• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT KHATULISTIWA PLANTATION KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh DERRY RIDWAN NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT KHATULISTIWA PLANTATION KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh DERRY RIDWAN NIM."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT KHATULISTIWA PLANTATION

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh DERRY RIDWAN NIM. 130 500 180

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI S A M A R I N D A

(2)

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di PT. SAWIT KHATULISTIWA PLANTATION Kabupaten Kutai Kartanegara

Nama : Derry Ridwan

NIM : 130 500 180

Program Studi : Geoinformatika

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing PKL Penguji I, Penguji II,

Ir. Suparjo,MP Dwi Agung Pramono,S.Hut,MT Erina Hertianti,S.Hut,MP NIP. 19620817 198903 1 003 NIP.19871004 201504 1 002 NIP.19700503 199512 2 002

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Geoinformatika, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Husmul Beze, S.Hut, Msi NIP. 19710103 199703 2 001

(3)

KATA PENGANTAR

melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, maka laporan praktik kerja lapang ini dapat diselesaikan.

Sebuah penghargaan yang tak ternilai harganya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama melakukan kegiatan dan penyelesaian laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.

Pada kesempatan ini tak lupa disampaikan pula ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah member dan motivasi. 2. Bapak Huzairi, selaku Manajer Estate SKP-TGR.

3. Bapak Irwansyah dan Ibnu Sutopo selaku Pembimbing Lapangan. 4. Bapak Ir. Suparjo, MP, selaku Dosen Pembimbing PKL.

5. Bapak Husmul Baze,S.Hut selaku ketua Program Studi Geoinformatika.

6. Seluruh karyawan PT. Sawit Khatulistiwa Plantation.

7. Semua teman-teman yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam kegiatan PKL dan penyelesaian laporan ini, mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu W

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan dalam penguasaan materi. Diharapkan dari informasi yang tersaji di dalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan di bidang survey dan pemetaan.

Samarinda, 19 Mei 2016

(4)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN . ii

KATA PENGANTAR .. iii

DAFTAR ISI . iv DAFTAR TABEL . v DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN .... 1 A. Latar Belakang .... 1 B. Tujuan .. 2

C. Hasil yang dicapai .. 2

BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN .... 4

A. Tinjauan Umum Perusahaan .. ... 4

B. Visi dan Misi .. 6

C. Manajemen Perusahaan ... .. 6

D. Kelapa Sawit .. .. 7

BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG .. 10

A. Waktu dan Lokasi PKL . 10

B. Sensus Tanaman .... 13

C. Pengukuran Luas Area ... 15

D. Berita Acara Pengajuan Pembayaran (BAPP) . 17 E. Pembuatan As Poros Pancang Tanam .. .. 19 F. Training Quality Control Circle PT.SKP Tenggarong 23

G. Peta Blok Afdeling . 26

H. Kalibrasi Para Pekerj 31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .. 37

.. 37

.. 38

DAFTAR PUSTAKA .. 39

LAMPIRAN .. 41

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. . 10

2. Has . 12

3. Macam Jarak Tanam Kelapa Sawit . 20

(6)

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Jarak Tanam Kelapa Sawit ... .. 20

2. Diagram Jenis Masalah di Lapangan ... .. 25 3. Tampilan Jendela Cara Menimbulkan per Blok ... 28 4. Tampilan Jendela Cara Mengubah Luasan menjadi

Hektar ... 29

Lampiran

5. Pengambilan Data BAPP . 39

6. Tracking Jalan Kegiatan BAPP ... 39

7. Lahan Mengalami Kebakaran di Blok IU-14 .. 40 8. Pembuatan Papan Nama Perusahaan PT. SKP

T 40

9. Pembuatan Api Unggun Untuk Malam Perpisahan .. 41 10. Struktur Organisasi PT.Sawit Khatulistiwa Plantation

Tenggarong .... 42

11. Peta Hasil Sensus Tanaman Sawit di Blok IU-14 .... 43 12. Peta Hasil Pengukuran Luas Area di Blok IU-14 . 44 13. Peta Contoh Blok yang dikerjakan (Blok OZ-01) ... 45 14. Peta Hasil Blok yang dikerjakan di Afdeling 3 .. . 46 15. Peta Lokasi Kebun PT.Sawit Khatulistiwa Plantation

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan tenaga terampil di bidang survey dan pemetaan sangat diperlukan hampir di seluruh sektor kehidupan dunia usaha seperti kehutanan, perkebunan, pertambangan, telekomunikasi, transportasi dan lain-lain. Demikian pula di bidang perkebunan yang dari tahun ke tahun semakin meningkat keperluannya seiring dengan semakin berkembangnya jumlah perusahaan yang membangun perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur.

Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda hadir dalam rangka menjawab tantangan terhadap semakin besarnya kebutuhan tenaga terampil di bidang survey dan pemetaan. Pendidikan Politeknik dirancang untuk menghasilkan tenaga yang siap untuk bekerja di lapangan. Oleh karena itu kurikulum pendidikan politeknik dirancang dengan porsi jumlah jam praktik lebih besar jika dibanding dengan jumlah jam teori. Perbandingan antara teori dan praktik adalah 30-40 % : 60-70%. Mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga jika telah lulus alumni memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya.

Guna memenuhi visi pendidikan politeknik tersebut, maka pada semester VI (enam) mahasiswa diwajibkan mengikuti program Praktik Kerja Lapang (PKL) di berbagai Industri dan perusahaan baik swasta maupun instansi pemerintah selama 2 (dua) bulan. Dalam kegiatan PKL ini mahasiswa wajib mengikuti kegiatan karyawan perusahaan sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja di dunia nyata untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan. Mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mengkritisi metode kerja yang berlaku di perusahaan yang tidak sesuai dengan teori. Sebaliknya

(8)

mahasiswa juga mendapatkan pengalaman dari kegiatan PKL tersebut sebagai masukan bagi kampus mengenai pengetahuan dan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dilapangan sebagai masukan untuk mengevaluasi muatan kurikulum sesuai dengan dunia kerja dan dunia industri (Dudi).

Dalam pelaksanaan PKL mahasiswa berhak mendapatkan seorang dosen pembimbing untuk mendapatkan arahan (Anonim, 2013a), namun selama di lapangan mahasiswa dibimbing oleh pembimbing lapangan. Pada akhir kegiatan PKL mahasiswa wajib menyusun laporan PKL dan dipertanggung jawabkan dalam ujian tertutup oleh tim dosen penguji.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut. 1. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang diperoleh diperkuliahan pada dunia

kerja.

2. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berfikir secara kreatif dan kritis mengenai kegiatan yang sesungguhnya di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa menjadi tenaga yang terlatih dan terampil.

2. Mahasiswa mendapatkan tambahan ilmu yang tidak diperoleh dari bangku kuliah dan mengetahui perbandingan antara ilmu pengetahuan di bangku kuliah dengan dunia kerja.

3. Mahasiswa mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan geoinformatika dan bisa mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam suatu tim kerja.

