• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI HUKUM PERKAWINAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI HUKUM PERKAWINAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

i

PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

HANIF MUHIBBURRAHMAN NIM. 114-13-013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Hanif Muhibburrahman NIM : 114-13-013

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH MATERI HUKUM PERKAWINAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR

BENER KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah.

(4)

Jalan lingkar Salatiga Km. 2 Telepon : (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

iv SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI HUKUM PERKAWINAN

MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI KEAGAMAAN MADRASAH ALIYAH ALMANAR BENER

KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DI SUSUN OLEH : HANIF MUHIBBURRAHMAN

NIM 114-13-013

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 Oktober 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil.

Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. Penguji I : Imam Mas Arum, M.Pd.I. Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Salatiga, 2 Oktober 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(5)

v

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Hanif Muhibburrahman

NIM : 114 13 013

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. . Naskah skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-repository IAIN SALATIGA.

Salatiga, September 2018 Yang menyatakan

(6)

vi

MOTTO





Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan rahmat , ridho dan hidayah-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang telah Engkau berikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan impianku :

1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi Ayahanda M Amin Ma‟ruf dan Ibunda Nur Hikmah Suguyarti, yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan kasih sayang yang tulus.

2. Istriku tercinta, Riyhammah yang telah mendukung dan memberikan semangat.

3. Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta memberikan motivasi khususnya teruntuk Dedy Aris Setiawan.

4. Teman-teman tercinta PAI Ekstensi, PPL, KKN dan semuanya yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohhmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan senang hati menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan juga selaku pembimbing skripsi yang telah rela menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini 4. Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan

selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini

(9)

ix

6. Guru Pengampu Mata Pelajaran fiqih kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran Bapak Agus Saghara, S.Pd.I yang berkenan meluangkan waktu untuk membantu jalannya penelitian di Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran

7. Siswa siswi kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener Tengaran yang sudah berkenan menjadi subyek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh

Selanjutnya penulis hanya dapat berdoa “Jazakumullah khoirul katsiran”. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Salatiga, September 2018 Penulis

(10)

x

ABSTRAK

Muhibburrahman, Hanif . 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Fiqh Materi Hukum Perkawinan Melalui Metode Discovery

Learning Pada Siswa Kelas Xi Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Studi Pendidikan Guru

Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Discovery Learning

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqh materi hukum perkawinan melalui metode discovery learning pada siswa kelas XI Keagamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Keagamaan MA Al Manar Bener Kecamatan Tengaran. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif.

(11)
(12)
(13)
(14)

xiv

DAFTAR TABEL

3.1. Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecmatan Tengaran 3.2. Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran

3.3. Daftar Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Al Manar Bener 3.4. Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener

3.5. Daftar Nama Siswa

3.6. Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas XI Keagamaan MA Al-Manar Bener 4.1. Hasil Belajar Siswa Siklus I

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

1.1. Siklus Penelitian Tindak Kelas

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3. Instrumen Observasi Guru Siklus I

Lampiran 4. Instrumen Observasi Guru Siklus II Lampiran 5. Instrumen Observasi Siswa Siklus I Lampiran 6. Instrumen Observasi Siswa Siklus II Lampiran 7. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus I Lampiran 8. Lembar Otentik (Asli) Hasil Tes Siklus II Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa

Lampiran 10. Dokumentasi

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam datang disertai dengan lahirnya sebuah paradigma baru tentang proses kehidupan manusia dalam menjalani hidup di dunia sebagai hamba Allah dan pemimpin di bumi. Kehadiran Islam sebagai salah satu pendobrak kebekuan dan kejumudan peradaban manusia proses ini disertai dengan sebuah revolusi dalam bidang pendidikan sebagai salah satu prasarat pokok untuk membangun sebuah peradaban manusia yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin untuk mengelola alam ini (Thoha, 2006: 4).

(18)

wawasan nilai dari pendidik, yakni pendidik yang memiliki kemampuan untuk menghayati ilmu, mengetahui rahasia ilmu yang diajarkan, kekuatan dan kelemahan teori-teori serta validitasnya.

Dalam mengajar tentunya seorang pendidik memakai strategi kreasi intelektual dan strategi kognitif dari pada informasi verbal. Cara mengajar yang demikian membutuhkan peranan yang besar dari guru atau pengajar untuk dapat menumbuhkan dan mengarahkan peserta didik pada keaktifan dan pengembangan potensi serta berproses menempa diri sesuai dengan bakat dan kesadaran dari perserta didik itu sendiri akan pentingnya sebuah pendidikan. Strategi seperti ini diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan keterlibatan maksimal siswa dalam belajar.

(19)

sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari „menemukan sendiri‟ bukan dari „apa kata guru‟. Begitulah peran guru di

kelas yang dikelola dengan metode inkuiri.

