencanaan Tata Ruang 7. Program Pemanfaatan Ruang

1. Dinas SDAEM

1. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 3. Program Penataan, Penguasaan,

Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

4. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

5. Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

(18)

18 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Tabel 5. 4 lanjutan

Sasaran Program SKPD Pengampu *)

Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup

1. Program Pengembangan Kinerja Persampahan

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

4. Program Peningkatan Pengendalian Populasi

1. Dinas SDAEM 2. Bappeda 3. KLH

Sumber: Dokumen RPJMD Kabupaten Sleman 2011-2015

Berdasarkan indikasi rencana program maka disusun indikator kinerja daerah sebagiaman yang disajikan pada tabel 5.5.

Tabel 5. 5 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis

Misi empat :

point (d) Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana,

sumberdaya alam danlingkungan hidup

Strategi:

a. Pemeliharaan dan pembangunan prasarana dan sarana umum melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

b. Peningkatan kinerja penataan ruang daerah melalui penyusunan rencana detail tata ruang dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tata ruang

c. Menjaga kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup

SASARAN INDIKATOR KINERJA

1. Meningkatnya prasarana dan sarana permukiman

Kondisi prasarana dan sarana permukiman baik

2. Meningkatnya prasarana dan saranapenanggulangan bencana

Kondisi prasarana dan sarana penanggulangan bencana baik

3. Meningkatnya prasarana dan saranaperekonomian

Kondisi prasarana dan sarana perekonomian baik

4. Menjaga kualitas sumber daya Alam

Luas lahan kritis

Rata-rata penurunan air tanah

Alih fungsi lahan pertanian

(19)

19 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Tertib administrasi pertanahan

RTH perkotaan

Cakupan RDTR

5. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup

Kualitas udara

Status mutu air sungai

Kualitas lahan/ tanah

Usaha yang memiliki IPAL

Usaha yang memiliki dokumen lingkungan

Indikator kinerja dan capaian kinerja Misi Empat yaitu memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup dinyatakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. 6 Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat : Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup

No Indikator Kinerja Satuan Kondisi2009 Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

3 Kondisi Prasarana dan sarana

perhubungan baik

% 73,17 74 75 76 77 78

5 Kondisi prasarana dan sarana

permukiman baik

% 35,69 37 38 39 40 41

6 Kondisi prasarana dan sarana

penanggulangan bencana baik

% 38 40 42,5 45 47,5 50

7 Kondisi prasarana dan sarana

perekonomian baik

% 8 10,8 13,5 16,2 19 21,6

16 Rata-rata penurunan air tanah cm <40 <40 <40 <40 <40

17 Alih fungsi lahan pertanian % 0,32 0,30 0,27 0,24 0,20 0,17

18 Tertib pemanfaatan tanah % 80 82 84 86 88 90

19 Tertib administrasi pertanahan % 56 58 59 60 61 62

20 RTH Perkotaan % >30 >30 >30 >30 >30 >30

21 Cakupan RDTR % 59,14 65 70 86 91 100

22 Kualitas Udara < ambang

batas

< AB < AB < AB < AB < AB < AB

23 Status Mutu Air Sungai -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30

24 Kualitas lahan/tanah <ambang

batas

< AB < AB < AB < AB < AB < AB

25 Usaha yang memiliki IPAL % 82,3 83 83,5 84 84,5 85

26 Usaha yang memiliki dokumen

lingkungan

% 98,71 98,90 99,00 99,10 99,20 99,30

27 Energi terbarukan terbangun bh 293 310 320 330 340 350

28 Elektrifikasi % 94 94,50 95,00 95,50 96,00 96,50

(20)

20 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung

Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung didasarkan atas peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi, mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Melalui Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung antara lain mengatur

persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi

pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan

operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.

Sebagai daerah rawan bencana maka Perda Bangunan Gedung sangat penting bagi

Kabupaten Sleman sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman

mapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung. Konsideran menimbang dalam peraturan daerah tentang bangunan gedung

tersebut bahwa bangunan gedung wajib diselenggarakan secara tertib dan diwujudkan

sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Secara umum Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung mengatur Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan,

usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Lebih jauh diatur bahwa satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi dan dimungkinkan perubahan fungsi. Setiap

bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.

