1 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
BAB V
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KABUPATEN SLEMAN
5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 (Perda No. 12 Tahun
2012) memberikan arahan kawasan strategis Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut ini.
Kawasan strategis wilayah Kabupaten terdiri atas:
a. kawasan strategis pertumbuhan ekonomi; b. kawasan strategis sosial dan budaya;
c. kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan d. kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi meliputi: a. kawasan strategis provinsi terdiri atas:
1. kawasan perkotaan Kabupaten seluas kurang lebih 9.835 (sembilan ribu delapan
ratus tiga puluh lima) hektar yang berada di dalam KPY meliputi: a) Kecamatan Godean;
b) Kecamatan Gamping; c) Kecamatan Mlati;
d) Kecamatan Depok;
e) Kecamatan Ngemplak; dan
f) Kecamatan Ngaglik.
2. kawasan koridor Yogyakarta - Piyungan - Wonosari - Rongkop - Sadeng; 3. kawasan koridor Temon - Wates - Yogyakarta - Prambanan; dan
4. kawasan koridor Tempel - Parangtritis.
b. kawasan strategis kabupaten berupa kawasan fungsi keamanan dan ketahanan pangan wilayah seluas kurang lebih 4.886 (empat ribu delapan ratus delapan puluh enam) hektar
berupa kawasan pertanian tanaman pangan beririgasi di Selatan Selokan Mataram
meliputi:
1. Kecamatan Moyudan;
2. Kecamatan Minggir; 3. Kecamatan Seyegan;
2 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5. Kecamatan Mlati; dan
6. Kecamatan Tempel.
Kawasan strategis sosial dan budaya meliputi:
a. Kawasan strategis nasional berupa kawasan peninggalan arkeologis berupa situs peninggalan purbakala Komplek Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko berada di
Kecamatan Prambanan.
b. Kawasan strategis provinsi berupa situs peninggalan purbakala candi meliputi:
1. Kecamatan Berbah; 2. Kecamatan Kalasan; dan
3. Kecamatan Prambanan.
Kawasan strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi berupa
kawasan strategis provinsi berupa kawasan teknologi tinggi di wilayah Gunungapi Merapi.
Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:
a. kawasan strategis nasional berupa kawasan Taman Nasional Gunung Merapi meliputi
lahan seluas 1.728,38 (seribu tujuh ratus dua puluh delapan koma tiga puluh delapan) hektar meliputi:
1. Kecamatan Turi;
2. Kecamatan Pakem; dan
3. Kecamatan Cangkringan.
b. kawasan strategis kabupaten seluas kurang lebih 23.683 (dua puluh tiga ribu enam ratus
delapan puluh tiga) hektar berupa kawasan resapan air meliputi: 1. Kecamatan Seyegan;
2. Kecamatan Mlati; 3. Kecamatan Ngemplak.
4. Kecamatan Ngaglik; 5. Kecamatan Sleman;
6. Kecamatan Tempel;
7. Kecamatan Turi;
8. Kecamatan Pakem; dan
9. Kecamatan Cangkringan.
3 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Sumber: RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031
4 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasa pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan,
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud. Identifikasi arahan RTRW Kabupaten Sleman
untuk Bidang Cipta Karya disajikan pada Tabel 5.1 berikut ini
Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kabupaten Sleman untuk Bidang Cipta Karya
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
RTH
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan Kab. Sleman seluas kurang lebih 6.422 ditetapkan se-suai dengan ketentuan yang berlaku yaitu luas minimal 30% dari luas wilayah perkotaan, dengan rincian untuk RTH public minimal 20% dan RTH privat 10%.
Sistem Pelayanan Air Minum
Sistem pelayanan air minum berupa pem-bangunan jaringan air minum (drinking wa-ter) di kawasan koridor jalan arteri Yog-yakarta - Surakarta mulai dari batas wila-yah Kabupaten - Kota Yogya-karta sampai dengan Bandar Udara Adisutjipto.
Agropolitan
Pengembangan kawasan agropolitan di wilayah Kabupaten meliputi: persen) kawasanperdesaan; dan
b. sistem air bersih non perpipaan melaya-ni kawasan di luar pelayanan sistem air bersih perpipaan.
Kawasan Rawan Bencana
Kawasan Rawan Bencana Alam di Kab. Sleman berupa kawasan rawan bencana tanahlongsor dan kawasan rawan bencana kekeringan.
Sistem Pengelolaan Prasarana Drainase
a. pengembangan sistem pengelolaan
pra-saranadrainase secara terpadupada ka-wasan perkotaan Kabupaten yang bera-da di bera-dalam KPY;
b. pengembangan sistem pengelolaan
pra-sarana drainase yang berwawasan ling-kungan dengan drainase induk aliran : Sungai Kuning; Sungai Tambakbayan; SungaiGajahwong; SungaiBoyong/Code ;SungaiWinongo; danSungaiBedog. Kawasan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman, di wi-layah Kab. Sleman meliputi kawasan untukan permukiman perkotaan dan per-untukan permukiman perdesaan.
1. Kawasan permukiman perkotaan melipu-ti lahan seluas kurang lebih 12.590 hek-tar, tersebar di seluruh kecamatan.
Sistem Pengelolaan Prasarana Pengolah Air Limbah
a. pengembangan sistem pengelolaan pra-saranapengolahair limbah secara terpa-dupadakawasan perkotaan Kabupaten yangberada didalam KPY;
5 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 1 lanjutan
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
2. Kawasan permukiman perdesaan meli-puti lahan seluas kurang lebih 10.232 hektar, tersebar di seluruh kecamatan.
a. pengembangan instalasi pengolah air limbahdomestik dengan sistem komunal dalam kawasan permukiman dan peru-mahan; dan
b. sistem pengelolaan air limbah setem-pat terdapat pada setiap rumah tangga dengan satuunit pengolah sebelum di-buang ke badan air dan/atau diresap-kan ke dalam tanah.
Sistem Pengelolaan Prasarana Persam-pahan
a. Sistem pengelolaan prasarana pengolah sampah meliputi pengembangan tempat penampungan sementara (TPS) paling sedikit 40 buah di desa-desa wilayah per-kotaan, pengembangan tempat penge-lolaan sampah terpadu (TPST) dan pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah.
b. Pengembangan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang berada di Kecamatan Gamping, Mlati, Depok, Berbah, Prambanan, Ngemplak, Ngaglik dan Sleman.
c. Pembangunan tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang berada di:
1) Kecamatan Gamping untuk melayani wilayah Kabupaten bagian Barat; dan 2) Kecamatan Prambanan untuk
melayani wilayah Kabupaten bagian Timur.
Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Pengembangan Jalur evakuasi bencana berada di zona aman di desa-desa ter-dekat dengan lokasi bencana diusahakan pada lapangan sepak bola, fasilitas pendi-dikan, dan balai desa. Adapun route jalur evakuasi diusahakan seoptimal mungkin dengan memperhatikan faktor jarak, ak-sesibilitas dan keamanan. Jalur evakuasi bencana tanah longsor meliputi:
6 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 1 lanjutan
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
2. Jalur evakuasi bencana letusan gunungapi Merapi meliputi: Kecamatan Tempel; Turi; Pakem; Cangkringan; dan Ngemplak.
3. Jalur evakuasi bencana banjir lahar dingin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: Kecamatan Tempel; Pakem; Turi; Ngaglik; Mlati; Depok; Ngemplak; Cangkringan; Kalasan; Prambanan; dan Berbah. 4. Pengembangan ruang evakuasi
tersebar diseluruh kecamatan meliputi: a. tempat penampungan sementara
dan atau hunian sementara (huntara) meliputi: Kec.Ngemplak; Tempel; Turi; Pakem; dan Cangkringan.
b. tempat hunian tetap (huntap)
meliputi: Kec.Ngemplak; Tempel; Turi; Pakem; danCangkringan.
c. barak pengungsi; dan d. ruang-ruang terbuka.
5. Jalur evakuasi bencana berupa pengoptimalan jaringan jalan terdekat menuju ruang evakuasi bencana
Sumber : RTRW Kab Sleman 2011-2031
Selanjutnya disajikan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Sleman ,
Tabel 5. 2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Sleman (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS
1. Kawasan Perkotaan : a) Kecamatan Godean; b) Kecamatan Gamping; c) Kecamatan Mlati; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Ngemplak; f) Kecamatan Ngaglik
2. kawasan koridor Yogyakart - Piyungan – Wonosari – Rongkop – Sadeng; 3. kawasan koridor Temon – Wates –
Yogyakarta – Prambanan; dan
7 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N 5. Kecamatan Mlati; dan 6. Kecamatan Tempel
1. Komplek Candi Prambanan di Kec. Prambanan
2. Candi Ratu Boko berada Kec. Berbah dan Kalasan
lahan seluas 1.728,38 (seribu tujuh ra-tus dua puluh delapan koma tiga puluh delapan) hektar meliputi :
1. Kecamatan Turi;
2. Kecamatan Pakem; dan 3. Kecamatan Cangkringan.
Kawasan Resapan Air Daya dukung lingkungan hidup
seluas kurang lebih 23.683 (dua puluh tiga ribu enam ratus delapan puluh tiga) hektar berupa meliputi:
1. Kecamatan Seyegan;
8. Kecamatan Pakem; dan
9. Kecamatan Cangkringan.
8 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
9 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
10 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
11 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Sedangkan identifikasi indikasi program dalam RTRW Kabupaten Sleman 2011-2031 khusus untuk Bidang Cipta Karya disajikan dalam tabel. Tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten Sleman terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
1. Pembangunan system pelayanan air minum laan system jaringan air bersih
3. Pembangunan & peme-liharaan saluran drainase
11. Perbaikan lingkungan permukiman
12. Pengembangan wilayah strategis dan cepat buh KPY, dan cepat tum-buh koridor jalan
12 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5.2
Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Sesuai dengan jangkauan peencanaan maka diketahui bahwa dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2011-2015 akan berakhir pada tahun 2015. Setelah pemilahan kepala daerah akan disusun kembali Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman untuk periode 2016-2021.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman
2011-2015 menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, masyarakat Sleman
yang lebih sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender pada tahun 2015”.
Penjelasan Visi:
Masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir dan batin adalah masyarakat yang lebih sehat, cerdas dan berkemampuan ekonomi memadai sehingga dapat mengembangkan kehidupan
sosial dan spiritualnya dengan baik. Secara kuantitatif dalam angka pencapaian Indeks pembangunan Manusia (IPM) yang pada tahun sebelumnya adalah 78 diharapkan menjadi
80 pada akhir tahun 2015.
Masyarakat Sleman yang lebih berdaya saing adalah masyarakat yang mampu
memanfaatkan keunggulan komparatif secara efektif dan mampu menciptakan keunggulan
kompetitif sehingga dapat bersaing secara sehat dengan lingkungan lokal, regional dan internasional. Secara kuantitatif pencapaian dari daya saing ini terwujud dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi menjadi 5,98%.
Masyarakat yang lebih berkeadilan gender adalah masyarakat yang mampu
menyeimbangkan partisipasi dan akses terhadap hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan, sehingga dapat mengeliminasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di
segala bidang. Upaya untuk mencapai keseimbangan tersebut dilakukan melalui
peningkatan pelayanan terhadap perempuan dan anak dan peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Visi ini dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sleman yang terdiri dari aparatur pemerintah daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha, tokoh
masyarakat, dan seluruh anggota masyarakat untuk mewujudkan cita-cita masa depan.
Sedangkan Misi Kab. Sleman 2011-2015 adalah sebagai berikut ini:
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas
13 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
2. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan
penanggulangan kemiskinan.
4. Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.
5. Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.
Penjelasan masing-masing misi :
Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas
birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam terus menjaga cita-cita mulia yang memerlukan dukungan dari seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi,
responsibilitas, berorientasi pada konsensus bersama, adil, efektif, efisien, akuntabel, dan penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban
masyarakat serta kehidupan bermasyarakat yang demokratis. Penegakan supremasi hukum dilakukan untuk menjaga norma/kaidah hukum dalam masyarakat serta mempertahankan
nilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat. Dengan tekad untuk menjaga tata pemerintahan yang baik memiliki konsekuensi melibatkan segenap elemen masyarakat dan
kalangan swasta untuk menyediakan peluang dan akses bagi masyarakat untuk berperan
secara aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Langkah utama yang diambil dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik adalah
membangun birokrasi yang kokoh, birokrasi yang memiliki kapasitas dan kredibilitas tinggi. Birokrasi sebagai salah satu aktor dalam pembangunan harus mampu dan dapat dipercaya,
sehingga pada gilirannya dapat menjalankan kewajibannya dalam melayani masyarakat secara prima.
Tiga pilar kepemerintahan yang baik yaitu pemerintah, masyarakat, dan swasta memiliki peran yang sama pentingnya dalam aktivitas pembangunan. Misi ini menjiwai dan menjadi
dasar implementasi misi-misi yang lain.
Misi meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam membangun sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang produktif,
14 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Misi meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan
penang-gulangan kemiskinan.
Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan Kabupaten Sleman dalam
menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan serta meningkatkan
kemandirian yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan,
kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan. Fokus utama pada peningkatan ekonomi rakyat yang dicapai melalui pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.
Misi memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan
ling-kungan hidup.
Misi ini merupakan upaya Kabupaten Sleman dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang mantap guna
mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan swadaya
masyarakat dalam memelihara dan membangun kualitas sarana dan prasarana publik.
Misi meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.
Misi ini merupakan peningkatan intensitas perhatian terhadap permasalahan kesenjangan peran perempuan dalam pembangunan. Langkah untuk memberdayakan dan meningkatkan
perlindungan serta meningkatkan peran perempuan dilakukan melalui peningkatan akses di segala bidang : ekonomi, politik, sosial, budaya sehingga diharapkan perempuan dapat
berkiprah di sektor domestik dan di sektor publik.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Dalam hal ini tujuan
adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai
dengan 5 (lima) tahun.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan adalah
hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.
Misi Satu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.
Tujuan :
a) Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah b) Meningkatkan pengelolaan pembangunan daerah
15 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Misi Dua : Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Tujuan:
a) Meningkatkan kualitas hidup penduduk
b) Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan sosial
c) Meningkatkan peran generasi muda dan prestasi olah raga
d) Meningkatkan pelestarian budaya
Misi Tiga : Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan
penanggulangan kemiskinan. Tujuan:
a) Meningkatkan perekonomian daerah. b) Meningkatkan daya beli masyarakat.
Misi Empat : Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Tujuan:
a) Mewujudkan ketersediaan prasarana dan sarana publik.
b) Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lestari.
Misi Lima : Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang.
Tujuan
a) Meningkatkan Kualitas hidup perempuan dan anak.
Sedangkan yang terkait dengan Bidang Cipta karya adalah Misi empat : Memantapkan
pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dengan Tujuan: Mewujudkan ketersediaan prasarana dan sarana publik
Sasaran :
1) Meningkatnya prasarana dan sarana jalan
2) Meningkatnya prasarana dan sarana irigasi
3) Meningkatnya prasarana dan sarana perhubungan dan komunikasi
4) Meningkatnya prasarana dan sarana permukiman
5) Meningkatnya prasarana dan sarana penanggulangan bencana 6) Meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian
7) Meningkatnya prasarana dan sarana pendidikan dan olahraga 8) Meningkatnya prasarana dan sarana kesehatan
16 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Dalam upaya mewujudkan Misi empat, yaitu Memantapkan pengelolaan prasarana dan
sarana, sumberdaya alam dan lingkungrian hidup, strategi pembangunan yang ditempuh adalah :
a. Pemeliharaan dan pembangunan prasarana dan sarana umum melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
b. Peningkatan kinerja penataan ruang daerah melalui penyusunan rencana detail tata
ruang dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tata ruang c. Menjaga kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas pengelolaan
sumberdaya alam dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup
Arah kebijakan untuk mendukung terwujudnya Misi empat, yaitu Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup adalah :
a. Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta dalam peningkatan dan pemeliharaan
prasarana dan sarana umum
b. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana dasar permukiman
c. Mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang yang berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas dan cakupan rencana tata ruang, mengoptimalkan peran
kelembagaan dan meningkatkan pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan pelaksanaan pembangunan
d. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui
pengendalian kegiatan pembangunan
e. Mendorong tersedianya energi listrik bagi seluruh masyarakat melalui pengembangan
energi alternatif dan jaringan listrik negara.
f. Meningkatkan upaya-upaya antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim.
Tabel 5. 4 Indikasi Rencana Program Untuk Mewujudkan Misi Pembangunan Terkait Bidang Keciptakaryaan
Sasaran Program SKPD Pengampu *)
Meningkatnya prasarana dan sarana
permukiman
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2. Program Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh
3. Program Pengembangan Perumahan 4. Program Lingkungan Sehat Perumahan 5. Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan
6. Program Pengelolaan Areal Pemakaman 7. Program Pembangunan Infrastruktur
17 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 4 lanjutan
Sasaran Program SKPD Pengampu *)
Meningkatnya prasarana dan sarana
permukiman
8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 9. Program Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh
10. Program Pengembangan Perumahan 11. Program Lingkungan Sehat Perumahan 12. Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan
13. Program Pengelolaan Areal Pemakaman 14. Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan
Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam
1. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi
2. Program Pengembagan Destinasi Pariwisata
1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
3. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
4. Program Pengawasan dan Penertiban Penambangan Rakyat dan Berpotensi Merusak Lingkungan
5. Program Pembinaan dan Pengem-bangan Bidang Ketenagalistrikan 6. Program Perencanaan Tata Ruang 7. Program Pemanfaatan Ruang
1. Dinas SDAEM
1. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
2. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 3. Program Penataan, Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
4. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
5. Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
18 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Tabel 5. 4 lanjutan
Sasaran Program SKPD Pengampu *)
Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
1. Program Pengembangan Kinerja Persampahan
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
4. Program Peningkatan Pengendalian Populasi
1. Dinas SDAEM 2. Bappeda 3. KLH
Sumber: Dokumen RPJMD Kabupaten Sleman 2011-2015
Berdasarkan indikasi rencana program maka disusun indikator kinerja daerah sebagiaman yang disajikan pada tabel 5.5.
Tabel 5. 5 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis
Misi empat :
point (d) Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana,
sumberdaya alam danlingkungan hidup
Strategi:
a. Pemeliharaan dan pembangunan prasarana dan sarana umum melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
b. Peningkatan kinerja penataan ruang daerah melalui penyusunan rencana detail tata ruang dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tata ruang
c. Menjaga kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya alam dan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup
SASARAN INDIKATOR KINERJA
1. Meningkatnya prasarana dan sarana permukiman
Kondisi prasarana dan sarana permukiman baik
2. Meningkatnya prasarana dan saranapenanggulangan bencana
Kondisi prasarana dan sarana penanggulangan bencana baik
3. Meningkatnya prasarana dan saranaperekonomian
Kondisi prasarana dan sarana perekonomian baik
4. Menjaga kualitas sumber daya Alam
Luas lahan kritis
Rata-rata penurunan air tanah
Alih fungsi lahan pertanian
19 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Tertib administrasi pertanahan
RTH perkotaan
Cakupan RDTR
5. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
Kualitas udara
Status mutu air sungai
Kualitas lahan/ tanah
Usaha yang memiliki IPAL
Usaha yang memiliki dokumen lingkungan
Indikator kinerja dan capaian kinerja Misi Empat yaitu memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup dinyatakan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5. 6 Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat : Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup
No Indikator Kinerja Satuan Kondisi2009 Capaian
2011 2012 2013 2014 2015
3 Kondisi Prasarana dan sarana
perhubungan baik
% 73,17 74 75 76 77 78
5 Kondisi prasarana dan sarana
permukiman baik
% 35,69 37 38 39 40 41
6 Kondisi prasarana dan sarana
penanggulangan bencana baik
% 38 40 42,5 45 47,5 50
7 Kondisi prasarana dan sarana
perekonomian baik
% 8 10,8 13,5 16,2 19 21,6
16 Rata-rata penurunan air tanah cm <40 <40 <40 <40 <40
17 Alih fungsi lahan pertanian % 0,32 0,30 0,27 0,24 0,20 0,17
18 Tertib pemanfaatan tanah % 80 82 84 86 88 90
19 Tertib administrasi pertanahan % 56 58 59 60 61 62
20 RTH Perkotaan % >30 >30 >30 >30 >30 >30
21 Cakupan RDTR % 59,14 65 70 86 91 100
22 Kualitas Udara < ambang
batas
< AB < AB < AB < AB < AB < AB
23 Status Mutu Air Sungai -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30
24 Kualitas lahan/tanah <ambang
batas
< AB < AB < AB < AB < AB < AB
25 Usaha yang memiliki IPAL % 82,3 83 83,5 84 84,5 85
26 Usaha yang memiliki dokumen
lingkungan
% 98,71 98,90 99,00 99,10 99,20 99,30
27 Energi terbarukan terbangun bh 293 310 320 330 340 350
28 Elektrifikasi % 94 94,50 95,00 95,50 96,00 96,50
20 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung didasarkan atas peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Melalui Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung antara lain mengatur
persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi
pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan
operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.
Sebagai daerah rawan bencana maka Perda Bangunan Gedung sangat penting bagi
Kabupaten Sleman sebagai payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan bagi pengguna. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman
mapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung. Konsideran menimbang dalam peraturan daerah tentang bangunan gedung
tersebut bahwa bangunan gedung wajib diselenggarakan secara tertib dan diwujudkan
sesuai dengan fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara umum Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung mengatur Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan,
usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus. Lebih jauh diatur bahwa satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi dan dimungkinkan perubahan fungsi. Setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Dalam penyelenggaran bangunan gedung diupayakan masyarakat untuk terlibat dan
berperan serta secara aktif baik dalam pembangunan, pemanfaatan, dan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung. Perwujudan
bangunan gedung juga harus dimulai dari tahapan perencanaan bangunan gedung yang hasilnya sangat mempengaruhi pada kualitas bangunan gedung dan kepuasan pengguna
bangunan. Untuk maksud tersebut perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa
konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana, pengawas atau manajemen konstruksi
maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa pengkaji teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus berjalan seiring
21 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana meliputi:
a. status hak atas tanah atau izin pemanfaatan; b. status kepemilikan bangunan gedung;
c. izin mendirikan bangunan gedung; dan d. sertifikat laik fungsi.
Persyaratan teknis bangunan meliputi: a. persyaratan tata bangunan; dan
b. persyaratan keandalan bangunan gedung.
Persyaratan tata bangunan meliputi:
a. persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung; b. persyaratan arsitektur bangunan gedung; dan
c. persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
Persyaratan tata bangunan dinyatakan terpenuhi dengan diterbitkannya a) RTB bagi yang wajib Izin Peruntukan Penggunaan Tanah,
b) SKTBL bagi yang tidak wajib Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, dan c) IMB.
Penerbitan RTB, SKTBL, dan IMB dapat dilakukan apabila status tanah adalah tanah pekarangan.
Persyaratan keandalan bangunan gedung meliputi: a. persyaratan keselamatan;
b. persyaratan kesehatan;
c. persyaratan kenyamanan; dan d. persyaratan kemudahan.
Penyelenggaraan bangunan gedung meliputi kegiatan pembangunan, kegiatan pemanfaatan, kegiatan pelestarian serta kegiatan pembongkaran bangunan gedung umum
dan/atau bangunan gedung tertentu. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dilakukan dengan:
a. penerbitan IMB;
b. penerbitan SLF;
22 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Peran serta masyarakat diaturdalam kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yaitu
1. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung masyarakat dapat berperan untuk memantau dan menjaga ketertiban, baik dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian,
maupun kegiatan pembongkaran bangunan gedung.
2. Pemantauan dilakukan secara objektif, dengan penuh tanggung jawab, dan dengan tidak
menimbulkan gangguan dan/atau kerugian bagi pemilik dan/atau pengguna bangunan
gedung, masyarakat dan lingkungan.
3. Masyarakat melakukan pemantauan melalui kegiatan pengamatan, penyampaian
masukan, usulan, dan pengaduan baik secara perorangan, kelompok, organisasi kemasyarakatan, maupun melalui tim ahli bangunan gedung.
4. Berdasarkan pemantauannya, masyarakat melaporkan hasilnya secara tertulis kepada
pemerintah daerah terhadap:
a. indikasi bangunan gedung yang tidak laik fungsi; dan/atau
b. bangunan gedung yang pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan/atau
c. pembongkarannya berpotensi menimbulkan gangguan dan/atau bahaya bagi pengguna, masyarakat, dan lingkungannya.
5.4
Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)
Berdasarkan RISPAM Kab. Sleman daerah pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk Kabupaten Sleman disesuaikan dengan arah pengembangan wilayah yang tertuang
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sleman tahun 2009 –2028, yaitu perkotaan dan perdesaan. Wilayah pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM)
Kabupaten Sleman sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dibagi menjadi 4
(empat) kategori, yaitu :
 Wilayah pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)   Wilayah pelayanan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)   Wilayah pelayanan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)   Wilayah pelayanan Perdesaan 
 wilayah Ibu Kota Kecamatan 
Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan wilayah Kabupaten Sleman dapat dilihat pada
23 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
24 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
25 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Dalam rencana Pembangunan infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten
Sleman akan dilakukan dengan tahapan –tahapan sebagai berikut :
 Tahapan Mendesak adalah tahapan untuk memperbaiki dan rehabilitasi kerusakan dampak dari erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada bulan Desember 2010 
 Tahap I (jangka pendek) dengan target cakupaan pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum mencapai 60 % 
 Tahap II (jangka menengah) dengan target cakupaan pelayanan Sistem Penyediaan Air Mminum mencapai 80 % 
 Tahap III (jangka panjang) dengan target cakupaan pelayanan SPAM mencapai 80.% dan hanya menjagastabilitas dan kontinuitas pelayanan Target pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum yang direncanakan adalah terhadap 60 % Ibu Kota
Kecamatan yang memungkinkan dibangun Sistem Penyediaan Air Mminum dengan sistem perpipaan dari 16 (enam belas) Kecamatan yang ada, sehingga 4 (empat) Ibu
Kota Kecamatan lainnya diupayakan pelayanan dengan sistem Pedesaan, hal ini
dikarenakan ditinjau dari sudut : Jumlah Penduduk dari Ibu Kota Kecamatan tersebut & Kondisi topografi dan lokasi penduduk yang masih sangat jarang. 
Dengan tahapan pembangunan sebagai berikut : a. Tahap Mendesak (tahun 2011)
1. Perbaikan dan rehabalitasi penangkap air di Umbul Wadon
2. Perbaikan dan pergantian pipa tansmisi dari sumber air di Umbul Wadon sampai ke
wilayah operasi.
b. Tahap Jangka Pendek (tahun 2012 –2016)
1. Penambahan akses pelayanan pada kawasan seperti kawasan perkotaan di Kabupaten Sleman, baik melalui pelayanan nonperpipaan secara swadaya
masyarakat maupun pelayanan perpipaan oleh PDAM. 2. Pembangunan SPAM baru untuk Unit IKK :
1. IKK Tempel 2. IKK Cangkringan
3. IKK Ngemplak
4. IKK Seyegan
3. Penambahan kapasitas produksi dan pengembangan untukdaerah :
1. IKK Mlati 2. IKK Sleman
3. IKK Godean 4. IKK Prambanan
26 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
6. IKK Minggir
7. IKK Berbah. 8. IKK Kalasan
9. IKK Turi
c. Tahap Kedua Jangka Menengah (tahun 2017 –2021)
 Target penambahan sambungan langganan 7.650 sambungan baru   Peningkatan akses pelayanan untuk penduduk yang belum terlayani 
 Efisiensi produksi dan penanggulangan kehilangan air untuk kehilangan air fisik   Pengurangan kehilangan air secara non-fisik (perbaikan ketidak akuratan meter air
dan kesalahan pencatatan dan konsumsi air tak resmi), konsumsi resmi tak
berekening.  
d. Tahap Ketiga Jangka panjang (tahun 2023 –2028)
Menjaga kontinuitas pelayanan5.5
Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Visi Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kab. Sleman adalah “Terwujudnya sanitasi yang memadai, berkualitas, berbasis masyarakat dan responsif gender”.Visi ini dijabarkan lebih lanjut dalam misi yang sudah ditetapkan dan menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat. MISI :
1. Mewujudkan dan memantapkan regulasi pengelolaan sanitasi 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sanitasi
3. Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pengelolaan sanitasi
4. Meningkatkan cakupan layanan sarana dan prasarana sanitasi yang berkualitas
Penjelasan Misi
Misi 1 : Mewujudkan dan memantapkan regulasi pengelolaan sanitasi
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam peningkatan kualitas pengelolaan sanitasi dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berperan
secara aktif dalam penyelenggaraan pembangunan sanitasi dengan tetap mengedepankan partisipasi, transparansi, responsibilitas, yang berorientasi pada keadilan, efektif, efisien,
akuntabel dan penegakan aturan sebagai sarana untuk menciptakan kondisi sanitasi yang lebih baik. Pemerintah sebagai salah satu aktor dalam pembangunan harus mampu dan
dapat dipercaya, sehingga dalam menjalankan kewajibannya dapat melayani masyarakat
27 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Misi 2 : Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sanitasi
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman dalam membangun kelembagaan termasuk sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengelolaan sanitasi. Sektor sanitasi
harus diakui sebagai sektor yang mengedepankan kesiapan kelembagaan dan aparat terkait dalam pengelolaan sanitasi, baik sebagai operator untuk fungsi-fungsi sanitasi terpusat
maupun sebagai pendukung teknis sarana-prasarana sanitasi sistem setempat.
Misi 3 : Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pengelolaan sanitasi
Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Sleman dengan mendorong dan meningkatkan peran serta stakeholders sanitasi itu sendiri, yakni
masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pembangunan sanitasi. Peran serta masyarakat dan swasta dilakukan dengan peningkatan swadaya dalam memelihara dan membangun
sarana prasarana sanitasi, serta peningkatan kepedulian dan sikap tentang pentingnya
sanitasi yang lebih baik. Peran serta pemerintah dengan peningkatan kemitraan pengelolaan sanitasi serta peningkatan informasi dan dukungan teknis sanitasi kepada
masyarakat dan swasta.
Misi 4: Meningkatkan cakupan layanan sarana prasarana sanitasi yang berkualitas
Misi ini merupakan upaya pencapaian tujuan pembangunan sanitasi di Kabupaten Sleman dengan meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang memenuhi standar
teknis kesehatan lingkungan dan terjangkau oleh pengguna sanitasi, baik sarana-prasarana sanitasi sistem terpusat maupun sistem setempat. Peningkatan cakupan layanan
sarana-prasarana sanitasi juga mencakup peningkatan sarana-sarana-prasarana terkait sanitasi, seperti
sektor air bersih dan kesehatan masyarakat.
Terkait penyediaan strategi penyediaan sarana dan prasarana sanitasi adalah upaya
mewujudkan Misi 4, yaitu Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungrian hidup, dengan strategi pembangunan yang ditempuh adalah:
a. Pemeliharaan dan pembangunan prasarana dan sarana umum melalui optimalisasi sumber-sumber pembiayaan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
b. Peningkatan kinerja penataan ruang daerah melalui penyusunan rencana detail tata
ruang dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya tata ruang c. Menjaga kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan kualitas pengelolaan
28 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,
ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:
a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
c. Rencana Investasi;
d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi: a. Visi Pembangunan;
b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan
d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.
Kawasan RTBL yang memerlukan tindak lanjut kegiatan penataan di Kabupaten Sleman
diuraikan melalui tabel berikut ini.
Tabel 5. 7 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kabupaten Sleman
No. RTBL
Kawasan
Tahun
Penyusunan Visi Penataan
Rencana umum dan panduan rancangan
1 Kawasan. Jl. Tentara Pelajar
2010 Penataan Kawasan Perdagangan dan Permukiman
a. Mengendalikan intensitas perkembangan kegiatan permukiman pada unit ling-kungan;
29 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N yang dapat merusak dan/ atau menurunkan kualitas yang jelas, tegas dan terukur; dalam kawasan yang telah ditentukan, diluar zona
30 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP) Kabupaten
Berdasarkan visi daerah Kabupaten Sleman yakni : “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sleman yang sejahtera, demokratis,selanjutnya dapat dan diturunkan berdaya menjadi
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Tujuan dan Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten
Sleman disusun berdasarkan arahan dari RTRW, RPJP, RPJM khususnya yang berkaitan
dengan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun tujuannya adalah :
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan.
2. Mewujudkan kawasan permukiman yang aman dari bencana.
Adapun penjabaran dari tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kab. Sleman tercermin dalam kebijakan yang dirumuskan antara lain sebagai berikut :
 Tujuan 1 (Mewujudkan kawasan permukiman yang layak dengan tetap menjaga
kelestarian lingkungan ), dengan kebijakan : 
1) Penyediaan perumahan yang layak huni dan terjangkau
2) Peningkatan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi
3) Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur
 Tujuan 2 (Mewujudkan kawasan permukiman yang aman dari bencana), dengan
kebijakan : 
1) Penyediaan permukiman yang aman dari bencana
2) Peningkatan kualitas permukiman yang terkena dampak ikutan bencana
Secara ringkas tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur Kabupaten Sleman dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5. 8 Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Sleman
TUJUAN KEBIJAKAN
Mewujudkan kawasan
permukiman yang layak dengan
t
etap menjaga kelestarianlingkungan
Penyediaan perumahan yang layak huni dan terjangkau
31 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 8 lanjutan
TUJUAN KEBIJAKAN
Mewujudkan kawasan
permukiman yang layak dengan
t
etap menjaga kelestarianlingkungan
Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan peran swasta dan masyarakat dalam pembangunan
perumahan dan infrastruktur
Mewujudkan kawasan permukiman
yang aman daribencana
Penyediaanpermukiman yang amandaribencana
Peningkatan kualitas lingkungan permukimanyang terkena dampak bencana
Sumber : SPPIP Sleman, 2011
Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan menjelaskan
mengenai strategi permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki cakupan skala kabupaten dan kawasan, dimana strategi skala kabupaten membahas mengenai strategi
permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki lingkup wilayah Kabupaten Sleman, sedangkan strategi pengembangan skala kawasan membahas mengenai strategi
pengembangan permukiman dan infrastrukturnya pada kawasan yang telah ditetapkan. Adapun strategi PPIP skala kabupaten dapat dilihat pada Tabel 5.9. berikut.
Tabel 5. 9 Tujuan, Kebijakan dan Strategi PPIP
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Menyediaan perumahan yang terjang-kau dan ramah lingkungan
Mengembangan model hunian vertikal
Peningkatkan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi di perkotaan
Meningkatan cakupan pelayanan pe-ngelolaan limbah, sampah, air minum, drainase dan jalan
Peningkatan kapasitas peme-rintah daerah dan peran swas-ta dan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur
Meningkataan koordinasi antar lemba-ga dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur
Mengembangan program Public Priva-te Partnership dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur
Penyediaan permukiman yang aman dari bencana
Menetapkan zona rawan bencana
32 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5. 9 lanjutan
TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI
Mewujudkan kawasan permukiman yang aman dari bencana
Pembatasan fasilitas umum di zona rawan bencana
Peningkatan kualitas lingku-ngan permukiman yang terke-na dampak bencaterke-na
Pemulihan kondisi permukiman dan infrastruktur.
Pembuatan regulasi yang antisipatif dan responsif.
Sumber : SPPIP Sleman, 2011
Kawasan Prioritas PPIP dijelaskan melalui gambar berikut ini.
Gambar 5. 7 Peta Kawasan Prioritas Kab. Sleman (SPPIP Sleman, 2011)
Perumusan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan menjelaskan mengenai strategi permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki cakupan skala kabupaten
dan kawasan, dimana strategi skala kawasan membahas mengenai strategi permukiman dan infrastrukturnya yang memiliki lingkup wilayah kawasan prioritas yakni :
1. Depok 2. Cangkringan
3. Gamping
33 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP)
Sebagai upaya membangun kawasan prioritas sebagai andalan kawasan pendidikan dan
ekonomi yang ramah lingkungan dengan dukungan infrastruktur permukiman perkotaan yang memadai, maka perlu dirumuskan kebijakan-kebijakan dengan arahan sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan prioritas untuk kawasan andalan pendidikan dan ekonomi Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY;
2. Penataan kawasan prioritas sebagai kawasan yang ramah lingkungan;
3. Pengembangan kawasan prioritas yang berbasis kepada optimalisasi potensi untuk pencapaian target pengurangan kemiskinan di Kabupaten Sleman.
Strategi Pencapaian Kebijakan Pengembangan Kawasan Prioritas untuk kawasan andalan
Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan infrastruktur permukiman perkotaan yang mendukung
pengembangan kawasan prioritas sebagai kawasan andalan;
2. Melaksanakan penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Prioritas secara terintegrasi serta penegakan regulasinya;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas permukiman melalui pengembangan rumah sehat sederhana yang terjangkau;
4. Mengembangkan permukiman layak buni melalui pengembangan hunian vertikal berupa apartemen, rumah susun sederhana milik (rusunami), rumah susun
sederhana sewa (rusunawa), maisonnette dan townhouse;
5. Meningkatkan keterkaitan antar kawasan melalui peningkatan kualitas dan pengembangan jalan lingkungan dan poros desa;
6. Pengembangan program KPS dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur; 7. Melaksanakan konsolidasi lahan untuk penataan lahan kawasan.
Strategi Pencapaian Kebijakan penataan kawasan prioritas sebagai kawasan yang ramah
lingkungan :
1. Menangani permasalahan banjir dan genangan yang terintegrasi;
2. Menata kawasan bantaran sungai;
3. Mengembangkan pelayanan air bersih (air minum) pada wilayah
permukiman yang belum terlayani;
4. Mengembangkan pengelolaan limbah rumah tangga sistem terpusat dan komunal;
5. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan pada permukiman;
34 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
Strategi Pencapaian Kebijakan Pengembangan kawasan prioritas yang berbasis kepada
optimalisasi potensi untuk pencapaian target pengurangan kemiskinan di Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :
1. Meningkatan kualitas permukiman dengan pengembangan kegiatan , perbaikan dan peremajaan kawasan melalui pelaksanaan tridaya (manusia, lingkungan dan usaha);
2. Mengembangkan skema pembiayaan yang mudah diakses oleh masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR);
3. Peningkatan swadaya masyarakat melalui program dana stimulan;
4. Pengembangan CSR;
5. Memelihara dan mempertahankan kearifan lokal;
6. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat sosial ekonomi.
Berdasarkan kebijakan dan strategi di atas tersebut, maka konsep utama pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kawasan prioritas adalah “Pengembangan dan
Kawasan Prioritas Sebagai Kawasan Andalan Pendidikan dan Ekonomi yang Ramah
Lingkungandengan Dukungan Infrastruktur Permukiman Perkotaan yang Memadai.”
Berikut adalah peta rencana pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
kawasan prioritas.
35 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N
5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Kawasan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten dilaksanakan berdasarkan kajian terhadap
dokumen-dokumen rencana Kabupaten Sleman yang meliputi: a. RTRW Kabupaten Sleman sebagai acuan arahan spasial;
b. RPJMD Kabupaten Sleman sebagai acuan arahan pembangunan;
c. RPKPP Kabupaten Sleman sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;
d. RTBL yang tersedia sebagai acuan arahan penataan bangunan dan lingkungan
e. RI-SPAM Kabupaten Sleman sebagai arahan pengembangan air minum; dan f. SSK Kabupaten Sleman sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.
Maka selanjutnya dapat menyusun Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Sleman yang merangkum arahan dan program pengembangan serta lokasi kawasan
pengembangan di Kabupaten Sleman yang disajikan dalam tabel 5.10.
Tabel 5. 10 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Sleman
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
RTRW Penataan Kawasan
Strategsi Kota
a. pengelolaan kawasan rawan
bencana alam dan kawasan lindung geologi;
b. pengembangan kawasan
per-tanian dalam rangka keama-nan dan ketahakeama-nan pangan;
c. pengembangan kawasan
pari-wisata terintegrasi;
d. pengembangan kawasan
pen-didikan;
e. pengembangan industri
mene-ngah, kecil dan mikro yang ra-mah lingkungan;
f. pengembangan kawasan
per-mukiman yang aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan;
g. pemantapan prasarana
wila-yah; pengintegrasian dan pe-ngembangan pusat kegiatan
h. pemantapan prasarana
wila-yah;
Kawasan strategis pertumbuh-an ekonomi meliputi:
a. kawasan strategis provinsi
terdiri atas:
1.kawasan perkotaan
Kabu-paten seluas kurang lebih 9.835 (sembilan ribu dela-pan ratus tiga puluh lima) hektar yang berada di da-lam KPY meliputi: f ) Kecamatan Ngaglik.
2.kawasan koridor
Yogya-karta – Piyungan –
Wo-nosari – Rongkop –
Sa-deng;
3.kawasan koridor
Temon-Wates – Yogyakarta –
Prambanan; dan
4.kawasan koridor Tempel
36 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
b. kawasan strategis
kabupa-ten berupa kawasan fungsi keamanan dan ketahanan
pangan wilayah seluas
kurang lebih 4.886 (empat ribu delapan ratus delapan puluh enam) hektar berupa kawasan pertanian tanam-an ptanam-angtanam-an beririgasi di
Se-latan Selokan Mataram
meliputi:
1. Kecamatan Moyudan; 2. Kecamatan Minggir; 3. Kecamatan Seyegan; 4. Kecamatan Godean; 5. Kecamatan Mlati; dan 6. Kecamatan Tempel.
Kawasan strategis sosial dan budaya meliputi:
a. Kawasan strategis nasional
berupa kawasan peninggal-an arkeologis berupa situs
peninggalan purbakala
Komplek Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko berada di Kec. Prambanan.
b. Kawasan strategis provinsi
berupa situs peninggalan purbakala candi meliputi: 1. Kecamatan Berbah; 2. Kecamatan Kalasan; dan 3. Kecamatan Prambanan.
37 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:
a. kawasan strategis nasional
berupa kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
meliputi lahan seluas
1.728,38 (seribu tujuh ra-tus dua puluh delapan ko-ma tiga puluh delapan) he-ktar meliputi:
1. Kecamatan Turi; 2. Kecamatan Pakem; dan 3. Kecamatan Cangkringan. kawasan strategis kabupaten seluas kurang lebih 23.683 8. Kecamatan Pakem; dan 9. Kecamatan Cangkringan.
RPJMD a. Mendorong partisipasi
masyarakat & swasta dalam peningkatan & pemeliharaan prasa-rana & saprasa-rana umum
b. Meningkatkan kualitas
prasarana dan sarana dasar permukiman
 Program Pembangunan
salu-ran drainase/gorong-gorong;
 Program pembangunan turap/
talud/bronjong;
 Program rehabilitasi/
pemeli-haraan Jalan dan Jembatan
 Program rehabilitasi/
pemeliha-raan talud/bronjong;
 Program pengembangan
kiner-ja pengelolaan air minum dan air limbah;
38 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
 Program pengembangan
wila-yah strategis dan cepat tum-buh;
 Program pembangunan
infra-struktur perdesaaan; dan
 Program Pembangunan dan
Rehabilitasi Gedung Pemerin-tah.
RPKPP Pengembangan
Kawasan Permukiman Prioritas
1. Mengembangkan infrastruktur
permukiman perkotaan yang
mendukung pengembangan
kawasan prioritas sebagai ka-wasan andalan;
2. Melaksanakan penataan
Ba-ngunan dan Lingkungan Kawa-san Prioritas secara terintegra-si serta penegakan regulaterintegra-si- regulasi-nya;
3. Meningkatkan kualitas dan
ku-antitas permukiman melalui pe-ngembangan rumah sehat se-derhana yang terjangkau;
Kawasan Perkotaan Kecamatan Depok.
4. Meningkatkan kualitas dan
ku-antitas permukiman melalui pe-ngembangan rumah sehat se-derhana yang terjangkau;
5. Mengembangkan permukiman
layak huni melalui pengemba-ngan hunian vertical berupa apartemen, rumah susun se-derhana milik (rusunami), ru-mah susun sederhana sewa
(rusunawa), maisonnette dan
townhouse;
6. Meningkatkan keterkaitan
an-tar kawasan melalui pening-katan kualitas dan pengem-bangan jalan lingkungan dan poros desa;
7. Pengembangan program KPS
dalam pembangunan peruma-han dan infrastruktur;
8. Melaksanakan konsolidasi
39 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
RTBL Kws. Jl.
a. Pengendalian intensitas
per-kembangan kegiatan permu-kiman pada unit lingkungan
b. Pengembangan kegiatan
ba-ngunan campuran di dalam kawasan yang telah ditentu-kan, diluar zona Ruang Terbu-ka Hijau;
c. Pengembangan Ruang
Terbu-ka Hijau Terbu-kawasan dalam ben-tuk pengendalian permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang Terbuka Hijau;
Kws. Jl. Tentara Pelajar
RTBL Kws.
a. Pengendalian intensitas
per-kembangan kegiatan permuki-man pada unit lingkungan
b. Pengembangan kegiatan
ba-ngunan campuran di dalam ka-wasan yang telah ditentukan, diluar zona Ruang Terbuka
Terbuka Hijau kawasan dalam bentuk pengendalian
permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang Terbuka Hijau;
RISPAM Pengembangan SPAM
Perpipaan
Tahap Jangka Pendek (tahun
2012 –2016)
1.Penambahan akses pelayanan
pada kawasan seperti kawasan perkotaan di Kabupaten Sleman, baik melalui pelayanan nonperpipaan secara swadaya masyarakat maupun pelayanan perpipaan oleh PDAM.
2.Pembangunan SPAM baru
untuk Unit IKK :
3.Penambahan kapasitas produksi
dan pengembangan untukdaerah
1.Pembangunan SPAM baru
40 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
Tahap Kedua Jangka Menengah
(tahun 2017 –2021)
Target penambahan sambungan
langganan 7.650 sambungan baru
Peningkatan akses pelayanan
untuk penduduk yang belum terlayani
Efisiensi produksi dan
penang-gulangan kehilangan air untuk kehilangan air fisik
Pengurangan kehilangan air
se-cara non-fisik (perbaikan ketidak akuratan meter air dan kesalah-an pencatatkesalah-an dkesalah-an konsumsi air tak resmi), konsumsi resmi tak berekening.
Tahap Ketiga Jangka panjang
(tahun 2023 – 2028) Menjaga
kontinuitas pelayanan
7. IKK Berbah. 8. IKK Kalasan 9. IKK Turi
SSK Penyediaan Pelayanan
Air Limbah Domestik
Pengembangan kinerja lembaga
pengelola air limbah.
Pengembangan kinerja
kerjasa-ma pengelolaan air limbah.
Pengembangan pelayanan air
limbah sistem terpusat (offsite)
Pengembangan pelayanan air
limbah sistem komunal skala kawasan.
Pengembangan pelayanan air
limbah sistem setempat (onsite)
Peningkatan peran serta
masya-rakat dalam pengelolaan air lim-bah
Pengadaan sarana operasional
air limbah
Pengadaan prasarana
pena-nganan air limbah
Pengembangan jaringan sis-tem terpusat dan pengembang-an sistem komunal berada di Kawasan Perkotaan Yogya-karta KPY meliputi :
41 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
Peningkatan kualitas dan
kuan-titas tenaga layanan air limbah
Pengembangan system
informasi air limbah
Peningkatan kinerja operator
Pemantauan kualitas air limbah
Pengembangan IPAL regional
.
Pengembangan kinerja dan
kompetensi SDM pengelolaan sampah
Pengembangan kinerja lembaga
persampahan
Pengembangan kinerja
kerjasa-ma pengelolaan persampahan.
Pengembangan LDUS
Peningkatan peran serta
masya-rakat dalam pengurangan sam-pah
Pengelolaan di sumber sampah
(3R)
Pengadaan sarana angkutan
sampah
Pengadaan prasarana
penanga-nan sampah
Peningkatan kualitas dan
kuan-titas tenaga layanan persam-pahan
Pengembangan sistem
informa-si penanganan sampah
Peningkatan kinerja operator
Pengembangan TPA/TPST
regi-onal
Kawasan Perkotaan Yogya-karta KPY meliputi :
a) Kecamatan Godean; b) Kecamatan Gamping; c) Kecamatan Mlati; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Ngemplak; f ) Kecamatan Ngaglik.
Penyediaan Drainase Pengembangan kerangka
peraturan operasionalisasi sistem pengelolaan drainase.
Pengembangan SDM engelola
Drainase
Pengembangan kinerja lembaga
drainase
Penanganan titik genangan meliputi :
Kaw. Ambarukmo
kws Jl. Kaliurang (utara
selokan Mataram)
kws simpang 3 Janti
kws Jl. Kaliurang(utara
42 | K E T E R P A D U A N S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N K A B U P A T E N S L E M A N Tabel 5.10 lanjutan
Dokumen
Perencanaan Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan
Pengembangan kinerja
kerjasa-ma pengelolaan drainase.
Pengembangan jaringan
draina-se
Pengembangan sistem drainase
regional terpadu
Peningkatan peran serta
masya-rakat dalam pengurangan ge-nangan
kws Jl. Jambon
kws Jl. Samirono/ Jl.