• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI - DOCRPIJM 1505374469DOCRPIJM ea0aff5f0b BAB IRPIJM MBD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DAFTAR ISI - DOCRPIJM 1505374469DOCRPIJM ea0aff5f0b BAB IRPIJM MBD"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Daft ar isi ... i

Daft ar Tabel ... ix

Daft ar Gam bar ... x

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Lat ar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 3

1.3. Tujuan dan Pent ingnya RPIJM D ... 5

1.4. M ekanisme dan Fram ework Penyusunan RPIJM ... 6

1.4.1. Kerangka Pikir Penyusunan RPIJM ... 6

1.4.2. M ekanisme Penyusunan RPIJM ... 7

1.4.3. Pendekat an Terhadap Kondisi yang diinginkan ... 8

1.4.4. Pendekat an Terhadap Kondisi yang ada ... 10

1.4.5. Pendekakt an Pem rogram an Invest asi unt uk M endukung Perw ujudan Kondisi yang Diinginkan ... 11

1.5. Kerangka Penyusunan RPIJM ... 14

BAB 2. GAM BARAN UM UM DAN KONDISI W ILAYAH KABUPATEN BURU 2.1. Kondisi Um um ... 16

2.1.1. Profil Geografi ... 16

2.1.2. Profil Demografi ... 28

2.1.2.1. St rukt ur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelam in dan St rukt ur Um ur ... 28

2.1.2.2. St rukt ur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 30

2.1.2.3. St rukt ur Penduduk Berdasarkan M at a Pencaharian/ Tingkat Kesejaht eraan ... 33

(2)

2.2.1. Sub Bidang Air Bersih... ... 38

2.2.2. Sub Bidang Sam pah ... 39

2.2.3. Sub Bidang Air Lim bah ... 40

2.2.4. Sub Bidang Drainase ... 41

2.2.5. Sub Bidang Tat a Bangunan dan Lingkungan ... 42

2.2.6. Sub Bidang Pengem bangan Perm ukim an ... 42

BAB 3. RENCANA PEM BANGUNAN W ILAYAH KABUPATEN M ALUKU TENGAH 3.1. St rat egi/ Skenario Pengem bangan Wilayah Kot a Berdasarkan RTRW ... 45

3.1.1. Arahan pengem bangan St rukt ur Kot a ... 45

3.1.2. Fungsi Peran Kot a ... 49

3.1.3. Ident ifikasi Wilayah yang Dikendalikan ... 51

3.1.4. Ident ifikasi Wilayah yang Didorong Pert um buhannya ... 53

3.1.5. Arahan Pengem bangan Penduduk dan Perm ukim an ... 55

3.1.6. Langkah-langkah Penyusunan St rat egi Pem bangunan Perkot aan ... 55

3.2. Skenario Pengem bangan Bidang PU/ Cipt a Karya ... 56

3.2.1. Rencana Induk Sist em (RIS)/ M ast erplan Infrast rukt ur ... 56

3.2.2. Ident ifikasi Kebut uhan Invest asi Pem bangunan Infrast rukt ur ... 56

3.2.3. Logical Fram ew ork: Ket erkait an Rencana Pengem bangan Wilayah dan Rencana Pem bangunan Infrast rukt ur (M ast erpaln Infrast rukt ur) ... 57

BAB 4. RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR 4.1. RENCANA PENGEM BANGAN PERM UKIM AN ... 60

4.1.1. Pet unjuk Um um ... 60

4.1.2. Profil Pem bangunan Perm ukim an ... 70

4.1.2.1. Kondisi Um um ... 70

4.1.2.1.1. Gam baran Um um ... 70

4.1.2.1.2. Prasarana dan Sarana Dasar Perm ukim an ... 72

4.1.2.1.3. Aspek Pendanaan ... 74

4.1.2.1.4. Aspek Kelem bagaan ... 75

4.1.2.2. Sasaran ... 75

(3)

4.1.3.1. Analisis Perm asalahan ... 75

4.1.3.2. Alt ernat if Pem ecahan ... 75

4.1.3.3. Rekomendasi ... 75

4.1.4. Usulan Pem bangunan Perm ukim an ... 76

4.1.4.1. Usulan dan Priorit as Program Pem bangunan PS Perm ukim an ... 76

4.1.4.2. Usulan dan Priorit as Kegiat an Pem bangunan PS Permukim an ... 76

4.2. RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN ... 77

4.2.1. Pet unjuk Um um ... 77

4.2.2. St ret egi Pendukung ... 82

4.2.3. Kebijakan, Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupat en M aluku Barat Daya ... 84

4.2.4. Profil Rinci Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 104

4.2.4.1. Gam baran Um um Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 104

4.2.4.2. Kondisi Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 109

4.2.5. Perm asalahan yang Dihadapi ... 110

4.2.5.1. Sasaran Penat aan Bangunan Gedung dan Lingkungan ... 110

4.2.5.2. Rum usan M asalah ... 110

4.2.6. Analisis Perm asalahan dan Rekomendasi ... 111

4.2.6.1. Analisis Kebut uhan Penat aan Bangunan dan Lingkungan ... 111

4.2.6.2. Rekomendasi ... . 113

4.2.7. Program yang Diusulkan ... 113

4.2.7.1. Usulan dan Priorit as Program ... 113

4.2.7.2. Usulan dan Priorit as Proyek ... 113

4.3. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG AIR LIM BAH ... 114

4.3.1. Pet unjuk Um um Pengelolaan Air Lim bah ... 114

4.3.1.1. Um um ... 114

4.3.1.2. Kebijakan, Program Dan Kegiat an Pengelolaan Air Lim bah Dalam Rencana Kabupat en Kot a ... 116

4.3.2. Profil Rinci Pengelolaan Air Lim bah ... 120

4.3.2.1. Gam baran Um um Pengelolaan Air Lim bah Saat Ini ... 120

4.3.2.2. Kondisi Sist em Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Air Lim bah ... 121

(4)

4.3.3.1. Sasaran Pengelolaan Prasarana Dan Sarana (Ps) Air Limbah ... 122

4.3.3.2. Rum usan M asalah ... 122

4.3.4. Analisis Perm asalahan dan Rekomendasi ... 123

4.3.4.1. Analisis Perm asalahan ... 123

4.3.4.2. Alt ernat if Pem ecahan Perm asalahan ... 123

4.3.4.3. Rekomendasi ... 123

4.3.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 124

4.3.5.1. Usulan Dan Priorit as Program ... 124

4.3.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek ... 124

4.4. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG PERSAM PAHAN ... 124

4.4.1. Pet unjuk Um um Pengelolaan Air Lim bah ... 124

4.4.1.1. Um um ... 124

4.4.1.2. Kebijakan, Program Dan Kegiat an Pengelolaan Persam pahan Rencana Kabupat en ... 126

4.4.2. Profil Persam pahan ... 131

4.4.2.1. Gam baran Um um Pengelolaan Persam pahan Saat Ini... 131

4.4.2.2. Kondisi Sist em Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Persam pahan yang Ada (Aspek Teknis) ... 132

4.4.2.3. Aspek Pendanaan ... 135

4.4.2.4. Aspek Kelem bagaan Pelayanan Persam pahan ... 135

4.4.2.5. Aspek Perat uran Perundangan ... 135

4.4.2.6. Aspek Peran Sert a M asyarakat ... 135

4.4.3. Perm asalahan Yang Dihadapi ... 135

4.4.3.1. Sasaran Penyediaan Prasarana Dan Sarana Pengelolaan Sam pah ... 135

4.4.3.2. Rum usan M asalah ... 136

4.4.4. Analisis Perm asalahan dan Rekomendasi ... 136

4.4.4.1. Analisis Perm asalahan ... 136

4.4.4.2. Alt ernat if Pem ecahan Perm asalahan ... 136

4.4.4.3. Rekomendasi ... 137

4.4.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 138

4.4.5.1. Usulan Dan Priorit as Program ... 138

(5)

4.5. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG DRAINASE ... 138

4.5.1. Pet unjuk Um um Pengelolaan Drainase ... 138

4.5.1.1. Um um ... 138

4.5.1.2. M aksud dan Tujuan ... 140

4.5.1.3. Arah Kebijakan Penanganan Drainase ... 141

4.5.1.4. Isu-siu St rat egis dan Perm asalahan ... 142

4.5.1.5. Kebijakan, Program Dan Kegiat an Pengelolaan Drainase Rencana Kabupat en Kot a ... 145

4.5.2. Profil Drainase ... 147

4.5.2.1. Gam baran Um um Pengelolaan Drainase Saat Ini ... 147

4.5.2.2. Aspek Teknis ... 148

4.5.2.3. Aspek Pendanaan ... 148

4.5.2.4. Aspek Kelem bagaan ... 148

4.5.3. Perm asalahan Yang Dihadapi ... 148

4.5.3.1. Perm asalahan Sist em Drainase yang Ada ... 148

4.5.3.2. Sasaran Drainase ... 150

4.5.3.3. Rum usan M asalah ... 150

4.5.4. Analisis Perm asalahan dan Rekomendasi ... 151

4.5.4.1. Analisis Kebut uhan ... 151

4.5.4.2. Rekomendasi ... 151

4.5.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 152

4.5.5.1. Usulan dan Priorit as Program ... 152

4.5.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek Penyediaan Drainase ... 152

4.6. RENCANA INVESTASI PENGEM BANGAN AIR M INUM ... 152

4.6.1. Pet unjuk Um um Sub Bidang Air M inum ... 152

4.6.2. Profil Air M inum ... 158

4.6.2.1. Gam baran Um um Sist em Penyediaan Dan Pengelolaan ... 158

4.6.2.2. Kondisi Sist em Sarana dan Prasarana Penyediaan dan Pengelolaan Air M inum ... 158

4.6.2.2.1.Sist em Non Perpipaan ... 158

4.6.2.2.2.Sist em Perpipaan ... 159

(6)

4.6.3. Perm asalahan Yang Dihadapi ... 160

4.6.3.1. Sasaran Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana (PS) Air M inum ... 160

4.6.3.2. Rum usan M asalah ... 160

4.6.4. Analisis Perm asalahan dan Rekomendasi ... 160

4.6.4.1. Analisis Kebut uhan Prasarana Air M inum ... 160

4.6.4.2. Kondisi Pelayanan ... 161

4.6.4.3. Analisis Kebut uhan Program ... 162

4.6.4.4. Rekomendasi ... 163

4.6.5. Sist em Prasarana yang Diusulkan ... 163

4.6.5.1. Usulan dan Priorit as Program ... 163

4.6.5.2. Usulan dan Priorit as Proyek ... 163

BAB 5. SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN 5.1. Pet unjuk Um um ... 164