Dalam penyelenggaran bangunan gedung diupayakan masyarakat untuk terlibat dan

berperan serta secara aktif baik dalam pembangunan, pemanfaatan, dan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung. Perwujudan

bangunan gedung juga harus dimulai dari tahapan perencanaan bangunan gedung yang hasilnya sangat mempengaruhi pada kualitas bangunan gedung dan kepuasan pengguna

bangunan. Untuk maksud tersebut perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa

konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi

maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus berjalan seiring

(21)

21 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana meliputi:

a. status hak atas tanah atau izin pemanfaatan; b. status kepemilikan bangunan gedung;

c. izin mendirikan bangunan gedung; dan d. sertifikat laik fungsi.

Persyaratan teknis bangunan meliputi: a. persyaratan tata bangunan; dan

b. persyaratan keandalan bangunan gedung.

Persyaratan tata bangunan meliputi:

a. persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung; b. persyaratan arsitektur bangunan gedung; dan

c. persyaratan pengendalian dampak lingkungan.

Persyaratan tata bangunan dinyatakan terpenuhi dengan diterbitkannya a) RTB bagi yang wajib Izin Peruntukan Penggunaan Tanah,

b) SKTBL bagi yang tidak wajib Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, dan c) IMB.

Penerbitan RTB, SKTBL, dan IMB dapat dilakukan apabila status tanah adalah tanah pekarangan.

Persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi: a. persyaratan keselamatan;

b. persyaratan kesehatan;

c. persyaratan kenyamanan; dan d. persyaratan kemudahan.

Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, kegiatan pemanfaatan, kegiatan pelestarian serta kegiatan pembongkaran bangunan gedung umum

dan/atau bangunan gedung tertentu. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan dengan:

a. penerbitan IMB;

b. penerbitan SLF;

(22)

22 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Peran serta masyarakat diaturdalam kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yaitu

1. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung masyarakat dapat berperan untuk memantau dan menjaga ketertiban, baik dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian,

maupun kegiatan pembongkaran bangunan gedung.

2. Pemantauan dilakukan secara objektif, dengan penuh tanggung jawab, dan dengan tidak

menimbulkan gangguan dan/atau kerugian bagi pemilik dan/atau pengguna bangunan

gedung, masyarakat dan lingkungan.

3. Masyarakat melakukan pemantauan melalui kegiatan pengamatan, penyampaian

masukan, usulan, dan pengaduan baik secara perorangan, kelompok, organisasi kemasyarakatan, maupun melalui tim ahli bangunan gedung.

4. Berdasarkan pemantauannya, masyarakat melaporkan hasilnya secara tertulis kepada

pemerintah daerah terhadap:

a. indikasi bangunan gedung yang tidak laik fungsi; dan/atau

b. bangunan gedung yang pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan/atau

c. pembongkarannya berpotensi menimbulkan gangguan dan/atau bahaya bagi pengguna, masyarakat, dan lingkungannya.

5.4

Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)

Berdasarkan RISPAM Kab. Sleman daerah pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk Kabupaten Sleman disesuaikan dengan arah pengembangan wilayah yang tertuang

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sleman tahun 2009 –2028, yaitu perkotaan dan perdesaan. Wilayah pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM)

Kabupaten Sleman sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dibagi menjadi 4

(empat) kategori, yaitu :

 Wilayah pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)   Wilayah pelayanan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)   Wilayah pelayanan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)   Wilayah pelayanan Perdesaan 

 wilayah Ibu Kota Kecamatan 

Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan wilayah Kabupaten Sleman dapat dilihat pada

(23)

23 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

(24)

24 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

(25)

25 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Dalam rencana Pembangunan infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten

Sleman akan dilakukan dengan tahapan –tahapan sebagai berikut :

 Tahapan Mendesak adalah tahapan untuk memperbaiki dan rehabilitasi kerusakan dampak dari erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada bulan Desember 2010 

 Tahap I (jangka pendek) dengan target cakupaan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum mencapai 60 % 

 Tahap II (jangka menengah) dengan target cakupaan pelayanan Sistem Penyediaan Air Mminum mencapai 80 % 

 Tahap III (jangka panjang) dengan target cakupaan pelayanan SPAM mencapai 80.% dan hanya menjagastabilitas dan kontinuitas pelayanan Target pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum yang direncanakan adalah terhadap 60 % Ibu Kota

Kecamatan yang memungkinkan dibangun Sistem Penyediaan Air Mminum dengan sistem perpipaan dari 16 (enam belas) Kecamatan yang ada, sehingga 4 (empat) Ibu

Kota Kecamatan lainnya diupayakan pelayanan dengan sistem Pedesaan, hal ini

dikarenakan ditinjau dari sudut : Jumlah Penduduk dari Ibu Kota Kecamatan tersebut & Kondisi topografi dan lokasi penduduk yang masih sangat jarang. 

