• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PERJALANAN DINAS ANGGOTA KOMISI C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : SARAH ANNISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PERJALANAN DINAS ANGGOTA KOMISI C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : SARAH ANNISA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH : SARAH ANNISA

172102048

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : SARAH ANNISA

NIM : 172102048

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : ANALISIS BIAYA OPERASIONAL

PERJALANAN DINAS ANGGOTA KOMISI C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA Tanggal ... 2020 DOSEN PEMBIMBING

Abdillah Arif Nasution NIP. 19830406 200812 1 004 Tanggal ... 2020 DOSEN PENGUJI

Dra, Mutia Ismail MM, Ak, CA NIP. 19680501 199502 2 001 Tanggal ... 2020 KETUA PROGRAM STUDI

DIII AKUNTANSI

Dra, Mutia Ismail MM, Ak, CA NIP. 19680501 199502 2 001 Tanggal ... 2020 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS

Prof. Dr. Ramli, SE, MS NIP. 19580602 198803 1 001

(3)

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : SARAH ANNISA

NIM : 172102048

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : ANALISIS BIAYA OPERASIONAL

PERJALANAN DINAS ANGGOTA KOMISI

C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA

MEDAN, JUNI 2020

(SARAH ANNISA) NIM : 172102048

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karna atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menuntaskan Tugas Akhir yang berjudul „Analisis Biaya Operasional Perjalanan Dinas Anggota Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara’ sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada fakultas ekonomi dan bisnis universitas sumatera utara.

Tugas akhir ini ditujukan kepada seluruh pembacanya dan diharapkan dapat memeberikan pengetahuan lebih terhadap perincian dana biaya operasional perjalanan dinas anggota komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara. Tugas akhir ini dirangkai sesuai dengan data primer dan sekunder yang mana penulis peroleh setelah melakukan penelitian sederhana di kantor DPRD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Selama proses pengerjaan tugas akhir ini penulis mendapatkan bimbingan yang beraneka ragam, arahan dan bantuan dari beberapa orang. Oleh karna itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

2. Ibu Dra, Mutia Ismail MM, AK, CA, selaku Ketua Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Penguji saya.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, selaku Sekretaris Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Terkhusus untuk kedua orangtua penulis, Bapak Amir Zuhdi dan Ibu Chairani.

6. Kepada seluruh sahabat ku yang telah menemani perjalanan kuliah ku selama 3 tahun ini, terkhusus kepada Ameliga Putri Wardhani, Wanda Utari, Evi Rachmida, Achmad Yowanda, Ibnu Suranta Pinem, dan seluruh teman – teman di kelas B yang tercinta.

Medan, Juni 2020 Penulis

SARAH ANNISA

(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR...vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...3

1.3 Tujuan Penelitian...3

1.4 Manfaat Penelitian...3

1.5 Jadwal Kegiatan...4

1.6 Sistematika Penelitian...4

BAB II DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA 2.1 Sejarah Singkat...7

2.2 Fungsi, Visi dan Misi Perusahaan...12

2.3 Logo dan Makna...14

2.4 Struktur Organisasi...15

2.5 Job Description...16

2.6 Jaringan Usaha Kegiatan...22

2.7 Kinerja Usaha Terkini...22

2.8 Rencana Kegiatan...23

BAB III ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PERJALANAN DINAS ANGGOTA KOMISI C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Definisi Biaya Operasional...27

3.2 Klasifikasi Biaya Operasional...29

3.3 Biaya Operasional dalam instansi pemerintahan...30

3.4 Manfaat Data Biaya Operasional...31

3.5 Kategori Biaya Operasional...32

3.6 Pengertian Akuntansi Biaya...34

3.7 Perencanaan Biaya Operasional...35

(7)

3.8 Pengawasan Biaya Operasional...37 3.9 Biaya Operasional Perjalanan Dinas Komisi C DPRD ProvSU...39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan...45 4.2 Saran...46 DAFTAR PUSTAKA...47

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir...4 3.1 Biaya-biaya Kunjungan Kerja Daerah...40 3.2 Biaya Tiket...44

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Logo Perusahaan...14 2.2 Struktur Sekretariat DPRD Provinsi Sumut...15

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Agar bisa memberikan kesejahteraan kepada seluruh anggotanya serta pihak-pihak yang bersangkutan di dalamnya, setiap organisasi/instansi baik swasta atau pun pemerintahan memiliki tujuan utama yang harus di capai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka organisasi harus memiliki cara untuk mengefisiensi kegiatan operasionalnya. Kita dapat melihat apakah penggunaan anggaran yang di berikan sudah efisien dan efektif untuk mencapai sasaran kerja yang maksimal atau belum setelah mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu kegiatan pada sebuah organisasi.

Dalam sebuah instansi pemerintahan tentu saja sangat berkaitan dengan keuangan negara. Pengertian keuangan negara itu sendiri adalah `seluruh hak dan kewajiban negara yang bisa dinilai dengan uang, juga segala hal baik berupa barang maupun berupa harta yang dapat dijadikan kepunyaan negara berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.` Maka sangat penting bagi instansi memiliki kontrol dari sisi penerimaan dan pengeluaran. Terutama pada kontrol pengeluaran yang lebih difokuskan pada kontrol internal dari masing- masing instansi. Agar penerimaan dan pengeluaran selaras dengan anggaran yang telah di tetapkan maka pengawasan perlu dilakukan.

Organisasi/instansi perlu merencanakan sesuatu yang matang mengenai rincian biaya operasional agar pengeluaran yang tidak diinginkan dapat dicegah

(11)

kemunculannya serta dapat meningkatkan efektivitas, tak lupa diimbangi dengan kontrol biaya yang baik yang berarti apa yang sudah direncanakan harus sinkron dengan biaya yang dikeluarkan.

Menyadari pentingnya andil Biaya Operasional, maka penulis terdorong untuk mengangkat judul “Analisis Biaya Operasional Perjalanan Dinas Anggota Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara”.

Dengan di angkatnya judul ini di harapkan pihak instansi terkhusus bagian nya dapat memperkuat sistem pengendalian biaya-biaya operasional yang dapat mengevaluasi prestasi kerja serta mencegah kecurangan (fraud), apakah peran pelaksananya sudah berlangsung dengan lancar dan teratur sehingga dapat meraih tujuan yang direncanakan.

Setiap instansi pemerintahan mendapat anggaran belanja yang sudah ditetapkan dalam Undang - Undang dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Setiap bagian mempunyai kegiatan operasional nya masing-masing. Perjalanan dinas adalah salah satu kegiatan yang cukup sering dilakukan oleh anggota pemerintahan baik pejabat pemerintahan, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap instansi pemerintahan. Perjalanan dinas tentu memerlukan biaya-biaya operasional yang ditanggung oleh negara juga.

(12)

3

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka perumusan masalah dari tulisan ini adalah :

“Bagaimana rincian biaya operasional perjalanan dinas anggota komisi C sepanjang tahun 2017 dan 2018 ?”

Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3 Tujuan penelitian :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rincian biaya operasional perjalanan dinas komisi C sepanjang tahun 2017 dan 2018.

1.4 Manfaat penelitian :

1. Bagi penulis, dapat meningkatkan pengetahuan spesifik mengenai biaya operasional perjalanan dinas.

2. Bagi komisi c, dapat menjadi wadah penilaian keberhasilan dan ketepatan dalam penggunaan anggaran biaya perjalanan dinas yang di berikan serta mendapat pengarahan untuk kinerja yang lebih baik.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan perbandingan penelitian berikutnya.

(13)

1.5 Jadwal Kegiatan

Lokasi penelitian : Kantor bagian Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Tabel dibawah ini menjelaskan jadwal penelitian yang dilakukan :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO. KEGIATAN

APRIL JUNI

MINGGU KE MINGGU KE I II III IV I II III 1 Pengesahan penulisan Tugas

Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Penunjukan Dosen Pembimbing

4 Pengumpulan Data

5 Penyusunan Tugas Akhir 6 Bimbingan Tugas Akhir 7 Penyelesaian Tugas Akhir

1.6 Sistematika Penelitian

Tugas akhir ini dibagi menjadi empat bab, agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan sistematis serta tidak menimbulkan pemahaman yang lain di setiap bab terdiri dari sub - sub bab yang bertepatan dengan kepentingannya. Singkatnya isi pokok pembahasan setiap bab adalah sebagai berikut :

(14)

5

BAB I :PENDAHULUAN

pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, jadwal kegiatan, dan sistematika penelitian.

BAB II : DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini penulis memaparkan mengenai deskripsi umum instansi mencakup; sejarah singkat, visi, misi dan tujuan struktur organisasi, job descriptikan, jaringan usaha, kinerja usaha dan rencana kegiatan.

BAB III : ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PERJALANAN DINAS

ANGGOTA KOMISI C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA Pada bab ini seluruh data yang diperoleh dari penelitian di komisi c akan di analisis oleh penulis. Penelitian berlandaskan teori yang diiringi evaluasi hasil analisis yang di hamparkan, yaitu tentang pengertian Biaya Operasional, Klasifikasi Biaya Operasional, Biaya Operasional dalam instansi pemerintah, Biaya, pengertian Akuntansi Biaya, Biaya Operasional Perjalanan Dinas Komisi C DPRD ProvSu, Analisis Biaya Operasional Perjalanan Dinas Anggota Komisi C DPRD ProvSu.

(15)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, setelah menganalisis data yang tersedia penulis menyimpulkan hasil penelitian yang di dapat serta memberikan saran yang dirasa perlu di sampaikan sebagai penyempurnaan di masa yang akan datang bagi instansi yang bersangkutan.

(16)

BAB II

DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1. Sejarah singkat

Lahirnya DPRD Provinsi Sumatera Utara

Menurut UU No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948 pertama kalinya didirikan Provinsi Sumatera Utara, daerah ini menaungi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli Utara.

Kemudian berdasarkan catatan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 19 Tahun 1973 menetapkan tertanggal 13 Agustus sebagai Hari Jadi Provinsi Sumatera Utara. Sebelumnya menurut catatan penetapan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) Sumatera Utara merupakan sebuah Provinsi dan daerah tata kelola tanggal 19 Agustus 1945.

Sebagaimana halnya di Pulau Jawa, tertanggal 12 April 1956 No 2 / MGS yang kandungannya sinkron dengan Undang – Undang No 1 Tahun 1945 melalui Maklumat Gubernur Sumatera Utara mengatur posisi Komite Nasional Daerah yang perlahan - lahan didirikan.

Dalam arahan Gubernur Sumatera Utara diatur bahwa Komite Nasional Daerah didirikan di Provinsi dan Keresidenan, hingga kini Provinsi dan Keresidenan itu menjadi kedaulatan. Dan seluruh wilayah - wilayah tersebut mempunyai Dewan Perwakilan Rakyat yang mengurus rumah tangganya sendiri.

(17)

Terdapat 5 orang anggota Dewan yang aktif berdinas melaksanakan pemerintahan sehari – hari dan pimpinan daerah menjadi ketua juga merangkap anggota, yang membentuk suatu Badan Eksekutif. Berlandaskan arahan tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Sumatera Utara sebanyak 100 orang yang mewakilkan 100.000 masyarakat.

Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Utara menurut cabang administratif terbagi menjadi cabang Provinsi dalam kongresnya pada tanggal 17 s/d 19 April 1946 di Bukit Tinggi, yaitu :

Cabang Provinsi Sumatera Utara yang menaungi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli.

Cabang Provinsi Sumatera Selatan menaungi Keresidenan Bangka, Belitung, Lampung dan Palembang.

Cabang Provinsi Sumatera Tengah menaungi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

Setiap Keresidenan dan fungsi pemerintahan yang ada di daerahnya dipimpin oleh Gubernur Muda yang beraksi sebagai pimpinan dari cabang provinsi. Disebutkan bahwa pemerintah provinsi disinkronkan dengan pemerintahan pusat, tertanggal 30 Agustus 1946 pemerintahan Sumatera Utara dilaksanakan selaras dengan Maklumat Gubernur Sumatera Utara.

Dinyatakan dengan tegas bahwa Provinsi Sumatera Utara digerakkan oleh Gubernur dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan

(18)

9

Eksekutif, pernyataan tersebut telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1974.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1974 menyatakan yang menjadi wilayah kedaulatan di Sumatera adalah Keresidenan dan wilayah – wilayah yang diatur sebagai wilayah kedaulatan, serta Pemerintah Wilayah Sumatera Utara berasosiasi langsung dengan Pemerintah Pusat dan berada di bawah naungan Menteri – Menteri.

Sebagai suatu wilayah administratif yang pada prakteknya mengurus rumah tangganya masing – masing terus di lakukan oleh Kepemimpinan Gubernur Muda di setiap cabang Provinsi, hingga provinsi Sumatera Utara seakan - akan terdiri dari 3 Provinsi.

Menyadari hal tersebut Pemerintah Pusat kemudian menerbitkankan UU No 10/ 1948 tentang pemisahan Sumatera menjadi 3 Provinsi, yaitu :

1. Provinsi Sumatera Utara 2. Provinsi sumatera Selatan 3. Provinsi Sumatera Tengah

Pertama kalinya dipilih anggota DPRD Tingkat I Sumatera Utara Pada tanggal 13 Desember 1948 yang berlokasi di Tapak Tuan, pesertanya berasal dari masing – masing cabang Provinsi terdahulu.

(19)

Berdasarkan Undang – Undang No. 24/1956 didirikanlah Provinsi Aceh disisa Keresidenan Aceh, dengan begitu Provinsi Sumatera Utara secara langsung terpisah dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli.

Peraturan Pemerintah No 42/1948 sebagai pengganti Undang – Undang No. 10/1974 tertanggal 15 April 1948, mengenai penunjukan Komisariat Pemerintahan Pusat di Sumatera yang sebelumnya sudah terlaksana, oleh karna itu komisariat tersebut melaksanakan kewajiban Gubernur Sumatera sehingga kewajiban – kewajiban itu tersampaikan kepada eksekutifnya. Mr. Teuku M Hasan memimpin Komisariat Pusat di Sumatera yang bertempat di Bukit Tinggi.

Profil DPRD Provinsi Sumatera Utara

Organisasi perwakilan rakyat daerah yang mempunyai posisi sebagai bagian pelaksana Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara (disingkat DPRD Sumut). DPRD Sumut dipimpin oleh 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua yang bersumber dari partai politik yang mendapat kuantitas suara serta kursi paling banyak. Anggota saat ini adalah berdasarkan pemilihan umum tahun 2019.

Pelantikannya dilakukan tanggal 16 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Medan, Cicut Setyarso, yang bertempat di Gedung Paripurna DPRD Provinsi Sumatera Utara. Struktur keanggotaan DPRD Sumut periode 2019-2024 yaitu sebanyak 11 partai politik dan PDI Perjuangan merupakan partai politik yang memiliki kuantitas kursi tertinggi yaitu sebanyak 19 kursi diikuti oleh

(20)

11

Golkar dan Gerindra yang masing – masing mendapat 15 kursi. Saat pemilihan umum tahun 2014, DPRD Sumut memposisikan wakilnya sebanyak 100 orang yang berada di sembilan fraksi, dengan mayoritas perolehan suara didapat oleh Partai Golkar.

Jenis : Unikameral

Jangka Waktu : 5 Tahun

Dibentuk : 13 Desember 1948 Tahap pertama : 16 September 2019

Lokasi Kongres : Jalan Imam Bonjol No. 5, Medan 20212, Sumatera Utara, Indonesia

Situs Web : dprd-sumutprov.go.id

Pimpinan

Ketua : Baskami Ginting ( Sejak 28 Oktober 2019) Wakil Ketua I : Harun Mustafa ( Sejak 28 Oktober 2019)

Wakil Ketua II : Yasyir Ridho ( Sejak 28 Oktober 2019)

Wakil Ketua III : Rahmansyah Sibarani ( Sejak 28 Oktober 2019)

Wakil Ketua IV : Salman Alfarisi ( Sejak 28 Oktober 2019)

Komposisi

Anggota : 100

Partai & Kursi : PKB (2),Partai Gerindra (15),PDI-P (19), Partai

(21)

Golkar(15), Partai Nasdem (12), PKS (11), Perindo (1), PPP (2), PAN (8), Partai Hanura (6), Partai Demokrat (9)

Pemilihan

Sistem Pemilihan : Alamiah – Terekspos Pemilihan Penutup : 17 April 2019

Pemilihan Selanjutnya: 17 April 2024

2.2. Fungsi, Visi dan Misi DPRD Sumut

Fungsi

Tiga fungsi DPRD , sebagai berikut :

1. Legislasi, berhubungan terhadap penyusunan peraturan daerah 2. Anggaran, otoritas terhadap perihal anggaran daerah (APBD)

3. Pengawasan, otoritas mengawasi pemberlakuan peraturan daerah serta peraturan lainnya juga kebijakan pemerintah daerah.

Visi dan Misi Visi

" Sumatera Utara Yang Maju, Aman dan Bermartabat "

Misi

1. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Kehidupan

(22)

13

rumah yang layak, pendidikan yang baik, kesehatan yang prima, mata pencaharian yang menyenangkan, serta harga-harga yang terjangkau.

2. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Politik dengan adanya pemerintahan yang bersih dan dicintai, tata kelola pemerintah yang baik, adil, terpercaya, politik yang beretika, masyarakat yang berwawasan kebangsaan, dan memiliki kohesi sosial yang kuat serta harmonis.

3. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Pendidikan karena masyarakatnya yang terpelajar, berkarakter, cerdas, kolaboratif, berdaya saing, dan mandiri.

4. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang

Bermartabat Dalam Pergaulan karena terbebas dari judi, narkoba, prostitusi, dan penyeludupan, sehingga menjadi teladan di Asia Tenggara dan Dunia.

5. Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang

Bermartabat Dalam Lingkungan karena ekologinya yang terjaga, alamnya yang bersih dan indah, penduduknya yang ramah, berbudaya, berperikemanusiaan, dan beradab.

Sesuai Visi dan Misi di atas, telah ditetapkan juga Prioritas Pembangunan yang difokuskan kepada :

1. Kenaikan peluang kerja dan berusaha lewat pembukaan lapangan pekerjaan.

(23)

2. Kenaikan dan memudahkan akses pendidikan.

3. Kenaikan dalam hal pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berwawasan ekosistem.

4. Kenaikan dalam hal menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.

5. Kenaikan dalam hal mengupayakan daya saing dari sektor agraris dan pariwisata.

2.3. Logo dan Makna

Gambar 2.1 Logo Perusahaan

Motto : Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya Elemen : Terdiri dari perisai berbentuk jantung, padi dan kapas, pelabuhan, pabrik dan bukit barisan berpucuk lima. Di tengah perisai terdapat gambar seorang petani yang menanam padi, dikelilingi sawit, karet, ikan, daun tembakau.

Arti Lambang : Perisai yang digantung dengan rantai pada kepalan tangan berarti gairah dalam mewujudkan impian rakyat Sumatra utara. Tujuh belas

(24)

15

kuntum kapas dan empat puluh lima butir padi merupakan simbol yang bermakna hari kemerdekaan RI. Bukit Barisan mempunyai arti susunan kemasyarakatan yang luhur, bergelora kesatuan serta gotong-royong.

2.4. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 2.2. Struktur Sekretariat DPRD Provinsi Sumut

2.5. Job Description

1. Sekretaris Dewan

Sekretaris Dewan (Sekwan) memiliki tanggung jawab dalam mengelola terkait administrasi, subdivisi umum, persidangan dan risalah, keprotokolan,

(25)

perbendaharaan, hukum dan perundang-undangan serta informasi agar dapat memanggul pelaksanaan kewajiban dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, juga menyediakan dan mengkoordinasikan para pekerja yang dibutuhkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selaras dengan kemampuan dan kebutuhan.

Sekretaris Dewan mengadakan fungsi sebagai berikut dalam melakukan kewajiban tersebut :

a) Pengadaan administrasi kesekretariatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

b) Pengadaan administrasi keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

c) Pemenuhan dan pengorganisasian Pekerja yang dibutuhkan seluruh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Sekretaris Dewan (Sekwan) juga dibantu beberapa pihak dalam melaksanakan tugas dan sebagainya :

1) Kepala Bagian Umum.

2) Kepala Bagian Keuangan.

3) Kepala Bagian Persidangan dan Risalah.

4) Kepala Bagian Informasi dan Protokol.

5) Kepala Bagian Hukum dan Perundang-undangan.

2. Bagian Umum

Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Dewan dibantu oleh bagian umum. Bidang yang menjadi tanggung jawab bagian umum antara lain, perlengkapan dan pendistribusian, ketatausahaan, juga rumah tangga dan

(26)

17

perawatan. Dalam pelaksanaan tugas di bidang – bidang tersebut, Bagian Umum mengadakankan fungsi :

a. Pengadaaan administrasi perihal masalah tata usaha dan rumah tangga DPRD Provinsi Sumatera Utara.

b. Pengadaan pendistribusian barang dan jasa.

c. Pengadaan pengurusan barang dan jasa agar sesuai dengan standar.

d. Pengadaan pendistribusian serta pemaparan berkas pengurusan benda inventaris.

e. Pengadaan barang habis pakai dan manufaktur kebutuhan barang dan jasa.

f. Pengadaan penelitian berkas untuk menyempurnakan dan menyusun kebijakan perihal tata usaha dan rumah tangga.

g. Pengadaan pemberian fasilitas radas rapat untuk DPRD begitupun Sekwan.

h. Pengadaan pengolahan barang habis pakai sesuai peraturan yang berlaku.

3. Bagian Persidangan dan Risalah

Untuk menolong Sekretaris Dewan perihal menjalankankan segala tugas di bidang pelaksanaan persidangan dan rapat - rapat Dewan ditugaskan kepada bagian Persidangan dan Risalah. Bagian Persidangan dan Risalah

menyelenggarakan fungsi untuk menjalankan kewajiban yang disebutkan di atas :

a) Penyelenggaraan tinjauan berkas sebagai bentuk akhir pengerjaan dan perumusan aturan - aturan.

(27)

b) Penyelenggaraan ancang - ancang persidangan DPRD.

c) Penyelenggaran penyusunan risalah.

d) Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Rapat Ketua Dewan bersama Ketua Fraksi.

e) Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Rapat Ketua Dewan bersama Ketua Komisi DPRD.

f) Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Rapat Ketua Dewan bersama perangkat anggota Dewan lainnya.

g) Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Rapat Paripurna DPRD.

h) Penyelenggaraan pembuatan kertas informasi laporan acara, keterangan acara dan note ringkas risalah rapat-rapat dan pengamatan DPRD.

4. Bagian Keuangan

Bagian yang ditugaskan agar membantu Sekwan menjalankan tugas dan pembuatan, kelengkapan serta manifestasi kebijakan di bidang budget, konfirmasi dan inventarisasi DPRD besarta Sekretariat DPRD Provsu. Agar dapat melakukan kewajiban yang telah di sebutkan di atas, bagian keuangan melaksanakan fungsi:

a. Pelaksanaan, penyelesaian dan pembuatan lisensi serta standar pengolahan budgeting, realisasi anggaran dan pembukuan juga dilakukan pengecekan

keakuratannya.

b. Pelaksanaan, merangkai dan mengkoordinasikan daftar kegiatan anggaran yang digunakan selama kegiatan perumusan menjalankan APBD dan

(28)

19

c. Pelaksanaan bagian umum keuangan.

d. Pelaksanaan perlakuan kelola data keuangan DPRD dan Sekretaris DPRD.

e. Pelaksanaan kewajiban lain yang telah ditugaskan oleh Sekretaris DPRD selaras dengan kewajiban utama dan fungsi juga bertanggung jawab atas perkerjaan - pekerjaannya kepada Sekretaris DPRD

f. Pelaksanaan dalam pemberian kritik dan saran kepada Sekretaris DPRD yang cocok dengan jurusan tugasnya.

Kepala Bagian Keuangan juga memiliki keterangan mengenai tugas dan fungsi yang telah di sebutkan di atas, antara lain :

1. Penyelenggarakan kelola keuangan DPRD dan Sekretaris DPRD.

2. Penyelenggarakan rencana pembuatan anggaran DPRD dan Sekretaris DPRD.

3. Penyelenggarakan perampungan berkas guna menyempurnakan dan menyusun peraturan, standar dan pengelolaan perkiraan pengecekan penelitian realisasi yang di inginkan serta pendataannya.

4. Penyelenggarakan pemeriksaan pelaksanaan perkiraan biaya berlandaskan realisasi pemasukan ataupun pengeluaran.

5. Bagian Hukum dan Perundang-undangan

Bagian Hukum dan Perundang-undangan bertugas untuk menolong Sekretaris Dewan dalam pelaksanakan pekerjaan pemerintahan dibidang intervensi hukum dan perundang - undangan yang berhubungan dengan

(29)

kewajiban, hak serta otoritas Dewan. Dalam pelaksanaan kewajibannya seperti diatas, Bagian Hukum dan Perundang-undangan melaksanakan sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan fasilitas serta mengkoordinasi hukum materi perundang – undangan.

b. Menyelenggarakan agenda putusan Dewan Pimpinan Dewan ataupun produk hukum dan perundang-undangan.

c. Menyelenggarakan seluruh hal mengenai ulasan agenda perda (peraturan daerah) dan pengesahannya.

d. Menyelenggarakan pengolahan informasi pembahasan dan pengumpulan serta penilaian hukum dan perundang-undangan yang sehubungan dengan kewajiban Dewan.

e. Menyelenggarakan reklamasi berkas berupa peraturan perundang – undangan sehubungan dengan tugas dewan.

f. Menyelenggarakan penyediaan berkas berupa peraturan perundang – undangan agar dapat melancarkan tugas para pimpinan.

6. Bagian Informasi dan Protokol

Membantu Sekretaris Dewan perihal mengerjakan tugas pemerintah di bagian informasi, menyelenggarakan masalah aturan jalinan antar instansi dan intervensi masyarakat juga pendapatnya merupakan tugas bagian Informasi dan Protokol. Dalam pelaksanaan tugas seperti yang dijelaskan diatas, Bagian

(30)

21

a. Menyelenggarakan reklamasi dan kategorisasi data untuk menyempurnakan dan menyusun program yang sepadan dengan standarnya.

b. Menyelenggarakan penyediaan data sebagai penyediaan dan transmisi informasi.

c. Menyelenggarakan pertolongan dan reklamasi data aktivitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disesuaikan dengan ketentuan, standar dan kebijakan yang berlaku.

d. Menyelenggarakan diseminasi informasi tentang aktivitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disesuaikan dengan ketentuan, standar dan kebijakan yang berlaku.

e. Menyelenggarakan pengoperasian kewajiban lain dari Sekretaris Dewan disesuaikan dengan bagiannya.

f. Menyelenggarakan pemberian kritik dan saran yang membangun Sekretaris Dewan disesuaikan dengan bagiannya.

g. Menyelenggarakan melaporkan jalannya tugas kepada Sekretaris Dewan dengan standar yang sesuai.

h. Menyelenggarakan tanggung jawab terhadap tugasnya kepada Sekretaris Dewan dengan standar yang sesuai

.

(31)

2.6. Jaringan Usaha Kegiatan

DPR SUMUT sesuai sub administratif terbagi dalam sub provinsi, antara lain :

1. Sub Provinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka, Belitung, Palembang dan Lampung.

2. Sub Provinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau dan Jambi.

3. Sub Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Tapanuli dan Sumatera Timur.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Butuh waktu bagi setiap instansi yang memiliki visi dan misi dalam menjalankan aktivitasnya agar dapat mencapai tujuan instansi, sama halnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara, terus berupaya agar maksud sebagai perwakilan dari rakyat bisa tercapai. Tentunya dalam mewujudkannya tidaak mudah, sangat membutuhkan kerja keras yang besar, kedisiplinan, dan loyalitas selama bekerja.

Tentunya dibutuhkan usaha yang besar dan kinerja yang tepat dan bermutu untuk mendapat hasil yang terbaik. Maka progres usaha terbaru instansi yang telah berjalan di bagian Sekretariat DPRD Provsu adalah Meningkatkan Pendapatan Daerah, Meningkatkan Penataan Pengelolaan barang milik Daerah, Mengoptimalkan Pengelolaan Keuangan Provinsi Sumatera Utara, Melihat sampai

(32)

23

Provsu, perumusan strategi DPRD Provsu juga sebagai wadah agar bisa dengan benar – benar mengetahui yang harus dilakukan seluruh anggota organisasi DPRD Provsu yaitu dengan menimbang segenap sumber daya yang ada. Kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provsu adalah Menyusun Laporan Keuangan yang Berkualitas, Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah, Meningkatnya Pelaksanaan Pengelolaan Anggaran dan Belanja Daerah.

2.8. Rencana Kegiatan

A. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Menyediakan jasa surat menyurat.

2. Menyediakan jasa komunikasi, sumber daya utilitas.

3. Menyediakan jasabarang habis pakai dan peralatan kantor.

4. Menyediakan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS.

5. Menyediakan jasa jaminan barang milik daerah.

6. Menyediakan jasa perizinan kepemilikan mobil dinas.

7. Menyediakan jasa kebersihan kantor.

8. Menyediakan jasa reparasi perangkat kerja.

9. Menyediakan ATK (Alat Tulis Kantor).

10. Menyediakan barang cetakan dan penggandaan.

11. Menyediakan komponen instalasi listrik/pencahayaan gedung kantor.

12. Menyediakan peralatan rumah tangga.

13. Menyediakan buku/koran dan peraturan perundang-undangan.

(33)

14. Menyediakan snack ringan dan air mineral.

15. Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.

16. Menyediakan satuan pengamanan.

17. Rapat - rapat konsultasi dan koordinasi di dalam daerah.

18. Menyediakan jasa mengkaji laporan.

B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1. Penyediaan mobil dinas.

2. Penyediaan barang habis pakai bangunan kantor.

3. Penyediaan peralatan bangunan kantor.

4. Perawatan teratur rumah jabatan.

5. Perawatan teratur gedung kantor.

6. Perawatan teratur kendaraan dinas/operasional.

7. Perawatan teratur perlengkapan gedung kantor.

8. Perawatan teratur peralatan bangunan kantor.

9. Reparasi sedang / berat bangunan kantor.

C. Program Peningkatan Pelaksanaan Anggaran Daerah

1. Fasilitas PPKK dalam Pelaksanaan Anggaran Daerah 2. Pengendalian Anggaran Daerah

3. Monitoring dan Asisten Penyusunan APBD

4. Optimalisasi Dana Proyek Pemerintah Daerah Desentralisasi (P2D2)

(34)

25

5. Penyusunan KUA dan PPAS

6. Sosialisasi Penganggaran Dan Pemanfaatan APBD

D. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. Penataan pelaporan keuangan akhir tahun 2. Penataan RKA, DPA, APBD dan LPH

3. Penataan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, TAPKIN, RENJA, RKPD, LPPD, LKPJ SKPD

E. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Penulisan agenda peraturan mengenai pertanggung jawaban realisasi APBD

2. Peningkatan manajemen aset/barang daerah

3. Penggalakan dan perluasan sumber - sumber pendapatan daerah 4. Penyusunan Regulasi mengenai Pajak dan Retribusi Daerah 5. Penggalakan Penerimaan PBB

6. Penyusunan Laporan Aset Daerah

7. Penyusunan Rencana Kebutuhan Dan Rencana Pemeliharaan Barang Milik Daerah

8. Pengelola Jaringan dan Sistem Informasi Keuangan Daerah 9. Pengelolaan Simda Pendapatan

10. Monitoring Pelaksanaan Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah

(35)

11. Pendampingan SKPK Dalam Penyusunan Laporan Keuangan 12. Rekonsiliasi Laporan Keuangan Triwulan

13. Penyediaan Jasa Administrasi Pajak Dan Retribusi

(36)

BAB III

ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PERJALANAN DINAS ANGGOTA KOMISI C DPRD PROVINSI SUMATERA UTARA

3.1 Definisi Biaya Operasional

Memulai menjalankan kegiatan bisnis akan lebih baik jika dapat mengerti dan mau lebih mempelajari bagian terpenting dalam bisnis merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan. Bagian terpenting tersebut yaitu biaya yang di perlukan dalam bisnis agar dapat berlangsung optimal, biaya yang dimaksud adalah biaya operasional.

Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:45) “Beban yaitu keseluruhan harta yang dikeluarkan atau jasa yang di pergunakan di dalam tahap - tahap mendapatkan revenue sedang biaya yaitu kas keluar (kewajiban pembayaran kas di waktu yang akan datang) dengan maksud mendapatkan revenue”.

Menurut Erlina (2002:1) “Biaya yaitu jumlah pengeluaran ekonomis yang dikorbankan dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa sedang arti Beban adalah jumlah pengeluaran yang dibutuhkan ataupun dikeluarkan supaya dapat terealisasi hasilnya, selain menghasilkan barang dan jasa ataupun proses produksi.

Berkaitan juga dengan pendapatan pada tahun yang berjalan.”

Dari beberapa pengertian biaya tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwasannya biaya adalah seluruh jumlah pengeluaran ekonomis yang mesti dikeluarkan agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Dari pengertian tersebut

(37)

dapat kita ketahui seberapa penting biaya dalam kegiatan bisnis agar terus berjalan optimal. Sama halnya dengan anggota komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara baru dapat menjalankan aktivitasnya setelah mengeluarkan biaya sebelumnya, yang mana harus dilakukan pengorbanan ekonomis agar tujuan dapat tercapai sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.

Singkatnya, seluruh biaya yang berkaitan selama menjalankan dan mengoperasikan bisnis adalah biaya operasional itu sendiri. Biaya ini seringkali juga disebut sebagai biaya untuk mengoperasikan alat, mesin ataupun peralatan.

Dikarenakan biasanya biaya ini dikeluarkan untuk kegiatan bisnis sehari – hari, jadi biaya ini merupakan sumber daya dalam mempertahankan jalannya bisnis.

Tentu biaya-biaya operasional ini juga ada dalam laporan laba rugi.

Ada dua jenis organisasi/perusahaan yaitu:

1. Perusahaan Laba merupakan bentuk perusahaan yang mempunyai tujuan agar dapat menghasilkan keuntungan melalui operasi nya dan hanyalah mengutamakan kepentingan pribadi perusahaan, tidak untuk kepentingan pihak lain.

2. Perusahaan Nirlaba adalah bentuk perusahaan yang memiliki tujuan utama menyokong satu topik publik untuk suatu tujuan yang tidak profitable.

Tidak ada keinginan dan tujuan menghasilkan laba ( moneter ). Contohnya yaitu rumah ibadah, rumah sakit, sekolah negeri, organisasi politis, serta beberapa para petugas pemerintah.

(38)

29

DPRD Provinsi Sumatera Utara sendiri tentunya termasuk perusahaan nirlaba karna menggunakan uang masuk untuk mencapai tujuannya tidak untuk mencari laba. Jadi analisis biaya – biaya perjalanan dinas Komisi C juga bukan untuk memperhitungkan laba tetapi untuk melihat bagaimana penyaluran anggaran yang telah di sediakan pemerintah apakah mencapai tujuan dan sebagai bahan pertimbangan di periode selanjutnya.

3.2 Klasifikasi Biaya Operasional

Merupakan suatu langkah menggolongkan biaya secara terstruktur terhadap semua bagian – bagian yang terdapat di dalam kelompok biaya. Menurut Suryono dalam bukunya “Akuntansi Biaya” (2001:250) Pengklasifikasian biaya operasional yaitu antara lain :

a. Kategori biaya menurut kegunaan utama aktivitas perusahaan.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi yaitu biaya yang berhubungan dengan aktivitas produksi barang dan jasa. Contoh biaya yang merupakan biaya produksi yaitu biaya materil, biaya oeverhead dan biaya langsung.

2. Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum yaitu keseluruhan biaya yang berkaitan dengan kegunaan tata usaha. Biaya yang masuk ke dalam golongan biaya ini yaitu biaya listrik air telpon, biaya gaji, biaya perlengkapan kantor, biaya perbaikan kantor dan lain – lain.

(39)

b. Kategori biaya menurut benda ataupun pusat biaya yang di keluakan.

1. Biaya Langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan atau kegunaannya tak dapat dijelaskan terhadap benda ataupun pusat biaya yang keluar.

2. Biaya Tidak Langsung

Merupakan biaya yang dikeluarkan atau kegunaannya tak dapat dimengerti terhadap benda ataupun pusat biaya keluar serta kegunaannya diberikan kepada beberapa benda atau pusat biaya.

3.3 Biaya Operasional dalam instansi pemerintahan

Demi kelangsungan aktivitas operasi dalam sebuah perusahaaan/instansi, perusahaan harus mengetahui mengenai biaya operasional yang merupakan bagian terpenting. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan supaya instansi/perusahaan bisa mengolah sumber daya yang sudah ada dengan lebih efektif dan efisien. Contohnya, untuk bagian pengawasan penyediaan barang habis pakai dan peralatan kantor perlu ditangani secara konvensional supaya tidak terjadi pemborosan layaknya pembelian yang berlebihan. Dan juga pada kali ini biaya perjalanan dinas merupakan salah satu biaya operasional yang paling liquid bagi anggota Komisi C DPRD ProvSU. Setiap pimpinan sub bagian perlu mencapai tujuan utamanya yaitu mendapatkan umpan maju pada tiap bagian yang dipimpinnya, hal tersebut dapat dilakukan apabila melakukan upaya perencanaan yang tepat sejak awal. Begitu juga dengan Komisi C DPRD ProvSU yang harus

(40)

31

melakukan upaya perencanaan sejak awal dengan tepat dan jelas agar seluruh pimpinan bagian dapat memperkirakan hal apa yang mesti dikerjakan selanjutnya.

3.4 Manfaat Data Biaya Operasional

Beban biaya yang diakumulasikan selaras dengan yang dikelompokkan dan digolongkan sesuai dengan yang diinginkan, selanjutnya dipertunjukkan dan dievaluasi, sehingga menjadi sangat berguna bagi manajemen untuk bermacam tujuan. Data beban biaya itu berkaitan dengan masa lampau, sekarang dan masa depan.

1. Untuk sasaran - sasaran pengawasan

Salah satu informasi yang dimanfaatkan manajemen perihal menyusun perencanaan yang pada kali ini dalam hal budjet/anggaran adalah Informasi yang didapatkan dari akuntansi biaya. Dalam tahap pendataan tersebut sampai informasi biaya bisa digunakan sebagai bentuk pengawasan kegiatan perusahaan.

2. Menolong saat penentuan harga

Lewat pengetahuan mengenai informasi biaya dan kapasitas penjualan di masa lampau, bisa dilakukan untuk satu tahun yang dikehendaki penentuan harga jual yang lebih menguntungkan.

3. Sebagai perhitungan laba rugi periodik

(41)

Perhitungan laba rugi periodik suatu organisasi diperkirakan secara tepat dan jelas dengan mencocokkan (match) antara pendapatan dengan biaya - biaya yang dikeluarkan “expired” pada suatu dasar perkiraan yang persis dan selaras.

4. Sebagai pengontrolan beban

Pengendalian yang dimaksud dalam hal ini adalah pengendalian dengan akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban yaitu teknik akuntansi yang di rangkai seperti seharusnya hingga penyerahan dan pelaporan biaya pendapatan selaras dengan bagian yang bertanggungjawab pada perusahaan.

5. Sebagai pembuatan keputusan

informasi pengeluaran biaya amat di butuhkan bagian manajemen menbuat keputusan.

3.5 Kategori Biaya Operasional

Biaya operasional suatu perusahaan dikategorikan dari dua komponen pembiayaan besar, antara lain :

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

(42)

33

Biaya yang tak berubah sekalipun terdapat peningkatan dalam produktivitas dan penjualan disebut sebagai Biaya Tetap. Biaya tetap wajib selalu dibayarkan, tanpa memperhatikan aktivitas dan performa perusahaan. Yang termasuk kedalam biaya tetap adalah gaji untuk karyawan, pembayaran sewa, asuransi dan non – produksi.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel mencakup biaya - biaya yang tidak tetap, tergantung pada aktivitas produksi yang dilakukan. Tidak seperti biaya tetap yang tidak berubah dan tidak dapat dipengaruhi oleh biaya lain, biaya variabel akan naik seiring dengan meningkatkan produksi. Jika produksi mengalami penurunan, maka biaya variabel juga ikut turun. Contohnya termasuk bahan baku dan biaya pengiriman.

Sementara menurut Carter (2009:68) ada tambahan biaya lagi, biaya tersebut adalah:

3. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel merupakan biaya yang menunjukkan baik karakter - karakter dari biaya tetap ataupun biaya variabel. Contohnya mencakup biaya air, bensin, gas dan listrik, bahan habis pakai, pelestarian, juga tenaga kerja tak langsung, pajak, dana pensiun, dan yang lainnya.

Menurut waktu persiapannya biaya terbagi 2, yaitu :

(43)

a. Biaya yang di tentukan setelah adanya bukti dinamakan historical atau actual cost.

b. Biaya yang dirangkai menurut analisa yang di harapkan dapat terjadi disebut Predetermined cost. Biaya tersebut yang menjadi pembanding dengan actual cost.

3.6 Pengertian Akuntansi Biaya

Dalam menganalisis biaya operasional kita juga perlu memahami apa itu akuntansi biaya.

Bastian dan Nurlela ( 2006 ) “Akuntansi biaya adalah ilmu dibidang akuntansi yang khusus untuk menelaah bagaimana cara ataupun tahapan yang digunakan dalam pencatatan, pengukuran, sampai pelaporan data tentang biaya- biaya yang terpakai sepanjang proses produksi.”

Kholmi dan Yuninsih ( 2009 ) “Akuntansi biaya adalah prosedur pencarian, penyalinan, pengalokasian, beserta pelaporan juga diikuti evaluasi mengenai bermacam jenis biaya - biaya yang berhubungan dengan kegiatan produksi suatu organisasi/perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.”

Datar, Foster, dan Horngren ( 2005 ) “Akuntansi biaya adalah suatu pengetahuan untuk mengetahui mengenai pemberian informasi yang diperlukan oleh akuntansi keuangan dan menajemen didalam organisasi/perusahaan. Dengan hadirnya akuntansi biaya yang bisa mengukur dan melaporkan data - data yang

(44)

35

berhubungan dengan keuangan dan non keuangan, berhubungan pada biaya yang didapat beserta pembergunaan dari sumber daya suatu perusahaan.”

Rayburn ( 1999 ) “Akuntansi biaya merupakan ilmu yang bermaksud untuk pengidentifikasian, pengukuran, pelaporan, dan analisis semua bagian biaya yang berupa biaya langsung maupun tak langsung yang terkait pada tahapan produksi dan pemasaran barang atau jasa yang diproduksi pada suatu organisassi/perusahaan.”

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, penulis mengambil pengertian yaitu “Akuntansi biaya adalah suatu ilmu yang menganalisis segala unsur biaya yaitu seperti proses mentatat, mengukur, dan melaporkan hasilnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan.”

3.7 Perencanaan Biaya Operasional

Sebagai langkah dalam menyusun rencana operasi dan perumusan tujuan – tujuan yang tepat dengan maksud agar mencapai tujuan yang dimaksud perusahaan perlu mempersiapkan suatu program yang merupakan bentuk upaya perusahaan. Serta dalam hal pembuatan strategi yang dibuat selama jangka waktu panjang dan jangka waktu pendek. Jika tidak ada perencanaan yang baik, besar kemungkinan perusahaan gagal untuk mencapai tujuannya. Menurut Nafarin (2000 : 3) definisi Perencanaan yaitu suatu perbuatan yang dilakukan menurut kenyataan dan perasumsian tentang gambaran mengenai aktivitas yang dilakukan

(45)

di masa depan dalam meraih tujuan yang diinginkan. Menurut L Draff (2002 : 9) mengartikan Perencanaan adalah penetapan objek sebagai panduan pencapaian perusahaan di waktu yang akan datang serta pemberian tugas dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan agar dapat mencapai objek perusahaan tersebut.

Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut penulis mengambil kesimpulan yaitu perencanaan adalah penentuan salah satu cara bekerja sebelum pekerjaan tersebut dilakukan yang dimaksud adalah membuat suatu program kerja sebelum pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam arti lain perencanaan yaitu ketika setiap orang perlu berfikir dahulu mengenai hal yang akan dilakukannya untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilakukannya, hingga tujuan yang telah di tetapkan diharap akan tercapai dengan lebih efisien dan efektif.

Perencanaan biaya operasional disebut sebagai sekumpulan ketetapan - ketetapan yang berisi hal – hal yang berkaitan dengan biaya operasional di kemudian hari. Agar dapat membuat keputusan yang lebih baik mengalami peningkatan dibuat tujuan perencanaan biaya operasional untuk memantau prokja - prokja juga penentuan – penentuan biaya operasional saat ini dan di masa depan.

Perencanaan biaya operasional mempunyai tujuan, antara lain:

1. Menolong manajemen dalam penyesuain diri terhadap transformasi lingkup perusahaan.

2. Menolong prosses penyelesaian pokok masalah.

(46)

37

3. Menolong manajer untuk mengerti seluruh gambaran operasi dengan jelas.

4. Menolong pemberian tanggung jawab dengan baik.

5. Mengajarkan beberapa perintah selama operasi.

6. Mempermudah selama melakukan kerja sama antar perusahaan.

7. Mengarahkan tujuan secara khusus, membuat rinciannya dan mudah dimengerti.

8. Mengurangi masa upaya serta dana.

3.8 Pengawasan Biaya Operasional

Pengawasan adalah fungsi terakhir yang harus dilaksanakan oleh manajemen. Adanya pengawasan maka dapat diketahui mengenai hasil pencapaiannya. Dengan cara melakukan perbandingan keseluruhan yang telah dilakukan dengan program kerjanya atau perencanaannya, serta memperbaiki jika terjadi kesalahan dan penyelewengan yang bisa merugikan perusahaan. Baik buruknya pengawasan dari suatu perencanaan dapat dilihat dengan melakukan pengawasan tersebut, karena pengawasan sangat berkaitan dengan perencanaan yaitu perencanaan dapat dinilai setelah melakukan pengawasan.

Definisi pengawasan sendiri menurut Terry (2000 : 10) Adalah pengukuran proses yang dijalankan dengan tujuannya, menemukan penyebab - penyebab penyelewengan serta melakukan perbaikan jika diperlukan. Penggunaan pengawasan dapat di realisasikan dengan pengukuran dan perbaikan proses dan

(47)

aktivitas perusahaan. Pengukuran dengan cara perbandingan antara anggaran dengan realisasi yang terjadi. Terdapat 2 (dua) orientasi pengawasan biaya, yaitu:

1. Pengawasan biaya operasional. Ditujukan sebagai pengawasan aktivitas operasi perusahaan, pengawasan seluruh dana yang keluar dari pemrosesan barang dan jasa hingga barang tersebut laku.

2. Pengawasan akuntansi. Yaitu pengawasan yang dilaksanakan dengan aturan dan metode, juga pencatatan dengan pengamanan aktiva perusahaan yang dapat dipercaya catatan keuangannya.

Pimpinan perusahaan melakukan pengawasan biaya operasional dengan melihat aktivitas operasionalnya. Seiring dengan perkembangan perusahaan ketika objek akan tercapai, pengawasan biaya harus ditiadakan lagi karena hal tersebut adalah pemborosan. Dengan demikian pengawasan biaya harus di imbangi dengan pengawasan akuntansi.

Pengawasan akuntansi merupakan pengawasan yang mengikuti metode - metode akuntansi dan pencatatannya. Dikarenakan objek barang ditujukan kepada penggolongan biaya, hingga lebih besar perhatian ditujukan ke proses mencatat yang akan memberikan tanggung jawab biaya – biaya dan arah produksi, juga laporan ringkas mengenai hal yang berhubungan dengan pengawasan dan pelaporan statistik agar dapat diketahui kemajuan pihak yang bertanggung jawab terhadap biaya, apakah telah melakukan tugas sesuai dengan peraturan dan kebijakan perusahaan atau tidak.

(48)

39

3.9 Biaya Operasional Perjalanan Dinas Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara

Biaya Operasional Perjalanan dinas termasuk kedalam pengklasifikasian biaya menurut waktu persiapannya. Anggota Komisi C DPRD ProvSU berpegang kepada PerGub (Peraturan Gubernur) dalam melaksanakan perjalanan dinas nya.

Biaya perjalanan dinas yang termasuk adalah : 1. SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) 2. Uang tiket

3. Uang Akomodasi/Penginapan 4. Uang Transportasi

5. Refresentatif

Tidak ada perhitungan khusus dalam pencatatan biaya operasional di komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara. Segala biaya – biaya perjalanan dinas di rekap oleh komisi lalu di serahkan ke bendahara DPRD Provinsi Sumatera Utara.

Akuntan biaya bisa menggunakan dana yang sudah di tetapkan yang disebut sebagai biaya standart untuk membantu dalam hal pengendalian biaya.

(49)

Tabel 3.1

Biaya – biaya Kunjungan Kerja Daerah Tahun 2017-2018

Sumber : Data Diolah (2020)

NO BULAN DAERAH HOTEL SPPD HARIAN REFRESENTATIF TRANSPORT TOTAL

1 Feb-17 Tebing Tinggi ~ 61.440.000 45.600.000 5.700.000 112.790.000

2 Tj. Balai 31.860.000 77.120.000 54.400.000 7.350.000 170.730.000

3 Sibolangit ~ 58.440.000 43.200.000 5.500.000 107.140.000

4 Mar-17 P. Siantar 8.600.000 25.760.000 17.600.000 4.500.000 56.460.000

5 Simalungun 45.000.000 75.520.000 54.400.000 6.600.000 181.520.000

6 Apr-17 Madina 32.100.000 71.120.000 50.400.000 9.450.000 163.070.000

7 Sibolga 20.400.000 51.840.000 36.000.000 2.000.000 127.553.300

8 Mei-17 Samosir 20.070.000 47.400.000 28.800.000 4.200.000 100.470.000

9 Jul-17 Simalungun 59.700.000 57.640.000 41.600.000 4.800.000 163.740.000

10 Okt-17 Asahan 30.600.000 74.840.000 54.400.000 7.000.000 166.840.000

11 Brastagi 79.200.000 63.280.000 41.600.000 5.700.000 189.780.000

12 Nov-17 Tebing Tinggi 29.010.000 68.440.000 51.200.000 5.000.000 153.650.000

13 Des-17 Simalungun 81.900.000 69.640.000 51.200.000 5.700.000 208.440.000

14 Batubara 12.600.000 32.130.000 21.600.000 4.200.000 67.870.000

15 Jan-18 Karo & D. Serdang 33.210.000 76.440.000 57.600.000 5.250.000 172.500.000

16 Siantar 33.210.000 77.640.000 57.600.000 6.300.000 174.750.000

17 Feb-18 Simalungun 27.180.000 62.640.000 45.600.000 5.400.000 131.520.000

18 Tapsel 36.075.000 81.840.000 60.000.000 6.400.000 189.064.900

19 Mar-18 Binjai & Langkat 8.010.000 20.440.000 12.800.000 1.750.000 43.000.000

20 Asahan 30.900.000 71.840.000 51.200.000 7.000.000 160.940.000

21 Apr-18 Labuhan Baru 28.980.000 65.840.000 47.200.000 6.300.000 148.320.000

22 Mei-19 Batubara 14.940.000 35.760.000 25.600.000 3.000.000 79.300.000

23 Dairi & Karo 26.930.000 61.664.000 44.800.000 5.100.000 138.494.000

24 Jun-18 Deli Serdang 32.940.000 76.440.000 54.400.000 5.250.000 169.030.000

25 Jul-18 Siantar 26.835.000 63.640.000 46.400.000 5.400.000 142.275.000

26 Binjai & Langkat 26.010.000 60.440.000 44.800.000 4.250.000 135.500.000

27 Agu-18 Aek Kanapan 15.300.000 34.840.000 22.400.000 4.000.000 61.240.000

28 Asahan 19.170.000 35.130.000 24.000.000 4.550.000 82.850.000

29 Sep-18 Karo 16.500.000 36.640.000 24.800.000 3.300.000 81.240.000

30 Okt-18 Karo & Dairi 16.050.000 38.840.000 25.600.000 1.350.000 87.189.900

31 Nov-18 Karo & Dairi 14.940.000 40.230.000 28.800.000 4.500.000 88.470.000

32 Balige 21.075.000 50.840.000 35.200.000 5.250.000 112.365.000

33 Des-18 Simalungun 17.500.000 47.640.000 33.600.000 5.400.000 104.160.000

34 Asahan 1.200.000 3.000.000 2.400.000 300.000 6.900.000

Total 897.995.000 1.876.394.000 1.336.800.000 167.750.000 4.279.162.100

(50)

41

Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara berpatok pada peraturan gubernur untuk biaya perjalanan dinas. Maka berapa jumlah yang dianggarkan sama besarnya dengan yang di realisasikan perorang. Dari data tabel di atas jika di uraikan maka di ketahui total biaya perjalanan dinas setiap bulan selama tahun 2017-2018 adalah sebagai berikut :

1. Februari 2017

Tebing Tinggi sebesar Rp112.790.000,- Tj. Balai sebesar Rp170.730.000,- Sibolangit sebesar Rp107.140.000,- 2. Maret 2017

Pematang Siantar sebesar Rp56.460.000,- Simalungun sebesar Rp181.520.000,- 3. April 2017

Mandailing Natal sebesar Rp163.070.000,- Sibolga sebesar Rp127.553.300,-

4. Mei 2017

Samosir sebesar Rp100.470.000,- 5. Juli 2017

Simalungun sebesar Rp163.740.000,- 6. Oktober 2017

Asahan sebesar Rp166.840.000,- Brastagi sebesar Rp189.780.000,-

(51)

7. November 2017

Tebing Tinggi sebesar Rp153.650.000,- 8. Desember 2017

Simalungun sebesar Rp208440.000,- Batubara sebesar Rp67.870.000,- 9. Januari 2018

Karo & Deli Serdang sebesar Rp172.500.000,- Siantar sebesar Rp174.750.000,-

10. Februari 2018

Simalungun sebesar Rp131.520.000,- Tapanuli Selatan sebesar Rp189.064.900,- 11. Maret 2018

Binjai & Langkat sebesar Rp43.000.000,- Asahan sebesar Rp160.940.000,-

12. April 2018

Labuhan Baru sebesar Rp148.320.000,- 13. Mei 2018

Batubara sebesar Rp79.300.000 Dairi & Karo sebesar Rp138.494.000,- 14. Juni 2018

Deli Serdang sebesar Rp169.030.000,-

(52)

43

15. Juli 2018

Siantar sebesar Rp142.275.000,-

Binjai & Langkat sebesar Rp135.500.000,- 16. Agustus 2018

Aek Kanapan sebesar Rp61.240.000,- Asahan sebesar Rp82.850.000,- 17. September 2018

Karo sebesar Rp81.240.000,- 18. Oktober 2018

Karo & Dairi sebesar Rp87.189.900,- 19. November 2018

Karo & Dairi sebesar Rp88.470.000,- Balige sebesar Rp112.365.000,- 20. Desember 2018

Simalungun sebesar Rp104.160.000,- Asahan sebesar Rp6.900.000,-

(53)

Tabel 3.2

Biaya Tiket Tahun 2017 - 2018

NO URAIAN 2017 2018 TOTAL

1. TIKET 518.418.100 627.054.000 1.145.472.100

Sumber : Data Diolah (2020)

Bagi perjalanan dinas ke luar daerah yang menggunakan transportasi udara (pesawat) akan mendapat uang tiket pesawat untuk pergi-pulang. Menurut tabel di atas akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Sepanjang tahun 2017 dikeluarkan biaya tiket sebesar Rp518.418.100,- 2. Sepanjang tahun 2018 dikeluarkan biaya tiket sebesar Rp627.054.000,- 3. Sepanjang tahun 2017 dan 2018 di ketahui total biaya tiket adalah sebesar

Rp1.145.472.100,-

(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Menurut uraian yang sudah di jabarkan di bab - bab sebelumnya, pada bab ini penulis telah membuat kesimpulan sebagai berikut :

DPRD Provinsi Sumatera Utara mengikuti Peraturan Gubernur dalam pengeluaran biaya perjalanan dinas. Sumber anggaran yang diperoleh Komisi C DPRD Provsu semuanya bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dan penggunaan dananya digunakan untuk melakukan kunjungan kerja perjalanan dinas baik ke daerah maupun ke luar daerah. Biaya perjalanan dinas yang di keluarkan anggaran nya yaitu SPPD, tiket, hotel/akomodasi, transport dan refresentatif. Dan setelah data yang diperoleh penulis diolah kembali diketahui sepanjang tahun 2017-2018 total biaya perjalanan dinas anggota komisi c terhitung sebesar Rp4.279.162.100,- dan total biaya tiket adalah sebesar Rp1.145.472.100,-.

(55)

4.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat di sampaikan penulis adalah sebagai berikut :

1. DPRD Provinsi Sumatera Utara harus memperbaiki program kerja agar instansi tersebut dapat menggunakan anggaran yang di berikan secara lebih efektif dan struktur keuangan perusahaan dapat di analisis.

2. Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara harus lebih memperhatikan pengarsipan data rekapitulasi biaya-biaya perjalanan dinas agar lebih tertata sehingga memudahkan pencarian jika di butuhkan.

3. Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara harus tetap mempertahankan kinerja agar realisasi anggaran untuk tahun-tahun berikutnya tetap terealisasi dengan baik seperti tahun-tahun sebelumnya.

4. Sebaiknya anggaran yang di berikan di pergunakan dengan sebaik- baiknya untuk kepentingan masyarakat sehingga anggaran yang dikeluarkan dapat mencapai tujuannya.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aristo, M Isyraqi. 2014. Analisa Biaya Operasional Pada AJB BumiPutera.

Tugas Akhir. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Carter, William K. 2005. Cost Accounting. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat.

Fess, Warren Reeve. 2005. Accounting. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen & Mowen. 2001. Manajemen Biaya. Edisi bahasa Indonesia, Buku Dua, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

https://dprd-sumutprov.go.id/index.php/sejarah/20 April 2020/19.35

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1790/5/128330208_FILE5.pdf/2 Juni 2020/20.05

Laporan Biaya-Biaya Kunjungan Kerja Komisi C DPRD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 sampai 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya sebuah perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang merupakan salah satu instansi pemerintahan yang akan menjadi objek penelitian dalam tugas akhir

Operasional di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan. rincian pengeluaran dana guna melakukan berbagai kegiatan operasional

Hasil penelitian yang penulis peroleh dalam data deskriptive adalah bahwa anggaran belanja pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara sudah baik dan sesuai

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu dibuat perencanaan dan anggaran sebelum melakukan kegiatan operasinya sehingga diharapkan tujuan

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang dialokasikan ke Belanja Daerah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara merupakan batas tertinggi yang dapat

Anggaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara telah berfungsi sebagai alat perencanaan karena dari segi perencanaan angka standar yang tersaji pada

Sesuai dengan pengawasan Komisi D DPRD sumatera utara terhadap PT Allegrindo Nusantara, Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan babi selama ini senter dan kerap dituding sebagai

Efisiensi Anggaran Belanja Perjalanan Dinas Masa Pandemi COVID-19 di DPRD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020 Cantika Diva1, Lili Erina1, Mardianto1 1Jurusan Ilmu Administrasi