• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYANKECAMATANLOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYANKECAMATANLOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh : YAYUK AQIDAH

NIM. 110500097

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2014

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Kerja Lapang di PT. Kota Bangun Plantation, Desa Jembayan Kec. Loa Kulu Kab. Kutai Kartanegara

Nama : YayukAqidah

Nim : 110 500 097

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian

Penguji I

Rusmini, SP, MP. NIP. 198111302008122002

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Study Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP., M.Sc NIP. 19721025 2001121 001 Lulus ujian pada tanggal 19 Mei 2014

Pembimbing

Daryono, SP NIP.198002022008121002

Penguji II

Riama Rita Manulang, SP, MP. NIP. 197011162000032002

(3)

penyayang penulis haturkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, iradat, dan maghfirah-Nya lah pada akhirnya penulis mampu menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.

Laporan Praktek Kerja Lapang ini disusun oleh penulis dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Daryono, SP selaku pembimbing PKL. 2. Ibu Rusmini, SP, MP selaku dosen penguji I.

3. Ibu Riama Rita Manulang SP, MP selaku dosen Penguji II.

4. Bapak Nur Hidayat, SP, MSc selaku Ketua Program Study Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Mananjemen Pertanian

7. Bapak/Ibu Teknisi yang telah banyak memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis selama ini.

8. Teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis selama ini.

9. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan do’a kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, namun semoga laporan ini bermanfaat bagi pembacanya.

Samarinda, Mei 2014

(4)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Peta PT. Kota Bangun Plantation ... 26

2. Struktur Organisasi PT. Kota Bangun Plantation... 27

3. Penanaman Tanaman Penutup Tanah ... 28

4. Kegiatan Pemupukan... 29

5. Pengendalian Gulma Pada TBM ... 30

6. Pengendalian Gulma Pada TM ... 31

7. Pengendalian Hama Tikus ... 32

8. Pemotongan Buah Kelapa Sawit ... 32

9. Pemangkasan Pelepah (Pruning) ... 34

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi (Sastrosayono, 2006).

Minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu produk kelapa sawit yang memiliki peranan dalam pena mbahan devisa negara. Selain itu sebagai suatu industri, perkebunan kelapa sawit juga telah menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Pada tahun 2009 produksi CPO Indonesia mencapai 18.640.881 ton dengan luas lahan 7.508.023 ha. Pada tahun 2010 produksi CPO Indonesia meningkat menjadi 19.844.900 ton dengan luas lahan 824.623 ha (Ariyanto, H. 2006).

Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun 1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5 juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008. Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk turunannya mencapai lebih dari 18.1

(6)

2

juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan devisa lebih dari US$ 14 milyar (Ariyanto, H. 2006).

Upaya-upaya pemerintah dalam menanggapi masalah tersebut maka dibentuk suatu lembaga pendidikan tinggi yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis yang ditunjang dengan teori yaitu Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pembangunan pertanian di Indonesia. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda diharapkan mempunyai andil yang besar untuk membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya. Dengan hadirnya Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan (BTP) diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Mengingat peranannya, maka sistem perkuliahan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda menyangkut kurikulum yang diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan pertanian di indonesia. Kegiatan praktek dan teori tentang ilmu- ilmu pertanian yang diberikan secara tersusun dengan cakupan dan ruang lingkup yang lebih tinggi berupa teori yang diberikan sejalan dengan pelaksanaan praktek yang dilakukan. Mengetahui dan memahami keadaan atau kondisi pertanian yang sebenarnya baik ditinjau dari teknis budidaya, pengolahan hasil serta sistem manajemennya, maka kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dianggap perlu karena dengan demikian akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pertanian.

(7)

B. Tujuan

1. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa. 2. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh mahasiswa dibangku kuliah.

3. Mahasiswa dapat membandingkanantara teori yang didapat dibangku kuliah dengan pelaksanaannya secara teknis dilapangan.

4. Mahasiswa dapat memahami kegiatan teknik budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar.

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami keadaan serta permasalahan yang ada dilapangan.

2. Menambah wawasan berpikir mahasiswa agar menjadi pekerja yang dapat bertanggung jawab.

3. Dapat mempraktekkan secara langsung tentang teknik atau cara budidaya tanaman kelapa sawit yang baik dan benar.

(8)

II. TINJAUAN PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Kota Bangun Plantation

PT. Kota Bangun Plantation Jembayan Estate di Kabupaten Kutai Kartanegara bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang mempunyai luas ±7000 Ha . Areal yang telah ditanam seluas ± 1683,46 ha, sedangkan areal sisanya masih dalam pembukaan lahan. Letakgeografis PT. Kota Bangun Plantation adalah sebagai berikut :

Devisi I : 615,01 ha Divisi II : 451,03 ha Divisi III : 525,18 ha Divisi IV : 92,24 ha

Gambar peta PT. Kota Bangun Plantation dapat dilihat pada Lampiran 1. Tujuan perkebunan kelapa sawit tersebut di Kalimantan Timur adalah untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa setempat, khususnya warga daerah sekitar perkebunan tersebut dapat menyerap tenaga kerja dari warga sekitar wilayah Kutai Kartanegara, terutama di desa setempat.

B. Visidan Misi Perusahaan 1. Visi

a. Mewujudkan masyarakat, sejahtera b. Perkebunan berskala besar

(9)

c. Ramah lingkungan d. Kesejateraan bersama

e. Bangga membangun Kutai Kartanegara. 2. Misi

a. Berkembang dan menguntungkan. b. Membina kerjasama yang baik.

c. Mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan. C. Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang atau badan yang secara bersama-sama menjalankan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab masing- masing personalia dari PT. Kota Bangun Plantation adalah sebagai berikut :

1. Estate Manager

Estate Manager adalah orang yang bertanggung jawab kepada Direksi dan membawahi jabatan Asisten kepala dan Asisten Afdeling serta jabatan lain di bawahnya. Fungsi utama dari seorang Estate Manager adalah mengelola unit usaha di kebun dalam upaya mencapai tujuan perusahaan,meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pegamanan asset perusahaaan dan bertanggung jawab terhadap kinerja kebun yang dikelolanya.

2. Asisten Kepala

Asisten Kepala adalah orang yang bertanggung jawab kepada Estate Manager dan membawahi jabatan Asisten Afdeling, Mandor 1, Krani 1,

(10)

6

Karyawan Kebun. Fungsi utama dari seorang Asisten Kepala adalah membantu estate manager dalam mengelola produksi dikebun dalam upaya mengoptimalkan potensi tanaman sesuai kuant itas dan kualitas yang telah ditentukan.

3. Asisten Afdeling

Asisten afdeling adalah orang yang bertanggung jawab pada setiap afdelingnya serta merupakan pemegang jabatan tertinggi pada afdelingnya masing- masing dan membawahi Mandor 1, Krani 1, Karyawan Kebun. 4. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha adalah orang yang bertanggung jawab kepada Manager/ADM, dan membawahi jabatan kerani personalia dan umum, kerani Aconting (pembukuan).

5. Kepala Keamanan (Security)

Kepala Keamanan adalah orang yang bertanggung jawab kepada administratur. Fungsi utama dari seorang ketua keamanan adalah membantu administratur dalam menjaga dan mengawasi serta mengamankan Asset perusahaan.

6. Mandor 1

Mandor 1 adalah kepala para mandor yang bertugas mengarahkan mandor wilayah dari penanaman sampai panen.

7. Krani

Krani adalah orang yang bertugas membuat laporanharianmandor yang dikerjakanolehmandortiapharinya.

(11)

8. Mandor

Mandor adalah orang yang bertanggung jawab penuh pada setiap wilayah kerja yang dipimpinnya dalam beberapa karyawan.

9. Karyawan Harian Tetap (KHT)

KHT adalah karyawan yang berstatus resmi atau yang tetap mendapat tunjangan hidup.

10.Buruh Harian Lepas(BHL)

BHL adalah karyawan yang berstatus tidak terikat dengan kontrak kerja atau perjanjian kerja lainnya.

Gambar Struktur Organisasi PT. Kota Bangun Plantation dapat dilihat pada Lampiran 2.

D. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. Kota Bangun Plantation selama 2 bulan yang dimulai dari tanggal 5 Maret 2014 sampai dengan pada tanggal 30 April 2014 tepatnya di :

Desa : Jembayan Kecamatan : Loa Kulu

Kabupaten : Kutai Kartanegara Provinsi : Kalimantan Timur

(12)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Kegiatan dilapangan dibimbing langsung oleh pembimbing teknis lapangan, seperti kepala divisi dan kepala bagian lapangan. Kegiatan dilapangan terdiri dari beberapa kegiatan utama, yaitu :

A. Kegiatan Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

a. Tujuan

Penanaman tanaman penutup tanah (Leguminosa cover crop), bertujuan untuk mengurangi erosi permukaan tanah, memperbaiki aerasi, menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan organik serta cadangan unsur hara.

b. Dasar Teori

Penanaman tanaman kacang-kacangan penutup tanah (LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.

