• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK RÉCIT RACONTÉ EN TANDEM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK RÉCIT RACONTÉ EN TANDEM DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS : Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Meila Erviniawati, 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Asumsi dan Hipotesis ... 7

1.5.1 Asumsi ... 7

1.5.2 Hipotesis ... 8

BAB II KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PERANCIS DAN TEKNIK RÉCIT RACONTÉ EN TANDEM (RRT) 2.1 Keterampilan Berbicara ... 9

2.1.1 Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa ... 9

2.2 Berbicara ... 12

(2)

2.2.2 Fungsi Berbicara ... 14

2.2.3 Tujuan Berbicara ... 15

2.2.4 Prinsip-prinsip Berbicara ... 17

2.2.5 Teknik Pembelajaran Berbicara ... 18

2.2.6 Metode Berbicara ... 18

2.2.7 Tujuan Pembelajaran Berbicara ... 21

2.2.8 Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat dalam Berbicara ... 23

2.2.9 Kebiasaan Ketika Berbicara ... 24

2.3 Pembelajaran Bahasa Perancis sebagai Bahasa Asing/Français Langue Étrangère (FLE) ... 25

2.4 Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara Niveau A1 ... 26

2.5 Teknik Récit Raconté En Tandem (RRT) ... 31

2.5.1 Konsep Dasar Teknik RRT ... 31

2.5.2 Langkah-langkah Pembelajaran Teknik RRT ... 32

2.5.3 Teknik RRT untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara ... 33

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik RRT ... 34

2.6 Penilaian Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Teknik RRT ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 38

3.1.1 Metode Penelitian ... 38

(3)

Meila Erviniawati, 2012

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.2.1 Populasi Penelitian ... 39

3.2.2 Sampel Penelitian ... 40

3.3 Lokasi Penelitian ... 40

3.4 Variabel Penelitian ... 40

3.5 Definisi Operasional ... 41

3.6 Instrumen Penelitian ... 43

3.6.1 Tes ... 43

3.6.2 Angket atau Kuesioner ... 44

3.6.3 Observasi ... 45

3.7 Validitas dan Reliabilitas ... 45

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.8.1 Studi Pustaka ... 46

3.8.2 Tes ... 47

3.8.3 Angket atau Kuesioner ... 53

3.8.4 Observasi ... 55

3.8 Prosedur Penelitian ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 62

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian ... 62

4.1.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 63

(4)

4.2.1 Hasil Prates ... 69

4.2.2 Hasil Pascates ... 72

4.3 Pembahasan Temuan Penelitian ... 76

4.3.1 Analisis Perhitungan Nilai Rata-rata Prates dan Pascates ... 76

4.3.2 Analisis Hasil Perhitungan Prates dan Pascates ... 77

4.3.3 Derajat Kebebasan ... 79

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 80

4.4 Hasil Analisis Data Angket ... 81

4.4.1 Kesan Siswa terhadap Bahasa Perancis ... 81

4.4.2 Kesan Siswa terhadap Keterampilan Berbicara ... 83

4.4.3 Kesulitan yang Dihadapi Siswa dalam Berbicara ... 84

4.4.4 Usaha yang Dilakukan Siswa dalam Mengatasi Kesulitan Berbicara ... 85

4.4.5 Pendapat Siswa tentang Penggunaan Teknik Pembelajaran ... 87

4.4.6 Pengetahuan Siswa Mengenai Teknik RRT ... 88

4.4.7 Kesan Siswa terhadap Teknik RRT ... 89

4.4.8 Kesulitan yang Dihadapi Siswa dalam Pelaksanaan Teknik RRT ... 90

4.4.9 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Teknik RRT untuk Berbicara Bahasa Perancis ... 91

4.4.10 Saran terhadapa Penggunaan Teknik RRT ... 92

4.5 Hasil Data Observasi Kegiatan Siswa dan Peneliti ... 92

(5)

Meila Erviniawati, 2012

4.5.2 Hasil Observasi Kegiatan Peneliti ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Rekomendasi ... 103

5.2.1 Rekomendasi Kepada Siswa ... 104

5.2.2 Rekomendasi Kepada Pengajar ... 104

5.2.3 Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam mempelajari suatu bahasa, terdapat empat komponen keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan yang lainnya. Seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa apabila memiliki keempat keterampilan tersebut.

Definisi bahasa itu sendiri adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana adaptasi.

(7)

Keterampilan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang di dalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah maupun terdapat timbal balik. Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara yang baik, maka segala pesan yang disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa yang baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan.

Sampai saat ini komunikasi secara lisan menjadi salah satu cara berkomunikasi yang paling diutamakan oleh banyak orang. Namun tidak semua orang tersebut memiliki keterampilan yang baik dalam menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga tidak dapat dimengerti sesuai dengan keinginannya. Dengan kata lain, tidak semua orang memiliki keterampilan yang baik dalam menyampaikan apa yang ada di pikirannya dengan apa yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud si pembicara.

Untuk menyampaikan hal-hal sederhana mungkin bukan suatu hal yang sulit, tetapi untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan, pendapat, maupun penjelasan terhadap suatu permasalahan memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi seseorang yang belum terbiasa, bahkan tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik.

(8)

penguasaan bahasa lebih dari satu menjadi tuntutan. Oleh sebab itu, diadakan pengajaran bahasa asing, termasuk di sekolah-sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dalam keterampilan berbahasa. Salah satunya adalah bahasa Perancis yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tertentu.

Tujuan pengajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis di SMA dan SMK diarahkan pada pengembangan keterampilan menggunakan bahasa asing yang dipelajari sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dimana siswa dituntut untuk dapat berkomunikasi secara lisan dalam beberapa indikator pembelajaran, baik untuk standar kompetensi menyimak, berbicara, maupun membaca.

Namun dalam kenyataannya, masih banyak siswa yang masih merasa takut dalam berbicara bahasa Perancis di kelas. Terkadang sulit sekali bagi guru membujuk siswanya untuk berani unjuk gigi dalam pembelajaran berbicara. Siswa masih merasa malu dan takut untuk berbicara bahasa Perancis di kelas. Oleh karena itu, guru harus dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa agar siswa dapat termotivasi untuk berani berbicara dalam bahasa Perancis di kelas.

(9)

pembelajaran. Subana (2001:195) menyatakan bahwa “teknik pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran”.

Dalam pembelajaran keterampilan berbicara dibutuhkan teknik yang tepat agar siswa diharapkan mampu mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa lisan secara sederhana. Terdapat banyak teknik yang dapat digunakan oleh pengajar dalam proses belajar mengajar, salah satunya yaitu teknik Récit Raconté En Tandem (RRT) yang diartikan sebagai teknik Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling). Teknik ini dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antar siswa, pengajar, dan bahan pelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi. Selain itu, siswa dapat bekerja sama dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Bercerita Berpasangan dapat digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik(Lie, 2008:71).

(10)

Storytelling tepat digunakan sebagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa secara signifikan.

Penelitian lainnya mengenai teknik RRT oleh Nuke Dewi Utami Hamid tahun 2010 yang berjudul “Efektivitas Metode Cooperative Learning Tipe Paired

Storytelling Dalam Pembelajaran Sakubun (Eksperimen Terhadap Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat Tiga Universitas Pendidikan Indonesia)”, dengan menggunakan Normalized Gain didapatkan nilai sebesar 0,45 dengan kategori efektif, sehingga berdasarkan nilai tersebut maka teknik Paired

Storytelling efektif dalam pembelajaran sakubun. Teknik ini mampu meningkatkan kemampuan menulis, atau dalam tingkatan tertentu teknik ini berpengaruh positif terhadap prestasi menulis.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik RRT. Peneliti ingin mengetahui apakah teknik tersebut efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Teknik Récit Raconté En Tandem dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(11)

2. Apakah penggunaan teknik RRT efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan teknik RRT dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis menurut siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum dan sesudah menggunakan teknik RRT;

2. efektivitas penggunaan teknik RRT dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013;

3. kelebihan dan kekurangan teknik RRT dalam pembelajaran berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

(12)

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pembelajaran berbicara dan penggunaan teknik RRT.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengaplikasikan teknik belajar tersebut dalam proses belajar mengajar.

b. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Perancis dan memberi kemudahan dalam menemukan ide atau gagasan.

c. Bagi pengajar, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih teknik yang tepat dalam pengajaran keterampilan berbicara. d. Bagi peneliti lain, dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa.

1.5 Asumsi dan Hipotesis

1.5.1 Asumsi

(13)

1. Keterampilan berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa. 2. Teknik pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses belajar

mengajar.

3. Teknik RRT merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pengajaran keterampilan berbahasa.

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2009:96). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: 1. Hipotesis nol (H0)

Tidak terdapat perbedaaan signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik RRT dalam meningkatkan kemampuan berbicara dan teknik RRT tidak efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka.

2. Hipotesis kerja (Hk)

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai “cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:3).

Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan, menyusun,serta menganalisis data sehingga diperoleh makna yang sebenarnya dalam melakukan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Pre-Experimental Design dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil perlakuan secara akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

3.1.2 Desain Penelitian

Terdapat tiga macam desain penelitian yang dimasukkan ke dalam kategori Pre-Experimental Design, antara lain: One-Shot Case Study, One-Group

(15)

tanpa kelas pembanding atau kelas kontrol. Proses penelitian dilakukan dengan cara memberikan pretest, kemudian dilanjutkan dengan pemberian treatment atau perlakuan dengan menggunakan langkah-langkah teknik RRTdalam kegiatan pembelajaran berbicara, dan yang terakhir pemberian posttest. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebanyak satu kali untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan atau treatment

X : Perlakuan atau treatment dilakukan dengan menggunakan teknik RRT

O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan sebanyak satu kali untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan atau

treatment dengan menggunakan teknik RRT

(Sugiyono, 2009:111) Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen (Arikunto, 2010:124).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang

(16)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Sedangkan Arikunto (2010:173) menjelaskan arti populasi

adalah “keseluruhan subjek penelitian”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah karakteristik kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2009:118)

menyatakan bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan pernyataan tersebut, sampel dalam

penelitian ini diambil secara acak yakni 20 siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013.

3.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian yang berlokasi di SMA Negeri 1 Cicalengka jalan H. Darham No. 42 Ds. Babakan Peuteuy Kec. Cicalengka Kab. Bandung 40395.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

(17)

dan menarik kesimpulan darinya. Sedangkan variabel penelitian pada dasarnya adalah:

Segala sesuatu yang berbentuk apa saja (atribut, sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu) yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (variabel

independent) dan variabel terikat (variabel dependent). Menurut Sugiyono (2009:61) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (X), yaitu penggunaan teknik RRT.

2. Variabel terikat (Y), yaitu keterampilan berbicara bahasa Perancis.

3.5 Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Teknik Récit Raconté En Tandem

dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis”. Agar judul ini

(18)

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif, yaitu “keadaan yang menunjukan

bagaimana pengaruh dari apa yang direncanakan atau dilaksanakan itu

terhadap hasil akhir” (KBBI, 2002:284). Maksud dari efektivitas dalam penelitian ini adalah sejauh mana keberhasilan penggunaan teknik Récit

Raconté En Tandem dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Teknik Récit Raconté En Tandem (RRT)

Teknik adalah “metode atau sistem mengerjakan sesuatu hal” (KBBI, 2004:1422). Teknik Récit Raconté En Tandem (RRT) dalam bahasa Perancis yang dapat diartikan sebagai teknik Bercerita Berpasangan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik RRT dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa serta mengajak siswa agar lebih mudah dalam mengungkapkan ide-ide atau gagasan dan bertukar pikiran dengan sesama temannya.

3. Keterampilan Berbicara

(19)

3.6 Instrumen Penelitian

Dikutip dari Arikunto (2009:101) instrumen adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Adapun instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Tes

Tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010:193).

