58 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kompas Gramedia dirintis pertama kali oleh alm. Bapak PK. Ojong (1920 -1980) dan Bapak Jacob Oetama untuk menembus situasi keterbatasan informasi pada saat itu (sekitar tahun 1960-an) dan untuk memberikan informasi berkualitas dan efektif dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Diawali dengan menerbitkan Majalah Intisari, Kompas Gramedia Group juga mengembangkan usaha di luar bidang informasi dan media komunikasi (diversifikasi usaha) guna mendukung usaha inti dan memperluas lapangan kerja. Kompas Gramedia memiliki visi dan misi yaitu menjadi perusahaan yang terbesar, tersebar, terpadu dan terbaik di Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, dan adil sejahtera. Kompas Gramedia terbagi menjadi beberapa kelompok usaha yaitu: Group of Magazine, Group of Publishings, Group of Regional Newspaper, Group of Printing, Group of Retail Bussiness, Group of Hotel & Resort, Kompas, Kontan, Warta Kota, Surya, Sport & Health Media, Kompas.com, Sonora, Graha Kerindo Utama.
4.1.1. Sejarah Koran Kompas
Harian Kompas datang dari keinginan Jendral Ahmad Yani untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel dan independen. Keinginan tersebut kemudian diutarakan kepada Frans Seda yang kemudian disampaikan kepada P.K. Ojong (1920-1980) dan Jacob Oetama dimana pada waktu itu keduanya sudah mengelola majalah Intisari yang terbit tahun 1963. Pada 28 Juni 1965 lahirlah surat harian Kompas, yang berawal dari ide menerbitkan surat kabar untuk melawan pers komunis. Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara rakyat, kemudian atas usul Presiden Soekarno, nama harian Bentara Rakyat dirubah menjadi Kompas. Penggantian nama menjadi Kompas ini ditujukan agar harian Kompas dapat media pencari fakta dari segala penjuru. Surat kabar Kompas awalnya terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, kemudian menjadi 4 kali seminggu, dan kini Kompas terbit setiap hari. Pada awalnya Kompas berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar, namun sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras Kompas mencapai 530.000 eksemplar, dimana khusus untuk edisi Minggunya mencapai 610.00 eksemplar dan pembaca koran Kompas saat ini mencapai 2,25 juta ornag yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kompas pertama kali di percetakan PT. Kenng Po, namun seiring dengan perkembangan oplah yang semakin meningkat, dan agar menjamin Kompas dapat terbit pagi hari, maka perusahaan perlu memiliki percetakan sendiri. Pada tahun 1971 perusahaan mendirikan percetakan gramedia dijalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 1972 dan diresmikan pada tanggal 25 November 1972
ole Ali Sadikin yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan kebutuhkan informassi yang semakin meningkat, pada tahun 1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi korang harian Kompas di daerah-daerah. Awalnya sistem cetak jarak jauh dijalankan di Bawen, dan dilanjutkan di kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober 1998), Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003), Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), dan Bali (Maret 2009)1.
Wikipidia Indonesia2 mencatat bahwa Kompas pernah mengalami penghentian terbit dan beberapa gugatan hukum, sebagai berikut:
a. Tahun 1965
Larangan terbit pertama, terkait dengan peristiwa G30S/PKI. Pada tanggal 1 Oktober 1965 malam, pemerintah melarang sejumlah koran yang terbit di Jakarta untuk terbit. Larangan tersebut hanya diberlakukan empat hari. Pada tanggal 6 Oktober 1965 larangan tersebut dicabut, Kompas dan sejumlah koran lainnya kembali terbit.
b. Tahun 1978
1 http://www.kompasgramedia.com/aboutkg/history diunduh oleh Ruth Natalia 6 Desember 2014 pukul 14.30 WIB
2 http://id.m.wikipedia.org/wiki/kompas_(surat_kabar) diunduh oleh Ruth Natalia 6 Desember 2014 pukul 11.30 WIB
Larangan terbit kedua, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya. Pada 21 Januari 1978, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya dan demo menentang korupsi yang marak. Tujuh harian (Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi dan Pos Sore) dilarang terbit atas perintah Sudomo.
c. Tahun 2006
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Bambang Wisudo dan pembatalannya (2008). Dimana pada tanggal 8 Desember 2006, Bambang Wisudo sebagai wartawan Kompas menerima surat pemecatan. Pada tanggal 12 Desember 2008, sekitar 2 tahun sesudahnya diterbitkan surat pencabutan keputusan PHK Kompas terhadap Bambang Wisudo.
d. Tahun 2009
Gugatan perdata Raymond Teddy dimana Raymon melakukan gugatan perdata terhadap sejumlah media (Kompas, RCTI, Republika, Detik.com, Seputar Indonesia, Warta Kota dan Suara Pembaharuan) atas penyebutan dirinya sebagai bandar judi.
e. Tahun 2010
Pada tahun 2010 Aburizal Bakrie melaporkan sejumlah media ke polisi dan dewan pers terkait pertemuan Aburizal Bakrie dengan terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan di Bali.
4.1.2. Visi Kompas
Visi koran Kompas menurut Santoso3 adalah “Berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia baru. Yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang transcendental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu, dan masyarakat yang adil dan makmur”.
4.1.3. Misi Kompas
Misi koran kompas menurut Santoso4 adalah “Menjadi nomor satu dalam semua aspek usaha, diantara usaha-usaha yang sejenis dan dalam kelas yang sama. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan etika usaha yang bersih dan melaksanakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain”.
4.1.4. Logo Kompas
3
Santoso, F.A. Sejarah, Organisasi dan Visi-Misi Kompas, Arsip. Kompas Gramedia. Jakarta. 2011 hal 4
4.1.5. Desain, Tata Letak dan Ukuran Kompas
Wikipedia Indonesia5 menyatakan bahwa “Saat pertama kali terbit sampai 27 Juni 2005, Kompas menggunakan ukuran broadsheet 9 kolom dan tampil dengan warna hitan putih. Pada tanggal 28 Juni 2005 Kompas melakukan perubahan terhadap ukuran kertas yang digunakan, menjadi lebih kecil atau sering juga disebut young broadsheet 7 kolom. Perubahan ukuran kertas dan jumlah kolom yang lebih sedikti berdampak juga pada tata letak tulisan redaksi dan iklan. Perubahan yang paling mencolok adalah pergantian warna pada masthead yang semula berwarna hitam menjadi biru. Pada halaman depannya juga terdapat penggunaan navigasi yang membantu pembaca untuk menuju rubrik atau berita tertentu. Penggunaan warna selain hitam pada tulisan, judul maupun penamaan rubrik juga menjadi perubahan yang sangat terlihat dan terasa. Pada penulisan beritanya Kompas menggunakan
byline yang merupakan nama atau kode dari wartawan yang menuliskan berita atau artikel tersebut dan juga firewall yang merupakan tembok pembatas yang menjadi pemisah antara Tulisan karya jurnalistik dengan iklan. Kompas juga menggunakan
uppercheck yang merupakan tulisan berwarna merah diatas judul berita yang berfungsi sebagai kata kunci.
5 http://id.m.wikipedia.org/wiki/kompas_(surat_kabar) diunduh oleh Ruth Natalia 6 Desember 2014 pukul 11.30 WIB
4.1.4. Data Perusahaan Kompas
1. Nama Perusahaan : PT. Kompas Gramedia
2. Alamat : Jl. Palmerah Selatan, No. 22-28, Jakarta Barat 10270 3. Nomor Telepon : (021) 5347710
4. Homepage : http://www.kompas.com/
4.1.5. Susunan Organisasi Kompas
Pemimpin Umum : Jakob Oetama
Wakil Pimpinan Umum : Lilik Oetama, Rikard Bagun Pemimpin / Penanggung Jawab Redaksi : Budiman Tanuredjo
Wakil Pemimpin Redaksi : Tria Kuncahyono, Ninuk
Mardianan, James Luhulima
Redaktur Senior : St. Sularto
Redaktur Pelaksana : Mohammad Bakir
Wakil Redaktur Pelaksana : Bambang Sigap Sumantri, Try
Harijono, Subur Tjahjono,
Sutta Dharmasaputra
Sekretaris Redaksi : Rusdi Amral, Mohammad Nasir Staff Redaksi : Jajaran wartawan dan Editor
4.2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam periode penelitian Juli 2014 sampai Januari 2015. Dimulai dari mengamati objek penelitian sampai pada mendeskripsikan hasil penelitian.