Dengan tahapan pembangunan sebagai berikut : a. Tahap Mendesak (tahun 2011)

1. Perbaikan dan rehabalitasi penangkap air di Umbul Wadon

2. Perbaikan dan pergantian pipa tansmisi dari sumber air di Umbul Wadon sampai ke

wilayah operasi.

b. Tahap Jangka Pendek (tahun 2012 –2016)

1. Penambahan akses pelayanan pada kawasan seperti kawasan perkotaan di Kabupaten Sleman, baik melalui pelayanan nonperpipaan secara swadaya

masyarakat maupun pelayanan perpipaan oleh PDAM. 2. Pembangunan SPAM baru untuk Unit IKK :

1. IKK Tempel 2. IKK Cangkringan

3. IKK Ngemplak

4. IKK Seyegan

3. Penambahan kapasitas produksi dan pengembangan untukdaerah :

1. IKK Mlati 2. IKK Sleman

3. IKK Godean 4. IKK Prambanan

(26)

26 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

6. IKK Minggir

7. IKK Berbah. 8. IKK Kalasan

9. IKK Turi

c. Tahap Kedua Jangka Menengah (tahun 2017 –2021)

 Target penambahan sambungan langganan 7.650 sambungan baru   Peningkatan akses pelayanan untuk penduduk yang belum terlayani 

 Efisiensi produksi dan penanggulangan kehilangan air untuk kehilangan air fisik   Pengurangan kehilangan air secara non-fisik (perbaikan ketidak akuratan meter air

dan kesalahan pencatatan dan konsumsi air tak resmi), konsumsi resmi tak

berekening.  

d. Tahap Ketiga Jangka panjang (tahun 2023 –2028)

Menjaga kontinuitas pelayanan

5.5

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Visi Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kab. Sleman adalah “Terwujudnya sanitasi yang memadai, berkualitas, berbasis masyarakat dan responsif gender”.Visi ini dijabarkan lebih lanjut dalam misi yang sudah ditetapkan dan menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat. MISI :

1. Mewujudkan dan memantapkan regulasi pengelolaan sanitasi 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sanitasi

3. Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pengelolaan sanitasi

4. Meningkatkan cakupan layanan sarana dan prasarana sanitasi yang berkualitas

Penjelasan Misi

Misi 1 : Mewujudkan dan memantapkan regulasi pengelolaan sanitasi

Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam peningkatan kualitas pengelolaan sanitasi dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berperan

secara aktif dalam penyelenggaraan pembangunan sanitasi dengan tetap mengedepankan partisipasi, transparansi, responsibilitas, yang berorientasi pada keadilan, efektif, efisien,

akuntabel dan penegakan aturan sebagai sarana untuk menciptakan kondisi sanitasi yang lebih baik. Pemerintah sebagai salah satu aktor dalam pembangunan harus mampu dan

dapat dipercaya, sehingga dalam menjalankan kewajibannya dapat melayani masyarakat

(27)

27 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Misi 2 : Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sanitasi

Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam membangun kelembagaan termasuk sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengelolaan sanitasi. Sektor sanitasi

harus diakui sebagai sektor yang mengedepankan kesiapan kelembagaan dan aparat terkait dalam pengelolaan sanitasi, baik sebagai operator untuk fungsi-fungsi sanitasi terpusat

maupun sebagai pendukung teknis sarana-prasarana sanitasi sistem setempat.

Misi 3 : Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pengelolaan sanitasi

Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Sleman dengan mendorong dan meningkatkan peran serta stakeholders sanitasi itu sendiri, yakni

masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pembangunan sanitasi. Peran serta masyarakat dan swasta dilakukan dengan peningkatan swadaya dalam memelihara dan membangun

sarana prasarana sanitasi, serta peningkatan kepedulian dan sikap tentang pentingnya

sanitasi yang lebih baik. Peran serta pemerintah dengan peningkatan kemitraan pengelolaan sanitasi serta peningkatan informasi dan dukungan teknis sanitasi kepada

masyarakat dan swasta.