(9)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Menurut Wibowo (2016), PT. Sawit Khatulistiwa Plantation pertama berdiri bernama Kalpataru Investama Plantation pada tahun 2004 dan memiliki cabang sebagai berikut.

1. Mahakam Sawit Plantation 2. Mahakam Sawit Khatulistiwa 3. Kota Bangun Plantation 4. Kalpataru Plantation 5. Kutai Sawit Plantation

6. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong 7. Sawit Khatulistiwa Plantation Tabang

PT. Sawit Khatulistiwa Plantation memiliki luas lahan ± 9.649 Ha yang tersebar di beberapa wilayah antara lain :

1. Wilayah Kecamatan Muara Kaman : a. Desa SP 5 / Desa panca jaya b. Desa SP 4

c. Desa SP 3 / Desa cipari mekar 2. Wilayah Kecamatan Sebulu :

a. Desa SP 2 / Desa manunggal jaya b. Desa SP 1 / Desa sumber sari c. Kecamatan Sebulu Ilir

d. Kecamatan Sebulu ulu e. Kecamatan Segihan f. Desa Giri Agung

(10)

3. Wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang : a. Desa Karta Buana

b. Kecamatan Separi Desa Suka Maju c. Kecamatan Separi

PT. Sawit Khatulistiwa Plantation merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, memiliki bentuk kerjasama kemitraan (bagi hasil). PT. Sawit Khatulistiwa Plantation telah membuka lahan ( Land

Clearing ) ± 3.000 Ha yang dimana sudah tersebar di masing-masing afdeling

diantarannya:

1. Afdeling 1 berlokasi di Cipare. 2. Afdeling 2 berlokasi di Sumber Sari.

3. Afdeling 3 berlokasi di Giri Agung dan Sebulu. 4. Afdeling 4 berlokasi di Giri Agung dan Sebulu. 5. Afdeling 5 berlokasi di Muara Kaman.

PT. Sawit Khatulistiwa Plantation beralamat di : 1. Kantor Pusat : Jalan Pahlawan No. 1 A RT. 08 Bukit Biru 2. Kantor di Kebun atau Lokasi Operasional Perusahaan :

a. Desa Giri Agung, Kec.Sebulu, Kab. Kutai Kartanegara. b. Desa Sumber Sari, Kec.Sebulu Kab. Kutai Kartanegara. c. Desa Cipare, Kec.Sebulu Kab. Kutai Kartanegara. d. Desa SP 5, Kec.Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara.

B. Visi dan Misi

1. Visi perusahaan PT. Sawit Katulistiwa Plantation adalah : a. Mewujudkan masyarakat sejahtera.

(11)

6

c. Ramah lingkungan. d. Kesejahteraan bersama.

e. Bangga membangun kutai kartanegara.

2. Misi Perusahaan PT. Sawit Katulistiwa Plantation adalah : a. Berkembang dan menguntungkan.

b. Membina kerjasama yang baik.

c. Mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan.

C. Manajemen Perusahaan

Organisasi PT. Sawit Khatulistiwa Plantation adalah sebagai berikut: 1. Project Manajer yaitu bertugas untuk mengontrol semua Estate, mengatasi

masalah teknis maupun non teknis dan mengatur manajemen keuangan (cost).

2. Askep yaitu bertugas untuk mengontrol semua Afdeling dan Estate, mengatasi masalah teknis, dan mengevaluasi mengkoordinir asisten afdeling.

3. Asisten yaitu bertugas mengatasi masalah teknis 80 persen di lapangan dan 20 persen administrasi, mengevaluasi mengkoordinir mandor dan merencanakan program kerja.

4. Mandor yaitu memiliki tugas bertanggung jawab di masing-masing pekerjaan. 5. Kasi yaitu bertugas bertanggung jawab dalam administrasi Estate (cost). 6. Krani yaitu bertugas mengatur administrasi di masing -masing

afdeling,menyiapkan perintah kerja (PK), dan absensi.

D. Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) adalah jenis tanaman palm yang berasal dari Afrika dan masuk ke Indonesia pada tahun 1848 tepatnya dikebun raya Bogor, kemudian pada tahun 1876 oleh Sir Yoseph Hooker mencoba

(12)

menanam sebanyak 700 bibit tanaman kelapa sawit di Labuhan Deli Sumatra Utara.

Setelah itu perkebunan kelapa sawit pertama kali dibuka pada tahun 1911. Perkembangan selanjutnya semakin pesat dengan diperkenalkannya perkebunan inti rakyat, sehingga tanaman kelapa sawit telah menyebar ke wilayah Indonesia terutama wilayah Sumatra dan Kalimantan. Negara Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia, untuk itu pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia.

Dalam perkembangannya, kelapa sawit di Indonesia dikembangkan dengan orientasi bisnis untuk mencari keuntungan d engan konsep sistem agribisnia terpadu. Namun tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam bisnis kelapa sawit ini, dan sebagai contoh dengan dibukanya perkebunan inti rakyat. Dibandingkan dengan tanaman lainnya, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang multi guna karena dapat memberikan manfaat yang cukup besar, antara lain menghasilkan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), inti atau kernel dapat juga dijadikan sebagai bahan biodisel, cangkangya dapat digunakan untuk bahan bakar boiler atau bahan bahan bakar batu bata, tandan kosongnya untuk pupuk, abu janjangan kosong untuk campuran kalsium, air limbah dapat digunakan sebagai pupuk cair, dan kayu dari pohonnya dapat dijadikan sebagai dinding rumah, serta pulp kayunya dapat digunakan sebagai bahan baku kertas(Haryono, 2011).

Umumnya, pola tanam kelapa sawit berbentuk segi tiga sama sisi pada arel rata/datar sampai bergelombang. Sementara, pada areal berbukit dengan sudut ntur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan (violle lining). Panjang sisi (jarak tanam) harus dibuat

(13)

8

seoptimal mungkin sehingga setiap individu tanaman mendapatkan ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan seragam untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama siklus hidup.

Investasi yang sebenarnya dari perusahaan perkebunan yaitu bibit yang ditanam di lapangan. Pokok yang ditanam sekarang akan menentukan produksi selama satu generasi yang akan datang (25-30 tahun). Kualitas bibit (genetic dan kesehatannya) merupakan factor utama yang menentukan produksi per ha. Namun, tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkualitas tetap tidak akan menghasilkan secara optimal. Untuk itu, penanaman dengan baik dan benar mutlak merupakan prasyarat untuk optimalisasi produksi per ha.

Jarak tanam tergantung dari jenis/tipe tanah dan jenis bibit. Rekomendasi beberapa institusi penghasil benih mengenai pola tanam umumnya 136 pokok/ha (9,2 m x 9,2 m x 9,2 m) untuk tanah mineral dan 150 pokok/ha (8,8 m x 8,8 m x 8,8 m) untuk tanah gambut.

Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang tekah direncanakan. Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah.

Bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan berupa kompas, kayu pancang, bendera, parang, meteran, tali sling besi untuk jarak tanam antarpokok dalam barisan utara-selatan 9,20 m, serta jarak tanam antarbaris timur-barat 7,96 m.