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah prates dan pascates. Dalam instrumen tersebut, siswa diberikan dua buah soal berupa pernyataan dalam secarik kertas dimana siswa diharuskan memilih salah satu soal secara acak yang selanjutnya siswa menceritakan secara lisan sesuai dengan soal yang telah dipilihnya.

Adapun tema umum dalam tes yaitu mengenai identitas diri (se présenter), dimana saat prates siswa diberika dua buah soal berupa pernyataan yaitu

présentez-vous dan présentez votre ami (e), yaitu memperkenalkan diri mereka atau teman baik mereka. Sedangkan soal pada pascates adalah presentez-vous dan

(20)

3.6.2 Angket atau Kuesioner

Menurut Arikunto (2010:194) angket atau kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010:91) “kuesioner (questionnaire) merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian: responden) mengenai masalah-masalah tertentu, yang

bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut”. Angket dapat bersifat terbuka, tertutup, atau gabungan keduanya. Ia bersifat terbuka jika peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab sesuai dengan keyakinannya, tertutup jika jawaban yang harus dipilih sudah tersedia, dan gabungan keduanya jika disediakan pilihan jawaban tetapi sekaligus boleh mengisi jawaban sendiri.

Dalam membuat angket, harus mengikuti persyaratan atau prosedur yang telah digariskan dalam penelitian. Prosedur-prosedur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner

2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan

tunggal

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknis analisisnya

(21)

Angket yang diberikan dalam penelitian ini berisi sejumlah pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Peneliti memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik RRT dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa.

3.6.3 Observasi

Selain menggunakan tes dan angket, peneliti juga menggunakan lembar observasi. Marshall (1995) dalam Sugiyono (2009:310) menyatakan bahwa

through observation, the researcher learn about behavior and the meaning

attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Menurut Sudjana (2005:84) observasi merupakan “alat penilaian yang

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan”.

3.7 Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

(22)

Sedangkan pengertian reliabilitas adalah “suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Bukan semata-mata instrumennya, yang diusahakan dapat dipercaya

adalah datanya” (Arikunto, 2010:221).

Maka dari itu peneliti terlebih dahulu berkonsultasi kepada dosen pembimbing skripsi apakah instrumen yang akan digunakan sesuai dengan kemampuan siswa sebagai objek penelitian. Kemudian peneliti mengajukan instrumen penelitian tersebut kepada dosen penimbang ahli (expert judgement) untuk mengevaluasi dan memberi saran apakah instrumen sudah valid dan dapat dipercaya untuk diterapkan kepada siswa.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Studi Pustaka

(23)

3.8.2 Tes

Tes menurut Sudjana (2004:100) adalah “alat ukur yang diberikan kepada

individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara

tertulis, secara lisan, atau secara perbuatan”.

Tes merupakan salah satu cara untuk memperoleh data dari subjek penelitian. Data yang didapatkan kemudian akan diolah untuk mengukur efektivitas penggunaan teknik RRT terhadap peningkatan keterampilan berbicara bahasa Perancis siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Cicalengka tahun ajaran 2012/2013. Tes terdiri dari prates dan pascates. Prates bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek penelitian dalam berbicara bahasa Perancis dengan tema yang telah mereka pilih secara acak sebelum diberikan perlakuan (treatment) menggunakan teknik RRT. Sedangkan pascates adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek penelitian dalam berbicara bahasa Perancis dengan tema yang telah mereka pilih secara acak setelah dipengaruhi penggunaan teknik RRT.

[image:23.595.112.514.648.734.2]

Untuk penilaian hasil berbicara bahasa Perancis siswa, peneliti merangkum dari dua sumber yaitu Tagliante dan Nurgiyantoro sebagai berikut:

Tabel 3.1

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA

No Unsur Penilaian Penilaian Bobot Skor

1 2 3 4 5

(24)

(pemahaman terhadap perintah yang diberikan)

2. Fluidité (kelancaran) 3

3. Structures simples correctes (tata bahasa)

1

4. Lexique approprié (kosakata) 2

5. Correction phonétique (ucapan atau pelafalan)

2

[image:24.595.114.513.106.735.2]