Misi 4: Meningkatkan cakupan layanan sarana prasarana sanitasi yang berkualitas

Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Sleman dengan meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memenuhi standar

teknis kesehatan lingkungan dan terjangkau oleh pengguna sanitasi, baik sarana-prasarana sanitasi sistem terpusat maupun sistem setempat. Peningkatan cakupan layanan

sarana-prasarana sanitasi juga mencakup peningkatan sarana-sarana-prasarana terkait sanitasi, seperti

sektor air bersih dan kesehatan masyarakat.

Terkait penyediaan strategi penyediaan sarana dan prasarana sanitasi adalah upaya

mewujudkan Misi 4, yaitu Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungrian hidup, dengan strategi pembangunan yang ditempuh adalah:

a. Pemeliharaan dan pembangunan prasarana dan sarana umum melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

b. Peningkatan kinerja penataan ruang daerah melalui penyusunan rencana detail tata

ruang dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tata ruang c. Menjaga kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas pengelolaan

(28)

28 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,

penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,

ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan

e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu

Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi: a. Visi Pembangunan;

b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

Kawasan RTBL yang memerlukan tindak lanjut kegiatan penataan di Kabupaten Sleman

diuraikan melalui tabel berikut ini.

Tabel 5. 7 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Sleman

No. RTBL

Kawasan

Tahun

Penyusunan Visi Penataan

Rencana umum dan panduan rancangan

1 Kawasan. Jl. Tentara Pelajar

2010 Penataan Kawasan Perdagangan dan Permukiman

a. Mengendalikan intensitas perkembangan kegiatan permukiman pada unit ling-kungan;

(29)

29 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N yang dapat merusak dan/ atau menurunkan kualitas yang jelas, tegas dan terukur; dalam kawasan yang telah ditentukan, diluar zona

(30)

30 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(SPPIP) Kabupaten

Berdasarkan visi daerah Kabupaten Sleman yakni : Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sleman yang sejahtera, demokratis,selanjutnya dapat dan diturunkan berdaya menjadi

tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Tujuan dan Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten

Sleman disusun berdasarkan arahan dari RTRW, RPJP, RPJM khususnya yang berkaitan

dengan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun tujuannya adalah :

1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dengan tetap menjaga kelestarian

lingkungan.

2. Mewujudkan kawasan permukiman yang aman dari bencana.

Adapun penjabaran dari tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kab. Sleman tercermin dalam kebijakan yang dirumuskan antara lain sebagai berikut :

Tujuan 1 (Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dengan tetap menjaga

kelestarian lingkungan ), dengan kebijakan : 

1) Penyediaan perumahan yang layak huni dan terjangkau

2) Peningkatan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi

3) Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan peran serta masyarakat dalam

pembangunan permukiman dan infrastruktur

Tujuan 2 (Mewujudkan kawasan permukiman yang aman dari bencana), dengan

kebijakan : 

1) Penyediaan permukiman yang aman dari bencana

2) Peningkatan kualitas permukiman yang terkena dampak ikutan bencana

Secara ringkas tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5. 8 Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Sleman

TUJUAN KEBIJAKAN

Mewujudkan kawasan

permukiman yang layak dengan

t

etap menjaga kelestarian

lingkungan

Penyediaan perumahan yang layak huni dan terjangkau

(31)

31 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 8 lanjutan

TUJUAN KEBIJAKAN

Mewujudkan kawasan

permukiman yang layak dengan

t

etap menjaga kelestarian

lingkungan

Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan peran swasta dan masyarakat dalam pembangunan

perumahan dan infrastruktur

Mewujudkan kawasan permukiman

yang aman daribencana

Penyediaanpermukiman yang amandaribencana

Peningkatan kualitas lingkungan permukimanyang terkena dampak bencana

Sumber : SPPIP Sleman, 2011

Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan menjelaskan

mengenai strategi permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki cakupan skala kabupaten dan kawasan, dimana strategi skala kabupaten membahas mengenai strategi

permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki lingkup wilayah Kabupaten Sleman, sedangkan strategi pengembangan skala kawasan membahas mengenai strategi

pengembangan permukiman dan infrastrukturnya pada kawasan yang telah ditetapkan. Adapun strategi PPIP skala kabupaten dapat dilihat pada Tabel 5.9. berikut.

