• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM DELI SERDANG BERSIH, RAPI, SEJUK, RINDANG, DAN INDAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN LINGKUNGAN HIDUP DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM DELI SERDANG BERSIH, RAPI, SEJUK, RINDANG, DAN INDAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN LINGKUNGAN HIDUP DI KECAMATAN LUBUK PAKAM"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM DELI SERDANG BERSIH, RAPI, SEJUK, RINDANG, DAN INDAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

DAN LINGKUNGAN HIDUP DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Admiistrasi Publik

OLEH :

MUHAMMAD AULIA RIZKI 140903027

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa ;

1. Karya tulis ilmiah saya dalam bentuk skripsi dengan Judul “ Implementasi Program Deli Serdang Bersih, Rapi, Rindang, Sejuk, dan Indah dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam” adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik, baik di Universitas Sumatera Utara maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan dari Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.

3. Dalam karya tulis ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran di dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku di perguruan tinggi.

Medan, April 2018 Yang membuat Pernyataan

Muhammad Aulia Rizki NIM 140903027

(3)

ABSTRAK

Dalam penelitian ini, masalah yang kerap terjadi yaitu masih minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan serta kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengolah sampah menjadi barang yang berdaya guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Implementasi Program Deli Serdang Bersih, Rapi, Rindang, Sejuk, Dan Indah Dalam Pengelolaan Sampah Dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam .

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan di Kantor Dinas Lingkungan Hidup dengan menggunakan teori implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Shabbir Cheema dan Rondinelli dimana variabel yang menentukan keefektifan implementasi adalah hubungan antar organisasi, karakteristik dan kapabilitas, sumber daya organisasi, dan kondisi lingkungan .

Implementasi program Deli Serdang Berseri Dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam sudah dapat di implementasikan dengan cukup baik meskipun belum maksimal karena variabel yang menjadi tolak ukur penelitian yang belum terpenuhi secara sempurna yaitu pada kuantitas sumber daya manusia yang kurang memadai, sumber daya fasilitas sarana dan prasarana seperti becak motor, mobil truck, tong sampah, peralatan-peralatan yang mendukung segala aktivitas yang menunjang keberhasilan Deli Serdang Berseri. Dinas Lingkungan Hidup perlu meningkatkan hubungan antar organisasi dengan menjalin kepada pihak swasta dan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengelola sampah dan lingkungan hidup

Kata kunci : Implementasi, Pengelolaan Sampah & Lingkungan Hidup, Deli Serdang Berseri

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat beserta salam juga penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Shalallahu‟alaihi wasallam karena berkat beliau, penulis dapat merasakan zaman yang penuh ilmu ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan Kurikulum Sarjana Strata S-1 pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah Implementasi Program Deli Serdang Bersih, Rapi, Rindang, dan Sejuk Dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi bahasa dan penulisan yang digunakan karena masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Pada penyelesaian skripsi ini, penulis sangat banyak mendapatkan bantuan, masukan motivasi, dan doa dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang khusus dan tulus kepada kedua orang tua penulis Muhammad Arifin dan Sri Haryani beserta seluruh saudara yang terlahir dari rahim yang sama yang senantiasa sabar, tulus, dan penuh kasih saying membesarkan, mendidik, mendoakan, membimbing, dan mendukung secara moril dan materiil penulis hingga saat ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr.

Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.

2. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan, serta memberikan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(5)

3. Ibu Dra. Asima Yanty S. Siahaan M.A, Ph.D sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Publik , Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada seluruh Dosen Program Studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memnerikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang Ibu Ir. Artini Marpaung yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi di kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang.

6. Kepada Bapak Surya Rusfantri Nasution, ST, M,Pd selaku Kassubag Program yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan banyak informasi terkait penelitian yang penulis lakukan.

7. Kepada Bapak Jamusden Saragih, SP selaku Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Bapak Edi Sofyan, S.Pd selaku Kasi Penanganan Sampah, Bapak Ari Juhari Purba, SH.

MH selaku Kasi Penegakan Hukum Lingkungan, Ibu Ester Junita Tampubolon, SH selaku Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan, Bapak Christopher TB Sidabutar,S.Kom selaku staff, serta seluruh pegawai Dinas Lingkungan Hidup yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan informasi dan data- data menyangkut penelitian ini.

8. Kepada Bapak Khairul Azman selaku Kepala Camat Lubuk Pakam, Bapak Alvin Hasibuan selaku Sekretaris Camat Lubuk Pakam, dan Bapak Susanto selaku Kasi Penanganan Sampah Kecamatan Lubuk Pakam yang telah membantu memberikan informasi dan data-data menyangkut penelitian ini.

9. Kepada informan penulis yakni Bapak Mul selaku Direktur Bank Sampah Cemara, Ibu Rosimih Saragih, Kak Fauziah selaku Petugas Kebersihan Kecamatan Lubuk Pakam, Ibu

(6)

Afrida , Abang Fadly selaku masyarakat Kecamatan Lubuk Pakam yang telah sangat baik meluanglan waktunya untuk keperluan penelitian ini.

10. Kepada Kak Dian Siregar, Bang Rudi Manurung, dan Kak Ema yang telah baik membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan.

11. Sahabat Seperjuangan PKL SEMANGAT KOMPAK, dengan personil Tania, Yuliza, Rizli, Ony, Ashifa, Ardina, Joshua, Riana, Reliska, Decky, April. Sahabat yang saling memotivasi dan menjadi panutan dalam kehidupanku semasa di bangku perkuliahan ini.

Tetap menjadi sahabat yang baik dan semoga kita sukses bersama untuk kedepannya ya 12. Sahabat Mantab jiwa dengan personil Nurul, Arum, Midun, Dhita, Vivi, Elviana,

Darmayanti, Maulida, Putri Bangko senang bisa berteman dengan kelucuan dan kebersamaan dengan kalian.

13. Sahabat sedari di bangku kuliah dengan personil Duma, Fauziah, Murni, Vinka, Marlina, Indah, Dilla, Delfi, Dewi, Aisyah, Ester, Garry, Corry, Nia, Novita, Shafira, Salsa tetap semangat teman !

14. Sahabat Dumbz dengan personil Bosti, Harry, Guntur, Khairuddin, Reza, Deddy, Akbar, Vahri, yang selalu ngajak begadang dan main futsal haha, rajin-rajin kuliah kalian ya.

15. Sahabat pejuang skripsi Baqi, Umi, Nurul, Ori, Dewi, Ony, Tongam, yang sudah sedikit membantu dalam menyelesaikan skripsweet yang indah ini. Tetap sukses buat kita semua.

16. Untuk teman-teman stambuk 2014 seperjuangan Program Studi Ilmu Administrasi Publik yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu , Tetap sukses untuk kita semua dengan jalannya masing-masing yaa.

17. Teman-teman AKSI INDONESIA MUDA! Salah satu keluarga semenjak awal kuliah, tetap komitmen dengan semua project social kita yaa .

(7)

18. Teman-teman Keluarga Besar Mahasiswa Bidik Misi (Gamadiksi) USU terimakasih atas segala informasi-informasi seputar perkuliahan, event, dan beasiswa, tersayang buat kalian.

19. Teman-teman Young Interfaith Peacemaker Community! Tetap komitmen dan berintegritas untuk menjadi duta perdamaian ya kawan-kawan.