Setiap tim pancang terdiri atas 5 orang,yaitu 1 orang tukang teropong, 2 orang tukang pancang, dan 2 orang tukang tarik tali. Pada areal pembukaan

(14)

baru, pekerjaan memancang dilakukan setelah selutuh kayu dirumpuk, stacking di gawangan dan blocking dilakukan, tetapi sebelum dilakukan penanaman kacang-kacangan penutup tanah. Pada areal peremajaan, pekerjaan pancang titik tanaman dilaksanakan setelah seluruh pokok tanaman lama sudah ditumbangkan ke gawangan yang sudah ditentukan.

Cara pemancangan pada areal datar sampai dengan bergelombang dilakukan dengan jarak tanam sesuai dengan arah barisan tanaman utara-selatan. Pancang kepala setinggi 2,0 m dan anak pancang 1,0 m, di bagian atasnnya (20 m) diberi cat berwarna putih. Batas-batas daerah/blok yang akan dipancang ditentukan dan ditetapkan dengan membuat sebuah titik sebagai

(15)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Waktu dan Lokasi PKL

Kegiatan ini dimulai dari tanggal 2 Maret 2016 hingga tanggal 3 Mei 2016 yang berlokasi di PT. Sawit Khatulistiwa Plantation tepatnya di kantor kebun atau lokasi operasional perusahaan Dusun Argosari, Desa. Giri Agung, Kec. Sebulu Kab. Kutai Kartanegara. Kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Waktu dan Lokasi PKL

No Tanggal Kegiatan Lama Waktu (hari) Lokasi Keterangan 1 4,5,7,8,10, 11,16,Mar et 2016 Sensus Tanaman 7 Afdeling 4 Blok IU-14 Praktek 2 12 dan17 Maret 2016 Pengukuran Luas Area 2 Afdeling 4 di Blok IU-14 dan IT-18 Praktek 3 14 dan 18 Maret 2015 Berita Acara Pengajuan Pembayaran (BAPP) 2 Afdeling 3 Praktek 4 19,21, dan 22 Maret 2016 Pembuatan As Poros Pancang Tanam 3 Afdeling 4 Blok IT-22 Praktek 5 23 dan 24 Maret 2016 Training QCC PT. Mahakam Sawit Plantation Tenggarong 2 Di Barak Afdeling 4 Training 6 30 Maretdan 4,12 April 2016 Kalibrasi Para Pekerja 3 Afdeling 4 Blok IT-22,IS-23, dan OT-12 Praktek 7 02 April 2016 Materi Tentang Kelapa Sawit 1 Kantor Gudang di Afdeling 4 Materi

(16)

Tabel 1. lanjutan 8 5,6,7, dan 8 April 2016 Peta Blok Afdeling 4 Di Barak Afdeling 4 Pratek 9 18 April - 30 April 2016 Pembuatan Laporan akhir 14 Afdeling 4

Dari tabel tersebut dapat dilihat beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, baik kegiatan di lapangan maupun kegiatan diskusi dan sosialisasi dengan pihak masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan PKL yang dilaksanakan tidak hanya mencakup di satu bidang saja, tetapi ada beberapa kegiatan yang tidak didapatkan sewaktu berada di perkuliahan seperti sosialisasi dengan masyarakat. Pada kegiatan PKL ini ilmu dibidang pengukuran yang telah didapatkan di perkuliahan sangat membantu karena alat yang digunakan tidak jauh beda dengan alat-alat milik Program studi Geoinformatika.

Dari kegiatan yang di lakukan selama 2 bulan dapat dihitung prestasi kerja kelompok maupun individu dari kegiatan yang telah dilaksanakan.Hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama dua bulan disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Praktek Kerja Lapang.

No Kegiatan Lama Waktu (HOK) Hasil Praktik Prestasi/ HOK Satuan 1 SensusTanaman 33 1021 Tanaman 30,94 Tanaman/HOK 2 PengukuranLuas Area 10 0,650443 Ha 0,0650443 Ha/HOK

3 BAPP 10 1 BAPP 0,1 BAPP/HOK

4 Pembuatan As Poros Pancang Tanam 15 204 Titik Pancang 13,6 Titik Pancang/ HOK

(17)

12 Tabel 2. lanjutan 5 Training QCC PT. Mahakam Sawit Plantation Tenggarong 10 2 0,2 6 Kalibrasi Para Pekerja 15 3 0,2 Hari/HOK 7 Materi Tentang

Kelapa Sawit 5 1 Blok 0,2 Hari/HOK

8 Peta Blok

Afdeling 1 4 Peta 4 Peta/HOK

9 Pembuatan

Laporan akhir 14 1 Laporan 0,07143

Laporan /HOK

Keterangan : BAPP = Berita Acara Pengajuan Pembayaran QCC = Quality Control Circle

HOK = Hari Orang Kerja

B. Sensus Tanaman

1. Tujuan

Tujuan kegiatan sensus tanaman adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui jumlah keseluruhan tanaman sawit pada areal blok tanaman sawit

b. Melihat berapa sawit yang telah mati dan hidup sebagai dasar program penanaman atau sisipan kembali

c. Mengetahui tanaman yang terkena hama tanaman dan serangan hama hewan liar.

2. Dasar Teori

Sensus tanaman adalah menghitung jumlah tanaman kelapa sawit tiap blok pada area afdeling. Dengan sensus tanaman akan diketahui apakah jumlah pohon tiap blok telah sesuai atau belum terhadap standar.

(18)

Adapun standar melakukan sensus tanaman adalah sebagai berikut

a. Jumlah pohon tiap blok harus sesuai dengan standar jarak tanam atau kerapatan pohon yaitu 136 pohon /ha

b. Sensus pohon harus dilakukan setelah selesai penanaman dan tidak boleh lebih dari 6 bulan.

c. Pelaksanaan sensus harus memakai form sensus yang telah disediakan . d. Hasil sensus harus dipetakan tiap blok.

e. Simbol-simbol dalam peta harus mengikuti aturan yang sudah ada. f. Sensus dilakukan setahun sekali oleh petugas sensus.

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut dengan istilah blok (Anonim,

2013b).

3. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan kegiatan sensus tanaman adalah sebagai berikut. 1) Global Positioning System (GPS) Garmin 62S

2) Kendaraan ( motor )

3) Komputer ( Aplikasi yang digunakan adalah ArcGis 10.1) b. Bahan digunakan kegiatan sensus tanaman adalah Pita ukur. 4. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja dalam kegiatan sensus tanaman terdiri dari 5 mahasiswa dan pendamping pihak perusahaan 1 orang dengan lama waktu tidak ditentukan.

(19)

14

5. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kegiatan sensus tanaman sawit adalah sebagai berikut.

a. Berangkat ke lahan pada jam 07.30 dengan di arahkan oleh pembimbing menuju Blok IU-14

b. Saat sesudah sampai di lahan di kasih arahan untuk mengambil titik pada sawit yang mati dan hidup

6. Hasil yang Dicapai

Hasil sensus tanaman terdiri dari jumlah pokok hidup tanaman sawit sebanyak 797 dan jumlah tanaman sawit mati sebanyak 214. Dengan demikian jumlah keseluruhan hasil sensus selama 7 hari adalah 1021 tanaman sawit. Peta hasil sensus tanaman sawit dapat di lihat pada Lampiran 5 Gambar 11.

7. Pembahasan

Lokasi yang di tempuh lumayan jauh dari barak Afdeling 4 dan kondisi jalan pun yang kurang baik. Dalam melakukan sensus tanaman di Blok IU -14 kendala yang dihadapi yaitu kondisi lahan perkebunan sawit yang penuh dengan semak -semak berlukar dan kacang-kacangan, sehingga pekerja sulit untuk memasuki jalur sawit yang ada di dalam blok yang akan di sensus.

C. Pengukuran Luasan Area

1. Tujuan

Tujuan kegiatan pengukuran luas area adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui berapa luasan hasil kerja baru yang akan di bayar oleh perusahaan

(20)

yang akan datang dan juga mendapatkan bentuk dari lahan baru tersebut. 2. Dasar Teori

Luasan area adalah luasan yang di peroleh dari hasil dengan cara menandai posisi awal melakukan pengukuran selanjutnya mengitari area yang akan di ukur hingga membentuk polygon.

3. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan kegiatan pengukuran luas area adalah sebagai berikut.

1) Global Positioning System (GPS) Garmin 62 S 2) Kendaraan ( motor )

3) Parang

b. Bahan digunakan kegiatan pengukuran luas area adalah Pita ukur. 4. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja dalam kegiatan pengukuran luas area terdiri dari 5 Mahasiswa, pendamping pihak perusahaan 1 orang dan mandor 1 orang dengan lama waktu 4 jam.

5. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kegiatan pengukuran luas area adalah sebagai berikut. a. Berangkat ke lahan pada blok IU-14.

b. Sesudah sampai diberi arahan lokasi yang akan di tracking.

c. Menyalakan GPS dan klik tombol Menu, mencari aplikasi Calculasi areal dan mulai tracking mengitari area yang akan di ukur.

d. Apabila sudah memutari dan kembali ke tempat awal dan membentuk

(21)

16

e. Setelah itu data di unduh menggunakan aplikasi basecamp setelah itu

ekspor ke mapsource kemudian diolah menjadi peta menggunakan Arcgis

10.1.

6. Hasil yang Dicapai

Hasil pengukuran di lapangan selanjutnya dipetakan, hasil peta pengukuran luas seperti ditunjukkan pada Lampiran 6 Gambar 12. Total luas hasil pengukuran area selama 4 jam sebesar 0.6504 Ha. Jika jam kerja selama satu hari adalah 8 jam, maka dalam satu hari dapat mengukur 1,13 ha.

7. Pembahasan

Pelaksanaan pengukuran luas dengan cara tracking sebenarnya bukan merupakan pekerjaan yang sulit. Akan tetapi selama pengukuran kendala yang ada saat melakukan pengukuran area adalah susahnya berjalan atau mengitari lahan tersebut, karena lahan baru di rintis dan masih banyak ranting-ranting pohon jadi memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.

D. Berita Acara Pengajuan Pembayaran

1. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sehingga dapat dilakukan pembayaran kepada kontraktor yang telah mengerjakan perawatan jalan angkut sesuai dengan prestasi kerjanya.

2. Dasar Teori

Berita Acara Pengajuan Pembayaran (BAPP) adalah merupakan pengajuan pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir bulan tepat pada

(22)

waktu tutup buku perusahaan. Dengan adanya Auditing, BAPP akan diketahui sampai mana pencapaian kerja setiap kontraktor dalam pekerjaan perawatan jalan.

3. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan pada kegiatan BAPP : 1) Meteran 5 meter

2) Roll meter 10 meter 3) Kendaraan

4) Kayu lurus ( untuk menghitung kemiringan jalan ) b. Bahan yang digunakan pada kegiatan BAPP :

1) Buku catatan. 2) Pulpen. 4. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja dalam kegiatan BAPP sebanyak 5 orang mahasiswa dan 1 pembimbing, jadi semua berjumalah 6 orang dalam waktu 2 hari.

5. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kegiatan BAPP adalah sebagai berikut : a. Mepersiapkan alat dan bahan untuk di lapangan.

b. Berangkat untuk menuju ke lahan yang ada di Afdeling 3.

c. Pengarahan oleh pembimbing bagaimana cara mengambil BAPP.

d. Langkah awal mengukur lebar lebar jalan, setelah itu lakukan pengambilan data kemiringan jalan dengan cara : meletakkan kayu yang lurus di jalan yang akan di ambil kemiringannya setelah itu ukur ujung kayu tersebut

(23)

18

dengan meteran berapa tingginya dari tanah sampai ujung kayu apabila 10 cm berarti kemiringannya 10 derajat.

e. Setelah mengambil data lebar dan kemiringan sisi kanan dan kiri , tracking jalan tersebut terus jalan menggunakan kendaraan ambilah beberapa

sample untuk pengambilan data BAPP pada tiap tikungan.

6. Hasil yang dicapai

BAPP yang di hasilkan yaitu dalam 1 bulan kegiatan dapat 11.168 km jalan yang telah di buka atau di rehab dan bulan selanjutnya dapat 2.640 km jalan yang sudah di buka atau di rehab. Jadi total hasil dari BAPP kegiatan rehab jalan adalah 13.808 km. Biaya permeter dalam pembuatan jalan atau rehab jalan yaitu Rp.5.000 , maka perhitungan rehab jalan adalah sebagai berikut :

Biaya : 13.808 km = 13.808.000 m

13.808.000 * 5.000 = Rp.69.040.000.00 7. Pembahasan

Kegiatan saat melakukan pengukuran di area blok yang telah ditentukan tersebut tim survey menggunakan kendaraan ke blok yang akan dilakukan pengukuran. Selama dalam pengukuran tim survey berhenti sejenak di tiap tikungan atau di tengah-tengah blok untuk mengambil data lebar dan kemiringan jalan. Kendala-kendala yang dihadapi tim survey saat pengambilan data adalah jalan yang belum dihaluskan, oleh karena itu tim

survey kesulitan untuk jalan menuju bukit yang tinggi munggunakan

kendaraan karena jalanya masih sulit dilalui sampai-sampai kendaraan pun harus didorong dari belakang untuk bisa sampai naik ke tanjakan.

(24)

E. Pembuatan As Poros Pancang Tanam

1. Tujuan

Untuk memperoleh pertanaman yang lurus atau teratur letaknya dari berbagai sudut, baik pada lahan datar maupun miring.

