• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan dan Lokasi Terhadap Kepuasan Tamu Pada Garuda Citra Hotel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan dan Lokasi Terhadap Kepuasan Tamu Pada Garuda Citra Hotel Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Dan Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2012:214), “ Jasa didefenisikan sebagai setiap tindakan

atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak menyebabkan

perpindahan kepemilikan apapun”. Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan

proses atau aktivitas yang di dalam ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun bagi pihak – pihak yang terlibat tidak sadar

melakukannya. Contohnya jasa pengobatan, jasa angkutan, jasa telekomunikasi, jasa perhotelan, dan berbagai macam jasa lainnya.

Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak dapat ditimbun seperti barang – barang lain sambil menunggu untuk dijual, hal ini disebabkan jasa memiliki karakteristik-karakteristik yang unik. Menurut Tjiptono

(2014:28), jasa memilikin karakteristik sebagai berikut:

a. Intangible (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek,alat atau

benda maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,pengalaman,proses kinerja atau usaha. Jasa tidak dapat dipegang,dilihat,dirasa,dicium,didengar atau diraba

(2)

b. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan digunakan atau dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

c. Variability /heterogeneity/inconsistency (beraneka ragam)

Jasa sangat beraneka ragam karena banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis. Tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Jasa

yang ditawarkan cenderung tidak standart dan seragam dibanding dengan barang. d. Parishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama, tidak dapat disimpan, tidak dapat dimasukan didalam gudang atau dijadikan persediaan.kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang tidak dapat dimanfaatkan akan

berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan. Pada permintaan yang konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karenasifat dan kapasitas jasa bisa

direncanakan untuk memenuhin permintaan. Namun sayangnya, permintaan pelanggan terhadap sebagian besar jasa sangat fluktuatif. Misalnya, permintaan

jasa transportasi antar kota dan antar pulau akan melonjak menjelang Lebaran, Natal, Tahun Baru dan Libur Sekolah, permintaan akan jasa-jasa liburan dan rekreasi meningkat selama musim liburan, permintaan akan jasa telekomunikasi

(3)

e. Lack of ownership

Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang,

konsumen memiliki hak penuh atas pengunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpanatau menjualnya. Di lain

pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.

2.1.2 Bauran Pemasaran jasa

Menurut Tjiptono (2014:41), bauran pemasaran adalah “seperangkat alat

yang digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat dipergunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek”.

Unsur-unsur bauran pemasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Products ( produk )

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditunjukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat

berbeda dengan apa yang dihadapi pemasar barang. Aspek pengembangan produk jasa baru juga memiliki keunikan khusus yang berbeda dengan barang , yakni jasa

baru sukar diproteksi dengan paten. 2. Pricing (harga)

(4)

mahal bisa meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit terjangkau konsumen dan sukar bersaing dengan kompetitor. Harga berkenaan

dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok

pelanggan.

3. Promotion (promosi)

Meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada

pelanggan potensial dan aktual. Metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi, penjualan, direct marketing, personal selling dan public relations. Meskipun

secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan jasa. Selain itu, dalam kasus pemasaran jasa, personal produksi juga

menjadi bagian penting dalam bauran promosi. 4. Place (lokasi)

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.keputusan ini meliputin keputusan lokasi fisik (misalnya

keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan), keputusan mengunakan perantara untuk meningkatkan aksesbillitasjasa bagi pelanggan (misalnya, apakah akan menggunakan jasa agen perjalananataukah

harus memasarkan sendiri paket liburan secara langsung kepada konsumen), dan keputusan no-fisik yang diterapkan demi ketersediaan jasa (misalnya,

(5)

5. People (orang)

Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran

pemasaran. Dalam industri jasa, setiap organisasi harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan.

6. Physical evidence (bukti fisik)

Unsur ini digunakan untuk mengurangi tingkat resiko terhadap persepsi konsumen terhadap suatu jasa yang akan digunakan. Bukti fisik ini bisa dalam

berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang memuat foto lokasi liburan dan tempat menginap,penampilan stap yang rapi dan sopan, dan lain sebagainya.

7. Process (proses)

Merupakan faktor penting bagi konsumen high-contact services. Faktor ini berperan sebagai co-produser jasa bersangkutan.

8. Customer service

Diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan.

Oleh sebab itu, tnggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak dapat dibatasi hanya denga departemen layanan pelanggan tetapi menjdai perhatian dan

tanggung jawab semua personel perusahaan.

