• Tidak ada hasil yang ditemukan

Do You Know KTSP?? 05-PAKEM SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Do You Know KTSP?? 05-PAKEM SD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

MENYENANGKAN

( PAKEM )

di Sekolah Dasar

DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN

SEKOLAH DASAR

(2)

PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

MENYENANGKAN

( PAKEM )

di Sekolah Dasar

Pembelajaran layaknya berlangsung dalam suasana yang kondusif, baik bagi Guru, terutama bagi siswa, di sekolah dasar telah lama dikembangkan pola pembelajaran yang menyenangkan (Joyful learning), tetapi tentunya bukan sekedar menyenangkan tetapi juga harus bermakna. Pembelajaran akan bermakna jika ada lesson point yang di dapat oleh siswa bahkan juga guru pada tiap kurun pembelajaran. Lesson point akan didapat jika pembelajaran berkesan, berkesan jika melibatkan semua indra dan aktivitas yang menarik.

A. Mengapa PAKEM

Pada dasarnya belajar adalah proses individual, walaupun kebanyakan kelas disusun secara klasikal tetapi perhatian guru tetap harus individual, karena setiap anak mempunyai kekhasannya sendiri, dan mmemiliki tingkat perkembangannya sendiri.

Kedua, Belajar juga merupakan proses sosial, terutama di SD, belajar secara bersama dan memecahkan masalah secara kelompok akan saling menunjang dan saling membelajarkan.

Ketiga, Pembelajaran haruslah dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan, sehingga setiap peserta didik mempunyai kesiapan untuk belajar.

Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti, belajar sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar hal lain lebih lanjut.

Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap proses belajar harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikis, dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru.

Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari Mengajar menjadi Pembelajaran ( teaching ---- learning), dan dalam penilaian proses dan hasil belajar harus berlangsung terus menerus dengan perbaikab-perbaikan pada setiap tahapnya (continous improvement)

(3)

B. Ciri Pembelajaran PAKEM

Ciri pembelajaran yang disebut PAKEM antara lain menggunakan multi metode dan multi media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu logika, kinestika, estetika dan etika.

Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru, membuat kreatif pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja semua berlangsung dengan menyenangkan.

C. Komponen Utama PAKEM

1. Kurikulum dan perangkatnya

2. Sarana dan prasarana yang diperlukan

3. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya 4. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel 5. Didukung penilaian yang berkelanjutan

Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara berkelanjutan dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global.

Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta masyarakat dan sistem manajemen berbasis sekolah

D. Aktif, Kreatif dan Menyenangkan

1. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan semua siswa dan guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera) maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya kalau kelas sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu ada percobaan atau eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air selalu datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia, oleh sebab itu perlu dijaga kelestariannya.

(4)

Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia lain, maupun terhadap lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap berlalulintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan sebagainya.

3. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkan disini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis maupun perilaku.

Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

4. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak sekedar menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat “dinikmati” oleh pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati jika pembelajaran tersebut “mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner motivation, setelah mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan mempunyai ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus Menyenangkan, Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih Olah Pikir, Olah Hati, Olah Rasa dan Olah Raga.

Disisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam nuansa kebersamaan. Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun, walaupun hanya memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasuk pemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner motivation dan kemandirian siswa dapat terbentuk.

Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa ingin tahu dan belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak sekedar Joyful dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama saja.

(5)

direncanakan dengan baik oleh guru kelas bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya ditiadakan sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi” apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakan secara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi dan merupakan bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping, menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah dan sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan beban mental.

Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”. Dengan demikian semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu harus dilaksanakan bukan dari guru atau hukuman dari orang lain tetapi memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh sistem/kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.

Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek, termasuk juga bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam tim/kelompok, mampu menampilkan gagasannya secara runtut dan sistematis baik secara lisan maupun tulis.

Wah !, kalau begitu rumit urusannya pembelajaran itu!. Sama sekali tidak !, aspek-aspek tersebut perlu disadari dan dipahami oleh setiap fasilitator atau guru. Jika ada peluang untuk diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu yang dominan pada pembelajaran suatu kompetensi tertentu. Tentu saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada setiap pembelajaran. Setidaknya pada saat menyusun rencana pembelajaran aspek-aspek tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak kita kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya, sehingga sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Joyful Learning hanya sebagian dari Pakem dan Pakem hanya sebagian dari Pembelajaran seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Jelasnya setiap pembelajaran harus berbasis pada kehidupan.

Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan dan dikuasai.

(6)

E. Dengan pembelajaran yang PAKEM kita harapkan :

 Belajar akan lebih efektif  Anak lebih kritis dan kreatif

 Suasana dan pengalaman belajar bervariasi  Meningkatkan kematangan emosional/sosial  Produktivitas siswa tinggi

 Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan

Dengan demikian jika semua itu dilaksanakan dengan baik, mulai dari yang sederhana sesuai kemampuan, secara bertahap dan berkelanjutan mengarah pada kesempurnaan yang terus kita tingkatkan, maka benarlah bahwa pembelajaran itu memang mengasyikkan, menyenangkan dalam arti luas dan dapat dinikmati baik oleh pembelajar Maupin guru. Selamat menikmati setiap

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari grafik hubungan antara Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dengan Putaran mesin (gambar 4) menunjukkan bahwa penggunaan Koil Racing mengkonsumsi bahan bakar lebih irit jika

Ilhami dan Cetin (2012) dalam penelitiannya pada sebuah survey karakteristik demografi antara guru di Turki menemukan bahwa komitmen dalam mencapai sebuah tujuan

bekal bagi praktikan untuk terjun ke lapangan karena sudah relevan dengan hal yang sebenarnya yang ada di lapangan. Berkonsultasi dengan guru pembimbing dan dosen

Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh fraksi volume core terhadap peningkatan kekuatan Impak komposit sandwich serat ramie bermatrix Polyester dengan core sekam

Maksud dan tujuannya adalah untuk mengamati perilaku pengguna jalan dalam memilih rute-rute perjalanan dan juga membuat model pemilihan rute perjalanan dengan model logit

Peran Profesi Audit Internal terhadap Perwujudan Good Corporate Governance Dalam Perusahaan (Survei Mengenai Sikap Auditor Internal yang Bekerja Pada Tiga BUMN di Bandung)..

Meskipun selisih saldo piutang dagang yang ditemukan nilainya tidak material, saya akan menunda membuat kesimpulan sampai saya mendapat konfirmasi bahwa 6 faktur penjualan