Jumlah 10

Tabel 3.2

KOMPONEN PENILAIAN

Pemahaman Terhadap Perintah yang Diberikan

Kriteria Nilai

Mengerti seluruhnya tanpa kesulitan 5

Mengerti hampir seluruhnya dalam kecepatan normal meskipun pengulangan kadang-kadang masih perlu

4

Mengerti soal dalam kecepatan di bawah normal dengan beberapa pengulangan

3

Mengerti meskipun dengan banyak kesukaran dalam mengikuti apa yang terdapat dalam soal dengan pengulangan yang sering

2

(25)

Ucapan atau Pelafalan

Kriteria Nilai

Ucapan sudah standar (sudah seperti penutur asli) 5 Ucapannya dapat dipahami walaupun terdengar jelas ia memiliki

aksen tertentu

4

Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak menyebabkan kesalahpahaman

3

Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang mendengarkan dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman

2

Terdapat banyak kesalahan ucapan sehingga sulit dapat dipahami 1

Tata Bahasa

Kriteria Nilai

Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya lisan 5 Ada sedikit kesalahan struktur kalimat karena tidak berhati-hati 4 Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola tertentu,

tetapi tidak mengganggu pembicaraan

3

Banyaknya kesalahan dalam struktur kalimat sehingga pembicaraan sulit untuk dimengerti

2

(26)

Kosakata

Kriteria Nilai

Pemilihan kata-kata atau istilah sangat tepat dan beragam 5 Pemakaian kata-kata atau istilah kurang cocok, tetapi tidak

membatasi percakapan

4

Beberapa pemakaian kata-kata atau istilah tidak tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman

3

Menggunakan istilah-istilah sederhana dan pembicara sukar mengutarakan pikirannya karena perbendaharaan kata yang kurang. Percakapan terbatas pada informasi yang sangat mendasar

2

Kosa kata yang sangat terbatas, tidak tepat dan tidak beragam sehingga membuat pembicaraan tersendat

1

Kelancaran

Kriteria Nilai

Pembicaraan sangat lancar seperti penutur asli dan terstruktur 5 Pembicaraan lancar hanya sedikit gangguan yang tidak berarti 4 Pembicaraan kadang-kadang masih ragu-ragu, kalimat tidak

lengkap

3

Pembicaraan kurang lancar kecuali untuk kalimat pendek dan telah rutin

2

Pembicaraan tidak lancar dan mengulang-ngulang, gugup, bingung dan banyak diam sehingga pembicaraan tersendat

(27)

Setelah data diperoleh, peneliti kemudian mengolah data dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (mean) prates:

Keterangan:

: Nilai rata-rata

: Jumlah total nilai prates : Jumlah responden

2. Mencari nilai rata-rata (mean) pascates:

Keterangan:

: Nilai rata-rata

: Jumlah total nilai pascates : Jumlah responden

(Nurgiyantoro, 2010:219) 3. Menghitung taraf signifikasi perbedaan dan mean dengan jalan menghitung nilai thitung untuk mengetahui keefektifan teknik yang digunakan dalam penelitian dengan rumus :

(28)

Keterangan: d : y – x

Md : mean dari perbedaan prates dengan pascates xd : deviasi masing-masing subjek (d – Md) : jumlah kuadrat deviasi

: subjek dalam sampel

: derajat kebebasan (ditentukan dengan N – 1)

(Arikunto, 2010: 125) 4. Mean deviasi prates dan pascates

5. Deviasi subjek

6. Derajat kebebasan

7. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan signifikasi perbedaan dua variabel dengan kriteria:

- Hipotesis nol (H0) thitung < ttabel, bila tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai prates dan pascates

(29)

3.8.3 Angket atau Kuesioner

Peneliti memberikan angket kepada responden untuk mengetahui data tentang penelitian yang telah dilakukan. Angket yang dibuat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh teknik RRT yang diterapkan kepada siswa/i kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam berbicara bahasa Perancis.

[image:29.595.111.512.219.760.2]

Sebelum membuat angket yang akan diberikan kepada para responden, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi angket sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pertanyaan Angket

No Kategori Pertanyaan Jumlah Soal

(%) Nomor Soal

1. Kesan siswa terhadap bahasa Perancis

3 15 1,2,3

2. Kesan siswa terhadap keterampilan berbicara

2 10 4,5

3. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam berbicara

3 15 6,7,8

4. Usaha yang dilakukan siswa dalam mengatasi kesulitan berbicara

2 10 9,10

5. Pendapat siswa tentang

penggunaan teknik

(30)

pembelajaran

6. Pengetahuan siswa mengenai teknik RRT

2 10 13,14

7. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pelaksanaan teknik RRT

1 5 18

8. Kesan siswa terhadap teknik RRT

3 15 15,16,17

9. Kelebihan dan kekurangan teknik RRT

1 5 19

10. Saran 1 5 20

Jumlah 20 100

Dalam mengolah data dari angket, peneliti menggunakan presentase dengan cara sebagai berikut:

Keterangan:

f : frekuensi jawaban n : jumlah responden 100 % : persentase

Perhitungan persentase angket ini berdasarkan pada kategori berikut:

0% : tidak ada

(31)

26-45% : hampir setengahnya 50% : setengahnya

51-75% : sebagian besar 76-99% : pada umunya 100% : seluruhnya

3.8.4 Observasi

Selain memberikan tes dan angket kepada siswa (subjek penelitian), peneliti membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan peneliti selama perlakuan (treatment) berlangsung.

[image:31.595.114.512.94.550.2]

Dalam penelitian ini, terdapat dua orang observator yang bertugas untuk menilai perilaku siswa sebagai objek penelitian dan menilai perilaku peneliti dalam kegiatan perlakuan (treatment), sehingga dapat dilihat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan kemampuan peneliti dalam menggunakan teknik yang akan diberikan yaitu teknik RRT. Untuk penilaian aktivitas siswa dan peneliti selama perlakuan (treatment) berlangsung, peneliti membuat lembar observasi aktivitas siswa dan peneliti sebagai berikut:

Tabel 3.4

Format Observasi Aktivitas Siswa

No Kriteria dan Aspek Penilaian Jumlah

Siswa

Keterangan

(32)

2 Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi pelajaran tentang Identitas Diri dan teknik yang digunakan yaitu teknik RRT

3 Setelah membuat kelompok berpasangan, siswa berinteraksi dengan kelompoknya 4 Siswa aktif berbagi dan mengemukakan

pendapat dengan teman sekelompoknya mengenai bagian teks yang telah mereka baca

5 Siswa mengerjakan tugas, yaitu mencari kata kunci dari teks yang sudah mereka baca dan menukarnya dengan teman sekelompok

[image:32.595.114.513.111.561.2]

6 Siswa yang berprilaku menyimpang dari KBM

Tabel 3.5

Format Observasi Aktivitas Peneliti

No Aspek Penilaian Kriteria Perlakuan Keterangan

Ya Tidak

1 Kemampuan

membuka pelajaran

Mampu

(33)

kelas dengan baik

Mampu melakukan apersepsi

(menghubungkan pengetahuan dan pengalaman tentang identitas diri dengan proses

pembelajaran)

Mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa antusias untuk mengikuti

pembelajaran

2 Kemampuan

melaksanakan pembelajaran inti

Penguasaan terhadap materi tentang identitas diri

(34)

menyampaikan materi tentang identitas diri

Mobilitas

pergerakan tidak mengganggu proses belajar

Mampu menggali pengetahuan siswa mengenai identitas diri

Kemampuan berkomunikasi dan membentuk kelompok

Mampu

mengelola kelas ketika siswa telah membentuk kelompok

(35)

dengan alokasi waktu

Mampu mencapai indikator tujuan pembelajaran

Mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa mengenai tema identitas diri