2.1.3 Harga

Menurut Agung (2013:100), harga merupakan “salah satu indikator yang

dipakai sebagai pertimbangan dalam memilih suatu produk oleh konsumen

dimana harga mampu merebut hati para konsumen dan calon konsumen dalam

(6)

Menurut Setiyaningrum,dkk(2016:180), harga merupakan suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,elemen lain menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar.

Menurut Kotler, (2008:345), dalam mendefenisikanharga sebagai sejumlah uang yang diminta untuk suatu produk atau suatu jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan (benefit) atas kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Secara historis, harga menjadi faktor utama yang mempengarui pilihan seorang pembeli. Namun, pada dekade ini faktor-faktor non-harga dinilai penting. Meskipun demikian, harga masih merupakan salah satu elemen terpenting yang menentukan pangsa pasar dan tingkat keuntungan perusahaan.

Menurut Adrian (dalam Danang,2015:215),“penentapan harga harus dimulai

dengan pertimbangan atas tujuan penemuan harga itu sendiri”. Antara lain:

1. Bertahan

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang

meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsugan hidup perusahaan.

2. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

3. Memaksimalkan Penjualan

(7)

4. Gengsi/Prestise

Tujuan penetapan harga disni adalah untuk memposisikan jasa perusahaan

tersebut sebagai jasa yang eksklusif. 5. Pengembalian Atas Investasi (ROI)

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengambilan atas investasi return on investment (ROI) yang diinginkan.

Menurut Tjiptono(2014:266), “terdapat dua macam tujuan penetapan harga,

yaitu tujuan umum dan tujuan spesifik”. Adapun masing-masing tujuan tersebut

adalah:

1. Tujuan Umum Penetapan Harga

a. Mengurangi resiko ekonomi dari percobaan produk

b. Menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan bentuk/kelas produk pesaing.

c. Meningkatkan frekuensi konsumsi.

d. Menambah aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak.

e. Melayani segmen yang berorintasi pada harga. f. Menawarkan versi produk yang lebih mahal.

g. Mengalahkan pesaing dalam hal harga.

h. Mengunakan harga untuk mengindikasikan kualitas tinggi. i. Mengeliminasi keunggulan harga pesaing.

j. Menaikkan penjualan produuk komplementer. 2. Tujuan Spesifik Penetapan Harga

(8)

Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang

maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba komplek penerapannya sangat sulit untuk dilakukan.

b. Tujuan berorientasi kapasitas

Tujuan ini berorientasi pada kapasitas, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan,nilai penjualan, ataupun untuk

menguasai pangsa pasar.

c. Tujuan berorientasi pelanggan

Perusahaan-perusahaan yang berusaha memaksimumkan daya tariknya bagi tipe pelanggan spesifik harus menerapkan strategi penetapan harga yang mengakomodasi perbedaan anatara segmen pasar, perbedaan daya beli, dan

perbedaan preferensi pelanggan atas berbagai alternatif tingkat layanan.

Selain ketiga orientasi utama tersebut, harga jasa bisa pula ditetapkan dalam

rangka mencapai sejumlah tujuan strategik berikut: a. Membantu strategi positioning dan diferensiasi jasa.

b. Menghargai dan mempertahankan pelanggan yang loyal. c. Meningkatkan pemakaian jasa organisasi.

d. Mengurangi minat pesaing baru untuk masuk ke industri bersangkutan.

(9)

Menurut Tjiptono (2014:269),“tujuan penetapan harga jasa perlu dijabarkan

ke dalam programpenetapan harga jasa dengan mempertimbangkan faktor-faktor

berikut”:

1. Elastisitas Harga Permintaan

Efektifitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai akibat perubahan harga perlu diketahui. Namun, perubahan harga memiliki dampak

ganda terhadap penerimaan penjualan perusahaan, yakni perubahan unit penjualandan perubahan penerimaan per unit. Jadi, manajer jangan hanya

berfokuus pada sensitivitas harga pasar, namun juga mempertimbangkan dampak perubahan harga terhadap pendapatan total.

2. Faktor Pesaing

Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan.

3. Faktor Biaya

Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor

pokok yang menentukan batas bawah harga. 4. Faktor Lini Produk

Perusahan bisa menambah lini produknya dalam rangka memperluas pasar

(10)

5. Faktor Pertimbangan Lain

Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka

merancang program penetapan harga anatara lain:

a. Lingkungan politik dan lingkungan hukum,

misaalnya regulasi, perpajakan, perlindungan konsumen.

b. Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan

politik, ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan teknologi dalam konteks global.

c. Unsur harga dalam program pemasaran lainya, misalnya program promosi penjualan (seperti kupon, cents-offdeals, promotion allowances, dan

rabat) dan program penjualan dan distribusi (seperti diskon kuantitas, diskon kas,fasilitas kredit dan

bantuan pembiayaan, kontrak jangka panjang, dan negotiated pricing).

2.1.2 Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2011:59), kualitas pelayanan merupakan “aktivitas,

manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima dan pelayanan yang mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu

(11)

Menurut Agung (2013:48), kualitas layanan “berpusat pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan”. Menurut Sunyoto (2012:240), dikutip dari

Tjiptono (2005), kualitas atau mutu industri jasa pelayanan merupakan “suatu

penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yangberlaku ditempat produk tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya sama dengan yang diinginkan dan

diharapkan oleh konsumen”.

Dari defenisi diatas bahwa mutu pelayanan atau kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta

ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan konsumen, yaitu adanya kesesuian antara harapan dengan persepsi manajemen, adanya kesesuaian antara persepsi atas harapan konsumen dengan standar kerja karyawan, adanya

kesesuaian antara standar kerja karyawan dengan pelayanan yang diberikan, adanya kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang

dijanjikan dan adanya kesesuaian antara pelayanan yang diterima dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Untuk dapat bertahan dalam persaingan, perusahan harus dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Semangkin baik kualitas pelayanan yang diberikan, maka akan tercipta kepuasan terhadap

produk atau jasa yang dihasilkan perusahan tersebut, namun apabila pelayanan tersebut dinilai tidak sesuai dengan harapan konsumen maka perusahan tersebut

(12)

Dalam salah satu studi mengenai kualitas pelayanan oleh Parasuraman,dkk (dalam Sunyoto, 2015:288), bahwa terdapat lima dimensi kualitas pelayanan

sebagai berikut:

a. Tak Berwujud (tangible)

Kemampuan perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak

eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasaranafisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari

pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputin fasilitas fisik ( contoh : gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang menggunakan teknologi, serta penampilan pegawainya.

b. Keandalan (reliability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang

dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua

pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi ayang tinggi. c. Ketanggapan (responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

(13)

d. Jaminan dan kepastian (assurance)

Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan

untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputin beberapa komponen antara lain komunikasi (comunication), kredibilitas

(credibility), keamanan (scurity), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).

e. Empati (empathy)

Memberi perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang

diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan diharapkan memilikin pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik,

serta memiliki waktu pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan.

Menurut Zeithaml (dalam Agung, 2013:49), terdapat lima dimensi kualitas

pelayanan hotel antara lain:

Tabel 2.1

Dimensi Untuk Mengevaluasi Kualitas Layanan

Dimensions For Evaluating Service Quality

Tangibles Reliability Resvonsivenes Assurance Empathy

Tangibles

Reliability

Resvonsivenes

Assurance

Empathy

(14)

Penjelasannya:

1. Tangibles: Penampilan fasilitas fisik, termasuk personalia dan bahan

komunikasi. Item skalanya yaitu:

a. Peralatan fisik hotel yang modern

b.Karyawan yang memiliki penampilan yang rapi

c.Bahan-bahan material yang enak dipandang (interior yang dimiliki)

2. Reliability : “the ability to perform the promised sevice dependably and

Accurately”, artinya adalah kemampuan menepati janji yang dapat diandalkan

secara akurat. Item skalanya yaitu: a.Memberikan layanan sesuai janji

b.ketergantungan menangani masalah layanan pelanggan

c.Melakukan layanan pada saat pertama

d. Menyediakan layanan pada waktu yang dijanjikan

e. Kesiapan untuk menanggapi permintaan pelanggan

3. Responsiveness: “ The willingness to help customers and to provide prompt

Service” ,artinya kesigapan dan kecepatan respon karyawan, kesediaan

membantu dalam segala hal, kepastian pelayanan,tidak pernah mengabaikan layanan terhadap tamu atau kemauan membantu tamu dalam menyajikan jasa

tepat pada waktunya. Item skalanya yaitu:

a.Mengusahakan tamu tetap mendapatkan informasi; misalnya kapan layanan itu

(15)

b.Layanan yang cepat dan tepat kepada tamu c.Keinginan untuk membantu tamu

d.Kesiapan untuk menanggapi keluhan tamu

4. Assurance: “The knowledge and courtesy of employees and their ability to

convey trust and confidence”,artinya jaminan perasaan aman dan keramahan

pelayanan yang bersumber dari pengetahuan karyawan yang luas, karyawan terpercaya, sopan serta ramah. Item skalanya yaitu:

a.Karyawan yang membangkitkan kepercayaan tamu

b.Membuat tamu merasa aman dalam transaksi mereka c.Karyawan yang sangat santun

d.Karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas

5. Empathy: Perhatian kepada kepentingan individual pelanggan dan memahami perasaannya. Item skalanya yaitu:

a.Memberikan perhatian kepada tamu secara individual b.Sangat memperhatikan kepentingan tamu

c.Karyawan memahami kebutuhan tamu mereka. Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2016:179),“setiap perusahaan harus benar-benar

memahami sejumlah faktor potensial yang bisa menyebabkan buruknya kualitas

pelayanan”, di antaranya:

(16)

Salah satu karakteristik unik jasa adalah tidak dapat dipisahkan (inseparability), artinya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Hal

ini kerapkali membutuhkan kehadiran dan partisipasi pelanggan dalam proses penyampaian jasa. Beberapa kelemahan yang mungkin ada pada karyawan jasa

dan mungkin berdampak negatif terhadap persepsi kualitas meliputi: a. Tidak terampil dalam melayanin pelanggan .

b. Cara berpakaian karyawan kurang sesuai dengan konteks.

c. Tutur kata karyawan kurang sopan atau bahkan menyebalkan. d. Bau badan karyawan mengganggu kenyamanan pelanggan.

e. Karyawan selalu cemberut atau pasang tampang “angker”. 2. Intensitas Tenaga Kerja Yang Tinggi

Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian jasa dapat pula

menimbulkan masalah kualitas, yaitu berupa tingginya variabelitas jasa yang dihasilkan. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhinnya antara lain: upah rendah

(umumnya karyawan yang melayani atau berinteraksi langsung dengan pelanggan memilikin tingkat pendidikan dan upah paling rendah dalam sebuah perusahaan),

pelatihan yang kurang memadai atau bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, tingkat perputaran karyawan terlalu tinggi.

3. Dukungan Terhadap Pelanggan Internal Kurang Memadai

Karyawan front-line (garis depan) merupakan ujung tombak sistem penyampaian jasa. Agar mereka dapat memberikan jasa secara efektif, mereka

(17)

(perkakas, material, pakaian seragam), pelatihan keterampilan, maupun impormasi(misalnya, prosedur oprerasi). Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah

unsur pemberdayaan (empowerment) baik menyangkut karyawan front-line (garis depan) atau manajer.

4. Gap Komunikasi

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi merupakan faktor esensial dalam menjalin kontak dan relasi dengan pelanggan.gap-gap komunikasi tersebut

bisa berupa:

a. Penyedia jasa memberikan janji berlebihan, sehinga tidak mampu

memenuhinya .

b. Penyedia jasa tidak bisa selalu menyajikan impormasi terbaru kepada para pelanggan, misalnya yang berkaitan dengan perubahan prosedur/aturan.

c. Pesan komunikasi penyedia jasa tidak dipahami pelanggan.

d. Penyedia jasa tidak memperhatikan atau tidak segera menanggapi keluhan

atau saran pelanggan.

5. Memperlakukan Semua Pelanggan Dengan Cara Yang Sama ,

Pelanggan merupakan individu unik dengan preferensi, perasaan, dan emosi masing-masing. Dalam hal interaksi dengan penyedia jasa, tidak semua pelanggan bersedia menerima jasa yang seragam (standardized services). sering terjadi ada

pelanggan yang menginginkan atau bahkan menuntut jasa yang sifatnya personal dan berbeda dengan pelanggan lain. Hal ini memunculkan tantangan bagi

(18)

memahami perasaan pelanggan terhadap penyedia jasa dan layanan yang mereka terima.

6. Perluasan atau Pengembangan Jasa Secara Berlebihan

Di satu sisi, mengintroduksi jasa baru atau menyempurnakan jasa lama

dapat meningkatkan peluang pertumbuhan bisnis dan menghindari layanan yang buruk. Di sisi lain, bial terlalu banyak jasa baru dan tambahan terhadap jasa yang sudah ada, hasil yang didapatka belum tentu optimal, bahkan tidak tertutup

kemungkinan timbul masalah-masalah seputar standar kualitas jasa, baik dari segi fitur, keunggulan, maupun tingkat kualitasnya.

7. Visi Bisnis Jangka Pendek

Visi jangka pendek (misalnya, orientasi pada percapaian target penjualan dan laba tahunan, penghematan biaya sebesar-besarnya, peningkatan produktivitas

tahunan, dan lain-lain) bisa merusak kualitas jasa yang sedang dibentuk untuk jangka panjang. Sebagai contoh, kebijakan sebuah bank untuk menekan biaya

dengan cara menutup sebagian cabangnya akan mengurangi tingkat akses bagi para nasabahnya, yang pada gilirannya bisa menimbulkan ketidakpuasan pelanggan dan persepsi negatif terhadap kualitas jasa bank besangkutan.

2.1.5 Lokasi

Menurut Kasmir (2011:140), “lokasi adalah tempat melayani konsumen

sehingga dapat lebih mudah bertransaksi terhadap produk yang ditawarkan secara

(19)

atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara penyampaian dan waktu

tempuh lokasi tujuan”.

Menurut Tjiptono (2014:158), lokasi fasilitas jasa acapkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Secara garis besar ada dua pertimbangan dalam hal pemilihan lokasi fasilita jasa. Pertama, pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa, misalnya pasien datang ke tempat praktik dokter, puskesmas, atau rumah sakit. Kemungkinan kedua adalah penyedia jasa yang mendatangi pelanggan, misalnya mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran untuk menangani dan memadamkan api. Selain itu, dimungkinkan pula penyedia jasa menkombinasikan keduanya misalnya dokter yang selain berpraktik dilokasi khusus, namun bersedia pula mendatangi pasien dirumah mereka pada jam jam tertentu.

2.1.5.1Dimensi Yang Mempengaruhi Strategi Lokasi

Menurut Tjiptono (2014:159), lokasi berpengaruh terhadap dimensi

strategi lokasi, yaitu:

1. Fleksibilitas sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah

layanan mampu bereaksi terhadap situasi perekonomian yang berubah. 2. Penempatan kompetisi (competitive positioning)adalah metode – metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi

relatifnya dibandingkan para pesaing.

3. Manajemen permintaan adalah kemampuan perusahaan untuk

(20)

Menurut Tjiptono (2014:156), ada beberapa faktor pemilihan tempat lokasi yait:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2. Visibilitasyaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3. Lalu-lintas menyangkut pertimbangan utama :

a. Banyaknya orang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya dorongan pembelian (impulse buying) yaitu keputusan pembelian

secara spontan.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa menjadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman dan aman untuk kendaraan roda dua dan roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha dikemudian hari.

6. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan. Warung makan berdekatan dengan daerah kost, asrama mahasiswa, kampus atau perkantoran.

7. Kompetisi yaitu lokasi pesaing. Misanya dalam menetukan lokasi wartel ( warung telekomunikasi ) perlu dipertimbangkan apakah di

(21)

sejumlah industri, justru ada kecenderungan perusahaan sejenis menempati lokasi berdekatan.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman

penduduk.

2.1.6 Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (2009:138), menyatakan kepuasan (satisfaction) adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang telah dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap expectation

(harapan) mereka.”. Menurut Agung (2013:74), kepuasan pelanggan merupakan

“tolak ukur dalam kualitas layanan produk dan jasa”.

Menurut Oliver (dalam Tjiptono, 2014:354), kepuasan pelanggan

dirumuskan “sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja

alternatif produk/jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum

pembelian. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak bisa memenuhin harapan,

maka yang terjadi adalah ketidakpuasan”.

Kepuasan konsumen juga dapat diartikan sebagai persepsi pelanggan dimana harapanya telah terpenuhi atau terlampaui. Kepuasan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha suatu perusahaan. Perusahaan

harus menempatkan kepuasan konsumen sebagai prioritas utama yang harus dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan usaha.

(22)

membandingkan hasil atau kinerja yang konsumen rasakan dengan harapan konsumen, pada umumnya harapan konsumen merupakan perkiraan konsumen

terhadap apa yang akan mereka terima dalam mengkonsumsi produk atau jasa, sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang

telah diterima setelah mengkonsumsi produk atau jasa.

Menurut Kotler (dalam Tjiptono,2014:369), ada empat metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem Keluhan Dan Saran

Perusan yang memberikan kesempatan penuh bagi konsumennya untuk

menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang berorientasi pada konsumen (custuumer oriented).

2. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan (ghost shopper) untuk bersikap sebagai konsumen di perusahaan

pesaing, dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi terhadap

kualitas pelayanan perusahaan itu sendiri. 3. Analisis Konsumen Yang Hilang

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali

konsumennya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian lagi diperusahaan tersebut karena telah pindah ke perusahaan pesaing. Selain itu,

(23)

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan konsumen terhadap

kepuasan jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para konsumen.

Memalui survei tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang oleh konsumen.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan tamu di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan. Namun untuk lokasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kepuasan tamu Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan.

2. Kepuasan tamu Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas tamu Santika

Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan. Dan kualitas pelayanan merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan dan loyalitas tamu Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan

Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara serempak seluruh variable indevenden ( kualitas

(24)

3. Rihi Adnin memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel terikat kepuasan pasien rawat inap pada RSU Bunda Thamrin Medan.

2. Pengaruh variabel harga lebih dominan terhadap kepuasan pasien rawat inap

Judul Penelitian Variabel Metode Analisis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan di kota Purwokerto. 5.

6. 2. Terbukti bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan dikota Purwokerto.

7.

8. 3. Terbukti bahwa nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan di kota Purwokerto. 5. Rahman, et

al,/ 2012

Influence of service quality and price on costumer

Menunjukan bahwa dimensi kualitas pelayanan dan harga dirasakan berdampak positif terhadap

10. penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas pelayanan, harga, faktor emosional, lokasi,

(25)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek

penelitian itu ditujukan, di mana hal ini merupakan jaringan hubungan antarvariabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2009:52).

Menurut Kotler (2008:345) mendefenisikan harga sebagai sejumlah uang yang diminta untuk suatu produk atau jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan

bahwa harga ialah jumlah semua nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan (benefit) atas kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Dari situlah konsumen akan mempersepsikan produk atau jasa tersebut.

Persepsi yang positif merupakan hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yang dilakukannya, sedangkan persepsi yang negatif merupakan suatu bentuk

ketidakpuasan konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya.

Menurut Tjiptono (2011:59), kualitas pelayanan merupakan “aktivitas,

manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima dan pelayanan yang mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu

perusahaan”. Semangkin baik pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi

tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan sehingga usaha tersebut akan dinilai

(26)

Menurut Swastha (2009:24), “lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau

aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam pemilihan lokasi letaknya harus

dekat terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi sangat mudah sehingga konsumen puas dengan tinggal dihotel tersebut.

Menurut Kotler (2009:138), menyatakankepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang telah dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap expectation

(harapan) mereka. Jadi, Jika kinerja dibawah ekspektasi maka konsumen tidak akan puas. Jika kinerja memenuhin ekspektasi maka konsumen akan puas. Jika

kinerja melebihi ekspektasi pelanggan akan amat puas atau senang”.

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Kotler (2008:345),Tjiptono (2011:59),Swastha (2009:24), dan Kotler (2009:138)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual, maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian in adalah: Harga

Lokasi

Kepuasan tamu

(27)

H1 : Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu pada Garuda Citra HotelMedan.

H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan tamu pada Garuda Citra HotelMedan.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Bank syariah setelah di analisis dengan menggunakan shariah maqashid index sudah cukup baik dalam menerapkan prinsip syariah dan operasionalnya, akan tetapi ada

Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sobandi dan Sudarmadji, penelitian yang dilakukan penulis lebih

�0 = Tidak terdapat pengaruh sikap berbahasa Indonesia terhadap kemampuan berbicara akademik pada mahasiswa Fakultas Keguruan. dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh

Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengatasi permasalahan yang ada di sekolah.. PTK merupakan suatu kegiatan

Dari hasil penelitian, diperoleh arsitektur jaringan terbaik dari satu hidden layer dengan jumlah neuron sebanyak 25 neuron dan algoritma pelatihan terbaik yaitu dengan

Belum ada Sekolah kami perlu pengadaan Kenyaman laboratorium Bahasa Skor : 1(tidak diisi) Sekolah kami perlu. pengadaan laboratorium TIK Kelengkapan laboratorium TIK Skor

Berdasarkan gambar 8, pengujian deteksi gerakan manusia dilakukan dengan tubuh berdiri di depan sensor ultrasonik atau ben- da-benda yang dapat menghalangi sensor

Tingginya nilai total panjang akar (Lrv) dan berat kering akar (Drv) pada perlakuan pupuk kombinasi ini dapat disebabkan oleh adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah