32
Universitas Kristen Petra4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat PT. Jawa Pos
PT. Jawa Pos merupakan perusahaan penerbit surat kabar yang dengan surat ijin usaha nomor 069/SK/MENPEN/SIUPP/A7/1986. Perusahaan ini merupakan perusahaan penerbitan tertua di Jawa Timur, terbit tanggal 1 Juli 1949.
Pendiri sekaligus pemilik adalah Soeseno Tedjo dengan menggunakan nama PT.
Penerbitan Java Post. Pimpinan redaksinya adalah Goh Tjung Hok, yakni tahun 1949-1955. Dalam penerbitan surat kabarnya, perusahaan ini lebih dikenal dengan nama Java Pos Concern Ltd.
Java Pos pertama-tama dicetak di percetakan Agil, di jalan Mas Mansur Surabaya bulan April 1955. PT. Java Pos Concern Ltd membeli harian berbahasa Belanda ”De Vrije Pers” milik Vitgevers Maatcappij De Vrike Pers lengkap dengan percetakan koran yang terletak di jalan Kaliasin 52 Surabaya. Sejak saat itu PT. Java Pos dicetak di percetakan De Vrijr Pers dan sejak itulah PT. Java Pos Concern Ltd menerbitkan harian berbahasa Belanda ”De Vrije Pers”. Pada akhirnya harian ini dilarang terbit oleh pemerintahan RI yang pada waktu itu di pimpin oleh Bung Karno sedang gencar-gencarnya anti Belanda, sehingga hal-hal yang berbau Belanda diminta diganti. Harian berbahasa Belanda tersebut kemudian diganti dengan harian berbahasa Inggris dengan nama ”Indonesian Daily News”. Pada dekade 1970-an Jawa Post mengalami pasang surut.
Bersamaan dengan masuknya mesin-mesin cetak canggih yang memakai sistem
offset, sedangkan Jawa Pos masih menggunakan sistem lamanya yaitu sistem
fetter press. Sistem fetter press menggunakan unsur pokok timah, sehingga
mutunya kalah bersaing dengan perusahaan lainnya. Melihat kondisi seperti itu
maka pada tahun 1978 Jawa Pos mengganti sistem lamanya fetter press dengan
sistem offset. Sebenarnya potensi surat kabar di Jawa Timur sangat besar, akan
tetapi pertumbuhan yang dicapai Jawa Pos sangat lamban dan pemiliknya kurang
bergairah lagi karena faktor usia dan ketiga putra tidak satu pun tinggal di
Universitas Kristen Petra
Indonesia. Sekitar tahun 1982 oplah Jawa Pos menjadi 6,700 eksemplar setiap hari. Pelanggannya di Surabaya tinggal 2.000 orang, bahkan kantor pusatnya mengurusi lopernya sendiri dengan memperkerjakan 40 orang sebagai jasa loper.
Akhirnya The Chung Sen menyerahkan pengelolahan Jawa Pos kepada pengelola majalah mingguan Tempo yakni PT. Graffiti Pers pada tanggal 16 April 1982. Di bawah kepemimpinan baru dan cukup memiliki pengalaman dalam bidang media massa, Jawa Pos menunjukkan titik terang ke arah kemajuan. Pada tanggal 29 Mei 1985 PT. Java Pos Concer Ltd diganti menjadi PT. Jawa Pos.
Sistem manajemen yang lama diganti secar besar-besaran seperti pembagian tugas yang lebih nyata dan lebih profesional, segmen-segmen yang baru dan lebih up to date sehingga masyarakat lebih Jawa Timur menjadi lebih mengenal dan akrab terhadap Jawa Pos, dan sejak saat itu Jawa Pos menjadi surat kabar yang cukup diperhitungkan di Jawa Timur.
Jawa Pos edisi Surabaya beredar di daerah Kota Surabaya terbit dengan tiga seksi utama :
1. Jawa Pos (utama), berisi berita-berita utama, politik, ekonomi/bisnis, Jawa Timur, nasional, internasional, dan rubrik-rubtik tematik lainnya.
2. Metropolis, berisi berita Kota Surabaya dan sekitarnya, Deteksi (halaman untuk remaja, salah satunya berisi polling harian), hiburan, kesehatan, teknologi, dan rubrik-rubrik ”ringan lainnya serta rubrik mingguan.
3. Olahraga, berisi berita-berita olahraga, terutama ulasan mengenai sepak bola dan balap (Formula 1, MotoGP), seksi juga berisi ikla baris Jitu Jawa Pos.
4.2. Statistik Deskriptif 4.2.1. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan data yang diperoleh, responden dengan jenis kelamin pria sebesar 204 orang (51%), dan responden wanita berjumlah 196 orang(49%).
Sebanyak 107 responden pria orang membaca iklan jitu jawa pos lebih dari 2 kali,
sedangkan sebesar 85 orang responden wanita membaca sebanyak 2 kali. Hal ini
menggambarkan bahwa responden pria lebih sering membaca iklan jitu jawa pos
dibandingkan wanita.
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Frekuensi Membaca Iklan
Brp kali Total
>2 1 2
Pria 107 28 69 204
Jenis
Kelamin Wanita 71 40 85 196
Total 178 68 154 400
Sumber : Lampiran 3
4.2.2. Usia Responden
Usia responden yang mengisi kuesioner terbanyak adalah responden dengan usia bekisar 25-40 tahun, yaitu sebesar 253 orang (63.3%), dan usia 18-24 tahun sebesar 83 orang (20.8%) dan usia 40-60 sebesar 64 orang (16%). Sebanyak 113 orang respoden dengan usia 25-40 tahun membaca iklan jitu Jawa Pos sebanyak lebih dari 2 kali, 36 orang membaca iklan sebanyak 1 kali dan 104 orang responden membaca sebanyak 2 kali. Hal ini menujukkan bahwa responden yang berusia 25-40 tahun lebih banyak membaca iklan jitu Jawa Pos dibandingkan dengan usia responden lainnya.
Tabel 4.2. Tabulasi Silang antara Usia dengan Frekuensi Membaca Iklan Brp kali
>2 1 2 Total
18-24 28 26 29 83
25-40 113 36 104 253
Usia
25-60 37 6 21 64
Total 178 68 154 400
Sumber: Lampiran 3
4.2.3. Pekerjaan
Dari 400 responden, sebanyak 153 orang (38,3%) adalah berprofesi sebagai wiraswata, sebanyak 125 orang (31,3%) berprofesi pegawai swasta, sebanyak 59 orang (14,8%) berprofesi sebagai pegawai negri, 49 orang (12,3%) sebagai pelajar/mahasiswa, dan sisanya 14 orang (3.5%) berprofesi lain-lain.
Sebesar 73 orang responden membaca iklan jitu jawa pos berprofesi sebagai
wiraswasta, 58 orang berprofesi sebagai pegawai swasta, sedangkan untuk pelajar
atau mahasiswa kebanyakan hanya membaca 1 kali, dan sebanyak 27 orang
Universitas Kristen Petra
responden berprofesi sebagai pegawai negri membaca iklan lebih dari 2 kali. Hal ini menunjukkan bahwa iklan jitu Jawa Pos lebih banyak dibaca oleh masyarakat yang berprofesi sebagai wiraswasta.
Tabel 4.3. Tabulasi Silang antara Jenis Pekerjaan dengan Frekuensi Membaca Iklan
Brp kali Total
>2 1 2
Pekerjaan lain-lain 6 3 5 14
pegawai negri 27 8 24 59
pegawai swasta 58 18 49 125
pelajar/mahasiswa 14 19 16 49
wiraswasta 73 20 60 153
Total 178 68 154 400
Sumber: Lampiran 3
4.2.4. Wilayah
Berdasarkan pembagian sampel, maka didapatkan bahwa untuk wilayah
Surabaya Timur berjumlah 120 Orang (30%), Surabaya Selatan 104 Orang (26%),
Surabaya Pusat 48 Orang (12%), Surabaya Barat 60 Orang (15%), Surabaya Utara
68 orang (17%). Surabaya barat sebesar 28 orang responden membaca iklan jitu
Jawa Pos lebih dari 2 kali. Surabaya pusat sebesar 25 orang membaca iklan jitu
Jawa Pos lebih dari 2 kali. Surabaya selatan sebesar 46 orang membaca iklan jitu
Jawa Pos sebanyak 2 kali. Surabaya timur sebesar 52 orang membaca iklan jitu
Jawa Pos lebih dari 2 kali. Surabaya selatan sebesar 32 orang membaca iklan jitu
Jawa Pos membaca iklan jitu Jawa Pos lebih dari 2 kali. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Surabaya yang berada pada wilayah Surabaya timur lebih
banyak membaca iklan dibandingkan dengan masyarakat surabaya di wilayah
lainnya.
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Tabulasi Silang antara Wilayah dengan Frekuensi Membaca Iklan
Brp kali
>2 1 2 Total
Wilayah Surabaya barat 28 11 21 60
Surabaya pusat 25 5 15 45
Surabaya selatan 41 17 46 104
Surabaya timur 52 23 45 120
Surabaya utara 32 12 27 71
Total 178 68 154 400
Sumber: Lampiran 3
4.2.5. Frekuensi Membaca Iklan Jitu Jawa Pos
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat maka dapat di ketahui bahwa sebanyak 178 orang responden (44,5%) pernah membaca iklan Jitu Jawa Pos lebih dari 2 kali, dan 154 (38,5%) orang responden membaca sebanyak 2 kali sedangkan sisanya sebanyak 68 (17%) orang responden membaca 1 kali
Tabel 4.5. Tabel Frekuensi Responden Membaca Iklan Jitu Jawa Pos Frekuensi membaca iklan Jumlah Persentase
1 68 17%
2 154 38.5%
>2 178 44.5%
Total 400 100%
Sumber: data kuesioner, diolah
4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3.1. Uji Reliabilitas Variabel Y
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah hasil pengukuran relatif konsisten. Perumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho : Hasil pengukuran tidak konsisten
H
1: Hasil pengukuran konsisten
Universitas Kristen Petra
Reliabel 1
Tabel 4.6. Tabel Uji Reliabel Variabel Y (N=14)
Sumber: Lampiran 4
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
LT 46.5300 29.919 .172 .568
LB 46.4750 29.839 .183 .566
Hadap 47.9425 27.167 .326 .537
Jumlah Kmr 47.1425 29.205 .186 .566
BtkBang 47.3300 29.450 .161 .571
KondisiBhn 47.8750 26.466 .357 .529
Fasilitas 47.1700 27.690 .334 .538
Lokasi 46.8200 29.983 .159 .570
Legalitas 46.8025 29.472 .179 .567
Akses 47.2325 30.826 .005 .605
Jarak 47.5475 27.391 .326 .538
Harga 47.3125 27.383 .287 .545
Cont.Prs 46.9775 28.629 .201 .564
OpenHs 47.2750 28.220 .252 .553
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari 14 pertanyaan yang diajukan pada variabel Y, menghasilkan cronbach’s alfa kurang dari 0,60 (60%) yaitu 57.7%, sehingga ada pertanyaan yang harus dihilangkan agar cronbach’s alfa mencapai 0,60. Alternatif pertanyaan yang dihilangkan adalah pertanyaan
“akses”. Maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Cronbach’s alfa N