2. Dasar Teori

Irawan (2014), Menyatakan bahwa untuk mendapatkan letak dan

barisan tanaman yang teratur terlebih dahulu diadakan pemancangan areal. Pemancangan adalah suatu kegiatan yang meliputi penentuan batas kebun dan dilanjutan dengan pemancangan patok-patok sebagai penempatan posisi tanaman. Pemancangan pada area yang rata jarak antara barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang sebenarnya. Sedangkan untuk area yang berbukit dan berkontur arah barisan mengikuti arah kontur yang ada dan jarak antara barisan adalah proyeksi jarak antar barisan. Prosedur jarak tanam untuk pembuatan as poros pancang tanam adalah sebagaimana dijelaskan pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Jarak Tanam Kelapa Sawit

Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa jarak tanam adalah 9 meter dan jarak antar barisan antara jalur 1 dan 2 adalah 7,79 meter. Adapun

(25)

20

macam-macam jarak tanam untuk pembuatan as poros pancang tanam adalah sebagai berikut. Ada beberapa macam jaak tanam kelapa sawit. Hal ini tergantung dari varitas dan sifat pelepah tanaman sawit. Jarak tanam kelapa sawit seperti disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Macam jarak tanam kelapa sawit

Tabel 3. Macam jarak tanam kelapa sawit

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan jarak tanam 9,0 dan jarak antar barisan adalah 7,80 maka jumlah tanaman sawit yang akan di tanam adalah 143 tanaman, jika jarak tanam 9,4 dan jarak antar barisan 8,14 maka jumlah tanaman sawit yang akan di tanam adalah 130 tanaman dan jika jarak tanam 9,5 dan jarak antar barisan 8,22 maka jumlah tanaman sawit yang akan di tanam adalah 128 tanaman sawit.

3. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan pada kegiatan Pemancangan : 1) Roll meter (10 meter)

2) Tali Sling 3) Kompas 4) Parang

b. Bahan yang digunakan pada kegiatan Pemancangan adalah Perlengkapan

(26)

4. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja dalam kegiatan Pemancangan yaitu 7 orang dalam waktu 3 hari.

5. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kegiatan Pemancangan adalah sebagai berikut : a. Persiapan alat dan bahan

b. Menuju ke lahan yaitu blok IR-24

c. Pemancangan dimulai dengan mengukur jarak antar jalan dengan jarak 3 meter dari jalan poros dengan metode mata lima atau segitiga sama sisi dengan jarak antar pohon 9 meter untuk dataran datar dan 8 meter untuk jarak di dataran yang agak miring

d. Petama-tama dibuat 2 patokan untuk awalan pemancangan di sebelah kanan dan kiri, Tarik tali di sebelah kanan sampai ujung lahan yang akan di pancang. Kemudian lakukan pelurusan dari patok yang di sebelah kanan menggunakan kompas, apabila sudah lurus di kasih tanda dengan kayu pada tali pancang yang sudah di kasih tanda, untu per 9 meter.

e. Kemudian pindah ke patok di sebelah kiri dengan jarak 7.80 meter dari patok di sebelah kanan dan tali pancang pun di pindah kan di sebelah kiri, untuk patokan di sebelah kiri jarak yang ada di tali pancang 9 meter di bagi 2 dan pasang patok di tengah-tengah dengan jarak 4.50 meter. Setelah itu lakukan pelurusan lagi seperti tadi dan apabila sudah lurus di kasih tanda kembali menggunakan kayu pada tiap tanda yang sudah ada di tali

f. Untuk mencoba apakah jaraknya sudah benar tiap tanda yang sudah di kasih kayu tadi di ukur ulang dengan menggunakan meteran apakah tiap jarak kayu 9 meter Antara di depan, dibelakang dan di sebelah kanan.

(27)

22

Apabila tiap tanda mendapatkan jarak 9 meter berarti sudah menjadi segitiga sama sisi atau mata lima.

6. Hasil yang Dicapai

Untuk mengetahui jumlah pokok bibit sawit per hektarnya, dan juga untuk memudahkan penanaman kelapa sawit . Jadi hasil pemancangan tersebut adalah terdapat 5 Jalur, panjang jalurnya 125 m, dan 68 titik pancang tanam perharinya.

7. Pembahasan

Dalam pembuatan as poros pancang tanam pola yang digunakan adalah segitiga sama sisi atau mata lima pada area datar sampai bergelombang, sedangkan untuk areal yang berbukit dengan sudut

ketentuan.

Alasan mengapa menggunakan pola tanam segitiga sama sisi yaitu :

a. Tajuk jika dilihat dari atas terlihat bulat, oleh karna itu semua ruangan tertutupi tidak ada rungan kosong sehingga dapat menghambat /mengurangi pertumbuhan gulma

b. Efektif dan efisien dalam penyerapan unsur hara karena akar tanaman menebar penuh, luas tajuk sama dengan luas akar.

Pemancangan pada dasarnya merupakan pekerjaan pelurusan. Oleh karena itu berdasarkan pengalaman praktik di kampus pekerjaan pemancangan dapat ditingkatkan kecepatannya jika menggunakan alat optic

waterpass atau theodolite. Mengingat hasilnya cukup baik maka ada baiknya

(28)

F. Training Quality Control Circle (QCC)

1. Tujuan

Agar masing-masing peserta pelatihan dapat melakukan pekerjaanya lebih efisien.

2. Dasar teori

Training atau pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang

bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap,tingkah laku dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan.

3. Alat dan bahan

a. Alat yang digunakan pada kegiatan Training QCC adalah Laptop sebagai media untuk membuat tabel di exel.

b. Bahan yang digunakan pada kegiatan Training QCC adalah sebagai berikut.

1) Buku catatan. 2) Pulpen. 4. Jumlah peserta

Jumlah peserta dalam kegiatan Training QCC PT. Sawit Khatulistiwa Plantatoin Tenggarong/Pelatihan Mandor yaitu tiap divisi paling tidak hadir 5 orang dan di tambah 7 orang dalam waktu 2 hari.

5. Prosedur k erja

Langkah-langkah kegiatan Training QCC adalah sebagai berikut : a. Menulis solusi apa yang bisa di pecahkan terhadap masalah tersebut. b. Setelah selesai di presentasikan ke depan.

c. Mengisi form yang telah di berikan.

(29)

24

e. Memberi nilai pada setiap masalah tersebut. 6. Hasil yang dicapai

Hasil dari Training QCC tersebut adalah kita dapat menemukan masalah yang terjadi di lapangan serta dapat menemukan cara penyelesaian masalah tersebut. Masalah-masalah tersebut dapat di analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menemukan macam-macam masalah b. Menyeleksi masalah

c. Mencari masalah mtama d. Target perbaikan

e. Mencari macam-macam penyebab f. Menyeleksi penyebab

g. Ranking penyebab h. Penyebab utama i. Rencana perbaikan

Dari langkah-langkah tersebut bisa diketahui masalah utama yang terjadi di lapangan dan akan menjadi evaluasi setiap mandor divisi yang akan merencanakan pekerjaan atau kegiatan selanjutnnya. Adapun diagram

ranking masalah utama yang muncul didalam pekerjaan seperti dijelaskan

(30)

Gambar 2 . Diagram Jenis Masalah di Lapangan. Keterangan gambar :

O2= Malas L2 = Mengundur-undur waktu

O3= Susah diatur O4=Kurang disiplin

C1= Kurang komunikasi A3= Terlambat bangun

B1= Egois L4= Bosan

L3= Kurang kerjasama O1= Kerjaan tidak mencapai terget

Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa masalah utama adalah L2 dengan nilai 700/10.0% dan masalah terkecil adalah L3 dengan nilai 200/3.0%.

7. Pembahasan

Training diadakan untuk mengurangi tingkat kesalahan yang akan terjadi

di lapangan kemudian untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah jika terjadi kesalahan di lapangan. Dengan adanya training seperti ini maka akan diperoleh persamaan pandang bagi para mandor dan karyawan lainnya dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan.

- 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 L2 O4 A3 L4 O1 O2 O3 C1 B1 L3 Point % Sum

(31)

26

G. Peta Blok Afdeling

1. Tujuan

Untuk mengetahui masing-masing blok yang ada di Afdeling 3 untuk membuat rencana kerja mandor.

2. Dasar teori

Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan berbagai pengertian, namun hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang sama.

Menurut Andika (2009), peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu peta sistem proyeksi peta pada awal abad ke 2 (87M 150M), Claudius ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta peta karya Claudius

Ptolomaeus d atlas Ptolomaeus

membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.

3. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan pada kegiatan membuat peta blok adalah sebagai berikut.

1) Laptop sebagai alat untuk pengerjaan membuat peta blok.

2) Form peta blok sebagai contoh data penunjang mengerjakan peta. 3) Daftar tabel yang diberikan pembimbing untuk mengerjakan blok.

b. Bahan yang digunakan pada kegiatan membuat peta blok adalah sebagai berikut.

(32)

Table 4. Data blok yang akan dikerjakan per Individu.

No. Afdeling Blok Nama

1 3 OZ-1 Derry 2 3 OZ-2 Derry 3 3 OZ-3 Derry 4 3 OZ-4 Derry 5 3 OZ-5 Derry 6 3 OZ-6 Derry 7 3 OZ-7 Derry 8 3 OZ-8 Derry 9 3 OZ-9 Derry 10 3 OZ-10 Derry 11 3 OZ-11 Derry 12 3 OZ-12 Derry 13 3 OZ-13 Derry 14 3 OZ-14 Derry 15 3 OZ-15 Derry 16 3 OZ-16 Derry 17 3 OZ-17 Derry 4. Jumlah peserta

Jumlah peserta dalam membuat peta blok afdeling adalah 5 orang dengan jumlah blok per orang yang di kerjakan adalah 17 blok.

5. Prosedur kerja

Langkah-langkah pembuatan peta blok adalah sebagai berikut :

a. Membuka layer properties > query bulder > pilih blok yang akan di kerjakan. Tampilan untuk menampilkan blok yang akan di kerjakan adalah seperti Gambar 3 berikut.

(33)

28

Gambar 3. Tampilan Jendela Cara Menimbulkan per Blok

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk membuat peta blok kita harus menampilkan blok yang akan dikerjakan terlebih dahulu agar mempermudah dalam pengerjaannya.

b. Membuka layer properties > open attribute table > blok semua luasan > klik kanan lalu pilih calculate geometry > ubah satuan unit dari meter ke hektar (ha). Tampilan gambar cara mengubah satuan unit dari meter ke hektar adalah sebagaimana Gambar 4 berikut ini.

(34)

Dari gambar diatas terlihat bahwa cara mengubah satuan unit dari meter ke hektar dimana agar luasan area yang dipetakan sama.

c. Kemudian membuat layout, atur skala yang tepat dengan layout dan peta bloknya.

d. Masukkan keterangan pada legendanya setelah selesai di save dan di

export map menjadi JPEG.

e. Kemudian peta siap diprint, dan di bagikan ke mandor antar blok. 6. Hasil yang dicapai

Pada kegiatan ini hasil yang didapatkan adalah peta per blok untuk membantu dalam pekerjaan mandor agar memudahkan dalam bekerja. Blok yangdi petakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Blok yang di petakan. Nama Blok Luas Area (Ha)

OZ-1 17 Ha OZ-2 24 Ha OZ-3 30 Ha OZ-4 24 Ha OZ-5 12 Ha OZ-6 24 Ha OZ-7 19 Ha OZ-8 16 Ha OZ-9 17 Ha OZ-10 19 Ha OZ-11 9 Ha OZ-12 20 Ha OZ-13 15 Ha OZ-14 20 Ha OZ-15 23 Ha OZ-16 33 Ha OZ-17 30 Ha Total 352 Ha

(35)

30

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 17 peta blok yang dikerjakan dengan luas 352 Ha. Peta hasil blok yang dikerjakan dapat di lihat padaLampiran 8 Gambar 14.

7. Pembahasan

Pada pembuatan peta blok waktu yang diberikan tidak tentu jadi tidak ada jangka waktu dalam pembuatannya dan peta yang dikerjakan per individu sangatlah sedikit dibandingkan dengan waktu yang diberikan.

H. Kalibrasi Para Pekerja

1. Laporan Harian Mandor ( LHM ) Tebasan a. Tujuan

Laporan Harian Mandor tebas untuk mengetahui jumlah pokok tanaman sawit tebasan perhektarnya.

b. Dasar teori

Laporan Harian Mandor ( LHM ) adalah laporan yang setiap harinya harus terkumpulkan agar mempermudah perekapan gaji karyawan yang akan di kirim ke pusat.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan pada kegiatan LHM Tebasan adalah sebagai berikut.

a) Kalkulator.

b) Jam tangan atau stopwatch. c) Kendaraan.

d) Form laporan harian mandor tebasan.

2) Bahan yang digunakan pada kegiatan LHM Tebasan adalah sebagai berikut.

(36)

a) Pulpen. b) Buku catatan. d. Jumlah peserta

Jumlah peserta dalam pengambilan data Laporan Harian Mandor (LHM) tebasan berjumlah 2 orang.

e. Prosedur kerja

Langkah-langkah kegiatan LHM Tebasan adalah sebagai berikut : 1) Pengarahan dari pembimbing lapangan

2) Mengamati pokok kelapa sawit dari hasil tebasan.

3) Dalam perjamya di lakukan perhitungan hasil yang telah dicapai dari hasil penebasan dalam perdua jamnya.

4) Melakukan perhitungan dengan rumus yang telah di ajarkan oleh pembimbing lapangan

Contoh : 1ha /2 jam = 0,5 ha / jam * 7 jam = 3,5 ha 1 hari

1,hari = 6 orang * Hari Kerja (HK) = 92,200= Rp.553,200 / 3,5 Ha 1,Ha = 553,200/3,5 Ha = Rp 158.000/ Ha.

f. Hasil yang di capai

Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui berapa bayaran untuk pekerja per hektarnya. Dari tebasan tersebut di dapat hasil 10 Pokok sawit selama 1 jam mengamati pekerja. Jadi luasan 1 hektar di dapat 10 pokok sawit dalam 1 jam.

g. Pembahasan

Sebaiknya pekerja lebih awal memulai pekerjaanya karena waktu pagi adalah waktu produktif untuk melakukan pekerjaan, dan juga lebih

(37)

32

semangat karena panas terik matahari masih terasa hangat, untuk mendapatkan prestasi kerja yang lebih baik.

