17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang
diperkirakan berasal dari Nigeria (afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di
hutan belantara negara tersebut. Kelapa sawit pertama masuk ke Indonesia pada
tahun 1848, di bawah dari Mautitius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda.
Bibit kelapa sawit yang berasal dari kedua tempat tersebut masing – masing
berjumlah dua batang dan pada tahun itu juga ditanam di kebun raya Bogor.
(Mustafa, 2004).
Kelapa sawit (Elaeis Guinensis JACQ) merupakan salah satu dari beberapa
tanaman golongan palmae yang dapat menghasilkan minyak. Minyak kelapa sawit
banyak digunakan dalam industri pangan dan non pangan.
Minyak kelapa sawit diperoleh dari proses pengolahan tandan buah segar
(TBS) di pabrik, bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik.
Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat,
dimulai dari pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke pabrik sampai dihasilkan
minyak sawit dan hasil sampingnya. Produk utama yang dihasilkan dari
pengolahan kelapa sawit adalah CPO. Mutu dari CPO dipengaruhi oleh kadar
asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran.
18
Asam lemak bebas terjadi karena hidrolisa dari minyak oleh adanya enzim
lipase dan air dalam minyak tersebut. Selain proses hidrolisa, proses oksidasi juga
dapat terjadi karena kenaikan bilangan asam.
Air dapat menguap pada minyak sawit jika dipanaskan pada suhu 1050C,
karena itu pemanasan perlu dilakukan untuk mengurangi pertambahan asam
lemak bebas pada CPO dengan proses hidrolisa.kadar air yang tinggi dapat
menyebabkan asam lemak bebas semakin tinggi karena akan membantu terjadinya
proses hidrolisa.
Kadar kotoran adalah bahan – bahan tak larut dalam minyak, dimana dengan
ukuran yang kecil zat pengotor ini sulit untuk disaring, oleh karena itu perlu
dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan alat sentrifugasi sebelum
minyak disimpan pada tangki. Kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar
kotoran pada minyak sawit dalam tangki timbun sebelum dipasarkan dianalisa
untuk mengetahui mutu minyak sawit. Dalam hal ini kebersihan tangki timbun
perlu dijaga, dengan melakukan pencucian 2 kali dalam 1 tahun untuk mengindari
meningkatnya kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar
kotoran.Berdasarkanuraiandiatas,
penulistertarikuntuklebihmendalamidanmenuliskaryailmiahinidengan judul
”Pengaruh Waktu Inap Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki
TimbunTerhadap Asam Lemak Bebas (ALB) Di PT. Sarana Agro Nusantara”
1.2. Permasalahan
19
Pengaruh lama waktu inap CPO pada Storage Tank terhadap Kadar Asam Bebas
(ALB)
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh waktu inap CPO pada Storage Tank
terhadap Kadar Asam Lemak Bebas.
2. Untuk mengetahui persentase dari Asam Lemak Bebas.
1.4. Manfaat
1. Memberikan masukkan kepada pabrik, khususnya stasiun penimbunan
minyak (storage tank) tentang pengaruh waktu inap CPO terhadap Kadar
Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran.
2. Meningkatkan pencapaian sasaran mutu produk yang terbaik.