Berdasarkan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah ternyata Mucuna bracteata memenuhi syarat sebagai penutup tanah yang ideal. Tanaman ini menghasilkan bahan organik yang bermanfaat jika ditanam di daerah yang sering mengalami kekeringan dan pada areal yang rendah kandungan organiknya (Pahan, I. 2008).

(13)

c. Alat dan Bahan

Alat : Tugal, parang dan ember.

Bahan : Kacangan jenis Mucuna bracteata (Mb). d. Prosedur Kerja

Penanaman Mucuna bracteata (Mb) dilakukan dengan sistem tugal (pocket cropping) yaitu dengan cara sebagai berikut :

1) Menyiapkan biji Mucuna bracteata (Mb) kemudian potong kedua ujungnya dengan menggunakan potongan kuku atau gunting.

2) Kemudian merendam biji Mucuna bracteata (Mb) dengan air bersih selama 3 jam.

3) Penanaman benihMucuna bracteata (Mb) menggunakan jarak tanam 3,5 × 2,5 meter.

4) Kemudian membuat 2 lubang tugal pada setiap pohon sawit dengan kedalaman 5 – 7 cm dengan diameter 7 cm.

5) Setelah itu memasukkan benihMucuna bracteata (Mb) kedalam lubang tugal dengan setiap lubang diberi 2 benihMucuna bracteata (Mb).

6) Kemudian lubang ditutup kembali dan agak dipadatkan. e. Hasil Kerja

Kegiatan penanaman Mucuna bracteata memakai sistem borongan, maka setiap karyawan mempunyai target satu hari kerja adalah 2 ha, sedangkan untuk mahasiswa hanya dapat menyelesaikan 0,5 ha dengan jumlah benih Mucuna bracteata 300 biji.

(14)

10

f. Pembahasan

Penanaman Mucuna bracteata di PT. Kota Bangun Plantation menggunakan sistem tugal (pocket cropping) tanpa disemai terlebih dahulu sehingga tingkat pertumbuhannya hanya 60 %. Hal ini dikarenakan cara tersebut memiliki beberapa kendala yaitu tergantung musim, membutuhkan banyak pekerja, membutuhkan waktu yang lama dan nilai keberhasilan yang belum optimal.

2. Pengendalian Gulma a. Tujuan

Tujuannya adalah agar bibit sawit tidak tersaingi oleh persaingan unsur hara dengan tumbuhan gulma.

b. Dasar Teori

Menurut Fauzi (2002), pemberantasan gulma atau tanaman liar dalam arti sempit disebut penyiangan. Gulma yang tumbuh disekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas sebab dapat merugikan tanaman pokok bahkan menurunkan produksi. Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetisi dalam memperoleh unsur hara.

c. Alat dan Bahan

Alat : Spayer dan ember.

Bahan :Herbisida Sistemik ( Dejavu) dan air. d. Prosedur Kerja

(15)

2) Kemudian mencampurkan 200 ml/ha Dejavu dengan 15 liter air. 3) Setelah semua tercampur hingga rata, larutan herbisida sudah dapat

diaplikasikan. e. Hasil Kerja

Karena pengendalian gulma memakai sistem borongan, sehingga karyawan dalam satu hari kerja seorang karyawan dapat menyelesaikan 0,5 ha dengan perhitungan satu spayer untuk 10 pohon sawit. Sedangkan untuk ma hasiswa dapat menyelesaikan 1 jalur tanaman yang berjumlah 7-10 pohon untuk seorang mahasiswa.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pekerjaan pengendalian gulma secara khemis tidak berbeda dengan dasar teori yang ada akan tetapi hanya waktu pengendaliannya saja yang sering terlambat. Hal ini desebabkan oleh penrencanaan yang disusun tidak sinkron dengan pelaksanaan dilapangan.

3. Pemupukan a. Tujuan

Untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif pada tanaman kelapa sawit.

b. Dasar Teori

Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang lebih 30 % dari total biaya

(16)

12

produksi atau 40–60 % dari biaya pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna dkk, 2003).

c. Alat dan Bahan

Alat :Ember/karung dan Cangkul

Bahan :Pupuk Greenfeed SRF dengan kandungan unsur hara N(12) : P(16) : K (6) : Mg (2) + TE

d. Prosedur Kerja

1) Pemupukan dilakukan dengan cara membuat 3 lubang pupuk (dicangkul /ditugal) sedalam 10-15 cm dengan jarak 30-150 cm dari pokok sawit.

2) Memasukan pupuk kedalam lubang sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan yaitu 0,23 kg/pohon atau di berikan 14 tablet pupuk Greenfeed SRF (12:16:6:2+TE) dalam satu pohon.

3) Kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah bekas galian lubang tersebut.

e. Hasil Kerja

Kegiatan pemupukan pada TBM setiap karyawan mempunyai target satu hari kerja untuk setiap orang adalah 1,5 karung pupuk untuk 72 pohon. Sedangkan mahasiswa hanya setengah hari kerja telah dapat menyelesaikan 0,5 karung pupuk untuk 24 pohon.

(17)

f. Pembahasan

Pemupukan secara manual dengan cara ditanam menjadi prioritas dalam pemupukan, karena kondisi lahan pada PT. Kota Bangun Plantation adalah rawa sehingga lebih efektif apabila memakai pupuk majemuk khusus berbentuk tablet, sehingga distribusi unsur hara dapat merata dan tidak terjadi kehilangan pupuk apabila lahan tergenang air.

4. Pengendalian Hama Tikus a. Tujuan

Meminimalkan kehilangan dan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh binantang yang mengganggu dan merugikan tanaman. b. Dasar Teori

Menurut Pracaya (2003), hama adalahsemuabinatang yang mengganggudanmerugikantanaman yang diusahakanmanusia. Salah satu hama yang biasanya menyerang tanaman kelapa sawit dan menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa sawit muda adalah babi hutan, orang utan dan tikus.

c. Alat dan Bahan

Alat :Parang dan Sarung Tangan Bahan : Rodentisida (Klerat) d. Prosedur Kerja

1) Menentukan blog yang memiliki serangan hama tikus.

2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengendalian hama tikus.

(18)

14

3) Kemudian me lakukan perhitungan jumlah klerat per/kg. 4) Setelah itu melakukan pembagian klerat pada penabur.

5) Kemudian melakukan pembagian jalur untuk penabur dan meletakkan 2 potongan kecil klerat pada ke dua sisi bawah pokok sawit dengan menggunakan sarung tangan untuk mendapatkan hasil yang baik.

e. Hasil Kerja

Kegiatan pengendalian gulma memakai sistem borongan, sehingga dalam satu hari kerja karyawan dapat menyelesaikan 2 ha dengan jumlah 568 buah klerat. Sedangkan mahasiswa dalam setengah hari kerja dapat menyelesaikan 1 ha dengan jumlah 284 klerat.

f. Pembahasan

Pengendalian hama tikus tidak berbeda dengan dasar teori yang ada yaitu dengan memakai klerat, dikarenakan hama tikus yang paling sering dijumpai dengan menyerang bagian pangkal pohon dan buah tanaman.

(19)

B. Kegiatan Pada Ta naman Menghasilkan (TM) 1. Pengendalian Gulma

a. Tujuan

1. Menyediakan tempat tumbuh pohon kelapa sawit yang bersih dengan cara pengelolaan yang baik dan ekonomis.

2. Untuk sanitasi, memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. b. Dasar Teori

Menurut Anonim(2008), pengendalian gulma secara kimia di lapangan untuk semprot piringan tanaman < 12 bulan menggunakan herbisida kontak, untuk tanaman yang = 12 bulanmenggunakan herbisida sistemik, pada jalan rintis dan gawangan menggunakan herbisida kontak atau sistemik sesuai dengan jenis gulma yang menjadi sasaran.Pengendalian gulma secara kimiawi adalah cara pengendalian gulma dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat racun. Bahan kimia tersebut disebut dengan istilah herbisida.

c. Alat dan Bahan

Alat :Keep Solo, tempat takaran dosis, ember.

Bahan :Herbisida Sistemik ( Sidafos dan Medally) dan air. d. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan herbisida sistemik (Sidafos dan Medally) yang akan digunakan. Kemudian mencampurkan 2,5 gr Medally dengan ½ ember kecil air,aduk hingga rata.

(20)

16

2. Memasukkan campuran herbisida sistemik (Medally) dan air tadi kedalam 100 cc larutan herbisida sistemik(Sidafos).

3. Kemudian memasukkan larutan campuran herbisida sistemik (Medally dan Sidafos) dan air tadi kedalam sprayer yang berisi 15 liter air.

4. Kemudian setela h semua larutan herbisida sistemik (Medally dan Sidafos) tercampur, larutan herbisida sudah dapat diaplikasikan. e. Hasil Kerja

Karena pengendalian gulma memakai sistem borongan, sehingga karyawan dalam satu hari kerja seorang karyawan dapat menyelesaikan 0,5 ha dengan perhitungan satu sprayer untuk 10 pohon sawit. Sedangkan untuk mahasiswa dapat menyelesaikan satu jalur tanaman yang berjumlah 7-10 pohon sawit untuk seorang mahasiswa. f. Pembahasan

Pelaksanaan pekerjaan pengendalian gulma secara khemis tidak berbeda dengan dasar teori yang ada akan tetapi hanya saja pemakaian herbisida kontak atau sistemik pada pengendalian gulma untuk tanaman menghasilkan kelapa sawit ini tidak disesuaikan dengan jenis gulma yang menjadi sasaran. Hal ini disebabkan oleh penrencanaan yang disusun tidak sinkron dengan pelaksanaan dilapangan.

(21)

2. Pemupukan a. Tujuan

Meningkatkan pertumbuhan generatif pada tanaman dan meningkatkan produksi buah.

b. Dasar Teori

Menurut Pahan (2006), pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

c. Alat dan Bahan

Alat :Ember/karung dan Cangkul

Bahan : Pupuk Greenfeed HMTF dengan kandungan unsur hara N(13) : P(10) : K(22) : Mg(2) + TE

d. Prosedur Kerja

a. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat 3 lubang pupuk (dicangkul / ditugal) sedalam 10 - 15 cm dengan jarak 30 - 150 cm dari pokok sawit.

b. Memasukkan pupuk kedalam lubang sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan yaitu 0,38 kg/pohon atau di berikan 23 tablet pupuk greenfeed HMTF (13:10:2+TE) dalam 1 pohon.

(22)

18

c. Kemudian menutuplubangdengantanahbekasgalianlubangtersebut. e. Hasil Kerja

Kegiatan pemupukan pada TBM setiap karyawan mempunyai target satu hari kerja untuk setiap orang adalah 1,5 karung pupuk untuk 72 pohon. Sedangkan mahasiswa hanya setengah hari kerja telah dapat menyelesaikan 0,5 karung pupuk untuk 24 pohon.

f. Pembahasan

Pemupukan secara manual dengan cara ditanam menjadi prioritas dalam pemupukan, karena kondisi lahan pada PT. Kota Bangun Plantation adalah rawa sehingga lebih efektif apabila memakai pupuk majemuk khusus berbentuk tablet, sehingga distribusi unsur hara dapat merata dan tidak terjadi kehilangan pupuk apabila lahan tergenang air.

C. Panen

Menurut Fadli dkk (2006), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondol, pemotongan dan penyusunan pelepah serta pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondol ke tempat penumpukan hasil (TPH).

Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, kreteria matang panen, persentase matang panen dan persentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Anonim, 1995).

(23)

Tabel 1. Fraksi Kematangan Buah Kelapa Sawit

Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan 00 Tidak ada, Buah berwarna hitam Sangat mentah

0 1 - 12,5% buah luar membrondol Mentah

1 12,5 – 25% buah luar membrondol Kurang matang 2 25 – 50% buah luar membrondol Matang I 3 50 – 75 % buah luar membrondol Matang II 4 75 – 100% buah luar membrondol Lewat matang I 5 Buah dalam membrondol, ada

buah yang busuk Lewat matang II

Komposisi fraksi tandan yang biasa ditentukan dipabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen di lapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik.

1. Pemotongan Buah a. Tujuan

Untuk memperoleh hasil penjualan tandan buah segar atau penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). b. Dasar Teori

Menurut Fadli dkk(2006), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondol, pemotongan dan penyusunan pelepah serta pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondol ke tempat penumpukan hasil (TPH).

(24)

20

c. Alat dan Bahan

Alat : Dodos, gancu, parang dan batu asahan Bahan : Tandan Buah Segar (TBS)

d. Prosedur Kerja

1) Semua buah matang dipohon (tanpa kecuali) dipotong dengan basis atau target yang telah ditentukan.

2) Pemotongan gagang buah harus rapat tetapi jangan sampai terkena tandan, dengan bentuk V agar tidak merusak tajuk tanaman kelapa sawit..

3) Kemudian semua buah yang telah dipanen dari dalam anca ke TPH yang sudah disediakan harus segera dikeluarkan

4) Setelah itu menyusun TBS secara rapi di TPH dan memberi nomor pema nen.

e. Hasil Kerja

Pada kegiatan panen untuk potong buah dalam 1 hari kerja karyawan mendapatkan 177 janjang. Sedangkan Mahasiswa dalam setengah hari kerja mendapatkan 5 janjang.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pekerjaan pemotongan buah tidak berbeda dengan dasar teori yang ada akan tetapi hanya waktu pemotongannya saja yang sering terlambat. Hal ini desebabkan karena jumlah tenaga kerja panen yang masih sedikit.

(25)

2. Pemangkasan Pelepah (Pruning) a. Tujuan

Untuk memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optima l dalam 1 pohon serta mempermudah pemanenan.

b. Dasar Teori

Pemangkasan (pruning) pelepah pada tanaman kelapa sawit harus dilakukan, karena pelepah tidak mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering, terkadang baru rontok setelah beberapa tahun kemudian (Vida narko, 2011)

c. Alat dan Bahan

Alat : Dodos dan Parang

Bahan : Pelepah sawit yang tidak produktif d. Prosedur Kerja

1) Memangkas pelepah yang sudah tua, kering dan yang sudah tidak dijadikan songgo 2 dengan menggunakan dodos.

2) Kemudian memangkas pelepah secara berdempetan dan tepat pada bagian bawah pelepah.

3) Kemudian menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di gawangan mati.

e. Hasil Kerja

Kegiatan memotong pelepah memakai sistem borongan dengan satu hari kerja karyawan dapat memotong 35 pohon pelepah sawit.

(26)

22

Sedangkan mahasiswa dalam waktu 0,5 hari kerja dapat memotong 6 pohon pelepah sawit.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pekerjaan pemangkasan pelepah (pruning) tidak berbeda dengan dasar teori yang ada akan tetapi waktu pemotongannya saja yang sering terlambat dan jarang sekali dilaksanakan sehingga hal ini dapat mempersulit kegiatan pemanenan buah. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan kerja di lapangan.

3. Pengutipan Brondolan a. Tujuan

Untuk memperoleh hasil penjualan tandan buah segar dan brondolan tidak terbuang sia-sia.

b. Dasar Teori

Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pokoknya, selanjutnya bersama dengan brondolannya dikumpulkan untuk dia ngkut dan diproses atau diolah pabrik ( Anonim, 1995).

c. Alat dan Bahan

Alat : Sarung tangan dan Karung Bahan : Brondolan buah sawit

(27)

d. Prosedur Kerja

1) Pemungutan dan pengumpulan brondolan dilakukan disetiap tempat setelah pemotongan buah diketiak gawang, piringan, gawangan, jalan pikul, dan yang jatuh ke parit.

2) Kemudian memasukkan brondolan ke dalam karung yang telah diberikan dari asisten afdeling.

3) Brondolan yang akan dipungut harus bersih atau terbebas dari sampah.

e. Hasil Kerja

Kegiatan pengutipan brondolan dalam satu hari kerja karyawan dapat menghasilkan 25 karung brondolan. Sedangkan mahasiswa dalam setengah hari kerja dapat menghasilkan 8 – 10 karung brondolan.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pekerjaan pengutipan brondolan sedikit berbeda dengan dasar teori karena waktu pelaksanaan pemanenan buah terlambat sehingga tidak sesuai dengan kriteria matang panen dan pada akhirnya mengurangi produktivitas serta pendapatan kebun dari hasil panennya yang tidak maksimal.

(28)

24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Kota Bangun Plantation dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Masih terbatasnya bekal pengetahuan mahasiswa tentang teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang mendetail sehingga terdapat keterbatasan bagi mahasiswa untuk mampu memahami apa yang dilakukan dilapangan dalam waktu yang singkat.

2. Belum terjadi jalinan kerja sama yang baik dan berkelanjutan antara PS. Budidaya Tanaman Perkebunan dan Perusahaan perkebunan yang ada sehingga mahasiswa kesulitan dalam mencari tempat peraktek kerja lapang (PKL).

B. Saran

1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda :

a. Sebaiknya ada ikatan kerjasama antara pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan perusahaan perkebunan khususnya, sehingga dalam pelaksanaan PKL nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari lokasi PKL.

b. Mengatur jadwal kegiatan praktek secara teratur sesuai dengan langkah-langkah budidayanya khususnya mata kuliah Budidaya Tanaman Kelapa Sawit, sehingga dalam pelaksanaan PKL mahasiswa

(29)

bisa lebih mengerti cara budidaya tanaman kelapa sawit dengan tepat dan benar.

2. Untuk PT. Kota Bangun Plantation :

a. Penanaman tanaman kacangan (Mucuna bracteata) harus dilakukan dengan cara yang tepat agar tanaman kacangan dapat segera tumbuh sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma, mencegah erosi, dan menjaga kelembaban tanah serta peningkatan kesuburan tanah.

b. Perlu adanya peningkatan kegiatan infrastruktur, mengingat pentingnya kegiatan tersebut untuk melancarkan kegiatan kebun seperti pemupukan dan panen. Peningkatan pengawasan pemupukan dan sistem pemupukan juga harus ditingkatkan untuk memperlancar aplikasi pemupukan di lapangan.

c. Melakukan penambahan jumlah sarana transportasi yang masih kurang dan sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkutan bahan dan angkutan karyawan.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1995. Brevat Dasar I Tanaman Kelapa Sawit. Astra Agro Niaga. Jakarta.

2. Anonim, 2008. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses. Jakarta

3. Ariyanto, Hadi. 2006. Budidaya Tanaman Perkebunan. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

4. Fauzi, 2002. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta.

5. Fadli. L. M, Sutarta. S.E, Darmosarkore. W, Purba. P, Ginting. N. E. 2006.Panen kelapa sawit. PPKS.

6. Lubis RE, Widanarko A, 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit, Jakarta (ID): PT Agromedia Pustaka.

7. Pahan, I.2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta.

8. Pahan, 2006. Kelapa Sawit.Penebar Swadaya. Jakarta.

9. Sastrosayono, 2006. Bud idaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. 10. Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003.

Peranan unsur hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan .

(31)
(32)

26

(33)

Lampiran 2. StrukturOrganisasi PT. Kota BangunPlantation Mandor I KHT/ BHL KHT/ BHL Mandor ……… Asisten Divisi III

Pengawas Mandor I Operator Kerani Syahril Pujianto, S.St Asisten Divisi II

Kerani Kerani Kerani

Pengawas Mandor I ………. Asisten Divisi IV KHT/ BHL Mandor Mandor Operator Pengawas Pengawas Operator Operator KHT/ BHL Mandor Mandor I M.H. Farhan, A.md Asisten Divsi I ZainalArifin Kasie Sumarwoto, S.Kom. Askep Rahmawan S.P Project Manager

(34)

28

(35)
(36)

30

(37)
(38)

32

(39)
(40)

34

(41)

Gambar

Tabel 1. Fraksi Kematangan Buah Kelapa Sawit

Referensi

Dokumen terkait

Kalpataru sesuai dengan teori yang ada menurut Sunarko (2009) yaitu pengendalian hama bisa dilakukan pada pagi dan sore hari di lapangan. Pengendalian hama yang dilakukan

Pertama-tama yang di lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan untuk kegiatan pengendalian gulma. Pengendalian gulma di tanaman menghasilkan menggunakan cara kimia

Menurut Agustia , (1997), pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman

Sentra Buana sama dengan dasar teori yang. dikemukakan Masra

Anugerah Urea Sakti sesuai dengan teori menurut Pahan (2008), menyeleksi bibit normal dan abnormal di pembibitan utama harus tepat pada umumnya dilakukan 3-4 kali dan

Pemupukan dilakukan berdasarkan rekomendasi dari perusahaan yang dilakukan dari analisa jaringan, praktek di lapangan sesuai dengan teori karena sesuai dengan kebutuhan tanaman

Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut

Berita Acara Pengajuan Pembayaran (BAPP) adalah merupakan pengajuan pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir bulan tepat pada.. waktu tutup buku perusahaan. Dengan adanya