2. Laporan Harian Mandor (LHM) Panen a. Tujuan

Tujuan Laporan Harian Mandor (LHM) panen adalah untuk mengetahui pemanen yang dibutukan dalam per hektarnya.

b. Dasar teori

Laporan Harian Mandor (LHM) panen adalah kegiatan yang dilakukan mandor panen yang akan di laporkan ke krani panen untuk di rekap datanya.

c . Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan pada kegiatan LHM Panen adalah sebagai berikut. a) Kendaraan.

b) Kalkulator.

c) Form Laporan Harian Mandor.

2) Bahan yang digunakan pada kegiatan LHM Panen adalah sebagai berikut.

a) Pulpen. b) Buku catatan. d. Jumlah peserta

Jumlah peserta pengambilan data Laporan Harian Mandor ( LHM ) panen berjumlah 7 orang, pembimbing lapangan 1 orang, mandor panen 1 orang dan pengambilan data panen 5 orang.

(38)

e. Prosedur kerja

Langkah-langkah kegiatan LHM Panen adalah sebagai berikut :

1) Arahan dari pembimbing lapangan cara pengambilan data Laporan Harian Mandor (LHM) panen

2) Setelah itu setiap 1 orang menghitung buah matang dan buah mentah dalam 1 teras.

3) Penjumlahan hasil yang di dapatkan dalam 1 teras tersebut.

4) Perhitungan hasil panen dalam satu tumpukan mulai dari jenjang normal panen, jenjang abnormal panen dan brondol panen.

5) Perhitungan menggunakan rumus.

Keterangan :

SPH : Satuan Pokok perhektar (143). AKP : Angka Kerapatan Pokok. BJR : Berat rata-rata kg perjenjang.

Diketahui : Luas blok = 15 ha SPH = 143 pokok sawit AKP = 1/4 BJR= 3.5 kg Output Panen = 520 kg

(39)

34

6) Mengumpulkan LHM panen kepada pembimbing. f. Hasil yang dicapai

Hasil panen dalam suatu blok dan menentukan berapa jumlah para pekerja dalam 1 area atau blok.

g. Pembahasan

Sebaiknya karyawan panen melakukan pemanenan tepat waktu, apabila terjadi keterlambatan panen akan mengakibatkan pembusukan buah brondolan panen yang banyak dan kualitas kandungan buah sawit yang menurun yang akan mengakibatkan harga di pasaran menurun. 3. Laporan Harian Mandor ( LHM ) Semprot

a. Tujuan

Penentuan jenis dan dosis herbisida, kebutuhan tenaga dan rotasi penyemprotan harus mempertimbangkan kondisi area dan persentase

penutupan gulma ( tergolong - - 75%

b. Dasar teori

Prosedur pengendalian gulma tersebut di atas dapat di terapkan secara baik dan konsisten, maka diharapkan jumlah aktual kebutuhan

herbisida dan tenaga akan semakin berkurang pada tahun- tahun

berikutnya. c. Alat dan bahan

1) Alat yang digunakan pada kegiatan LHM Semprot adalah sebagai berikut.

a) Kendaraan. b) Kalkulator.

(40)

2) Bahan yang digunakan pada kegiatan LHM Semprot adalah sebagai berikut.

a) Pulpen. b) Buku catatan. d. Jumlah peserta

Jumlah peserta pengambilan data Laporan Harian Mandor (LHM) semprot berjumlah 7 orang. 1 orang pembimbing lapangan, 1 orang mandor panen, dan pengambilan data panen 5 orang.

e. Prosedur kerja

Langkah-langkah kegiatan LHM Semprot adalah sebagai berikut :

1) Arahan dari pembimbing lapangan cara pengambilan data Laporan Harian Mandor ( LHM ) semprot

2) Mengatur dosis herbisida dalam pertangkinya

3) Menghitung mengatur debit air yang keluar dari slang tangkinya 4) Menghitung jumlah pokok pohon sawit yang berhasil di semprot dalam

pertangkinya

5) Perhitungan dengan menggunakan rumus

6) Contoh Diketahui : Dosis = 4 Liter

Volume Semprot = 600 Liter Tangki = 15 Liter

(41)

36

f. Hasil yang dicapai

Jumlah tanamam sawit yang berhasil disemprot denga n keluarnya semprotan air sebesar 0,1 ml adalah 12 tanaman sawit.

g. Pembahasan

Mempertimbangkan dosis herbisida yang digunakan sesuai dengan kondisi gulma yang ada di lapangan guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan penggunaan herbisida yang seimbang.

(42)

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan sensus tanaman dalam praktik dilapangan menggunakan alat survey

Global Positioning System (GPS) 62 S dimana alat tersebut memiliki akurasi

tidak akurat dengan titik yang sebenarnya . Jika perusahaan menyediakan

Global Positioning System (GPS) dengan tipe 60 CSX keakuratan data akan

lebih bagus dan tidak melenceng, akan tetapi Global Positioning System (GPS) dengan tipe 60 CSX memiliki kelemahan ketika pengambilan data dilapangan sehingga harus menunggu estimate accuracy mencapai 3.0 atau < 3.0 maka dari itu data yang diambil akan lebih akurat.

2. Kegiatan sensus tanaman di PT.Sawit Khatulistiwa Plantation hanya menyediakan 1 Global Positioning System (GPS) dalam 1 kelompok ini sangat memakan waktu dalam pengambilan data dilapangan dan data yang diperoleh akan tidak mencapai standar perusahaan. Data yang diambil tidak mencapai standar akan mempengaruhi prestasi kerja.

3. Kegiatan pembuatan jalan di PT.Sawit Khatulistiwa Plantation masih menggunakan alat Global Positioning System (GPS) dengan mentracking jalan. Umumnnya perusahaan masih menggunakan alat sederhana di setiap kegiatan tata kelola kebun ini sangat tidak efisien ketimbang perusahaan menyediakan alat modern.

4. PT. Sawit Khatulistiwa Plantation didalam kegiatan tidak menanggung atau menyediakan alat transportasi bagi para pekerja khususnya mahasiswa Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk ke lapangan, terlebih jika kondisi hujan

(43)

38

para pekerja tidak bisa masuk ke lahan untuk bekerja karena jalan yang dilalui curam dan licin. Ini menjadi kelemahan perusahaan sawit pada saat cuaca hujan, sehingga banyak pekerja menganggur dan ini akan merugikan perusahaan yang akan membayar mereka.

B. Saran

Saran serta masukkan selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya perusahaan menyediakan alat survey Global Positioning System (GPS) 60 CSX sehingga data tidak melenceng dan lebih akurat sesuai dengan data dilapangan. Data yang akurat tersebut akan mempermudah dalam melakukan kegiatan sisipan tanaman sawit.

2. Perusahaan sebaiknya menyediakan alat survey GPS 62 S lebih agar pekerja akan lebih efisien dalam bekerja sehingga dapat mencapai standar pengambilan data sensus di perusahaan setiap harinya. Dengan lebih nya alat

Global Positioning System (GPS) akan mempercepat pengambilan data di

lapangan dan mempengaruhi prestasi kerja.

3. Sebaiknya perusahaan memiliki alat survey yang lebih akurat ketimbang

Global Positioning System (GPS). Alat-alat yang modern tersebut adalah Theodolite, Waterpass dan Total Station. Dengan alat yang lebih modern

perusahaan bisa menggunakan alat tersebut untuk pembuatan jalan serta kegiatan lainnya, khususnya pembuatan jalan di kebun ini sangat vital sebagai akses masuk kebun.

4. Untuk kemudahan serta kenyamanan perusahaan harus menyediakan alat transportasi bagi pekerja. Dengan adanya alat transportasi yang disediakan oleh perusahaan diharapkan pekerja akan lebih rajin dalam bekerja.

(44)

Andika, 2009. http://andika.blogspot.com/2009/09/Pengertian dan sejarah

peta.html. Pengertian dan Sejarah Peta (Diakses pada tanggal 7 Mei 2016).

Anonim . 2013a. Buku Panduan Akademik Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.158 hal.

Anonim.2013b.http://novhiypurple.blogspot.co.id/2013/11/sensus-pada

tanaman-kelapa-sawit.html (Diakses pada tanggal 6 Mei 2016).

Haryono, 2011.

http://teknikbudidayakelapasawit.blogsopt.co.id/2011/09/sejarah-perkembangan-tanaman-kelapa.html. Pengertian dan Sejarah Kelapa Sawit. (Diakses pada tanggal 8 Mei 2016).

Irawan,2014.http://jacq-planter.blogspot.co.id/2014/09/pancang-tanam-kelapa

sawit-pada-area.html (Diakses pada tanggal 6 Mei 2016).

Pahan,2008. Panduan lengkap kelapa sawit manajemen agribisnis dari hulu

hingga hilir.

(45)
(46)

Gambar 5. Proses Pengambilan Data Berita Acara Pengajuan Pembayaran (BAPP)

(47)

42

Gambar 7.Tampilan saat Lahan Mengalami Kebakaran di Blok IU-14

(48)
(49)
(50)

1 2 5 3 2 5 5 2 4 5 3 1 4 3 1 5 2 1 3 3 5 5 2 1 1 5 1 4 1 4 3 4 2 3 3 5 1 2 5 2 1 3 1 4 1 3 1 5 3 2 3 1 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 4 5 4 4 4 2 3 5 1 4 3 11 2 2 4 4 4 1 1 1 2 4 1 4 1 3 5 1 2 3 3 2 4 5 3 1 3 1 1 4 3 5 3 1 3 3 2 4 4 5 4 4 3 2 3 4 1 4 4 3 1 5 2 5 1 5 1 2 3 1 3 4 3 2 5 3 5 5 4 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 2 5 3 1 2 4 2 4 2 5 2 4 2 4 4 3 2 2 4 4 1 4 4 5 2 4 3 2 1 3 5 5 2 2 3 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 4 484000 484000 490000 490000 496000 496000 502000 502000 508000 508000 514000 514000 520000 520000 Legend : Jalan kebun Keterangan : 1 (Afdeling 1) Luas : 468 Ha 2 (Afdeling 2) Luas : 418 Ha 3 (Afdeling 3) Luas : 677 Ha 4 (Afdeling 4) Luas : 479 Ha 5 (Afdeling 5) Luas : 467 Ha

8

Proyeksi : Transverse Mercator

Sistem G rid : Grid Geograf is Universal Transverse Mercat or Datum : WGS 1984 UTM Zone 50S

1:200,000

0 950 1,900 3,800 5,700 7,600 M et ers

(51)

997 600 0 997 600 0 997 700 0 997 700 0 997 80 00 997 80 00 997 900 0 997 900 0 998 00 00 998 00 00 998 100 0 998 100 0 998 20 00 998 20 00

(52)

1

4

3

2

3

2

511500 511500 511750 511750 512000 512000 Legend : Jalan kebun Tanam_Afdeling_3 Keterangan 1 Luas 6.634733 Ha 2 Luas 4.130831 Ha 3 Luas 4.982892 Ha 4 Luas 2.926423 Ha

8

0 50 10 0M ete rs

Proyeksi : Transverse Mercator

Sistem G rid : Grid Geograf is Universal Transverse Mercat or Datum : WGS 1984 UTM Zone 50S

1:4,000

(53)

997 640 0 997 640 0 997 645 0 997 645 0 997 650 0 997 650 0

(54)

0°1 2'2 4"S 8"S 2'2 0°1 2"S 2'3 0°1 6"S 2'3 0°1 99 768 00 997 690 0 997 70 00 997 710 0 99 772 00

Gambar

Tabel 1. Waktu dan Lokasi PKL  No  Tanggal  Kegiatan  Lama  Waktu  (hari)  Lokasi  Keterangan  1  4,5,7,8,10,11,16,Mar et 2016  Sensus
Tabel 2. Hasil Praktek Kerja Lapang.
Gambar 1.  Jarak Tanam Kelapa Sawit
Tabel 3. Macam jarak tanam kelapa sawit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan peeling section ini harus benar-benar diperhatikan karena seksi mesin rotary ini yang menentukan apakah veneer yang dihasilkan itu bagus atau tidak untuk

Pengasapan dilakukan selama 4 hari lebih hingga selesai atau dianggap telah matang yaitu 98% sheet dalam smoke house matang, lama pengeringan tergantung dari ketebalan sheet yang

Brondolan tersebut selanjutnya dibawa ke digester untuk proses pelumatan buah Hal- hal yang perlu diperhatikan pada stasiun ini antara lain waktu antara menumpang lori

1) Kegiatan yang dilakukanselama PKL adalah pemeliharaan TM: pengendalian gulma secara kimia, perawatan gawangan, perawatan jalan, penunasan, pemupukan, analisa daun, dan panen serta

Anugerah Urea Sakti sesuai dengan teori menurut Pahan (2008), menyeleksi bibit normal dan abnormal di pembibitan utama harus tepat pada umumnya dilakukan 3-4 kali dan

Pemupukan dilakukan berdasarkan rekomendasi dari perusahaan yang dilakukan dari analisa jaringan, praktek di lapangan sesuai dengan teori karena sesuai dengan kebutuhan tanaman

data lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak penguasaan hutan, dan sebagainya.. d) Decimal Degree merupakan satuan umum dalam

Dalam proses pengukuran bila cuaca hujan kegiatan pengukuran tidak bisa berjalan dengan maksimal bahkan cenderung terhenti karena lokasi dan jalan yang dilewati menjadi berat