• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN EKOLINGUISTIK SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN EKOLINGUISTIK SKRIPSI"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI

INFORMASI DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN EKOLINGUISTIK

SKRIPSI

OLEH

MUHAMMAD HAEKAL HARAHAP 150701018

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)

LEMBAR PERNYATAAN

PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BAHASA

INDONESIA: KAJIAN EKOLINGUISTIK

OLEH

MUHAMMAD HAEKAL HARAHAP NIM 150701018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, 2018

Peneliti,

M Haekal Harahap

NIM 150701018

(4)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa peneliti ucapkan, karena rahmat hidayah- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsis dengan judul “Pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah Teknologi Informasi dalam Bahasa Indonesia: kajian Ekolinguistik”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan, bimbingan, pengarahan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Dr. Budi Agustono, M.S. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Drs. Mauly Purba, M.A, Ph.D. sebagai pembantu Dekan I, Dra. Heristina Dewi, M.pd. sebagai pembantu Dekan II, Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. sebagai Pembantu Dekan III.

2. Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. sebagai ketua Program Studi Sastra Indonesia. Drs.

Amhar Kudadiri, M.hum. sebagai sekertaris Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Dwi Widayati sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing peneliti menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu staf Pengajar Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti.

(5)

5. Kepada Kedua orang tua yang telah memberi segalanya kepada peneliti demi meraih gelar sarjana, Ayah Abul Hasan Harahap dan Mama Susy Deliani, serta kepada Abang saya Hilman Kurniawan Harahap dan kedua Kakak saya Indah Permata Sari dan Adinda Puspita yang telah member semangat dan dukungan yang banyak untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segalanya, semoga Allah selalu melindungi kalian.

6. Kepada teman-teman stambuk 2015 yang telah banyak membantu dari awal perkuliahan hingga saat ini, terima kasih atas bantuan, dukungan, dan doa kalian.

7. Kepada seluruh mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia yang telah sukarela menjadi informan dan responden pada penelitian saya, terima kasih telah melancarkan proses penelitian ini.

Peneliti menyadari penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membangun penelitian ini. semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Medan, 2018

M Haekal Harahap

NIM 150701018

(6)

PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BAHASA

INDONESIA: KAJIAN EKOLINGUISTIK

MUHAMMAD HAEKAL HARAHAP 150701018

ABSTRAK

Istilah teknologi informasi yang berbahasa asing sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia tetapi, dengan diterjemahkannya istilah teknologi informasi ke dalam Bahasa Indonesia tidak sertamerta masyarakat menggunakan istilah yang telah diterjemahkan itu dikarenakan lingkungan budaya dan sosial masyarakat Indonesia telah berubah/

berkembang dan juga kurang akrabnya masyarakat dengan istilah teknologi informasi yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia tersebut. Artinya, istilah ini tidak hanya dipandang sebagai bagian dari bahasa, tetapi juga merupakan bagian dari situasi sosial-budaya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan istilah teknologi informasi yang lazim digunakan Mahasiswa Program Sastra Indonesia FIB USU dan tingkat pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU terhadap Istilah teknologi informasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing. Data penelitian menggunakan data tulis yang diperoleh dari buku yang berjudul „Senarai Istilah Asing- Indonesia di Ruang Publik’ yang disusun oleh tim penyusun Balai Bahasa Jawa Barat dan mewawancarai informan yang merupakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU untuk mendapatkan istilah yang lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk melengkapi hasil penelitian. Data penelitian ini adalah istilah teknologi informasi dalam tataran nomina dan verba. Menurut hasil analisis, istilah teknologi informasi yang lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU terdiri atas 5 kelompok istilah yaitu (1) istilah perangkat lunak (2) istilah perangkat keras (3) istilah fitur (4) istilah pengguna (5) istilah proses kerja. Dari 5 kelompok tersebut diperoleh 186 istilah nomina dan 21 istilah verba, total istilah yang lazim digunakan oleh Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU adalah 207 istilah. Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU lebih mengenal istilah teknologi informasi pada tataran nomina daripada istilah verba. Istilah nomina perangkat keras adalah istilah teknologi informasi yang lebih dikenal oleh Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU.

Kata kunci: istilah, teknologi informasi, lazim

(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ... 4

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Konsep ... 5

2.1.1 Kosakata ... 5

2.1.2 Kata Benda (Nomina) ... 5

2.1.3 Kata Kerja (Verba) ... 6

2.1.4 Bahasa dan Lingkungan ... 6

2.2 Landasan Teori... 8

2.2.1 Ekolinguistik ... 8

2.3 Tijauan Pustaka ... 10

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 14

3.1.2 Waktu Penelitian ... 15

3.2 Data dan Sumber data ... 15

3.3 Populasi dan Sampel ... 15

3.4 Metode Penelitian ... 17

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 18

3.6 Metode Analisis Data ... 18

3.7 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Istilah Teknologi Informasi... 21

4.1.1 Perkembangan Istilah Teknologi Informasi ... 22

4.1.2 Istilah Teknologi Informasi yang Lazim Digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU ... 25

4.1.2.1 Istilah Perangkat Lunak ... 26

4.1.2.2 Istilah Perangkat Keras ... 28

4.1.2.3 Istilah Fitur ... 30

4.1.2.4 Istilah Pengguna ... 31

(8)

4.2 Tingkat Pemahaman Istilah Teknologi Informasi dalam

Bahasa Asli (Bahasa Inggris) dan Bahasa Terjemahah (Bahasa Indonesia)... 33

4.2.1 Pemahaman Mahasiwa Program Studi Sastra Indonesia Terhadap Istilah Teknologi Informasi dalam Bahasa Asli (Bahasa Inggris) dan Bahasa Terjemahan (Bahasa Indonesia) pada Tataran Nomina ... 34

4.2.1.1 Pemahaman Istilah Nomina Perangkat Lunak ... 36

4.2.1.2 Pemahaman Istilah Nomina Perangkat Keras ... 37

4.2.1.3 Pemahaman Istilah Nomina Fitur ... 39

4.2.1.4 Pemahaman Istilah Nomina Pengguna ... 40

4.2.1.5 Pemahaman Istilah Nomina Poses Kerja ... 40

4.2.2 Pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Terhadap Istilah Teknologi Informasi dalam Bahasa Asli (Bahasa Inggris) dan Bahasa Terjemahan (Bahasa Indonesia) Pada Tataran Verba ... 41

4.2.2.1 Pemahaman Istilah Verba Fitur ... 42

4.2.2.2 Pemahaman Istilah Verba Proses Kerja ... 43

4.2.3Perbandingan Tingkat Pemahaman Istilah Nomina, Verba Tekonologi Informasi dalam Bahasa Asli (Bahasa Inggris) dan Bahasa Terjemahan (Bahasa Indonesia) ... 43

4.2.3.1 Perbandingan Tingkat Pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah Nomina dan Verba dalam Bahasa Asli (Bahasa Inggris) ... 43

4.2.3.2 Perbandingan Tingkat Pemahaman Mahasiswa program Studi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah Nomina dan Verba dalam Bahasa Terjemahan (Bahasa Indonesia) ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Pengelompokkan istilah TI yang lazim digunakan Mahasiswa Prodi Sastra

Indonesia FIB USU ... 25

4.2 Istilah Perangkat Lunak ... 26

4.3 Istilah perangkat Keras ... 28

4.4 Istilah Fitur ... 30

4.5 Istilah Pengguna ... 32

4.6 Istilah Proses Kerja ... 32

4.7 Persentase Pemahaman Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah TI dalam Bahasa Asli Pada Tataran Nomina ... 34

4.8 Persentase Pemahaman Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah TI dalam Bahasa Terjemahan pada Tataran Nomina ... 34

4.9 Persentase Pemahaman Mahasiwa Prodi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah TI dalam Bahasa Asli Pada Tataran Verba ... 41

4.10 Persentase Pemahaman Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah TI dalam Bahasa Terjemahan pada Tataran Verba ... 41

4.11 Deskripsi Perbandingan Pemahaman Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah Nomina dan Verba dalam Bahasa Asli ... 43

4.12 Deskripsi Perbandingan Pemahaman Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap Istilah Nomina dan Verba dalam Bahasa Terjemahan ... 44 2.1 DESKRIPSI PERSENTASE PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI INFROMASI DALAM BAHASA ASLI PADA TATARAN NOMINA

(10)

3.1 DESKRIPSI PERSENTASE PEMAHAMAN MAHASISWA PROGRAM STUDI STUDI SASTRA INDONESIA FIB USU TERHADAP ISTILAH TEKNOLOGI INFROMASI DALAM BAHASA TERJEMAHAN PADA TATARAN NOMINA

DAN VERBA ... 62

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi (TI) atau dalam bahasa Inggris information technology (IT) adalah istilah untuk teknologi yang membantu kerja manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan, dan menyebarkan informasi. Contoh TI yang sering kita temui ialah telepon genggam, komputer pribadi, laptop, TV, dan sebagainya.

TI merupakan produk dari zaman modern maka wajarlah jika pada masa kini TI sangat mudah ditemui dan dibutuhkan untuk efesiensi perkerjaan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi informasi membawa peran penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Hampir setiap hari teknologi informasi digunakan untuk memudahkan kerja masyarakat pada bidang- bidang tertentu seperti pendidikan, sosial, dan industri.

Bersamaan dengan munculnya TI, muncul pula istilah-istilah yang mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam TI. Istilah-istilah tersebut menggunakan bahasa asing. Hal itu disebabkan umumnya TI berasal dari luar Indonesia sehingga masyarakat Indonesia pengguna TI sangat tidak asing dengan istilah-istilah TI seperti upload, download, gadget, online, offline, error, browser, dan istilah-istilah lain yang sering dijumpai saat mengakses internet. Seiring perkembangan waktu istilah-istilah TI yang menggunakan bahasa asing sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, contohnya istilah upload

(12)

„unduh‟, gadget menjadi „gawai‟, online menjadi „daring‟, offline menjadi „luring‟, error menjadi „galat‟, dan browser menjadi „peramban‟.

Diterjemahkannya istilah-istilah TI ke dalam bahasa Indonesia tentu menjadikan bahasa Indonesia kaya akan kosakata/ istilah dan bahasa yang dinamis seiring perkembangan zaman.

Namun, masih diragukan bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat pemahaman akan istilah-istilah TI dalam bahasa Indonesia. Hal itu dapat kita lihat dari seberapa seringnya pengguna TI Indonesia menggunakan istilah asing daripada istilah Indonesianya. Fenomena di atas terjadi karena lingkungan budaya dan sosial masyarakat Indonesia telah berubah/

berkembang. Kajian mengenai lingkungan dan bahasa dibahas dalam kajian ekolinguisik.

Ekolinguistik adalah suatu disiplin yang mengkaji lingkungan dan bahasa. Kajian interdisipliner yang mengaitkan ekologi dan linguistik diawali pada tahun 1970-an ketika Einar Haugen (1972) menciptakan paradigma ekologi bahasa. Dalam pandangan Haugen, ekologi bahasa adalah kajian tentang interaksi bahasa dan lingkungannya. Linguistik dan ekologi adalah dua hal yang saling memengaruhi. Sistem bahasa berpengaruh pada perilaku penggunanya dalam mengelola lingkungan. Perubahan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan kultural masyarakat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa pada tingkat leksikon hingga gramatikal.

Lingkungan sosial dan lingkungan kultural merupakan bagian dari kajian ekolinguistik yang salah satunya mengamati berbagai perubahan, perkembangan, dan pergeseran bahasa. Dalam mengamati tentang fenomena maraknya kosakata teknologi informasi dikaji berdasar pada lingkungan sosial dan kultural.

Bundsgaard (2000:11) menjelaskan, kajian ekolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara dimensi biologis, sosiologis, dan ideologis dari

(13)

bahasa. Ketiga dimensi tersebut dikenal dengan istilah dimensi praksis sosial. Dari sudut pandang ekolinguistik, bahasa yang digunakan suatu masyarakat juga memiliki latar belakang dimensi praksis sosial tersebut yang selanjutnya menggambarkan hubungan bahasa yang digunakan oleh masyarakat dengan alam, konsep pikiran masyarakat, dan penggunaan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap istilah TI dalam bahasa Indonesia akan dikaji dalam penelitian ini, khususnya pada mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji pada penelitian pemahaman istilah teknologi informasi bahasa Indonesia dalam kajian ekolingistik ini adalah:

1. Istilah teknologi informasi apa yang lazim digunakan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU?

2. Bagaimanakah tingkat pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU terhadap istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris sebagai bahasa asalnya dan dalam bentuk bahasa indonesia sebagai terjemahan.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memperoleh pembahasan yang detail, peneliti akan membatasi permasalahan yang akan dibahas pada penelitian yang bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang terdapat pada judul “Pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU Terhadap istilah Teknologi Informasi dalam Bahasa Indonesia: Kajian Ekolinguistik”. Penelitian ini dibatasi pada istilah Teknologi Infomasi dalam tataran nomina dan verba dalam bahasa Indonesia

(14)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi istilah teknologi informasi yang lazim digunakan oleh Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU.

2. Mendeskripsikan tingkat pemahaman istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa indonesia pada Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis seperti berikut:

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu informasi dan masukan dalam hal penelitian mengenai istilah teknologi informasi dalam bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan juga memperkaya khazanah ilmu linguistik, khususnya ekolinguistik.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Masyarakat dapat memahami kosakata istilah TI dalam bahasa Indonesia.

2. Dapat dijadikan arsip kosakata istilah TI dalam bahasa Indonesia pada masyarakat yang belum tahu mengenai terjemahan kosakata istilah TI dalam bahasa Indonesia.

3. Dapat berdampak pada masyarakat agar lebih memperhatikan perkembangan kosakata bahasa Indonesia dan lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia tetap lestari.

(15)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Penelitian pemahaman kosakata istilah teknologi informasi dalam bahasa Indonesia ini memiliki beberapa konsep.

2.1.1 Kosakata

Kosakata dalam istilah linguistik disebut leksikon. Menurut Chaer (2007:5) istilah leksikon berasal dari kata Yunani kuno yang berarti „kata‟, „ucapan‟, atau „cara berbicara‟. Kata leksikon seperti ini sekerabat dengan leksem, leksikografi, leksikograf, leksikal, dan sebagainya.

Sebaliknya, istilah kosakata adalah istilah terbaru yang muncul ketika kita sedang giat-giatnya mencari kata atau istilah yang tidak berbau barat.

Sibarani (1997:4) membedakan leksikon dengan perbendaharaan kata, yaitu “leksikon mencakup komponen yang mengandung segala informasi tentang kata dalam suatu bahasa seperti prilaku semantis, sintaksis, morfologis, dan fonologisnya, sedangkan perbendaharaan kata lebih ditentukan pada kekayaan kata yang dimiliki seseorang atau suatu bahasa”.

2.1.2 Kata Benda (Nomina)

Menurut kridalaksana (1984:132) nomina adalah Kelas kata yang biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa, kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda, atau hal lain yang dibedakan dalam alam di luar bahasa, kelas ini dalam bahasa Indonesia

(16)

dengan kemungkinannya untuk bergabung dengan sufiks plural misalnya, rumah adalah nomina karena tidak rumah adalah tidak mungkin, book dalam Bahasa Inggris adalah nomina karena books adalah mungkin.

Selanjutnya, Kridaklasana (2005:68) mengatakan bahwa nomina adalah kategori yang secara sintaksis (1) tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel tidak. (2) mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari.

2.1.3 Kata Kerja (Verba)

Verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat, dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah.

Sebagian besar verba mewakili unsur semantik perbuatan, keadaan, atau proses. Kelas ini dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata sangat, lebih, dan sebagainya; (Kridalaksana 1984:205).

Selanjutnya, Kridalaksana (2005:51) mengatakan bahwa secara sintaksis sebuah satuan gramatikal dapat diketahui berkategori verba dari perilakunya dalam satuan yang lebih besar.

Jadi, sebuah kata dapat dikatakan berkategori verba hanya dari perilakunya dalam frase, yakni dalam hal kemungkinannya satuan itu didampingi partikel tidak dalam konstruksi dan dalam hal tidak dapat didampinginya satuan itu dengan partikel di, ke, dari, atau dengan partikel seperti sangat, lebih, atau agak.

2.1.4 Bahasa dan Lingkungan

Ekologi adalah ilmu tentang lingkungan hidup, sedangkan linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Kerangka pandang ekologi, dalam ekolinguistik, menjadi parameter yang membedakannya dengan cabang makrolinguistik lainnya (seperti sosiolinguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, atau antropolinguistik) parameter tersebut adalah (1) interelasi

(17)

(interrelationship), (2) lingkungan (environtment), dan (3) keberagaman (diversity) (Fill and Muhlhausler, 2001:1).

Muhlhausler dalam Rizkyansyah (2015:12) menjelaskan, ada empat hal yang memungkinkan hubungan bahasa dan lingkungan. Semuanya menjadi subjek yang berbeda dari kajian linguistik pada satu waktu, atau pada waktu yang lain. Keempat hubungan tersebut adalah (1) bahasa berdiri dan terbentuk, (2) bahasa dikonstruksi oleh alam, (3) alam dikonstruksi bahasa, dan (4) bahasa saling berhubungan dengan alam-keduanya saling mengontruksi, tetapi jarang yang berdiri sendiri.

Secara khusus lingkungan hidup merupakan sebuah lingkungan bagi manusia dalam jejaring dan keberagaman sosial dan ragam bahasa juga. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Surbakti (2012:21) dalam temuannya pada ekologi kesungaian. Sebagaimana yang dikemukakan Safir dalam Fill dan Muhlhausler (eds) (2001:14), menyebutkan tiga bentuk lingkungan:

(1) Lingkungan fisik yang mencakup karakter geografis seperti topografi sebuah Negara (baik pantai, lembah dataran tinggi, maupun pegunungan, keadaan cuaca dan jumlah curah hujan).

(2) lingkungan ekonomis „kebutuhan dasar manusia‟ yang terdiri atas flora dan fauna dan sumber mineral yang ada dalam daerah tersebut.

(3) lingkungan sosial yang melingkupi berbagai kekuatan yang dalam masyarakat membentuk kehidupan dan pikiran masyarakat satu sama lain. Namun, yang paling penting dari kekuatan sosial tersebut adalah agama, standar, etika, bentuk organisasi politik, dan seni.

(18)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Ekolinguistik

Ekolinguistik adalah cabang ilmu interdisipliner yang mengkaji bahasa dengan ekologi.

Ekologi merupakan ilmu yang mengkaji perihal hubungan timbal balik antarmakhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh ahli biologi Jerman, Ernest Haeckel (1834-1914) (dalam Faridah, 2015:76).

Ekolinguistik merupakan payung dan wadah yang bersifat lintas bidang keilmuan menjadi pilihan yang sangat penting dan strategis. Sebagai kajian yang bertolak dari konsep dan parameter ekologi, yakni (1) lingkungan (environtment), (2) keberagaman (diversity), (3) interaksi, interelasi, dan interdependensi, kajian ekolinguistik menempatkan dan menjadikan fenomena (penggunaan) bahasa dalam suatu perspektif yang lebih intergratif, prospektif, dan juga historis (Fill dan Muhlhausler 2001:1).

Teori ekolinguistik menjelaskan interelasi antara bahasa dengan pemikiran manusia dan komunikasi multilingual dengan parameter ekologi yakni interaksi dan interelasi (interrelationship), lingkungan (environment) dan keberagaman/kebervariasian (diversity) (Fill, dan Mühlhüsler, 2001:1).

Lingkungan fisik menyangkut geografi yang terdiri atas fisik, topografi suatu negara, iklim, intensitas curah hujan, dan dasar ekonomis kehidupan manusia yang terdiri dari fauna, flora, dan sumber-sumber mineral. Lingkungan sosial terdiri atas berbagai kekuatan masyarakat yang membentuk pikiran dan kehidupan setiap individu seperti agama, etika, bentuk organisasi politik, dan seni termasuk juga lingkungan budaya antara lain teknologi. Konservasi bahasa dalam lingkup ekolinguistik terinspirasi dari pemikiran Haugenian yang mengatakan bahwa

(19)

upaya penyelamatan bahasa amat diperlukan karena kepunahan bahasa begitu cepat dalam satu dasawarsa (Fill, 2001:44).

Ekolinguistik yang mengkaji interaksi bahasa dengan ekologi pada dasarnya merupakan kajian saling ketergantungan dalam suatu sistem. Ekologi bahasa dan ekologi memadukan lingkungan, konservasi, interaksi, dan sistem bahasa. Ekolinguistik adalah suatu displin ilmu yang mengkaji lingkungan dan bahasa. Ekolinguistik merupakan ilmu bahasa interdisipliner, menyandingkan ekologi dan linguistik (Mbete, 2008:1).

Dalam kajian ekolinguistik hal yang paling utama adalah tautan ekosistem yang merupakan bagian dari sistem kehidupan manusia (ekologi) dengan bahasa yang dipakai manusia dalam berkomunikasi di lingkungannya. Lingkungan tersebut adalah lingkungan ragawi berbahasa yang menghadirkan pelbagai hal dalam sebuah masyarakat. Situasi dwi/multibahasa inilah yang mendorong adanya interaksi bahasa. Lingkungan ragawi dengan pelbagai kondisi sosial sangat mempengaruhi penutur bahasa secara psikologis dalam penggunaan bahasanya (Usman, 2012: 31)

Penelitian bidang ekolingiustik dapat juga membedah makna-makna sosial ekologis di balik bahasa, khususnya leksikon, di atas konsep dan landasan teoretis, yaitu (1) bahasa yang hidup dan digunakan itu menggambarkan, mewakili, melukis (merepresentasikan secara simbolik-verbal) realitas di lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan buatan manusia (lingkungan sosial-budaya); (2) dinamika dan perubahan bahasa pada tataran leksikon.

Pada tataran leksikon, dinamika dan perubahan bahasa dipengaruhi oleh tiga dimensi (Lindo dan Bundsgaard 2000: 10-11) (dalam Rizkyansyah, 2015), antara lain:

(20)

1) Dimensi ideologis, yaitu adanya ideologi masyarakat, misalnya ideologi kapitalisme yang disangga pula dengan ideologi pasar sehingga perlu dilakukan aktivitas terhadap sumber daya lingkungan, seperti muncul istilah dan wacana eksploitasi, pertumbuhan, keuntungan secara ekonomis.

2) Dimensi sosiologis, yaitu adanya aktivitas wacana, dialog, dan sosial untuk mewujudkan ideologi tersebut. Dalam dimensi ini bahasa merupakan wujud praktik sosial bermakna.

3) Dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan adanya keanekaragaman biota danau (atau laut, maupun darat) secara berimbang dalam ekosistem,serta dengan tingkat vitalitas spesies dan adanya hidup yang berbeda antara satu dengan yang lain, ada yang besar dan kuat sehingga mendominasi dan “menyantap” yang lemah dan kecil, ada yang kecil dan lemah sehingga terpinggirkan dan termakan. Dimensi biologis itu secara verbal terekam leksikon dalam khazanah kata setiap bahasa sehinga entitas-entitas itu tertandakan dan dipahami.

Dalam penelitian ini, dimensi bilogis tidak dijadikan acuan analisis karena penelitian ini berfokus pada perubahan lingkungan sosial dan budaya, bukan lingkungan ragawi/ fisik seperti jenis-jenis flora atau fauna.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisikan teori-teori dasar, konsep, dan hasil penelitian yang telah ditemukan oleh peneliti-peniliti sebelumnya yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah penelitian-penelitian yang sudah dilakukan yang menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penelitian ini.

(21)

Usman (2010) dalam tesisnya yang berjudul “Penyusutan Tutur dalam Masyarakat Gayo:

Pendekatan Ekolinguistik”, temuan dari penelitian tersebut adalah masyarakat Gayo memiliki bentuk dan makna serta muatan tutur tersendiri yang dalam perkembangannya tutur tersebut jarang digunakan, dan sudah mulai ditinggalkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Secara internal adalah faktor yang bersumber dari masyarakat gayo sendiri selaku pengguna tutur, dan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar masyarakat gayo yang membawa pengaruh penyusutan tutur tersebut. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam hal kajian ekolinguistik.

Widayati, dkk (2012) dalam penelitian mereka “Perubahan Fungsi Sosioekologis Bahasa Melayu Asahan” mendeskripsikan khazanah lingual tataran leksikal yang mempersentasikan kekayaan lingkungan sosioekologis komunitas Melayu Asahan dan mendeskripsikan faktor yang melatari pergeseran dan penyusutan fungsi sosioekologis bahasa Melayu Asahan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil analisis adalah banyak leksikon biota sungai yang sudah tidak dapat ditemukan entitasnya. Nama tumbuhan ada yang masih dikenal dan ada juga sudah tidak dikenal. Kemudian juga leksikon peralatan tradisional, peralatan rumah, dan bagian rumah sudah banyak yang tidak dikenal lagi oleh kelompok penutur muda akibat kemunculan peralatan yang lebih modern. Kelangkaan leksikon tumbuhan di daerah ini juga dilatari oleh meingkatnya pertumbuhan jumlah penduduk yang memberi dampak terhadap kebertahanan tumbuhan sekitar karena situasi itu tentu mengakibatkan munculnya bangunan-bangunan baru.

Jadi, dari penelitian ini diambil kesimpulan bahwa bergerser dan menyusutnya fungsi sosioekologis bahasa Melayu Asahan disebabkan dua faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi penyusutan konsep, dan faktor eksternal meliputi alam, pemukiman, alat-alat

(22)

modern, dan pencemaran lingkungan. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap teori dan metode dalam penelitian ini.

Rizkyansyah (2015) dalam skripsinya “Leksikon Nomina dan Verba Bahasa Jawa dalam Lingkungan Persawahan Tanjung Morawa” membahas leksikon-leksikon yang ada di lingkungan persawahan dalam bahasa Jawa di Tanjung Morawa dan membahas tentang pemahaman leksikon nomina dan verba guyub tutur bahasa Jawa yang berhubungan dengan lingkungan persawahan di Tanjung Morawa saat ini. Peneltian ini memberikan kontribusi terhadap hal metode penelitian dalam penelitian ini.

Fauzi (2016) dalam skripsinya “Ekoleksikon Kelautan Masyarakat Nagari Air Bangis, Kecamatan Sei Beremas, Kabupaten Pasaman Barat” membahas mengenai gambaran bentuk lingual ekoleksikon kelautan dalam komunitas tutur masyarakat di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini berkontribusi terhadap penelitian ini dalam hal penggunaan teori ekolinguistik untuk relasi antara bahasa dan lingkungan.

Rosidah (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Leksikon Perladangan Pohon Aren Desa Simpangtolang Julu Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal : Kajian Ekolinguistik”

membahas mengenai terancamnya keberadaan leksikon perladangan pohon aren dan mendeskripsikan keberadaan leksikon perladangan pohon aren yang masih digunakan oleh masyarakat di Desa Simpangtolang Julu Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal dalam bahasa Mandailing. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap teori kuantitatif dalam penelitian ini.

Dhuhani (2018) dalam skripsinya yang berjudul “Ekoleksikon Perikanan dalam Bahasa Melayu Kepulauan Riau Desa Tanjung Kelit Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga Kepulauan

(23)

Riau” mendeskripsikan ekoleksikon nomina perikanan yang terdapat dalam bahasa Melayu Kepulauan Riau di Desa Tanjung Kelit dan juga mendeskripsikan tingkat pemahaman masyarakat mengenai leksikon-leksikon nomina perikanan dalam bahasa Melayu Kepulaun Riau di Desa Tanjung Kelit. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap metode dalam penelitian ini.

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya, Jalan Universitas No. 19 Kampus USU, Medan. Fakultas Ilmu Budaya dipilih karena memiliki mahasiswa yang aktif menggunakan teknologi informasi untuk belajar, seperti komunikasi, mengerjakan tugas, dan sebagainya. Selain itu, di Fakultas ini terdapat mahasiswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian, yaitu mahasiswa Sastra Indonesia. Mahasiswa Sastra Indonesia dipilih dengan anggapan bahwa mahasiswa Sastra Indonesia diharapkan memiliki pemahaman terhadap padanan istilah TI dalam bahasa Indonesia.

Peta Lokasi Penelitian, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.1 Peta Fakultas Ilmu Budaya USU

(25)

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu yang diperkirakan untuk mengerjakan penelitian ini adalah selama satu bulan setelah proposal disetujui.

3.2 Data dan Sumber Data

Data penelitian ini menggunakan data tulis. Data tulis diperoleh dari buku yang berjudul

„Senarai Istilah Asing-Indonesia di Ruang Publik‟ yang disusun oleh tim penyusun Balai Bahasa Jawa barat dan diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Barat. Data dalam penelitian berbentuk istilah TI yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Ada 737 istilah yang didapat dari buku tersebut, tetapi dari 737 istilah tersebut akan dipilih istilah yang paling sering atau paling lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU dengan cara memberikan daftar tanyaan yang berisikan 737 kepada informan yang merupakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU kemudian, informan akan menentukan istilah mana yang lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU dalam mengakses internet ataupun berselancar di media sosial, baik untuk kegiatan akademik maupun sekadar mengisi waktu luang.

Istilah yang informan rasa lazim digunakan Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia akan dijadikan data untuk masalah kedua dan ketiga.

3.3 Populasi dan Sampel

Selain sumber data, penelitian ini juga menggunakan populasi dan sampel. Sumber data ditetapkan untuk mengidentifikasi istilah TI yang lazim digunakan oleh mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU, sedangkan populasi dan sampel untuk penetapan responden yang akan dijadikan subjek penelitian.

(26)

Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:62). Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan populasi sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.

Menurut data yang diperoleh dari Direktori Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (dirmahasiswa.usu.id) populasi mahasiswa tingkat pertama sampai tingkat akhir atau angkatan Tahun 2015-2018 Program Studi Sastra Indonesia FIB USU berjumlah 339 orang. Dalam penelitian ini peneliti akan menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin menurut Sugiyono (2011:87) karena penarikan sampel jumlahnya harus representatif agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, tetapi dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:

Keterangan:

n: Ukuran sampel/ jumlah responden N: Ukuran populasi

e: Presentasi kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; e = 0,1

dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

(27)

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin antara 10-20% dari populasi penelitian.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 339 orang, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 20% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:

43.5; disesuaikan oleh peneliti menjadi 45 responden.

Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 45 orang atau sekitar 13% dari total Mahasasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik.

3.4 Metode Penelitian

Penelitian ini mengaplikasikan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yaitu pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu diklasifikasikan, konkret, teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab-akibat, data penelitiannya berupa angka-angka, dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2011).

(28)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti secara langsung akan memperoleh data yang akan digunakan dalam penelitian. Data penelitian diperoleh dengan menanyakan dan mewawancarai responden mengenai istilah-istilah TI apa saja yang lazim digunakan mahasiswa Program Studi Sastra dan kemudian data akan diidentifikasi. Berikut adalah syarat-syarat responden:

1. Berjenis kelamin Laki-laki atau Perempuan 2. Mahasiswa aktif

3. Menggunakan Teknologi Informasi dalam mengerjakan suatu hal, seperti tugas kuliah, mencari refrensi, dan untuk hiburan

Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang terdiri dari istilah TI dalam bahasa aslinya yaitu Bahasa Inggris dan bahasa terjemahannya yaitu Bahasa Indonesia.

Dari identifikasi data yang dianggap lazim oleh mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU disusun sebuah daftar tanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman istilah TI dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa aslinya yaitu Bahasa Inggris. Pada daftar tanyaan diajukan dua pilihan jawaban pada tiap responden, yaitu:

1. Mengetahui 2. Tidak mengetahui 3.6 Metode Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan metode padan. Metode padan adalah metode analisis bahasa yang alat penentunnya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan yang digunakan pada tahapan

(29)

pengkajian data adalah padan referensial. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasikan istilah TI yang sering digunakan oleh mahasiswa.

Untuk menjawab masalah kedua dan ketiga digunakan metode kuantitatif. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan persentase pemahaman responden adalah:

p = x 100%

ket:

p: angka persentase f: jumlah temuan n: total informan

Pernyataan yang dijadikan pertanyaan dibedakan menjadi dua yaitu, mengetahui dan tidak mengetahui. Yang digunakan sebagai data daftar tanyaan adalah data yang sudah diidentifikasi pada masalah pertama. Tabel yang akan dijadikan tempat daftar tanyaan adalah seperti berikut.

no Leksikon Responden

mengetahui tidak mengetahui

Ketika menganalisis data, jawaban yang telah diperoleh dari responden akan disimbolkan dalam bentuk angka. Kemudian angka-angka tersebut dijumlahkan dan diubah ke dalam bentuk

(30)

persen, sehingga akan terlihat tingkat pemahaman Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU terhadap istilah TI yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.

Hasil dari keduanya kemudian dibandingkan mana yang lebih dipahami oleh Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU terhadap istilah TI, bahasa asalnya, bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.

3.7 Metode Penyajian Hasil Analisi Data

Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data pada penelitian ini adalah metode formal dan informal. Metode formal adalah metode yang digunakan untuk menyajikan hasil analisis data dengan menggunakan simbol dan angka. Metode informal merupakan metode penyajian data dengan menggunakan kata-kata biasa untuk menyajikan hasil data (Sudaryanto 1993:144).

(31)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Istilah Teknologi Informasi

4.1.1 Perkembangan Istilah Teknologi Informasi

Istilah-istilah teknologi informasi mengalami perkembangan dan pergeseran seiring dengan perkembangan teknologi informasi itu sendiri. Ada beberapa istilah teknologi informasi yang baru dan adapula yang digantikan atau ditinggalkan karena istilah tersebut sudah jarang digunakan oleh pengguna teknologi informasi. Jarangnya istilah itu digunakan disebabkan alat atau proses yang digambarkan istilah tersebut tidak banyak digunakan atau diterapkan pada penggunaan teknologi informasi.

Dahulu untuk menghubungin seseorang yang tinggal berjauhan kita harus mengirim surat. Surat adalah kertas yang berisikan tulisan yang bermaksud menyampaikan informasi oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Untuk menulis sebuat surat dibutuhkan kertas, alat tulis seperti pulpen, dan amplop, kemudian untuk mengirimkannya membutuhkan beberapa hal lagi seperti prangko, Kantor Pos, dan alamat tujuan surat. Istilah-istilah yang disebutkan sebelumnya merupakan istilah teknologi informasi yang lazim digunakan pada masa itu. Berikut adalah penjelasan dari istilah-istilah tersebut:

(1) Kertas adalah barang lembaran yang berbahan baku batang pohon pinus (pinus pinaster). (2) Pulpen adalah alat tulis dengan tinta, tinta pada pulpen merupakan campuran dari beberapa bahan kimia seperti pelarut, pigmen, celupan, resin, pelumas, dan sollubizer. (3) Amplop adalah sampul atau bungkus dari surat yang akan dikirimkan. Sebuah amplop biasanya terbuat dari kertas yang dipotong dan ditempalkan lagi. (4) Prangko adalah secarik kertas

(32)

berperekat yang berfungsi sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos, prangko ditempelkan pada amplop. (5) Kantor Pos adalah kantor tempat kirim-mengirim surat, uang, dan sebagainya. (6) Alamat adalah tempat yang menjadi tujuan surat, fungsinya agar surat tidak salah tujuan. Dari semua istilah yang berhubungan dengan surat diturunkan beberapa kata yaitu, surat, amplop, perangko, pulpen, tinta, lem, yang berkelas kata nomina; bahan baku yaitu, pohon pinus (pinus pinaster), pigmen, pelarut, celupan, resin, pelumas, sollubizer, juga berkelas kata nomina; kegiatan yaitu,mengirim, menempel, menulis, berkelas kata verba. Adanya interelasi dan interdepensi masyarakat pada zamannya membuat istilah-istilah terebut tetap eksis dan dipahami oleh masyarakat. Namun, seiring berkembangnya zaman, walaupun istilah-istilah tersebut tetap ada, istilah-istilah tersebut digunkan dalam media yang berbeda pada saat ini.

Adanya keberagaman istilah yang muncul dalam teknologi informasi ini tidak terlepas dari ligkungannya, yaitu lingkungan sosial budayanya.

Bila kita merunut kepada sejarah perkembangan teknologi informasi, ternyata perkembangan teknologi informasi memiliki tahap yang tidak singkat. Pada tahun 1835, Samuel Morse bersama dua rekannya mengembangkan mesin telegraf yang dapat mengirim kode Morse.

Kode-kode yang dikirimkan memungkinkan penggunanya untuk mengirim pesan melalui kabel yang dihubungkan pada dua lokasi dan diproses dalam waktu yang bersamaan. Untuk mengirim pesan melalui mesin telegraf ada beberapa unsur yang penting yaitu, kode Morse, kabel, dan mesin telegraf. (1) kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode, (2) kabel adalah alat yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain, pada mesin telegraf kabel berfungsi untuk menyambungkan dua atau lebih mesin telegraf, (3) mesin telegraf adalah sebuah alat yang menggunakan teknologi telegrafi untuk mengirim dan menerima pesan jarak jauh.

(33)

Pada abad ke-20 telegraf mulai ditinggalkan, itu disebabkan dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Telegraf kemudian digantikan dengan teknologi-teknologi yang lebih efesien dan murah seperti “telepon”, “faksimile”, dan “radio”. Teknologi yang disebutkan sebelumnya adalah teknologi yang memanfaatkan „gelombang sinyal‟ dan tidak menggunakan „kabel‟ untuk mengirimkan pesan ke pengguna lain. Sejak saat itu istilah

„wireless‟ atau „nirkabel‟ dikenal masyarakat. “Nirkabel” adalah teknologi yang menghantarkan informasi antara dua atau lebih titik yang tidak terhubung oleh penghantar listrik atau „kabel‟.

Istilah “kabel” masih digunakan hingga sekarang tetapi mengalami penurunan fungsi.

Sebelumnya, „kabel‟ berfungsi untuk menghantarkan informasi atau pesan antara dua atau lebih pengguna telegraf tetapi sekarang kabel hanya digunakan untuk menghantarkan arus listrik.

Kemudian pada tahun 1969 untuk keperluan militer pemerintah Amerika Serikat membentuk sebuah jaringan yang dapat menghubungkan komputer-komputer didaerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan. Jaringan tersebut adalah cikal bakal dari internet.

Internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan berbagai macam situ.

Internet memberika akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakai di seluruh dunia. Beberapa layanan internet yang banyak digunakan penggunanya antara lain e-mail „pos-el‟, chatting „bercakap-cakap‟, video call „panggilan video‟, dan WWW (world wide web). Keempat layanan tersebut adalah sedikit dari banyak layanan yang disediakan internet. Berkembangnya internet mengakibatkan munculnya istilah-istilah yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dari internet. Artinya, perkembangan teknologi informasi turut memberikan dapak terhadap penggunaan dan penambahan istilah terhadap teknologi informasi.

(34)

Berikut ini penjelasan mengenai layanan internet yang telah disebutkan sebelumnya, (1) e-mail atau electronic mail atau dalam bahasa Indonesia „pesan elektronik‟ merupakan layanan internet yang ditujukan untuk surat menyurat yaitu mengirimkan pesan elektronik. E-mail tidak hanya dapat mengirim teks tetapi juga bisa melampirkan gambar, foto, suara, dan video. Dengan e-mail kegiatan surat menyurat tidaklah menjadi kegiatan yang banyak menyertakan unsur-unsur lain seperti mengirim surat pada masa lalu, sehingga istilah „tulis‟ digantikan dengan istilah

„ketik‟ kemudian, istilah „tinta‟, „amplop‟, „prangko‟, dan „pos‟ tidak digunakan karena itu tidak diperlukan dalam mengirim e-mail dan juga istilah „alamat‟ berganti makna. Jika dulu istilah

„alamat‟ mengacu pada alamat rumah tujuan surat, dalam menggunakan e-mail istilah „alamat‟

mengacu pada alamat e-mail dari pengguna yang akan dikirmkan e-mail. (2) chatting atau dalam bahasa Indonesia „bercakap-cakap‟ adalah salah satu layanan internet yang ditujukan untuk berkomunikasi anatara sesama pengguna internet yang menggunakan media tulis secara online dan realtime, sehingga cara kerja dari chatting seperti percakapan langsung tetapi dengan jarak yang jauh. Istilah „bercakap-cakap‟ yang dulu memiliki makna berbicara secara langsung empat mata menjadi berbicara langsung dengan jarak yang jauh. (3) video call atau dalam bahasa Indonesia „panggilan video‟ adalah layanan internet yang mampu menangkap video sekaligus suara yang ditransmisikan pada layar secara real time. Video call sangat berguna bagi orang tuli dan bisu, karena komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat melalui layanan video tersebut. (4) WWW (world wide web) adalah sistem dalam internet yang memberikan fasilitas informasi yang cepat dan menggunakan teknologi hiperteks, hiperteks adalah paradigma antarmuka pengguna untuk menampilkan dokumen yang berisi referensial- silang otomatis ke dokumen lainnya yang disebut hiperlink. Halaman web bisa berisi suara, gambar, animasi, teks atau program perangkat lunak yang dapat menjadikannya dokumen yang

(35)

dinamis. Pengguna mengakses world wide web dari sebuah peramban. Istilah „web‟ pada world wide web menggambarkan bahwa struktur daya internet ini dapat dianalogikan seperti „web‟ atau

„jaring‟, sehingga istilah „web‟ mengalami perubahan makna.

Seiring perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu ada banyak istilah-istilah baru yang muncul sebagai yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dari teknologi informasi. Selain itu ada juga istilah-istilah lama yang mengalami perubahan makna, baik itu meluas maupun menyempit. Sebagian lagi ditinggalkan karena konsep, proses, keadaan, atau sifat yang diungkapkan oleh istilahnya telah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi oleh pengguna teknologi informasi.

Dinamika perubahan bahasa seperti yang disebutkan oleh Lindo dan Bundsgaard (2000:

10-11) yaitu:

1. Dimensi ideologis, yaitu adanya ideologi masyarakat, misalnya ideologi kapitalisme yang disangga pula dengan ideologi pasar sehingga perlu dilakukan aktivitas terhadap sumber daya lingkungan, seperti muncul istilah dan wacana eksploitasi, pertumbuhan, keuntungan secara ekonomis.

2. Dimensi sosiologis, yaitu adanya aktivitas wacana, dialog, dan sosial untuk mewujudkan ideologi tersebut. Dalam dimensi ini bahasa merupakan wujud praktik sosial bermakna.

3. Dimensi biologis, yaitu berkaitan dengan adanya keanekaragaman biota danau (atau laut, maupun darat) secara berimbang dalam ekosistem,serta dengan tingkat vitalitas spesies dan adanya hidup yang berbeda antara satu dengan yang lain, ada yang besar dan kuat sehingga mendominasi dan “menyantap” yang lemah dan kecil, ada yang kecil dan lemah sehingga terpinggirkan dan termakan. Dimensi biologis itu secara verbal terekam

(36)

leksikon dalam khazanah kata setiap bahasa sehinga entitas-entitas itu tertandakan dan dipahami.

Pernyataan diatas membuktikan bahwa sejumlah istilah teknologi informasi telah mengalami pergeseran, dari unsur-unsur yang masih dapat dirujuk pada lingkungan alam seperti tumbuhan sebagai salah satu bahan baku pembuat media berkomunikasi seperti kertas, amplop, yang berbahan baku pohon pinus (pinus pinaster), sampai kepada istilah yang tidak lagi merujuk pada bahan baku alam (tumbuhan), seperti wifi, laman (web), sinyal, interet.

Di penelitian ini seakan-akan dimensi biologis tidak lagi dirujuk. Dimensi sosiologis dan ideologis yang dipahami masyarakat saat ini lebih kepada kepraktisan dari efesiensi waktu dan keuntungan dari pencipta web. Ideologi masyarakat lebih merujuk pada teknologi informasi yang berkembang pada saat ini.

Pada sub bab berikut ini diuraikan istilah-istilah teknologi yang dipahami dan biasa digunakan oleh generasi muda (dalam hal ini difokuskan pada mahasiswa)

4.1.2 Istilah Teknologi Informasi yang Lazim Digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU

Berdasarkan hasil penelitian dan pemahaman istilah teknologi informasi di Program Studi Sastra Indonesia FIB USU, dari 737 istilah yang diperoleh dari buku yang berjudul „Senarai Istilah Asing-Indonesia di Ruang Publik‟ yang disusun oleh tim penyusun Balai Bahasa Jawa barat dan diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Barat terdapat 207 istilah yang lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU dan istilah teknologi informasi tersebut

(37)

dibagi dalam dua tataran yaitu dalam tataran nomina dan verba. Dalam tataran nomina terdapat 186 istilah, dan dalam tataran verba terdapat 21 istilah. Pengelompokkan istilah Teknologi Informasi yang lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU akan diuraikan di bawah.

Tabel 4.1 Penggelompokkan istilah TI yang lazim digunakan Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB USU

no. Nama kelompok leksikon Nomina Verba Total

1. Perangkat lunak 54 - 54

2. Perangkat keras 78 - 78

3. Fitur 38 2 40

4. Pengguna 4 - 4

5. Proses kerja 12 19 31

Jumlah 186 21 207

Berdasarkan tabel di atas istilah teknologi informasi yang Lazim digunakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB USU dikelompokkan menjadi 5 bagian pengelompokkan istilah yaitu, perangkat lunak memiliki 54 istilah dalam tataran nomina dan tidak memiliki istilah dalam tataran verba, perangkat keras memliliki 78 istilah dalam tataran nomina dan tidak memiliki istilah dalam tataran verba, fitur memiliki 38 istilah dalam tataran nomina dan 2 istilah dalam tataran verba, pengguna memiliki 4 istilah dalam tataran nomina dan tidak memiliki 2istilah dalam tataran verba, dan terkahir adalah proses kerja memiliki 12 istilah dalam tataran nomina dan 19 istilah dalam tataran verba.

4.1.2.1 Istilah Perangkat Lunak

Istilah perangkat lunak terdiri dari 54 istilah yang semuanya termasuk dalam tataran nomina. Istilah-istilah tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini:

(38)

no. Glos (Nomina) Nomina Glos (Verba) Verba I Perangkat Lunak

1 access file berkas akses - -

2 access network jaringan akses - -

3 Address alamat (data) - -

4 adventure game permainan pengembara - -

5 Android Android - -

6 Animation Animasi - -

7 antivirus program program antivirus - -

8 antivirus software perangkat lunak antivirus

- -

9 application file berkas aplikasi - -

10 application program program aplikasi - -

11 application software perangkat lunak aplikasi - -

12 Backup rekam(an) cadang;

cadangan

- -

13 bus protocol protokol bus - -

14 Browser Peramban - -

15 Cache Tembolok - -

16 check list senarai cek - -

17 check-point titik cek - -

18 computer software perangkat lunak computer

- -

19 computer system sistem computer - -

20 computer virus virus computer - -

21 copyright software perangkat lunak berhak cipta

- -

22 crack program program rengkah - -

23 Data Data - -

24 Database pangkalan data/ basis data

- -

25 data center pusat data - -

26 digital network jaringan digital - -

27 Display peraga; tampilan - -

28 e-book and pdf reader pembaca pdf dan buku elektronik

- -

29 File berkas; fail - -

30 file access berkas akses - -

31 file security keamanan berkas - -

32 file server server berkas - -

33 Firewall dinding api; tembok api - -

34 Game permainan; gim - -

35 game online permaian daring - -

36 home pages beranda muka; laman - -

37 Icon Ikon - -

38 image editor editor citra - -

(39)

39 Index Indeks - -

40 Installation Instalasi - -

41 Installer Penginstal - -

42 main storage penyimpanan utama - -

43 Menu daftar operasi - -

44 menu bar batang menu - -

45 Network Jaringan - -

46 Newpage halaman baru - -

47 operating system (OS) sistem operasi (SO) - -

48 personal support sistem pendukung - -

49 Register Register - -

50 soft copy kopi lunak; salinan lunak

- -

51 soft data data lunak - -

52 Software perangkat lunak - -

53 web browser peramban web - -

54 Window Jendela - -

4.1.2.2 Istilah Perangkat Keras

Istilah perangkat keras terdiri dari 78 istilah. Semua istilah yang terdapat pada istilah perangkat keras termasuk dalam tataran nomina. Istilah-istilah tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Istilah Perangkat Keras

no. Glos (Nomina) Nomina Glos (Verba) Verba

II Perangkat Keras

1 Adapter Adaptor - -

2 audio control panel panel kendali suara - -

3 audio device peranti audio - -

4 Barcode kode batang - -

5 barcode reader pembaca kode batang - -

6 barcode scanner pemindai kode batang - -

7 base RAM RAM basis - -

8 black box kotak hitam - -

9 Button tombol; kenop; kancing - -

10 cable connector penyambung kabel - -

(40)

13 card modem modem kartu - -

14 card reader pembaca kartu - -

15 CCTV camera kamera pengawas - -

16 central processing unit (CPU)

unit pemrosesan sentral

(UPS) - -

17 Chip keping; cip - -

18 color monitor monitor warna - -

19 color printer pencetak warna - -

20 color scanner pemindai warna - -

21 Computer Computer - -

22 computer device perangkat komputer - -

23 computer drive penggerak komputer - -

24 computer desk meja komputer - -

25 Connector penyambung - -

26 Console konsol; unit kendali - -

27 digital computer komputer digital - -

28 digital notebook buku nota digital - -

29 Disc diska; cakram - -

30 Diskette diska/ disket - -

31 Driver penggerak - -

32 Flashdisk diska lepas - -

33 floppy disk disket liuk - -

34 Gadget gawai - -

35 hard disk diska keras - -

36 hardware perangkat keras; peranti

keras - -

37 infared inframerah - -

38 input device peranti masukan - -

39 input/ output masukan/ keluaran - -

40 insert key kunci sisip - -

41 internal memory memori internal - -

42 joystick tongkat ria - -

43 key pad pad kunci - -

44 keyboard papan tombol - -

45 laptop laptop; komputer jinjing - -

46 light-emitting diode(LED)

diode pancaran cahaya

(DPC) - -

47 mainframe bingkai utama; kerangka

induk - -

48

mainframe computer komputer bingkau utama; komputer kerangka induk

- -

49 main memory memori utama - -

50 memory memori - -

51 memory card kartu memori - -

52 memory device peranti memori - -

(41)

53 memory ram ram memori - -

54 monitor monitor - -

55 mother board papan induk; papan

utama - -

56 mouse tetikus - -

57 notepad bantal catatan - -

58 numeric keyboard papan tombol numeric - -

59 numeric keypad papan kunci numeric - -

60 output keluaran - -

61 personal computer (PC)

komputer pribadi (KP)

- -

62 Port porta - -

63

power bank pengisi baterai portabel;

penyimpan daya; bank daya

- -

64 printer pencetak - -

65 printer scanner pemindai pencetak - -

66 processor pemroses - -

67 random acces memory (RAM)

RAM; memori masukan

acak - -

68 read-only memory (ROM)

memori hanya baca

(MHB) - -

69 scanner pemindai - -

70 screen layar - -

71 SIM card kartu SIM - -

72 sound system sistem suara - -

73 speaker pengeras suara - -

74 storage device peranati penyimpanan - -

75 touch screen layar sentuh - -

76 track ball bola jejak - -

77 universal serial bus port (USB port)

porta bus serial

universal (porta BSU) - -

78 wireless nirkabel - -

4.1.2.3 Istilah Fitur

Istilah fitur terdiri atas 38 istilah dalam tataran nomina dan 2 istilah dalam tataran verba.

Istilah-istilah tersebut diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Istilah Fitur

(42)

III Fitur

1 - - Chatting bercakap-cakap

2 attachment file berkas lampiran - -

3 bookmark marka buku - -

4 Byte bita - -

5 Code sandi; kode - -

6 cyber siber - -

7 cybermedia media siber - -

8 - - Decode dekode

9 directory direktori - -

10 documentation dokumentasi - -

11 electronic book buku elektronik - -

12 electronic cash uang elektronik; tunai

elektronik - -

13 electronic commerce (e-commerce)

niaga elektronik; e-niaga

- -

14 electronic mail surat elektronik - -

15 electronic money uang elektronik - -

16 Font huruf - -

17 global positioning system (GPS)

sistem kedudukan

sejagat (SKS) - -

18 hot key kunci panas - -

19 information technology (IT)

teknologi informasi (TI)

- -

20 internet internet - -

21 internet address alamat internet - -

22 internet email pos-el internet - -

23 keyword kata kunci - -

24 log on log masuk - -

25 media

telecommunication

media telekomunikasi

- -

26 navigator navigator - -

27 online storage penyimpaan online - -

28 search engine mesin pencari - -

29 slide salindia - -

30 video mail surat video - -

31 video stream aliran video - -

32 video streaming pengaliran video - -

33 virtual maya - -

34 voice mail (komunikasi) rekam

suara; surat suara - -

35 web page laman web - -

36 web site situs web - -

37 website laman - -

38 wifi corner pojok wifi - -

39 wifi hotspot area bersinyal wifi - -

(43)

40 wifi spot titik wifi; area wifi - -

4.1.2.4 Istilah Pengguna

Istilah pengguna terdiri atas 4 istilah dalam tataran nomina. Istilah-istilah tersebut diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Istilah Pengguna

no. Glos (Nomina) Nomina Glos (Verba) Verba

IV Pengguna

1 blogger narablog - -

2 cracker perengkah - -

3 hacker peretas - -

4 user pengguna - -

4.1.2.5 Istilah Proses Kerja

Istilah proses kerja terdiri atas 31 istilah. 12 dalam tataran nomina dan 19 dalam tataran verba. Istilah-istilah tersebut diuraikan pada tabel berikut

Tabel 4.6 Istilah Proses Kerja

no. Glos (Nomina) Nomina Glos (Verba) Verba

V Proses Kerja

1 - - Broadcast siar

2 - - Crack rengkah

3 - - download unduh;

pengambilan data

4 - - Hack retas

5 - - Replace pindahkan

6 - - Restore simpan ulang

7 - - Retry coba ulang

8 - - Return kembali

9 - - Save simpan

Gambar

Gambar 3.1 Peta Fakultas Ilmu Budaya USU
Tabel 4.1 Penggelompokkan istilah TI yang lazim digunakan Mahasiswa Prodi Sastra  Indonesia FIB USU
Tabel 4.3 Istilah Perangkat Keras
Tabel 4.4 Istilah Fitur
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung sesuai perkembangan Suku Dinas menjadi Seksi Kebersihan Kota dan kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor : 1 Tahun

Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang Pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral, ditandatangani di Jakarta pada tanggal 2

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka penulis selaku peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan bahwa: (1) fluktuasi perubahan harga spot dari bulan oktober

Gambar 4.7 Penilaian Nilai Target, Faktor Skala, Point Sales dan Bobot Absolut

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Peningkatan Inovasi Pada Responden (Konsumen)

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran