• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA DESA SALIKI KECAMATAN MUARA BADAK

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

DT. JAPARUDIN NIM. 090500061

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapang Budidaya Kelapa Sawit Di PT. Tritunggal Sentra Buana Desa Saliki Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Nama : DT. Japarudin

NIM : 090500061

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing,

F. Silvi Dwi Mentari, S.Hut, MP NIP. 197707232003122002 Penguji I, Faradilla, SP, MSc NIP.197409012000122001 Penguji II, Jamaluddin, SP, M.Si NIP.197206122001121003 Menyetujui / Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syarifuddin, MP NIP.196507062001121001

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan pertolongan dan kemudahan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di unit usaha yang dilaksanakan di PT. Tritunggal Sentra Buana.

Dalam kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas peran dan bantuan yang telah diberikan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan motivasi baik secara moril maupun material kepada penulis selama ini.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

3. Bapak Ir. Hasanudin, MP, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Syarifuddin, MP, selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan.

5. Ibu F. Silvi Dwi Mentari, S.Hut, MP, selaku Dosen pembimbing PKL yang telah membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Ibu Faradilla, SP, MSc, selaku Dosen Penguji I 7. Bapak Jamaluddin, SP, M.Si, selaku Dosen Penguji II

8. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi baik itu dalam proses belajar mengajar maupun diluar jam perkuliahan.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam menyusun Laporan PKL ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan PKL ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap semoga apa yang terdapat dalam penulisan laporan ini dapat bermanfaat.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ………. iii

DAFTAR LAMPIRAN ………. iv

I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Tujuan ………. 2

C. Hasil yang Diharapkan ………. 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ………. 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan ……… 3

B. Manajemen Perusahaan ……… 3

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ………. 4

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ……… 5

A. Survey Areal dan Pembukaan Lahan ………. 5

B. Pembibitan ………. 6

C. Penanaman ……… 13

D. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ……….. 17

E. Panen dan Pengangkutan ……… 22

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

A. Kesimpulan ………. 26

B. Saran ……….. 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Peta PT. Tritunggal Sentra Buana ……… 29 2. Struktur Organisasi PT. Tritunggal Sentra Buana …….. 30 3. Gambar Kegiatan PKL di PT Tritunggal Sentra Buana ... 31

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia

merupakan tanaman penghasil minyak nabati yang bisa diandalkan

dari minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan

dibandingkan minyak yang dihasilkan oleh minyak lain, yaitu

memilki kadar kolesterol rendah dan bahkan tanpa kolesterol,

memiliki kandungan nutrisi yang tinggi baik untuk kesehatan manusia

selain minyak kernel maupun cangkang juga bisa dijadikan sabun

maupun bahan bakar, sawit mengguntungkan bagi negara juga

mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Tanaman kelapa sawit di Indonesia sekarang ini sudah

berkembang pesat ke berbagai daerah di tanah air termasuk di

pulau Kalimantan sendiri telah mengembangkan tanaman kelapa

sawit beribu-ribu hektar, baik itu perkebunan negara, perusahaan

swasta maupun masyarakat.

Tanaman kelapa sawit di Indonesia khususnya di Kalimantan

pengembangan perkebunan kelapa sawitnya hampir di setiap

pelosok sudah menanam kelapa sawit maka akan terbuka peluang

tenaga kerja yang terampil dan juga handal dalam bidang

(7)

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program

Studi Budidaya Tanaman Perkebunan memasukkan program

kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini agar mahasiswa dapat

memahami apa yang dilakukan di lapangan secara nyata serta

memiliki keterampilan dalam membudidayakan tanaman perkebunan

dan dapat menambah pengetahuan.

B. Tujuan

1. Dapat memahami penggunaan alat dan bahan dalam

membudidayakan tanaman kelapa sawit.

2. Mahasiswa dapat berfikir positif dalam membudidayakan

tanaman kelapa sawit.

C. Hasil yang diharapkan

Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapang dalam

budidaya kelapa sawit mahasiswa dapat memahami apa yang

dilakukan di lapangan secara nyata dapat memahami dalam

penggunaan alat dan bahan, berfikir positif dan memiliki

keterampilan dalam membudidayakan tanaman perkebunan serta

(8)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Tritunggal Sentra Buana merupakan perusahaan bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit.

PT. Tritunggal Sentra Buana memiliki pabrik pengolahan CPO yang dikenal dengan nama PT. Tritunggal Sentra Buana Palm Oil Mill.

PT. Tritunggal Sentra Buana merupakan perusahaan yang memelihara lingkungan kerja yang kondusif serta berkarakter kepada keseimbangan dan saling menghargai satu sama lainnya.

B. Manajemen Perusahaan

1. General Estatet Manager (GEM)

GEM merupakan jabatan tertinggi dikebun pada PT.

Tritunggal Sentra Buana yang saat ini dijabat oleh Bapak John

Martin yang membawahi seluruh organisasi lainnya yang

bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di lapangan.

2. Departement Legal Officer (DLO)

DLO merupakan pusat dari PT. TSB yang berada di Jln. DI.

Panjaitan. DLO Ini bergerak di bidang pencari tenaga kerja dan

mengatasi masalah di kebun. DLO memiliki Staff LO yang

(9)

3. Bina Mitra (BM)

BM merupakan bagian dari Wilmar yang mengurus kebun

plasma ke masyarakat sekitar Desa Saliki Kecamatan Muara

Badak.

4. Estate Manager (EM)

EM merupakan jabatan tertinggi kedua di PT. Tritunggal

Sentra Buana (TSB) yang saat ini di jabat oleh Bapak Ibnu

Trisamsi yang bertanggung jawab dalam kegiatan

kemasyarakatan (ekternal) yang ada di kebun dan di sekitar Desa

Saliki.

5. Divisi Manager (DM)

DM adalah pengamat di lapangan yang bertugas untuk

mencari permasalahan yang ada di kebun seperti kesalahan

dalam melakukan panen. DM saat ini di jabat oleh Bapak Wiyono.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) PKL dilaksanakan di PT. Tritunggal Sentra Buana.

Desa : Saliki

Kecamatan : Muara Badak Kabupaten : Kutai Kartanegara Provinsi : Kalimantan Timur

Kegiatannya dimulai pada tanggal 02 Maret 2012 sampai dengan tanggal 02 Mei 2012.

(10)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Survey Areal dan Pembukaan Lahan 1. Membuat batas areal

a. Tujuan

Survei areal dan pembukaan lahan merupakan suatu

kegiatan untuk menentukan titik batas dan izin lokasi serta

pembuatan batas patok masyarakat (inclave), agar tidak

terjadi kesalahan dalam pembukaan lahan.

b. Dasar Teori

Pekerjaan survei areal merupakan pembuatan batas

kebun yang bertujuan untuk memperoleh gambaran detail

tentang batas lokasi sehinga memudahkan pekerjaan

pembukaan laha n yang akan dijadikan kebun kelapa sawit

(Sunarko, 2009). c. Alat dan Bahan

Alat : Kompas, GPS, parang, meteran, peta dasar,

alat tulis menulis.

Bahan : Lahan yang akan dibuka.

d. Prosedur Kerja

1) Tentukan terlebih dahulu titik-titik batas kebun

(11)

2) Tentukan terlebih dahulu titik pertama untuk

membuat rintisan batas lokasi.

3) Pembuatan batas/patok masyarakat dan lahan

konservasi.

e. Hasil yang dicapai

Dalam pembukaan lahan 1 hari kerja (8 jam)

diperoleh 1600-2000 m2.

f. Pembahasan

Survey areal di PT. Tritunggal Sentra Buana sendiri

telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Sunarko (2009), yaitu survey areal merupakan pembuatan batas kebun yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran detail tentang batas lokasi

sehingga memudahkan pekerjaan pembukaan lahan

yang akan dijadikan kebun kelapa sawit, hanya saja

peralatannya kurang lengkap seperti tdak di

pergunakannya theodolit (TO).

B. Pembibitan utama (Main Nursery) 1. Penyiraman bibit

a) Tujuan

Agar kebutuhan tanaman akan air dapat terpenuhi

(12)

b) Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2006), penyiraman dilakukan dua kali sehari secara teratur dengan jumlah

cukup kecuali jika turun hujan penyiraman cukup sekali

saja. Jika kemarau maka penyiraman harus dilakukan

dua kali sekali sehari minimal 2 liter/polybag (Sunarko,

2009).

Menurut, Pahan (2006), pola lubang irigasi dirancang oleh komputer untuk menghasilkan semprot

seragam dan sangat halus.

c) Alat dan bahan

Alat : Sumisamsui.

Bahan : Air, bibit kelapa sawit.

d) Prosedur kerja

1) Pastikan semua pipa terhubung dan tidak ada yang

pecah agar siap untuk di aliri air.

2) Keran dibuka terlebih dahulu pada tiap-tiap saluran

agar sumisamsui tidak meledak saat dialirkan air.

3) Mesin air diisi solar dan dihidupkan oleh operator.

e) Hasil yang dicapai

Untuk penyiraman menggunakan sumisamsui,

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi pukul 07.00

(13)

mampu menyiram secara keseluruhan tanpa ada bibit

yang tidak terkena penyiraman serta dengan rotasi 2

kali/HK selama 60 menit.

f) Pembahasan

Berdasarkan penyiraman di PT. Tritunggal Sentra

Buana sendiri secara nyata sesuai dengan teori yang

ada, yaitu penyiraman yang dilakukan 2 kali sehari

dengan menggunakan sumisamsui dengan luas areal ±

1,5 ha, seiring menurut Sunarko (2009), yaitu penyiraman

yang dilakukan 2 kali sehari. Serta manfaat dari

penyiraman dengan sumisamsui mampu menyiram

secara keseluruhan tanpa ada bibit yang tidak terkena

penyiraman.

2. Pengendalian gulma a) Tujuan

Agar bersih dan tidak ada perebutan antar unsur

hara antara tanaman pokok dan gulma.

b) Dasar teori

Penyiangan saat pembibitan utama dilakukan di

sekitar polybag dan di dalam polybag, penyiangan

dilakukan secara manual, yakni dengan cara mencabut

(14)

2009). Pengendalian gulma atau penyiangan merupakan kegiatan untuk menekan pertumbuhan

gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan dan

produksi tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara

manual dan secara kimiawi (Sunarko, 2009).

c) Alat dan bahan

Alat : Hand sprayer

Bahan : Gramoxone dan fasta

d) prosedur kerja

1) Gulma di dalam polybag dicabut menggunakan

tangan.

2) Sedangkan gulma yang tumbuh di luar polybag

disemprot menggunakan kimia, yaitu gramoxone dan

fasta dengan dosis 50 ml/1 tangki hand sprayer.

e) Hasil yang dicapai

Untuk pengendalian secara manual yang dilakukan

20 orang tenaga kerja diperoleh 8000 polybag/hari kerja,

sedangkan secara kimia atau herbisida dilakukan dua

minggu sekali di luar polybag.

f) Pembahasan

Pada pengendalian gulma yang dilakukan sama

dengan teori yang ada, dimana pengendalian dilakukan

(15)

dengan menggunakan tangan yang bertujuan agar gulma

maupun tanaman pokok tidak terjadi perebutan unsur

hara, sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Masra et

al., 2009) dan menurut Sunarko (2009), pengendalian

secara kimia yaitu dengan menyemprotkan herbisida yang

bertujuan mampu menekan pertumbuhan gulma.

3. Pemupukan a) Tujuan

Untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman pada proses pertumbuhan dan melengkapi

ketersediaan unsur hara serta menyuburkan tanaman.

b) Dasar teori

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting

untuk meningkatkan produksi, Hasil penelitian

menunjukan bahwa pemupukan mutlak dilakukan karena

secara nyata meningkatkan produksi dan tetap menjaga

stabilitas ketersediaan unsur hara serta menyuplai hara

bagi tanah dengan cara menabur di sekitar tanaman,

(Sastrosayono, 2003), dan menurut Novizan (2002), pemupukan didefinisikan sebagai material yang

(16)

ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan

untuk melengkapi kebutuhan tanaman.

c) Alat Dan Bahan

Alat : Tas karung, sendok makan.

Bahan : Pupuk NPK 12-12-17-2 Mg+TE (Telerium

besi)

d) Prosedur kerja

Pupuk NPK 12-12-17-2Mg+TE diberi dengan cara

ditabur dengan dosis 7,5 g pada saat berumur 3 minggu,

apabila bibit telah berumur 3 bulan maka diberi pupuk

dengan dosis 15 g dan 3 bulan berikutnya diberi lagi

pupuk dengan dosis 35 g hingga bibit berumur 8 – 12

bulan. Namun apabila bibit telah berumur 8 – 12 bulan

belum juga dipindah ke lapangan maka bibit tersebut tetap

diberi pupuk dengan dosis 35 g setiap 3 bulan.

e) Hasil yang dicapai

Pupuk yang digunakan di main nursery ialah pupuk

NPK 12-12-17-2+TE yang diberi dengan cara ditaburkan

pada setiap polybag dengan dosis yang telah dianjurkan

oleh perusahaan, untuk pemupukan dilakukan dengan

(17)

f) Pembahasan

Pada aplikasi pupuk yang telah dilakukan di PT

Tritunggal Sentra Buana sesuai dengan teori yang

dikemukakan Sastrosayono (2003), dan Novizan

(2002), yaitu dengan menggunakan pupuk majemuk dan menabur sedangkan manfaat dari pupuk majemuk yaitu

mengandung lebih dari satu jenis unsur hara,

penggunaan pupuk lebih praktis karena hanya dengan

satu kali penebaran beberapa jenis unsur hara dapat

diberikan.

4. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT) a) Tujuan

Pengendalian HPT perlu dilakukan agar terhindar

dari serangan hama dan penyakit tanaman.

b) Dasar teori

Menurut Masra et al. (2009), pengendalian hama

dan penyakit perlu dilakukan dengan cara manual dan

penyemprotan pestisida, dan menurut Pahan (2006),

hama dan penyakit serta tindakan-tindakan lainnya

merupakan manipulasi ekosistem yang melestarikan

sumber daya, dan mempertinggi produksi tanaman. Hama

(18)

aspidiotus hama yang menghisap cairan sel sehingga daun menguning dan timbul bercak – bercak bulat

c) Alat dan bahan

Alat : Hand sprayer solo 425

Bahan : Cozeb 20 gr, Chlormite 20 ml dan air 15 ltr.

d) Prosedur kerja

1) Penyiapan Hand sprayer.

2) Chlormite, dan Cozeb serta air di campur menjadi

satu dengan perbandingan 1:1:15.

3) Penyemprotan dilakukan pada sore hari karena

hama penyakit tanaman sudah menyerang bibit.

4) Secara manual mencabut daun yang kering

menggunakan tangan.

e) Hasil yang dicapai

Pengaplikasian dilakukan pada sore hari karena

pada saat itu hama baru keluar, serta dilakukan

penyemprotan 2 minggu sekali tergantung dari serangan

hama.

f) Pembahasan

Berdasakan pengendalian HPT di PT Tritunggal

Sentra Buana sama dengan dasar teori yang

dikemukakan Masra et al. (2009), tentang pengendalian

(19)

manual dan penyemprotan pestisida, dan penyemprotan

dilakukan pada sore hari karena hama sudah mulai

keluar.

C. Penanaman

1. Pembuatan lubang tanam a. Tujuan

Agar memudahkan menanam bibit kelapa sawit

nantinya serta jamur dan bakteri penyebab penyakit

tanaman akan mati terkena panas matahari.

b. Dasar teori

Lubang tanam dibuat tepat di lokasi yang sudah

dipasang ajir dan semakin besar lubang tanam

semakin baik, tetapi biaya pembuatan lubang semakin

besar (Sastrosayono, 2003).

c. Alat dan bahan

Alat : Cangkul dan dodos (mata pisau selebar

12cm)

Bahan : Bibit kelapa sawit.

d. Prosedur kerja

Ajir yang ditandai digali dengan menggunakan

(20)

cm dan lebar 30 cm serta tanah dipisahkan sebelah

kanan top soil dan kiri sub soil.

e. Hasil yang dicapai

Pada pembuatan lubang tanam pekerja bisa

mencapai 30 lubang tanam/HK dalam 10 orang yang

dilakukan dengan sistem borongan.

f. Pembahasan

Menurut Sastrosayono (2003), lubang tanam dibuat

tepat di lokasi yang sudah dipasang ajir, pembuatan

lubang tanam di PT Tritunggal Sentra Buana telah sesuai

dengan teori baik pada pembuatan lubang tanam

maupun ukurannya serta memudahkan dalam

penanaman nantinya.

2. Pengangkutan dan pengeceran bibit a. Tujuan

Agar lebih memudahkan dalam pengeceran bibit ke

dalam serta memudahkan para pekerja dalam

pengangkutan bibit.

b. Dasar teori

Persiapan penanaman di lapangan perlu dilakukan

(21)

pemuatan bibit ke atas kendaraan, pembongkaran bibit,

pengeceran, pembuatan lubang tanam serta penanaman

(Pahan, 2008). c. Alat dan bahan

Alat : Truk dan traktor roda

Bahan : Bibit umur 36 bulan.

d. Prosedur kerja

Bibit diangkat dan dimasukan ke dalam traktor 130

bibit dan truk 125 bibit kelapa sawit, bibit yang akan di

tanam berumur 36 bulan lalu disuplai ke dalam lokasi

penanaman sehingga memudahkan tenaga kerja dalam

penanaman.

e. Hasil yang dicapai

Untuk pengangkutan bibit kelapa sawit truk dan

traktor bisa mencapai ± 125 sampai 130 bibit.

f. Pembahasan

Pengangkutan dan pengeceran yang dilakukan di

PT. Tritunggal Sentra Buana berkisar 125-130 bibit dan

sama dengan teori yang ada, Menurut Pahan, (2008),

(22)

3. Penanaman bibit a) Tujuan

Agar bisa melanjutkan kelangsungan hidup serta

mengetahui hasil produksinya nanti.

b. Dasar teori

Untuk penanaman dilakukan bulan Oktober dan

selesai akhir bulan Februari. Pada bulan Oktober

hujan sudah mulai turun sehingga tanaman tidak akan

kekurangan air (Sastrosayono, 2003).

c. Alat dan bahan

Alat : Cangkul, dodos (mata pisau selebar 12cm),

Bahan : Bibit umur 36 bulan, pupuk Rockphospat

(RP), pupuk NPK.

d. Prosedur kerja

1) Sebelum penanaman sebaiknya diberi pupuk Rock

Phosphate (RP) terlebih dahulu dengan dosis 0,5 kg setelah itu ditutup kembali polybag dipotong

dengan menggunakan parang dan dilepaskan dari

bibit, serta dimasukan bibit ke dasar lubang

tanam dalam keadaan tegak.

2) Tanah ditimbun dengan top soil terlebih dahulu

(23)

pupuk NPK dengan dosis 0,5 kg dengan cara

ditabur.

e. Hasil yang dicapai

Penanaman bibit menggunakan sistem borongan

yang dikerjakan 10 orang dengan 1 ha/HK.

f. Pembahasan

Berdasarkan penanaman bibit di PT Tritunggal

Sentra Buana tidak sesuai dengan teori yang ada karena

memakai bibit berumur 36 bulan, sedangkan menurut

Sastrosayono (2003), penanaman bibit di lapangan setelah bibit berusia 12 bulan, dan sebaiknya pada saat

atau sebelum penanaman dilakukan pemupukan agar

lebih banyak mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman.

D. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) 1. Pengendalian gulma

a. Tujuan

Agar bersih serta tidak ada perebutan antar unsur

hara bagi tana man pokok dan gulma itu sendiri.

b. Dasar teror

Gulma sangat berbahaya dan mutlak harus

(24)

secara menyeluruh yang telah terbukti efektif (Pahan,

2008).

c. Alat dan bahan

Alat : Parang, hand sprayer solo 425

Bahan : Herbisida (inteam, winson) dan air

d. Prosedur kerja

Pengendalian gulma digunakan herbisida (inteam

dan winson) dengan perbandingan konsentrasi 100 cc,

100 cc dan air 15 ltr yang telah dicampur menjadi satu,

yang disemprotkan di sekitar luar maupun dalam

piringan Penyemprotan dilakukan menggunakan hand

sprayer solo 425.

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan kegiatan pengendalian gulma dilakukan

oleh 20 orang dengan penyelesaian pekerjaan 1,5 ha/HK.

Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali penyemprotan.

f. Pembahasan

Untuk pengendalian gulma TBM di PT Tritunggal

Sentra Buana sama dengan teori yang ada, dengan

menggunakan herbisida (Pahan, 2008). Namun sebaiknya dilakukan terlebih dahulu

(25)

kayu. Setelah pembersihan selesai dilakukan dengan

penyemprotan kimia.

2. Prunning (menunas)

a. Tujuan

Agar pemanen mengetahui jatuhnya brondolan dan

mempermudahkan melakukan pemotongan buah.

b. Dasar teori

Pemangkasan yaitu pembuangan daun-daun tua

yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit, ini

dimaksud untuk mengurangi penguapan oleh daun Fauzi

dkk, (2002). c. Alat dan bahan

Alat : Dodos (mata pisau selebar 12cm), parang

dan batu asa

Bahan : Pelepah yang lebih dari songgoh dua.

d. Prosedur kerja

Untuk melakukan prunning pelepah yang melebihi

songgoh 2 dipotong dengan menggunakan dodos dan

harus dekat dengan batangnya agar brondolan tidak

(26)

e. Hasil yang dicapai

Hasil dari prunning yang diperoleh satu pohon

tanaman kelapa sawit, prunning menggunakan sistem

ancak tetap dan prunning hanya dilakukan oleh satu orang

dan di lokasi yang telah ditetapkan.

f. Pembahasan

Berdasakan kegiatan pemotongan pelepah/prunning

di PT Tritunggal Sentra Buana sama dengan teori yang

dikemukakan oleh Fauzi dkk (2002), antara lain dengan

membuang daun-daun tua yang tidak produktif lagi pada

tanaman kelapa sawit hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi penguapan oleh daun.

3. Pembersihan piringan a. Tujuan

Agar buah yang lepas (brondolan) yang jatuh mudah

terlihat dan dikumpul serta memudahkan pemane n, dan

perawatan tanaman.

b. Dasar teori

Menurut Pahan (2008), pembersihan piringan

merupakan sebagai tempat penyebaran pupuk, selain itu

pembersihan piringan juga merupakan daerah jatuhnya

(27)

piringan di sekitar pokok harus tetap dalam keadaan

bersih. Oleh karena itu, tanah di sekitar pokok harus

selalu bersih dari gulma yang tumbuh harus selalu

dibabat, disemprot dengan herbisida agar tidak

mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

c. Alat dan bahan

Alat : Garukan, cangkul dan parang

Bahan : Herbisida

d. Prosedur kerja

Untuk pembersihan piringan pertama kali

menggunakan parang, setelah itu dilakukan

penyemprotan yang digunakan hand sprayer solo 425

dengan herbisida yaitu glisat dengan dosis 100 ml dan

winson 100 ml serta dicampur 15 ltr air, untuk

pembersihan penggunaan cangkul dan garukan

dilakukan membentuk lingkaran dengan lebar 2 m.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang diperoleh untuk pekerja 30 pohon, untuk

rotasi penyemprotan dilakukan tiga kali dalam setahun.

f. Pembahasan

Pembersihan piringan di PT Tritunggal Sentra Buana

sesuai dengan teori yang ada, yaitu pembersihan

(28)

Menurut Rizsa (1994), tanah di sekitar pokok harus

selalu bersih dari gulma yang tumbuh harus selalu

dibabat, disemprot dengan he rbisida agar tidak

mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

4. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) a. Tujuan

Untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman pada proses pertumbuhan dan melengkapi

ketersediaan unsur hara serta menyuburkan tanaman.

b. Dasar teori

Menurut Novizan (2002), pemupukan didefinisikan

sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk

tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan

unsur hara serta menyuplai hara bagi tanah dengan cara

menabur.

c. Alat dan bahan

Alat : Tas karung, mangkok takar

Bahan : Pupuk NPK Granular 13 – 6 – 27 – 4 (Mg) +

0,65B (Boron)

d. Prosedur kerja

Pupuk dimasukan ke dalam karung tas yang sudah

(29)

pokok tanaman kelapa sawit dengan menggunakan

mangkuk takar dengan dosis 4 kg pada umur tanaman 4

sampai 5 tahun.

e. Hasil yang dicapai

Dari hasil pemupukan yang diperoleh tenaga kerja

bisa mencapai 13 pokok dengan upah borongan per

karungnya Rp 2500,00

f. Pembahasan

Pemupukan di PT Tritunggal Sentra Buana, dengan

cara menaburkan pupuk ke piringan tanaman dengan

maksud mudah dalam pemupukan dan tidak

membutuhkan waktu yang lama.

E. Panen dan Pengangkutan 1. Panen

a. Tujuan

Agar mendapatkan buah segar dari pokok pada

tingkat kematangan yang sesuai.

b. Dasar teori

Menurut (Fadli dkk, 2006), panen merupakan

pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi

(30)

brondolannya dikumpulkan untuk diangkut dan diproses

atau diolah.

c. Alat dan bahan

Alat : Dodos (mata pisau selebar 12cm), gerobak

arco, tombak, kapak, batu asah dan parang

Bahan : Buah yang telah siap dipanen

d. Prosedur kerja

1. Menyiapkan alat dan tenaga kerja

2. Pemeriksaan buah

3. Menentukan lokasi panen

4. Pemotongan pelepah harus di bawah buah yang

akan dipanen

5. Pegumpulan pelepah yang sudah dipotong disusun

kegawangan mati

6. Pengambilan buah buah yang dipotong harus dekat

dengan pokok dengan menggunakan dodos besar

7. Pengangkutan buah ke tempat pengumpulan hasil

(TPH) dan disusun

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan panen perusahaan sendiri

menggunakan sistem borongan, 1 Hari Kerja diperoleh 30

– 40 tandan buah segar (TBS) dengan rotasi panen

(31)

f. Pembahasan

Kegiatan panen di PT Tritunggal Sentra Buana telah

memenuhi kriteria panen seperti di kemukakan Fadli dkk

(2006), kriteria panen mulai dari pemotongan tandan buah segar penyusunan, pengambilan berondolan serta

pengangkutan.

2. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) a. Tujuan

Agar tandan buah segar tersebut cepat diproses

menjadi minyak murni serta tidak restan.

b. Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2003), pengangkutan

buah TBS dan berondolan dari lapangan ke pabrik

harus dilakukan secepatnya setelah buah di panen.

Buah tua tidak boleh lama di tempat penyimpanan

hasil (TPH), karena menyebabkan asam lemak bebas

(ALB) akan tinggi. Pengangkutan harus sistem terpisah

antara tandan dengan berondolan. Untuk menghindari

buah tercecer di jalan, semua truk buah harus

(32)

c. Alat dan bahan

Alat : Truk, traktor, tojok dan jerigen yang sudah

dibelah dua.

Bahan : TBS sawit dan brondolan (buah yang lepas)

d. Prosedur kerja

Blok sudah ditentukan untuk pengangkutan (TBS)

yang telah dipanen, pengangkutan menggunakan truk dan

traktor dengan 3 orang tenaga kerja, TBS dan

berondolan siap di angkut truk dan traktor dengan

menggunakan tojok (tombak) dan jerigen setelah truk

dan traktor penuh maka siap untuk dibawa ke pabrik

kelapa sawit (PKS).

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan muatan satu truk pada

pengangkutan TBS berkisar 5 - 6 ton dan traktor sendiri

mampu mengangkut sebanyak 7 – 8 ton, TBS jangan

terlalu lama diangkut karena akan restan atau ALB

tinggi.

f. Pembahasan

Untuk pengangkutan TBS di PT Tritunggal Sentra

Buana telah sesuai teori yang ada mulai dari pemotongan

TBS, pengutipan brondolan (buah kelapa sawit),

(33)

Menurut Sastrosayono (2003), pengangkutan TBS

(34)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil kegiatan praktek kerja lapang ini mahasiswa dapat

memahami secara langsung penggunaan alat dan bahan

secara umum dengan kegiatan budidaya kelapa sawit, adapun

kegiatan praktek kerja lapang tentang budidaya kelapa sawit di

PT. Tritunggal Sentra Buana adalah pembukaan lahan/areal,

pembibitan penanaman, pemeliharaan, panen serta

pengangkutan.

2. Dari kegiatan praktek kerja lapang mahasiswa mampu

mengembangkan/mandiri dalam membudidayakan kelapa sawit

seperti perkebunan negara, perusahaan swasta maupun

masyarakat.

B. Saran

1. Kepada Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya

pada Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan,

supaya menjalin kerja sama dengan pihak-pihak perusahaan

negeri maupun swasta agar mahasiswa PKL yang selanjutnya

lebih dekat lagi dengan perusahaan serta ada hubungan yang

mengarah ke pekerjaan.

2. Kepada PT. Tritunggal Sentra Buana sendiri Semua kegiatan

(35)

sistem perbaikan yaitu perlu adanya penambahan mes dan

kendaraan bagi karyawan untuk tempat tinggal supaya

memperlancar dan mempercepat datang apel pagi untuk

diberikan pengarahan serta sampai ke lokasi kebun sawit lebih

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Fadli. L. M, Sutarta. S. E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E, 2006. Panen Kelapa Sawit. PPKS.

Masra Chairani D, Alfred Sipayung dan Hendra H. Sipayung, 2009. Meraup Untung Dari Bisnis Waralaba Bibit Kelapa Sawit. Agro Media. Jakarta.

Mangoensoekarjo. S dan Haryono S, 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.

Risza S. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta

Selardi, S. 2003. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Yan, F. EY Widyastuti, I Satywibawa, R Hartono. 2002. Budidaya Pemanfaat Hasil Dan Limbah Analisis Usaha Dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

(37)
(38)
(39)

Kegiatan penyusunan buah di TPH

(40)

Lampiran 3. Gambar kegiatan PKL DI PT. Ttitunggal Sentra Buana

Kegiatan penyiraman di main nursery

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian gulma di PT. Tritunggal Sentra Buana belum sesuai dengan yang ada di teori, karena menurut teori pengendalian secara kimia harus menggunakan herbisida

Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di pembibitan utama (main nursery), sebaiknya pemupukan pada pagi hari. Pada umumnya

Pada dasarnya weeding manual di dalam polybag telah sesuai dengan pedoman kerja yang ada yaitu mencabut semua jenis gulma yang tumbuh di dalam polybag... Weeding

Menurut Setyamidjaja (2003), penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari mulai dari pukul 6.ºº - 10.ºº pagi dan sore 15.ºº- 18.ºº sore. Kebutuhan air untuk

MPI - Muara Bulan Estate, 1 karyawan sensus harus menyesaikan 5 ha untuk mendapatkan 1 HK (harian kerja), dengan upah Rp.86.000,00/HK, sedangkan tenaga kerja yang digunakan

2) Taksasi panen untuk menunjukan jumlah tenaga panen sesuai ketentuan buah matang, dan untuk menentukan jumlah unit/truk yang akan mengirim Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa

Pemupukan dilakukan berdasarkan rekomendasi dari perusahaan yang dilakukan dari analisa jaringan, praktek di lapangan sesuai dengan teori karena sesuai dengan kebutuhan tanaman

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan memasukkan program kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini untuk membentuk ahli madya