5.1.1. Prinsip Dasar Safeguard ... 164

5.1.2. Lingkup Kerangka Safeguard ... 165

5.1.3. Pem biayaan ... 166

5.2. Kom ponen Safeguard ... 166

5.2.1. Kom ponen Sosial ... 166

5.2.2. Kom ponen Lingkungan ... 166

5.3. M et oda Pendugaan Dam pak ... 167

5.3.1. M et oda Pendugaan Sosial ... 167

5.3.2. M et oda Pendugaan Lingkungan ... 167

BAB 6. KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN 6.1. Pet unjuk Um um ... 169

6.1.1. Kom ponen Penerim aan Daerah ... 170

6.1.2. Kom ponen Pengeluaran Belanja ... 171

6.1.3. Kom ponen Pem biayaan ... 172

6.2. Profil Keuangan M aluku Barat Daya ... 172

6.2.1. Pendapat an Keuangan Daerah ... 173

(7)

6.3. Perm asalahan dan Analisis Keuangan ... 176

6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerint ahan M aluku Barat Daya ... 176

6.4. Analisis Tingkat Ket ersediaan Dana ... 179

6.4.1. Analisis Kem am puan Keuangan Daerah ... 179

6.5. Rencana Pem biayaan Program ... 179

6.6. Pet unjukRencana Peningkat an Pendapat an ... 180

BAB 7. KELEM BAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEM BAGAAN 7.1. Pet unjuk Um um ... 183

7.2. Kondisi Kelem bagaan ... 192

7.2.1. Kondisi Kelem bagaan Pemerint ah Kabupat en M aluku Barat Daya ... 192

7.3. M asalah, Analisis dan Usulan Program ... 198

7.3.1. Perm asalahan yang Dihadapi ... 198

7.3.2. Analisis Perm asalahan ... 198

7.3.3. Usulan Program ... 199

BAB 8. RENCANA KESEPAKATAN (M EM ORANDUM ) RENCANA INVESTASI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 8.1. Ringkasan Rencana Pem bangunan Kabupat en M aluku Barat Daya ... 201

8.2. Ringkasan Program Priorit as Infrast rukt ur ... 204

(8)

LAM PIRAN

1. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Perm ukim an

2. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Penat aan Bangunan Lingkungan 3. Usulan dan Priorit as Proyek/ Kegiat an Sub Bidang Air Lim bah

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jum lah Kecam at an, Desa dan Dusun di Kab. M aluku Barat Daya ... .... 17

Tabel 2.2 Luas Wilayah M enurut Kecam at an ... 18

Tabel 2.3 Jum lah Penduduk Kab. M BD m enurut Jenis Kelam in Tahun 2007 ... 28

Tabel 2.4 Jum lah Penduduk Kab. M BD m enurut Jenis Kelam in dan Sex Rat io ... 29

Tabel 2.5 Jum lah Penduduk M enurut Kelom pok dan Angka Ket ergant ungan Penduduk Kabupat en M TB (t erm asuk M BD) Tahun 2007 ... 30

Tabel 2.6 Jum lah SD, SLTP dan SLTA di Kab. M BD Tahun 2007 (unit ) ... 31

Tabel 2.7 Jum lah Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kab. M aluku Barat Daya Tahun 2007 ... 32

Tabel 2.8 Persent ase Penduduk Berum ur 10 Tahun Keat as M enurut Tingkat Pendidikan ... 32

Tabel 2.9 Jum lah KK M iskin Kab. M aluku Barat Daya ... 33

Tabel 2.10 Jum lah Keluarga M iskin di Kab. M BD ... 34

Tabel 3.1 Pem bagian Wilayah Pengem bangan Kabupat en M aluku Barat Daya ... 48

Tabel 3.2 Wilayah Pengem bangan Gugus Pulau Babar ... 48

Tabel 3.3 Wilayah Pengem bangan Gugus Pulau Let i, M oa dan Lakor ... 48

Tabel 3.4 Wilayah Pengem bangan Gugus Pulau Terselat an, Darner dan Wet ar ... 49

Tabel 4.1 Hirarki Pusat Pelayanan Kabupat en M aluku Barat Daya ... 71

(10)

DAFTAR GAM BAR

Gam bar 1.1 Diagram Penyusunan RPIJM ... 7

Gam bar 1.2 Kerangka Pencapaian Pembangunan Infrast rukt ur ... 13

Gam bar 2.1 Jum lah Desa dan Dusun di Kabupat en M aluku Barat Daya ... 18

Gam bar 2.2 Pet a Sat uan Wilayah Pengem bangan Kaw asan Selat an Daya ... 20

Gam bar 2.3 Jenis Kelam in dan Sex Rat io Penduduk Kab. M BD... 29

Gam bar 2.4 Persent ase Penduduk Kabupat en M TB (t erm asuk M BD) menurut Ket ergant ungan ... 30

Gam bar 4.1 Proporsi Penggunaan Lahan di Gugus Pulau Lem ola dan Terselat an ... 107

Gam bar 4.2 Proporsi Penggunaan Lahan di Gugus Pulau Babar ... 108

Gam bar 4.3 Rencana Inst alasi Pengolahan Air Lim bah Kom unal ... 121

Gam bar 4.4 Rencana TPA dengan Teknik Subak ... 133

Gam bar 4.5 Pengelolaan Sam pah M odel Kom pos ... 134

(11)

1.1. Latar Belakang

Kabupat en M aluku Barat Daya secara geografis t erlet ak dibagian Tenggara Propinsi M aluku dan Bagian Barat dari kabupat en M aluku Tenggara Barat , m erupakan kabupat en pem ekaran baru yang dit et apkan dengan Undang-Undang Nom or 31 t ahun 2008, t ent ang pem bent ukan Kabupat en M aluku Barat Daya di Propinsi M aluku. Selain it u oleh M ent eri Dalam Negeri pada t anggal 16 Sept em ber 2008 t elah diresm ikan sekaligus dilant ik penjabat Bupat i M aluku Barat Daya.

undang Nom or 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, t ent ang Perim bangan Keuangan Ant ara Pemerint ah Pusat dan Pem erint ahan Daerah, m erupakan dasar pem bangunan dalam kerangka ot onom i daerah. Bergulirnya ot onom i daerah m aka set iap daerah mem iliki kesempat an unt uk m engelola sum ber daya yang ada, unt uk m eningkat kan kesejaht eraan m asyarakat nya sesuai dengan m ekanisme yang berlaku.

Pem berlakuan Ot onom i, kebut uhan akan dat a dan inform asi yang akurat , m ut akhir dan dapat diperoleh secara cepat m akin dirasakan. Pem erint ah pusat selalu mem but uhkan dat a dan inform asi dari daerah unt uk menent ukan besaran dana pem bangunan. Sebaliknya pem erint ah daerah memerlukan dat a unt uk m endukung penyelenggaraan pemerint ahan di daerah.

Sebagai kabupat en yang berbat asan langsung dengan Aust ralia dan Tim or Lest e, t erdapat peluang unt uk m engejar cit a-cit a guna m em perbaiki kesejaht eraan rakyat di kabupat en M aluku Barat Daya, m engingat Kabupat en M aluku Barat Daya m em iliki sum ber daya alam yang cukup m elim pah dibidang kelaut an dan perikanan, pert anian dan pert am bangan.

(12)

Pendayagunaan sum ber daya yang sinergis diharapkan m am pu m engopt im alkan pelaksanaan dan hasil pembangunan unt uk m endukung laju pert um buhan ekonom i nasional, pencipt aan lapangan kerja, dan penanggulangan kem iskinan dengan t et ap menjaga daya dukung lingkungan sert a pengem bangan w ilayah baik diperkot aan m aupun diperdesaan.

Unt uk m ew ujudkan hal t ersebut perlu disiapkan perencanaan program infrast rukt ur yang dapat mendukung kebut uhan ekonom i, sosial dan lingkungan secara t erpadu. Depart emen Pekerjaan Umum khususnya Direkt orat Jenderal Cipt a Karya m engam bil inisiat if unt uk m endukung Propinsi, Kabupat en/ Kot a unt uk dapat m ulai m enyiapkan perencanaan program yang dim aksud, khususnya Bidang PU/ Cipt a Karya m elalui penyiapan Rencana Program Invest asi (RPIJM ) sebagai em brio t erw ujudnya perencanaan program infrast rukt ur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM t ersebut , Kabupat en/ Kot a dapat menggerakkan sem ua sum berdaya yang ada unt uk m em enuhi kebut uhan daerah, m endorong dalam m eningkat kan pert um buhan ekonom i dan penanggulangan kem iskinan sert a m ew ujudkan lingkungan yang layak huni (livable).

RPIJM yang disusun perlu mem perhat ikan aspek kelayakan program dari m asing-m asing kegiat an dan kelayakan spasialnya sesuai skenario peasing-m bangunan daerah yang t ert uang dalam Rencana Tat a Ruang yang ada, sert a kelayakan sosial dan lingkungannya. Disam ping it u RPIJM yang akan disusun daerah harus m em pert im bangkan kemam puan pendanaan dan kapasit as kelem bagaan dalam mendukung pelaksanaan program invest asi yang t elah disusun.

Dengan dem ikian Rencana Program Infrast rukt ur Jangka M enengah Kabupat en/ Kot a diharapkan dapat mengakom odasikan dan m erum uskan kebut uhan pem bangunan Kabupat en/ Kot a, secara spesifik sesuai dengan karakt erist ik dan pot ensi m asing-m asing Kabupat en/ Kot a agar dapat m endorong pem bangunan ekonom i lokal, pengent asan kem iskinan, dan peningkat an kualit as pelayanan yang sesuai dengan kebut uhan nyat a dapat dicapai.

(13)

pendam pingan dan penilaian RPIJM yang t elah disusun, sert a sebagai know ledge cent er bagi Kabupat en/ Kot a dalam m enyusun RPIJM Daerah.

Sejalan dengan persiapan pelaksanaan t ugas dekonsent rasi dari Pem erint ah kepada Pem erint ah Propinsi, berdasarkan Surat Direkt ur Jenderal Cipt a Karya kepada seluruh Gubernur No. PR.02.03-DC/ 459 t anggal 25 Sept ember 2007 perihal Penyusunan Rencana dan Program Invest asi Jangka M enengah (RPIJM ) Kabupat en/ Kot a Bidang Pekerjaan Um um / Cipt a Karya, perlu dibent uk Sat gas Propinsi unt uk m em fasilit asi Kabupat en/ Kot a dalam penyusunan RPIJM di Kabupat en/ Kot a m asing-m asing ant ar Sat gas Propinsi selanjut nya diharapkan mam pu melakukan sinkronisasi RPIJM Kabupat en/ Kot a di Propinsi m asing-m asing dan kegiat an dinas/ badan dit ingkat propinsi t ermasuk kont ribusi APBN, APBD Propinsi, selanjut nya diharapkan m am pu m enggunakan dana APBD Kabupat en/ Kot a dalam m endukung pem bangunan prasarana dan sarana Pekerjaan Um um/ Cipt a Karya di Kabupat en/ Kot a. Sat gas Propinsi dibent uk berdasarkan SK Gubernur dan t erdiri dari unsur-unsur Bappeda Propinsi dan Dinas-Dinas yang t erkait dengan pem bangunan PS Bidang PU/ Cipt a Karya dit ingkat Propinsi.

Pelaksanaan t ugas Pem erint ah Propinsi dalam m em fasilit asi penyusunan RPIJM Bidang PU/ Cipt a Karya Kabupat en/ Kot a akan didukung oleh sum berdaya pemerint ah pusat . Sehubungan hal t ersebut , Direkt orat Jenderal Cipt a Karya t elah mengalokasikan m elalui DIPA Sat uan Kerja Pem bina dari pengem bangan program Cipt a Karya t ahun 2008, kegiat an t ersebut akan dilaksanakan oleh Sat gas Propinsi dalam m em fasilit asi pelaksanaan t ugas Tim Sat gas Kabupat en/ Kot a dalam m enyusun RPIJM daerah m asing-m asing.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bert it ik t olak (m engacu) perat uran perundangan m aupun kebijakan yang berlaku pada saat RPIJM disusun. Perat uran dan perundangan m aupun kebijakan yang perlu t ersebut diant aranya adalah sebagaim ana berikut :

A.

Per at ur an Per undangan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 t ent ang Rencana Pem bangunan Jangka Panjang Nasional;

(14)

Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 t ent ang Pem erint ahan Dacrah;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 t ent ang Perimbangan Keuangan Antara Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;

Undang-Undang Nom or 1 Tahun 2004 t ent ang Perbendaharaan Negara;

Undang-Undang Nom or 7 Tahun 2004 t ent ang Sum berdaya Air;

Un d an g-Un d an g No m o r 25 Tah u n 2004 t ent ang Sist em Per encan aan Pem b an gu nan Nasional;

Un d an g-Un d an g No m o r 38 Tah u n 2004 t ent ang Jalan;

Un d an g-Un d an g No m o r 17 Tah u n 2003 t ent ang Keuangan Negara;

Un d an g-Un d an g No m o r 4 Tahun 1992 t ent ang Perum ahan dan Pem ukim an;

Un d an g-Un d an g No m o r 16 Tahun 1985 t ent ang Rum ah Susun;

Per at ur an dan Perundangan Iainnya yang t erkait .

B.

Kebijakan dan Strategi

Kep ut u san Pr esid en No m o r 7/ 2004 t en t an g Pem b an gu nan Jangka M en engah Nasio n al 2004-2009

Per at u r an M ent r i Pekerjaan Um um Nom or 494/ PRT/ M / 2005 t ent ang Kebijakan Nasional St rat egi Pen gem b an gan (KNSP) Per u m ah an d an Per m u kim an ;

Per at u r an M en t r i Pekerjaan Um um Nom or 20/ PRT/ M / 2006 t ent an g Keb ijakan dan St r at egi Nasio nal Pen gem b an gan (KSNP) Sist em Pen yed iaan Air M in um ;

Per at u r an M en t r i Pekerjaan Um um Nom or 21/ PRT/ M / 2006 t ent an g Keb ijakan dan St r at egi Nasio nal Pen gem b an gan (KSNP-SPP) Sist em Pen gelo laan Per sam p ah an;

C.

Disamping it u, yang per lu juga dijad ikan sebagai acuan at as dasar pendekat an dalam

penyusunan RPIJM adalah kebijakan at aupun arahan dari pim pinan Depart em en PU/ Cipt a Karya sert a kebijakan pim pinan instansi terkait.

Un d an g-u nd an g No . 17 t ah u n 2003 t ent an g Keu an gan Negar a.

Un d an g-u nd an g No . 25 t ah u n 2004 t ent an g Sist em Per en can aan Pem ban gu n an Nasio n al.

(15)

2005 t et an g Per ub ah an At as Un dan g–Un d an g No m o r 32 Tah u n 2004 t ent ang Pem er in t ah an Daer ah m en j adi Un d an g-Un d an g

Un d an g-u nd an g No . 33 t ah u n 2004 t ent an g Per im b an gan Keu an gan an t ar a Pem er in t ah Pusat d an Pem er int ah Daer ah .

Per at ur an Daerah Provinsi M aluku Nomor 1 Tahun 2004 t ent ang Rencana

St r at egi (Ren st r a) Pem b an gu nan Pr o vin si M alu ku Tahun 2003-2008.

Per at ur an Pr esiden No m or 7 Tahun 2005 t ent an g Ren can a Pem ban gun an

Jangka M enen gah Nasio nal.

Per at ur an Pem er int ah Nom o r 20 Tahu n 2004 t ent an g Pen yu sun an Ren cana

Ker ja Per an gkat Daer ah .

Per at u r an Pem er in t ah No m o r 58 Tah un 2005 t en t an g Pen gelo laan Keu an gan Daer ah .

In st r u ksi Pr esiden No m o r 6 t ah u n 2003 t en t an g Per cep at an Pem u lih an Pem b an gu nan Pr o vin si M alu ku d an M aluku Ut ar a Pasca Ko nf lik;

Per at u r an Daer ah Pr o vinsi M alu ku No . 5 t ah un 1993 t ent an g Ren can a Tat a Ruan g W ilayah M alu ku;

1.3. Tujuan dan Pentingnya RPIJM

Rencana Program Invest asi Jangka M enengah Bidang PU/ Cipt a Karya m erupakan dokumen rencana kerjasam a pem bangunan infrast rukt ur di Kabupat en/ Kot a yang bersifat lint as Sekt oral. RPIJM dim aksudkan bukan unt uk m enggant ikan fungsi RPJM D sebagai dokumen polit ik sebagaim ana repelit a pada m asa yang lalu, akan t et api m erupakan dokumen t eknis kelayakan program (Feasibilit y St udy), unt uk rencana pem bangunan infrast rukt ur bidang PU/ Cipt a Karya.

(16)

Kedudukan RPIJM Bidang PU/ Cipt a Karya yait u berada di bawah kebijakan spasial dan kebijakan sekt oral yang ada di set iap daerah sebagai Rencana RPIJM pada hakekat nya m erupakan operasionalisasi dari RPJM N dan RPIJM D. Kebijakan spasial dalam RPIJM m engacu pada RTRW Nasional, Propinsi, Kabupat en/ Kot a sedangkan kebijakan sekt oral/ program dalam RPIJM mengacu pada RPJM N dan RPJM D 2004-2009 at au Ianjut annya sert a M ast erplan sekt or yang ada. Bilam ana suat u daerah belum m em punyai Rencana Tat a Ruang m aupun M ast erplan Sekt or (RIS) m asih dapat dilakukan assessm ent berdasarkan kebijakan t at a ruang m aupun kebijakan sekt oral yang ada.

M elalui kegiat an penyusunan RPIJM ini diharapkan para pelaku pem bangunan t ermasuk konsult an dapat m em aham i kedudukan, art i pent ingnya, dan bagaim ana penyusunan dokum en RPIJM Pemerint ah Daerah. Tersusunnya RPIJM pada akhirnya dapat m enjadi dokum en Program / Anggaran Kerja ant ara Pemerint ah Pusat , Propinsi, Kabupat en/ Kot a yang kelayakannya dapat dipert anggungjaw abkan.

1.4 M ekanisme dan Framew ork Penyusunan RPIJM

1.4.1.

Kerangka Pikir Penyusunan RPIJM

Sebagaim ana dengan dokum en perencanaan pada um um nya, kerangka pikir dalam penyusunan Dokumen RPIJM ini akan diaw ali dari form ulasi t ujuan dan sasaran pem bangunan perkot aan yang diinginkan dan m encari upaya bagaim ana dapat mencapai t ujuan t ersebut dengan m elihat kondisi at aupun pot ensi dan peluang yang dapat dim anfaat kan dengan m aupun t anpa suat u rekayasa.

(17)

1.4.2.

M ekanisme Penyusunan RPIJM

M ekanisme penyusunan dokum en RPIJM m engacu pada pola pendekat an berpikir, t erut am a dalam hal m elakukan analisis perm asalahan ant ara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada, dalam rangka unt uk m encapai t ujuan dan sasaran pem bangunan perkot aan, pada prinsipnya dapat disederhanakan sesuai dengan norm a yang berlaku di dalam set iap proses pengam bilan keput usan, yait u dalam bent uk input / out put proses. Dalam hal ini; i) Out put adalah sit uasi at aupun kondisi yang dit uju, ii) Input adalah kondisi saat ini, dan iii) Proses adalah upaya bagaim ana m encapai sit uasi at aupun kondisi yang dit uju t ersebut , dengan melihat kekuat an/ pot ensi (St renght ), Kelem ahan (Weakness), Peluang (Opport unit y), sert a Ancam an/ Resiko yang harus dit anggung (Threat ). Hal ini secara t eknis dikenal dengan analisis SWOT.

investasi (FS/ DED) Susun prioritas proyek / investasi tahunan

Memorandum

investasi (FS/ DED) Susun prioritas proyek / investasi tahunan

(18)

Pendekat an berpikir t ersebut dilakukan secara holist ik, berdim ensi spasial m aupun sekt oral, sebagaim ana pula dit ekankan dalam St rat egi Pem bangunan Perkot aan dalam KSNP Pengem bangan Perkot aan, bahw a pem bangunan infrast rukt ur bidang PU/ Cipt a Karya m enyangkut fungsi perum ahan/ perm ukim an secara kont ekst ual, t idak hanya m encakup pem enuhan at au penyediaan prasarana dan sarana dasar perkot aan yang diperlukan raja. Akan t et api, m enyangkut pengendalian fungsi kaw asan perkot aan agar secara sinergi dapat m eningkat kan produkt ivit as ekonom i perkot aan at aupun w ilayah, sert a peningkat an efisiensi pelayanan dan penggunaan sum ber daya sesuai dengan t ujuan dan sasaran pem bangunannya. Dalam hal ini, pendekat an t ersebut harus dit uangkan di dalam Rencana Pem bangunan at aupun Skenario Pengem bangan dan Pem bangunan Perkot aan sebagai payung unt uk pengkajian lebih lanjut (m endalam) dalam hal ini: Kajian Teknis/ Sekt oral, Kajian masalah lingkungan (AM DAL), Kajian Finansial, dan Kajian Kapasit as Kelembagaan.

1.4.3 Pendekatan terhadap Kondisi yang Diinginkan

Pendekat an t erhadap kondisi yang diinginkan pada hakekat nya adalah m erupakan pendekat an t erhadap pencapaian t ujuan dan sasaran Pem bangunan Perkot aan. Hasil t injauan t erhadap hal ini, skenarionya harus dijabarkan dan disepakat i oleh pihak-pihak t erkait , sert a perlu diupayakan unt uk dit et apkan bilam ana mem ungkinkan. Skenario t ersebut harus dim uat di dalam Rencana Pem bangunan Perkot aan (RPP). Dalam penjabarannya, skenario t ersebut pada hakekat nya harus disusun berdasarkan Kebijakan dan St rat egi Pem bangunan yang berlaku, baik yang bersifat Nasional m aupun yang bersifat Regional Daerah dan Lokal. Hal ini berart i bahw a di dalam suat u Rencana Pem bangunan Perkot aan paling t idak harus mengandung: i) Form ulasi Arah dan Kebijakan Pem bangunan Perkot aan, ii) Penet apan Arah Pengem bangan dan Pem bangunan baik yang m enyangkut Pem bangunan Kaw asan (Development Need), m aupun yang m enyangkut Kebut uhan Prasarana dan Sarana Dasar (Basic Needs).

A. Formulasi Arah dan Kebijakan Pembangunan

(19)

hal ini sangat pent ing, m aka pendekat an yang dilakukan harus secara holist ik.

Dalam hal ini, M isi dan St rat egi Pem bangunan Nasional perlu dijam in kesinambungannya di dalam St rat egi Pembangunan Perkot aan di Daerah, Namun demikian dalam hal-hal tert ent u, dapat dilakukan suat u penanganan secara khusus dalam suat u kebijakan dan st rat egi yang dikernbangkan (M ixed Strat egy). Sedangkan terhadap hal-hal yang sifat nya lokal (kurang m em berikan dam pak secara Nasional), m aka dapat m engikut i Kebijakan dan St r at egi Pem bangunan Daer ah yang t idak bert ent angan dengan Kebijakan dan St rat egi Nasional.

Kebijakan dan St rategi yang digunakan dalam hal ini, pada prinsipnya yang m engacu pada ket ent uan UM UM di at as. Selanjut nya, beberapa hal pent ing yang perlu dipert im bangkan dalam form ulasi m asukan kebijakan ini diant aranya m eliput i: i) Skenario M akro Ekonom i, ii) lndikasi Kaw asan Andalan dan Sekt or Unggulan, iii) Sist em Perkot aan, iv) Rencana Tat a Ruang, v) Kondisi Eksist ing sert a Dinam ika Perkem bangan Kot a

B. Skenario Pengem bangan dan Pembangunan Kabupaten/ Kota

Dengan melihat peran dan fungsi perkot aannya, kebut uhan pengembangan at au p u n p em b an gu n an p er ko t aan d ap at d i b e d akan d al am b en t u k: i) kebut uhan unt uk kepent ingan pert umbuhan dan pengembangan kawasan at aupun wilayah

(Develpment Needs), dan ii) kebut uhan unt uk memenuhi pclayanan prasarana dan sarana dasar (Bask), balk pelayanan kepada masyarakat / Communit y (Basic Need), maupun pelayanan Sist em Kot a (Basic Services/ City Wide).

(20)

leb ih m en gu t am akan p en yed iaan i n f r ast r u kt u r Ai r Be r si h , d an Pen gel o l aan Ai r Li m b ah d ar i p ad a infrast rukt ur lainnya yang bersifat sebagai penunjang.

Jadi, priorit as kebut uhan suat u kaw asan akan sangat t ergant ung dari sit uasi dan kondisi set em pat , bahkan m ungkin ada yang hanya m em erlukan penat aan lingkungan saja. Dengan dem ikian, pem enuhan Development Needs akan Iebih kepada Tailor M ode dan menurut efisiensi dan efekt ifit as yang t ingi. Sedangkan penent uan Basic Needs, pada dasarnya perlu melihat pada kebut uhan dasar m asyarakat (kebut uhan or ang/ m anusia) yang biasanya relat if t idak berubah banyak (t et ap). Sebagai cont oh, hal ini dapat dilihat pada kebut uhan air bersih perkapit a yang berkisar ant ara 60 s/ d 120 lit er/ orang/ hari. Lain halnya dengan penent uan Basic Services (Cit y Wide), yang selalu berkem bang. Kebijakan unt uk ini harus disesuaikan dengan kebijakan yang ada sehingga selalu berkem bang (dinam is) sesuai dengan kondisi yang ada. Sebagai cont oh, kebijakan pengelolaan persam pahan khususnya Tem pat Pem buangan Akhir (TPA) sesuai dengan KSNP Persam pahan dikelola dengan sist em kont rol at aupun sanit ary landfill dan diupayakan unt uk dikelola secara regional. Jadi, hal ini sangat dipengaruhi oleh isu dan lingkungan st rat eginya.

Adapun secar a r i n ci isi yan g p er l u d ip er h at ikan d al am Sken ar io Pengem bangan dan Pem bangunan Kabupat en/ Kot a akan diulas dalam pet unjuk Rencana Pem bangunan Kabupat en/ Kot a.

1.4.4

Pendekatan Terhadap Kondisi yang Ada

Dalam meninjau kondisi yang ada (saat ini), perlu mem perhat ikan hal-hal sepert i: i) Kondisi Alam Kot a (Geografis) at aupun karakt erist ik kawasan perkot aan yang dianalisis, ii) Keadaan sist em pelayanan prasarana yang ad a, i i i ) Si t u asi d an Kem am p u an Pem b i ayaan , d an i v ) Ke ad aan Kelem bagaan Terkait .

A. Ko n d isi Kab u p at en / Ko t a

(21)

B. Sist em Pelayan an In f r ast r u kt u r

Adapu n t inj auan yan g p er lu d ilakukan t er hadap sist em pelayanan in f r ast r ukt u r bid an g PU/ Cipt a Kar ya yang ada adalah per lu m elihat :

Tin gkat Ef isiensi Sist em Pelayanan (b er ap a per so n f u n gsio n al),

Efekt ivit as Sist em Pelayanan yang ada. Apabila sist em yang ada dipandang kurang efekt if, jika perlu dipelajari lebih jauh, apakah sist em yang ada dapat diperbaiki dan t erus digunakan, at aukah harus digant i bilam ana m em ang sulit diupayakan perbaikannya at au m enjadi invest asi yang sangat m ahal dibandingkan bila digant i sist em yang baru, dalam rangka memenuhi t arget pelayanan yang ditetapkan sesuai dengan Rencana Pem bangunan Perkot aannya.

C. Tin j au an Pengat uran Keuangan

Tinjauan m asalah keu an gan pada p r in sip nya ad alah u nt uk m elihat kemam puan pendanaan unt uk mengelola sist em yang ada sert a meninjau kemungkinan perkembangan pada masa mendatang terutama dalam rangka m eningkat kan kualit as pelayanan.

D. Tin j au an Pengat uran Kelem bagaan

Tinjauan m asalah kelem bagaan pada prinsipnya adalah unt uk m elihat kemampuan kelembagaan yang ada dalam mengelola sistem serta meninjau kemungkinan perkembangan pada masa mendat ang t erut ama dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan.

1.4.5 Pendekatan Pemograman Investasi Untuk M endukung Perw ujudan Kondisi Yang

Diinginkan

Pendekat an pemrograman invest asi unt uk mendukung perw ujudan kondisi yang diinginkan pada prinsipnya adalah m elakukan just if ikasi suat u invest asi at as dasar prinsip Koordinasi Pengat uran, Int egrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program (KIS), pada Skala Priorit as t ert ent u. Dengan melakukan: i) Assesment terhadap kebutuahan

(22)

1 . Dem an d Assesm e n t

Assesment mengenai hal ini pada prinsipnya adalah merupakan bagian yang t idak t erpisahkan di dalam rnelakukan analisis t erhadap kondisi yang diinginkan

2. Supply Asse sm e n t

Assesment mengenai hal ini pada prinsipnya adalah merupakan bagian yang t idak t erpisahkan didalam melakukan analisis t erhadap kondisi yang ada. Selain it u perlu dilihat kem ungkinan adanya pot ensi, peluang, sert a kecenderungan pert um buhan ekonom i dan kem am puan keuangan. Dalam hal ini hendaknya t idak dibat asi hanya pada kemam puan Pemerint ah saja, namun juga hendaknya melihat pot ensi pasar, swast a, dan masyarakat sert a pihak-pihak lainnya yang t erlibat dalam pem bangunan.

3. Sp e si f i k asi dan Just if ikasi Pr o gr am / Pr o yek

Dalam hal ini perlu m em bandingkan ant ara kondisi yang diinginkan dan kondisi saat ini, sehingga akan t erlihat suat u gap at au kesenjangan yang m em erlukan dukungan at au dorongan dalam bent uk apapun. Dalam kont eks pem bangunan kot a t erpadu m aka dukungan at au dorongan yang akan diprogramkan unt uk m ew ujudkan kondisi yang diinginkan t ersebut adalah just ru menyangkut permasalahan yang sangat mendasar t erut ama berkait an dengan penyediaan Infrast rukt ur bidang PU/ Cipt a Karya sert a m enyangkut perm asalahan yang berkait an dengan pengendalian fungsi kaw asan.

(23)

Unt uk m engurangi kesenjangan t ersebut , biasanya diperlukan suat u invest asi yang t erprogram secara efekt if dan efisien. Tepat sasaran, t epat cara, t epat lokasi, t epat w akt u, dan t epat fungsi.

Program invest asi yang diusulkan pada prinsipnya harus just ified dan rekom endasinya dapat m em uat beberapa alt ernat if (m aksim al 3 alt ernat if) dan mengungkapkan secara jelas:

• Lokasi;

• Besar an, vo lum e, har ga sat uan, dan biayanya;

• Sum ber d a n a ;

• Sk al a p r i o r i t as;

Ket er paduan Ren can a d an Sin kr o n isasi Pr o gr am , secar a fungsional, baik dari segi fisik m aupun non fisik ant ar kegiat an, ant ar komponen dan dari segi pendanaan.

