• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN

DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya pada Penyusunan Program Bimbingan Karier)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Agnaes Vidja Swara Kirana NIM : 161114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(2)

i

TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN

DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya pada Penyusunan Program Bimbingan Karier)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Agnaes Vidja Swara Kirana NIM : 161114028

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2020

(3)

DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya pada Penyusunan Program Bimbingan Karier)

Oleh:

Agnaes Vidja Swara Kirana

, 161114028

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Yohanes Hen Widodo, M.Psi, Psi. Yogyakarta 1 Juni 2020

(4)

SKRIPSI

TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Bimbipgan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan ImplikasinyaPada Penyusunan Program

Bimbingan Karier) Dipersiapkan dan disusun oleh:

Agnaes Vidja Swara Kirana

NIM; 161114028

Telah diperfahankan didepan Pan~tiaPenguji pada tanggal 2020

4an dinyatakan memenuhi sya.-af

Susunan Panitia Pe,nguji

Nama Lengkap anda angan

Ketua

Sekretaris

Anggota [

Anggotall

; Or. Yohanes Heri Widodo, M.Psi, Psi.

; Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd.

; Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi, Psi.

: Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd. .A.

Anggota III ; Dra. MJ. Retno Priyani, M.Si.

Yogyakarta, 9 Juni 2020

Fakultas Keguruan lImu Pendidikan jversitas Sanata Dharrn

...",~;,;..

(5)

iv

HALAMAN MOTTO

“Janganlah pernah menyerah ketika Anda masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencoba”

(Brian Dyson)

“Perubahan itu menyakitkan, ia menyebabkan orang merasa tidak aman, bingung, dan marah. Orang menginginkan hal seperti sediakata, karena mereka ingin hidup

yang mudah”

(Richard Marcinko)

“Jangan tanyakan pada diri Anda apa yang dibutuhkan dunia. Bertanyalah apa yang membuat anda hidup, kemudian kerjakan. Karena yang dibutuhkan dunia

adalah orang yang antusias”

(Harold Whitman)

Cara menikmati hidup yaitu dengan menikmati prosesnya dan menikmati semua moment yang ada.

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini kepada:

Tuhan Yesus Kristus

yang dengan baik hati menyertai dan memberkati saya selalu disetiap proses kehidupan yang saya jalani ini.

Orangtuaku

Alm. Dwi Laksono Murti dan Luciana Suyatmi

yang selalu mendoakan saya serta menyemangati saya sehingga saya bisa menjadi seperti sekarang ini.

Kakak dan Adik

Yohanes Suryo Adi Prayitno, Andrianus Dalu Prayitno, Franka Genta Swara Loka Terimakasih atas segalanya, membantu dan menyemangati proses kehidupan

sampai saya bisa selesai pada tahap ini.

Dosen pembimbing Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi, Psi. dan Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si.

Terimakasih atas segala waktu, tenaga, pikiran, kesabaran dan perhatian dari awal proses pengerjaan skripsi hingga sekarang.

(7)

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain. Kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 9Juni 2020 Peneliti

Agnaes Vidja Swara Kirana

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH MAHASISWA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

Nomor Mahasiswa

: Agnaes Vidja Swara Kirana : 161114028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan lmplikasinya pada Penyusunan Program Bimbingan Karier)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk internet, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 9 Juni 2020 Yang menyatakan,

Agnaes Vidja Swara Kirana

(9)

viii ABSTRAK

TINGKAT KEMATANGAN KARIER PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya pada Penyusunan Program Bimbingan Karier)

Agnaes Vidja Swara Kirana Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2020

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi tingkat kematangan karier pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam menentukan arah kariernya; (2) mengetahui butir-butir pengukuran kematangan karier yang mencapai skor rendah sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan program Bimbingan karier untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling Sanata Dharma Yogyakarta; dan (3) merumuskan topik-topik bimbingan karier yang dapat diusulkan untuk membantu bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2016-2019 yang berjumlah 163 mahasiswa. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala kematangan karier yang berjumlah 35 item yang valid. Skala disusun berdasarkan aspek-aspek kematangan karier, yaitu; (1) planfulness; (2) explorasi; (3) informasi; (4) pengambilan keputusan; (5) orientasi realitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) terdapat 44 mahasiswa dengan persentase 27% berada pada kategori sangat tinggi. Terdapat 107 mahasiswa dengan persentase 66% berada pada kategori tinggi. Terdapat 12 mahasiswa dengan persentase 7% berada pada kategori sedang. Tidak ada mahasiswa yang memiliki capaian hasil kematangan karier yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa memiliki kematangan karier yang tinggi didalam dirinya. (2) Hasil item kematangan karier menunjukan bahwa tidak ada item dengan skor yang berada dalam kategori rendah, tetapi terdapat item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 2 dengan presentase 6%. (3) Topik-topik bimbingan karier untuk membantu bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam mematangkan kariernya selanjutnya yaitu; (1) tegas dalam pilihan karier dan, (2) perencanaan karier yang tepat dan sesuai. Kata kunci: Kematangan Karier. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

(10)

ix

ABSTRACT

THE CAREER MATURITY LEVEL OF GUIDANCE AND COUNSELING STUDENTS IN SANATA DHARMA UNIVERSITY

(A Descriptive Study on Students of Guidance and Counseling in Sanata Dharma University Yogyakarta and The Implication on Drafting The Career Guidance

Programs)

Agnaes Vidja Swara Kirana Sanata Dharma University

Yogyakarta 2020

This research was purposed: (1) to identify the level of maturity career of the Department of Guidance and Counseling students, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, in determined their careers; (2) to know the items of maturity career measurements that reached low scores, so that it could be the basis of drafting a career guidance programs for Department of Guidance and Counseling students, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; and (3) to formulate the topics of career guidance that could be proposed to help the students of the Department of Guidance and Counseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

The type of this research was descriptive quantitative research. The subject of this research was the students of Guidance and Counselling of Universitas Sanata Dharma Yogyakarta batches 2016-2019, which numbered 163 students. A method of data collection for this research was used as a scale of maturity career, which numbered 35 valid items. The scale was arranged based on aspects of maturity career, which were: (1) planfulness; (2) explores; (3) informs; (4) decision-making; (5) orientation of reality.