20. Terimakasih kepada senior yang selalu menjadi panutan semasa dibangku perkuliahan, Bang Martin Rambe, Bang Santo, Bang Anugrah, Kak Eny, Kak Jane, Bang Marco, Bang Gayo, Bang Joshua Ebenezer, Kak Malika, Kak Lorensia, Kak Vivi, Kak Raja, Kak Dora, Kak Evely, Kak Tami, Kak Desi, Kak Yeni Sitorus, Kak Elysa, yang telah memberikan banyak motivasi, pengalaman dan pembelajaran.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untum skripsi ini . Terima kasih.

Medan, 28 April 2018 Penulis

Muhammad Aulia Rizki

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Model Implementasi Kebijakan Menurut Van Meter dan Van Horn………. 17

Gambar 2.1.2 Model Implementasi G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli……… 19

Gambar 2.1.5 Profil Deli Serdang Berseri ……….………... 30

DAFTAR STRUKTUR Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang ………. 49

DAFTAR TABEL Tabel 1.1.1 Volume Sampah yang Terangkut per Hari Menurut di beberapa Kota di Indonesia Tahun 2011 – 2014 ………...……….………3

Tabel 1.1.2 Jenis Pengolahan Sampah Berbasis 3 R …….………6

Tabel 1.1.3 Rata-Rata Timbulan Sampah ( Harian) ……….……….6

Tabel 1.1.4 Target Pengurangan Sampah di Kecamatan Lubuk Pakam...………...7

(9)

DAFTAR FOTO

Foto 4.2.1.1 Hubungan antar para implementor dalam kegiatan TBBS…...…………...…...54

Foto 4.2.1.2 Hubungan antar para implementor dalam kegiatan TBBS ….………54

Foto 4.2.1.3 Hubungan antar para implementor dalam kegiatan TBBS ………...…………..54

Foto 4.2.2.1 Sosialisasi dalam kegiatan TBBS ……….………..60

Foto 4.2.2.2 Sosialisasi dalam kegiatan TBBS ……….………..60

Foto 4.2.2.3 Kantor Lurah Syahmad ………...………60

Foto 4.2.2.4 Ruang Fasilitas Sampah Skala Kota ………...………62

Foto 4.2.2.5 Petugas Kebersihan sedang bekerja ………...62

Foto 4.2.2.6 Petugas Kebersihan sedang bekerja………..………...63

Foto 4.2.2.7 Petugas Kebersihan sedang bekerja ………....63

Foto 4.2.3.1 Pegawai DLH dalam kegiatan TBBS ………...………..69

Foto 4.2.3.2 Petugas Kebersihan sedang bekerja ……...……….…70

Foto 4.2.3.3 Pegawai DLH dalam kegiatan TBBS……….….70

Foto 4.2.3.4 Tong sampah di Kecamatan Lubuk Pakam ……….……72

Foto 4.2.3.5 Bank Sampah Cemara Asri ……….72

Foto 4.2.3.6 Sampah plastik yang di daur ulang ……….72

Foto 4.2.3.7 Buku tabungan Bank Sampah Cemara Asri ………72

Foto 4.2.3.8 Mesin pencacah organik ………..74

Foto 4.2.3.9 Becak motor ………....74

Foto 4.2.4.1 Taman buah Lubuk Pakam………..………78

Foto 4.2.4.2 Taman buah Lubuk Pakam………..78

Foto 4.2.4.3 Desa Pagar Merbau III….………...78

Foto 4.2.4.4 Lapangan Sepak Bola Lubuk Pakam……...………...….78

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..iii

KATA PENGANTAR ………iv

DAFTAR ISI ………....v

DAFTAR GAMBAR………..vi

DAFTAR TABEL ………...………..…………vii

DAFTAR LAMPIRAN……….viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Publik ... 12

2.1.1 Definisi Kebijakan Publik ... 12

2.2 Implementasi Kebijakan ... 14

2.2.1 Definisi Implementasi Kebijakan ... 14

2.2.2 Model-Model Implementasi Kebijakan ... 17

2.3 Pelayanan Publik ... 21

2.3.1 Definisi Pelayanan Publik ... 21

2.3.2 Kelompok Pelayanan Publik ... 22

2.4 Pembangunan Berkelanjutan ... 22

2.4.1 Definisi Pembangunan Berkelanjutan ... 22

2.5 Sampah ... 24

(11)

2.5.1 Definisi Sampah ... 24

2.5.2 Manajemen Pengelolaan Sampah ... 24

2.5.3 Praktik Pengelolaan Sampah. ... 26

2.6 Lingkungan Hidup ... 26

2.6.1 Definisi Lingkungan Hidup ... 26

2.6.2 Manajemen Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 27

2.6.3 Praktik Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 29

2.7 Program Deli Serdang Berseri ... 29

2.6 Definisi Konsep... 32

2.7 Kerangka Pemikiran ... 33

2.8 Hipotesis Kerja ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Informan Penelitian ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.5 Teknik Analisis Data... 42

3.6 Validitas Data ... 43

3.7 Etika Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup ... 46

4.2 Implementasi Program Berseri Dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam ... 48

4.2.1 Hubungan Antar Organisasi ... 49

4.2.2 Karakteristik dan Kapabilitas ... 56

(12)

4.2.3 Sumber Daya Organisasi ... 65 4.2.4 Kondisi Lingkungan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 80 5.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 87

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kualitas lingkungan hidup di Indonesia merupakan salah satu yang sangat penting ditengah meningkatnya tekanan yang berpotensi mengubah kondisi lingkungan, baik sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan jumlah penduduk. Dalam perdebatan akan kualitas lingkungan hidup, satu hal yang sering sekali sulit untuk dijawab secara lugas berdasarkan data-data yang sudah ada ialah apakah kualitas lingkungan hidup di wilayah Indonesiadikategorikan sebagai yang sangat baik, sedang, ataupun malah buruk. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup pada saat ini sudah merupakan kepedulian global dalam rangka kepentingan hidup masyarakat itu sendiri.

Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diikuti oleh 172 negara termasuk Indonesia di Rio Janeiro pada bulan Juni 1992, tentang lingkungan hidup dan Pembangunan (The United Nations Confrence on Environment and Development) (UNCED) , telah menghasilkan strategi pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan ke dalam Agenda 21 yang secara garis besar meliputi hal-hal mendasar, seperti kerjasama internasional untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang, memerangi kemiskinan, melindungi dan memajukan kesehatan manusia, pelestarian keanekaragaman hayati, pengelolaan biotkenologi yang akrab lingkungan, pengelolaan limbah radioaktif, pembangunan berkelanjutan dan pemerataan dan sebagainya (Otto Soemarwoto, 2005:11).

Saat ini, negara - negara di penjuru dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 milliar ton setiap tahunnya. Menurut perkiraan World Development Report, yang dirilis oleh (World Bank, 2015), jumlah ini bertambah hingga 2,2 milliar ton pada tahun 2025. Selama lebih dari 50 tahun, produksi dan konsumsi plastik semakin lama terus meningkat. Ini menghasilkan

(14)

masalah lingkungan hidup yang sangat serius bagi masyarakat global. Angka tersebut menegaskan kecendrungan volume sampah dari plastik dalam beberapa tahun terakhir, sebagaimana dilaporkan studi Worldwatch Institute (2016) bahwa pemakaian produk plastik global diseluruh dunia diperkirakan mencapai 500 juta - 1 milliar per tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta produk plastik tiap waktunya, dan untuk membuatnya diperlukan 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon ditebang setiap tahun.