Tabel 5. 9 Tujuan, Kebijakan dan Strategi PPIP

TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI

Menyediaan perumahan yang terjang-kau dan ramah lingkungan

Mengembangan model hunian vertikal

Peningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi di perkotaan

Meningkatan cakupan pelayanan pe-ngelolaan limbah, sampah, air minum, drainase dan jalan

Peningkatan kapasitas peme-rintah daerah dan peran swas-ta dan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur

Meningkataan koordinasi antar lemba-ga dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur

Mengembangan program Public Priva-te Partnership dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur

Penyediaan permukiman yang aman dari bencana

Menetapkan zona rawan bencana

(32)

32 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 9 lanjutan

TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI

Mewujudkan kawasan permukiman yang aman dari bencana

Pembatasan fasilitas umum di zona rawan bencana

Peningkatan kualitas lingku-ngan permukiman yang terke-na dampak bencaterke-na

Pemulihan kondisi permukiman dan infrastruktur.

Pembuatan regulasi yang antisipatif dan responsif.

Sumber : SPPIP Sleman, 2011

Kawasan Prioritas PPIP dijelaskan melalui gambar berikut ini.

Gambar 5. 7 Peta Kawasan Prioritas Kab. Sleman (SPPIP Sleman, 2011)

Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan menjelaskan mengenai strategi permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki cakupan skala kabupaten

dan kawasan, dimana strategi skala kawasan membahas mengenai strategi permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki lingkup wilayah kawasan prioritas yakni :

1. Depok 2. Cangkringan

3. Gamping

(33)

33 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP)

Sebagai upaya membangun kawasan prioritas sebagai andalan kawasan pendidikan dan

ekonomi yang ramah lingkungan dengan dukungan infrastruktur permukiman perkotaan yang memadai, maka perlu dirumuskan kebijakan-kebijakan dengan arahan sebagai berikut :

1. Pengembangan kawasan prioritas untuk kawasan andalan pendidikan dan ekonomi Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY;

2. Penataan kawasan prioritas sebagai kawasan yang ramah lingkungan;

3. Pengembangan kawasan prioritas yang berbasis kepada optimalisasi potensi untuk pencapaian target pengurangan kemiskinan di Kabupaten Sleman.

Strategi Pencapaian Kebijakan Pengembangan Kawasan Prioritas untuk kawasan andalan

Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan infrastruktur permukiman perkotaan yang mendukung

pengembangan kawasan prioritas sebagai kawasan andalan;

2. Melaksanakan penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Prioritas secara terintegrasi serta penegakan regulasinya;

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas permukiman melalui pengembangan rumah sehat sederhana yang terjangkau;

4. Mengembangkan permukiman layak buni melalui pengembangan hunian vertikal berupa apartemen, rumah susun sederhana milik (rusunami), rumah susun

sederhana sewa (rusunawa), maisonnette dan townhouse;

5. Meningkatkan keterkaitan antar kawasan melalui peningkatan kualitas dan pengembangan jalan lingkungan dan poros desa;

6. Pengembangan program KPS dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur; 7. Melaksanakan konsolidasi lahan untuk penataan lahan kawasan.

Strategi Pencapaian Kebijakan penataan kawasan prioritas sebagai kawasan yang ramah

lingkungan :

1. Menangani permasalahan banjir dan genangan yang terintegrasi;

2. Menata kawasan bantaran sungai;

3. Mengembangkan pelayanan air bersih (air minum) pada wilayah

permukiman yang belum terlayani;

4. Mengembangkan pengelolaan limbah rumah tangga sistem terpusat dan komunal;

5. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan pada permukiman;

(34)

34 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

Strategi Pencapaian Kebijakan Pengembangan kawasan prioritas yang berbasis kepada

optimalisasi potensi untuk pencapaian target pengurangan kemiskinan di Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :

1. Meningkatan kualitas permukiman dengan pengembangan kegiatan , perbaikan dan peremajaan kawasan melalui pelaksanaan tridaya (manusia, lingkungan dan usaha);

2. Mengembangkan skema pembiayaan yang mudah diakses oleh masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR);

3. Peningkatan swadaya masyarakat melalui program dana stimulan;

4. Pengembangan CSR;

5. Memelihara dan mempertahankan kearifan lokal;

6. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat sosial ekonomi.