The result of this research showed that; (1) there were 44 students with a percentage of 27% who were on the highest level. There were also 107 students with a percentage of 66% who were on a high level. And, there were 12 students with a percentage of 7% who were on mid-level. There were no students that were on a low or lowest level of maturity career. These results point that; (1) The maturity career of the Department of Guidance and Counselling students were high on themselves. (2) The result of maturity career items showed that there were no items that scored low, but there was an item which scored were on mid-level, as much as 2 with a percentage of 6%. (3) The topics of career guidance to help the students of the Department of Guidance and Counselling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta in maturities their career further were; (1) Firmly in career choices and, (2) Appropriated career planning.

Keyword: Maturity Career. The students of the Department of Guidance and

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan kerjasama yang baik dari pihak – pihak yang terlibat, maka skripsi ini tidak dapat selesai dengan baik dan cepat, oleh karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih pada:

1. Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi., Psi. selaku kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dan juga selaku dosen pembimbing yang dengan sabar mendampingi dalam menulis skripsi.

3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd. selaku wakil kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

4. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, selaku dosen pembimbing pertama yang telah membantu dari awal proses penyusunan skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membimbing dan membagikan ilmunya selama menempuh pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 6. Bapak Stefanus Priyatmoko atas kesabaran dan semangatnya dalam

membantu melayani proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

(12)

7, Kepada Orangtua saya Luciana Suyatmi yang sudah mendukung saya

dalam menjalankan perkuliahan di logja ini, sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik, Terimakasih atas doa yang selalu

senantiasa Ibu selalu berikan untuk saya.

8. Keluarga di rumah, Yohanes Suro Adi Prayitno, Andrianus Dalu Prayitno,

Franka Genta Swara Loka.

9. Mahasiswa - mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang berkenan membantu proses penelitian ini

dengan menjadi subyek penelitian

10. Kepada sahabat-sahabat saya Abednego Novendra, Grace Shinta Esther

Penata, Stephanie Anggita, Ajeng Kusumaning Her Ika Putri, Susi Praja.

yang selalu ada ketika saya sedang kesusahan.

11. Teman yang selalu membantu saat proses mengerjakan skripsi ini yaitu,

lrenza Inelza Pabuntang, Asri Diah Pratiwi, Resah Hardanti, Eunike

Regita, Cicilia Andriani, Suster Alexa, Yoga Hendi Pradana.

12. Ternan -ternan BK Sanata Dharma angkatan 2016.

13. Almamaterku Universitas Sanata Dhanna.

Meskipun banyak kekurangan dalam skripsi Int, semoga sekripsi Inl

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 9 luni 2020

Peneliti,

hnY

Agnaes Vidja Swara Kirana

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH MAHASISWA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR TABEL DAN GRAFIK ...xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah ... 6 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 8 G. Batasan Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Hakekat Kematangan Karier ... 10

1. Pengertian Kematangan Karier... 10

(14)

xiii

3. Ciri-Ciri Kematangan Karier ... 12

4. Ciri-ciri Ketidak Matangan Karier ... 13

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Karier ... 13

6. Kematangan Karier Mahasiswa ... 17

B. Remaja... 18

1. Pengertian Remaja ... 18

2. Ciri – Ciri Remaja ... 19

3. Tugas Perkembangan Remaja ... 21

4. Tugas dan Perkembangan Karier Remaja ... 21

C. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling ... 26

1. Kurikulum Bimbingan dan Konseling... 26

2. Visi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 27

3. Misi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 27

4. Tujuan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma ... 28

5. Kompetensi Bimbingan dan Konseling ... 29

D. Kajian Penelitian yang Relevan ... 36

E. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 41

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 41

1. Teknik pengumpulan data ... 41

(15)

xiv

F. Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian ... 45

1. Validitas Instrumen ... 45

2. Reliabilitas Instrumen ... 47

G. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian ... 52

1. Capaian Hasil Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ...51

2. Capaian Skor Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta...54

B. Pembahasan ... 56

1. Gambaran Capaian Hasil Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 56

2. Gambaran Capaian Skor Item Kematangan Karier pada Mahasiwa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 62

3. Usulan Program Untuk Meningkatkan Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 63

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

1. Bagi Mahasiswa... 66

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 66

3. Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma...65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN GRAFIK

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 37

Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Pengukuran Skala Likert ... 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Karier ... 44

Tabel 3.4 Rumus Pearson Product Moment ... 46

Tabel 3.5 Item Valid dan Item Tidak Valid ...46

Tabel 3.6 Rumus Cronbach Aplha ... 47

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 3.8 Kategori Koefisien Reliabilitas ...48

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi ... 49

Tabel 3.10 Kategorisasi Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 50

Tabel 3.11 Skor Tes Hasil Kategorisasi Capaian Item Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta... 51

Tabel 4.1 Kategorisasi Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ...52

Tabel 4.2 Capaian Hasil Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 53

Tabel 4.3 Capaian Skor Item Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 54

Tabel 4.4 Capaian Hasil Skor Item Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.... 55

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah yang digunakan.