.577 14
Universitas Kristen Petra
Reliabel 2 (menghilangkan variable akses)
Tabel 4.7. Tabel Uji Reliabel Variabel Y (N=13)
Sumber: Lampiran 5
Setelah variabel pertanyaan “akses”dihilangkan maka cronbach’s alfa menjadi 0.605 sehingga variabel Y menjadi reliable dengan nilai cronbach’s alfa lebih besar dari 0.60 (Nunally)
4.3.2. Uji Validitas dan reliable varibel X1
Tabel 4.8. Tabel Uii Reliabel Variabel X1
Sumber: Lampiran 6
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item- Total Correlation
Kejelasan produk 8.2625 2.329 .577*
Kejelasan harga 8.2900 2.617 .585*
Kejelasan Followup-Mech 8.0525 2.852 .480*
* valid
Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan data diatas didapt bahwa Cronbach’s alfa untuk variabel X1 sebesar 0.724 lebih besar dari 0.6 yang menurut kriteria Nunnally bisa dikatakan reliable. Nilai r tabel dengan ketentuan df= 400-2 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka angka r tabel sebesar 0.098. setiap butir pertanyaan pada variabel X1 dinyatakan valid karena nilai Corrected Item-Total Corelationnya sudah lebih besar dari angka r tabel sebesar 0.098.
Cronbach’s alfa N .605 13
Cronbach’s alfa N
.724 3
Universitas Kristen Petra
4.3.3. Uji Validitas dan Reliabel Varibel X2
Tabel 4.9. Tabel Uii Reliabel Variabel X2 (N=5)
Sumber: Lampiran 7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Brand terbesar 15.6925 4.750 .417 .339
P'klpm harga 16.0450 5.241 .122 .553
P'klpm Lks 15.5350 5.698 .250 .451
Layout 15.7675 4.640 .401 .343
Jangkauan 15.5100 5.253 .208 .476
Sumber: Lampiran 7
Berdasarkan perhitungan statistik diatas dihasilkan cronbach’s alfa sebesar 0.492 < dari 0.60, sehingga variabel X2 masih belum dikatakan reliabel.
Oleh karena itu perlu dihilangkan beberapa pertanyaan dalam variabel X2 yang agar nilai cronbach’s alfa mencapai 60%. Pertanyaan yang dihilangkan adalah pertanyaan pengelompokan harga karena nilai corrected item-totel correlation (r) paling kecil. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10. Tabel Uii Reliabel Variabel X2 (N=4)
Cronbach's Alpha N
.553 4
Sumber: Lampiran 7
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlatio
n
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Brand terbesar 12.1000 3.298 .374 .451
P'klpm Lks 11.9425 4.175 .181 .588
Layout 12.1750 3.057 .411 .415
Jangkauan 11.9175 3.018 .389 .435
Cronbach’s alfa N
.492 5
Universitas Kristen Petra
Sumber: Lampiran 7
Hasil dari penghilangan butir pertanyaan pengelompokan harga cronbach’s alfa yang dihasilkan adalah 0.533 lebih kecil dari 0.60, maka butir-butir pertanyaan diatas tidak reliabel. Dilihat dari nilai r untuk pertanyaan pengelompokan lokasi yang paling kecil yaitu 0.181, maka butir pertanyaan tersebut harus dihilangkan.
Kemudian proses analisis dilakukan sekali lagi dengan cara yang sama sebagai berikut:
Tabel 4.11. Tabel Uii Reliabel Variabel X2 (N=3)
Cronbach's Alpha N
.588 3
Sumber: Lampiran 7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Brand terbesar 7.9975 2.383 .384 .507
Layout 8.0725 2.198 .409 .469
Jangkauan 7.8150 2.131 .399 .485
Sumber: Lampiran 7
Hasil dari proses analsis didapatkan nilai cronbach’s alfa 0.588. hasil tersebut masih kurang dari 0.60, maka butir-butir pertanyaan diatas masih belum reliabel.
Dilihat dari Cronbach’s alpa if item deleted, pengurangan butir pertanyaan tidak dapat meningkatkan nilai cronbach’s alfa sehingga tidak perlu adanya penghilangan pertanyaan lagi karena tidak dapat meningkatkan nilai cronbach’s alfa. Kesimpulannya adalah semua butir pertanyaan diatas tidak reliabel dan tidak dapat digunakan dalam model regresi.
4.3.4. Uji Validitas dan Reliabel Variabel X3
Tabel 4.12. Tabel Uii Reliabel Variabel X3 Cronbach’s alfa N
.596 2
Universitas Kristen Petra
Sumber: Lampiran 8
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
pendidikan 3.9825 .789 .425 .(a)
pengalaman 3.9075 .881 .425 .(a)
Sumber: Lampiran 8
Berdasarkan dara di atas dihasilkan nilai cronbach’s alfa sebesar 0.596 lebih kecil dari 0,60 sehingga variabel X3 juga tidak dapat dipergunakan sebagai variabel yang mempengaruhi variabel Y karena tidak reliabel. Nilai cronbach’s alfa if item deleted bernilai negatife sehingga tidak perlu dilakukan pengurangan butir pertanyaan karena tidak dapat meningkatkan nilai cronbach’s alfa.
Kesimpulannya variabel X3 (pembaca) tidak reliabel dan tidak dapat digunakan dalam model regresi.
4.4. Uji Normalitas
Tabel 4.13. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 400
Normal Parameters(a,b)
Mean
.0000000
Std. Deviation 5.97892531
Most Extreme Differences
Absolute
.037
Positive .037
Negative -.025
Kolmogorov-Smirnov Z .745
Asymp. Sig. (2-tailed) .636
Sumber: Lampiran 9
Berdasarkan nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.745 dan signifikan pada
0.636. hal ini bearti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
Universitas Kristen Petra
4.5. Regresi Linier
4.5.1. Koefisien Determinasi ( )
Tabel 4.14. Tabel Koefisen Detrminasi ( )
Sumber: Lampiran 9
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted adalah 0.052, hal ini berarti 5.2% efektifitas iklan dapat dijelaskan dari variabel X1, atau dengan kata lain besarnya pengaruh variabel isi iklan terhadap efektifitas iklan adalah 5.2% sedangkan sisanya yaitu 94.8% (100%-5.2%) dijelaskan oleh sebab- sebab yang lain diluar model regresi ini.
4.5.2. Uji ANOVA atau F Test dan T Test
Tabel 4.15. Tabel F Test
Sumber: Lampiran 9
F test dapat dihitung sebesar 22.952 dengan tingkat signifikan 0.000 (signifikan), karena probabilitas lebih kecil daripada 0.05, artinya ada hubungan linier antara variabel isi iklan dengan efektifitas iklan, maka variabel isi iklan memang mempengaruhi efektifitas iklan. Kesimpulannya model regresi di atas benar dan layak digunakan.
R R Square
.234 .055
Model F Sig.
1 Regression 22.952 .000(a)
Residual
Total
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16. Tabel T tes
Sumber: Lampiran 9
Pada t test dapat dilihat bahwa X1 berpengaruh signifikan terhadap efektifitas iklan (Y), yaitu 4.791 dengan signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan data diatas maka didapat model regresi sebagai berikut :
Y = 36.974 + 0.552(X1)
Kesimpulan yang dapat dibuat dari kasus di atas adalah:
¾ Hubungan antara isi iklan dengan efektifitas iklan sebesar 0.234 atau searah dan signifikan
¾ Pengaruh isi iklan terhadap penjualan sebesar 5.2%
¾ Pengaruh variabel lain diluar model sebesar 41.5%
¾ Kecenderungan efektifitas iklan secara umum mengalami kenaikan atau meningkat
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 36.974 1.440 25.670 .000
TOTALX1 .552 .115 .234 4.791 .000