3 Kemampuan

menggunakan teknik RRT dalam proses

pembelajaran

Teknik yang dipilih tidak menghambat pembelajaran

Teknik yang dipilih tepat guna

Teknik yang dipilih

memotivasi siswa dalam proses pembelajaran

(36)

yang digunakan

4 Kemampuan

menutup pembelajaran

Mampu memberikan kesimpulan sesuai dengan tujuan/indikator pembelajaran

3.9 Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data. Pelaksanaan tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Kajian pustaka, peneliti mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan masalah dalam penelitian ini

b. Observasi, peneliti mengadakan observasi ke tempat penelitian untuk melihat situasi dan kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung c. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

disesuaikan dengan silabus sekolah d. Pembuatan instrumen penelitian e. Menyusun proposal penelitian

(37)

g. Mengajukan surat izin penelitian kepada tempat penelitian yaitu SMAN 1 Cicalengka

2. Tahap pelaksanaan

a. Memberikan prates kepada objek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis sebelum diberikan treatment atau perlakuan

b. Memberikan treatment atau perlakuan kepada siswa dengan menggunakan teknik RRT

c. Memberikan pascates

d. Memberikan angket kepada objek penelitian untuk mengetahui respons siswa terhadap teknik RRT dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Perancis

3. Tahap pengolahan data dan kesimpulan

a. Verifikasi data, yaitu mengecek kembali kelengkapan jumlah dan pengisian angket responden

b. Tabulasi data, merekap data yang telah diperoleh

c. Penyekoran data, melakukan penilaian dengan menggunakan kategori skor yang telah ditetapkan sebelumnya

d. Membahas hasil penelitian sesuai dengan teori yang digunakan e. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini. Berikut kesimpulan yang peneliti dapat uraikan:

1. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti memberikan tes awal (pretest) terhadap 20 siswa kelas XI Bahasa SMAN 1 Cicalengka Tahun Ajaran 2012/2013 dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis. Dari hasil prates diperoleh nilai rata-rata sebesar 2,0. Kemudian peneliti memberikan perlakuan (treatment) dengan mengajarkan materi pembelajaran mengenai tema identitas diri (se présenter) dengan menggunakan teknik RRT. Pertemuan selanjutnya, peneliti memberikan tes akhir (posttest) terhadap 20 siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis. Hasil yang diperoleh pada pascates sebesar 2,84. Dapat dilihat terjadi peningkatan terhadap hasil pascates. Hal ini terbukti melalui nilai rata-rata pascates yang meningkat dibandingkan dengan nilai rata-rata prates dengan jumlah selisih sebesar 0,84 poin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik RRT dalam keterampilan berbicara bahasa Perancis. 2. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai thitung 7,06, nilai thitung ini

(39)

dikatakan thitung = 7,06 > ttabel = 2,86. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknik RRT efektif digunakan sebagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Perancis siswa di kelas guna meningkatkan dan melatih keterampilan berbicara pembelajar.

3. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada 20 siswa sebagai responden, menunjukan bahwa teknik RRT memiliki kelebihan dan kekurangan. Siswa berpendapat bahwa kelebihan teknik ini adalah:

a. Melatih rasa percaya diri siswa b. Menambah kosa kata

c. Lebih berani dalam berbicara bahasa Perancis d. Meningkatkan dan melatih daya imajinasi e. Suasana belajar lebih menyenangkan f. Dapat sharing dengan teman

Sedangkan kekurangan teknik ini adalah: a. Hanya berupa teks dan sedikit monoton b. Cukup sulit

c. Sulit menemukan kata/frasa kunci dalam teks d. Sulit menyatukan cerita

5.2 Rekomendasi

(40)

5.2.1 Rekomendasi Kepada Siswa

Untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Perancis, peneliti merekomendasikan kepada siswa untuk lebih sering berlatih lagi dalam berbicara bahasa Perancis guna melancarkan pengucapan mereka dalam berbicara. Siswa hendaknya lebih banyak membaca kamus maupun buku berbahasa Perancis guna meningkatkan kosa kata mereka. Terlebih lagi dewasa ini sudah banyak media yang dapat digunakan untuk bisa belajar bahasa asing, khusunya bahasa Perancis. Dengan seringnya berlatih rasa gugup dan takut dapat hilang, sehingga pembelajar dapat berkomunikasi bahasa Perancis dengan lebih lancar dan percaya diri. Secara garis besar, berbicara merupakan keterampilan yang harus sering diasah dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak cepat lupa dan hilang.

5.2.2 Rekomendasi Kepada Pengajar

Teknik pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Maka dari itu, akan lebih baik jika guru mulai menggunakan maupun mengembangkan teknik-teknik pembelajaran yang ada agar proses belajar tidak monoton dan menyenangkan. Penggunaan teknik pembelajaran yang berbeda-beda memberi kesempatan kepada pembelajar untuk dapat lebih mengasah diri dan berekspresi dalam mempelajari bahasa Perancis.

5.2.3 Rekomendasi Bagi Peneliti Selanjutnya

(41)
(42)

DAFTAR PUSTAKA

A, Aleka, dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Abidin, Y. 2009. Kemampuan Menulis dan Berbicara Akademik. Bandung: Rizqi Press

Alain, R. et al. 2011. Le Robert de Poche Plus 2012. Paris: Dictionnaires Le Robert-Sejer

Alif, N.N. 2009. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Dengan Penggunaan

Teknik Paired Storytelling. Skripsi S1 FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arsjad, G. M, dan U.S. Mukti. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga

Badudu, R., dan Dewi Shinta. 2012. Bukan Pidato dan MC Biasa. Yogyakarta: Pustaka Cerdas

Chauvet, A. 2008. Référentiel. Paris: CLE International

(43)

Devina. 2011. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik

Bercerita Berpasangan.[Online].Tersedia:http://advie0202.wordpress.co m/2011/05/17/pengaruh-penerapan-pembelajaran-kooperatif-teknik-bercerita-berpasangan/ [10 Juli 2012]

Division des Politiques Linguistiques Strasbourg. 2005. Un Cadre Européen

Commun De Référence Pour Les Langues: Apprendre, Enseigner,

Évaluer. Paris: Didier

Hamid, N.D.U. 2010. Efektivitas Metode Cooperative Learning Tipe Paired

Storytelling Dalam Pembelajaran Sakubun. Skripsi S1 FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Huda, M. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Keraf, G. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Nurgiyantoro, B. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Rombepajung. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Subana. 2001. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Berbagai

(44)

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhendar, M.E., dan Pien Supinah. 1997. MKDU Bahasa Indonesia (Pengajaran

dan Ujian Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Berbicara).

Bandung: Pionir Jaya

Tagliante, C. 2005. L’évaluation et Le Cadre Européen Commun. Paris: CLE International

Tarigan, H. G. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. 2009. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa

Uno, H. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Zakaria, Dhika. 2012. Laporan Buku: Berani Bicara Di Depan Publik (Natalie

(45)

Sitografi: www.edufle.net

http://www.communicationorale.com

http://www.lituraterre.org/Illettrisme-Le_FLE-historique.htm

http://keterampilanbicara.wordpress.com/2009/08/21/konsep-dasar-bicara/ http://fr.wikipedia.org/wiki/Communication

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 KOMPONEN PENILAIAN
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Angket
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Media PapanWord Square dengan Teknik Permainan Lima untuk Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Perancis.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teknik Permainan Berbasis Media Kokami (Kotak Dan Kartu Misterius) Dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Perancis : Studi Pra-Eksperimen terhadap Mahasiswa Semester II Jurusan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa Perancis sebelum dan sesudah penggunaan teknik permainan

Efektivitas Teknik Permainan Circular Word Puzzles Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Keterampilan Menulis Kalimat Bahasa Perancis Berdasrkan Cecrl.. Universitas

Pratiwi, Yulian. Penggunaan Media Bildergeschichte untuk Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 23 Bandung. Jurusan Pendidikan Bahasa

Penggunaan Media Kartu Huruf dalam Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Perancis (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMAN 4 Cimahi Tahun

Dari 4 keterampilan tersebut, keterampilan berbicara (Sprechen) dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam belajar bahasa Jerman. Namun seringkali

Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai penerapan mind map untuk pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI-Bahasa SMAN 1 Gedangan Sidoarjo