Berdasarkan kebijakan dan strategi di atas tersebut, maka konsep utama pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kawasan prioritas adalah “Pengembangan dan

Kawasan Prioritas Sebagai Kawasan Andalan Pendidikan dan Ekonomi yang Ramah

Lingkungandengan Dukungan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang Memadai.”

Berikut adalah peta rencana pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan

kawasan prioritas.

(35)

35 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Kawasan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten dilaksanakan berdasarkan kajian terhadap

dokumen-dokumen rencana Kabupaten Sleman yang meliputi: a. RTRW Kabupaten Sleman sebagai acuan arahan spasial;

b. RPJMD Kabupaten Sleman sebagai acuan arahan pembangunan;

c. RPKPP Kabupaten Sleman sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;

d. RTBL yang tersedia sebagai acuan arahan penataan bangunan dan lingkungan

e. RI-SPAM Kabupaten Sleman sebagai arahan pengembangan air minum; dan f. SSK Kabupaten Sleman sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

Maka selanjutnya dapat menyusun Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Sleman yang merangkum arahan dan program pengembangan serta lokasi kawasan

pengembangan di Kabupaten Sleman yang disajikan dalam tabel 5.10.

Tabel 5. 10 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Sleman

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

RTRW Penataan Kawasan

Strategsi Kota

a. pengelolaan kawasan rawan

bencana alam dan kawasan lindung geologi;

b. pengembangan kawasan

per-tanian dalam rangka keama-nan dan ketahakeama-nan pangan;

c. pengembangan kawasan

pari-wisata terintegrasi;

d. pengembangan kawasan

pen-didikan;

e. pengembangan industri

mene-ngah, kecil dan mikro yang ra-mah lingkungan;

f. pengembangan kawasan

per-mukiman yang aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan;

g. pemantapan prasarana

wila-yah; pengintegrasian dan pe-ngembangan pusat kegiatan

h. pemantapan prasarana

wila-yah;

Kawasan strategis pertumbuh-an ekonomi meliputi:

a. kawasan strategis provinsi

terdiri atas:

1.kawasan perkotaan

Kabu-paten seluas kurang lebih 9.835 (sembilan ribu dela-pan ratus tiga puluh lima) hektar yang berada di da-lam KPY meliputi: f ) Kecamatan Ngaglik.

2.kawasan koridor

Yogya-karta – Piyungan –

Wo-nosari – Rongkop –

Sa-deng;

3.kawasan koridor

Temon-Wates – Yogyakarta –

Prambanan; dan

4.kawasan koridor Tempel

(36)

36 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

b. kawasan strategis

kabupa-ten berupa kawasan fungsi keamanan dan ketahanan

pangan wilayah seluas

kurang lebih 4.886 (empat ribu delapan ratus delapan puluh enam) hektar berupa kawasan pertanian tanam-an ptanam-angtanam-an beririgasi di

Se-latan Selokan Mataram

meliputi:

1. Kecamatan Moyudan; 2. Kecamatan Minggir; 3. Kecamatan Seyegan; 4. Kecamatan Godean; 5. Kecamatan Mlati; dan 6. Kecamatan Tempel.

Kawasan strategis sosial dan budaya meliputi:

a. Kawasan strategis nasional

berupa kawasan peninggal-an arkeologis berupa situs

peninggalan purbakala

Komplek Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko berada di Kec. Prambanan.

b. Kawasan strategis provinsi

berupa situs peninggalan purbakala candi meliputi: 1. Kecamatan Berbah; 2. Kecamatan Kalasan; dan 3. Kecamatan Prambanan.

(37)

37 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:

a. kawasan strategis nasional

berupa kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

meliputi lahan seluas

1.728,38 (seribu tujuh ra-tus dua puluh delapan ko-ma tiga puluh delapan) he-ktar meliputi:

1. Kecamatan Turi; 2. Kecamatan Pakem; dan 3. Kecamatan Cangkringan. kawasan strategis kabupaten seluas kurang lebih 23.683 8. Kecamatan Pakem; dan 9. Kecamatan Cangkringan.

RPJMD a. Mendorong partisipasi

masyarakat & swasta dalam peningkatan & pemeliharaan prasa-rana & saprasa-rana umum

b. Meningkatkan kualitas

prasarana dan sarana dasar permukiman

 Program Pembangunan

salu-ran drainase/gorong-gorong;

 Program pembangunan turap/

talud/bronjong;

 Program rehabilitasi/

pemeli-haraan Jalan dan Jembatan

 Program rehabilitasi/

pemeliha-raan talud/bronjong;

 Program pengembangan

kiner-ja pengelolaan air minum dan air limbah;

(38)

38 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

 Program pengembangan

wila-yah strategis dan cepat tum-buh;

 Program pembangunan

infra-struktur perdesaaan; dan

 Program Pembangunan dan

Rehabilitasi Gedung Pemerin-tah.

RPKPP Pengembangan

Kawasan Permukiman Prioritas

1. Mengembangkan infrastruktur

permukiman perkotaan yang

mendukung pengembangan

kawasan prioritas sebagai ka-wasan andalan;

2. Melaksanakan penataan

Ba-ngunan dan Lingkungan Kawa-san Prioritas secara terintegra-si serta penegakan regulaterintegra-si- regulasi-nya;

3. Meningkatkan kualitas dan

ku-antitas permukiman melalui pe-ngembangan rumah sehat se-derhana yang terjangkau;

Kawasan Perkotaan Kecamatan Depok.

4. Meningkatkan kualitas dan

ku-antitas permukiman melalui pe-ngembangan rumah sehat se-derhana yang terjangkau;

5. Mengembangkan permukiman

layak huni melalui pengemba-ngan hunian vertical berupa apartemen, rumah susun se-derhana milik (rusunami), ru-mah susun sederhana sewa

(rusunawa), maisonnette dan

townhouse;

6. Meningkatkan keterkaitan

an-tar kawasan melalui pening-katan kualitas dan pengem-bangan jalan lingkungan dan poros desa;

7. Pengembangan program KPS

dalam pembangunan peruma-han dan infrastruktur;

8. Melaksanakan konsolidasi

(39)

39 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

RTBL Kws. Jl.

a. Pengendalian intensitas

per-kembangan kegiatan permu-kiman pada unit lingkungan

b. Pengembangan kegiatan

ba-ngunan campuran di dalam kawasan yang telah ditentu-kan, diluar zona Ruang Terbu-ka Hijau;

c. Pengembangan Ruang

Terbu-ka Hijau Terbu-kawasan dalam ben-tuk pengendalian permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang Terbuka Hijau;

Kws. Jl. Tentara Pelajar

RTBL Kws.

a. Pengendalian intensitas

per-kembangan kegiatan permuki-man pada unit lingkungan

b. Pengembangan kegiatan

ba-ngunan campuran di dalam ka-wasan yang telah ditentukan, diluar zona Ruang Terbuka

Terbuka Hijau kawasan dalam bentuk pengendalian

permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang Terbuka Hijau;

RISPAM Pengembangan SPAM

Perpipaan

Tahap Jangka Pendek (tahun

2012 –2016)

1.Penambahan akses pelayanan

pada kawasan seperti kawasan perkotaan di Kabupaten Sleman, baik melalui pelayanan nonperpipaan secara swadaya masyarakat maupun pelayanan perpipaan oleh PDAM.

2.Pembangunan SPAM baru

untuk Unit IKK :

3.Penambahan kapasitas produksi

dan pengembangan untukdaerah

1.Pembangunan SPAM baru

(40)

40 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Tahap Kedua Jangka Menengah

(tahun 2017 –2021)

Target penambahan sambungan

langganan 7.650 sambungan baru

Peningkatan akses pelayanan

untuk penduduk yang belum terlayani

Efisiensi produksi dan

penang-gulangan kehilangan air untuk kehilangan air fisik

Pengurangan kehilangan air

se-cara non-fisik (perbaikan ketidak akuratan meter air dan kesalah-an pencatatkesalah-an dkesalah-an konsumsi air tak resmi), konsumsi resmi tak berekening.

Tahap Ketiga Jangka panjang

(tahun 2023 – 2028) Menjaga

kontinuitas pelayanan

7. IKK Berbah. 8. IKK Kalasan 9. IKK Turi

SSK Penyediaan Pelayanan

Air Limbah Domestik

Pengembangan kinerja lembaga

pengelola air limbah.

Pengembangan kinerja

kerjasa-ma pengelolaan air limbah.

Pengembangan pelayanan air

limbah sistem terpusat (offsite)

Pengembangan pelayanan air

limbah sistem komunal skala kawasan.

Pengembangan pelayanan air

limbah sistem setempat (onsite)

Peningkatan peran serta

masya-rakat dalam pengelolaan air lim-bah

Pengadaan sarana operasional

air limbah

Pengadaan prasarana

pena-nganan air limbah

Pengembangan jaringan sis-tem terpusat dan pengembang-an sistem komunal berada di Kawasan Perkotaan Yogya-karta KPY meliputi :

(41)

41 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Peningkatan kualitas dan

kuan-titas tenaga layanan air limbah

Pengembangan system

informasi air limbah

Peningkatan kinerja operator

Pemantauan kualitas air limbah

Pengembangan IPAL regional

.

Pengembangan kinerja dan

kompetensi SDM pengelolaan sampah

Pengembangan kinerja lembaga

persampahan

Pengembangan kinerja

kerjasa-ma pengelolaan persampahan.

Pengembangan LDUS

Peningkatan peran serta

masya-rakat dalam pengurangan sam-pah

Pengelolaan di sumber sampah

(3R)

Pengadaan sarana angkutan

sampah

Pengadaan prasarana

penanga-nan sampah

Peningkatan kualitas dan

kuan-titas tenaga layanan persam-pahan

Pengembangan sistem

informa-si penanganan sampah

Peningkatan kinerja operator

Pengembangan TPA/TPST

regi-onal

Kawasan Perkotaan Yogya-karta KPY meliputi :

a) Kecamatan Godean; b) Kecamatan Gamping; c) Kecamatan Mlati; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Ngemplak; f ) Kecamatan Ngaglik.

Penyediaan Drainase Pengembangan kerangka

peraturan operasionalisasi sistem pengelolaan drainase.

Pengembangan SDM engelola

Drainase

Pengembangan kinerja lembaga

drainase

Penanganan titik genangan meliputi :

Kaw. Ambarukmo

kws Jl. Kaliurang (utara

selokan Mataram)

kws simpang 3 Janti

kws Jl. Kaliurang(utara

(42)

42 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan

Dokumen

Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Pengembangan kinerja

kerjasa-ma pengelolaan drainase.

Pengembangan jaringan

draina-se

Pengembangan sistem drainase

regional terpadu

Peningkatan peran serta

masya-rakat dalam pengurangan ge-nangan

kws Jl. Jambon

kws Jl. Samirono/ Jl.

Gambar

Gambar 5. 1 Kawasan Strategis Kabupaten SlemanSumber: RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031
Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Sleman (KSK) berdasarkan RTRW
Gambar 5. 2 Struktur Ruang Kabupaten Sleman
Gambar 5. 3 Kawasan Lindung Kabupaten Sleman
+7

Referensi

Dokumen terkait

tersedia dengan baik sehingga belum dilakukan penataan dan pemeliharaan.. terhadap ruang terbuka hijau dan taman jalan ini. Selain itu pula banyaknya alih fungsi ruang terbuka

Mewujudkan pembangunan ekonomi, infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam untuk mendorong terbentuknya kemandirian daerah artinya optimalisasi pengembangan

Provinsi Jawa Tengah guna peningkatan pembangunan sarana prasarana perekonomian dan pelayanan publik. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang bersumber dari

Memfokuskan arah pembangunan sektor pendidikan dan kebudayaan dan dinas pariwisata, seni dan budaya pada pembangunan dasar yang kuat di sektor pendidikan,

 Peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana pedesaan. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan. Dalam upaya mewujudkan permukiman yang bersih, sehat,. indah dan

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan terkait Bidang Cipta Karya di Kabupaten Badung, meliputi : Sasaran Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku pembanguann lainnya

Perkotaan Wonosari Perkotaan Semanu, Playen, Panggang, Semin, Karangmojo, Rongkop, dan Nglipar Ya , APBD Prop, APBD Kab Bappeda dan DPU 2 Pengembangan

Yang ditandai dengan meningkatnya kelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan dan mitigasi sebagai dasar dalam pembangunan prasarana dan sarana, sehingga dapat