Menurut United Nations Environmental Program (UNEP), antara 22 persen hingga 43 persen plastik yang digunakan diseluruh dunia dibuang ketempat pembuangan sampah. Hal ini dapat diartikan sebagai sumber daya yang terbuang. Sampah yang terbuang berarti menyita ruang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk orang lain. Sebagian besar potongan plastik dari Amerika Serikat, Eropa, dan Negara lain telah membentuk sistem pengumpulan untuk dikirim ke China. Beberapa bukti tidak langsung meunjukkan bahwa sebagian besar plastik impor ini diolah kembali. Pengolahan dilakukan dengan teknologi rendah yang berfasilitas tanpa kontrol perlindungan lingkungan yang cukup, seperti pembuangan air limbah.Negara China menerima sekitar 56 persen impor sampah berbahan plastik dari berbagai negara yang menyebabkanChina memiliki jumlah sampah plastik terbanyak pertama dengan persentase 27,7 persen di seluruh dunia pada tahun 2015.

Seperti dikutip dari geotimes (2016), secara keseluruhan sampah di Jakarta mencapai 6 ribu hingga 6,5 ribu ton per hari. Sementara di Pulau Bali, jumlah sampah mencapai 10.725 ton per hari. Secara keseluruhan, jumlah total sampah di Indonesia mencapai 175.000 ton/hari atau 0,7 kilogram/orang atau sekitar 67 juta ton/tahun. Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia menyebabkan jumlah sampah yang ada di Indonesia semakin hari semakin bertambah.

(15)

Adapun data mengenai volume sampah yang terangkut per hari menurut kota di Indonesia tahun 2011 – 2014 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut

Tabel 1.1 .1 Volume Sampah yang Terangkut per Hari Menurut di beberapa Kota di Indonesia Tahun 2011 – 2014

Sumber: Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2011, 2012, 2013, 2014 oleh BPS.

Tabel 1.1.1 menunjukkan bahwa volume sampah yang terangkut per hari di beberapa kota di Indonesia pada tahun 2011 hingga 2014 semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, volume sampah yang terangkut per hari dari 15 kota sebesar 47.140,59m3.

Sedangkan di tahun 2012 hingga 2013, volume sampah yang terangkut secara berturut – turut semakin meningkat, sehingga menjadi 53.919,95 m3 di tahun 2012 , serta 35.659,64 m3 di tahun 2013. Pada tahun 2014, volume sampah yang terangkut per hari mengalami penurunan menjadi 34.395,60 m3 .

Memperhatikan fakta tersebut, berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani pengelolaan sampah. Namun upaya tersebut kerap mengalami kendala serta sebagian

No Kota Volume Sampah yang Terangkut per Hari (m)

2011 2012 2013 2014

1. Banda Aceh 509,00 530 600,00 617,00

2. Medan 5.100,00 6.112,35 6.349,00 5.168,00

3. Pekanbaru 530,80 1.337,80 365,754 315,700

4. Palembang 2.143,58 2.225,55 554,771 900,00

5. DKI Jakarta 20.776,29 25.017,50 5.636,90 6.212,05

6. Bandung 1.100,00 1.035,00 1.290,00 1.389,00

7. Semarang 3.696,56 3.853,25 4.014,13 4.179,00

8. Yogyakarta 834,36 722,00 760,09 760,00

9. Surabaya 4.170,59 3.897,57 4.646,00 4.853,33

10. Denpasar 2.264,00 2.703,00 2.938,00 3.418,56

11. Pontianak 1.105,27 1.217,37 1.380,80 1.385,36

12. Banjarmasin 650,00 721,00 383,967 450,501

13. Makassar 3.520,07 3.642,56 3.776,23 4.063,10

14. Ambon 652,30 905,00 690,00 684,00

15. Manokwari 88,12 92,30 2.271,00 2.618,00

(16)

masyarakat yang tidak disiplin dengan membuang sampah sembarangan. Salah satu yang menimbulkan masalah pengelolaan persampahan adalah besarnya biaya untuk menangani pengelolaan persampahan mulai dari pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Biaya ini semakin lama semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan bertambahnya penduduk maka produksi sampah juga meningkat, oleh karena itu efektivitas pengolahan sampah harus ditingkatkan.

Saat ini juga kebijakan lingkungan hidup Indonesia untuk jangka panjang mengacu pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) dalam 20 tahun ke depan dalam berbagai aspek/sektor pembangunan sebagai upaya menyebarkan dan mencapai tujuan nasional sebagaimana tersebut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun misi jangka panjang Indonesia yang berkaitan dengan lingkungan hidup ada pada Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2005- 2025, pada butir ke 6, yaitu: “Mewujudkan Indonesia asri dan lestari”.

Berpacu dari Visi dan Misi Pembangunan Nasional diatas terkait dengan lingkungan hidup, sedikit menyinggung bahwa masalah lingkungan hidup saat ini ialah seperti penebangan hutan, perambahan suaka margasatwa, perburuan liat, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi, pengahancuran terumbu karang, pembuangan sampah tanpa pengolahan , serta pencemaran lingkungan. Namun, dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada pandangan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup. Dengan meningkatnya laju pembangunan, pertumbuhan penduduk, serta aktivitas dan tingkat sosial ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat, telah memicu terjadinya peningkatan jumlah timbulan sampah dan kerusakan pada lingkungan sekitar.

(17)

Masalah yang dulu kerap terjadi di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ialah dikarenakan kondisi lingkungan sekitar dengan tumpukan sampah di daerah sekolah- sekolah, tempat pemakaman umum (TPU), jalan raya dan trotoar di sekitaran kota lubuk pakam, kurangnya kesadaran masyarakat yang masih membiasakan membuang sampah sembarangan, volume sampah yang berlebih di pasar tradisional dikarenakan minimnya pembersihan oleh para pedagang di wilayah tersebut, dikarenakan kurangnya kinerja petugas kebersihan dalam mengelola sampah dan memelihara lingkungan hidup. Di dalam pengelolaan sampah, pemerintah daerah Kecamatan Lubuk Pakam sebelum adanya program Deli Serdang Berseri hanya menerapkan paradigma lama, dengan membiasakan pengelolaan yang mengandalkan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan, yang semuanya membutuhkan anggaran yang semakin besar dari waktu ke waktu, jika tidak tersedia akan menimbulkan banyak masalah operasional seperti sampah yang tidak terangkut, fasilitas yang tidak memenuhi syarat, cara pengoperasian fasilitas yang tidak mengikuti ketentuan teknis, dan semakin habisnya lahan pembuangan akhir sampah.

Pengelolaan persampahan menghadapi banyak tekanan terutama akibat semakin besarnya timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat baik produsen maupun konsumen.

Dinas Lingkungan Hidup sebagai salah satu instansi pemerintah daerah yang mampu mengkoordinir daerah untuk pemeliharaan lingkungan hidup dan mengelola sampah mengambil tindakan tegas berpartisipatif dengan masyarakat serta dalam operasionalisasinya secara koordinatif bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait, seperti Kecamatan Lubuk Pakam. Dari unit yang bekerja sama dan beberapa instansi yang terkait dalam pengelolaan sampah dan pemeliharaan lingkungan hidup terdapat bahwa aspek fundamental yang melandasi prinsip pengelolaan lingkungan hidup dan sampah, kini Kecamatan Lubuk Pakam merubah permasalahan yang dulu menjadi wilayah yang rusak akan lingkungan dan memiliki tumpukan sampah kini akan fokus mengejar target sebagai

(18)

kecamatan yang mampu meraih piala adipura. Adapun dibawah ini merupakan tabel pengelolaan sampah di Kecamatan Lubuk Pakam selama tahun 2015 sampai 2016.