4.2.1. Hasil Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang dilakukan peneliti terhadap setiap kategori adalah sebagai berikut:
1. Uji reliabilitas terhadap kategori 1 :
CR = 2M x 100% = 2 (0) x 100% = 0%
n1 + n2 16 + 1
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori pertama tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori
2. Uji reliabilitas terhadap kategori 2 :
CR = 2M x 100% = 2 (0) x 100% = 0%
n1 + n2 1+1
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori kedua tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori
3. Uji reliabilitas terhadap kategori 3 :
CR = 2M x 100% = 2 (12) x100% = 77%
n1 + n2 19+12
4. Uji reliabilitas terhadap kategori 4
CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0%
n1 + n2 0+0
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 4 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori
5. Uji reliabilitas terhadap kategori 5
CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0%
n1 + n2 5+0
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 5 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori
6. Uji reliabilitas terhadap kategori 6
CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0%
n1 + n2 1+4
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 6 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori
7. Uji reliabilitas terhadap kategori 7
CR = 2M x 100% = 2(18) x 100% = 87%
n1 + n2 19+21
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable. 8. Uji reliabilitas terhadap kategori 8
CR = 2M x 100% = 2(21) x 100% = 100%
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable. 9. Uji reliabilitas terhadap kategori 9
CR = 2M x 100% = 2(18) x 100% = 94%
n1 + n2 17+21
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori ketiga reliable. 10. Uji relibilitas terhadap kategori 10
CR = 2M x 100% = 2(13) x 100% = 76%
n1 + n2 20+14
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 10 reliable. 11. Uji reliabilitas terhadap kategori 11
CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 100%
n1 + n2 10+10
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 11 reliable. 12. Uji reliabilitas terhadap kategori 12
CR = 2M x 100% = 2(11) x 100% 95%
n1 + n2 14+9
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 12 reliable. 13. Uji reliabilitas terhadap kategori 13
CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 75%
n1 + n2 15+9
14. Uji reliabilitas terhadap kategori 14
CR = 2M x 100% = 2(13) x 100% = 83%
n1 + n2 4+27
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 14 reliable. 15. Uji reliabilitas terhadap kategori 15
CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 95%
n1 + n2 8+13
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 15 reliable. 16. Uji reliabilitas terhadap kategori 16
CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 71%
n1 + n2 14+10
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 16 reliable. 17. Uji reliabilitas terhadap kategori 17
CR : 2M x 100% : 2(0) x 100% : 0%
n1 + n2 0+0
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 17 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori.
18. Uji reliabilitas terhadap kategori 18
CR : 2M x 100% : 2(0) x 100% : 0%
n1 + n2 1+0
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 18 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori.
19. Uji reliabilitas terhadap kategori 19
CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0%
n1 + n2 1+1
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 19 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori.
20. Uji reliabilitas terhadap kategori 20
CR = 2M x 100% = 2(7) x 100% = 70%
n1 + n2 11+9
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 20 reliable. 21. Uji reliabilitas terhadap kategori 21
CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 85%
n1 + n2 10+11
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 21 reliable. 22. Uji reliabilitas terhadap kategori 22
CR = 2M x 100% = 2(0) x 100% = 0%
n1 + n2 1+0
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 22 tidak reliable sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori
23. Uji reliabilitas terhadap kategori 23
CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 85%
n1 + n2 13+9
24. Uji reliabilitas terhadap kategori 24
CR = 2M x 100% = 2(9) x 100% = 75%
n1 + n2 11+13
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 24 reliable. 25. uji reliabilitas terhadap kategori 25
CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% : 83%
n1 + n2 14+10
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 25 reliable. 26. Uji reliabilitas terhadap kategori 26
CR = 2M x 100% = 2(10) x 100% = 74%
n1 + n2 15+12
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 26 reliable. 27. Uji reliabilitas terhadap kategori 27
CR = 2M x 100% = 2(3) x 100% = 100%
n1 + n2 3+3
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 26 reliable. 28. Uji reliabilitas terhadap kategori 28
CR = 2M x 100% = 2(2) x 100% = 100%
n1 + n2 2+2
29. Uji reliabilitas terhadap kategori 29
CR = 2M x 100% = 2(2) x 100% = 100%
n1 + n2 2+2
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 29 reliable 30. Uji reliabilitas terhadap kategori 30
CR = 2M x 100% = 2(1) x 100% = 100%
n1 + n2 1+1
Dari hasil perhitungan diatas maka kategori 28 reliable.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan 2 (dua) koder terdapat 30 kategori yang ditetapkan oleh peneliti, namun 9 kategori dinyatakan tidak reliable karena dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus Hostly kategori tersebut kurang dari 70%, sehingga harus dihilangkan dari tabel operasionalisasi kategori. Sedangkan 21 kategori lainya memiliki persentase lebih dari 70% dan dianggap reliabel untuk penelitian. Kategori yang reliabel tersebutlah yang peneliti gunakan untuk penelitian ini. Kategori yang dinyatakan reliable dan layak untuk diteliti adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Tabel Operasionalisasi Kategori Penelitian
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Headline Judul Judul berita mengandung unsur Politik
headline lebih besar dari ukuan font yang di gunakan pada isi berita
Warna yang digunakan pada headline
lebih tebal daripada isi berita Posisi headline diletakan di tempat yang
strategis
Headline
Lay Out
Penekanan kata atau kalimat dengan menggunakan tanda baca, underline, cetak
tebal, cetak miring
Tulisan dipertegas oleh foto atau gambar yang berkaitan dengan isi berita. Ketokohan Headline menampilkan tokoh-tokoh yang
terkenal pada Pemilu Presiden 2014
Isi Headline
Terdapat unsur kebaruan pada headline
Jarak antara berita dengan pembaca berdekatan
Kalimat menggunakan text yang dapat mempengaruhi emosi pembaca Berita mengandung konflik atau
Kecenderungan isi berita
Headline mengandung berita negatif tentang pemilu presiden 2014.
Headline mengandung berita positif tentang pemilu presiden 2014.
Kategori Berita
Straight News : berita menyajikan isi utama atau isi pokok
Headline Kategori Berita
Indepth News : berita diolah secara mendalam dengan cara mengembangkann
atau melengkapi berita sebelumnya dan dikemas secara menarik
Asas Pemilihan Umum Presiden Berdasarkan Undang-undang No 40 tahun 2008 Langsung
Headline mengangkat berita tentang asas pemilu yang dilakukan secara langsung. Pemilih tidak diwakilkan oleh orang lain
Umum
Headline mengangkat berita tentang asas pemilu yang dilakukan secara umum atau kegiatan yang secara umum dilakukan
pada saat pemilu
Bebas
Headline mengangkat berita tentang asas pemilihan umum dilakukan secara bebas
Rahasia
Headline mengangkat berita tentang asas pemilu yang rahasia. Pemilih berhak untuk
tidak memberitahukan pilihannya kepada orang lain
Jujur
Headline mengangkat berita tentang asas Jujur. Pelaksanaan, penghitungan suara
dan pengumuman presiden dilakukan secara jujur dan terbuka
Adil
Headline mengangkat berita tentang asas pemilu dilakukan secara adil untuk seluruh calon presiden dan wakil presiden
serta seluruh rakyat Indonesia
4.2.2. Tabel Kategorisasi
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian dari data yang diperoleh dengan cara mendeskripsikan data mengenai isi pesan pada Headline
Tabel 4.2
Tema Judul Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Tema Judul Sequence Σ %
Tema Politik 15 71%
Tema diluar Unsur Politik
6 29%
Jumlah 21 100%
Gambar Diagram 4.1
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukan headline Kompas selama pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 menggunakan tema politik sebanyak 71%, dan tema lainya diluar tema politik sebanyak 29%.
Tabel 4.3
Ukuran Font Pada Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Ukuran Font Sequence %
Lebih Besar dari isi berita 21 100%
Lebih kecil dari isi berita 0 0%
Jumlah 21 100%
Gambar 4.2
Berdasarkan Tabel diatas, menunjukan bahwa semua judul yang digunakan bahwa seluruh ukuran font yang digunakan pada headline Kompas selama masa pemilu presiden periode 1 - 31 Juli 2014 lebih besar dari isi berita yaitu 100%.
Tabel 4.4
Pewarnaan Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Pewarnaan Headline Sequence %
Warna yang digunakan lebih tebal dari isi berita 21 100% Warna yang digunakan tidak lebih tebal dari isi berita 0 0%
Jumlah 21 100%
Gambar 4.5
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa seluruh headline Kompas pada pemilu presiden 2014 peride 1 – 31 Juli 2014 menggunkan warna yang lebih tebal dari isi berita.
Tabel 4.5
Posisi Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Posisi Headline Sequence %
Ditempatkan ditempat yang strategis 21 100% Tidak ditempatkan ditempat yang strategis 0 0%
Jumlah 21 100%
Gambar 4.4
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa semua headline Kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1 – 31 Juli 2014 ditempatkan di posisi yang strategis
Tabel 4.6
Penekanan Pada Headline Kompas Periode 1- 31 Juli 2014
Penekanan kalimat pada headline Sequence %
Terdapat penekanan pada headline Kompas 0 0% Tidak terdapat penekanan pada headline Kompas 21 100%
Jumlas 21 100%
Gambar 4.5
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 100% headline Kompas pada masa pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 tidak menggunakan penekanan kalimat melalui cetak tebal, garis bawah atau cetak miring.
Tabel 4.7
Foto Pada Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Foto Sequence %
Foto berkaitan dengan headline 10 48%
Foto tidak berkaitan dengan headline 11 52%
Jumlah 21 100%
Gambar 4.6
Berdasarkan tabel diatas, menyatakan bahwa sebanyak 52% headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 tidak menggunakan foto yang ada kaitannya dengan headline, sedangkan sebanyak 48% menggunakan foto yang ada kaitannya dengan headline.
Tabel 4.8
Ketokohan pada Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Ketokohan Sequence %
Mengandung tokoh yang terkenal pada Pemilu 7 33% Tidak mengandung tokoh yang terkenal pada Pemilu 14 67%
Jumlah
21 100%
Gambar Grafik 4.2
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan pada 67% headline Kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1-31 Juli 2014 tidak menggunakan tokoh yang terkenl dan berkaitan dengan pemilu presiden 2014. Sedangkan 33% headline Kompas menggunakan tokoh terkenal dan berkaitan dengan pemilu presiden 2014.
Tabel 4.9
Unsur Kebaruan Pada Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Kebaruan Sequence %
Terdapat unsur kebaruan pada headline 4 19%
Tidak terdapat unsur kebaruan pada headline 17 81% Jumlah
21 100%
Gambar 4.8
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 81% headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 tidak mengandung unsur kebaruan, sedangkan 19% headline menggunakan unsur kebaruan.
Tabel 4.10
Kedekatan dengan pembaca Pada Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Ketokohan Sequence %
Terdapat kedekatan dengan pembaca 20 95%
Tidak terdapat kedekatan dengan pembaca 1 5% Jumlah
21 100%
Gambar 4.9
Dari tabel diatas, menunjukan bahwa kedekatan dengan pembaca pada
headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 sebanyak 95%, sedangkan 5% headline lainya tidak memiliki unsur kedekatan dengan pembaca.
Tabel 4.11
Isi Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Isi Headline Sequence %
Menciptakan emosi 13 62%
Mengandung Konflik 8 38%
Jumlah
21 100%
Gambar 4.10
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 62% headline Kompas pada pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 mengandung unsur-unsur yang dapat menciptakan emosi pembaca dan 38% mengandung unsur konflik.
Tabel 4.12
Kecenderungan Isi Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Kecenderungan isi berita Sequence %
Positif 12 57%
Negatif 9 43%
Jumlah
21 100%
Gambar 4.11
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 57% headline kompas pada masa pemilu presiden periode 1 – 31 Juli 2014 memberitakan berita positif tentang pemilu presiden 2014, sedangkan 43% lainnya memberitakan berita negatif tentang pemilu presiden 2014.
Tabel 4.13
Kategori Berita Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014 Kategori Berita pada Headline Kompas Sequence %
Stright News 1 5%
Indepth News 20 95%
Jumlah
21 100%
Gambar 4.12
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 95% kategori berita pada
headline Kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1 – 31 Juli 2014 merupakan
Indepth News, sedangkan 5% lainya adalah Stright News dan 0% yang merupakan
Tabel 4.14 Asas Pemilu 2014
Asas Pemilu 2014 Sequence % Langsung 1 5% Umum 6 29% Bebas 5 24% Rahasia 1 5% Jujur 2 10% Adil 4 19%
Tidak memberitakan Asas Pemilu
2 10%
Jumlah
21 100%
Gambar 4.13
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa 29% headline membahas tentang asas pemilu secara umum, 24% asas pemilu jujur, 19% asas pemilu adil, 10% asas jujur, 5% asas pemilu langsung dan rahasia dan 10% lainya tidak memberitakan tentang asas pemilu.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Kecenderungan Judul Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Dari hasil penelitian yang telah didapatkan peneliti, menunjukan bahwa sebanyak 71% judul yang digunakan headline Kompas pada masa pemilu presiden 2014 menggunakan tema politik. Hal ini dirasakan wajar karena memang pada saat itu peristiwa politik terbesar di Indonesia sedang terjadi yaitu pemiliha presiden Indonesia. Tema yang digunakan pada judul headline memiliki kecenderungan netral karena walau terdapat judul yang menggunakan tema Politik yang lebih mengedepankan Jokowi pada saat mengumumkan hasil hitung cepat pemilu presiden 2014, namun hal itu hanya terjadi sekali dari jumlah sampel yang diteliti dan terjadi pada saat pemilu sudah berlangsung.
Tabel 4. 15
Analisis Kecenderungan Judul Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014
No Headline Hasil analisis
1 Jokowi-JK Unggul (4 lembaga survey unggulkan Prabowo-Hatta, 8 unggulkan Jokowi-JK, pengumuman KPU 22 Juli)
Dari hasil penelitian terdapat 15 squence judul berita dengan tema politik. Tema politik yang diangkat Kompas sebagian besar membahas peristiwa pemilu dari mulai partisipan pemilu, proses jalanya pemilu, pelaksanaan pemilu, rekapitulasi suara, sampai pengumuman hasil pemilu.
Peneliti melihat ada satu berita yang dengan tema judul politik yang mengangkat unggulnya suara Jokowi dari survey perhitungan suara. Peneliti melihat hal ini memiliki kencenderungan kepada Jokowi.
4.3.2. Kecenderungan Layout Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Tabel 4. 16
Analisis Kecenderungan lay out Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014
No Headline Hasil analisis
1 Ukuran Font Semua ukuran font yang digunakan pada
headline Kompas menggunakan font yang lebih besar dari ukuran yang digunakan pada isi berita namun terdapat satu headline Kompas yang menggunakan ukuran lebih besar lagi dari
headline lainya yang terbit selama masa pemilu dan menekankan unggulnya Jokowi dari hasil hitungan cepat pemilu
presiden 2014.
2 Warna yang digunakan Seluruh headline Kompas yang terbit selama masa pemilu presiden 2014 menggunakan warna hitam yang lebih tebal dari isi berita. Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan pada salah satu calon presiden dalam kategori warna, untuk itu peneliti menyimpulkan bahwa kecenderungan warna yang digunakan pada headline Kompas selama masa pemilu presiden 2014 adalah netral. 3 Penempatan headline Penetapan posisi headline Kompas pada
pemilu presiden semua penepatan
headline ditempatkan secara strategis yaitu di atas tengah, atas kanan, kiri atas atau tengah. Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan dalam peletakan posisi
headline yang mendukung salah satu calon presiden, sehingga peneliti menyimpulkan kecenderungan penempatan headline Kompas pada
pemilu presiden 2014 adalah netral. 3 Penekanan kata Pada headline Kompas 2014 tidak
terdapat cetak tebal dengan menggunakan garis bawah, cetak tebal atau cetak miring untuk menekankan salah satu calon presiden, untuk itu peneliti melihat kecenderungan penekanan kata dalam
headline Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral.
4 Foto atau Gambar Utama Terdapat 48% foto atau gambar utama yang digunakan pada headline kompas pada pemilu presiden 2014 yang mempunyai kaitan dengan pemilu. Sebanyak 5 kali foto Jokowi terpampang dalam foto utama, sedangkan Prabowo hanya 3 kali. Dari hasil tersebut kecenderungan foto utama dalam
headline Kompas 2014 adalah Jokowi.
Dari tabel uraian diatas penelti melihat terdapat 2 kecenderungan kepada salah satu calon presiden yaitu Jokowi, sedangkan netral sebanyak 2 kecenderungan dan
tidak ada kecenderungan terhadap prabowo. Dari analisis tersebut peneliti menganalisi bahwa berdasarkan lay out headline Kompas pada pemilu presiden 2014 kecenderungan headline Kompas adalah kepada Jokowi.
4.3.3. Kecenderungan Ketokohan Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 33% headline yang menggunakan tokoh-tokoh terkenal pada masa pemilu presiden 2014. Terdapat hanya satu headline yang menyebutkan salah satu calon presiden pada judul headline-nya yaitu Jokowi. Pada headline surat kabar Kompas tertanggal 10 Juli, dimana penyebutan Jokowi pada headline berita ditanggal tersebut berjumlah 11 kali, sedangkan penyebutan Prabowo sebanyak 6 kali. Perbandingan penyebutan kedua tokoh tersebut menunjukan bahwa Jokowi lebih banyak disebutkan oleh Kompas dihari setelah berlangsungnya pemilu presiden 2014. Dari hasil penelitian ini peneliti melihat adanya kecenderungan ketokohan headline Kompas pada pemilu presiden 2014 kepada jokowi.
4.3.4. Kecenderungan Isi Berita Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Dari hasil penelitian terhadap isi berita 19% berita yang mempunyai unsur kebaruan yang membahas tentang lonjakan pemilih dan antisipasi kericuhan pada saat pengumuman pemenang pemilu 2014. Sebanyak 95% headline memiliki kedekatan dengan pembaca, hal ini dirasa wajar karena memang pesta besar rakyat yaitu
pemilihan presiden sedang berlangsung bagi rakyat Indonesia. Disinilah partisipasi seluruh rakyat Indonesia diikutsertakan dalam kegiatan politik pemerintahan Indonesia. Pada masa pemilu presiden 2014 terdapat 62% headline yang menciptakan emosi, 38% headline yang mengandung konflik. 62% headline yang menciptakan emosi lebih banyak mengangkat tentang partisipasi rakyat pada saat pemilu, bagaimana meriahnya pesta rakyat pada pemilu presiden 2014, serta bagaimana suasana rekapitulasi suara pada saat itu. Dari 33% headline yang mengangkat emosi pembaca membahas tentang bagaimana kecurangan-kecurangan terjadi pada pemilu presiden 2014 dan bagaimana suara rakyat ikut berpartisipasi pada pemilu 2014. Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan terhadap salah satu calon presiden tertentu, maka kecenderungan isi berita headline Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral.
4.3.5. Kecenderungan Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014
dari hasil penelitian terdapat 12% berita pada headline Kompas pada masa pemilu presiden 2014 mengangkat berita positif seputar pemilu presiden 2014 dan 9% berita negatif. Berita positif yang diangkat adalah tentang partisipasi rakyat dan semarak penyelenggaraan pemilu presiden 2014. Sedangkan berita negatif yang diangkat adalah seputar kecurangan-kecurangan yang terjadi selama masa pemilu presiden 2014 dan bagaimana riuhnya situasi politik pada masa rekapitulasi suara dan menjelang pengumuman presiden 2014. Peneliti tidak melihat adanya kecenderungan terhadap salah satu calon presiden pada kecenderungan positif dan negatifnya
kecenderungan positif dan negatifnya headlien Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral.
4.3.6. Kecenderungan Kategori Berita Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014
Dari hasil penelitian sebanyak 90% katogori berita adalah indepth news,
dimana headline berita dirancang dan dibuat semenarik mungkin dan disajikan dengan menggunakan sumber lain yang memperkuat isi berita. Terdapat juga 5% berita yang disajikan menggunakan kategori straight news dimana berita disajikan secara langsung menyajikan isi utama tanpa menggunakan sumber pembanding. Dari hasil penelitian peneliti melihat dari berita dengan kategori straght news menyajikan berita yang mengangkat kemenangan Jokowi dari hasil hitung cepat, dimana hal tersebut cenderung menekankan pada Jokowi. Namun karena 90% berita lainya tidak menekankan pada salah satu calon presiden tertentu maka kecenderungan kategori berita headline Kompas pada pemilu presiden 2014 adalah netral.
4.3.7. Kecenderungan Azas Pemilu dalam Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014
dari hasil penelitian 67% headline Kompas pada masa pemilu presiden 2014 tidak memberitakan tentang azas pemilu sesuai dengan undang-undang nomor 40 tahun 2008. Dan peneliti tidak melihat adanya berita yang berkaitan dengan azas pemilu yang memiliki kecenderungan terhadap salah satu calon presiden tertentu.
Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana kecenderungan isi headline
kompas pada pemilu presiden 2014 periode 1 – 31 Juli 2014. Berdasarkan teori agenda setting yang terdapat pada kajian teori, Elvinaro6 menyatakan bahwa “Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test case tentang isu apa yang lebih penting”. Pada masa pemilihan presiden hampir seluruh kegiatan seputar pemilu merupakan isu yang dianggap penting dan pemilu presiden merupakan bagian dari kegiatan politik terbesar di Indonesia maka hampir seluruh media massa memberitakan seputar pemilu presiden. Headline kompas selama masa pemilu ini memberitakan 71% peristiwa politik.
Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (1959) dalam Apriadi Tamburaka7 “Media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figure-figur politik.” Dari hasil analisis peneliti pada headline Kompas pada pemilu presiden 2014 terdapat 33% tokoh terkenal yang berkaitan dengan pemilihan umum presiden, dari hasil penelitian ini peneliti melihat Kompas mengangkat headline-nya dengan menggunakan tokoh-tokoh yang terkenal dan berkaitan dengan pemilu presiden, hal ini ditujukan agar konsumen tertarik terhadap surat kabar Kompas melalui tokoh yang diangkat pada headline Kompas selama masa pemilu presiden 2014. Namun penokohan yang dilakukan oleh Kompas tidak begitu
6 Elvinaro dan Lukiati. Ibid 74
besar melainkan hanya sebesar 33%, dimana tokoh terkenal yang diangkat antara lain presiden Susilo Bambang Yudhoyono, calon presiden Jokowi, para kader politik dari beberapa partai, dll.
Dalam penelitian ini kategori diformulasikan dalam pertanyaan serta unsur-unsur judul headline, layout, ketokohan, isi headline, kecenderungan isi berita, kategori berita, dan asas pemilu presiden yang diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 4.17
Kecenderungan Kategori Headline Kompas Periode 1 – 31 Juli 2014
Kategori Kecenderungan
Judul berita Netral
Lay out Jokowi
Ketokohan Jokowi
Isi Headline Netral
Kecenderungan headline Netral
Kategori berita Netral
Azas Pemilu Netral
Dari hasil analisis terdapat 7 kategori yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini dimana dari 7 kategori yang diteliti sebanyak 2 kategori yang memiliki kecenderungan terhadap Jokowi, tidak ada kategori yang memiliki kecenderungan terhadap Prabowo dan 5 kategori lainya netral.
Tabel 4.18
Persentase Kecenderungan Kategori Headline Kompas Pada Pemilu Presiden 2014 Kecenderungan Squence % Jokowi 2 29% Prabowo 0 0% Netral 5 71% Jumlah 7 100%
Dari tabel diatas peneliti menganalisis bahwa walaupun sebanyak 29% kategori yang terdapat pada headline Kompas selama masa pemilu presiden 2014 yang memiliki kecenderungan terhadap Jokowi, namun 71% kategori lainya masih netral dan tidak memiliki kecenderungan terhadap salah satu calon presiden. Persentase ini diyakini peneliti masih terlampau kecil untuk menyimpulkan kecenderungan headline Kompas memihak salah satu calon presiden, karena kenetralan dalam kategori lainya masih lebih besar yaitu sebesar 71%.