Dalam pem rogram an invest asi ini, t ahun pert ama harus bet ul-bet ul akurat sehingga t idak m engalam i kesulit an dalam appr aisalnya (t er ut am a unt uk kegiat an yang akan disusulkan pendanaannya APBN), dapat segera dipr o gr am kan t ahun per t am anya dan dianggar kan.

Dan segi pendanaan, pr o gr am invest asi yang diusulkan t er sebut dapat m elibat kan at au m em er lukan sum ber dana, baik dar i: i) Pem er int ah Pusat , ii) Pem er int ah Kabupat en/ Ko t a, iii) Badan Usaha, Sw ast a, at au M asyar akat . Pro gr am invest asi yang didanai/ dengan bant uan pem er int ah pusat dibagi dalam t iga (3) jenis bant uan pr o gr am :

(24)

per t um buhan eko no m i, Kabupat en/ Ko t a yang m em punyai f ungsi khusus, baik dit injau secar a nasional m aupun r egio nal;

Bant uan Pro gr am Biasa, m isalnya unt uk pem er at aan, adanya bencana alam ;

Bant uan Pro gr am St im ulan, dim aksudkan unt uk m enst im ulan at au m em ancing Pem er int ah Kabupat en/ Kot a dan M asyar akat ber t anggung jaw ab t er hadap pem bangunan kot anya.

Bilam ana diper lukan, unt uk m engem bangkan kem it r aan dengan sw ast a, m aka dapat diusulkan kegiat an unt uk m engkaji Iebih lanjut kem ungkinan dan f o llow -up yang lebih jelas m engenai per an ser t a sw ast a ini. Dem ikian pula, unt uk kegiat an yang ber kait an dengan Pengem bangan Tekno logi, Rekayasa dan Rancang Bangun bilam ana diper lukan har us dikaji lebih dalar n unt uk m eningkat kan ef isiensi m aupun ef ekt ivit as pro gr am / pr oyek. Unt uk kegiat an-kegiat an yang m em er lukan AM DAL, m aka per lu di ko nso lidasikan dalam lapor an yang t er pisah.

1.5 Kerangka Penyusunan RPIJM

Sist em at ika Ker angka Ker ja yang diusulkan dalam penyusunan do kum en RPIJM ini adalah sebagai ber ikut :

BAB I Pendahuluan, yang m em bahas t ent ang Lat ar Belakang, Perspekt if Global Pem bangunan, Landasan Hukum , Tujuan dan Pent ingnya RPIJM D, dan M ekanism e dan Fram ework Penyusunan RPIJM

Bab II Gambaran Umum Dan Kondisi W ilayah Kabupaten/ Kota, yang m embahas t ent ang Kondisi um um di w ilayah sasaran, dan Kondisi Prasarana Bidang PU/ Cipt a Karya

BAB III Rencana Pembangunan W ilayah Kota/ Kabupaten, yang m eliput i St rat egi/ Skenario Pengem bangan Wilayah Kot a Berdasarkan RTRW dan Skenario Pengem bangan Bidang PU/ Cipt a Karya

(25)

BAB V Safeguard Sosial Dan Lingkungan, yang mem bahas t ent ang Pet unjuk Umum , Kom ponen Safeguard, M et oda Pendugaan Dam pak, M et oda Pendugaan Dam pak Sosial dan M et oda Pendugaan Dam pak Lingkungan

BAB VI Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan yang m em bahas t ent ang Pet unjuk Um um , Profil Keuangan Kot a, Keuangan Daerah,, Perm asalahan dan Analisis Keuangan, Kondisi Keuangan Pemerint ahan Kot a, Analisis Tingkat Ket ersediaan Dana, Analisis Kem am puan Keuangan Daerah, Rencana Pem biayaan Program , Pet unjuk Um um Rencana, Peningkat an Pendapat an

BAB VII Kelembagaan Daerah Dan Rencana Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, yang m em bahas t ent ang : Pet unjuk Um um , Kondisi Kelem bagaan Pem erint ah Kot a, M asalah, Analisis dan Usulan Program , M asalah yang Dihadapi, Analisis Perm asalahan, dan Usulan Program

(26)

2.1.

Kondisi Geografis

2.1.1.

Profil Geografi

a. Batas dan Luas W ilayah

Kabupat en M aluku Barat Daya merupakan salah sat u kabupat en di propinsi M aluku diresm ikan pada t anggal 21 Agust u s 2008 sesu ai Un d ang-Un dan g No m o r 31 t ah u n 2008. secar a geo gr af i s Kab u p at en M al u ku Bar at Daya m em p u n yai b at as w ilayah sebagai berikut :

§

Sebelah Ut ar a : Berbat asan dengan Laut Banda

§

Sebelah Selat an : Be r b a t a sa n d e n g a n La u t Ti m o r d a n Se l a t Wet ar

§

Sebelah Tim u r : Berbat asan dengan Kepulauan Tanim bar.

§

Sebelah Bar at : Berbat asan dengan Kepulauan Alor.

Let ak geo gr af i s w i l ayah M al u ku Bar at Daya m er u p akan su at u p o t en si yan g cu ku p st r at egi s u n t u k m en d u ku n g i n t er aksi w i l ayah M al u ku Bar at Daya d en gan w i l ayah l u a r , b a i k d a l am sk a l a r e gi o n a l , n a si o n a l m a u p u n i n t e r n a si o n a l , t e r u t am a d e n gan ad an y a d u k u n gan f asi l i t as t r an sp o r t asi l au t d an udara.

Seb agai kab u p at en kep u l au an , Kab u p at en M alu ku Bar at Daya t er d i r i d ar i 4 8 b u ah p u l au (b ai k p u l au keci l m au p u n b esar ) t er m asu k d i d al am n ya 7 b u ah p u l au t e r l u ar y an g b e r ad a d i k aw asan p e r b at asan Ne gar a, d e n gan l u as w il ayah seb esar 72 .427 ,2 Km 2 , t er d ir i d ar i sekit ar 63 .779,2 km (88,1 %) lau t an d an 8 .648 km (11 ,9 %) d ar at an , d an t er ko n sen t r asi pada gugus pulau yait u :

a. Gugus Pulau-pulau Babar Was darat an 2.456 km 2

b. Gugus Pulau-pulau Let i, M oa Lakor luas darat an 1.506 km 2

GAM BARAN UM UM

KONDISI W ILAYAH

(27)

c. Gugus Pulau-pulau Terselat an luas darat an 4.686 km2

Let ak Geografis kabupat en M aluku Barat Daya, secara keseluruhan belum t ersedia dat a yang akurat , dat a yang ada sem ent ara berdasarkan gugus kepulauan diant aranya :

Let ak Geografis Pulau Wet ar (Kecam at an Wet ar) adalah 7 derajat 49 m enit - 8 derajat 42 menit Lint ang Selat an dan 125 derajat 42 m enit - 126 derajat 57 menit Bujur Tim ur.

Let ak Geografis Pulau Let t i adalah 8 derajat 11 m enit - 8 derajat 15 m enit Lint ang Selat an dan 127 derajat 31 m enit - 127 derajat 46 menit Bujur Tim ur.

Let ak Geografis Pulau M oa adalah 8 derajat 5 m enit - 8 derajat 16 m enit Lint ang Selat an dan 127 derajat 46 m enit - 128 derajat 8 m enit Bujur Tim ur.

Let ak Geografis Pulau Lakor adalah 8 derajat 13 m enit - 8 derajat 18 menit Lint ang Selat an dan 128 derajat 4 m enit - 128 derajat 13 menit Bujur Tim ur

Se j a k d i r e sm i k a n n y a k a b u p a t e n M BD se su a i U U . N o . 3 1 t a h u n 2 0 0 8 t e n t a n g p e m e k a r a n Ka b u p a t e n M a l u k u Ba r a t D a y a , W i l a y a h M BD t erdiri dari 8 (delapan) Kecam at an, 117 Desa dan 45 Dusun.

Tabel 2.1 . Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusun Di Kabupaten M aluku Barat Daya

Sumber: BPS, M aluku Barat Daya dalam Angka 2012.

No Kecamatan Ibukot a

JUM LAH

Jumlah DESA DUSUN

1 Wet ar Ilw aki 12 16 24

2 PP. Terselat an Wonreli 23 1 28

3 Damer Wulur 7 1 8

4 Let i/ Lemola Serw aru 7 5 12

5 M oa Lakor Weet 12 12 24

6 M dona Heira Lelang 11 2 13

7 PP. Babar Tepa 17 6 23

8 Babar Timur Let w urung 28 2 30

(28)

Gambar 2.1 Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten M aluku Barat Daya

0 5 10 15 20 25 30

Desa Dusun

Tabel 2.2.

Luas W ilayah M enurut Kecamatan (Km2)

No Kecamatan Darat Laut Luas W ilayah

1 W etar 3.940 - -

2 PP. Terselatan 354 17.533 a) 22.219 a)

3 Damer 392 - -

4 Letti 243 27.580 b) 29.086 b)

5 M oa Lakor 1263 - -

(29)

No Kecamatan Darat Laut Luas W ilayah

7 PP. Babar 1.226 18.665 c) 21.121 c)

8 Babar Timur 998 - -

Jum lah 8 .648 63 .779 72 .427

Sumber : BPS, M BD dalam Angka 2012

Cat at an :

a) t ermasuk Wet ar, Damer b) t ermasuk M oa Lakor

c) t ermasuk Pp. Babar Timur, M dona Hiera

b. Topografi & Geologi

Kondisi Topografi w ilayah M aluku Barat Daya khusunya di pulau-pulau besar m eliput i dat aran rendah, berbukit dan gunung. Pu lau Ro m a ber gu n u n g-gu n un g d en gan ket in ggian an t ar a 400-700 m d p l. Pu lau Dam ar b er b en t u k ker u cu t d an b er gu n u n g-gu n u n g. Pu n cak t er t i n ggi adalah Wurlah 870 m dpl dengan daerah pant ai yang relat if t erjal.

M en u r ut pet a geo lo gi In d o nesia (1965), Kab u p at en M alu ku Ten ggar a Bar at t erbent uk dari :

Kep u l au an Ter sel at an kecu al i Pu l au W et ar t er b en t u k d ar i j en i s b at u an kapur, globerino t eras kelabu dan put ih.

Pu lau W et ar t er bent u k d ar i b at u an vu lkan ik kap u r alkalis d an sed im ent m arine.

Kepulauan Babar t erbent uk dari bat uan globerino.

Pulau Wet ar merupakan lanjut an dari gugusan pengunungan Sunda Tersier yang sudah t idak bekerja lagi dilaut t erdalam . Pulau ini berada juga pada pert em uan gugusan ini dengan Busur dalam Banda, sehingga m em punyai lapisan t anah asal vulkanis.

(30)

m encapai ket inggian –1.5000 m dibaw ah perm ukaan laut di punggung bukit ant ara Rom ang dan M oa, unt uk kem udian berakhir di Kisar dengan ket inggian 2.400 m

(31)

KABUP

AT

E

N M

AL

UKU BARAT

DAY

A

KAB

.

M

AL

UKU BAR

AT

DA

Y

(32)

P u l a u B a b a r

Pulau Babar berbent uk bulat dengan puncak t ert inggi 825 m dpl. Bent uk lahan secara m akro relief dibagi at as : (1) dat aran, berbukit dan bergunung. Bent uk lahan pada gugus pulau Babar m eliput i dat aran (0 – 3 %), landai/ berom bak (3 – 8 %), bergelom bang (8 – 15 %), agak curam (15 – 30 %), curam (30 – 50 %) dan sangat curam (> 50 %). Lereng-lereng curam t erdapat di bagian Tim ur Laut .

Bent uk lahan pada gugus pulau Lemola dan Pulau Terselat an m eliput i : dat aran (0 – 3 %), landai/ berom bak (3 – 8 %), bergelom bang (8 – 15) agak curam (15 – 30 %), curam (30 – 50 %) dan sangat curam (> 50).

Pulau Let i

Pulau ini relat if kecil, bent uk morfologinya ham pir sam a sepert i Pulau Kisar, dim ana di bagian t engah pulau t erdapat sendim en-sendim en Paleozoic, yang dikelilingi oleh kubu/ bent eng yang t erbent uk oleh bat u karang zam an pliopleist ocene. Di bagian ut ara Pulau inji t erdapat 4 kaw asan yang penuh dengan bat uan yang berbent uk balok-balok yang eksot is yang berukuran sat u hingga beberapa m et er kubik. Balok-balok-balok ini biasanya hanya t erdapat di dalam Busur Dalam Banda, t idak ada di Busur Luar. Nam un dem ikian balok-balok ini t ernyat a m erupakan sisa-sisa lahan yang berasal dari suat u daerah di sebelah ut ara Pulau Let t i, yang kini mem bent uk sub m arine ridge.

Pulau Let t i ber bukit -ber bukit . Der et an b ukit seb elah Tim ur lebih t inggi d ar i bagian Bar at . Dat ar an r endah t er dapat di bagian pesisir (pant ai). Pu l au M o a b e r b u k i t - b u k i t k a r a n g r e n d ah . Di d ar at a n Bar at t e r d a p at 2 puncak yait u Kagoet a dan Lim ar dan di bagian Tim ur t er dapat puncak Kulit dan Wat um erm ora.

Daerah pant ai yang m engelilingi pulau ini t erdiri dari bat u gam ping koral sepert i halnya di Pulau Kisar. Bagian t engah pulau ini t erdapat 4 jenis bat uan, yait u:

1. Di bagian selat annya, t erdapat bat uan serpih dengan sisipan bat u pasir, berlapis baik, kom pak sebagian gam ping. Tipe endapan “ Flijsch” m engandung fosil amonit jenis Agat hicera, Paraligoceras, Propinaccoceras dan Doliolina Lepada, yang m enunjukkan um ur Perem aw al dan t erendapkan dalam laut dangkal.

(33)

3. Di daerah sebelah t im ur daerah merupakan daerah yang sem pit yang t erdiri dari bat u gam ping klasika, set em pat bersisipan t ipis serpih dan bat u pasir kom pak hablur, m engandung barik-barik kalsit , set em pat mem bent uk st rukt ur seret . 4. Di daerah sebelah ut ara t erdapat bat uan bancuh yang t erdiri dari berbagai macam

bongkah beku, bat uan sedim en dan bat uan malihan yang t erkurung dalam m assa dasar serpih yang t ergerus.

Sebelah ut ara dan barat laut dari Desa Tom ra t erdapat alluvium , yait u pasir, kerikil, kerakal m engandung pecahan ganggang, koral dan moluska, endapan pant ai. St rukt ur geologi yang t erdapat di daerah ini diperkirakan berupa pat ahan (sesar) m endat ar yang berarah barat daya-t im ur laut . Sedangkan st rukt ur lipat an bersifat set empat .

Daerah pant ai pulau ini agak bergelom bang dengan kem iringan berkisar ant ara 17-25%, sedangkan di bagian t engah m erupakan daerah bergelom bang dengan kem iringan berkisar ant ara 27-50%.

Pulau M oa

Pulau ini adalah pulau t erbesar dalam gugus Pulau Lem ola, dim ana kondisi m edan pada um um nya merupakan dat aran rendah. Secara rinci bent uk geomorfologi pulau ini adalah sebagai berikut :

Pant ai barat secara dom inan m erupakan daerah bergelom bang dengan kem iringan berkisar ant ara 27-50%.

Sebagian pant ai selat an agak landai, dim ana di bagian t engah mem punyai kem iringan 3-15%. Daerah ini berbat asan dengan daerah yang agak bergelom bang dengan kem iringan 17-25%. Daerah ini m em anjang dengan arah ut ara-selat an. Sebagian pant ai t im ur juga agak landai.

(34)

Kisar dan Pulau Let t i. Bat uan ult rabasa t erdapat Gunung Wat um eramera dan Gunung Ilw unu. Bat uan ini juga t erdapat di sebelah selat an Kaiw at u, dan daerah-daerah yang sem pit sebelah t enggara Gunung Ilw unu dan ± 3 Km di sebelah barat Klis. Bat uan ini t erdiri w herlit , serpent init dan dunit , yang t erubah kuat . Bat u m alihan (A) t erdapat di sebelah barat daerah berbat uan ult rabasa yang berada di sebelah selat an Kaiw at u. Di t engah daerah berbat u m alihan (A) di at as it u t erdapat di daerah sem pit berbat uan gam ping m erah. Daerah berbat uan gam ping klast ik t erdapat di daerah sem pit di sebelah t enggara daerah berbat u m alihan (A). bat uan ini merupakan bat u gam ping klast ik berlapis t ipis kom pak, m engandung fosil Het erost egina sp, Am phist egina sp, Orbulina universa D’orbigit y, Globerinoides, yang menunjukkan umur lebih m uda dari M iosea Aw al t erendapkan dalam lingkungan laut dangkal.

Pulau Lakor

Pulau ini t erlet ak di paling t im ur dari gugusan pulau-pulau Lem ola. Kondisi medan pulau ini pada um um nya adalah daerah bergelom bang yang t erdiri dari bat u gam ping koral set inggi 10-20 M

Secara menyeluruh pulau ini t erdiri dari bat u gam ping koral yang m enjulang t inggi dari 10-20 m . Hasil penelit ian Kuenen (1933) menyat akan bahw a di iklim yang kering sepert i di gurun, t erum bu karang kom pak yang t erangkat akan lebih t ahan t erdapat kerusakan sert a penggundulan pada iklim kering daripada iklim yang basah.

Pu la u W e t a r

Pulau Wet ar yang merupakan bagian dari busur Dalam Banda m em punyai lapisan t anah asal vulkanis. Beberapa jenis t anah yang ada di pulau ini merupakan hasil dari adanya int eraksi yang kom pleks ant ara: a). m unculnya bat u karang secara m eluas, b). Kegiat an gunung m erapi, c). sedim ensi, d). Lipat an, e). Fault ing dan f). Pengangkat an perm ukaan darat an di pulau-pulau ini. Selain it u, fakt or-fakt or air dan iklim juga berpengaruh pada form asi t anah yang t erbent uk.

(35)

Akibat curah hujan yang rendah dan pH t anah yang t inggi m enyebabkan t anah-t anah di daerah kepulauan ini anah-t idak subur. Disam ping ianah-t u anah-t anahnya mengandung Fosfor (p), Carbon (C), Nit rogen (N), Pot t asium (K) yang t inggi sert a calcareon alkaline. Berdasarkan M aliku Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2002 disebut kan bahw a PP Terselat an m em punyai jenis t anah Podsolik, Alluvial Hydrom orphic, M edit eran dan Brown Forest Soil.

Dikait kan dengan jenis t anah, m aka dapat dikat akan bahw a ke 3 pulau t ersebut pot ensial unt uk kegiat an pet ernakan, pert anian t anam an pangan, kehut anan dan perkebunan, dan juga dinyat akan dalam pet a pot ensi sekt oral dari BPN Provinsi M aluku 1991. Produksi pet ernakan sepert i kerbau (Kerbau M oa), sapi, kam bing yang cukup pot ensial.

Penggunaan t anah di ke-3 pulau t erkait berdasarkan Pet a Tat a Guna Hut an Kesepakat an adalah sebagai berikut :

Pulau Let t i :

• 100% sudah merupakan hut an produksi yang dapat dikonversi dan belukar sejenis

• Wilayah t anah usaha IA dan IB.

Pulau M oa :

• Dibagian t engah pulau (+ 25%) m erupakan kaw asan hut an lindung.

• Sebelah t im ur dan barat dari kaw asan hut an lindung, t erdapat lahan yang sudah diusahakan penduduk.

• Sisanya m erupakan hut an produksi yang dapat di konversi. • Um um w ilayah t anah usaha IA dan IB, t api ada WTU II di 2 lokasi.

Pulau Lakor

• Sebagian besar (+ 90) m erupakan hut an produksi yang dapat dikonversi dalam art ian savana.

(36)

• Um um w ilayah t anah usaha IA dan IB, t api ada WTU di 1 lokasi.

C. H i d r o l o gi

Pu l a u W e t a r

1. Kondisi Air Permukaan

Pulau Wet ar bergunung-gunung dengan gugusan pegunungan dibagian t engah yang m em bagi pulau t ersebut dalam daerah cakupan air bagian ut ara dan daerah cakupan air bagian selat an. Dalam daerah-daerah cakupan air (w at ersheds) it u t erdapat 4 Daerah Aliran Sungai (DAS), Yait u :

1. DAS Naum at ang, Seluas 154 Km 2 2. DAS Likw an, Seluas 234 Km2 3. DAS Sakir, Seluas 215 Km2 4. DAS Amau, Seluas 179 Km2 2. Kondisi Air Tanah

Air t anah di Wet ar t erbagi dalam 3 w ilayah air t anah:

• Daerah Pegunungan/ Perbukit an yang t ersusun oleh bat uan gunung api t ua (di zam an Terzier)

• Daerah Bat u Gam ping yang t ersusun oleh bat u gam ping berum ur kuart er, m em punyai kelulusan rendah hingga sedang.

• Daerah Dat aran Alluvium yang menem pat i beberapa daerah sem pit . Biasanya endapannya t erdiri dari pasir, kerikil lem pung, lanau, lum pur dan bongkahan bat u yang bersifat lepas dengan kelulusan sedang hingga t inggi.

Pulau Leti

(37)

Di daerah yang mengelilingi pulau ini, dim ana t erdapat endapan bat u gam ping Kuart er, sert a daerah yang sem pit di bagian ut ara pulau, dim ana t erdapat endapan alluvium , m asih dapat diharapkan m enjadi t em pat akum ulasi air t anah, karena sifat bat uan yang m udah m elarut kan dan m eresapkan air. Pada daerah bat u gam ping ini biasanya m engandung air t anah dalam , t ergant ung dari t ebalnya bat uan t ersebut .

Pulau M oa

Di Pulau ini t erdapat 2 (dua) aliran sungai yang pendek, yait u Sungai Wem usin dan Sungai Sahlan yang m engalir ke arah ut ara dan hanya berair pada m usim hujan. Selain it u kondisi t opografi dan geologi menunjukkan bahw a bagian t engah pulau t ersusun dari bat uan m alihan dan ult ra basa yang berum ur Karbon hingga Pra Tersier. Bat uan ini bersifat kom pak dengan t ingkat perm eabilit as yang sangat kecil at au kedap air, sehingga kem ungkinan besar juga t idak akan dit em ukan air t anah.

Diharapkan air t anah m asih dapat dit em ukan di daerah endapan bat u gam ping kuart er yang menyusun sebagian besar pulau ini, karena bat uan ini bersifat m udah m eresapkan air. M uka air t anah biasanya dalam t ergant ung ket ebalan bat uan t ersebut .

Pulau Lakor

Di pulau yang berada pada ket inggian kurang dari 30 m dibaw ah pernukaan laut , t idak t erdapat aliran sungai. Pulau ini seluruhnya t erbent uk oleh bat u gam ping koral yang bersifat m udah t erkikis oleh air bersifat porous, sehingga diperkirakan bahwa air hujan yang t urun langsung m eresap dan t ersim pan dalam air t anah dalam .

D. Klimatologi

Iklim di Wilayah M aluku Barat Daya dipengaruhi oleh iklim t ropis dan iklim m usim yang dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Sa m u d e r a I n d o n e s i a . Be r d a sa r k a n d a t a k l i m a t o l o g i d a r i Ba d a n M e t e o r o l o g i d a n G e o f i s i k a Sa u m l ak i , m ak a su h u r a t a - r at a d i M a l u k u B a r a t D a y a t a h u n 2 0 1 1 a d a l a h 2 7 , 2 ° C, k e l e m b a p a n r a t a - r a t a 8 1 %. Cu r a h h u j a n k u r a n g d a r i 1 0 0 0 m m t e r d a p a t d i p u l a u Wet ar, Kisar, dan kepulauan Lemola sed an gkan Cu r ah Hu j an l eb i h b esar dari 1000 t erdapat di pulau Serm at a dan Babar.

(38)

se su ai dengan w ilayahnya, sepert i diuraikan sebagai berikut :

Ber d asar kan Pet a Zo n a Agr o klim at Pr o p in si M alu ku (LTA~72, 1986) dan klasi f ikasi i kl im Old em an (1981), lklim Kab u p at en M al u ku Bar at Daya d i bagi berdasarkan gugus pulau sebagai berikut .

a. Gugus Pulau Babar

Pulau Babar t erm asuk dalam 2 Zona Agroklim at yait u

1 . Zo n a 1 1 . 3 : Cu r a h h u j a n t a h u n a n 1 . 5 0 0 – 1 . 8 0 0 m m , t e r c a k u p d i d al am n y a zo n a D3 (5 -6 BB, 5 – 6 BK) k e p u l au an Bab ar d an P. Serm at a

2 . Zo n a I V . 1 : Cu r a h h u j a n t a h u n a n 3 . 0 0 0 – 4 . 0 0 0 m m , t e r c a k u p d i d al am n y a zo n a A2 ( > 9 BB, < 2 BK) k e p u l au an Bab ar d an P. Serm at a

b. Gugus Pulau Lemola

Zo na 11.2 Cu r ah h u j an 1 .2 0 0 – 1 .5 0 0 m m t e r caku p d i d al am n y a zona E3 ( < 3 BB, 4 – 6 BK) Berlaku unt uk kecam at an Lemola

c. Gugus Pulau Terselatan

1. Zo na 11.1: Cu r a h h u j a n t a h u n a n 9 0 0 – 1 . 2 0 0 m m , t e r c a k u p didalam nya zona E4 ( <3 BB, > 6 BK) P. Kisar clan P. Wet ar

2. Zo n a 1 1 1 . 1 : Cu r ah h u j an t a h u n an 2 . 0 0 0 – 2 . 5 0 0 m m , t e r cak u p d i d a l a m n y a zo n a C2 ( 5 – 6 BB, 2 – 3 BK) Ha n y a b e r l a k u d i P. Rom ang dan P. Damer

3. Zo n a I V : Cu r a h h u j a n t a h u n a n 3 . 0 0 0 – 4 . 0 0 0 m m , t e r c a k u p didalam nya zona A2 ( > 9 BB, < 2 BK)

(39)

2.1.2 Profil Demografi

2.1.2.1. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur

Pe n d u d u k m e r u p ak an m o d al d an ase t p e m b an gu n an b i l a d ap at d i b e r d ay ak an s e c a r a o p t i m a l . K e n d a t i b e g i t u , p e n d u d u k d a p a t m e n j a d i " b e b a n " p e m b an gu n an j i k a p em b er d ay aan t i d ak d i b ar e n gi d e n gan k u al i t as su m b er d ay a m anu sia (SDM ) yang m em adai p ad a w ilayah / daer ah yang b er san gku t an , dem ikian pula bagi Kabupat en M aluku Barat Daya.

Seiring perjalanan wakt u, jum lah penduduk di Kaw asan Kabupat en M aluku Barat Daya juga t urut bert am bah. Jum lah Penduduk Kabupat en M aluku Barat Daya berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 adalah t ercat at sebanyak 70.714 jiw a. Kem udian pada t ahun 2011 jum lah Penduduk, naik m enjadi 72.672 jiwa.

Jum lah Rum ah Tangga di Kabupat en M aluku Barat Daya t ercat at ada sebanyak 13.970 Rum ah Tangga dengan rat a-rat a jum lah anggot a rum ah t angga adalah 5 Orang.

Kepadat an Penduduk di Kabupat en M aluku Barat Daya adalah 8 jiw a per t iap km2 luas w ilayah . art inya bahwa unt uk set iap 1 km2 luas w ilayah di Kabupat en M BD dit em pat i oleh 8 jiwa penduduk.

Laju Pert um buhan Penduduk dalam kurun w akt u 2000 – 2010 m enunjukan bahw a Kecam at an Wet ar m em iliki rat a-rat a laju pert um buhan penduduk t ercepat dibandingkan dengan Kecam at an lainya, yait u sebesar 2,24% per t ahun. Sedangkan Kecam at an Let i M oa Lakor m erupakan kecam at an yang m em iliki rat a-rat a laju pert um buhan penduduk yang paling lam bat , yait u 0,05% per t ahunnya.

Tabel 2.3

Ke padat an Pe nduduk Kabupat e n M BD m e nurut Je nis Kelam in Tahun 2007 (jiw a)

No Kecamatan Luas (Km2)

Kepadatan Penduduk

2000 2010

1 W e t ar 3 940 1.61 2.01

2 PP.Terselat an 354 43.22 50.56

3 Damer 392 12.08 14.18

(40)

No Kecamatan Luas (Km2)

Kepadatan Penduduk

2000 2010

5 M oa Lakor 1 263 7.13 7.24

6 P. Babar 1 226 6.22 6.32

7 Babar Tim ur 998 9.34 9.67

8 M dona Heira 232 21.69 22.71

Jumlah 8 6 4 8 7 .5 0 8 .1 8

Su mber : BPS, M BD dalam Angka 2012

Tabel 2.4

Jum lah Pe nduduk Kabupat en M BD m e nurut Je nis, Kelam in dan Sex Ratio

Su m b er : BPS, M BD d a l a m An g k a 2 0 1 2

Tabel 2..4 mem perlihat kan secara t ot al di Kabupat en ini t idak ada perbedaan secara signifikan jum lah ant ara penduduk laki-laki dan perem puan. Tet api bila dilihat m enurut Kecam at an, m aka nam pak ada perbedaan jum lah ant ara penduduk laki-laki dan perem puan.

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

Pp. Terselat an 9430 8964 18394 105

Wet ar 4323 3812 8135 113

Let t i 3896 3838 7734 102

M oa lakor 4797 4594 9391 104

Dam er 2940 2774 5714 106

M dona Hiera 2663 2752 5415 97

Pp. Babar 4162 3978 8140 105

Babar Tim ur 4926 4823 9749 102

(41)

Gambar 2.3.

Jenis Kelamin dan Sex Ratio Penduduk Kabupaten M aluku Barat Daya Tahun 2011

Di st r i b u si u m u r p e n d u d u k p ad a k e n y at aan n y a se r i n g m e n gam b ar k an t e n t an g r i w a y a t f e r t i l i t a s ( k e l a h i r a n ) , m o r t a l i t a s ( k e m a t i a n ) se r t a r a t a -r a t a u si a p e n d u d u k . Se l a i n i t u d a p a t j u g a m e -r e f l e k s i k a n b e b a n k e t e r g a n t u n g a n se k e l o m p o k u m u r t e r t e n t u t e r h a d a p k e l o m p o k u m u r l a i n n y a , d a l a m h a l i n i b e b an t an ggu n gan u si a m u d a (0 — 1 4 t ah u n ) d an b e b an t an ggu n gan u si a t u a (50 + t ahun) t erhadap usia produkt if (15 — 64 t ahun).

2.1.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Su m b e r d ay a m an u si a ( SDM ) y an g b e r k u al i t as ak an m am p u b e r sai n g dengan Negara lain. Salah sat u indikat or SDM adalah pendidikan. Oleh karena it u, kualit as SDM selalu diupayakan peningkat annya m elalui sist em pendidikan yang baik.

