• Tidak ada hasil yang ditemukan

renstra dinas pendidikan terbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "renstra dinas pendidikan terbaru"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………..… i

Kata Pengantar ……….. ii

Daftar Isi ……….. iii

Daftar Lampiran ……….. v

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Landasan Hukum ………..… 3

1.3. Maksud danTujuan ………... 5

1.4. Sistematika Penulisan ………. 6

BAB. I I GAMBARAN PELAYANAN SKPD ……….. 8

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD ……… 8

2.2 Sumber Daya SKPD ………. 11

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD ………..….. 16

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD ………. 21

BAB. III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI … 26 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD. ………..……… 26

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ………. 48

3.3. Telahaan RenstraK/L dan Renstra Provins Kabupaten/Kota ………. 49

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. ………. 50

(2)

ii

BAB. IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 54

4.1 Visi dan Misi SKPD ………. 54

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ……… 56

4.3 Strategi dan Kebijakan ………. 57

BAB. V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF. ……… 59

5.1 Rencana dan Program ……… 59

5.2 Indikator Kinerja ……… 63

5.3 Kelompok Sasaran ……….. 64

5.4 Strategi Pembiayaan dan Pagu Indikatif ……….. 65

BAB. VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD. ……….. 67

(3)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I : Matriks Renstra Dinas Pendidikan……… ……….. 70

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatkan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, selanjutnya pada Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32, juga mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Sistem pendidikan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Untuk itu, perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(5)

Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan akan Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh pembangunan pendidikan dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Daerah (RPJMD) Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan Nasional R.I. 2009 – 2014 serta Rencana Strategis Dinas Pendidikan 2012-2017 ditujukan untuk lebih meningkatkan pembangunan pendidikan di Kota Payakumbuh di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing. Renstra Dinas Pendidikan tahun 2012- 2017 menjadi pedoman bagi semua Bidang pada Dinas Pendidikan dan tingkat satuan pendidikan dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi program dan kegiatan pendidikan.

Untuk lebih terarahnya pencapaian tujuan dari lembaga ini perlu adanya acuaan yang menjadi pedoman jangka menengah yang disebut dengan. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012–2017 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun. Perencanaan strategis ini menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, cara pencapaian tujuan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa mendatang.

Dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan mengacu kepada Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah (RPJMD) Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 dengan menjadikan RPJMD pedoman dalam upaya mengimplementasikan visi dan misi Walikota dan Wakil walikota Kota Payakumbuh terpilih periode 2012-2017. Renstra disusun secara sistematis, memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas Dinas Pendidikan dilengkapi dengan indikator pencapaiannya untuk mendukung pelaksanaan RPJMD Kota Payakumbuh.

(6)

bagaimana pengorganisasian program dan kegiatan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh.

1.2. Landasan Hukum

Landasan operasional yang meliputi ketentuan perundang-undangan yang berkaiatan dengan renstra SKPD sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4301).

2. Undang-Undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 104, Tambahan lembaran negara RI Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437). Sebagaiman telah diubah beberapa kali, terakhir denga Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Pemerintah Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional..

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota. (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82). Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737).

(7)

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah . (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21). Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817). 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan PP No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Nomor 16).

12. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2011, tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2011 Nomor 12);

13. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2011 Nomor 15);

14. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh. Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2010 – 2030 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 1);

15. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Payakumbuh Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 4);

(8)

17. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Payakumbuh Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 7);

18. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 04 Tahun 2013, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017 (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2013 Nomor 4);

19. Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas Eselon IV Pada Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh (Berita Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2011 Nomor 12 ); 1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari rencana Rencana Strategis Dinas Pendidkan yaitu tersusunya dokumen perencananan di bidang pendidikan untuk mengintegrasikan dan mensinergikan program/kegiatan SKPD serta arah pembangunan pendidikan yanag hendak dicapai kurun waktu 5 (lima ) tahun dalam upaya memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan yaitu :

1. Menjadi acuan bagi Dinas Pendidikan untuk membuat program dan kegiatan dalam kurun waktu 5 tahun .

2. Tersedianya pedoman dan acuan dalam penyusunan program dan pengendalian pelaksanaan pelayanan prima dan menyelenggarakan pendidikan.

3. Tertatanya aturan dan prosedur (rambu-rambu) pelayanan pendidikan untuk mendukung kepuasan masyarakat.

4. Tersedianya informasi, arah kebijakan dan perencanaan pembangunan bidang pendidikan yang akuntable, transparan, demokratis, efisien dan efektif pada masyarakat.

5. Terujudnya pelayanan prima dalam pelayanan pendidikan pada masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip good governance.

(9)

1.4. Sistimatika Penulisan

Rencana Strategis Dinas Pendidikan tahun 2012-2017 disusun dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No 8 Tahun 2008 tentang..dengan sistimatika penulisan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.2.Landasan Hukum 1.3.Maksud danTujuan 1.4.Sistematika Penulisan

BAB. I I GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD 2.2. Sumber Daya SKPD

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan SKPD

BAB. III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telahaan RenstraK/L dan Renstra ProvinsKabupaten/Kota 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis.

BAB. IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD

(10)

BAB. V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.

BAB. VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD.

(11)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PAYAKUMBUH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Tugas Pokok Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh adalah tugas pokok Kepala Dinas Pendidikan berdasarkan struktur organisasi dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Payakumbuh. Kepala Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok adalah membantu Walikota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pembantuan bidang pendidikan.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, mempunyai fungsi serta Struktur Orgnisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas dengan fungsinya :

a. Pengkoordinasian dan pengawasan tugas kesekretariatan Dinas

b. Pengkoordinasian perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian dan pengawasan tugas-tugas bidang.

c. Pengkoordinasian evaluasi kinerja dan penyusunan pelaporan tugas-tugas Dinas Pendidikan.

d. Pengkoordinasian perencanaan, penyelenggaraan, pengendalian dan pengawasan tugas-tugas sekretariatan dan bidang dengan prisip-prinsip pelayanan prima yang terhindar dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

2. Sekretaris

Mempunyai Tugas Pokok :

(12)

a. Pengkoordinasiaan tugas-tugas kedinasan dengan seluruh bidang di Dinas Pendidikan.

b. Penyelenggaraan tugas ketatausahaan dinas meliputi administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi umum dan perlengkapan.

c. Pengkoordinasian penyusunan program kerja dinas

d. Pengkoordinasian penyusunan rencana kerja tahunan dan rencana kerja dan anggaran.

e. Pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi kinerja dan pelaporan tugas-tugas Dinas sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

f. Sekretaris dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dibantu oleh

- Sub Bagian Kepegawaian

- Sub Bagian Keuangan

- Sub Bagian Umum & Perlengkapan

3. Bidang Kendali Program Mempunyai Tugas Pokok :

Menyusun program kerja dinas, melaksanakan pengendalian mutu pendidikan sesuai standar nasional serta melaksanakan monitoring dan evaluasi program kerja dinas

Mempunyai Fungsi :

a. Penyusunan program kerja dinas dan perencnaann teknis bidang.

b. Penyelenggara penyusunan dan pengembangan jaringan sistem informasi pendidikan.

c. Pelaksana pengendalian dan evaluasi proram kerja.

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja serta penyusunan laporan pelaksanaan program kerja dan evaluasi kinerja satuan kerja.

e. Pelaksanaan evaluasi terhadap tugas pokok dan fungsi, serta penyusunan dan penyampaian laporan hasil evaluasi.