Peran guru dalam pembelajaran dengan metode discovery learning hanya sebagai fasilitator oleh karena itu guru harus peran aktif dan kreatif dalam memberikan materi pelajaran pada siswa sehingga terwujud proses pembelajaran yang berkualitas. Setiap materi yang disajikan memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Makna tersebut berupa pemberian kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep apa yang dipelajarinya.

Pembelajaran Fiqih di kelas XI keagamaan Madrasah Aliyah Bener masih dominan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa hanya pasif mendengarkan ceramah guru saja. Karena hanya mendengarkan ceramah guru, ada sebagian siswa yang kurang konsentrasi. Akibatnya siswa tidak memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut tercermin dari hasil belajarnya yang rata-rata baru mencapai 62 dengan ketuntasan 61% (KKM = 70).

Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa, sehingga siswa tidak pasif mendengarkan guru, tetapi juga aktif memahami materi yang disampaikan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan metode discovery learning. Discovery learning berarti penemuan, artinya siswa menemukan konsep materi dengan

(20)

konsep secara individu, dalam memori siswa akan selalu teringat, sehingga akan mudah memahami materi yang disampaikan.

Dalam wacana pendidikan, ada dua tataran yang sering dipertentangkan yang sesungguhnya saling membutuhkan, yakni teori dan praktik. Sedangkan hukum perkawinan adalah menyangkut materi norma-norma dalam Islam mengenai perkawinan. Oleh karena itu dalam pembelajaran hendaknya tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah dan juga siswa dituntut untuk menghafal dan memahami saja akan tetapi hendaknya siswa diajarkan untuk menemukan konsep hukum perkawinan.

Dalam materi hukum perkawinan ini, jika siswa mampu menemukan konsep atau kunci dari materi yang dirumuskan, maka siswa akan memahami siapa yang merumuskan materi tersebut.

Dalam memahami hukum perkawinan untuk siswa XI belum banyak yang memahami. Melalui metode discovery learning, siswa memahami dan menemukan konsep untuk memahami hukum perkawinan, sehingga siswa akan mudah memahami materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil pengamatan sementara, siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang masih banyak yang belum memahami masalah hukum perkawinan sehingga hasil belajarnya menjadi rendah. Hal tersebut merupakan tantangan yang sangat berat bagi peneliti selaku guru agama untuk melakukan penelitian.

(21)

fiqih materi hukum perkawinan siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang melalui metode discovery learning Tahun Pelajaran 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih materi hukum perkawinan siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih materi hukum perkawinan melalui metode discovery learning pada siswa kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al

Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis yang peneliti kemukakan adalah metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran fiqih

(22)

Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penerapan metode discovery learning adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan belajar individu

Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 dari seluruh penguasaan.

b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Menurut Trianto (2009:241) ketuntasan siswa secara klasikal dalam pelajaran PAI adalah 85% siswa di kelas dapat mencapai KKM.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik maupun manfaat praktis sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

1) Bagi guru

(23)

Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, dengan harapan bahwa pembelajaran tidak hanya terfokus pada ceramah guru, tetapi juga harus didukung keaktifan siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

3) Bagi sekolah

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran di MA dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan.

b. Manfaat praktis

Pelaksanaan tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat yaitu:

1) Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu dan efektifitas pembelajaran di sekolah.

2) Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa dan menambah wawasan serta ketrampilan dalam pembelajaran fiqih.

(24)

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan

WJS Poerwadarminto (2014:628 dan 1078) menyimpulkan bahwa “peningkatan adalah suatu bentuk hasil usaha mempertinggi atau membuat lebih, sedang kemampuan adalah kesanggupan, ketrampilan, atau kekuatan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar diartikan sebagai kemampuan memahami suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian (Trianto, 2008: 158).

3. Mata Pelajaran Fiqih

Pelajaran fiqih merupakan salah satu bagian pendidikan agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dari ketentuan dan tata caranya (Saebani, 2009: 24).

(25)

3. Discovery Learning

Discovery Learning sebagai salah satu metode yang

memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari (Huda, 2012: 33).

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus

berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

(26)

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama akhir Pebruari-awal Maret 2018 terdiri 2 siklus.

c. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas Kelas XI Keagaamaan Madrasah Aliyah Al Manar Bener Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang sebanyak 22 orang siswa pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat tahapan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Setiap akhir kegiatan siklus diadakan refleksi, sehingga kelemahan-kelemahan setiap siklus dapat dibenahi pada siklus berikutnya.

(27)

Berikut skema dari proposal penelitian:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (Arikunto, 2006: 16)

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi: membuat skenario pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat lembar observasi guru dan siswa untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode pembelajaran diaplikasikan, membuat tugas-tugas yang harus dikerjakan selama proses pembelajaran oleh setiap kelompok untuk mencapai indikator hasil belajar.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.

(28)

Pada tahap ini, peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI materi hukum perkawinan dengan menggunakan metode discovery learning. Pada tahap ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat.

c. Observasi

Menurut Supardi dalam bukunya Suyadi (2010:63) menyatakan bahwa observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data dengan kata lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajarandari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses kegiatan belajar-mengajar.

d. Tahap Refleksi

(29)

hasil analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan rencana perbaikan di siklus II.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:

a. Lembar pengamatan/blanko pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran PAI materi hukum perkawinan melalui metode discovery learning. 1) Lembar observasi guru

Instrumen pengamatan guru dalam penelitian ini menurut Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya: kemampuan guru membuka pelajaran, sikap guru dalam proses pembelajaran, penguasaan bahan belajar, kegiatan belajar mengajar, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan tindak lanjut/follow up.

2) Lembar observasi siswa

(30)

b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah diadakan tindakan siklus I, siklus II, dst.

c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran penerapan metode discovery learning. Dokumentasi juga digunakan sebagai hasil penelitian yang berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa kamera.

5. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes, lembar observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam mengajar saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

b. Tes

(31)

c. Dokumentasi

Dokumen peristiwa saat penelitian tindakan kelas merupakan dokumen otentik pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitisn tindakan kelas, secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data kualitatif dianalisis dengan membuat penilaian-penilaian kuantitatif (kategori).

Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.

Untuk persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Djamarah, 2005: 262):

x 100% P = Persentase

(32)

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2010: 204):

X =

Dengan:

X = Nilai rata-rata

X = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

H. Sistematika Skripsi

Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I terdiri dari Pendahuluan, berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Skripsi.

(33)

BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi semua hasil penelitian yang dilakukan yang terdiri dari siklus I dan II.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang digunakan.

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan (Dalyono, 1997). Menurut Rogers dalam Dalyono (1997) belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar tersebut. Suradi dalam Sardiman (2001) juga menyatakan bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut terjadi perubahan baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun terjadi perubahan tingkah laku ataupun sikap.

(35)

Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik 2001: 29) sehingga dapat dikatakan belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung dari proses yang dialami siswa, baik ketika di sekolah, lingkungan rumah atau keluarga.

Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pandangan yang berbeda-beda. Berikut ini pendapat tentang pengertian belajar :

a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman (Morgan dalam Saptorini 2004: 3).

b. Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan seseorang yang dicapai melalui upaya yang dilakukan dan perubahan itu bukan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan dirinya secara alamiah (Gagne dalam Saptorini 2004: 3).

(36)

d. Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi dengan keadaan (Hilgard E.R dalam Usman 2014: 5).

e. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian (Witherington H. C. dalam Usman 2014: 5).

Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang karena bereaksi dengan keadaan.

Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam Sardiman (2001) menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

(37)

c. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, interupsi.

d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,

peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup.

Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan diatas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan maksimal.

2. Proses belajar

(38)

yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan program evaluasi yang terstruktur dan terencana.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu (Arikunto, 2002). Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto (2003) faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

2) Faktor intern 1) Kesehatan

(39)

2) Inteligensi dan bakat

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik.

3) Minat dan motivasi

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

(40)

tujuan. Menurut Nasution (2000) motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik). Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan berhasil optimal.

Sardiman (2004) menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. 4) Kematangan dan kesiapan

(41)

b. Faktor ekstern 1) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan belajar siswa.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil belajarpun terpengaruh.

3) Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat.

(42)

secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Adapun Nasution (2003: 22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).

Menurut Subiyanto (2008), hasil belajar adalah sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Menurut Sutrisno (2008), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

(43)

Adapun pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan tersebut meliputi:

a. Ranah kognitif, seperti informasi dan pengetahuan, konsep dan prinsip, pemecahan masalah dan kreativitas.

b. Ranah afektif, seperti perasaan, sikap, nilai dan integritas pribadi. c. Ranah psikomotorik.

Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan

mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara

pendidikan (UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya. Hasil belajar diwujudkan dari hasil

penilaian belajar; baik peniliaian kualitatif naupun hasil penilaian kuantitatif yang terangkum dalam buku laporan pendidikan (rapor).

B. HUKUM PERKAWINAN

1. Arti Pernikahan atau Perkawinan

(44)

antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allh SWT.

Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.

Nikah termasuk perbuatan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. atau sunnah Rasul. Dalam hal ini Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Dan ada banyak hikmah di balik anjuran tersebut. Antara lain adalah :

a. Sunnah Para Nabi dan Rasul

ْذَقَىَٗ

(45)

b. Bagian Dari Tanda Kekuasan Allah

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(QS. Ar-Ruum : 21)

c. Salah Satu Jalan Untuk Menjadi Kaya

اُ٘حِنَّأَٗ

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nur : 32)

d. Ibadah Dan Setengah Dari Agama

Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin mengatakan,

(46)

خم م م

م ج ب ك ب

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mengatakan, “Siapa yang menikah, berarti telah melindungi setengah agamanya. Karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk setengah agamanya yang kedua.” Ini merupakan isyarat tentang keutamaan nikah, yaitu dalam rangka mlindungi diri dari penyimpangan, agar terhinndar dari kerusakan. Karena yang merusak agama manusia umumnya adalah kemaluannya dan perutnya. Dengan menikah, maka salah satu telah terpenuhi. (Ihya Ulumiddin, 2/22)

e. Tidak Ada Pembujangan Dalam Islam

Islam berpendirian tidak ada pelepasan kendali gharizah seksual untuk dilepaskan tanpa batas dan tanpa ikatan. Untuk itulah maka diharamkannya zina dan seluruh yang membawa kepada perbuatan zina. Tetapi di balik itu Islam juga menentang setiap perasaan yang bertentangan dengan gharizah ini. Untuk itu maka dianjurkannya supaya kawin dan melarang hidup membujang dan kebiri.

Seorang muslim tidak halal menentang perkawinan dengan anggapan, bahwa hidup membujang itu demi berbakti kepada Allah, padahal dia mampu kawin; atau dengan alasan supaya dapat seratus persen mencurahkan hidupnya untuk beribadah dan memutuskan hubungan dengan duniawinya.

(47)

fikiran-fikiran Kristen semacam ini harus diusir jauh-jauh dari masyarakat

Hai orang-orang yang beriman! Jangan kamu mengharamkan yang baik-baik dari apa yang dihalalkan Allah untuk kamu dan jangan kamu melewati batas, karena sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melewati batas. (QS. Al-Maidah: 87)

Dari sini, sebagian ulama ada yang berpendapat: bahwa kawin itu wajib hukumnya bagi setiap muslim, tidak boleh ditinggalkan selama dia mampu. Sementara ada juga yang memberikan pembatasan --wajib hukumnya-- bagi orang yang sudah ada keinginan untuk kawin dan takut dirinya berbuat yang tidak baik.

Setiap muslim tidak boleh menghalang-halangi dirinya supaya tidak kawin karena kawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung yang berat terhadap keluarganya. Tetapi dia harus berusaha dan bekerja serta mencari anugerah Allah yang telah dijanjikan untuk orang-orang yang sudah kawin itu demi menjaga kehormatan dirinya.

f. Menikah Itu Ciri Khas Makhluk Hidup

(48)

ٍءًَْش ِّوُم ٍَِِٗ

َُُٗشَّمَزَذ ٌُْنَّيَعَى ٍَِِْجَْٗص اَْْقَيَخ

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.(QS. Az-Zariyat : 49)

يِزَّىا َُاَحْثُس

َأ ٍَِِْٗ ُضْسَلأا ُدِثُْذ اٍََِّ اََّٖيُم َجاَْٗصَلأا َقَيَخ

ٌِِْٖسُفّ

اٍَََِّٗ

َََُُ٘يْعٌَ لا

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(QS. Yaasin : 36)

2. Hukum Pernikahan

a. Hukum Asal Nikah adalah Mubah

(49)

b. Nikah yang Hukumnya Sunnah

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya nikah itu sunnah. Alasan yang mereka kemukakan bahwa perintah nikah dalam berbagai Al-Qur’an dan hadits hanya merupakan anjuran walaupun banyak kata-kata amar dalam ayat dan hadits tersebut. Akan tetapi, bukanlah amar yang berarti wajib sebab tidak semua amar harus wajib, kadangkala menunjukkan sunnah bahkan suatu ketika hanya mubah. Adapun nikah hukumnya sunnah bagi orang yang sudah mampu memberi nafkah dan berkehendak untuk nikah.

ُٗدَْ٘ىَا اُ٘جََّٗضَذ

ُذََْحَأ ُٓاََٗس ِحٍَاٍَِقْىَا ًٌََْ٘ َءاٍَِثَّْ ْلأَا ٌُُنِت شِثاَنٍُ ًِِّّإ َدُ٘ىَْ٘ىَا َد

َُاَّثِح ُِْتِا َُٔحَّحَصَٗ

Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAw bersabda,"Nikahilah wanita yang banyak anak, karena Aku berlomba dengan nabi lain pada hari kiamat. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibbam)

c. Nikah yang Hukumnya Wajib

(50)

Sebagai mana firmanNya;

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nur : 32)

d. Nikah yang Hukumnya Makruh

Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan perkawinan telah mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah tanggungannya. Lebih jelasnya adalah orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan tidak sempurna kemampuan untuk berhubungan seksual, hukumnya makruh bila menikah. Namun bila calon istrinya rela dan punya harta yang bisa mencukupi hidup mereka, maka masih dibolehkan bagi mereka untuk menikah meski dengan karahiyah.