Pe m b an gu n an Pe n d i d i k an d i l ak u k an m e l al u i p e n y e d i aan sar an a p e n d i d i k an m e l i p u t i ge d u n g se k o l ah , t e n aga p e n gaj ar , k e l e n gk ap an l i t e r at u r d an sar an a p e n u n j an g p e n d i d i k an l ai n n y a. Se l ai n sar an a d an p r asar an a p e n d i d i k an p e m b an gu n an p e n d i d i k an u n t u k m e n i n gk at k an m u t u p e n d i d i k an .

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000

Laki-laki Per empuan Jumlah

(42)

a. Fasilitas Pendidikan

Ket ersediaan fasilit as pendidikan yang m udah dijangkau baik dari segi jarak m aupun biaya berpengaruh t erhadap peningkat an kualit as pendidikan penduduk suat u daerah. Apalagi unt uk pendidikan yang lebih t inggi. Kem iskinan dan ket erisolasian m asih m erupakan kendala ut ama dalam dunia pendidikan. Ket idakt ersediaan sarana dan fasilit as pendidikan juga t urut berpengaruh t erhadap angka part isipasi sekolah. Semakin jauh lokasi sekolah, m aka kem ungkinan akan m em perkecil part isipasi sekolah pada penduduk usia sekolah.

Jum lah TK t ahun 2011 sebanyak 64 unit dim ana jum lah ini mengalami perubahan jika dibandingkan dengan keadaan t ahun-t ahun sebelum nya, dengan jum lah m urid 1.845 orang dan 58 orang guru t et ap sert a 313 guru t idak t et ap. Sekolah Dasar, (SD negeri m aupun SD sw ast a) berjum lah 151 buah, dengan jum lah m urid 13.916 orang, 1.027 orang guru t et ap dan 125 orang guru t idak t et ap. Jum lah SLTP sebanyak 52 sekolah, dengan jum lah m urid 4.721, 282 guru. sedangkan Jum lah prasarana pendidikan unt uk SLTA sebanyak 13 buah, dengan jum lah m urid 2082 orang, dan 189 guru. Jum lah Sekolah M enengah Kejuruan (SM K) t ahun ajaran 2010-2011 t ercat at sebanyak 7 unit , dengan 854 orang m urid, 57 orang guru.

T a b e l 2 . 6

Jumlah SD, SLTP dan SLTA di Kabupaten M aluku Barat Daya Tahun 2007 (unit)

(43)

b. Jumlah Guru

Kualit as sum ber daya m anusia secara spesifik dapat dilihat dari t ingkat pendidikan penduduk berum ur 10 t ahun keat as. Kom posisi penduduk m enurut t ingkat pendidikan dit amat kan mem beri gam baran t ent ang keadaan kualit as sum ber daya m anusia.

Tabel 2.8

Persent ase Penduduk Berum ur 1 0 Tahun Keat as M enurut

Tingkat Pendidikan Tahun 2005-2007

Tahun Tingkat Pendidikan

(44)

Tabel 2.9 Jumlah KK M iskin

Kabupaten M aluku Barat Daya Tahun 2007

TK SD SLTP

SLTA

2.1.2.3 Struktur Penduduk Berdasarkan M ata Pencaharian/ Tingkat Kesejahteraan

Kem iskinan penduduk m erupakan m asalah urgensios yang harus mendapat kan perhat ian sert a penanganan secara serius dan t ransparan. Kem iskinan t idak dapat diukur hanya dengan ket idakm ampuan m em enuhi kebut uhan m akan t iga kali sehari, pendapat an yang rendah akan t et api juga m erefleksikan kondisi pendidikan dan kesehat an yang buruk, kemerosot an dalam ilm u penget ahuan dan kom unikasi, ket idakm am puan menegakkan hak-hak asasi m anusia dan polit ik, sert a t idak adanya kehorm at an, kepercayaan dan harga diri.

Fenom ena kem iskinan di Kabupat en M aluku Barat Daya t idak berbeda jauh dengan beberapa daerah di Indonesia. Pada t ahun 2007 penduduk m iskin di M aluku Barat Daya m encapai 60,7 persen at au 43.305 orang. Bervariasinya jum lah dan persent ase penduduk m iskin di m asing-m asing kabupat en di M aluku Barat Daya t idak t erlepas dari karakt erist ik demografi dan pot ensi w ilayah yang dikem bangkan di m asing-m asing kecam at an t ersebut .

(45)

bagi daerah ini. Hal t ersebut dew asa ini m enjadi perhat ian pem erint ah khususnya m asalah ket ersediaan lapangan kerja.

T a b e l 2 . 1 0

Ju m l a h Ke l u a r ga M i sk i n d i Ka b u p a t e n M a l u k u Ba r a t D a y a

Kabupaten Jumlah KK Tahun 2 0 0 7 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. WETAR 1.612 480

2. PP. TERSELATAN 3.270 1.739 0

3. DAM ER 1.125 806 0

4. LETI 1.622 868

5. M OLA 1.996 1.423

6 . M DONA HEIRA 1.189 778

7. PP. BABAR 1.829 1.163 0

8. BABAR TIM OR 2.358 1.408

Tot al 15.001 8.665

Salah sat u indikat or unt uk m engukur t ingkat kesejaht eraan rakyat adalah indikat or ket enagakerjaan. Beberapa indikat or ket enagakerjaan m eliput i Tingkat Part isipasi Angkat an Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), persent ase penduduk yang bekerja m enurut sekt or dan beberapa indikat or yang lain. Dari beberapa indikat or ini dapat dilihat seberapa besar kont ribusinya unt uk m enggambarkan kesejaht eraan masyarakat di w ilayah ini.

2.1.2.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja

Tingkat Part isipasi Angkat an Kerja (TPAK) adalah perbandingan ant ara jum lah

angkat an kerja dengan jum lah t enaga kerja yang dinyat akan dalam persent ase. TPAK

biasanya dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, budaya, demografi sert a keadaan

daerah. Selanjut nya kesem pat an kerja m em berikan gam baran besarnya t ingkat

penyerapan pasar kerja. Angkat an kerja yang t idak t erserap merupakan m asalah karena

t erpaksa m enganggur, sehingga berdam pak pada kehidupan sosial m asyarakat . Pada t ahun

2007 kesem pat an kerja penduduk di M aluku Barat Daya mencapai 90,73%. Angka ini bila

dibandingkan dengan t ahun sebelum nya mengalam i peningkat an, ini berart i t ingkat

(46)

2.1.3 Profil Ekonomi

Salah sat u indikat or ekonom i yang digunakan unt uk m engukur kem akm uran suat u daerah at au region adalah Pendapat an Perkapit a. Besaran nilai PDRB dapat m encerm inkan sekaligus t ingkat pendapat an, kapasit as produksi dan t ingkat konsumsi m asyarakat Kabupat en M aluku Barat Daya. Nilai t ot al PDRB m encerm inkan t ingkat pendapat an, kapasit as produksi dan t ingkat konsum si keseluruhan m asyarakat . Sebaliknya nilai PDRB per kapit a m encerm inkan t ingkat pendapat an, kapasit as produksi dan t ingkat konsum si m asing-m asing orang.

Pada dasarnya pert um buhan sekt or-sekt or ekonom i di Kabupat en M aluku Barat Daya m em erlukan peran besar pemerint ah dalam m enghidupkan akt ivit as ekonom inya sehingga sem ua sum ber daya yang dim iliki Kabupat en M aluku Barat Daya dapat dim aksim alkan, diant aranya: (a) posisi geografis w ilayah (perbat asan) yang m endukung pengem bangan perekonom ian daerah; (b) pot ensi Indust ri dan Perdagangan berupa Usaha M ikro, Kecil dan M enengah (UM KM ); (c) t ersedianya lahan usaha m asyarakat ; (d) pot ensi Sum ber–sum ber Pendapat an Asli Daerah (PAD), (e) t ersedianya aset –aset daerah; (f) adanya kemam puan pem erint ah daerah mem peroleh pinjam an pem bangunan; dan (g) adanya regulasi yang t erkait dengan upaya peningkat an PAD.

Di sisi lain, Kabupat en Barat Daya masih t erdapat beberapa kelem ahan sehingga belum t ercapainya pert umbuhan ekonom i yang diharapkan, ant ara lain: (a) memerlukan pem bangunan sarana dan prasarana yang m endukung unt uk m elakukan usaha. M isalnya pada pengusahaan perikanan, m asyarakat belum dapat produksi secara m aksim al jika sam pai saat ini m asih m enggunakan alat yang t radisional. (b) Transport asi dan kom unikasi yang m asih dikem bangkan akan m em persulit akses sert a jangkauan pihak yang ingin m elakukan invest asi; (c) t eknologi dan daya saing produksi rendah; (d) kelem bagaan ekonom i dan keuangan belum berperan secara baik; (e) w awasan dan et os kew irausahaan m asih rendah; (f) akses t erhadap sum ber-sum ber pem biayaan dan lem baga keuangan m asih t erbat as; (g) iklim invest asi yang belum kondusif; (h) kerjasam a ekonom i dengan daerah dan negara lain belum opt im al; dan (i) skala usaha relat if kecil dan cenderung subsist en dan regulasi unt uk melindungi dinam ika ekonom i kerakyat an belum t ersedia. Oleh karena it u, pemerint ah sebaiknya harus bert indak proakt if dalam m em benahi sem ua yang m enjadi kelem ahan-kelem ahan t ersebut .

Gambar

Tabel 2.1 . Jumlah Kecamatan, Desa dan Dusun
Tabel 2.2.
Tabel 2.3
Tabel 2..4 memperlihatkan secara total di Kabupaten ini tidak ada perbedaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan petani untuk mengkonversi lahan pertanian dan pengaruh konversi

Tipe Alterasi dan mineralisasi yang berkembang pada daerah penelitian yaitu:  Tipe alterasi yang berkembang di daerah penelitian ada 3 yaitu alterasi propilitik

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, menentukan bobot molekul, dan membuktikan kebenaran struktur senyawa A1 santon yang terdapat dalam kulit akar tumbuhan

Target serapan anggaran agar menjadi perhatian serius karena berimplikasi pada relokasi kegiatan ke lokasi lain bahkan4. penghentian alokasi APBN untuk

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh bimbingan klasikal teknik cinematherapy terhadap minat siswa kelas X mengikuti

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan memberikan suatu perlakuan terhadap

perbedaan hal ini menarik untuk diteliti terutama perlakuan akuntansinya untuk perbedaan kurs atau selisih kurs terhadap transaksi pembelian dalam mata uang asing

Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga