• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDI DUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Syaiful Huda Anshori

NIM. 110500095

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2014

(2)

Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

Syaiful Huda Anshori 110500095

Manajemen Perkebunan Nama :

NIM : jurusan :

Progam studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Dosen pembimbing Rusmini, SP, MP Nip. 198111302008122202 Penguji I, Jamaluddin, SP. M. Si Nip. 197206122001121003 Penguji II, Nur Hidayat., SP. M. Sc Nip. 197210252001121001 Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat., SP. M. Sc Nip. 197210252001121001

(3)

melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Budiduta Agromakmur, Desa Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan timur hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Rusmini SP, MP selaku dosen pembimbing PKL. 2. Bapak Jamaludin, SP, M. Si selaku dosen penguji I PKL.

3. Bapak Nur Hidayat., SP, M. Sc selaku dosen penguji lI dan selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Bapak Saptanto Puguh Wardoyo selaku Pimpinan PT. Budi Duta Agromakmur. 5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. 6. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis

selama ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, namun semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis,

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 2

C. Hasil yang Diharapkan 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan 4

B. Manajemen Perusahaan 5

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) 1. Penunasan 7

2. Pemupukan 9

3. Pengendalian gulma secara kimia 11

4. Perawatan gawangan 12

5. Perawatan jalan dan jembatan 13

B. Panen dan Pengangkutan 1. Panen 15

2. Pengangkutan 17

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 20

B. Saran 20 DAFTAR PUSTAKA

(5)

1. Peta PT. Budi Duta Agromakmur 23 2. Struktur organisasi PT. Budi Duta Agromakmur 24 3. Dokumentasi kegiatan Praktek Kerja Lapang 25

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI. Sampai saat ini (tahun 2012) luas areal kelapa sawit baru mencapai 961.802 Ha yang terdiri dari 226.765 Ha sebagai tanaman plasma / rakyat, 17.237 Ha milik BUMN sebagai inti dan 717.825 Ha milik Perkebunan Besar Swasta.

Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 5.734.464 ton atau setara dengan 1.032.204 ton CPO (Crude Palm Oil) pada tahun 2012. Dari sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin pencadangan (ijin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak ± 330 perusahaan.

Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di Kabupaten Paser yang meliputi Kecamatan Kuaro, Long Ikis, Long Kali, Paser Belengkong dan Tanah Grogot, Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Waru dan Penajam), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan dan Kota Bangun), Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Muara Wahau, Kaliorang, Kongbeng), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Tanjung Isuy, Bongan), Kabupaten Berau (Kecamatan Tanjung Redeb, Talisayan, Lempake, Batu Putih), Kabupaten Nunukan (Kecamatan Nunukan, Lumbis dan Sebuku) sedangkan beberapa kecamatan lainnya masih dalam luasan terbatas (Anonim, 2013).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM)

(7)

yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para mahasiswa lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya tanaman perkebunan nantinya.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat lebih mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit. 2. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara penggunaan alat-alat dan

bahan yang digunakan di lapangan.

3. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan praktek langsung di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) antara lain :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mampu secara teknis melakukan kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan.

2. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil untuk di lapangan nantinya untuk penggunaan alat dan bahan dan prosedur kerja.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil, mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.

(8)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Lokasi perkebunan karet dan kelapa sawit PT. Budi Duta Agromakmur pada mulanya adalah lahan perkebunan karet dan kakao yang dibudidayakan oleh PT. Hasfram Product Ltd yang beroprasi sejak tahun 1976 memiliki luasan 5.520 ha untuk perkebunan kakao dan karet 5.000 ha di Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu Kabupaten Kutai Karta Negara, Kalimantan Timur.

Luasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Hasfram Product Ltd adalah seluas 11.913 ha dari luasan tersebut, 2.663 ha diantaranya diokupasi oleh masyarakat. Berdasarkan SK BPN No.1/HGU/BPN/1992, PT. Hasfram Product Ltd akhirnya mendapat ganti rugi atas tanah tersebut seluas 3.215,4 ha.

Pada tanggal 28 Mei 2007 PT. Budi Duta Agromakmur mengajukan mengajukan permohonan izin untuk usaha budidaya perkebunan. Pada tanggal 10 Agustus 2007 keluarlah SK Bupati Kutai Karta Negara Nomor : 503/54/SK-DISBUN KUKAR/VIII/2007 dengan perubahan nama PT. Hasfram Product Ltd menjadi PT. Budi Duta Agromakmur serta perubahan jenis tanaman komoditi coklat ke komoditi kelapa sawit, sesuai dengan SK Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara No : 504/221/kpts-Disbun Kukar/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004.

Berdasarkan SK Bupati Kutai Kartanegara nomor : 503/54/SK-DISBUN KUKAR/VI/2009 mengenai pemberian izin perubahan luas lahan dan jenis tanaman sprayerada PT. Budi Duta Agromakmur dengan luas tanaman karet 13.614,66 Ha dan luas tanaman kelapa sawit 1.512,74 ha.

(9)

Setelah perpanjangan HGU maka luas perkebunan karet seluas 11.333 ha dan perkebunan kelapa sawit yang akan di budidayakan adalah 1.512,74 ha. PT.Budi Duta Agromakmur berlokasi di Desa jahab, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara dengan total luasan areal 12.845,74 ha.

Untuk memperjelas gambar lokasi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran1.

B. Struktur manajemen kebun di PT. Budi Duta Agromakmur 1. Plantation Manager

Salah satu fungsi manager adalah memberikan motifasi kepada bawahannya. Dengan demikian motivasi yang benar maka bawahannya akan bersemangat dalam pencapaian prestasi memproleh hasil kerja. Tugas pokok seorang manager adalah menggerakkan serta mengkordinasi man, money, methode, manchine, dan market, yang meliput perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan bertanggung jawab terhadap kinerja suatu perusahaan.

2. Asisten Kebun

Asisten kebun bertugas membantu asisten kepala dalam mengelola divisinya untuk mengoptimalkan petensi tanaman terutama dalam mencapai produksi sesuai dengan target perusahaan.

3. Mandor Wilayah

Mandor wilayah bertugas membantu asisten untuk mengawasi dan memberikan arahan kepada para pekerja dalam kegiatan yang dilakukan di lapangan.

(10)

4. Karyawan Harian Tetap (KHT)

Karyawan yang berstatus resmi atau tetap yang mendapat tunjangan hidup.

5. Karyawan BHL (Buruh Harian Lepas)

Karyawan yang berstatus ketenaga kerjanya tidak terikat dengan kontrak kerja atau perjanjian kerja lainnya.

Untuk memperjelas susunan manajemen perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 2.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di PT. Budiduta Agromakmur

Desa : Jahab

Kecamatan : Tenggarong Kabupaten : Kutai Kartanegara Provinsi : Kalimantan Timur

Kegiatannya praktek kerja lapang (PKL) dimulai pada tanggal 03 Maret 2014 sampai dengan pada tanggal 03 Mei 2014.

(11)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perawatan tanaman menghasilkan (TM) 1. Pemangkasan

Pemangkasan daun pada kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta memudahkan pamanenan (Setyamidjaja, 2006)

a. Tujuan pemangkasan adalah sebagai berikut : 1) Menjaga keseimbangan pohon

2) Memudahkan penyerbukan

3) Memudahkan penilaian kematangan buah 4) Memudahkan saat melakukan pamanenan

5) Memudahkan masuknya penyinaran matahari untuk melakukan fotosintesis

b. Dasar teori

Pengertian dari pemangkasan atau disebut juga penunasan yaitu proses pembuangan daun-daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman salah satunya adalah kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan.

Pemangkasan pada tanaman kelapa sawit dilakukan sejak pada tanaman belum menghasilkan dan diteruskan hingga tanaman sudah menghasilkan dengan tujuan untuk mempengaruhi produksi dari kelapa sawit tersebut. Pemangkasan daun juga dapat

(12)

mengurangi bahaya pohon tumbang karena tiupan angin (Pahan,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : egrek, dodos, parang

Bahan : pelepah yang sudah tidak produktif dan melebihi songgo 2 d. Prosedur kerja

1) Mempersiapkan alat dan bahan

2) Menentukan blok yang akan dilakukan pemangkasan 3) Memotong pelepah yang sudah tidak produktif

4) Memotong pelepah harus rapat dengan batang pohon dan maksimal menyisakan 32 sampai 40 pelepah saja, (berdasarkan

Standart Operational Product perusahaan)

5) Pelepah yang sudah selesai dipangkas harus disusun di jalur pelepah atau jalur kotor

e. Hasil kerja

Mahasiswa selama melakukan pengawasan penunasan dengan karyawan berhasil menyelesaikan penunasan yaitu 2 ha, pekerja melakukan penunasan dari pagi sampai siang hari.

f. Pembahasan

Kegiatan penunasan bertujuan untuk memudahkan pekerjaan potong buah dan menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang. Proses pemotongan pelepah atau pemangkasan di lapangan berbeda dengan teori, di dalam teori mengharuskan menyisakan pelepah sebanyak 52, dan saat melakukan pemangkasan di

(13)

lapangan, hanya menyisakan sebanyak 30 sampai 42 pelepah mengikuti Standart Operational Product Perusahaan

Kegiatan pemangkasan dapat dilihat di Lampiran 3, gambar 1

2. Pemupukan

a. Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersedian unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman

b. Dasar teori

Pemupukan salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersedian unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman (Pahan, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir pupuk, gayung, ember, masker, sarung tangan

Bahan : Pupuk kieserite dengan kandungan MgO 27% dengan

dosis 1 kg per pokok tanaman dari analisa jaringan d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dipupuk, blok ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester

(14)

3) Pelaksanaan pemupukan

a) Mengangkut pupuk dari gudang menuju blok yang akan dilakukan pemupukan, pengangkutan menggunakan traktor langsir pupuk dan diecer di collection road (CR) blok yang akan dipupuk, pengeceran disesuaikan dengan sprayererluan pupuk perjalur tanaman

b) Dua orang membuka karung dan menakar pupuk serta memasukkan pupuk ke dalam ember dengan takaran masing-masing 15 kg pupuk kieserite .

c) Menabur pupuk secara merata mengelilingi piringan tanaman menggunakan gayung dengan jarak 30-40 cm dari batang pokok tanaman, setiap karyawan dalam sekali masuk dapat memupuk 15 pokok tanaman.

d) Membuat lubang tanam untuk kemiringan lahan yang melebihi 400

e. Hasil kerja

Pemupukan tanaman menghasilkan (TM) dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman untuk mendapatkan produksi yang maksimal, dari hasil kerja yang dilakukan mahasiswa dapat memupuk 100 tanaman kelapa sawit

f. Pembahasan

Pemupukan dilakukan berdasarkan rekomendasi dari perusahaan yang dilakukan dari analisa jaringan, praktek di lapangan sesuai dengan teori karena sesuai dengan kebutuhan tanaman akan

(15)

unsur hara. Pemupukan di lapangan dilakukan dengan mengikuti dosis pemupukan dari perusahaan yang melalui analisa jaringan. Kegiatan pemupukan dapat dilihat pada Lampiran 3, gambar 2

3. Pengendalian gulma secara kimia

a. Tujuan

Pengendalian gulma secara chemis bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma pada perkebunan kelapa sawit dan agar tidak terjadi persaingan unsur hara dengan tanaman.

b. Dasar teori

Pemberantasan gulma atau tanaman liar dalam arti sempit disebut penyiangan. Gulma yang tumbuh di sekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas sebab dapat merugikan tanaman pokok bahkan menurunkan produksi. Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetisi dalam memperoleh unsur hara.

(Fauzi, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat : Sprayer, masker, mantel, kaca mata, sarung tangan, wadah penakar

Bahan : Herbisida sistemik merk gempur dengan bahan aktif gliposat, dan herbisida sistemik merk Dakomin dengan

(16)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Menakar herbisida sistemik merk Gempur dengan kandungan gliposat sebanyak 100 ml dan herbisida merk Dakomin dengan kandungan dimetil amina sebanyak 10 ml per 15 L air.

3) Penyemprotan dilakukan di areal yang telah ditentukan

4) Penyemprotan dilakukan disekitar tanaman kelapa sawit dengan jarak 1,5 m dari tanaman atau di dalam piringan.

e. Hasil kerja

Penyemprotan dengan herbisida merk Gempur dan Dakomin mampu menekan pertumbuhan gulma pada tanaman kelapa sawit. Mahasiswa berhasil melakukan penyemprotan sebanyak 3 sprayer untuk 45 pohon.

f. Pembahasan

Pada pengendalian gulma secara kimia mahasiswa hanya dapat menyelesaikan 3 sprayer saja, sedangkan para karyawan dapat meyelesaikan target sebanyak 10 sprayer merek Solo, sedikitnya hasil penyemprotan dikarenakan kondisi jalan yang lereng dan belum terbiasa melakukan penyemprotan.

Kegiatan pengendalian gulma secara kimia dapat dilihat pada Lampiran 3, gambar 3

(17)

4. Perawatan gawangan (penebasan)

a. Tujuan

Untuk mengendalikan gulma yang ada di dalam gawangan untuk mempermudah dalam pengawasan, penyemprotan dan pemupukan

b. Dasar teori

Rawat gawangan bersifat selektif, selain kacangan, rumput liar di babat setinggi 30 cm dari permukaan tanah, rotasi babat gawangan 4 bulan sekali, babat gawangan tidak boleh bersamaan dengan dongkel anak kayu tapi harus bergantian, jika dongkelan efektif dilakukan maka babatan tidak diperlukan lagi (Rizsa, 2004) c. Alat dan bahan

Alat : parang dan arit

Bahan : gulma yang ada di lapangan d. Prosedur kerja

a) Menentukan blok yang akan dilakukan penebasan b) Menyiapkan alat yang akan digunakan

c) Melakukan pembersihan gawangan dan dalam setiap gawangan dilakukan oleh 2 orang pekerja

e. Hasil kerja

Dalam perawatan gawangan dilakukan 3 kali dalam setahun, perawatan gawangan dilakukan sebelum pelaksanaan panen untuk memudahkan pemanenan dan pengambilan brondolan

(18)

f. Pembahasan

Perawatan gawangan dilakukan untuk memaksimalkan pengendalian gulma yang ada di lapangan, terutama gulma berkayu, dikarenakan gulma berkayu resisten terhadap penyemprotan herbisida. Kegiatan perawatan gawangan dapat dilihat pada Lampiran 3, gambar 4

5. Perawatan jalan dan jembatan

a. Tujuan

Perawatan jalan dan jembatan dilakukan untuk memper pengangkutan hasil panen, akses karyawan, dan mempermudah kontrol kebun. Untuk perbaikan jalan hanya dilakukan apabila ada jalan yang sudah rusak

b. Alat dan bahan

Alat : Hammer (palu besar untuk memecah batu), cangkul, truk Bahan : batu dan tanah

c. Prosedur kerja

1) Mengangkut batu ke dalam truk secara manual

2) Kemudian menurunkan batu dari truk pada jalan yang rusak 3) Setelah batu diturunkan dari dalam truk, batu dipecah untuk

memperkecil ukuran

4) Kemudian menyusun batu dengan rapi dan menimbunnya dengan tanah

(19)

d. Hasil kerja

Mahasiswa dalam pengawasan perbaikan jalan dengan karyawan berhasil menyelesaikan perbaikan jalan sepanjang 500 m di jalan utama.

e. Pembahasan

Perawatan jalan di PT. Budi Duta Agromakmur hanya dilakukan pada jalan utama, apabila kondisi jalan kurang baik dapat memperlambat dalam pengangkutan buah kelapa sawit dan tranportasi untuk karyawan juga terhambat, oleh karena itu perawatan jalan hanya dilakukan apabila ada jalan yang rusak. Untuk perawatan collection road dan pasar pikul di lakukan bersama saat melaksanakan prunning.

B. Panen dan Pengangkutan

1. Panen

a. Tujuan

kegiatan panen bertujuan untuk memperoleh tandan buah segar (TBS) dengan tingkat kematangan yang optimal, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan dari tanaman yang diusahakan.

b. Dasar teori

Panen adalah urutan kegiatan yang meliputi pemotongan tandan buah segar, pengutipan brondolan, pemotongan dan penyusun pelepah serta pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondolan ke tempat penumpukan hasil. Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan

(20)

ketentuan panen mencakup rotasi panen, kriteria kematangan panen, persentase matang dan presentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Fadli dkk, 2006).

c. Alat dan bahan yang digunakan

Alat : Egrek dengan ukuran 15 m, gancu, tombak, gerobak, Bahan : Tandan buah segar kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Pemanen memasuki blok yang akan dipanen dan berjalan di baris tanaman sambil memperhatikan setiap pohon yang akan dipanen dan mengamati jumlah brondolan yang jatuh di tanah, dan terkadang tersangkut di ketiak pelepah.

2) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah dengan menyisakan songgo 2 dan menyusun pelepah di gawangan kotor.

3) Kemudian pemanen memotong buah yang telah matang dengan menggunakan egrek, setelah itu buah diletakkan di pasar pikul. Pemanen diikuti oleh pembrondol yang mengambil brondolan yang jatuh di piringan pohon dan di ketiak pelepah.

4) Setelah pemanen selesai melakukan pemanenan pada setiap blok yang dipanen, pemanen mulai mengeluarkan buah menggunakan kereta dorong.

5) Buah yang telah dipanen dikumpulkan di pinggir jalan dan disusun 5 tandan perbaris menghadap ke jalan. Apabila ada tangkai buah yang terlalu panjang dipotong sampai rapat dengan buah.

(21)

6) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen, untuk mempermudah pencatatan panen.

e. Hasil kerja

Mahasiswa melakukan pengawasan dan pemanenan dengan target kerja 1 bulan 2 kali dalam 1 blok dengan jumlah karyawan 15 orang.

f. Pembahasan

Selama melakukan pengawasan waktu panen, pemanen banyak yang tidak terlalu memperhatikan tingkat kematangan buah seperti buah yang kurang matang dan terlalu matang, dikarenakan para pekerja banyak yang mengejar target.

Tingkat kuantitas dan kualitas minyak dalam tandan tergantung tingkat kematangan buah saat dilakukan pamanenan, kegiatan panen harus bertujuan memproduksi tandan buah segar (TBS) dengan kematangan yang optimal dan mempunyai harga jual yang tinggi. Criteria panen dapa dilihat pada Lampiran 3, gambar 7

2. Pengangkutan

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut sesegera mungkin tandan beserta brondolanya untuk diolah di pabrik, sehingga buah tidak restan (tidak bermalam).

b. Dasar teori

Pengangkutan buah dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan

(22)

pengolahan, karena sifat pengoprasiannya merupakan 3 sub system induk yaitu Panen-Angkut-olah. Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena jika buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun

(Anonim, 1995 dalam Kurniawan, 2011).

Pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke pabrik kelapa sawit (PKS) bisa dilakukan dengan 2 sistem, yaitu :

1) pengangkutan dengan kendaran kebun yaitu pengangkutan TBS diawasi dan dilaksanakan asisten oleh kebun.

2) pengangkutan oleh pemborong, yaitu pengangkutan TBS dilaksanakan oleh kontraktor yang mana biaya angkut dihitung berdasarkan harga perkilo gram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di pabrik kelapa sawit (PKS)

(Anonim, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : Traktor langsir buah, truk angkut buah, jaring pengamatan buah, alat tulis dan timbangan.

Bahan : Tandan buah segar (TBS) yang ada di tempat pengumpulan hasil (TPH).

d. Prosedur kerja

a) Melakukan pencatatan jumlah TBS setiap TPH, sekaligus penimbangan buah untuk sampel berat tandan rata-rata yang berfungsi untuk pembuatan surat pengantar buah dan pemesanan alat angkut.

(23)

b) Mempersiakan alat angkut yang jumlahnya disesuaikan dengan hasil panen dalam 1 ton.

c) Melangsir buah menggunakan traktor menuju TPH pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki dengan truk.

e. Hasil kerja

Mahasiswa melakukan pengawasan penimbangan dan pemuatan TBS untuk diangkut ke pabrik. Pengawasan dilakukan bersama asisten lapangan dengan target kerja 1 hari.

f. Pembahasan

Pengangkutan buah kelapa sawit dilakukan 2 hari sekali, karena perusahaan tidak memiliki pabrik sendiri sehingga TBS biasanya diangkut menuju pabrik di PT. Jaya Mandiri Sukses di Kecamatan Prian Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

(24)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di perusahaan perkebunan PT. Budi Duta Agromakmur dapat disimpulkan bahwa :

1. Mahasiswa sudah lebih mengetahui pemeliharaan kelapa sawit (pemangkasan, pemupukan, pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, perawatan jalan dan jembatan).

2. Untuk perbandingan antara teori dan praktek di lapangan cukup jauh berbeda, dikarenakan di lapangan lebih memilih cara kerja yang lebih praktis dan tidak terlalu memakan banyak biaya dan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.

3. Mahasiswa sudah cukup memahami bagaimana cara kerja dan penggunaan alat yang ada di lapangan khususnya pada pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa sawit.

B. Saran-saran

1. Untuk peningkatan mutu PKL

a. Sebaiknya ada ikatan kerjasama antara PS. BTP dengan perusahaan perkebunan khususnya sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari lokasi PKL.

b. Mengatur jadwal kegiatan praktek secara teratur, sehingga mahasiswa dapat praktek secara terorganisir

c. Membentuk tim survey untuk memonitoring kegiatan mahasiswa di tempat PKL.

(25)

2. Untuk perusahaan

a. Perlu melakukan penambahan jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan di lapangan, dan juga diperlukan pelatihan agar para pekerja tidak bekerja sembarangan, dan perusahaan dapat mencapai target.

b. Efektivitas dan efisiensi penggunaan tenaga kerja masih harus ditingkatkan melalui pengadaan sarana penunjang kerja seperti ditambahnya sarana angkutan untuk barang dan pekerja.

c. Masih terdapat kekurangan untuk tenaga kerja yang terampil di lapangan yang mengakibatkan tidak tercapainya target hasil kerja dan rotasinya secara sempurna sehingga secara kualitas dan kuantitas hasil kerja masih belum tercapai.

d. Perlu adanya penyuluh perkebunan agar dapat menarik minat dan perhatian masyarakat setempat untuk mau bekerja sama dengan pihak perusahaan sesuai dengan kesepakatan dan tidak ada lagi sengketa tanah dengan masyarakat.

(26)

Anonim, 2013. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Kurniawan, A. 2011. Laporan PKL di PT. Agrojaya Tirta Kencana. Puancepak Kalimantan Timur. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Fadli. L. M, Sutarta. S. E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006. Panen kelapa sawit. PPKS

Fauzi, Y. 2002. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya

Rizsa, S. 2004. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktifitas. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrosayono, S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja, D. 2006. Budi Daya Kelapa Sawit Teknik Budi Daya, Panen, dan

Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta.

(27)
(28)

Saptanto puguh wardoyo

Askep TM sawit Darus darmawan

mandor

Aslap sawit utama P. Merah Mulyadi batu Aslap sawit utama 2

kholik Aslap sawit utama 1

Agus hariadi

Tenaga kerja

mandor mandor

Tenaga kerja Tenaga kerja

(29)

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Gambar 1. Pruning

Gambar 2. Pemupukan

(30)

Gambar 4. Perawatan gawangan

Gambar 5. Perawatan jalan dan jembatan

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian gulma di PT. Tritunggal Sentra Buana belum sesuai dengan yang ada di teori, karena menurut teori pengendalian secara kimia harus menggunakan herbisida

Penulis juga menyarankan agar sebaiknya ada ikatan kerja sama antara kampus dengan instansi-instansi khususnya yang berkaitan dengan bidang perkebunan di tempat melaksanakan

Dari hasil kerja yang telah dilakukan 1 orang pekerja dapat menyelesaikan 15 bibit sawit/ hari kerja sedangkan mahasiswa dapat menyelesaiak 5 pokok tanaman kelapa

Menurut Setyamidjaja (2003), penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari mulai dari pukul 6.ºº - 10.ºº pagi dan sore 15.ºº- 18.ºº sore. Kebutuhan air untuk

Kegiatan pembuatan pasar pikul sesuai dengan teori karena awal dari pembuatan pasar pikul Pertama-tama dibuat secara manual dengan alat parang dan dcangkul, sedangkan

1) Persiapan areal pemupukan dengan cara menentukan areal atau blok pemupukan dan memastkan kondisi dalam keadaan bersih baik piringan ataupun gawangan. 2) Pembuatan

mengganti tanaman kelapa sawit yang mati dengan tanaman yang baru dari pembibitan yang sudah disiapkan sebelumnya. Bibit yang digunakan sebaiknya memiliki umur dan jenis yang sama

Sentra Buana sama dengan dasar teori yang. dikemukakan Masra