Tabel 1.1.2 Jenis Pengolahan Sampah Berbasis 3 R

Tabel 1.1.3 Rata-Rata Timbulan Sampah ( Harian)

Pengelolaan Rata-Rata Timbulan Sampah (Harian)

Tahun 2015 Tahun 2016

Jumlah sampah diangkut 46 ton 51 ton

Tempat Pengolahan (3R) 9 ton 15 ton

Diangkut ke TPA 37 ton 36 ton

Jenis Pengolahan (3R) Tahun 2015

(ton)

Tahun 2016 (ton)

FSSK 3 ton 4 ton

Bank Sampah Induk 2,5 ton 3 ton

Bank-Bank Sampah Binaan 3 ton 7 ton

Rumah Kreasi 0,5 ton 1 ton

Total Sampah Terkelola 3R 9 ton 15 ton

Persentase Pengelolaan Sampah 19,6% 29,4%

(19)

Tabel 1.1.4 Target Pengurangan Sampah di Kecamatan Lubuk Pakam

Sumber : Bahan Ekspose Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Deli Serdang oleh Dinas Lingkungan Hidup Tahun 2017

Analisis pada tabel 1.1.2 menunjukkan ada beberapa kategori jenis-jenis pengolahan sampah di tahun 2015 dan 2016. Adapun di Fasilitas Sampah Skala Kota (FSSK) di tahun 2015 sekitar 3 ton. Sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 4 ton. Sedangkan Bank Sampah Induk sekitar sebanyak 2,5 ton di tahun 2015 dan 3 ton dan Bank Sampah binaan sebanyak 3 ton dan 4 ton di tahun 2014 dan 2015. Sedangkan rumah kreasi memiliki pengolahan sampah sebanyak 0,1 dan 1 ton di tahun 2014 dan 2015. Sedangkan rumah kreasi memiliki pengolahan sampah sebanyak 0,1 dan 1 ton di tahun 2014 dan 2015. Secara keseluruhan, total pengeolaan sampah dari berbagai jenis tempat pengolahan pada tahun 2015 sebanyak 9 ton dengan peresentase 19,6 % dan 2016 sebesar 15 ton dengan hasil 29,4 %

Analisis dari tabel 1.1.3 bahwa dapat dilihat terdapat pengolahan dan rata rata timbulan sampah per harinya pada tahun 2015 dan 2016. Adapun jumlah pengangkutan sampah pada tahun 2015 sekitar 46 ton per hari. Sedangkan tahun 2016 terjadi peningkatan

10% 20% 30% 40 % 50%

2016 2017 2018 2019 2020

Target Pengurangan Sampah (%) di Kecamatan Lubuk

Pakam

Kota Lubuk Pakam optimis dapat mencapai target pengurangan sampah sesuai target kebijakan Universal Acces yakni pengurangan sampah 50%

pada tahun 2020 di Kawasan Perkotaan

(20)

yang signifikan menjadi 51 ton. Pemerintah pun mengambil tindakan tegas untuk mendaur ulang sampah yang telah terbuang di tempat pengolahan sampah ( Bank Sampah). Pada tahun 2015 sampah yang diolah di tempat pengolahan (3R) yaitu sekitar 9 ton, lalu ditahun berikutnya meingkat menjadi 15 ton di tahun 2016. Sedangkan sampah-sampah yang tidak dapat dipakai atau diolah lagi akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di tahun 2015 sebesar 37 ton dan menurun di tahun 2016 sebesar 36 ton.

Sedangkan pada tabel 1.1.4 menjelaskan bahwa akan adanya fokus dan target yang harus di capai oleh Kecamatan Lubuk Pakam Deli Serdang untuk mengoptimalkan dan mengurangi produksi sampah yang semakin membludak. Pada tahun 2016-2020 akan adanya peningkatan pengurangan sampah yang akan dilakukan oleh pihak kecamatan yaitu dari 10%

hingga 50 %. Jumlah sampah yang diangkut semakin bertambah dan meningkat pada tahun 2015 sekitar 46 ton menjadi 51 ton yang terjadi di Kecamatan Lubuk Pakam, seakan menjadi fenomena untuk mengurangi pemakaian sampah plastik dan sejenisnya, menghindari pola konsumerisme yang berlebihan, serta hemat dalam pemakaian segala kebutuhan.Kota Lubuk Pakam optimis dapat mencapai target pengurangan sampah sesuai target kebijakan Universal Acces yakni pengurangan sampah 50% pada tahun 2020 di kawasan perkotaan.

Dengan adanya Deli Serdang Berseri ini diharapkan Kecamatan Lubuk Pakam mampu menerapkan dan melestarikan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup serta mengejar target pengurangan sampah yang terus digelontorkan sampai 50 %. Dalam hal ini, Kecamatan Lubuk Pakam dituntut untuk mengarustamakan penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, meningkatkan respons seluruh unsur pemerintah agar tetap meletakkan pokok-pokok lingkungan hidup sebagai kajian strategis dalam melahirkan kebijakan, rencana dan program-program daerah dan menjadi momentum kolektif bagi seluruh masyarakat luas dalam menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dan pemeliharaan lingkungan hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

(21)

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan membahas mengenai pelaksanaan dan penerapan pengelolaan lingkungan melalui program Deli Serdang BERSERI (Bersih, Rapi, Sejuk, Rindang, dan Indah) di Kecamatan Lubuk Pakam, Sehingga penulis menetapkan judul penulisan’’Implementasi Program Deli Serdang Bersih, Rapi, Sejuk, Rindang, dan Indah Dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup diKecamatan Lubuk Pakam’’

1.2 Fokus Masalah

Dalam penelitian kualitatif, ada yang disebut dengan batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Fokus penelitian sangat penting dalam usaha menentukan batasan- batasan atau cakupan yang akan dilakukan., dimana dengan diterapkannya fokus penelitian akan jelas batasan masalahnya dan juga mempertajam dalam analisis pembahasan.

Penyelenggaraan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di laksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup DLH Kabupaten Deli Serdang memiliki mitra kerja . dilihat dari latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus masalah peneliti adalah bagaimana DLH sebagai implementor mampu mengimplementasikan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup secara terencana dan terpadu sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya sehingga akan mengurangi penyebaran dan tumpukan sampah yang tersebar diseluruh wilayah dan mampu menjaga kebersihan dan pemeliharaan lingkungan hidup khususnya di Kecamatan Lubuk Pakam.

Oleh sebab itu, peneliti dalam hal ini akan melakukan penelitian dengan mengobservasi dan mewawancarai informan, yaitu pihak yang berkaitan dalam hal ini seperti Kepala sub bagian pemograman DLH Kabupaten Deli Serdang yang mengetahui segala aktivitas

(22)

eksternal dalam hal pengelolaan sampah dan lingkungan hidup. Pihak-pihak yang terlibat dengan DLH Kabupaten Deli Serdang akan dimintai pendapat atau tanggapan tentang pelaksanaan program yang telah direncanakan, apakah sudah berjalan dengan baik atau malah sebaliknya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang diatas,maka perlu kiranya untuk mencari tahu bagaimana proses penerapan dan pelaksanaan kebijakan Deli Serdang BERSERI, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana Implementasi Program Deli Serdang “BERSERI”dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam ?

1.4 Tujuan Penelitian .

Setiap penelitian yang diajukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian. Suatu riset khusus dalam pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengkaji hubungan antar organisasi terkait dengan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

2. Menganalisa karakteristik dan kapabilitas yang mempengaruhi proses pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

3. Mendeskripsikan sumber daya organisasi dalam proses pelaksanaan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

4. Mengetahui kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

(23)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori penulis dan diharapkan mampu mengembangkan khazanah keilmuan selama perkuliahan di Departemen Ilmu Administrasi Publik Universitas Sumatera Utara yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah.

2. Secara akademik, diharapkan dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi akademisi / pihak-pihak yang berkompeten dalam pencarian informasi sebagai referensi mengenai Implementasi Porgram Gerakaan Deli Serdang EBrseri dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam serta menjadi masukan secara akademik dan menjadi refrensi tambahan dalam kajian keilmuan khususnya dalam bidang Administrasi Publik.

3. Secara praktik, penelitian ini diharapan mampu menyumbangkan beberapa masukan dan saran dalam hal memahamidan solusi terhadap persoalan saat ini dan menjadi salah satu sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang & Dinas Lingkungan Hidup demi meningkatkan peran serta masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebijakan Publik.

2.1.1 Definisi Kebijakan Publik

Menurut Dewey (1972) dalam Wayne Persons (2005:41) bahwa kebijakan publik menitikberatkan pada apa yang ia katakan sebagai „publik dan problema-problemanya.

Kebijakan publik membahas soal bagaimana isu-isu dan persoalan tersebut disusun (constructed) dan didefinisikan, dan bagaimana semuanya itu diletakkan dalam agenda kebijakan.

Anderson dalam Budi Winarno (2002:15) merumuskan kebijakan sebagai langkah tindakan secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi. Sedangkan menurut Woll (1966) dalam Hessel Nogi Tangkilisan (2003:2) dalam pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu :

1). Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat.

2). Adanya output kebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

3). Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat

Jadi pada dasarnya, studi kebijakan publik berorientasi pada penyelesaian masalah nyata yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan demikian, analisis kebijakan publik secara umum merupakan ilmu terapan dan berperan sebagai alat atau ilmu yang berusaha untuk memecahkan masalah. Pada konteks ini, kebijakan publik memiliki beragam perspektif, pendekatan maupun paradigma sesuai dengan fokus dan lokus dari obyek penelitian atau

(25)

obyek kajian. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mendefinisikan kebijakan ialah bahwa pendefinisian kebijakan tetap harus mempunyai pengertian mengenai apa yang sebenarnya dilakukan, ketimbang apa yang diusulkan dalam tindakan mengenai suatu persoalan tertentu. Definisi kebijakan publik akan lebih tepat bila definisi tersebut mencakup pula arah tindakan atau apa yang dilakukan dengan cepat dan tepat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Charles O. Jones (1977) sebagaimana dikutip Hessel Nogi Tangkilisan (2003:3) mengatakan bahwa kebijakan terdiri dari komponen-komponen:

- Goal atau tujuan yang diinginkan.

- Plans yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan.

- Program, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan.

- Decision, atau keputusan, yaitu tindakan-tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.

- Efek, yaitu akibat-akibat dari program (baik disengaja atau tidak, primer atau sekunder).

Dari penjelasan diatas, kebijakan publik menjadi suatu keputusan dari lembaga yang berwenang yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar dibuat oleh pemegang otoritas publik, yaitu pemerintah dengan mengharapkan tujuan dan rencana yang telah disusun agar mencapai apa yang diinginkan. Sebagai keputusan (decision) yang mengikat masyarakat, maka kebijakan publik haruslah mengambil tindakan yang tepat dengan membuat perencanaan, pengimplementasian, serta menilai atau mengevaluasi atas hasil yang telah dilakukan. Selanjutnya mengkritisi efek atau dampak dari program yang telah dilaksanakan apakah sesuai yang diharapkan atau malah sebaliknya.

Sedangkan menurut Riant Nugroho (2002:129) mengemukakan kebijakan publik dalam bukunya Public Policy, sebagai berikut :

“Kebijakan publik merupakan setiap keputusan yang dibuat oleh negara, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan dari negara. Strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju kepada masyarakat yang dicita-citakan. Dengan demikian, kebijakan publik menjadi sebuah fakta strategis dari pada fakta politis ataupun fakta teknis. Sebagai sebuah strategis, maka didalam kebijakan

(26)

publik sudah terangkum preferensi-preferensi politis dari para aktor yang terlibat di dalam kebijakan khususnya pada proses perumusan”

Dari definisi diatas dapat dianalisis bahwasanya kebijakan publik secara umum dipandang sebagai sebuah konsep awal rencana pemerintah baik pusat dan daerah, maupun organisasi publik yang dirancang melalui perundang-undangan seperti UU, peraturan presiden, dan peraturan daerah (perda) yang menjadi aturan untuk mewujudkan suatu program-program kebijakan yang telah dibentuk oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

Berdasarkan definisi-definisi tentang kebijakan sebagaimana dijelaskan diatas penulis dapat simpulkan bahwa kebijakan publik merupakan keputusan pemerintah untuk memecahkan masalah- masalah yang telah diutarakan dengan tindakan yang rasional yang dilakukan oleh para aktor kebijakan disuatu negara. Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat mengenai masalah implementasi suatu kebijakan yang berupa Program Deli Serdang BERSERI dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di daerah Kecamatan Lubuk Pakam.

2.2 Implementasi Kebijakan.

2.2.1 Definisi Implementasi Kebijakan

Beberapa definisi studi menurut Jones (1977) dalam tangkilisan (2003:17) menganalisis beberapa dimensi dari implementasi pemerintahan mengenai program-program yang telah disahkan, kemudian menentukan implementasi, juga membahas aktor-aktor yang terlibat, dengan memfokuskan pada birokrasi yang merupakan lembaga eksekutor. Jadi implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi

(27)

mengatur bagi kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program kedalam tujuan kebijakan yang diinginkan.Ada tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi keputusan adalah :

1. Penafsiran yaitu merupakan kegiatan yang menterjemahkan makna program kedalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.

2. Organisasi yaitu merupakan unit atau wadah untuk menemptkan program k.edalam tujuan kebijakan.

3. Penerapan yang berhubungam dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, upah, dan lain-lainnya.

Dalam hal ini, masalah kegiatan fungsional dari sudut institusional, dimana organisasi bisa dilihat dari aktor atau badan-badan sebagai implementor dengan memfokuskan diri pada peranan birokrasi. Penafsiran terhadap rencana kebijakan ke dalam proses implementasi hanya dilakukan oleh organisasi birokrasi pemerintah dan pihak-pihak yang lain yang terlibat dalam pelaksanaan program kebijakan. Suatu program kebijakan akan berhasil bila penafsiran oleh badan-badan eksekutif, birokrat dan beberapa pihak lain yang terlibat dalam menyelenggarakan program program tertentu. Suatu program dapat dengan ditunjukkannya apakah keberadaan penafsiran masih mencukupi atau tidak.

Selain pengertian diatas, implementasi kebijakan menurut Lester dan Stewart (2000) dalam Solahuddin Kusumanegara 2010:115 mendifinisikan sebagai berikut :

Bahwa implementasi kebijakan dipahami juga sebagai proses, output, dan outcome.

Implementasi dapat di konseptualisasikan sebagai proses karena didalamnya terjadi beberapa rangkaian aktivitas yang berkelanjutan. Implementasi didiartikan sebagai output, yaitu melihat apakah aktivitas dalam rangka mencapai tujuan program telah sesuai dengan arahan implementasi sebelumnya atau malah mengalami penyimpangan-penyimpangan.

Akhirnya implementasi dikonseptualisasikan sebagai outcomes ini berfokus pada akibat yang ditimbulkan dari adanya implementasi kebijakan, yaitu apakah implementasi suatu kebijakan mengurangi masalah atau bahkan menambah masalah baru dalam masyarakat.

Dari penjelasan diatas, bahwa implementasi kebijakan sebagai suatu rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. Implementasi menjadi tahap yang sangat menentukan didalam proses kebijakan, karena tanpa implementasi yang efektif maka perancang keputusan yang telah dibuat dinilai akan terancam gagal dan tidak berhasil

(28)

dilaksanakan. Dalam hal mengembangkan suatu proses pemikiran mengenai hal tentang implementasi berjalan dengan baik, sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku dan sikap oleh badan atau lembaga administratif yang berperan dan bertanggungjawab untuk melaksanakan program beserta pelaksanaannya yang menjadi kelompok sasaran, namun juga diperhatikan dengan adanya jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial dan mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan,baik yang positif maupun negatif .

Sedangkan implementasi menurut Tangkilisan (2003:1) dikemukakan bahwa implementasi kebijakan sebagai :

“Tahap pembuatan keputusan diantara pembentukan sebuah kebijakan-kebijakan seperti halnya pasal-pasal sebuah undang-undang legislatif, pengeluaran sebuah peraturan eksekutif, pelolosan keputusan pengadilan, atau keluarnya standar peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi masyarakat yang mempengaruhi beberapa aspek kehidupannya. Jika sebuah kebijakan diambil secara tepat, maka kemungkinan kegagalan pun masih bisa terjadi, jika proses implementasi tidak tepat. Namun bagi sebuah kebijakan yang cukup berpotensi sekalipun jika diimplementasikan buruk bisa gagal untuk mencapai tujuan para perancangnya.”

Dari beberapa definisi implementasi dapat disimpulkan bahwa implementasi dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan dari kebijakan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perlu pula ditambahkan bahwa proses implementasi untuk sebagian besar dipengaruhi oleh macam tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh cara tujuan itu dirumuskan. Dengan demikian, implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan keberhasilan didalam proses kebijakan, karena melalui tahap ini, keseluruhan prosedur kebijakan dapat dipengaruhi oleh tingkat pencapaian yang maksimal yang diharapkan bagi semua implementor yang terlibat didalamnya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat salah satu contoh kebijakan publik yang dijewantahkan dalam sebuah program. Program yang disebut disini adalah Deli Serdang BERSERI yang dijalankan oleh pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup untuk

(29)

melaksanakan pengelolaan lingkungan yang bersih, sehat, rindang, dan indah di daerah Kabupaten Deli Serdang.

2.2.2 Model – Model Implementasi Kebijakan

A. Model Donald Van Meter dan Carl Van Horn.

Menurut Samodra, Yuyun, dan Agus (1994:19) bahwa model yang dikembangkan berdasarkan pada pendekatan top-down pada awalnya digagas oleh Donald Van Meter dan Carl Van Horn. Mereka yang mengidentifikasi enam variable yang menghubungkan kebijakan dengan performanya. Variabel –variabel yang dimaksud adalah :

1. Standar dan Kinerja Kebijakan.

Standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan. Kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran tersebut. Karena dijadikan sebagai kriteria penilaian, maka standar dan sasaran dirumuskan secara spesifik dan kongkret.

Bagan 2.1.1 Model Proses Implementasi Kebijakan Menurut Donald Van Meter dan Carl Van Horn.

Y K

E B I J A K A

Standar &

sasaran kebijakan

Sumber daya

Kondisi Sosial, ekonomi, dan

politik Komunikasi antar

organisasi dan prngukuhan

aktivitas

Karakteristik organisasi komunikasi antar

organisasi

Sikap para pelaksana

Kinerja Kebijakan

(30)

Sumber : Teori Van Meter dan Van Horn dalam Samodra, Yuyun, dan Agus 1994 : 19 Evaluasi Kebijakan Publik

2. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana.

Kejelasan standar dan sasaran tidak menjamin implementasi yang efektif apabila tidak dibarengi dengan adanya komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pengukuhan. Dalam hal ini, menyangkut persoalan tentang kewenangan dan kepemimpinan. Organisasi atasan (superior) mestinya mampu mengkoordinasikan organisasi bawahan atau pelaksana untuk memiliki konsep yang ideal sebagaimana yang dikehendaki oleh kebijakan.

3. Karakteristik Agen Pelaksana.

Persoalan diatas juga berkaitan erat dengan karakteristik organisasi komunikasi antar organisasi ( karakteristik birokrasi pelaksana). Struktur birokrasi pelaksana yang meliputi karakteristik norma dan pola hubungan yang potensial maupun actual sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi.

4. Sikap kecendrungan (Disposisi) Pelaksana.

Kesemua variabel tadi akan membentuk sikap pelaksana terhadap kebijakan yang mereka implementasikan, untuk pada akhirnya menentukan seberapa tinggi kinerja kebijakannya.

5. Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Politik

Hal yang perlu juga diperhatikan guna menilai kinerja implementasi publik dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van Meter dan Van Horn adalah sejauh mana lingkungan eksternal seperrti lingkungan sosial ekonomi, dan politik turut mendorong keberhasilan kebijakan publik .

B .Model Implementasi G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli

Implementasi kebijakan menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli dalam Subarsono (2005:101) digunakan untuk menganalisis implementasi program -program pemerintah yang bersifat desentralisasi dengan menggambarkan empat kelompok variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan dampak suatu program, antara lain:

1. Hubungan antar organisasi .

a. Kejelasan dan konsistensi sasaran program.

b. Pembagian fungsi antar instansi yang pantas.

c. Standarisasi prosedur perencanaan , anggaran, implementasi dan evaluasi d. Ketepatan, konsistensi dan kualitas komunikasi antar instansi

(31)

e. Efektivitas jejaring untuk mendukung program

Bagan 2.1.2 Model Implementasi Kebijakan Menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli

Sumber : Teori G. Shabbir Cheema dan Dennis A.Rodinelli dalamSubarsono 2005:101 Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasinya.

2. Karakteristik dan kapabilitas . A. Instansi Pelaksana

a. Keterampilan teknis, manajerial, dan politis tugas.

b. Kemampuan untuk mengkoordinasi, mengontrol, dan mengintergrasikan keputusan.

c. Dukungan dan sumber daya politik instansi d. Sifat komunikasi internal.

e. Hubungan yang baik antara instansi dengan pihak di luar instansi dan NGO.

f. Kualitas pemimpin instansi yang bersangkutan.

g. Komitmen petugas terhadap program

h. Kedudukan instansi dalam hierarki sistem administrasi.

B. Kinerja dan dampak

a. Tingkat sejauh mana program dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

b. Adanya perubahan kemampuan administratif pada organisasi lokal.

c. Berbagai keluaran dan hasil yang lain.

