• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR KLORIDA METODE GRAVIMETR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENENTUAN KADAR KLORIDA METODE GRAVIMETR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK II

PENENTUAN KADAR KLORIDA (METODE GRAVIMETRI)

Senin, 14 April 2014

Disusun Oleh :

Huda Rahmawati

1112016200044

Kelompok 2:

Aida Nadia

Yeni Setiartini

Rizky Harry Setiawan

Fahmi Herdiansyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaaan mengenai kadar klorida melalui metode

Gravimetri. Percobaan ini bertujuan untuk menerapkan metode Gravimetri dalam

kadar klorida, dan menentukan kadar klorida dalam sampel. Pada percobaan ini

digunakan Sampel larutan MgCl2yang tidak diketahui molaritasnya. Maka, untuk

mencari molaritasnya dilakukan titrasi dengan larutan AgNO3 0,1M dengan

indicator asam kromat atau H2CrO4. Dari percobaan yang telah dilakukan

didapatkan molaritas sampel adalah 0,74M. Dan berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan metode gravimetric dengan 2 kali pemanasan, kadar klorida adalah

42,567%.

PENDAHULUAN

Analisis Gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan

proses pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam

bentuk yang semurni mungkin (Gusdinar, 2008).

Suatu metode analisis gravimetric biasanya didasarkan pada reaksi kimia

seperti

aA + rR→ AaRr

dimana a molekul analit, A, bereaksi dengan r molekul reagennya R. Produknya,

yakni AaRr, biasanya merupakan suatu substansi yang sedikit larut yang bisa

ditimbang setelah pengeringan, atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain yang

komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang.

Dalam prosedur gravimetrik yang lazim, suatu endapan ditimbang dan darinya

analit dalam sampel dihitung. Maka presentasi nilai A adalah :

%A = berat A x 100

berat sampel (UNDERWOOD, 2002. Hal:67).

% A =

× 100

(3)

Persoalan yang sangat penting dalam gravimetrik adalah

pembentukan endapan yang murni dan dapat disaring. Pendalaman masalah ini

dapat diperoleh melalui studi laju endapan dimana partikel-partikel berubah

menjadi gumpalan-gumpalan yang cukup besar untuk memisahkan dari

larutan tersebut sebagai endapan. (UNDERWOOD, 2002. Hal:70).

Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai

dalam praktik analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai suatu hasil regensia

tertentu dapat dipakai sebagai uji terhadap suatu ion tertentu. Namun

pengendapan dapat juga digunakan untuk pemisahan. Untuk melakukan hal ini

suatu regensia yang sesuai ditambahkan, yang membentuk endapan

(endapan-endapan) dengan hanya satu atau beberapa ion yang ada dalam larutan. Setelah

penambahan reagensia dalam jumlah yang sesuai endapan disaring dan dicuci.

Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian

besar struktur morfologi endapan yaitu pada bentuk dan ukuran

Kristal-kristalnya. (VOGEL,1985. hal:89).

ALAT-BAHAN & CARA KERJA

A. Alat - Bahan

j. Statif, klem dan

Ring

a. Larutan MgCl2

(4)

c. Larutan AgNO30,1 M

d. Larutan AgNO31%

e. Larutan HNO30,05 N

f. Larutan HCl 0,1 N

B. Cara Kerja

1. 5 ml sampel larutan MgCl2ditambahkan 3 tetes larutan asam kromat

2. Kemudian titasi larutan tersebut dengan larutan AgNO30,1 M

3. Panaskan larutan pada penangas air (suhu 50°C) sambil diaduk±5

menit

4. Diamkan pada suhu tersebut selama 2-3 menit sampai terjadi

pemisahan endapan dan larutan jernih.

5. Uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 2-3 tetes AgNO3

1%, sampai tidak terbentuk endapan lagi

6. Simpan di tempat yang gelap selama 20 menit

7. Saring endapan dan cuci endapan dengan 10 ml larutan HNO30,05 N

sebanyak 3 kali sampai bebas AgNO3(cek dengan HCl 0,1 N)

8. Pindahkan endapan dalam porselen yang sudah diketahui beratnya

9. Panaskan krus yang sudah ada endapan kloridanya selama 10 menit

dalam oven temperature 105°C dan didinginkan selama 20 menit

dalam desikator dan timbang

(5)

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Gambar hasil praktikum

Gambar hasil percobaan keterangan

MgCl2+ asam kromat→ larutan

berwarna kuning jernih

MgCl2+ asam kromat + titrasi

dengan AgNO30,1 M→ endapan

merah bata dan larutan kuning

jernih

Setelah dipanaskan selama 5 menit

(6)

Setelah ditetesi larutan AgNO3

Setelah didiamkan selama 20 menit

di tempat gelap

Hasil endapan setelah disaring

(7)

Hasil endapan akhir setelah di oven

2. Data hasil praktikum

MgCl2+ Asam kromat→ larutan berwarna kuning

Dititrasi dengan AgNO30,1M37ml

Endapan merah, larutan kuning jernih

Dipanaskan selama 5 menit

Endapan berwarna kuning, larutan berwarna

hijau muda jernih

Ditetesi larutan AgNO3

Tidak terbentuk endapan lagi

Disimpan ditempat gelap 20 menit

Larutan kuning jernih, endapan merah

Endapan disaring, dan dicuci

dengan HNO30,05N 10ml (3 kali)

Endapan berwarna putih, filtrat kuning

jernih

Filtrate di cek dengan HCl 0,1 N

Tidak terbentuk endapan lagi

Endapan di panaskan dalam oven

selama 20 menit (2 kali)

(8)

• Massa endapan pemanasan 2: 0,4480 gram

• Massa endapan rata-rata : , , = 0,4478 gram

3. Perhitungan

• Molaritas MgCl2

MMgCl2 x VMgCl2= MAgNO3x VAgNO3 • Persen klorida dalam MgCl2

% Cl = × ,

x

100% = 74,7%

• Massa Cl dalam MgCl2

Massa Cl = 0,3515 x 74,7%

= 0,263 gram • Kadar klorida dalam sampel

(9)

4. Persamaan Reaksi

MgCl2(aq)+ H2CrO4(aq)→ MgCrO4(aq)+ 2HCl(aq)

MgCrO4(aq)+ 2HCl(aq)+ 2AgNO3(aq)→ AgCrO4(s)+ AgCl(s)+ NO3-(aq)

+ H+(aq)+ CrO42-(aq)+ Mg+(aq)

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan penentuan kadar klorida.

Tujuan praktikum ini adalah untuk menerapkan prinsip Gravimetri dalam

penentuan kadar klorida, dan menentukan kadar klorida dalam sampel. 5 ml

sampel yaitu larutan MgCl2 yang tidak diketahui molaritasnya ditambahkan 3

tetes asam kromat, kemudian dititrasi dengan AgNO3 0,1M di dapatkan larutan

berwarna kuning jernih yang merupakan ion kromat dan endapan merah bata yang

merupakan endapan Ag2CrO4 yang menandakan titik ekivalen titrasi. Pada awal

titrasi terbentuk endapan berwarna putih yang merupakan endapan AgCl dan titik

akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata yang merupakan

endapan Ag2CrO4. Tujuan titrrasi ini adalah untuk dapat menentukan molaritas

dari larutan MgCl2, dan berdasarkan perhitungan dari data hasil praktikum yang

didapatkan di ketahui molaritas larutan MgCl2adalah 0,74 M.

Setelah dilakukan titrasi, larutan dipanaskan pada penangas air dengan

suhu 50°C sambil diaduk selama 5menit. Pemanasan ini dilakukan untuk

mempercepat reaksi dan memastikan seluruh zat bereaksi secara maksimal.

Kemudian larutan didiamkan pada suhu tersebut selama 2 menit, hal ini bertujuan

agar terjadi pemisahan antara endapan dan larutan jernih.

Selanjutnya ditambahkan 3 tetes AgNO3 1%, penambahan ini untuk

menguji kesempurnaan endapan yang ditandai dengan tidak terbentuk lagi

endapan dalam larutan saat penambahan larutan AgNO31%. Larutan di simpan di

tempat yang gelap selama 20 menit untuk memastikan endapan benar-benar

terpisah dari larutannya.

Kemudian endapan disaring dan di cuci dengan 10 ml HNO3 0,05N

(10)

cek filtrate hasil pencucian endapan dengan HCl 0,1N. Hal ini untuk memastikan

endapan benar-benar bebas dari AgNO3, adanya AgNO3 dalam endapan

ditunjukan dengan terbentuknya endapan putih saat filtrate hasil pencucian

endapan ditambahkan HCl. Maka, endapan dicuci dengan AgNO3 sampai tidak

terbentuk lagi endapan pada filtrate hasil pencucian endapan saat ditambahkan

HCl.

Endapan dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°C selama 10 menit dan

didinginkan dalam desikator selama 20 menit lalu ditimbang, pemanasan dan

penimbangan ini dilakukan sampai massa endapan konstan. Pemanasan ini

dilakukan untuk memastikan endapan terbebas dari AgNO3. Dari data hasil

praktikum didapatkan masa endapan pada pemanasan pertama adalah 0,4476

gram, dan massa endapan pada pemanasan kedua adalah 0,4480 gram.

Endapan akhir berwarna putih yang merupakan endapan AgCl murni yang

terbebas dari zat lain seperti yang sudah di paparkan pada landasan teori“Analisis

Gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses pemisahan

dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk yang semurni

mungkin (Gusdinar, 2008).”. Endapan AgCl ini bersifat sedikit larut. Hal ini

sejaln dengan landasan teori yang menyatakan “Produknya, yakni AaRr, biasanya

merupakan suatu substansi yang sedikit larut yang bisa ditimbang setelah

pengeringan, atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain yang komposisinya

diketahui, untuk kemudian ditimbang”(UNDERWOOD, 2002. Hal:67).

.

Menurut landasan teori, Dalam prosedur gravimetrik yang lazim, suatu

endapan ditimbang dan darinya analit dalam sampel dihitung. Maka presentasi

nilai A adalah :

%A = berat A x 100

berat sampel

atau:

(11)

(R.A. DAY, JR. & A.L. UNDERWOOD, 2002. Hal:67).

Maka, berdasarkan perhitungan data hasil praktikum menggunakan prinsip

Gravimetri seperti rumus diatas didapatkan kadar klorida dalam sampel adalah

42,67%

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Prinsip Gravimetri dapat diterapkan dalam penentuan kadar klorida

pada suatu sampel

2. Endapan akhir yang dipanaskan harus merupakan endapan yang sedikit

larut yang bisa ditimbang setelah pengeringan, atau yang bisa dibakar

menjadi senyawa lain yang komposisinya diketahui, untuk kemudian

ditimbang

3. Menurut perhitungan dengan menggunakan metode gravimetric di

dapatkan kadar klorida pada sampel tersebut adalah 42,67%

DAFTAR PUSTAKA

Underwood A.L , JR. R.A. DAY. 2002.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Vogel. 1985.Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Tutus gusdinar. 2008. Analisis Grafimetrik.

Gambar

Gambar hasil percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa diperoleh Bilangan Penyabunan dalam Minyak Biji Bunga Matahari untuk : sampel yang telah tersimpan selama 2 minggu 189,50 mg KOH/g ; sampel yang telah

Sehabis dari tempat yang bersuhu dingin dan hendak masuk ke tempat yang bersuhu lebih hangat, masukkan dulu kamera SoBright ke dalam plastik tersebut selama 15-20

Hal ini dimungkinkan, karena pada proses percobaan lama waktu pembakaran di furness kurang yaitu hanya 20 menit, dimana seharusnya pembakaran dilakukan selama 1-2 jam agar

mendapat hasil dari pengukuran tekanan darah yang benar, yaitu. dengan cara mengizinkan pasien untuk duduk selama

Bromida dan Klorida kadarnya dapat ditetapkan dengan metode Mohr akan tetapi untuk iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan, karena endapan perak iodida atau

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Seluruh darah dari cawan petri dikumpulkan dalam conical tube, disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm selama 10 menit.. Supernatan dibuang dan dihitung banyaknya

Pada tempat yang gelap beaker glass A menit ke 0, 10, 20 dan 30 tinggi udara yang dihasilkan Hydrilla adalah 0 cm didalam tabung reaksi, pada menit ke 40, tinggi udara