(13)

- Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data

- Seksi Perencanaan Program

- Seksi Monitoring dan Evaluasi

4. Bidang Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Mempunyai Tugas Pokok :

Menyelenggarakan koordinasi pengembangan, sosialisasi kerangka dasar kurikulum, melaksanakan peningkatan kapasitas, sarana dan prasarana jenjang pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Mempunyai Fungsi :

a. Pelaksanaan koordinasi dan supervise pengembangan, sosialiasi kerangka dasar dan struktur kurikulum Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Dasar.

b. Pelaksanaan sosialisasi dan pemantauan pelaksanaan standar nasional Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Dasar.

c. Pelaksanaan peningkatan kapasitas serta sarana dan prasarana jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

d. Bidang Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Dasar dibantu oleh : - Seksi Kurikulum

- Seksi Peningkatan Kapasitas, Pendidikan Dasar dan Pendidikan khusus

- Seksi Peningkatan Sarana dan Prasarana TK, SD dan SLB

5. Bidang SMP, SMA dan SMK Mempunyai Tugas Pokok :

Menyelenggarakan koordinasi pengembangan, sosialisasi kerangka dasar kurikulum, melaksanakan peningkatan kapasitas, sarana dan prasarana jenjang pendidikan SMP, SMA dan SMK.

Mempunyai Fungsi :

a. Pelaksanaan koordinasi dan supervise pengembangan, sosialiasi kerangka dasar dan struktur kurikulum jenjang pendidikan SMP, SMA dan SMK.

(14)

c. Pelaksanaan peningkatan kapasitas serta sarana dan prasarana jenjang pendidikan SMP, SMA dan SMK.

Bidang SMP, SMA dan SMK dibantu oleh : - Seksi Kurikulum

- Seksi Peningkatan Kapasitas, SMP, SMA dan SMK

- Seksi Peningkatan Sarana dan Prasarana SMP, SMA dan SMK

6. Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal Mempunyai Tugas Pokok :

Melaksanakan pendataan, pemantauan dan pembinaan pendidikan non formal dan informal.

Mempunyai Fungsi :

a. Pelaksanaan pendataan dan pembinaan kelembagaan, kuantitas, kualitas, sarana dan prasarana pendidikan non formal dan informal.

b. Pemberian izin pendirian dan pencabutan satuan pendidikan dan pelaksanaan pemantauan kegiatan pendidikan non formal dan informal.

c. Pelaksanaan Pembinaan organisasi kesiswaan. Bidang Non Formal dan Informal dibantu oleh :

- Seksi Pendidikan Luar Sekolah

- Seksi Organisasi dan Kesiswaan

- Seksi Pembinaan PAUD dan Kelembagaan

2.2 Sumber Daya SKPD

Dalam menjalan tugas pokok dan fungsinya Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh didukung dengan sumberdaya yang ada sesuai dengan tugasnya masing-masing yaitu sumber daya aparatur dan sumber daya sarana dan prasarana.

(15)

Potensi aparatur pada Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh dibagi atas 2 kelompok jabatan yang terdiri :

1. Kelompok Jabatan Struktural, dan Fungsional Umum  Jumlah Pegawai yang ada : 54 orang  Jumlah Pegawai yang dibutuhkan : 72 orang

 Kekurangan pegawai : 18 orang

Dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jumlah Personil Dinas Pendidikan ( Struktural dan F. Umum ) Uraian Jml. Yg

Ada

Dibutuhkan Kurang Keterangan

Kepala 1 1

-Sekretaris 1 1

-Kabid 4 4

-Kasi/Kasubag/UPTD 21 21

-Staf 27 45 18

Jumlah 54 72 18

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012

Dari data yang ada, bisa dilihat Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh masih kekurangan personil terutama untuk jabatan staf/fungsional umum seperti operator program dan caraka. Tingginya tuntutan penggunaan teknologi dan akses online program dan pendataan pendidikan seperti pengelolaan Jardiknas, pengolahan Dapodik, tunjangan sertifikasi, pelaksanaan UKG dan system aplikasi lainnya mengharuskan tersedianya tenaga teknis yang menguasai sistem jaringan internet dan aplikasinya.

2. Tenaga Fungsional Guru dan Pengawas

Jumlah tenaga fungsional guru atau tenaga pendidik Kota Payakumbuh saat ini adalah ( kondisi 31 Desember 2012 ) :

(16)

ada kekurangan guru untuk Kota Payakumbuh, tetapi jika dibandingkan dengan rombel yang ada masih terdapat kekurangan guru kelas lebih kurang 6 orang

Guru SMP berjumlah 753 orang dengan murid sebanyak 8.467 orang dan rombel .. rasio guru dan murid 1:11 menunjukan jumlah guru untuk jenjang pendidikan SMP sudah mencukupi.

Guru SMA/SMK berjumlah 1.112 orang dengan jumlah murid 11.064 orang. Rasio guru dan murid 1:10 menunjukan ketersediaan guru SMA/SMK untuk Kota Payakumbuh cukup/telah memadai.

Berikut data jumlah murid, guru dan pengawas dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh :

Tabel 2.2

Jumlah Murid, Rombel, Guru dan Pengawas

Uraian Jml

Sekolah

Jml Murid

Rombel Jml. Guru Pengawas

TK/RA 50 2.018 160 313 2

SD/MI 74 17.198 613 1.006 6

SMP/MTs 21 8.467 288 753 6

SMA/MA/SMK 21 11.064 376 1.112 8

SLB 8 326 39 85 1

Jumlah 174 29.073 1.476 3.269 23

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh Tahun 2012

b. Potensi Sarana dan Prasarana

Disamping potensi sumber daya manusia dalam pelayanan kepada masyarakat juga didukung dengan potensi sarana dan prasarana berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan memiliki sumber daya dan ketersediaan kelembagaan

(17)

Tabel 2.3

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007 s.d 2012 Kota Payakumbuh

No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 73 73 73 73 74 74

1.2.

Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

12.083 12.177 12.270 14.388 14.388 16.585

1.3. Rasio 166 167 168 169 194 224

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 19 19 19 19 20 21

2.2.

Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

7.009 7.064 7.118 7.273 7.273 7.429

2.3. Rasio 369 372 375 377 364 353

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah gedung sekolah 19 19 19 19 20 21

3.2.

Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

7.942 8.001 8.065 6.563 6.563 7.594

3.3. Rasio 418 421 424 427 328 361

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

Tabel 2.4

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan Kota Payakumbuh

No Kecamatan

Utara 24 6.269 261 9 2.678 297 5 2.743 548

2 Payakumbuh

Barat 19 3.351 176 5 1.432 286 9 1.466 162

3 Payakumbuh

Timur 17 3.899 229 5 1.666 333 4 1.706 426

4 Payakumbuh

Selatan 6 1.282 213 0 548 0 1 561 561

5 Lamposi Tigo

Nagori 8 1.184 148 2 505 252 2 518 259

Jumlah 74 16.585 224 21 7.429 353 21 7.594 361

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

(18)

Tabel 2.5

Ketersediaan Sarana Prasarana Sekolah Tahun 2012

Uraian Ruang Kelas Mobiler

B RR RB B RR RB

TK/RA 143 19 3

SD/MI 549 44 12

SMP/MTs 245 22 32

SMA/MA/SMK 140 13 30

SLB 46 4 0

Jumlah 1224 155 77

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

Dari data menunjukan potensi sarana dan prasarana pendidikan Kota Payakumbuh cukup memenuhi kemampuan dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

 Sarana Prasarana Kantor 1. Gedung Kantor 2. Aula

3. Kendaraan operasiona 4. Peralatan Kerja

5. Sarana Penunjang lainnya

Tabel 2.6

Ketersediaan Sarana Prasarana dan Perlengkapan Kantor

Uraian Sarana Prasarana Keterangan

Jml Butuh Kurang

Gedung Kantor Diknas 1 1

-Gedung Kantor UPTD 3 3

-Aula 1 1

-Kend. operasionall Roda 2

Roda 4

2 5

3 40

1 35

Meja Kerja 70 72 2

Kursi Kerja 72 72

-Kursi Tamu 3 set 5 2

Laptop 3 10 7

Komputer (PC) 5 10 5

(19)

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja pelayanan SKPD adalah perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk mempertangungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi unit kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan awal Tahun Anggaran.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan mengunakan metode capaian pembanding kinerja sasaran, metode pembanding capaian kinerja (Performance Plant) yang di inginkan dengan Realisasi Kinerja (Performance Result) yang dicapai Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh.

Selanjutnya akan di lakukan Analisa terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (Performance Gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan pada masa yang akan datang metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak – pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan visi dan misi Dinas Pendidikan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja pelayanan Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh dilaksanakan dalam bentuk 13 kelompok pelayanan yang tergambar dalam Program Kerja Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh sebagai berikut :

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran  Jenis Pelayanan

Jenis pelayan administrasi perkantoran meliputi semua bentuk pelayanan administrasi pendukung kegiatan yang meliputi penatausahaan, pelayanan administrasi keuangan, pemeliharaan dan pengadaan perlengkapanan sarana prasarana kantor dan kegiatan administrasi umum lainnya.

 Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan berdasarkan system dan prosedur yang berlaku dalam pengelolaan administrasi Negara atau administrasi pemerintahan serta prosedur ketatausahaan dan tata kelola administrasi keuangan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(20)

Persyaratan pelayanan dalam pengelolaan administrasi perkantoran adalah melengkapi semua kelengkapan dan berkas administrasi yang disyaratkan dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan, penatausahaan dan pengelolaan keuangan Negara.

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur  Jenis Pelayanan

Meliputi pengadaan sarana dan prasarana aparatur yang terdiri dari pengadaan kendaraan dinas operasional berikut dengan pemeliharaannya, pengadaan dan perbaikan perlengkapan kantor, pemeliharaan serta rehabilitasi gedung kantor serta pengadaan sarana penunjang lainnya.

 Prosedur Pelayanan

Melakukan inventarisasi kebutuhan sarana prasarana, pengajuan usulan pengadaan dan perbaikan, persetujuan dan ditindak lanjuti dengan kegiatan pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana aparatur/kantor.

 Persyaratan Pelayanan

Data inventarisasi dan kebutuhan sarana prasarana aparatur 3. Peningkatan Disiplin Aparatur

 Jenis Pelayanan

Pelayanan disiplin aparatur berupa kegiatan pembinaan disiplin kerja dan pengadaan pakaian dinas aparatur yang bertujuan peningkatan kualitas kinerja dan disiplin aparatur itu sendiri.

 Prosedur Pelayanan

Pembinaan berkala, dan penyediaan kebutuhan pakaian dinas aparatur beserta perlengkapannya.

 Persyaratan Pelayanan

Laporan kinerja, data pegawai dan informasi kebutuhan peningkatan disiplin pegawai

4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

(21)

Urusan Wajib : Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kecerdasan dan keterampilan serta sikap manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka kualitas sumber daya manusia juga semakin tinggi. Pemerintah dalam setiap rencana pembangunan selalu menetapkan pendidikan sebagai salah satu urusan yang harus mendapat perhatian penting. Hal ini berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelegensia maupun skill yang mampu menunjang kebutuhan pada era sekarang ini.

Program pemerintah dalam jangka pendek adalah dengan meningkatkan tingkat partisipasi sekolah, sehingga diharapkan seluruh masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal.Tujuan akhir dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang.

5. Pendidikan Anak Usia Dini

Jenis pelayanan meliputi pembangunan sarana dan prasarana PAUD, Pengadaan alat peraga ( APE ) PAUD, Pelatihan Kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan PAUD, Pengembangan PAUD dan Penyelenggaraan PAUD

Tabel 2.7

Jumlah Lembaga, Siswa Dan Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tahun 2009 - 2012

No Lembaga PAUD Non Formal 2009 2010 2011 2012 1 Taman Penitipan Anak (TPA)

1.1. Jumlah Lembaga 20 20 25 17

1.2. Jumlah Pendidik (Orang) 70 75 95 56

1.3. Jumlah Peserta Didik Menurut Umur (Orang)

0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4

>4-6 0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4 >4-6

138 97 39 199 73 7 205 89 16 250 93 18

2 Kelompok Bermain (KB)

2.1. Jumlah Lembaga 40 52 71 72

2.2. Jumlah Pendidik (Orang) 190 202 215 161

2.3. Jumlah Peserta Didik Menurut Umur (Orang)

0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4

(22)

3 Satuan PAUD Sejenis (SPS)

3.1. Jumlah Lembaga 11 11 15 27

3.2. Jumlah Pendidik (Orang) 40 43 64 69

3.3 Jumlah Peserta Didik Menurut Umur (Orang)

0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4 >4-6th 0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4 >4-6th

172 182 40 73 149 129 125 285 166 320 244 674

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

Dari tabel di atas memperlihatkan perkembangan data PAUD Non Formal dari tahun 2009 dan tahun 2012, dimana jumlah TPA pada tahun 2009 adalah 20 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 199 orang, usia >2 - 4 tahun sebanyak 73 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 7 orang, pada Kelompok Bermain (KB) tahun 2009 jumlah lembaga 52 dengan peserta didik usia 1-2 tahun 334 orang, usia >2-4 tahun sebanyak 622 orang dan usia>4-6 tahun sebanyak 368 orang berikuynya pada Satuan PAUD Sejenis (SPS) tahun 2009 terdapat 8 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 62 orang, usia >2-4 tahun sebanyak 119 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 82 orang.

Pada tahun 2010 jumlah TPA adalah 20 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 199 orang dan usia >2-4 tahun sebanyak 73 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 7 orang, kemudian Kelompok Bermain (KB) tahun 2010 jumlah lembaga 52 dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 334 orang dan usia >2-4 tahun sebanyak 622 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 368 orang dan selanjutnya pada Satuan PAUD Sejenis (SPS) tahun 2010 terjadi kenaikan jumlah lembaga menjadi 8 dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 73 orang, usia >2-4 tahun sebanyak 149 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 129 orang.

Tabel 2.15

Perkembangan Data PAUD Formal (TK dan RA) Jumlah Lembaga, Murid,Guru Tahun 2007 s.d 2012 Kota Payakumbuh

No PAUD Formal Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah TK/RA ( Lembaga) 42 43 45 44 45 50

2. Jumlah Guru (Orang) 257 241 266 276 282 313

3. Jumlah Murid (Orang) 2.477 2.399 2.438 2.726 2.809 2.018

4. Jumlah Rombongan Belajar 125 137 139 154 163 160

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

(23)

jumlah TK/RA pada tahun 2007 adalah 42 menjadi 44 lembaga di tahun 2010, tahun 2011 menjadi 45 lembaga, tahun 2012 menjadi 50 lembaga jumlah guru tahun 2007 sebanyak 257 orang dan tahun 2010 menjadi 276 orang kemudian diperkirakan tahun 2011 menjadi 282 orang,dan tahun 2012 menjadi 313 orang berikutnya jumlah murid tahun 2007 adalah 2.477 orang menjadi 2.726 orang di tahun 2010, tahun 2011 menjadi 2.809 tahun 2012 menjadi 2.018 orang selanjutnya jumlah rombongan belajar tahun 2007 adalah 125 menjadi 154 di tahun 2010 dan diperkirakan tahun 2011 menjadi 163 rombongan belajar, sedangkan di tahun 2012 menjadi 160 rombongan belajar

6. Penuntasan wajib belajar Dikdas

Jenis pelayanan wajib belajar Dikdas meliputi pengadaan sarana prasarana, rehab berat/sedang, pengadaan buku-buku teks dan peningkatan mutu kapasitas, akses pelayanan dan pemerataan pendidikan dasar

7. Pendidikan Menengah

Jenis pelayanan pendidikan menengah meliputi pengadaan sarana prasarana, rehab berat/sedang, pengadaan buku-buku teks dan peningkatan mutu kapasitas, akses pelayanan dan pemerataan pendidikan menengah termasuk peningkatan daya saing lulusan dalam menghadapi dunia kerja bagi lulusan SMK.