3.Sumber daya organisasi.

a. Kontrol terhadap sumber daya.

b. Keseimbangan antara pembagian anggaran dan kegiatan program.

c. Ketepatan alokasi anggaran.

d. Pendapatan yang cukup untuk pengeluaran.

Implementasi

Hubungan Antar Organisasi

Karakteristik dan Kapabilitas Sumber Daya

Organisasi Kondisi

Lingkungan

(32)

e. Dukungan pemimpin politik pusat.

f. Dukungan pemimpin politik lokal.

g. Komitmen birokrasi.

4. Kondisi Lingkungan

a. Struktur pembagian kebijakan b. Karakteristik struktur politik lokal c. Kendala sumber daya

d. Sosio kultural

e. Derajat keterlibatan para penerima program f. Tersedianya infrastruktur fisik yang cukup.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, yaitu hubungan antar organisasi, sumber daya organisasi, untuk impelementasi program, kemampuan agen dan karaktersitik pelaksana, serta kondisi lingkungan merupakan hal penting dalam mempengaruhi suatu implementasi program, faktor-faktor tersebut akan menghasilkan kinerja dan dampak suatu program yaitu sejauh mana suatu program dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengetahui bagaimana program dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, mengetahui bagaimana perubahan kemampuan adminsitratif pada organisasi lokal, serta berbagai keluaran hasil yang lain.

Didalam pemaparan model - model implementasi tersebut, peneliti mengadopsi model implementasi kebijakan yang telah dikembangkan olehG. Shabbir Cheema dan Dennis A.

Rondinelli dikarenakan variabel-variabel yang ditawarkan mereka tersebut dianggap sangat tepat untuk membantu menjawab permasalahan peneliti terkait tentang Implementasi Program Gerakan Deli Serdang Berseri dalam Pengelolaan Sampahdan Lingkungan Hidup di Kecamatan Lubuk Pakam.

Selain itu, alasan lainnya adalah karena model implementasi kebijakan yang telah dikembangkan oleh G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli ini memiliki keunggulan yang dapat menawarkan kerangka berpikir untuk menjelaskan dan menganalisis proses implementasi kebijakan. Lalu, model ini juga memberikan penjelasan keberhasilan

(33)

implementasi suatu kebijakan yang dapat diukur dari proses pencapaian hasil aktor (outcomes) yaitu, tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin diraih dan dapat mengukur keberhasilan implementasi kebijakan yang sangat ditentukan oleh tingkat implementability kebijakan. Model ini menitikberaktkan pada empat variabel yang menentukan keberhasilan kebijakan yaitu dari Hubungan antar Organisasi, Karakteristik dan Kapabilitas, Sumber Daya, Organisasi, dan Kondisi Lingkungan.

2.3 Pelayanan Publik.

2.3.1 Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik dalam (Kurniawan dan Najib 2008:56) dimaknai sebagai usaha pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan pemenuhan hak-hak tersebut. Pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah di pusat, dan di daerah dalam bentuk barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat mapun dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan.

Sedangkan menurut Hanif Nurcholis (2005:175-176) mengemukakan pelayanan publik sebagai : “Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh negara dan perusahaan milik negara kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat’’

Pelayanan publik pada dasarnya mengacu pada kebutuhan atau kepentingan masyarakat dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Artinya disini bahwa Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi daerah sebagai pelaksana dalam pengelolaan sampah dan lingkungan hidup melakukan serangkaian usaha untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat yang menjadi kewajiban pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat

(34)

maupun dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dalam hal pemeliharaan dan kebersihan serta melakukan pengolahan sampah di lingkungan Kecamatan Lubuk Pakam.

2.3.2 Kelompok Pelayanan Publik

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003 membedakan jenis pelayanan menjadi tiga kelompok. Adapun tiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikasi, kompetensi,kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) , Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan, Penguasaan Tanah, dsb.

2. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

3. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya Pendidikan, pemeliharaan kesehatan, pemeliharaan lingkungan hidup, penyelenggara transportasi,pos, dan sebagainya.

2.4 Pembangunan berkelanjutan

2.4.1 Definisi Pembangunan Berkelanjutan

Secara sederhana, pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai “ Development which meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs‟‟ (Drexhage dan Murphy, 2010:6). Istilah ini pertama kali dipopulerkan dalam Our Coomon Future, sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan the World Commision on Environment and Development (WCED) pada tahun 1987.

(35)

Menurut Salim (2010:84) Program pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga sasaran utama. Pertama, pembangunan sosial ditujukan pada pemberantasan kemiskinan stuktural di berbagai bidang, seperti ketiadaan akses pendapatan, lapangan kerja, air minum, jasa energi, pemukiman, fasilitas kesehatan, pendidikan, dsb. Kedua, pembangunan ekonomi harus mengubah pola produksi dan konsumsi yang tidak menopang keberlanjutan, terutama dalam penggunaan energi yang tidak efisien dan mencemarkan penggunaan sumber daya alam secara boros. Konsumsi juga perlu diarahkan pada upaya daur ulang bahan kemasan dna hemat minyak karbon. Ketiga, penyelamatan perlindungan ekosistem serta fungsi lingkungan dari sumber daya alam agar mampu menopang proses pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan menjadi suatu program tindakan untuk lokal dan reformasi ekonomi global dengan sebuah program yang belum didefinisikan sebelumnya.

Pemerintahan lokal merupakan aktor yang kuat (powerful) dalam ekonomi lokal mereka. Ini karena pemerintahan lokal yang membangun infratruktur demi kegiatan ekonomi. Selain itu, pemerintah lokal juga merancang atau menentukan standar regulasi, pajak, dan biaya-biaya yang menentukan parameter pembangunan ekonomi. (The Local Agenda 21 Planning Guide (1991) dalam Budi Winarno 2013:156).

Berdasarkan pemahaman diatas, bahwa Dinas Lingkungan Hidup menyediakan layanan dan barang (products) yang dapat mempengaruhi pasar untuk barang dan jasa. Dinas Lingkungan Hidup akan bekerja sama dengan Bank Sampah dengan segala kapabilitas dan keahlian yang telah terampil untuk menghasilkan produk dari sistem daur ulang reduce, reuce, dan recycle ) seperti sampah dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, sampah yang mudah terurai (organik). Sampah yang dapat digunakan kembali (reuse), sampah yang dapat didaur ulang (recycle) ,sampah lainnya (residu), akan dilakukan pemilahan dan pengolahan yang selanjutnya akan dijual ke pasar dengan produk produk yang telah dihasilkan dari lingkungan.

(36)

2.5 Sampah

2.5.1 Definisi Sampah

Sampah diartikan sebagai suatu buangan atau produk sisa dalam bentuk padat sebagai akibat kegiatan manusia yang dapat dianggap sudah tidak bermanfaat lagi, untuk itu harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Lebih lanjut, prinsip TPS 3R dapat mengurangi beban TPA semaksimal mungkin jika menerapkan prinsip tersebut dari sumbernya yakni dengan mulai melakukan pemilihan sampah antara sampah kertas, organik, plastik, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) (Buletin Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, 2017:6).

Menurut Ecolink (1996) dalam Samal, ed.( 2010:2) memberikan pengertian sampah sebagai bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas baik yang dilakukan oleh manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Terdapat banyak permasalahan lingkungan yang belum dikelola dengan baik,salah satu permasalahan lingkungan yaitu permasalahan sampah. Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial, bahkan permasalahan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terhadap aspek kehidupan, mulai dari bidang kesehatan, pembangunan, sosial, ekonomi dan politik. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan.

2.5.2 Manajemen Pengelolaan Sampah

Menurut James A.F Stonner (1982) dalam Handoko (8:2003) manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

(37)

Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni.

Namun dapat dianalisis bahwa manajemen juga dapat diartikan sebagai seni bahwa dalam hal itu menjadi kemampuan atau keterampilan pribadi seseorang menjadi kecakapan yang dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan, dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Sedangkan proses merupakan cara sistematis untuk melakukan suatu pekerjaan.

Definisi manajemen untuk pengeloalaan sampah selain pengumpulan sampah di negara-negara maju diungkapkan oleh Tchobanoglous dalam Ananta (1997:7) merupakan gabungan dari kegiatan pengontrolan jumlah sampah yang dihasilkan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan penimbunan sampah di TPA yang memenuhi prinsip kesehatan, ekonomi, teknik, konversi, dan mempertimbangkan lingkungan yang juga responsif terhadap kondisi masyarakat yang ada. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah selain pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan termasuk didalamnya adalah penyediaan peralatan yang digunakan, tehnik pelaksanaan pengelolaan dan administrasi. Hal ini bertujuan untuk keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah di wilayah Kecamatan Lubuk Pakam dan sekitarnya.

Atas dasar uraian diatas bila dikaitkan dengan pengelolaan sampah menjadi suatu proses kegiatan kegiatan manajemen seperti menginterpretasikan, dan mencapai tujuan tujuan organisasi dengan melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup sebagai suatu unit organisasi yang berada di bawah pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang dengan instasi yang terkait sebagai mitra kerja dalam proses pengolahan sampah di Kecamatan Lubuk Pakam.

(38)

2.5.3 Praktik Pengelolaan Sampah

Menurut Pedoman Umum Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Kecamatan se- Kabupaten Deli Serdang (2015) melakukan pengelolaan sampah menggunakan paradigma baru dengan pendekatan Reduce, Reuse, Recycle, (3R) dengan berbagai mekanisme seperti :

1. Setiap rumah tangga melakukan pemilahan sampah. Pemilahan sampah adalah bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah. Pemilahan dapat diklasifikasikan dalam lima jenis sampah yaitu:

a).Sampah dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. b).

Sampah yang mudah terurai (organik). c).Sampah yang dapat digunakan kembali (reuse) d). Sampah yang dapat didaur ulang (recycle). e). Sampah lainnya (residu), 2. Sampah yang tidak dapat digunakan lagi, tidak dapat didaur ulang maupun dikomposting, dikeluarkan ke tempat sampah yang dapat dijangkau oleh petugas kebersihan, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan kecamatan.

3. Petugas kebersihan mengumpul dan mengangkut dari rumah penduduk atau TPS dan membuang ke TPA sesuai jadwal yang ditetapkan.

4. Sampah yang masih dapat dipergunakan akan dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

5. Sampah yang masih dapat dipergunakan akan dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Keempat, sampah yang dapat dipergunakan kembali tetapi tidak dapat diolah sendiri oleh masyarakat dijual ke Bank Sampah ( untuk kertas dan plastik atau sejenisnya) atau diolah menjadi kompos oleh masyarakat / kader lingkungan.

6. Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dirumah tangga yang tidak berada di wilayah pemukiman penduduk dikumpulkan tanpa proses pemilahan oleh petugas kebersihan pada tempat-tempat yang ditentukan TPS/Kontainer, untuk diangkut oleh Truk/ Amroll dan dibuang ke TPA.

2.6 Lingkungan Hidup

2.6.1 Definisi Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup sering diartikan sebagai segala sesuatu yang ada dengan kesatuan ruang yang ditempati oleh manusia dengan makhluk hidup lainnya yang memiliki hubungan timbal balik dalam menjalankan kegiatan aktivitasnya dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Lingkungan hidup dalam Kardy Sontang Manik (2003:16) lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

(39)

hidup lainnya. Dengan mencermati pemahaman ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai besar unsur unsur yang dipelajari dalam ekologi tercakup dalam komponen atau unsur lingkungan hidup .

Sedangkan menurut Mulyanto(2007:67) mendefinisikan Lingkungan Hidup merupakan seluruh faktor luar yang mempengaruhi suatu organisme, faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor) atau variabel yang tidak hidup (abiotic factor). Lingkungan hidup juga mempunyai posisi penting dalam kehidupan masyarakat . kemudian, pemahaman mengenai lingkungan berkaitan dengan ruang dimana baik lingkungan hidup ataupun tak hidup ada di wadah dalam satu kesatuan, saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan menghasilkan keterikatan untuk menyampaikan sesuatu baik secara fisik maupun nonfisik, sehingga mempengaruihi kelangsungan hidup, khususnya manusia.

Berdasarkan hal tersebut, bahwa lingkungan hidup merupakan suatu hal yang cukup penting dikarenakan manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia inilah yang membawa konsekuensi logis, bahwa manusia hidup berdampingan dengan lingkungan, dan banyaknya pencemaran terhadap lingkungan sebisa mungkin harus dikurangi dan bahkan dihindari demi kenyamanan hidup masyarakat .

2.6.2 Manajemen Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan lingkungan merupakan hal yang sangat penting dilakukan, mengingat bahwa masyarakat selalu berusaha memaksimalkan segala perwujudan keinginannya dan seringkali dengan cara yang secepatnya sehingga cenderung mengorbankan kepentingan lingkungan hidupnya. Pengelolaan lingkungan hidup menurut Karden Eddy Sontang (2003:31) merupakan suatu upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup menjadi suatu usaha pemanfaatan sumber daya, namun memiliki ciri khas, yaitu upaya terpadu dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan

Gambar

Tabel 1.1 .1 Volume Sampah yang Terangkut per Hari Menurut  di beberapa Kota  di Indonesia Tahun 2011 – 2014
Tabel 1.1.3 Rata-Rata Timbulan Sampah ( Harian)
Tabel 1.1.4 Target Pengurangan Sampah di Kecamatan Lubuk Pakam
Gambar 2.1.5 Profil Program Deli Serdang Berseri
+4

Referensi

Dokumen terkait

yang ingin merancang suatu penelitian yang berkaitan dengan subjective well-being pada pasien dengan penyakit terminal

Kepada masyarakat dan Penyedia Barang/Jasa yang akan mengajukan pengaduan dan sanggahan kami tungguselambat-lambatnya3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman ini diterbitkan. Denpasar,

“Metodologi Kritik Hadis (Studi Krisis Atas Pemikiran Umar bin al- Khattab)” (Skripsi--Institut Agama Islam Negeri Tulung Agung, 2014).. Pengantar Hukum Islam di

Pada tahap obesrvasi ini merupakan penelitian yang menggunakan panca indra yang dapat mengamati secara langsung di tempat kejadian yang berada di dalam kelas sehingga

Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan ( furnace ), tanpa

Dari delapan aspek kesiapan sekolah inklusi yang menunjukkan kondisi paling siap ialah aspek peserta didik, dilanjutkan aspek dana pada urutan ke-dua, aspek menejemen

BMKG memiliki peran penting dalam pengurangan risiko bencana di kawasan pariwisata maritim melalui sistem InaTEWS yang dapat memberikan informasi Gempabumi dan Peringatan

Seksyen ini memberi perlindungan terhadap kerugian atau kerosakan fizikal yang terjadi secara mengejut atau tidak diduga ke atas jentera anda yang sedang berfungsi atau