A. Latar Belakang Masalah

Karier yaitu sebuah pilihan pekerjaan yang akan ditekuni selama hidup. Setiap orang dihadapkan dengan berbagai pilihan yang akan dijalani guna menopang, mempertahankan, maupun meningkatkan kesejahteraan hidup. Maka dari itu dibutuhkan kematangan karier guna membantu individu dalam melaksanakan kariernya. “Kematangan karier adalah kesiapan seseorang dalam membekali diri dengan informasi-informasi, membuat keputusan karier yang tepat sesuai dengan usia, dan membangun karier menghadapi peluang dan kendala yang ada” King (dalam Naido, 1998). Sementara itu pendapat lain mengenai kematangan karier mendefinisikan sebagai “kemampuan individu dalam membuat keputusan karier yang tepat termasuk kesadaran terhadap apa yang di butuhkan.” Crites (Levinson, 1998). Berdasarkan pengertian tentang kematangan karier di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan karier adalah kesiapan seseorang dalam melaksanakan tugas perkembangan karier untuk membekali diri dengan informasi-informasi, membuat keputusan karier yang tepat termasuk kesadaran apa yang dibutuhkan.

(18)

Kematangan karier memiliki beberapa indikator relevan bagi kematangan karier “indikator kematangan karier meliputi kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan” (Winkel, 1997). Jika individu mempunyai indikator diatas maka bisa dikatakan bahwa individu memiliki kematangan karier yang baik. Kurangnya kemampuan individu dalam hal tersebut mengindikasikan kematangan karier yang rendah.

Individu yang memiliki kematangan karier yang baik memiliki kemungkinan kecil menghadapi kendala dalam meraih masa depannya. Begitu sebaliknya, individu yang tidak memiliki kematangan karier yang baik, memungkinkan banyak menemui kendala dalam meraih masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan berbagai pertimbangan untuk mencapai kematangan karier (Puspitasary, 2015). Rendahnya kematangan karier dapat menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan karier bagi individu yang dapat mengakibatkan kerugian waktu, finansial, dan kegagalan belajar karena kurang motivasi untuk belajar (Ayuni, 2015)

Tingginya tingkat pendidikan ternyata tidak menjamin mudahnya mendapatkan pekerjaan. Dikutip dari (Sumber: news detik.com edisi

(19)

pengangguran lulusan diploma dan Universitas masing-masing berada di kisaran 6 hingga 7 persen, jauh di atas tingkat pengangguran lulusan Sekolah Dasar (2,7 persen) dan Sekolah Menengah Pertama (5 persen) (

https://news.detik.com/kolom/d-4727746/sarjana-menganggur-dan-revolusi-pendidikan-tinggi).

Sekolah kekurangan 92.572 Guru Konseling. Jumlah guru Bimbingan dan Konseling di Indonesia saat ini hanya sekitar 33.000 orang. Padahal, untuk melayani sekitar 18,8 juta mahasiswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dibutuhkan setidaknya 125.572 guru bimbingan dan konseling. ”Berarti kekurangan guru Bimbingan dan Konseling sekitar 92.572 orang,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) serta guru besar Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang Mungin Eddy Wibowo, di

Jakarta, Selasa (22/1).

https://edukasi.kompas.com/read/2013/01/23/11190821/Sekolah.Kekurang an.92.572.Guru.Konseling.

Berkaitan dengan penelitian dari Muhamad Subadhan dkk (2019) kepada mahasiswa Program Studi Ekonomi dalam pemilihan karier. Berdasarkan analisis data deskriptif bahwa mahasiswa Prodi Ekonomi menunjukkan 28 mahasiswa yang memiliki rendah kematangan karier yang didapati 56%, faktor yang menyebabkan rendahnya kematangan karir mahasiswa disebabkan banyaknya mahasiswa yang rendah pengetahuan dan pemahaman tentang dunia pekerjaan. Lebih banyak pengetahuan dan

(20)

pemahaman mahasiswa terhadap game online dan banyaknya mahasiswa menggunakan waktunya untuk aktivitas yang tidak bermanfaat seperti nogkrong di cafe. Berkaitan dengan penelitian Teraselta dkk (2015) kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung menunjukkan sebanyak 54% mahasiswa memiki kematangan karier yang rendah, secara umum mahasiswa masih kurang dalam mengeksplore sumber informasi yang tersedia sehingga kematangan karier mereka rendah.

Berdasarkan observasi di program studi Bimbingan dan Konseling ,peneliti menemukan fenomena yang berkaitan dengan kematangan karier seperti banyak sharing dari mahasiswa baru yang memilih prodi BK hanya sebagai pilihan ke 2 atau ke 3 (alternatif) karena pilihan utama tidak terpilih, ada pernyataan lebih baik masuk BK daripada tidak kuliah. Memilih BK karena mengikuti keinginan orangtua atau karena asal dalam memilih jurusan. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak mengetahui macam-macam jurusan di perkuliahan, tidak mengetahui ingin masuk di jurusan mana, tidak mengetahui apa yang menjadi keinginannya

Sharing pengalaman oleh mahasiswa angkatan akhir bercerita bahwa masih kebingungan dalam menentukan arah kariernya seperti setelah lulus ingin melajutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau memutuskan ingin bekerja dimana. Tidak tau pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan BK selain guru BK, sedangkan banyak mahasiwa yang tidak ingin menjadi guru BK. Banyak mahasiswa ketika sudah menjadi

(21)

mahasiswa aktif di prodi BK kemudian keluar mencari prodi lain yang sesuai dengan dirinya, dari angkatan 2016 BK di awal perkuliahan terdapat 90 mahasiswa. Kemudian seiring bertambahnya semester semakin berkurang. Tidak hanya pada angkatan 2016 tetapi pada setiap angkatan prodi BK beberapa mahasiswa keluar karena ingin pindah ke prodi lain, bekerja di tempat lain atau memilih untuk membangun keluarga.

Berdasarkan alasan ini pula peneliti ingin melihat bagaimana kematangan karier pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan fenomena yang dipaparkan di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang “Tingkat Kematangan Karier Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya pada Penyusunan Program Bimbingan Karier”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa masih kurang dalam mengeksplore sumber informasi yang tersedia. Sebagian besar mahasiswa belum membuat keputusan mengenai pilihan karier yang akan dijalani.

2. Banyak mahasiswa yang rendah pengetahuan dan pemahaman tentang dunia pekerjaan.

3. Banyaknya mahasiswa menggunakan waktunya untuk aktivitas yang tidak bermanfaat.

(22)

4. Lulusan diploma dan Universitas sebagai penyumbang besar pengangguran di Indonesia.

5. Mahasiswa lebih baik memilih prodi BK daripada tidak kuliah.

6. Memilih BK karena mengikuti keinginan orangtua atau karena asal dalam memilih jurusan.

7. Mahasiswa tidak mengetahui macam-macam jurusan di perkuliahan. 8. Mahasiswa tidak mengetahui ingin masuk di jurusan mana, tidak

mengetahui apa yang menjadi keinginannya.

9. Setiap tahun ada mahasiswa dari prodi BK keluar untuk pindah ke prodi lain, membangun keluarga atau bekerja.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini fokus untuk mengetahui tingkat kematangan karier pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. D. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa baik kematangan karier pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam menentukan arah kariernya?

2. Apa saja butir-butir pengukuran kematangan karier yang mencapai skor rendah sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan program Bimbingan karier untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

(23)

3. Topik-topik bimbingan karier apa sajakah yang dapat diusulkan untuk membantu mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam mematangkan karier selanjutnya?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi tingkat kematangan karier mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam menentukan arah kariernya.

2. Mengetahui butir-butir pengukuran kematangan karier yang mencapai skor rendah sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan program Bimbingan karier untuk mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Merumuskan topik-topik bimbingan karier yang dapat disulkan untuk membantu bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam mematangkan kariernya selanjutnya.

(24)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa pihak, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan kajian tentang kematangan karier mahasiswa serta memperkaya temuan-temuan penelitian kematangan karier mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dosen Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para dosen Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui tingkat kematangan karier mahasiswa Bimbingan dan Konseling sehingga dapat disusun program bimbingan karier yang lebih sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

b. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti lain mengenai pentingnya kematangan karier bagi para mahasiswa.

G. Batasan Istilah

Beberapa istilah yang muncul dalam judul penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Kematangan karier yaitu tingkat kesuksesan individu dalam melaksanakan tugas perkembangan karier sepanjang fase-fase hidupnya

(25)

yang bersinambungan. Adapun aspek-aspeknya adalah perencanaan karier (career planning), eksplorasi karier (career exploration),informasi dunia kerja (World of word information),pengambilan keputusan karier(career decision making).

2. Remaja adalah masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa dengan adanya perubahan seperti segi fisik, psikis, kognitif, emosi dan sosial.

(26)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Kematangan Karier

1. Pengertian Kematangan Karier

Dalam Encyclopedia of Career Development (2006) dijelaskan bahwa istilah kematangan karier diperkenalkan pertama kali oleh Donald Super pada tahun 1955 dengan istilah kematangan vokasional (vocational maturity), baru kemudian istilah kini dikenal dengan kematangan karier. Menurut Super (Ospiow), “kematangan karier (vocational maturity) adalah kesesuaian atau kongruensi antara perilaku vokasi (vocational behaviour) individu pada usia tertentu dengan perilaku vokasi yang seharusnya dilakukan (expected

vocational behavior) oleh individu pada usia tertentu pula”.

Kematangan karier juga berarti tingkat kesuksesan individu dalam melaksanakan tugas perkembangan karier sepanjang fase-fase hidupnya yang berkesinambungan.

Pendapat lain tentang kematangan karier diungkapkan oleh king (dalam Naido, 1998) yang mengemukakan bahwa “kematangan karier adalah kesiapan seseorang individu dalam membekali diri dengan informasi-informasi, membuat keputusan karier yang tepat sesuai dengan usia, dan membangun karier menghadapi peluang dan kendala yang ada”. Sementara itu Crites (dalam Levinson, 1998) mendefinisikan kematangan karier sebagai kemampuan individu dalam

(27)

membuat keputusan karier yang tepat termasuk kesadaran terhadap apa yang di butuhkan. Menurut Super (Winkel dan Hastuti, 2004), “konsep kematangan karier menunjuk pada keberhasilan seseorang menyelesaikan semua tugas perkembangan karier yang khas bagi tahap perkembangan tertentu”.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa kematangan karier adalah kesesuaian antara perilaku vokasi individu pada usia tertentu dengan perilaku vokasi yang seharusnya dilakukan serta kesiapan seseorang dalam membekali diri dengan informasi-informasi, membuat keputusan karier yang tepat sesuai dengan usia, dan membangun karier menghadapi peluang dan kendala yang ada.

2. Aspek-Aspek Kematangan Karier

(Super, 1983) menjelaskan tentang aspek aspek kematangan karier sebagai berikut:

a. Planfulness terdiri dari otonomi, prespektif waktu dan harga diri. Otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa mereka memiliki kendali atas karier mereka. Perspektif Waktu terdiri dari refleksi atas pengalaman masa lalu dan antisipasi masa depan. Harga diri yaitu mengangap diri bernilai dan cenderung percaya dapat mengendalikan diri dengan melihat kedepan dan merencanakan.

b. Explorasi meliputi sikap terhadap sumber daya yang bisa digunakan untuk mengeksplorasi, kesadaran dan penilaian

(28)

terhadap sumber-sumber tersebut dan kesediaan menggunakannya. Pada akhirnya eksplorasi termasuk dalam partisipasi atau penggunaan sumberdaya yang dimiliki keluarga, sekolah, tempat kerja, dan komunitas yang lebih besar.

c. Informasi yaitu mencari informasi dunia kerja. Dan mencari informasi standar tentang pekerjaan pilihan untuk pengambilan keputusan yang rasional.

d. Pengambilan keputusan yaitu memiliki kemampuan untuk pengambilan keputusan dengan berdasarkan pengetahuan diri, memiliki komitmen prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan memiliki gaya pengambilan keputusan. e. Orientasi realitas ini terdiri dari pengetahuan diri, realisme

dalam penilaian diri dan situasional dikaitkan konsistensi prioritas peran karir, kristalisasi konsep diri dan tujuan karir.

3. Ciri-Ciri Kematangan Karier

Super (Abimayu,1990) menjelasan ciri-ciri dikatakan matang karier itu adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan meliputi perencanaan jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek.

b. Sikap dan tingkah laku eskplorasi meliputi sikap dan tingkah laku ingin tahu, penggunaan sumber, dan partisipasi.

(29)

c. Perolehan informasi, terdiri dari informasi pendidikan dan latihan, syarat-syarat masuk, tugas-tugas, penerimaan dan penawaran, dan promosi.

d. Pengetahuan tentang pembuatan keputusan, meliputi dasar-dasar dan praktek pembuatan keputusan.

e. Orientasi kenyataan, mencangkup faktor-faktor pengetahuan diri, kenyataan, keajegan, kristalisasi dan pengalaman kerja. 4. Ciri-ciri Ketidak Matangan Karier

Crites (Abimayu, 1990) individu dikatakan tidak matang karier disebabkan karena:

a. Individu mempunyai banyak potensi dan membuat banyak pilihan tetapi ia tidak dapat memilih satu sebagai tujuannya. b. Individu tidak dapat mengambil keputusan, ia tidak bisa

memilih satupun dari alternatif-alternatif yang mungkin baginya.

c. Individu yang tidak berminat, ia telah memilih suatu pekerjaan tetapi ia bimbang akan pilihanya itu karena tidak didukung oleh pola minat yang memadai.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Karier Menurut Winkel dan Hastuti (2007), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan karier yaitu:

(30)

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi

kematangan karir, antara lain:

1) Nilai-nilai kehidupan, yaitu nilai-nilai ideal yang dikejar oleh seseorang di mana-mana dan kapanpun juga. Nilai- nilai ini menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang.

2) Taraf inteligensi, yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasiprestasi, yang didalamnya terdapat unsur kognitif. Pengambilan suatu keputusan mengenai pilihan karir, dipengaruhi oleh tinggi rendahnya taraf inteligensi seseorang.

3) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang ketrampilan, atau bidang kesenian. Sekali terbentuk, suatu bakat khusus menjadi bekal yang memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang pekerjaan tertentu dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu jabatan.

4) Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan minatnya tersebut.

(31)

5) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh. Sifat-sifat tersebut akan mempengaruhi kinerja seseorang dalam mempersiapkan pekerjaan, apakah sifat-sifat tersebut akan mendukung atau menghambat seseorang dalam mencari pekerjaan.

6) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh remaja dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan bercirikan idealisasi.

7) Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti ketajaman penglihatan dan pendengaran baik atau kurang baik, memiliki kekuatan otot tinggi atau rendah, dan jenis kelamin. Hal itu dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersiapkan pekerjaan (mendukung mendapatkan pekerjaan).

b. Faktor Eksternal.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kematangan karier antara lain:

(32)

1) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya di masa remaja dibesarkan. Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga, yang pada gilirannya menanamkannya pada anak-anak. Pandangan ini mencakup gambaran luhur rendahnya aneka jenis pekerjaan, perasaan pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat, dan cocok tidaknya jabatan tertentu untuk pria dan wanita.

2) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah dan rendah, serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup, bagi anggota dari kelompok lain.

3) Status sosial ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, suku bangsa.

4) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan inti, yaitu berkaitan dengan pandangan seluruh anggota keluarga terhadap pendidikan dan pekerjaan.

(33)

5) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang akan dikomunikasikan kepada anak didik oleh guru maupun staf petugas bimbingan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam suatu pekerjaan, tinggi rendahnya status sosial jabatan dan kecocokan jabatan tertentu untuk anak laki-laki dan perempuan.

6) Pergaulan dengan teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.

7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada suatu jabatan dan berhasil didalamnya.

6. Kematangan Karier Mahasiswa

Pengertian atau definisi mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Menurut Sarwono (1978) “mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun”. Hurlock (2004) “menyatakan bahwa masa dewasa awal atau dini adalah masa menyesuaian pekerjaan dan keluarga”. Santrock (2012) menyatakan bahwa masa dewasa awal adalah masa individu mengaplikasikan pengetahuan ketika individu

(34)

berusaha meraih karier jangka panjang dan berusaha meraih sukses dalam pekerjaanya.

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka “masa remaja itu berada pada usia awal 12-15 tahun, remaja madya 15-18 tahun, remaja akhir 18-22 tahun” (dalam Jahja, 2011).

Menurut pandangan Piaget (dalam Hurlock,1997) yang mengatakan remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama seperti orang dewasa, atau paling tidak sejajar di antara orang dewasa yang ada di sekitarnya.

Daradjat (dalam Klara.Sr, 2010) “mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan serta kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya pikirnya pun lebih matang dari pada sebelumnya”.

Berdasarkan pengertian remaja di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa dengan adanya perubahan seperti segi fisik, psikis, kognitif, emosi dan sosial.