Sebab idealnya bukan wanita yang menanggung beban dan nafkah suami, melainkan menjadi tanggung jawab pihak suami.

(51)

e. Nikah yang Hukumnya Haram

Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk menyakiti perempuan yang dinikahinya.

Firman Allah di dalam Al-Qur‟an:

ِءاسِّْىا ٍَِِ ٌُنَى َباط اٍ ا٘حِنّاَف

Maka nikahilah wanita yang engkau senangi. (QS.An-Nisa/4:3)

اُ٘حِنَّأَٗ

Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan kemampuan-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), MahaMengetahui. (QS.An-Nur/24:32)

(52)

3. Rukun Nikah

Rukun nikah adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk melangsungkan suatu pernikahan. Rukun nikah terdiri atas:

a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar pria, tidak karena terpaksa, bukan mahram (perempuan calon istri), tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-kurangnya 19 tahun.

b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar perempuan, tidak karena terpaksa, halal bagi calon suami, tidak bersuami, tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-kurangnya 16 tahun.

c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini dilakukan olehy wali mempelai perempuan dan mempelai laki-laki. Ijab diucapkan wali mempelai perempuan dan kabul diucapkan wali mempelai laki-laki.

d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Wali inilah yang menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan pernikahannya.

Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebagai berikut:

(53)

2) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan. 3) Saudara laki-laki kandung.

4) Saudara laki-laki sebapak.

5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung. 6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak. 7) Paman (saudara laki-laki bapak).

8) Anak laki-laki paman.

9) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas semuanya tidak ada, sedang berhalangan, atau menyerahkan kewaliannya kepada hakim. .

e. Dua orang saksi, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi adalah tidak sah.

4. Pernikahan yang Terlarang

Pernikahan yang terlarang aalah pernikahan yang di haramkan oleh agama Islam. Adapun penikahan yang terlarang adalah sebagai berikut:

a. Nikah Mutah

(54)

pernikahan dinyatakan terbatas. Nikah mut’ah telah dilarang oleh rasulullah saw.

b. Nikah Syigar

Nikah syigar adalah apabila seorang laki-laki mengawinkan anak perempuannya dengan tujuan agar seorang laki-laki lain menikahkan anak perempuannya kepada laki-laki (pertama) tanpa mas kawin (pertukaran anak perempuan). Perkawinan ini dilarang dengan sabda Rasulullah saw.

Dari Ibnu Umar ra., sesungguhnya Rasulullah saw. melarang

perkawinan syigar. (HR. Muslim)

c. Nikah Muhallil

Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap seorang perempuan yang tidak ditalak ba’in, dengan bermaksud pernikahan tersebut membuka jalan bagi mantan suami (pertama) untuk nikah kembali dengan bekas istrinya tersebut setelah cerai dan habis masa idah.

Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal bekas suami yang menalak ba’in untuk mengawini bekas istrinya. Pernikahan ini dilarang oleh rasulullah saw.

d. Kawin dengan pezina

(55)

kawin dengan laki-laki pezina, kecuali kalau perempuan itu benar-benar bertobat.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.

ٍُاص ّلاِإ اُٖحِنٌَْ لا ُحٍَِّاّضىاَٗ ًحَمِششٍُ َٗأ ًحٍَِّاص ّلاِإ ُحِنٌَْ لا ًّاّضىا

ٍٍَِِْؤَُىا ىَيَع َلِىر ًَِّشُحَٗ كِششٍُ َٗأ

Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan Pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang mukmin. (QS. An-Nur/24:3)

Akan tetapi, kalau perempuan pezina tersebut sudah bertobat, halallah perkawinan yang dilakukannya.

Dengan demikian, secara lahiriah perempuan pezina kalau benar-benar bertobat, maka dapat kawin dengan laki-laki yang bukan pezina (baiuk-baik)

5. Hikmah Pernikahan

(56)

Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik, dan mulia. Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara manusia dari kemungkinan jatuh ke lembah dosa yang disebabkan oleh nafsu birahi yang tak terkendalikan.

Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam pernikahan, antara lain sebagai kesempurnaan ibadah, membina ketentraman hidup, menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, terpelihara dari noda dan dosa, dan lain-lain. Di bawah ini dikemukakan beberapa hikmah pernikahan.

a) Pernikahan Dapat Menciptakan Kasih Sayang dan ketentraman Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan jasmaniah dan rohaniah sudah pasti memerlukan ketenangan jasmaniah dan rohaniah. Kenutuhan jasmaniah perlu dipenuhi dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Ada kebutuhan pria yang pemenuhnya bergantung kepada wanita. Demikian juga sebaliknya. Pernikahan merupakan lembaga yang dapat menghindarkan kegelisahan. Pernikahan merupakan lembaga yang ampuh untuk membina ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang keluarga.

Allah berfirman:

(57)

Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah dia meniptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terhadap tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Rum/30:21)

b) Pernikahan Dapat Melahirkan keturunan yang Baik

Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan shaleh. Anak yang shaleh adalah idaman semua orang tua. Selain sebagai penerus keturunan, anak yang shaleh akan selalu mendoakan orang tuanya.

Rasulullah saw. bersabda:

c) Dengan Pernikahan, Agama Dapat Terpelihara

Menikahi perempuan yang shaleh, bahtera kehidupan rumah tangga akan baik. Pelaksanaan ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur. Rasulullah saw. memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang shaleh. Mempunyai istri yang shaleh, berarti Allah menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan agamnya.

d) Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian martabat Seorang Wanita

(58)

Pernikahan merupakan cara untuk memperlakukan wanita secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya harus memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan terhormat pula.

Firman Allah dalam Al-Qur’an:

ِفٗشعََىاِت َُِّٕٗشِشاعَٗ

Dan bergaulah dengan mereka menurut cara yang patut. (QS.

An-Nisa/4:19)

َُِّٕ٘حِنّاَف

ٍخاَْصحٍُ ِفٗشعََىاِت ََُِّٕس٘جُأ َُِّٕ٘ذآَٗ َِِِّٖيَٕأ ُِرِئِت

ٍُاذخَأ ِخازِخَّرٍُ لاَٗ ٍخاحِفاسٍُ َشٍَغ

Karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah mereka maskawin yang pantas, karena mereka adalah

perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina

dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki sebagai piarannya. (QS. An-Nisa/4:25)

e) Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan

(59)

Firman Allah dalam Surah Al-isra ayat 32:

ًلاٍثَس َءاسَٗ ًحَشِحاف َُام َُِّّٔإ اِّّضىا اُ٘تَشقَذ لاَٗ

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra/17:32)

Jelasnya, hikmah pernikahan itu adalah sebagai berikut: a. Menciptakan struktur sosial yang jelas dan adil.

b. Dengan nikah, akan terangkat status dan derajat kaum wanita. c. Dengan nikah akan tercipta regenerasi secara sah dan

terhormat.

d. Dengan nikah agama akan terpelihara.

e. Dengan pernikahan terjadilah keturunan yang mampu memakmuram bumi.

C. Metode Discovery Learning

1. Discovery Learning

Discover berarti menemukan, sedangkan Discovery adalah penemuan. Oleh

(60)

dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Penemuan (discovery) merupakan suatu metode pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Menurut Kurniasih & Sani (2014: 64) Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.

Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014: 282) bahwa Discovery Learning adalah suatu metode untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.

(61)

penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri.

Bruner (dalam Kemendikbud, 2013b: 4) mengemukakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan Discovery Learning ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan

kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori, siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus discovery, siswa menemukan informasi sendiri. Sardiman (dalam Kemendikbud, 2013b: 4) mengungkapkan bahwa dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.

(62)

2. Langkah-langkah Metode Discovery Learning

Pengaplikasian metode Discovery Learning dalam pembelajaran, terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014: 68-71) mengemukakan langkah-langkah operasional metode Discovery Learning yaitu sebagai berikut.

a. Langkah persiapan metode Discovery Learning

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa. 3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif.

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

b. Prosedur aplikasi metode Discovery Learning

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang) Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

(63)

3) Data collection (pengumpulan data) Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara, melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.

4) Data processing (pengolahan data) Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa melalui wawancara, observasi dan sebagainya. Tahap ini berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengetahuan baru dari alternatif jawaban yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

5) Verification (pembuktian) Pada tahap ini siswa melalakukan pemeriksaansecara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data.

6) Generalization (menarik kesimpulan) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

3. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Discovery Learning

(64)

Hosnan (2014: 287-288) mengemukakan beberapa kelebihan dari metode Discovery Learning yakni sebagai berikut:

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.

c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.

d. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain.

e. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.

f. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. g. Melatih siswa belajar mandiri.

Hosnan (2014: 288-289) mengemukakan beberapa kekurangan dari metode Discovery Learning yaitu:

a. Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing

b. Kemampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas

(65)

Westwood (dalam Sani, 2014: 98) mengemukakan pembelajaran dengan metode discovery akan efektif jika terjadi hal-hal berikut:

a. Proses belajar dibuat secara terstruktur dengan hati-hati,

b. Siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan awal untuk belajar,

c. Guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan penyelidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan dari metode Discovery Learning yaitu dapat melatih siswa belajar secara mandiri, melatih kemampuan bernalar siswa, serta melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.

(66)

D. Kajian Pustaka

Keberhasilan metode pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar sudah dibuktikan dalam beberapa penelitian, diantaranya penelitian Khadijah, Cita, dan Iriyanto. Khadijah (2015) menerapkan Discovery Learning pada siswa kelas IV dalam mata pelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Penelitian Cita (2013) dan Iriyanto (2012) berturut-turut menerapkan Discovery Learning pada siswa kelas IV dan kelas VI dalam mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang dan materi titik koordinat.

Ichmanto (2014) dengan judul “Penerapan Metode Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Kenampakan Bulan Kelas IV SDN 6 Arjawinangun Kec. Arjawinangun Kb. Cirebon”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Discovery Learning pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 6 Arjawinangun dapat dilaksanakan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan tindakan dari 25 jumlah peserta didik keseluruhan di kelas IV hanya 7 orang memenuhi KKM sebesar 70 pada mata pelajaran IPA. Kemudian naik menjadi 10 siswa pada siklus I, kemudian siklus II meningkat menjadi 18 siswa, dan pada siklus III semua siswa dapat melampaui KKM.

(67)

penelitian yang telah dilaksanakan dengan penerapan metode Discovery Learning, diperoleh peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan pada siswa di kelas III. Peningkatan hasil belajar dari pra tindakan, siklus I ke siklus II sebagai berikut. Pada tahap pra tindakan rata-rata nilai kelas 53,73 dengan presentase ketuntasan 32%. Siklus I dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami peningkatan rata-rata 3,16 dengan peningkatan presentase ketuntasan secara klasikal sebesar 10%. Siklus II dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,22 dengan peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 16%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar Matematika setelah diterapkan pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning.

Penelitian oleh Siska (2014) yang berjudul “Penerapan Pendekatan

Konstruktivis Dengan Metode Guide Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika di Kelas V SDN 4 Padangpanjang tahun ajaran 2013/2014”. Hasil

penelitian menunjukkan hasil belajar matematika peserta didik dengan menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode Guide Discovery Learning lebih baik daripada hasil belajar matematika peserta didik yang tanpa menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode Guide Discovery Learning pada kelas V SDN 4 Padangpanjang tahun pelajaran 2013/2014.

(68)

menunjukkan hasil belajar yang dicapai lebih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata kelas pada siklus I mencapai 85. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 81,25. Pada siklus III nilai rata-rata-rata-rata kelas mencapai 86. Ketuntasan belajar peserta didik dari siklus I sampai siklus III mencapai 87,5%. Persamaan dari penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan media benda konkrit. Kemudian metode yang digunakan menggunakan penelitian tindakan kelas. Sedangkan perbedaan dari penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada kelas yang dikaji, tidak menggunakan metode Discovery Learning, pembelajaran IPA.

Penelitian oleh Supriyadi (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil

Belajar Metode Discovery Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya tahun 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil observasi diketahui pada siklus 1 sebagian besar kegiatan telah dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan-kegiatan pembelajarannya yaitu sebesar 65% setelah siklus II seluruh pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah dapat dilaksanakan oleh guru pada pembelajaran bentuk daun dan fungsinya dengan metode discovery learning dapat meningkat menjadi 100%.

(69)
(70)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al Manar Bener

Madrasah Aliyah Al Manar merupakan salah satu lembaga pendidikan setara SLTA yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Al Manar Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. MA Al Banar menyelenggarakan pendidikan dengan jurusan Agama dan IPS saja.

1. Profil Madrasah Aliyah Al Manar Bener

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan lokasi dilaksanakannya penelitian ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal berikut :

a. Identitas

Nama Madrasah : MA Al-Manar

NSM : 131233220001

NPSN : 20363210

Alamat : Jl. KH Jalal Suyuthi 17 Status Madrasah : Swasta

(71)

b. Letak Geografis

MA Al-Manar Bener terletak di Dusun Bener, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

c. Sejarah Berdirinya MA Al-Manar

MA Al-Manar didirikan pada tahun 1991 yang didirikan oleh suatu yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. MA Al-Manar didirikan oleh yayasan dan masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran sekaligus dapat melaksanakan syariat agama islam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

1) Visi

Terwujudnya peserta didik yang sntun dan peka terhadap lingkungan sosial, taqwa, terampil, unggul dan mandiri.

2) Misi

a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam.

b) Meningkatkan proses pembelajaran, kinerja, profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Meningkat kan prestasi akademik dan pengembangan potensi, minat, dan bakat peserta didik.

(72)

d. Sarana dan Prasarana

Tabel 3.1

Sarana Prasarana Madrasah Aliyah Al Manar Bener

Data Bangunan/Ruang Kelas MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

No Nama Bangunan/Ruang Jumlah

1 Ruang Kelas 6 ruang

2 Ruang Kepala Madrasah 1 ruang

3 Ruang Guru 1 ruang

4 Ruang Tata Usaha 1 ruang

5 Ruang Laboratorium fisika 1 ruang

6 Ruang Laboratoriaum Komputer 1 ruang

7 Ruang Perpustakaan 1 ruang

8 Toilet Guru 1 ruang

9 Toilet Siswa 2 ruang

(73)

Tabel 3.2

Data Inventaris MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018

6 komputer/leptop diruang computer 14 buah

7 Bola sepak 3 buah

8 Bola voli 4 buah

9 Bola basket 2 buah

10 Meja pingpong (tenis meja) 1 buah

11 Lapangan sepakbola/futsal 1 buah

(74)

e. Keadaan Guru

Jumlah guru dan staf karyawan di MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 20017/2018 secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.3

Daftar Guru dan Karyawan Madrasah Aliyah Al Manar Bener

No Nama Jenjang Tugas Mengajar

Pendidikan

1. Makmun Santoso M.Pd.I S2 Kepala sekolah

2. Haris As‟ad Guru mapel

3. Kusumaningrum Baroroh S.Ag S1 Guru mapel

4. Prehanto S.Pd.I S1 Guru mapel

5. Nuzul rahmawati S.Pd.I S1 Guru mapel

6. Ahmad Makmun S.Pd.I S1 Guru mapel

7. Puji Astuti S.Pd.I S1 Guru mapel

8. Agus Wahib Sabara S.H.I S1 Guru mapel

9. Tri Murti Dyah S S.Pd S1 Guru mapel

10. Rohmat Hidayat S.Pd.I S1 Guru mapel

11. Linda Nur andriyani S.Pd S1 Guru mapel

12. Wahyu Wijayanto S.TP S1 Guru mapel

13. Desita Prehatini S.Pd S1 Guru mapel

(75)

f. Keadaan Siswa

Siswa MA Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

berjumlah 135 siswa, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.4

Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al Manar Bener

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. X 18 23 41

2. XI 26 23 49

3. XII 22 40 62

Jumlah 66 86 152

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah kelas XI Madrasah Aliyah Al Manar Bener sebanyak 22 orang. Adapun daftar namanya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Daftar Nama Siswa Subjek Penelitian

No Nama L/P

1 Aina‟ul Wavaroh P

2 Arif Nur Sholeh L

3 Diyah Ayu P

4 Evi Ma‟rifatul Fauziah P

5 Fenty Aryana P

6 Fitriani Rinta P

7 Istikomah P

8 Kurnia Chandra P

(76)

10 M. Misbachul Munir L

11 M. Zainal Arifin L

12 Maita Isnaeni P

13 Mistakhudin L

14 Mila Arina P

15 Muchammad Ni‟am L

16 Muhamad Hafid L

17 Muhammad Hasim L

18 Mukhamad Ikhlasul Ali L

19 Muhammad Mazza L

20 Nurul Hidayatul P

21 Oktaviana P

22 Saidah P

B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

(77)

Tabel 3.6

Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas XI Keagamaan MA Al-Manar Bener

(78)

Berdasarkan hasil pre test diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah 8 siswa dari 22 siswa atau 36% sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 14 siswa atau 64% dengan rata-rata 59,09.

Tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut : Diagram 4.1

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar pada Pra Siklus

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindak Kelas (Arikunto, 2006: 16)
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model discovery learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap gerak benda.. Universitas

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran IPA melalui strategi Discovery Learning pada siswa kelas IV SD Negeri 01

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar melalui model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran Fiqih siswa kelas V

Hasil penelitian dan pembahasan tentang ”Peningkatan Prestasi Belajar Materi Bilangan Berpangkat melalui Pendekatan Discovery Learning dalam Pembelajaran Matematika pada Peserta

8 Ma‟rul Amin, Penerapan Model Pembelajaran Kontextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas IX D Pada Mata Pelajaran Fiqih

Bahwa respon siswa dalam belajar mata pelajaran Kimia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Kimia

MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V MATERI AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DI MI MUHAMMADIYAH BESANI

Penelitian dengan judul” Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih ini bertujuan untuk mengetahui secara signifikan sejauh mana motivasi belajar siswa pada mata