8. Pendidikan Non Formal

Jenis layanan pendidikan non formal disamping meningkatan sarana prasarana, kualitas layanan pendidikan non formal juga peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pelatihan keterampilan hidup dan berusaha.

9. Pendidikan Luar Biasa

Pelayanan pendidikan berupa pemerataan akses pelayanan pendidikan luar biasa diikuti dengan perluasan akses pendidikan inklusi di sekolah umum disetiap satuan pendidikan

10. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(24)

kependidikan, Pelaksanaan dan pengelolaan sertifikasi guru, dan Pengembangan system perencanaan dan pengelolaan BOS.

11. Manajemen Pelayanan Pendidikan

Meliputi pelayanan evaluasi kinerja bidang pendidikan, pelaksanaan kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan, Pembinaa Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

12. Pengembangan kebijakan dan manajemen olahraga

Terdiri dari Pelaksanaan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olah raga, Peningkatan mutu organisasi dan tenaga keolahragaan, Pelaksanaan turnamen ISSB Kota Payakumbuh

13. Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Jenis pelayanan terdiri dari pengembangan minat dan budaya baca masyarakat, pembinaan dan pengembangan TBM dan perpustakaan. Prosedur dan persyaratan pelayanan diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, juklak dan juknis yenag telah ditetapkan, regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan persyaratan administrasi dan data.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dalam rangka pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan dilakukan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Analisa dilakukan terhadap faktor-faktor kunci dari Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dan misi SKPD secara efektf dan efisien.

Analisis Lingkungan Internal

6. Kekuatan (strengths)

 Regulasi yang menjadi payung hukum keberaan Dinas Pendidikan  Dukungan dari sumber daya manusia dan personil lainnya

profesional

(25)

 Perhatian yang sangat dari Pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan pendidikan

 Dukungan/alokasi dana yang besar untuk pelaksanaan program kerja melalui, APBD dan APBN

7. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan yang dirasakan adalah sebagai berikut:

 Jumlah SDM/personil yang terbatas terutama untuk tenaga teknis dan staf pelaksana

 Lemahnya sinergi antara regulasi yang ditetapkan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah

 Intergitas dan kualitas pelayanan aparatur dilingkungan Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh masih rendah

 Lemahnya pemahaman personil dalam pengelolaan administrasi pemerintahan dan manajemen

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal yang memberikan pengaruh dalam penyusuanan rencana straegis ini adalah sebagai berikut:

1. Peluang (Opportunities)

 Tingkat kepedulian masyarakat yang cukup tinggi terhadap pendidikan

 Dukungan stakeholder dan swasta dalam pengembangan pendidikan  Berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal  Berkembangan teknologi, informasi dan komunikasi

 Antusias pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan pendidikan berkarakter ( berahlak mulia ).

2. Ancaman (Threats)

 Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pelayanan dan kualitas pendidikan

 Era globalisasi menimbulkan pendidikan biaya tinggi

(26)

Strategi Analisa Strenght, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT)

Dari analisis internal dan eksternal di atas, strategi swot yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Optimalisasi kekuatan untuk memanfaatkan dukungan masyarakat untuk pengembangan akses dan pelayanan pendidikan

2. Pemanfaatan sumber daya manusia yang profesional dengan dukungan teknologi dan informasi guna peningkatan mutu, kualitas dan kesetaraan pelayanan pendidikan

3. Penggunaan alokasi dana yang cukup besar untuk perluasan akses pendidikan dan pembinaan lembaga pendidikan serta pembentukan karakter generasi bangsa.

Disamping hal tersebut, strategi mengoptimalkan kekuatan untuk mencegah dan mengatasi ancaman, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Membentuk regulasi yang jelas terhadap pelaksanaan sistem pendidikan

2. Menetapan standar pelayanan minimal, SOP dan meningkatkan indeks kepuasan masyarakat

3. Penggunaan alokasi dana jelas dan transparan untuk mencegah tingginya biaya pendidikan

Strategi mengurangi kelemahan untuk memanfaafkan peluang, dapat kita rinci sebagai berikut :

1. Mengantisipasi kekurangan ketersediaan sumber daya manusia dengan pemanfaatan IT.

2. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

3. Manfaat kontrol masyarakat untuk meningkatkan kinerja

(27)

1. Gunakan tuntutan masyarakat terhadap mutu dan kualitas pendidikan untuk meningkatkan integritas dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan

2. Pemanfaat era globalisasi dan TI untuk pembentukan karakter generasi muda dan peserta didik

3. Pemanfaat era globalisasi dan TI dalam mensinergikan regulasi antara pemerintah dan pemerintah daerah.

Berdasarkan analisis faktor eksternal, internal, potensi, dan permasalahan pendidikan dapat diidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan pendidikan lima tahun ke depan. Tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Melengkapi peraturan turunan yang diamanatkan undang-undang di bidang pendidikan;

2. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian sasaran-sasaran

Millenium Development Goals (MDGs), Education For All (EFA), dan

Education for Sustainable Development (EfSD);

3. Menjamin keberpihakan terhadap masyarakat miskin untuk memperoleh akses pendidikan bermutu seluas-luasnya pada semua satuan pendidikan;

4. Menerapkan Standar Nasional Pendidikan dengan menekankan keseimbangan antara olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olahraga; 5. Mengembangkan kebijakan pemberdayaan tenaga pendidik dan

kependidikan dengan memperhatikan profesionalisme;

6. Mempertahankan peningkatan kualitas pendidikan dalam upaya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) antargender dan antarwilayah;

7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan kejuruan/vokasi untuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing secara global;

8. Menghasilkan SDM kreatif melalui pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan ekonomi kreatif;

(28)

10. Mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk memperkuat dan memperluas penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka menengah;

11. Meningkatkan kemitraan yang sinergis dengan dunia usaha dan industri, organisasi masyarakat, dan organisasi profesi;

12. Meningkatkan koordinasi yang efektif dengan kementerian/lembaga lain dan pemerintah daerah;

13. Mengembangkan kebijakan yang mengintegrasikan muatan budi pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan; 14. Menjamin efektivitas pelaksanaan otonomisasi satuan pendidikan

termasuk penyelenggaraan Badan Hukum Pendidikan (BHP); 15. Memperbaiki dan meningkatkan kredibilitas sistem Ujian Nasional; 16. Mengembangkan kebijakan dalam penyelenggaraan parenting

education dan homeschooling;

17. Mengembangkan kebijakan dalam penyelenggaraan PAUD;

18. Memfasilitasi keberadaaan dan perkembangan pertumbuhan Perguruan Tinggi di Kota Payakumbuh;

(29)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1.Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kecerdasan dan keterampilan serta sikap manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka kualitas sumber daya manusia juga semakin tinggi. Pemerintah dalam setiap rencana pembangunan selalu menetapkan pendidikan sebagai salah satu urusan yang harus mendapat perhatian penting. Hal ini berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelegensia maupun skill yang mampu menunjang kebutuhan pada era sekarang ini.

Program pemerintah dalam jangka pendek adalah dengan meningkatkan tingkat partisipasi sekolah, sehingga diharapkan seluruh masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal. Tujuan akhir dari kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang.Untuk menggambarkan sejauh mana capaian dalam bidang pendidikan di Kota Payakumbuh digunakan berbagai indikator di bidang pendidikan sebagai berikut:

(30)

kemudian diikuti penyelesaian pemerataan kualitas pendidikan dan peningkatan daya beli masyarakat.

Untuk Kota Payakumbuh dapat dilihat Pencapaian Indek Pembangunan Manusia (IPM) selama periode 2009-2011 telah menempatkan Kota Payakumbuh pada poosisi nomor 4 di tingkat Sumatera Barat di bawah Kota Padang, Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang, meskipun secara umum terlihat bahwa posisi Kota Payakumbuh sudah lebih baik dari kondisi rata-rata Sumatera Barat. Secara singkat, dari perkembangan capaian IPM sudah mencerminkan kemajuan cukup berarti, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Perkembangan Pencapaian IPM, 2009-2011 Kota Payakumbuh

NO Kab/Kota 2009 2010 2011

1 Payakumbuh 75,37 75,81 76,29

Sumber Data :BPS Sumatera Barat Tahun 2011

b. Angka Melek Huruf

Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera. Kemampuan membaca dan menulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Kemampuan baca tulis (angka melek huruf) di Kota Payakumbuh pada tahun 2007 sebesar 98.6%, tahun 2008 sebesar 99.16%, tahun 2009 sebesar 99.17%, tahun 2010 sebesar 99.5%, tahun 2011 sebesar 99.58% dan tahun 2012 sebesar 99,6%.

(31)

Tabel 3. 2

Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Payakumbuh Tahun 2007 s/d 2012

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk usia

diatas 15 tahun yang bisa

membaca dan menulis

2 Jumlah penduduk usia 15

tahun keatas

3 Angka melek huruf (%) 98.6 99.16 99.17 99.5 99.58 99,6

Sumber Data: BPS Sumatera Barat Tahun 2011

c. Angka Rata-rata Lama Sekolah

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, kemungkinanuntuk memperoleh pekerjaan semakin besar sehingga tingkat kesejahteraan diharapkan semakin meningkat. Sedangkan pengaruh tidak langsung, akan terlihat dari pola pikir masyarakat. Semakin tinggi jenjangpendidikan yang ditamatkannya, maka cara berpikir mereka akan lebih maju sehingga lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tingginya kebutuhan pasar mengenai sumber daya manusia yang mempunyai kualitas pendidikan yang lebih tinggi, membuat masyarakat semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

Hal ini dapat dilihat berapa lama seseorang dalam menempuh pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang merupakan cerminan kualitas penduduk. Untuk Kota Payakumbuh rata-rata lama sekolah penduduk yang berumur 15 tahun keatas tahun 2007 sampai tahun 2011 berkisar 9.72. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh baru sampai level Sekolah Lanjutan Atas.

(32)

8,75, hal ini berarti rata-rata lama sekolah penduduk Sumatera Barat baru sampai level sekolah menengah pertama.

Sementara output dari pencapaian pemerataan pendidikan adalah semakin tingginya tingkat rata-rata lama sekolah. Target pencapaian lama sekolah penduduk adalah selama 10,75 tahun, dan diharapkan dapat dicapai tahun 2015. Hasil analisa angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Payakumbuh dari tahun 2006-2011, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3

Rata-Rata Lama Sekolah di Kota PayakumbuhTahun 2006 s.d 2011

Kota 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Payakumbuh 9.04 9.07 9.27 9.66 9,66 9,72

Sumber : BPS Sumatera Barat Tahun 2011

d. Angka Partisipasi Kasar

(33)

Pada Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs tahun 2007 sebesar 107,68%, tahun 2008 sebesar 108,11%, tahun 2009 sebesar 113,5%, tahun 2010 sebesar 111,59%, tahun 2011 sebesar 108,87%, dan tahun 2012 sebesar 112,79% perkembangan naik turunnya APK disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13-15 juga tidak sama besarannya.

Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK tahun 2007 sebesar 108,13%, tahun 2008 sebesar 113,30%, tahun 2009 sebesar 119,14%, tahun 2010 sebesar 120,17%, tahun 2011 sebesar 126,68%, dan tahun 2012 sebesar 130,08% kenaikan APK disebabkan pertambahan jumlah murid dari tahun ke tahun. Jika dilihat perkembangannya angka partisipasi kasar Kota Payakumbuh melebihi 100%, hal ini disebabkan karena banyaknya penduduk usia sekolah dari daerah lain yang bersekolah di Kota Payakumbuh. Jika dibandingkan dengan APK Provinsi Sumatera Barat tahun 2011, khususnya APK tingkat SMA/MA/SMK yang berada pada angka 67,42% Kota Payakumbuh sudah berada jauh lebih tinggi dari angka APK Provinsi Sumatera Barat tersebut, hal ini dapat diindikasikan sebagai telah terlayaninya dengan baik penduduk usia sekolah kota Payakumbuh di semua jenjang pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat menjangkau seluruh anak usia sekolah, termasuk anak usia sekolah pada daerah terisolir, anak marjinal/anak jalanan baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian aksesibilitas diperlihatkan dari seberapa tinggi pencapaian APK/APM dan rata-rata lama bersekolah. Target MDGs di bidang pendidikan, mengharapkan seluruh anak usia sekolah mesti tertampung melalui sistem pendidikan yang ada.

(34)

Tabel 3.4

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2007 s.d 2012

Kota Payakumbuh

NO Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. jumlah murid SD/MI 15.358 15.468 15.671 16.069 16.992 17.198

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

12.083 12.177 12.270 12.490 12.714 12.942

1.3. APK SD/MI 127,10 127,03 127,72 128,65 133,65 133

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid

SMP/MTs 7.547 7.637 8.079 8.085 8.029 8.467

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

7.009 7.064 7.118 7.245 7.375 7.507

2.3. APK SMP/MTs 107,68 108,11 113,50 111,59 108,87 112,79

3 SMA/MA/SMK

3.1.

jumlah murid

SMA/MA/SMK 8.588 9.065 9.609 9.865 10,585 11,064

3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

7,942 8.001 8.065 8.209 8.356 8.506

3.3. APK

SMA/MA/SMK 108,13 113,30 119,14 120,17 126,68 130,08

Sumber Data : Dinas PendidikanKota Payakumbuh 2012

e. Angka Partisipasi Murni

Untuk SD/MI APM tahun 2007 sebesar 110,52%, tahun 2008 sebesar 111,69%, tahun 2009 sebesar 111,54%, tahun 2010 sebesar 113,74% tahun 2011 sebesar 113,97%, dan tahun 2012 turun menjadi 117,81% naiknya APM disebabkan pertambahan jumlah murid usia 7 - 12 tahun sebanding dengan pertumbuhan penduduk 7-12 tahun.

(35)

2012 sebesar 83,63 naik turunnya APM disebabkan pertambahan jumlah murid dan pertambahan jumlah penduduk usia 13 - 15 tahun tidak sama besarnya.

Berikutnya Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK tahun 2007 sebesar 84,87%, tahun 2008 sebesar 87,34%, tahun 2009 sebesar 89,92%, tahun 2010 sebesar 92,81%, tahun 2011 sebesar 94,69%, dan tahun 2012 sebesar 100,72% kenaikan APM disebabkan bertambahnya jumlah siswa setiap tahunnya. Perkembangan Angka Partisipasi Murni tahun 2007 sampai tahun 2012 dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini,

Tabel 3.5

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2007 s.d 2012

Kota Payakumbuh

NO Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. jumlah murid SD/MI

usia 7-12 tahun 13.354 13.600 13.686 14.206 14.490 15.246

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

12.083 12.177 12.270 12.490 12.714 12.942

1.3. APM SD/MI 110,52 111,69 111,54 113,74 113,97 117,80

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid SMP/MTs usia 13-15 tahun

5.698 5.693 6.374 6.599 6.899 6.277

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

7.009 7.064 7.118 7.245 7.375

7.507

2.3. APM SMP/MTs 81,30 80,59 89,55 91,08 93.55 83,62

3 SMA/MA/SMK

3.1. jumlah murid

SMA/MA/SMK usia 16-18 tahun

6.740 6.988 7.252 7.619 7.912 8.567

3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

7,942 8.001 8.065 8.209 8.356 8.506

3.3.

APM

SMA/MA/SMK 84,87 87,34 89,92 92,81 94,69 100,72

(36)

f. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan

Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan semakin tinginya tuntuan kebutuhan pasar tenaga kerja akan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang lebih tinggi membuat masyarakat semakin bersaing dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Untuk mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun keatas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki pada tahun 2010 dan 2011, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6

Persentase Penduduk 10 tahun ke atasMenurut Ijazah Tertinggi yang

Dimiliki padaTahun 2010 dan 2011

No. Tingkat Pendidikan Persentase

2010 2011

1 Tidak punya ijazah 18.28 19.46

2 SD / MI 22.22 22.63

3 SLTP 20.84 19.22

4 SLTA 27.36 28.60

5 Akademi/Univ 11.28 10.10

Sumber Data: Susenas 2010-2011

Jika dilihat dari tingkat pendidikan yang telah ditamatkan pada tahun 2011, sekitar 22.63% penduduk menamatkan pendidikan Sekolah Dasar, sedangkan yang menamatkan pendidikan tinggi sekitar 10.10%. Sementara itu penduduk yang menamatkan SLTP (SMP/MTs) sekitar 19.22%. Bahkan masih ada penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah sekitar 19.46%. Dari data ini dapat disimpulkan sekitar 41.85% penduduk usia 10 tahun ke atas yang telah berhasil menamatkan pendidikan dasar (tingkat SLTP ke bawah).

g. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

(37)

Rasio ketersedian sekolah dengan penduduk usia 7-12 tahun pada tingkat SD/MI tahun 2007 adalah 1 : 166 orang yang artinya 1 sekolah melayani 166 orang penduduk usia 7-12 tahun, pada tahun 2008 sebesar 1 : 167 orang, tahun 2009 sebesar 1 : 171 orang, tahun 2010 sebesar 1 : 171 orang, tahun 2011 sebesar 1 : 172 orang dan tahun 2012 naik menjadi 175.

Ketersediaan sarana sekolah pada tingkat SMP/MTs dengan penduduk usia 13-15 tahun pada tahun 2007 adalah 1 : 369 orang yang artinya 1 sekolah melayani 369 orang penduduk usia 13-15 tahun, untuk tahun 2008 sebesar 1 : 372 orang, tahun 2009 sebesar 1 : 375 orang, tahun 2010 sebesar 1 : 381 orang tahun 2011 sebesar 1 : 369 orang dan tahun 2012 menjadi 357.

Pada tingkat SMA/SM/SMK ketersedian sarana sekolah yang melayani penduduk usia 16-18 tahun pada tahun 2007 adalah 1:418 orang yang artinya 1 sekolah melayani 418 orang penduduk 16 - 18 tahun, selanjutnya tahun 2008 sebesar 1 : 421 orang, tahun 2009 sebesar 1 : 424 orang, tahun 2010 sebesar 1 : 432 orang dan tahun 2011 sebesar 1 : 417 orang dan tahun 2012 sebesar 1:405..

Adapun ketersediaan sarana sekolah dapat dilihat perbandingannya pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.7

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007 s.d 2012 Kota Payakumbuh

No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung

sekolah 73 73 73 73 74 74

1.2.

Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

12.083 12.177 12.270 12.490 12.714 12.942

1.3. Rasio 166 167 168 171 172 175

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung

sekolah 19 19 19 19 20 21

2.2.

Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

7.009 7.064 7.118 7.245 7.375 7.507

2.3. Rasio 369 372 375 381 369 357

3 SMA/MA/SMK

3.1. Jumlah gedung

(38)

3.2.

Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

7,942 8.001 8.065 8.209 8.356 8.506

3.3. Rasio 418 421 424 432 317 405

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

h. Rasio Guru/Murid

Disamping ketersediaan sarana sekolah, ketersediaan guru sebagai tenaga pengajar merupakan faktor pedukung dalam peningkatan kualitas pendidikan. Tahun 2007 rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SD/MI adalah 16 orang yang artinya 1 guru melayani 16 murid sampai tahun 2010 dan tahun 2011, 1 guru melayani 17 murid dan tahun 2012, 1 guru melayani 17 murid.

Rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SMP/MTs pada tahun 2007 adalah 11, sampai tahun 2012 rasio jumlah guru dengan murid sama. Pada tingkat SMA/MA/SMK rasio guru dengan murid pada tahun 2007 adalah 8, tahun 2008 sampai tahun 2010 rasio 9 tahun 2011 dan 2012 rasionya sama yaitu 10.

Perkembangan perbandingan jumlah guru dengan murid dapat dilihat perbandingannya pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.8

Rasio Guru dan Murid Tahun 2007 - 2012

No Jenjang

Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah Guru (orang) 959 969 976 976 1.027 1.006

1.2. Jumlah Murid

(orang) 15.358 15.468 15.671 16.069 16.922 17.198

1.3. Rasio (%) 16 16 16 16 16 17

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Guru (orang) 685 692 724 715 726 753

2.2. Jumlah Murid

(orang) 7.547 7.637 8.079 8.085 8.032 8.467

2.3. Rasio (%) 11 11 11 11 11 11

3 SMA/MA/SMK

(39)

3.2. Jumlah Murid

(orang) 8.588 9.065 9.609 9.865 10.585 11.064

3.3. Rasio (%) 8 9 9 9 10 10

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

Berdasarkan kecamatan rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SD/MI untuk kecamatan Payakumbuh Utara adalah 17, kecamatan Payakumbuh Barat adalah 17, kecamatan Payakumbuh Timur adalah 15, Kecamatan Payakumbuh Selatan adalah 17 dan kecamatan Lampasi Tigo Nagori rasio jumlah guru dengan murid adalah 13.

Rasio jumlah guru dengan murid pada tingkat SMP/MTs pada tahun 2011 di kecamatan Payakumbuh Utara adalah 11, kecamatan Payakumbuh Barat adalah 12, kecamatan Payakumbuh Timur adalah 12, dan kecamatan Lampasi Tigo Nagori adalah 1.

Pada tingkat SMA/MA/SMK rasio jumlah guru dengan murid pada tahun 2011 di kecamatan Payakumbuh Utara adalah 11, kecamatan Payakumbuh Barat adalah 9, kecamatan Payakumbuh Timur adalah 9 dan kecamatan Lampasi Tigo Nagori adalah 5. Rasio jumlah guru dengan murid ditingkat pendidikan dasar dan menengah menurut kecamatan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.9

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2012 Menurut KecamatanKota Payakumbuh

2 Pyk Barat 261 4.635 17 217 2.658 12 498 5.404 10

3 Pyk

Jumlah 1.006 17.198 17 753 8.467 11 1.112 11.064 10

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

h. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

(40)

Non Formal yang dikelola kelurahan dengan SatuanPAUD Sejenis (SPS). Pada tabel di bawah ini dapat dilihat gambaran PAUD Non Formal.

Tabel 3.10

Jumlah Lembaga, Siswa Dan Tenaga Pendidik PAUD Non Formal Tahun 2009 - 2012

No Lembaga PAUD Non

Formal 2009 2010 2011 2012

1 Taman Penitipan Anak (TPA)

1.1. Jumlah Lembaga 20 20 25 17

1.2. Jumlah Pendidik

(Orang) 70 75 95 56

1.3. Jumlah Peserta Didik Menurut Umur (Orang)

6 0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4 >4-6 13

8 97 39 199 73 7 205 89 16 250 93 18

2 Kelompok Bermain (KB)

2.1. Jumlah Lembaga 40 52 71 72

2.2. Jumlah Pendidik

(Orang) 190 202 215 161

2.3. Jumlah Peserta Didik Menurut Umur (Orang)

6 0-2 >2-4 >4-6 0-2 >2-4 >4-6 25

0 159 150 334 622

26

8 424 635 421 430 325 241

3 Satuan PAUD Sejenis (SPS)

3.1. Jumlah Lembaga 11 11 15 27

3.2. Jumlah Pendidik

(Orang) 40 43 64 69

3.3 Jumlah Peserta Didik Menurut Umur (Orang)

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

Dari tabel di atas memperlihatkan perkembangan data PAUD Non Formal dari tahun 2009 dan tahun 2012, dimana jumlah TPA pada tahun 2009 adalah 20 lembaga dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 199 orang, usia >2 - 4 tahun sebanyak 73 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 7 orang, pada Kelompok Bermain (KB) tahun 2009 jumlah lembaga 52 dengan peserta didik usia 1-2 tahun 334 orang, usia >2-4 tahun sebanyak 622 orang dan usia>4-6 tahun sebanyak 368 orang berikuynya pada Satuan PAUD Sejenis (SPS) tahun 2009 terdapat 8lembaga dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 62 orang, usia >2-4 tahun sebanyak 119 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 82 orang.

(41)

>4-6 tahun sebanyak 7 orang, kemudian Kelompok Bermain (KB) tahun 2010 jumlah lembaga 52 dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 334 orang dan usia >2-4 tahun sebanyak 622 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 368 orang dan selanjutnya pada Satuan PAUD Sejenis (SPS) tahun 2010 terjadi kenaikan jumlah lembaga menjadi 8 dengan jumlah peserta didik usia 1-2 tahun 73 orang, usia >2-4 tahun sebanyak 149 orang dan usia >4-6 tahun sebanyak 129 orang.

Tabel 3.11

Perkembangan Data PAUD Formal (TK dan RA) Jumlah Lembaga,

Murid, Guru Tahun 2007 s.d 2012 Kota Payakumbuh

No PAUD Formal Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah TK/RA ( Lembaga) 42 43 45 44 45 50

2. Jumlah Guru (Orang) 257 241 266 276 282 313

3. Jumlah Murid (Orang) 2.477 2.399 2.438 2.726 2.809 2.018

4. Jumlah Rombongan Belajar 125 137 139 154 163 160

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

(42)

i. Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah menunjukkan jumlah dan persentase siswa untuk setiap tingkatan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK) yang tidak menyelesaikan pendidikannya.

Indikator angka putus sekolah adalah melihat efisiensi belajar dari siswa dapat dilihat pada tabel di atas yang menggambarkan seberapa besar angka putus sekolah pada setiap jenjang pendidikan.

Pada jenjang pendidikan SD/MI angka putus sekolah tahun 2007 sebesar 0,07 dan tahun berikutnya naik sampai menjadi 0,11% tahun 2010 dan tahun 2011 menjadi 0,04%, tahun 2012 menjadi 0,09% pada jenjang pendidikan SMP/MTs angka putus tahun 2007 sebesar 1,41% dan tahun terjadi penurunan hingga tahun 2010 menjadi 0,67% dan tahun 2011 sebesar 0,66%, tahun 2012 menjadi 0,88% berikutnya pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK angka putus sekolah 2007 sebesar 2,66% tahun berikutnya terjadi turun naik hingga tahun 2010 menjadi 2,12% dan tahun 2011 turun menjadi 2,06%, tahun 2012 menjadi 1,20%

Dari kondisi ini menunjukan pada pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA/SMK yang menggambarkan tingkat efisiennya lebih bagus, dikarenakan angka putus sekolah dari tahun ke tahun semakin kecil dibandingkan dengan jenjang pendidikan SD/MI yang angka putus sekolahnya semakin besar.

Tabel 3.12

Angka Putus Sekolah Berdasarkan

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2007 - 2012

No Jenjang

Pendidikan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah Murid

SD/MI (Orang) 14.914 15.216 15.492 16.069 16.922 17.198

1.2.

Jumlah Murid Putus Sekolah (Orang)

14 12 10 19 7 16

1.3. Persentase Angka

Putus Sekolah 0,09 0,07 0,06 0,11 0,04 0,09

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah Murid

(43)

No Jenjang Pendidikan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

2.2.

Jumlah Murid Putus Sekolah (Orang)

104 95 90 54 134 75

2.3. Persentase Angka

Putus Sekolah 1,78 1,33 1,19 0,66 1,66 0,88

3 SMA/MA/SMK

3.1.

Jumlah Murid SMA/MA/SMK (Orang)

8.588 8.878 9.150 9.865 10.585 11.064

3.2.

Jumlah Murid Putus Sekolah (Orang)

123 127 150 209 219 133

3.3. Persentase Angka

Putus Sekolah 1,43 1,43 1,63 2,11 2,06 1,20

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

j. Angka Kelulusan

Untuk melihat keberhasilan belajar dari siswa dapat dilihat pada tabel di atas yang menggambarkan tingkat kelulusan berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang pendidikan SD/MI lulusan pada tahun 2007 sebesar 100% dan tahun berikutnya terjadi turun naik sehingga tahun 2012 menjadi 100%, pada jenjang pendidikan SMP/MTs lulusan pada tahun 2007 sebesar 95,49% di tahun berikutnya juga terjadi turun naik dan tahun 2012 menjadi 97,70%, berikutnya pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK lulusan pada tahun 2007 sebesar 96,61% tahun berikutnya kondisi lulusan sampai tahun 2012 menjadi 99,48%.

Tabel 3.13

Angka Lulusan Siswa Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2007 - 2012

No Jenjang Pendidikan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Peserta UN (Orang) 2.066 2.295 2.282 2.163 2.148 2.394

1.2. Jumlah Lulusan (Orang) 2.029 2.285 2.282 2.162 2.148 2.394

1.3. Persentase Lulusan 98,20 99,56 100 99,95 100 100

2 SMP/MTs

2.1. Peserta UN (Orang) 2.083 2.227 2.362 2.385 2.585 2.525

(44)

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

k. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D.IV

Peningkatan mutu pendidikan dapatdilihat melihat kualifikasi guru dengan standar S1/D4 dari jumlah guru yang ada pada setiap jenjang pendidikan.Kondisi pada tahun 2011 pada jenjang pendidikan TK/RA dengan jumlah guru 278 orang yang memiliki kualifikasi S1/D4 sebanyak 27 orang dengan rasio 9,72% , jenjang pendidikan SD/MI jumlah guru 1.027 orang dengan kualifikasi S1/D4 sebanyak 590 orang dengan rasio 57.45%, jenis pendidikan SLB jumlah guru 75 orang dengan kualifikasi S1/D4 34 orang dengan rasio 45,34 %, jenjang pendidikan SMP/MTs jumlah guru 726 orang dengan kualifikasi S1/D4 sebanyak 588 orang dengan rasio 80.10% dan jenjang pendidikan SMA/MA/SMK jumlah guru 1.106 orang dengan kualifikasi S1/D4 sebanyak 1.005 orang dengan rasio 90.87%.

Perkembangan jumlah guru yang memenuhi kulaifikasi S1/D.IV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.14

Jumlah Guru Yang Berkualifikasi S1/D4 Menurut Jenjang Pendidikan

Tahun 2011 - 2012

No Jenjang Pendidikan Tahun 2011 Tahun 2012

1 TK/RA

1.1. Jumlah Guru (Orang) 278 313

1.2. Guru Berkualifikasi S1/D4 (Orang) 27 105

1.3. Rasio (%) 9,72 33,54

2 SD/MI

2.1. Jumlah Guru (Orang) 1.027 1.006

2.2. Guru Berkualifikasi (Orang) 590 626

2.3. Rasio (%) 57,45 62,22

2.3. Persentase Lulusan 95,96 97,84 87,89 72,20 96,28 97,70

3 SMA/MA/SMK

3.1. Peserta UN (Orang) 2.584 2.490 2.662 2.770 2.943 3.133

3.2. Jumlah Lulusan (Orang) 2.499 2.239 2.545 2.332 2.937 3.117

(45)

3 SLB

3.1. Jumlah Guru (Orang) 64 85

3.2. Guru Berkualifikasi (Orang) 34 66

3.3. Rasio (%) 77,64

4 SMP/MTs

4.1. Jumlah Guru (Orang) 726 753

4.2. Guru Berkualifikasi (Orang) 588 630

4.3. Rasio (%) 80,10 83,66

5 SMA/MA/SMK

5.1. Jumlah Guru (Orang) 1.106 1.112

5.2. Guru Berkualifikasi (Orang) 1005 1.002

5.3. Rasio (%) 90,87 90,11

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh

Untuk memperoleh tambahan kesejahteraan, guru berkualifikasi S1/D4 harus mendapatkan sertifikasi yang bertujuan untuk meningkatan mutu pendidikan yang lebih baik.Adapun kondisi guru yang memperoleh sertifikasi sejak tahun 2006 sampai tahun 2012 adalah pada jenjang pendidikan TK sampai tahun 2012 dengan jumlah guru 294 orang yang bersertifikasi 27 orang dengan rasio 20,07%, jenjang pendidikan SD tahun 2012 jumlah guru 961 orang yang bersertifikasi 450 orang dengan rasio 46,82%, jenjang pendidikan SLB tahun 2012 jumlah guru 85 orang yang bersertifikasi 40 orang dengan rasio 47,06%. jenjang pendidikan SMP tahun 2012 jumlah guru 553 orang yang bersertifikasi 338 orang dengan rasio 61,12%, jenjang pendidikan SMA tahun 2012 jumlah guru 382 orang yang bersertifikasi 255 orang dengan rasio 66,75%, jenjang pendidikan SMK tahun 2012 jumlah guru 550 orang yang bersertifikasi 321 orang dengan rasio 58,36%. Dan pada pengawas sekolah tahun 2012 dengan jumlah pengawas sekolah 24 orang yang bersertifikasi 24 orang dengan rasio 100 %.

(46)

Tabel 3.15

Jumlah Guru Yang Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan Tahun 2006 - 2011

No Jenjang

Pendidikan

Tahun

Total

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 TK

1.1. Jumlah Guru

(Orang) 192 257 241 266 274 294 294 294

1.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 0 2 0 3 5 14 27 51

1.3. Rasio (%) 0 0,78 0 1,13 1,83 4,77 10,62 20,07

2 SD

2.1. Jumlah Guru

(Orang) 845 919 935 877 947 972 961 961

2.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 12 73 20 41 117 113 81 450

2.3. Rasio (%) 1,42 7,95 2,14 4,68 12,36 11,63 8,42 46,82

3 SLB

3.1. Jumlah Guru

(Orang) 42 42 47 49 64 69 85 85

3.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 0 5 2 3 8 13 7 40

3.3. Rasio (%) 0 11,91 4,26 6,13 12,5 18,84 8,23 47,05

4 SMP

4.1. Jumlah Guru

(Orang) 509 517 531 536 519 522 553 553

4.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 6 51 34 54 112 65 26 338

4.3. Rasio (%) 1,18 9,87 6,41 10,08 21,58 12,46 4,70 61,12

5 SMA

5.1. Jumlah Guru

(Orang) 306 312 338 359 365 380 382 382

5.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 0 41 32 53 26 40 48 255

5.3. Rasio (%) 0 13,15 9,47 14,77 7,13 10,53 12,56 66,75

6 SMK

6.1. Jumlah Guru

(Orang) 521 502 543 518 526 530 550 550

6.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 0 46 57 80 35 64 45 321

6.3. Rasio (%) 0 9,17 10,50 15,45 6,66 12,08 8,18 58,36

7 Pengawas Sekolah

7.1. Jumlah Pengawas

(Orang) 12 12 12 12 18 18 24 24

7.2. Guru Bersertifikasi

(Orang) 0 1 1 9 1 2 0 24

73. Rasio (%) 0 8,34 8,34 75 5,56 11,12 0 100

(47)

l. Perkembangan Perguruan Tinggi di Payakumbuh

Payakumbuh juga memiliki delapan Perguruan Tinggi yang tersebar di lima kecamatan yang terus berkembang, data kedelapan perguruan tinggi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.16

Perguruan Tinggi di Kota Payakumbuh tahun 2011

No Nama Perguruan Tinggi Lokal Mahasiswa Dosen

1 Fakultas Pertanian Muhammadyah 5 85 33

2 STKIP Abdi Pendidikan 10 1.441 67

3 STT payakumbuh 13 418 33

4 STIT Payakumbuh 7 464 34

5 Akademi Kebidanan Widya Husada 9 385 38

6 STIH Putri Maharaja 3 120 22

7 UNAND Kampus II Payakumbuh 4 237 42

8 STAI Darul Qur’an 3 52 38

Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2012

Keberadaan perguruan tinggi ini diharapkan dapat memberikan dampak yang luas bagi masyarakat Payakumbuh (multiplier effect) baik dari segi peningkatan kualitas manusia, peningkatan taraf ekonomi dan sosial budaya.

Perguruan tinggi tidak hanya menampung mahasiswa yang berasal dari kota Payakumbuh tapi juga dari daerah lain seperti : kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Sinjunjung dan lainnya, sehingga hal ini juga menjadi peluang pengembangan ekonomi masyarakat kota Payakumbuh.

Gambar

Tabel 2.1Jumlah Personil Dinas Pendidikan ( Struktural dan F. Umum )
Tabel 2.2Jumlah Murid, Rombel, Guru dan Pengawas
Tabel 2.4
Tabel 2.5Ketersediaan Sarana Prasarana Sekolah Tahun 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di era globalisasi ini, segela aktifitas kita tidak terlepas dari yang namanya teknologi komunikasi dan informasi. Baik disaat kuliah ataupun bekerja. Dengan kemajuan ilmu

[r]

Pada penelitian ini akan dibuat aplikasi Persediaan Barang Menggunakan Microsft Access 2013 di Zahra Baby Shop Kabupaten Sumedang berdasarkan kode barang untuk

• Melalui penerapan model pembelajaran Discovery Learning dan studi literatur, peserta didik dapat menganalisis Menganalisis data perubahan lingkungan dan penyebab,

a) Variabel Harga Properti di Indonesia selama kuartalan pertama tahun 2010 sampai kuartalan keempat 2016 terus mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan sektor

Umumnya, nilai IV yang digunakan berbeda untuk setiap pesan yang dikirimkan, dan karena IV juga ikut dikirimkan bersama dengan pesan, maka proses dekripsi dapat dilakukan

Karakteristik LKS yang dihasilkan yaitu adanya suatu alat bantu berupa benda nyata (media manipulatif) yang dapat membantu siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu lembaga yaitu Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam memberikan layanan koseling krisis