(35)

2. Ciri – Ciri Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, emosi, kognitif maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja (Jahja, 2011):

a. Peningkatan emosional terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang di kenal sebagai masa strom and stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada remaja misalnya, mereka diharapkan untuk tidak bertingkah laku seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri, dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggungjawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

b. Perubahan yang cepat secara fisik juga yang juga disetai kematangan fisik secara seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri sendiri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti pada sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun

(36)

perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan bentuk tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi bagi dirinya, yang dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan menantang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan orang dewasa.

d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan

(37)

kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini.

3. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas-tugas perkembangan remaja menurut menurut (Hurlock, 2002) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa c. Mampu membina hubungan baik dengan sesama jenis

maupun lawan jenis

d. Mencapai kemandirian emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

h. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;

i. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

4. Tugas dan Perkembangan Karier Remaja

(38)

Ciri khas dari tahap ini adalah individu mulai sadar akan adanya berbagai pilihan karier, tetapi belum membuat keputusan karier yang mengikat. Hal ini dikarenakan orang muda sedang melakukan eskplorasi mengenai dirinya sendiri, pekerjaan atau jabatan yang sedang ditekuni oleh orang-orang dewasa (key figures), dan dunia pekerjaan. Tahap perkembangan karier ini terbagi atas tiga subtahap perkembangan yang masing-masing memiliki tugas-tugas perkembangan karier, yaitu:

1) The Tentative Substage atau Subtahap Kristalisasi (Crystallizaton) (14-18 Tahun)

Pada subtahap ini orang muda mengembangkan berbagai ide atau gagasan yang berkaitan dengan peluang/kesempatan karier yang ada minat, nilai-nilai hidup, perwujudan atau kristalisasi berbagai ide atau gagasan orang muda dihubungkan dengan tokoh idolanya sehingga pilihan karier yang dibuat sering bersifat sementara dan tidak realistik. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang ingin direalisasikan dalam pemilihan karier.

(39)

b) Memanfaatkan berbagai sumber yang mengarah pada pilihan karier.

c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan karier.

d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pemilihan karier.

e) Mampu mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan.

f) Memiliki kesadaran akan adanya hubungan antara hari ini dan masa depan.

g) Mampu merumuskan pilihan karier yang bersifat umum.

h) Mengembangkan minat yang relatif menetap.

i) Memiliki informasi mengenai pilihan karier yang diminati.

j) Menyusun rencana yang berkaitan dengan pilihan karier yang diminati.

k) Semakin realistis dalam mensikapi pilihan karier.

(40)

2) The Trial Transition Subtage atau Subtahap Spesifikasi (Specification) (18-21 Tahun)

Subtahap ini merupakan masa transisi bagi orang muda untuk membuat pilihan karier yang lebih spesifik dan realistik. Orang muda mulai mengambil keputusan penting mengenai pendidikan yang mengarah pada pilihan karier diminati. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang ingin direalisasikan dalam pemilihan karier yang akan ditekuni.

b) Memanfaatkan berbagai sumber belajar yang mengarah pada pilihan karier yang diminati.

c) Memiliki kesadaran akan adanya banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kariernya.

d) Memiliki kesadaran akan adanya berbagai kemungkinan yang mempengaruhi pemilihan kariernya.

(41)

e) Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi minat dan nilai-nilai kehidupan.

f) Memiliki kesadaran akan hubungan antara hari ini dan masa depan.

g) Mampu mempersempit berbagai pilihan karier.

h) Memantapkan pilihan karier yang diminati. i) Memiliki informasi mengenai pilihan karier

yang diminati.

j) Menyusun rencana yang berkaitan dengan pilihan karier yang diminati.

k) Semakin realistis dalam mensikapi pilihan karier yang diminati.

l) Memiliki kepercayaan diri akan pilihan karier yang diminati.

3) The Trial and Stabilization Substage atau Subtahap Implementasi (Implementation) (21-24 Tahun)

Pada subtahap ini individu sedang mempersiapkan diri dengan beberapa pelatihan dan atau pendidikan, serta mulai mencoba melakukan aktivitas atau pekerjaan yang sesuai dengan pilihan

(42)

kariernya. Tugas-tugas perkembangan karier pada subtahap ini adalah:

a) Memiliki kesadaran akan kebutuhan yang ingin diwujudkan atau implementasikan dalam pilihan kariernya.

b) Menyusun rencana karier yang akan ditekuni dalam dunia karier.

c) Melaksanakan rencana karier yang telah disusun untuk memenuhi tuntutan karier. d) Mendapatkan pekerjaan awal (job entry). C. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

1. Kurikulum Bimbingan dan Konseling

Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling dikembangkan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dengan memperhatikan visi-misi Universitas Sanata Dharma, kebutuhan lapangan, dan pembacaan masa depan, serta kesepakatan asosiasi, dirumuskanlah profil lulusan prodi BK USD, yaitu: Guru BK, Trainer, tenaga pendamping pada seting rehabilitasi dan lembaga sosial lainnya. Kurikulum Prodi BK berjumlah 144 sks, 54 mata kuliah. Untuk menambah kompetensi lulusan didesain tiga rumpun mata kuliah, yaitu: 1) Konseling Anak dan Keluarga; 2) Trainer; 3) Konseling Rehabilitasi. Dengan

(43)

kurikulum yang padat dan ramping ini, memungkinkan mahasiswa menyelesaikan studi kurang dari 4 tahun (8 semester).

2. Visi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Pada tahun 2023, PS-BK menjadi program studi yang unggul dalam menghasilkan Sarjana Pendidikan bidang Bimbingan dan Konseling yang profesional, berkarakter tangguh dan kompeten menyelengarakan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang bermartabat di sekolah, luar sekolah, dan institusi rehabilitas sosial.

3. Misi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma a) Menyelengarakan pendidikan yang berlandaskan paradigma

Pedagogi Ignasian untuk menghasilkan sarjana Bimbingan dan Konseling yang profesional, berkarakter tangguh dan memiliki kompetensi pedagogi, kepribadian, profesional, dan sosial. b) Meningkatkan jumlah dan kualitas produk penelitian di bidang

pendidikan, psikologi profesional penolong dan bimbingan dan konseling sebagai bentuk pengembangan sifat kecendekiaan civitas academica untuk meningkat martabat manusia.

c) Meningkatkan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat sebagai penerapan pendidikan dan penelitian yang humanis menuju masyarakat yang lebih bermartabat.

d) Mengembangkan kerja sama dan membangun jejaring yang sinergis, fungsional, dan humanis di bidang pendidikan dan

(44)

pelayanan bimbingan dan konseling, baik pada tataran nasional maupun internasional.

4. Tujuan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma a) Terselenggara proses pendidikan yang berinteraksi kemampuan

akademik dan nilai-nilai kemanusian sehingga menghasilkan sarjana pendidikan bidang bimbingan dan konseling yang profesional, humanis, berkarakter, tangguh dan bermartabat. b) Terselenggara proses pembelajaran yang menerapkan

paradigma Pedagogi Ignatian dan student-centered learning untuk menghasilkan pendidik yang profesional dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program bimbingan dan konseling di latar belakang sekolah, luar sekolah, pusat pelatihan dan pengembangan SDM dan institusi rehabilitasi sosial.

c) Dihasilkannya guru BK yang memiliki kompetensi pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling bagi individu berkebutuhan khusus di sekolah-sekolah inklusi.

d) Dihasilkannya sarjana bimbingan dan konseling yang mampu merancang dan melaksanakan program pelatihan pengembangan kepribadian anak dan remaja.

e) Meningkatkan konstribusi PS-BK pada masyarakat melalui penelitian bidang penelitian, bimbingan dan konseling, psikologi konseling, dan bidang ilmu bantuan lainnya dalam

(45)

upaya peningkatan kualitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan di luar sekolah.

f) Meningkatkan kontribusi PS-BK pada masyarakat melalui penyelengara berbagai program pelayanan bimbingan dan pengabdian pada masyarakat berkaitan dengan bidang bimbingan dan konseling

g) meningkatkan PS-BK pada masyarakat melalui publikasi karya-karya tulis ilmiah yang bermanfaat bagi pembangunan profesional pelayanan bimbingan dan konseling pada khususnya

h) Meningkatkan kerja sama dan jejaring yang sinergis dengan berbagai lembaga, baik dalam maupun luar negeri.

5. Kompetensi Bimbingan dan Konseling

Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai berikut:

(46)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI

A. KOMPETENSI PEGAGOGIK

1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran

1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan

2. Mengaplikasikan

perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli

2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan 2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan 2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan 2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan 2.5. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

3.1 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal

3.2 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus

3.3 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang

(47)

pendidikan usia dini, dasar dan menengah, serta tinggi.

B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN

4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain 4.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memili

5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi

5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya

5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya

5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya.

5.5 Toleran terhadap permasalahan konseli

5.6 Bersikap demokratis. 6. Menunjukkan integritasdan

stabilitas kepribadian yang kuat

6.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten ) 6.2 Menampilkan emosi yang stabil.

6.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan

6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi

7. Menampilkan kinerja

berkualitas tinggi

7.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif

7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri

7.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan

(48)

7.4 Berkomunikasi secara efektif

C. KOMPETENSI SOSIAL

8. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja

8.1 Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja

8.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja 8.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)

9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling

9.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi 9.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling

9.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi 10.Mengimplementasikan

kolaborasi antarprofesi

10.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain

10.2 Memahami peran organisasi

profesi lain dan

memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling

10.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain.

10.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan

D. KOMPETENSI PROFESIONAL

11. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli

11.1 Menguasai hakikat asesmen 11.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling

11.3 Menyusun dan

(49)

asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling

11.4 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli.

11.5 Memilih dan

mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.

11.6 Memilih dan

mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan

11.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling

11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat

11.9 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen

12. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling

12.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling.

12.2 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling. 12.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling.

12.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.

12.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

12.6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling.

13. Merancang program Bimbingan dan Konseling

13.1 Menganalisis kebutuhan konseli

13.2 Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif

(50)

dengan pendekatan perkembangan 13.3 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling

13.4 Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling

14. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif

14.1 Melaksanakan program bimbingan dan konseling. 14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

14.3 Memfasilitasi

perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli 14.4 Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling

15. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling.

15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling

15.2 Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan konseling.

15.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait

15.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling 16. Memiliki kesadaran dan

komitmen terhadap etika profesional

16.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional.

16.2 Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor

16.3 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli.

16.4 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan

16.5 Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi

16.6 Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan

(51)

pribadi konselor

16.7 Menjaga kerahasiaan konsel 17. Menguasai konsep dan praksis

penelitian dalam bimbingan dan konseling

17.1 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian

17.2 Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling

17.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan konseling 17.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling

(52)

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Dari penelitian Anselmus A. Abi 2019, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan karier mahasiswa angkatan 2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif pada subjek penelitian 61 mahasiswa. Intsrumen yang digunakan adalah angket kematangan karier dengan jumlah 72 butir. Uji coba dilakukan kepada 61 mahasiswa yang menghasilkan 63 item yang valid dan 9 item yang tidak valid, serta reliabilitas sebesar 0,941.

2. Dari hasil penelitian Silvianus Sri Bahagya 2007 tentang kematangan karier pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2006/2007. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kematangan karier mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif pada subjek penelitian 30 mahasiswa. Intsrumen yang digunakan adalah angket kematangan karier dengan jumlah 76 butir. Uji coba dilakukan kepada 30 mahasiswa yang menghasilkan 60 item yang valid, serta reliabilitas sebesar 0,914.

(53)

E. Kerangka Berpikir

Mahasiswa memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapan meraih kesuksesan dalam pekerjaan. Dalam menyelesaikan tugas perkembangan terdapat faktor internal berupa: a). Nilai-nilai kehidupan, b) Taraf intelegensi, c) Bakat khusus, d) Minat, e) Sifat-sifat, f) Pengetahuan informasi, g) Keadaan jasmani. Dan terdapat faktor external berupa: a) Lingkungan sosial, b) Kedaan sosial ekonomi, c) Status sosial ekonomi, d) Pengaruh keluarga, e) Pendidikan sekolah, f) Pergaulan teman sebaya, g) Tuntutan jabatan. Hal tersebut dapat mempengaruhi kematangan karier dan ketidak matangan karier. Remaja yang menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik akan mencapai kematangan karier yang baik, sedangkan remaja yang tidak menyelesaikan perkembangan dengan baik akan mencapai ketidak matangan karier. Agar lebih mudah dipahami, kerangka pikir dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

(54)

Mahasiswa Bimbingan dan

Konseling

Faktor External

1. Pandangan masyarakat tentang luhurnya jenis pekerjaan. 2. Pertumbuhan ekonomi yang cepat.

3. Tingginya status sosial ekonomi Keluarga.

4. Tingginya pandangan keluarga tentang pendidikan. 5. Tingginya pandangan sekolah tentang pekerjaan dan

jabatan tertentu.

6. Teman memberikan pandangan tentang masa depan. 7. Ada tuntutan pada jabatan.

Kariernya Matang

Faktor Internal

1. Tidak memiliki dan menghidupi nilai kehidupan 2. Rendahnya intelegensi

3. Tidak mempunyai bakat khusus. 4. Tidak mempunyai minat khusus. 5. Sifat kepribadian yang kurang baik.

6. Tidak mempunyai pengetahuan diri dan pekerjaan. 7. Tidak sehat jasmani.

Faktor External

1. Masyarakat tidak memberikan pandangan tentang luhurnya jenis pekerjaan.

2. Pertumbuhan ekonomi yang lambat. 3. Rendahnya status sosial ekonomi keluarga 4. Rendahnya pandangan keluarga tentang

pendidikan.

5. Rendahnya pandangan sekolah tentang pekerjaan dan jabatan tertentu.

6. Teman tidak memberikan pandangan tentang masa depan.

7. Tidak adanya tuntutan pada jabatan.

Kariernya Tidak Matang

Faktor Internal

1. Menghidupi nilai kehidupan. 2. Tingginya intelegensi. 3. Mempunyai bakat khusus. 4. Minat yang khusus.

5. Sifat kepribadian yang baik.

6. Mempunyai Pengetahuan diri sendiri dan pekerjaan. 7. Sehat jasmani.

(55)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas, serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuntitatif deskriptif dengan satu variabel yaitu tingkat kematangan karier pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang dapat digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data yang menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang bersifat statistik. Untuk memperoleh hasil dapat menggunakan instrumen penelitian yang diuji melalui pengumpulan data yang berada di lapangan dan hasil yang akan diperoleh dianlisis mengunakan statistik deskriptif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian:

Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma yang beralamat di Jl Afandi Gejayan, Mrican, Yogyakarta.

(56)

2. Waktu Penelitian:

Berlangsung pada 13 – 16 April 2020

C. Subjek Penelitian

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkkan sifat suatu kelompok yang lebih besar atau bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar. Pengertian sampel yang lain menurut Sugiyono (2015) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Subjek penelitian adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling angakatan 2016-2019. Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik untuk menentukan

sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif (Sugiono 2010).

Table 3.1 Jumlah Subjek Penelitian

NO ANGKATAN JUMLAH MAHASISWA 1 2019 42 2 2018 72 3 2017 17 4 2016 32 Total 163

(57)

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kematangan karier pada mahasiswa. Menurut Super (Ospiow), kematangan karier (vocational maturity) adalah kesesuaian atau kongruensi antara perilaku vokasi (vocational behaviour) individu pada usia tertentu dengan perilaku vokasi yang seharusnya dilakukan (expected vocational behavior) oleh individu pada usia tertentu pula. Kematangan karier juga berarti tingkat kesuksesan individu dalam melaksanakan tugas perkembangan karier sepanjang fase-fase hidupnya yang berkesinambungan.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data-data. Standar ini adalah memenuhi proses yang ada dalam sebuah penelitian dan didalam proses ini menggunakan instrumen. Pada penelitian ini, peneliti menggumpulkan data menggunakan teknik survei, dan alat yang digunakan berupa skala dengan judul “Tingkat Kematangan Karier Pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dahrma

Gambar

Table 3.1 Jumlah Subjek Penelitian
Table 3.2 Kematangan Karier pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling  Universitas Sanata Dharma Pengukuran Skala Likert
Table 1.3 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan Karier
Table 3.5 Item Valid dan Item Tidak Valid
+6

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dap menjadikan penelitian ini sebagai dasar pembuatan program yang dapat diberikan kepada

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, mengindentifikasi item pengukuran kematangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014, memiliki tingkat Adversity

Usulan program yang dapat diberikan agar daya juang mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma mencapai hasil yang maksimal

Berdasarkan Item-item Pengukuran Kecemasan yang Skornya Tinggi, Program Pendampingan yang Cocok Diterapkan untuk Mahasiswa Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa aktivis kampus Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat aktualisasi diri

Deskripsi Kemampuan Perencanaan Karier Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Pola asuh otoriter menjadi kecenderungan pola asuh paling banyak yang diterima oleh remaja dugem sebanyak 86%, pola asuh ke dua