• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Ketersediaan Dana

DAN RENCANA PENINGKATAN

6.4 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana

6.4.1.

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Analisa t erhadap kem am puan daerah yang diperlukan dalam proses pem bangunan adalah t erhadap ket ersediaan dana Pem erint ahan M aluku Barat Daya yang dapat digunakan dalam pem bangunan RPIJM .

Dalam kont eks pengelolaan pendapat an daerah di M aluku Barat Daya, karena proporsi PAD yang m asih rendah dari t ot al pendapat an daerah m aka perlu adanya st rat egi-st rat egi dalam rangka peningkat an PAD di w akt u yang akan dat ang. Disam ping it u, sum ber–sum ber pendapat an lainnya juga perlu dit ingkat kan, ant ara lain bagian laba Badan Usaha M ilik Daerah (BUM D) yang selam a kurun w akt u 2003-2007 belum mem berikan andil t erhadap pendapat an, lain–lain pendapat an yang sah, dana perim bangan bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak. Sehingga dalam kurun w akt u lim a t ahun mendat ang, porsi DAU secara bert ahap dapat mulai digant ikan oleh sumber–sum ber pendapat an yang dapat diupayakan oleh daerah.

6.5 Rencana Pembiayaan Program

Sesuai dengan konsep ot onom i, daerah dit unt ut unt uk lebih kreat if dalam m em biayai pem bangunannya sendiri. Unt uk it u diperlukan usaha-usaha kreat if dan inovat if dalam peningkat an pendapat an daerah. Prinsipnya, suat u sum ber keuangan yang dit arik daerah harus dapat lebih m eningkat kan kesejaht eraan m asyarakat , t erut am a dalam m eningkat kan pelayanan kot a.

Selain sum ber pendapat an yang t elah ada, m asih banyak pot ensi pendapat an yang dapat digali. Beberapa kegiat an yang dilakukan di Kabupat en M aluku Barat Daya, yang kem ungkinan akan mem bebani sist em keuangan daerah, dapat diberlakukan pajak/ ret ribusi t ert ent u (fiscal im pact fees). Selain it u, invest asi sw ast a dan kem am puan sw adaya m asyarakat dapat m erupakan pot ensi yang cukup besar.

Sesuai dengan Undang-undang No.35 t ahun 2004 t ent ang sum ber-sum ber penerim aan daerah bahw a pendapat an daerah akan diperoleh dari :

Hasil Pajak Daerah

Hasil Ret ribusi Daerah

Hasil Perusahaan m ilik Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang sah

Lain-lain pendapat an asli daerah yang sah

b) Dana Perim bangan

Yait u dana yang bersum ber dari penerim aan APBN yang dialokasikan kepada daerah unt uk m em biayai kebut uhan daerah dalam rangka pelaksanaan desent ralisasi, t erdiri dari :

Bagian daerah dari penerim aan pajak bum i dan bangunan, bea perolehan hak at as t anah dan bangunan, dan penerim aan dari sum ber alam

Dana Alokasi Um um , yait u dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan t ujuan pemerat aan kem am puan keuangan ant ar daerah unt uk m em biayai kebut uhan pengeluaran dalam rangka desent ralisasi.

Dana Alokasi Khusus, yait u dana yang berasal dari APBN, yang dalokasikan kepada daerah unt uk m embant u m em biayai kebut uhan t ert ent u

c) Pinjam an Daerah

Selain alt ernat if kedua sum ber pendapat an diat as, daerah akan menambah sumber pendapat an dari pinjaman daerah. Ket ent uan pinjam an daerah mengacu pada ket et apan M ent eri Keuangan No.35/ KM K.07/ 2003 t anggal 22 Januari 2003 t ent ang Prencanaan, Administ rasi dan M onit oring Pinjaman Luar Negeri kepada Daerah. Ket et apan ini beriplement asi pada proses t ransfer dana dari pusat ke daerah at as pem biayaan proyek-proyek pem bangunan yang dibiayai dari dana pinjaman int ernasional (dari kerjasama m ult ilat eral, maupun lem baga financial lainnya). Daerah yang menerima pinjaman dari pemerint ah pusat harus menyat akan kesanggupan unt uk mem bayar pinjamannya.

6.6 Petunjuk Rencana Peningkatan Pendapatan

Terkait dengan arah pengelolaan keuangan dalam rangka peningkat an pendapat an daerah, m aka Kabupat en M aluku Barat Daya perlu m elakukan langkah-langkah st rat egis unt uk meningkat kan PAD yait u dengan:

1) Perbaikan M anajemen

M elalui perbaikan m anajem en diharapkan set iap pot ensi pendapat an daerah dapat direalisasikan. M anajem en yang profesional dapat dicapai dengan peningkat an kualit as sum berdaya m anusia dan perbaikan sert a penyederhaan sist em dan prosedur. Perbaikan m anajemen ini baik pada int ernal pemerint ah Kabupat en M aluku Barat Daya m aupun pada PM D, sepert i pada PDAM .

2) Peningkat an Invest asi

Peningkat an invest asi dapat didorong dengan m em bangun iklim usaha yang kondusif bagi invest or. Penyederhanaan prosedur perijinan, peningkat an kepast ian hukum t erhadap usaha, dan peningkat an infrast rukt ur m erupakan beberapa langkah st rat egis yang m ut lak dilakukan. Hal t ersebut harus dibarengi dengan peningkat an kualit as t enaga kerja sert a prom osi yang int ensif dan t epat sasaran. Peran pem erint ah sebagai penggerak ut am a roda perekonom ian daerah harus secara bert ahap digant ikan oleh sekt or sw ast a.

3) Pem bent ukan dan Opt im alisasi Pengelolaan Perusahaan M ilik Daerah

M eskipun kondisi saat ini belum t erlalu kondusif, Pem erint ah Daerah dapat secara bert ahap mem bent uk mekanism e pasar yang fair sehingga dapat memberi kesem pat an t um buhnya usaha-usaha usaha baru t erm asuk dalam bent uk Perusahaan M ilik Daerah (PM D). Jenis usaha PM D haruslah sesuai dengan pot ensi dan kebut uhan pasar, sehingga perusahaan daerah t ersebut dapat bert ahan dan berkem bang secara sehat . Upaya m endirikan PM D baru harus berlandaskan pada alasan yang rasional, m isalnya dengan mem perhat ikan fakt or endow ment yang dim iliki daerah.

Selain it u, Pem erint ah daerah dapat m elakukan penyert aan modal pada perusahaan daerah yang sudah beroperasi, dengan t ujuan unt uk mem peroleh dividen pada akhir periode.

Pengem bangan kem am puan keuangan daerah Kabupat en M aluku Daya dengan m em form ulasikan regulasi-regulasi ekonom i baru unt uk m erevit alisasi badan usaha daerah yang sudah ada sehingga mem punyai daya saing lebih. Secara bert ahap, perusahaan-perusahaan daerah t ersebut disiapkan unt uk mengikut i m ekanisme pasar, sehingga m em punyai daya t ahan secara jangka panjang. Namun, peningkat an pendapat an daerah harus t et ap dalam koridor pada fungsi pem erint ah sebagai pelayanan publik seopt im al

m ungkin. Agar PM D yang ada m am pu mem berikan kont ribusi yang sem akin m eningkat t erhadap PAD m aka pengelola PM D dan pem erint ah Kabupat en M aluku Barat Daya perlu m elakukan reposisi t erhadap pengelolaan BUM D unt uk m endorong pert um buhan ekonom i daerah.

Perencanaan keuangan dit it ik berat kan t erhadap Pendapat an Asli Daerah, yang selam a ini belum dihit ung pot ensi riilnya, akibat nya t arget penerim aan yang dim uat dalam APBD hanya bersum ber kepada dat a hist oris dengan m em perkirakan persent ase kenaikan/ penurunan. Oleh karena it u, perlu upaya secara berkesinam bungan unt uk m enghit ung pot ensi riil sum ber-sum ber PAD, baik sum ber-sum ber yang t elah maupun yang belum diident ifikasi.

7.1

Petunjuk Umum

Tujuan peningkat an kelembagaan daerah t erkait langsung dengan pembangunan prasarana kot a bidang PU/ Cipt a Karya, yait u agar invest asi pembangunan dapat dilaksanakan secara opt imal oleh Pemerint ah Kabupat en/ Kot a sert a t erjamin ket erlanjut annya.

Dalam hal kegiat an pembangunan prasarana kot a, w ilayah kegiat an pembangunan lebih dari sat u w ilayah kabupat en/ kot a, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di t ingkat propinsi dan t ingkat nasional melalui pembahasan t ersebut diharapkan dapat diw ujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama ant ar pemerint ah daerah.

Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sekt or pembangunan dengan memperhat ikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiat an ant ar sekt or pembangunan prasarana kot a, sesuai dengan kedudukan dan t ugas masing-masing unit organisasi/ inst ansi. Kelembagaan di Kabupat en/ Kot a perlu diopt imalisasi dan dikoordinasikan sert a disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan t ugas masing-masing unit organisasi/ inst ansi dan perangkat nya, guna t ercapai t ujuan peningkat an kelembagaan yang mendukung kegiat an pembangunan prasarana kot a t ermasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dll.