• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Behavior pada Karyawan Bagian Housekeeping Hotel "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Behavior pada Karyawan Bagian Housekeeping Hotel "X" di Kota Bandung."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang employee engagement behavior pada karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 orang dan sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.

Alat ukur yang digunakan dalam kuesioner ini berupa kuesioner yang disusun berdasarkan teori dari William Macey (2009) ditulis oleh Wibowo, E. Hardani (2013) dan dimodifikasi oleh peneliti. Pada penelitian ini, dilakukan uji validitas menggunakan construct validity dan uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Croncbach dengan perolehan reliabilitas 0,964. Teknik analisis terhadap data penelitian ini adalah dengan menghitung uji statistik distribusi frekuensi dari data primer kemudian dilakukan tabulasi silang dengan data penunjang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa sebagian karyawan bagian houesekeeping, yaitu 33,33% tergolong engaged dan sebagian lagi, yaitu 66,67% tergolong not engaged.

(2)

iii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research would like to reveal the description of employee engagement behavior of the housekeeping division workers at Hotel “X” in Bandung city. The number of samples in this research was 15 people and samples were selected based on purposive sampling method.

Measuring devices used in this questionnaire based on the original theory by William Macey (2009) written by Wibowo, E. Hardani (2013) and modified by researcher. In this study, the testing of validity using the construct validity and the reliability using the formula of Alpha Croncbach reliability coefficients with the acquisition of reliability is 0.964. Mechanical analysis of the data of this study is to calculate the frequency distribution of the statistic test of primary data and then do a cross tabulation with supporting data.

Based on the results obtained concluded that few workers of the housekeeping division, about 33,33% is engaged and 66,67% is not engaged.

(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman Judul

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Employee Engagement ... 18

2.1.1 Definisi Employee Engagement ... 18

2.1.2 Empat Prinsip yang Membentuk Employee Engagement ... 19

2.1.3 Komponen Employee Engagement ... 22

2.1.4 Anteseden Employee Engagement ... 23

2.1.5 Perbedaan Employee Engagement, Komitmen Organisasi, dan Kepuasan Kerja ... 26

2.2 Hotel ... 27

2.2.1 Definisi Hotel ... 27

2.2.2 Klasifikasi Hotel ... 28

2.2.3 Jenis Hotel ... 29

2.2.4 Produk Usaha Hotel ... 30

2.3 Departemen Housekeeping ... 31

2.3.1 Definisi Departemen Housekeeping ... 31

2.3.2 Seksi dalam Departemen Housekeeping ... 32

2.3.3 Ruang Lingkup Tugas dan Tanggung jawab ... 33

2.3.4 Sasaran Departemen Housekeeping ... 34

(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 36

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

3.2.1 Variabel Penelitian ... 36

3.2.2 Definisi Operasional ... 37

3.3 Alat Ukur ... `38

3.3.1 Alat Ukur Employee Engagement Behavior ... 38

3.3.2 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 41

3.3.2.1 Data Pribadi ... 41

3.3.2.2 Data Penunjang ... 41

3.3.3 Validitas dan reliabilitas Alat Ukur ... 41

3.3.3.1 Validitas Alat Ukur ... 41

3.3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 42

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 43

3.4.1 Populasi Sasaran ... 43

3.4.2 Karakteristik Sampel ... 43

3.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.5 Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 47

(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

5.2.1 Saran Praktis ... 57

5.2.2 Saran Teoritis ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

DAFTAR RUJUKAN ... 60

(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur 38

Tabel 3.2 Tabel Penilaian 40

(8)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir 16

(9)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENGAMBILAN DATA LAMPIRAN 2 GAMBARAN HASIL DATA PENUNJANG

LAMPIRAN 3 HASIL TABULASI SILANG EMPLOYEE ENGAGEMENT BEHAVIOR DENGAN ASPEK ASPEK

LAMPIRAN 4 HASIL TABULASI SILANG EMPLOYEE ENGAGEMENT BEHAVIOR DENGAN DATA PENUNJANG

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah (SK Menparpostel no.KM 34/HK 103/MPPT-87 dalam Sulastiyono, 1999). Berdasarkan hal itu, sesuai Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang mengatur standar kriteria penggolongan kelas hotel, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata membuat penggolongan standardisasi hotel seluruh Indonesia. Penggolongan kelas hotel tersebut menghasilkan klasifikasi hotel yang menggunakan simbol bintang antara satu sampai lima.

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha

dan hal ini merupakan suatu tantangan bagi hotel “X” untuk mempertahankan jumlah tamu yang menginap di hotel tersebut.

Visi yang dimiliki oleh hotel “X” ialah menjadi perusahaan management service yang mengelola hotel dan apartemen yang memiliki kualitas pelayanan bertaraf bintang lima. Misi yang dimiliki ialah memaksimalkan inovasi dan kualitas produk serta pelayanan, mengembangkan segmentasi pasar dan aset perusahaan, mengimplementasikan budaya perusahaan sebagai landasan kerja.

Fasilitas yang terdapat di hotel “X”, antara lain Hotel Room dengan jumlah 77 kamar, Restaurant, Meeting Room, Swimming Pool, Fitness Centre, Sauna & Spa, Children Playground, Mini Market, dan Area Parkir. Struktur organisasi hotel “X” terbagi menjadi delapan bagian, yaitu A&G (Accounting and General), HRD, Sales & Marketing, Accounting, Front Office, Food and Beverage (Product and Service), Engineering, dan Housekeeping.

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha

welcome drink (asiahotelsreview1.com). Dengan demikian, pelayanan merupakan unsur penting bagi sebuah hotel untuk mampu bersaing.

Bagian dalam sebuah hotel yang berperan penting memberikan pelayanan kepada para tamu ialah bagian housekeeping. Fungsi housekeeping sangat penting dalam kelancaran persiapan dan pemeliharaan kebersihan kamar karena pendapatan hotel paling besar berasal dari penyewaan kamar. Bagian housekeeping memiliki seksi-seksi yang meliputi, public area, order taker, room, laundry, linen and uniform, dan gardener. Secara umum, bagian housekeeping bertanggungjawab menciptakan suasana hotel yang bersih, menarik, nyaman dan aman, menyiapkan, menata dan memelihara seluruh area hotel, melaporkan dan membawa lost and found kepada supervisor serta memberikan pelayanan di kamar dengan sebaik-baiknya kepada tamu (Bataafi, 2006).

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha

Kontribusi pihak hotel “X” tersebut sangat penting karena mempengaruhi munculnya hasrat seorang karyawan housekeeping terhadap pekerjaannya. Hal ini disebut sebagai employee engagement. Employee engagement merupakan suatu hasrat, niat, dan komitmen untuk memberikan waktu dan kemampuan disertai dengan kesediaan untuk mengorbankan sebagian kepentingan pribadi individu pada pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang melebihi upaya untuk mewujudkan kepuasan individu dan menunjukkan loyalitas pada perusahaan (Macey, Schneider, Barbera, Young, 2009). Employee engagement memiliki dua komponen penting, yaitu psychological dan behavioral. Psychological merupakan hal-hal yang berhubungan dengan apa yang karyawan housekeeping rasakan, sedangkan behavioral berhubungan dengan apa yang karyawan housekeeping lakukan. Apa yang dirasakan (feeling) karyawan housekeeping terhadap pekerjaannya akan terlihat di dalam perilakunya (behavior) ketika bekerja. Apabila karyawan housekeeping memiliki engagement feeling terhadap pekerjaannya, tetapi tidak ditunjukkan di dalam behavior hal tersebut akan menjadi percuma dan menghambat munculnya engaged behavior. Dengan kata lain, engagement bukan hanya sekedar apa yang dirasakan dan dihayati oleh karyawan housekeeping dalam dirinya, tetapi bagaimana hal tersebut juga ditunjukkan di dalam perilaku yang dapat dilihat.

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha

mencapai tujuan yang ada walaupun ada hambatan, bersikap proaktif (proactivity) dan waspada dalam mengantisipasi kesempatan yang ada untuk mengambil tindakan saat dibutuhkan. Karyawan housekeeping juga akan berusaha mengembangkan peran mereka (role expansion), khususnya kemampuan mereka sehingga dapat memberikan kontribusi yang efektif kepada hotel “X” serta mampu mengikuti perubahan yang terjadi (adaptability) dalam kebijakan hotel “X” (Macey, et al, 2009).

Karyawan housekeeping yang not engaged sering terlambat dan bahkan absen dalam bekerja, kurang menunjukkan sikap dan citra bersahabat kepada para tamu, dan bahkan melanggar aturan yang ada. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah tamu yang menginap dan akan berdampak pada pendapatan atau keuntungan yang diperoleh oleh pihak hotel “X” (Macey, et al, 2009).

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha

sudah menjelaskan batasan-batasan yang ada dan memberikan kebebasan untuk mangambil solusi selama masih dalam batasan yang sesuai. Jenjang pendidikan yang dimiliki karyawan housekeeping rata-rata berada dalam jenjang SMA, sehingga mengalami kesulitan dalam berinteraksi secara langsung dengan tamu. Selain menimbulkan rasa kurang percaya diri, hal ini juga menyebabkan kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hal itu, pihak hotel “X” memberikan pelatihan agar karyawan housekeeping dapat belajar dan mengembangkan kemampuannya. Selain itu, melakukan konsultasi guna memberikan pengarahan dan menyediakan kesempatan bagi karyawan housekeeping menyampaikan pendapat atau keluhan yang dirasakan.

Dari data yang diperoleh melalui komentar tamu yang menginap di hotel “X” di kota Bandung, masih ditemukan beberapa negative comment yang berkaitan dengan bagian housekeeping, seperti laundry yang cukup lama untuk selesai, tidak adanya kantung untuk pakaian yang kotor di dalam kamar, beberapa area kamar yang kurang bersih, seperti kamar mandi dan balkon, dan seprei yang digunakan berbau tidak sedap. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan housekeeping belum mengerahkan energinya (fisik dan mental) secara maksimal.

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha

secara perlahan-lahan dan satu karyawan (16,67%) mengalami kesulitan dalam pencapaian target dan berusaha mengatasinya dengan cara berusaha lebih keras lagi agar target tersebut dapat tercapai. Selain itu, berdasarkan wawancara terhadap tiga karyawan ditemukan bahwa tiga karyawan (100%) merasa jenuh dalam bekerja, tetapi tetap berusaha mengerjakan dan menjalankan pekerjaan seperti biasa karena memang sudah menjadi tanggungjawab karyawan housekeeping. Hal ini menunjukkan aspek persistence pada engagement behavior.

Berdasarkan hasil wawancara, ketika dihadapkan pada kewaspadaan untuk mengantisipasi kesalahan dalam tugas pribadi atau berkaitan dengan rekan kerja, satu karyawan (33,33%) hanya memberikan solusi, satu karyawan (33,33%) akan mengerjakan ketika diminta, dan satu karyawan (33,33%) melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan job description-nya saja. Hal ini menunjukkan aspek proactivity pada engagement behavior.

Berhubungan dengan pengembangan peran yang berupa mencoba peran pada seksi yang lain di bagian housekeeping, tiga karyawan (100%) memiliki ketertarikan dan pernah mencoba dikarenakan tuntutan pekerjaan dan rekomendasi dari atasan. Hal ini menunjukkan aspek role expansion pada engagement behavior.

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha

Ketika bekerja karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung dituntut agar dapat menunjukkan performa yang maksimal dan memberikan pelayanan yang excellence. Oleh karena itu, karyawan housekeeping harus menunjukkan engagement behavior ketika bekerja dan berada di lingkungan pekerjaan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai employee engagement behavior pada karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran employee engagement behavior pada karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran employee engagement behavior, khususnya mengenai persistence, proactive, role expansion, dan adaptability pada karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritik

- Memberikan informasi tambahan kepada ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan oganisasi mengenai employee engagement behavior pada karyawan.

- Memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang sama dan mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

- Memberikan informasi kepada pihak manajemen hotel “X” di kota Bandung mengenai gambaran employee engagement behavior pada karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk mengembangkan performa kerja karyawan.

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha

mereka dapat mempertahankan atau meningkatkan keterikatan yang mereka miliki agar dapat berkontribusi secara optimal di hotel “X” di kota Bandung.

1.5 Kerangka Pikir

Employee engagement merupakan proses dimana individu memusatkan perhatian dan upaya, baik yang bersifat fisik maupun emosional, untuk mewujudkan tujuan perusahaan (Macey, et al, 2009). Employee engagement memiliki dua komponen penting, yaitu the feel of engagement yang berkaitan dengan apa yang karyawan housekeeping rasakan dan engagement behavior yang berkaitan dengan apa yang karyawan housekeeping tampilkan dalam perilaku. Employee engagement behavior merupakan energi fisik dan psikis dalam diri karyawan housekeeping yang diarahkan dalam usahanya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan tuntutan pekerjaan, memberikan inisiatif, dan energi untuk mencapai tujuan hotel “X” di kota Bandung.

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha

kekurangan orang saat jumlah tamu sedang ramai, pihak hotel “X” akan mencari pekerja harian yang dapat membantu dalam mempersiapkan kamar bagi tamu.

Motivation to engage berkaitan dengan alasan yang dimiliki oleh karyawan ketika memberikan energi saat melakukan pekerjaan. Apabila suatu pekerjaan tersebut dirasa menantang dan bermakna, pekerjaan itu akan terasa lebih menarik. Selain itu, motivation to engage dapat terbentuk dari perlakuan yang diberikan pihak hotel “X” kepada karyawan housekeeping. Pihak hotel “X” memberikan reward secara individu ataupun tim, sebagai bentuk penghargaan apabila karyawan housekeeping menunjukkan performa kerja yang baik dan memperlakukan karyawan housekeeping dengan hormat.

Freedom to engage merupakan kondisi dimana karyawan memiliki kebebasan dan dipercaya untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa memperoleh sanksi selama tidak menyalahi aturan yang ada. Dalam hal ini, karyawan housekeeping diberikan wewenang untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan seperti permasalahan yang berkaitan dengan kondisi kamar atau beberapa area hotel selama masih dalam batasan yang sesuai. Karyawan housekeeping juga diberikan kesempatan untuk memberikan kritik dan saran kepada pihak manajemen hotel “X”.

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha

melengkapi fasilitas kamar yang disediakan bagi para tamu serta menjaga penampilan agar terlihat rapi dan bersih tentunya akan memberikan kepuasan kepada tamu yang menginap dan hal itu meningkatkan pendapatan bagi hotel “X” sendiri.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan hal-hal dasar yang apabila dihayati secara positif oleh karyawan housekeeping, maka karyawan tersebut berpotensi untuk memiliki feeling of engagement terhadap pekerjaannya. Feeling of engagement terdiri dari feeling of urgency, feeling of being focused, feeling of intensity, dan feeling of anthusiasm.

Feeling of urgency merupakan energi dan penentu yang dikerahkan karyawan untuk mencapai tujuan. Feeling of urgency diartikan sebagai resiliensi dan kegigihan karyawan saat menghadapi masalah di pekerjaan. Dengan adanya feeling of urgency, karyawan housekeeping akan merasa percaya diri pada kemampuannya menghadapi masalah yang berkaitan dengan keluhan dari tamu dan mempersiapkan kamar tepat waktu ketika tamu yang menginap sedang ramai.

Feeling of being focused merupakan kondisi dimana karyawan memusatkan perhatian dan kapasitas kognitifnya untuk melakukan pekerjaan. Karyawan housekeeping dapat memusatkan perhatiannya saat bekerja dan tidak mudah terganggu dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, seperti tidak menghabiskan waktu dengan mengobrol atau bergosip di saat jam kerja.

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha

housekeeping menggunakan kemampuan dan pengetahuannya dan berkonsentrasi saat mempersiapkan kamar dengan mengatur setiap detail dengan baik dan rapi, seperti bentuk seprei, posisi bantal, dan lipatan selimut sehingga mencegah melakukan kesalahan.

Feeling of anthusiasm meliputi rasa bahagia dan merupakan kondisi emosional yang dapat diartikan sebagai afeksi positif. Karyawan housekeeping merasa bersemangat dan antusias dalam bekerja. Karyawan housekeeping bekerja dengan cepat ketika mempersiapkan kamar untuk para tamu dan membersihkan area hotel dengan semangat walaupun area tersebut jarang dilewati para tamu.

Apabila feeling of engagement telah terbentuk dalam diri karyawan housekeeping, maka hal tersebut akan dimunculkan dalam bentuk engaged behavior. Engaged behavior berhubungan dengan apa yang karyawan housekeeping lakukan ketika bekerja. Engaged behavior terdiri dari persistence, proactivity, role expansion, dan adaptability.

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha

Proactivity merupakan kondisi dimana karyawan memiliki kewaspadaan dalam mengantisipasi kesempatan yang ada untuk mengambil tindakan saat dibutuhkan bahkan sebelum atasan mereka memberi perintah. Dengan kata lain,

karyawan housekeeping yang engaged memiliki kepekaan dan kewaspadaan dalam melihat kekurangan yang ada saat membersihkan area hotel, mempersiapkan kamar, menyesuaikan setiap detail yang ada dalam kamar dan area hotel.

Role expansion merupakan perilaku dimana karyawan akan melihat peran mereka secara lebih luas dan mencakup banyak hal. Karyawan housekeeping tidak membatasi diri hanya pada mempelajari pekerjaan pribadi, tetapi juga mempelajari pekerjaan yang dimiliki rekan kerja untuk memperluas wawasannya.

Adaptability merupakan kondisi dimana karyawan mampu untuk mengikuti perubahan yang terjadi di hotel “X” dan mampu mengembangkan kemampuan baru. Karyawan housekeeping berusaha untuk belajar mengenai sistem-sistem yang baru, mempelajari cara menggunakan peralatan yang baru, dan cara-cara untuk mengatur atau melipat seprei agar terlihat menarik dan nyaman.

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha

bekerja. Karyawan housekeeping bekerja dengan hasrat untuk memajukan hotel “X” (Macey, et al, 2009)

Karyawan bagian housekeeping Hotel “X” di kota Bandung yang not engaged lebih berfokus pada tugas daripada pencapaian tujuan dan hasil yang diharapkan untuk diselesaikan. Karyawan housekeeping selalu ingin diberitahu mengenai apa yang harus dilakukan sehingga dapat berkata bahwa mereka dapat melakukannya dan telah menyelesaikannya. Karyawan housekeeping fokus pada penyelesaian tugas dibandingkan pencapaian hasil, selalu merasa bahwa mereka bekerja terlalu banyak, dan potensi yang dimiliki terhambat (Macey, et al, 2009).

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Karyawan Bagian

Housekeeping Hotel “X” di Kota Bandung

The feel of engagement

1. Persistence 2. Proactivity 3. Role expansion 4. Adaptability 1. Feeling of urgency

2. Feeling of being focused 3. Feeling of intensity 4. Feeling of enthusiasm

Engaged Behavior

Engaged

Not Engaged

Prinsip -prinsip 1.Capacity to engage 2.Motivation to engage 3.Freedom to engage 4.Focus of strategic

(26)

17

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikembangkan di atas, maka asumsi yang dapat ditarik sebagai berikut :

1. Setiap karyawan bagian housekeeping Hotel “X” di kota Bandung dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan mempengaruhi munculnya employee engagement, yaitu capacity to engage, motivation to engage, freedom to engage, dan focus of strategic engagement.

2. Employee engagement yang dimiliki karyawan bagian housekeeping Hotel “X” di kota Bandung memiliki dua komponen, yaitu the feel of engagement dan engaged behavior.

3. The feel of engagement memiliki empat anteseden yang akan mempengaruhi munculnya engaged behavior, yaitu feeling of urgency, feeling of being focused, feeling of intensity, dan feeling of anthusiasm.

4. Engaged behavior memiliki empat anteseden, yaitu persistence, proactivity, role expansion, dan adaptability.

(27)

56

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai employee engagement behavior yang dilakukan kepada 15 orang karyawan bagian housekeeping hotel “X” di kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian kecil karyawan bagian housekeeping tergolong engaged dan sebagian besar tergolong not engaged.

2. Employee engagement behavior pada karyawan bagian housekeeping didukung oleh kombinasi tingginya keempat aspek yang ada, yaitu persistence, proactivity, role expansion, dan adaptability. Dari keempat aspek tersebut, aspek proactivity merupakan aspek yang paling tinggi dan aspek persistence merupakan aspek yang paling rendah.

(28)

57

Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti employee engagement behavior dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi dapat melakukan penelitian lebih spesifik mengenai derajat serta keterkaitan aspek-aspek the feel of engagement yang dimiliki setiap karyawan housekeeping dalam memunculkan employee engagement behavior.

2. Di dalam penggunaan alat ukur dalam penelitian ini, selanjutnya dapat melakukan penyesuaian dan penyederhanaan bahasa yang digunakan dalam setiap item serta melakukan try out, validitas dan reliabilitas.

5.2.2 Saran Praktis

1. Memberikan informasi kepada manajemen hotel “X” di kota Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan aspek persistence dan role expansion karyawan housekeeping, seperti merancang program-program training, memperkenalkan produk hotel dan memberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat.

(29)

58

Universitas Kristen Maranatha

(30)

59

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gallup. 2008. Employee Engagement - What’s Your Engagement Ratio?. Gallup

Inc.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan – Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit ERLANGGA.

Macey, William H., Benjamin Schneider. 2008. The Meaning of Employee

Engagement. Society for Industrial and Organizational Psychology.

Macey, William H., Benjamin Schneider, Karen M. Barbera, Scott A. Young. 2009. Employee Engagement Tools for Analysis, Practice, and Competitive Advantage. United Kingdom: Willey – Blackwell.

Nazir, Moh., Ph.D. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Siegel, Sidney. 1992. Statistik Non-Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Smith, Gemma R, Carl Markwick. 2009. Employee Engagement - A Review of Current Thinking. United Kingdom: INSTITUTE FOR EMPLOYMENT STUDIES.

(31)

60

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

.2009. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana. Edisi tiga. Bandung: Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha.

Bataafi, Wishnu HS Al. 2006. Seri Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi Housekeeping Department – Floor & Public Area Job Description & Standard Operating Procedure. Bandung: ALFABETA. Casidi. 2006. The Work of Housekeeping At The Majesty Service Apartment

Bandung. Cirebon: Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Perhotelan dan Informatika Komputer Graha Wisata.

Dini, Stefani. 2011. Studi Deskriptif terhadap Engagement Behavior pada Karyawan Divisi Sub Bisnis Unit Katun di PT. “X” Bandung. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Nawar, A, Amd, Par. 2002. Psikologi Pelayanan – Pengantar dalam Industri Hotel (Untuk Profesi dan Mahasiswa). Bandung: ALFABETA.

Murniasih, Erny. 2009. Buku Pintar Beasiswa. Jakarta: Gagas Media

Sulastiyono, Drs. Agus, M.Si. 1999. Seri Manajemen Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: ALFABETA.

Venessia, Margrit. 2011. Studi Deskriptif terhadap Engagement Behavior pada Karyawan Sub Bisnis Unit Jeans di PT “X”, Kota Bandung. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Yoeti, H. Oka A, Drs., MBA. 1999. Psikologi Pelayanan Wisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, E. Hardani. 2013. Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Behavior pada Karyawan PT. Asuransi “X” Cabang Bandung. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Referensi

Dokumen terkait

TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI KANTOR PUSAT SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI DARAT DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia |

Motivation to engaged dapat dilihat dari PT.”X” yang memberikan pekerjaan yang menantang bagi karyawan engineering, seperti memberikan target kepada mereka untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai derajat stress kerja pada perawat rawat inap di RS ‘X’ Kota Bandung yang tercermin

Asuransi “X” memberikan kesempatan yang lebih cepat bagi karyawan yang bergelar S1 untuk dapat mengikuti pendidikan kilat kepemimpinan untuk dipromosikan, namun promosi

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai derajat tinggi-rendahnya tipe technostress pada karyawan perusahaan “X” Bandung dengan melihat

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai tingkat motivasi kerja pada karyawan perusahaan konveksi baju anak “X” di Kota Bandung. 1.3.2

“X” Kota Bandung juga menyatakan bahwa mereka memiliki kompetensi dan kemampuan yang sesuai dengan pekerjaannya, menyadari akan peranan penting karyawan produksi

variabel employee engagement yang terdiri dari vigor, dedication, dan absorption terhadap kinerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan Bandung Raya adalah sebesar 69%, sedangkan 31%