• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVESTASI INFRASTRUKTUR

A. SUB BIDANG PENATAAN BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN I.PROGRAM PENGEM BANGAN PERUM AHAN

1. PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERM UKIM AN PENATAAN LINGKUNGAN PERM UKIM AN

4.4.2 Profil Persampahan

4.4.2 Profil Persampahan

4.4.2. 1 Gambaran Umum Pengelolaan Persampahan Saat Ini

Dalam mengelola sam pah hal pert am a yang harus diperhat ikan adalah kebijakan dari pem erint ah yang dibuat dengan pendekat an menyeluruh sehingga dapat dijadikan payung bagi penyusunan kebijakan daerah di Kabupat en M aluku Barat Daya. Belum adanya kebijakan pemerint ah t ersebut m enyulit kan pengelolaan persam pahan. Kebijakan st rat egis yang t elah dit et apkan oleh pem erint ah baru pada t ahap aspek t eknis yait u dengan m elakukan pengurangan t im bulan sam pah d e n ga n m enerapkan Re d u ce , Re u se d a n Re cy cl e ( 3 R) , dengan harapan pada t ahun 2025 t ercapai “ zero w ast e” .

Kekurangpedulian penanganan persam pahan ini dapat t erlihat dari set iap sudut t em pat t erdapat sam pah dibuang secara sem barang dan t idak dikelola dengan baik. Besarnya t im bunan sam pah yang t idak dapat dit angani t ersebut akan menyebabkan berbagai perm asalahan baik langsung m aupun t idak langsung bagi m asyarakat set em pat yait u Kabupat en M aluku Barat Daya. Dam pak langsung dari penanganan sam pah yang kurang bijaksana diant aranya adalah berbagai penyakit menular m aupun penyakit kulit sert a gangguan pernafasan, sedangkan dam pak t idak langsungnya diant aranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh t erham bat nya arus air di sungai karena t erhalang t im bunan sam pah yang dibuang ke sungai.

Pengelolaan persam pahan di Kabupat en M aluku Barat Daya dari t ahun ke t ahun dirasakan akan semakin kom pleks. Hal ini sejalan dengan pert um buhan penduduk, pert um buhan perekonomian kot a yang akan mem icu perubahan pola konsum si penduduk, pert um buhan berbagai akt ivit as di bidang perdagangan, jasa, indust ri, fasilit as um um dan sosial. Hal ini akan berpot ensi m enam bah jum lah t im bulan sam pah. Jum lah t im bulan yang sem akin besar juga akan m em but uhkan sist em pengelolaan yang sem akin kom pleks, sem ent ara it u juga dit unt ut pelayanan yang efekt if dan efisien. Konsekuensi lain dari bert am bahnya t im bulan adalah percepat an um ur pakai t em pat pem buangan akhir sam pah (TPA) sehingga perlu m ulai direncanakan pencarian lokasi TPA yang baru at au jika dim ungkinkan dilakukan pengem bangan TPA yang sudah ada.

Pola pengelolaan sam pah di kaw asan Kabupat en M aluku Barat Daya dapat diident ifikasikan bahw a penduduk dengan berbagai kegiat an yang m enghasilkan sam pah bert anggung jaw ab t erhadap proses pew adahan pada bak sam pah unt uk dibuang ke

t em pat penam pungan sampah sement ara (TPS). Dari TPS ini kem udian sam pah diangkut m enuju t em pat pem buangan akhir sam pah.

Analisis proyeksi t im bulan sam pah di kaw asan Kabupat en M aluku Tenggara Barat , perlu dilakukan unt uk menget ahui t indakan at au program yang akan dilakukan m engenai persam pahan di kaw asan Kabupat en. Kebut uhan ut ilit as persam pahan didasarkan pada asum si bahw a jum lah penduduk yang t erlayani adalah sebesar 70 %, 80 %, 85 % dan 90 % dengan produksi sam pah sebesar 2 lit er/ orang/ hari.

4.4.2. 2 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan yang Ada

Unt uk m enent ukan Tem pat Pem buangan Akhir (TPA) harus dilakukan penelit ian dan m enent ukan dua at au t iga alt ernat if w ilayah yang layak unt uk dijadikan TPA. Dari alt ernat if yang diajukan akan dinilai, lokasi m ana yang m em enuhi syarat sebagai TPA dengan sekor paling t inggi. Sebuah lokasi t idak layak dijadikan TPA jika jarak t erhadap sungai dan danau kurang dari 150 met er. Jarak yang t erlalu dekat akan m enyebabkan pencemaran t erhadap air sungai dan danau. Jarak TPA dari sesar akt if t idak boleh kurang dari 100 m et er dan berada dalam zona kerent anan gerakan t anah t inggi. TPA juga t idak bisa berada dalam daerah banjir berkala yang periode ulangnya 25 t ahun at au lebih sering. Selain it u, jika berada di sekit ar pant ai, jarak TPA dari garis pant ai t idak boleh kurang dari 500 m et er sert a t idak boleh berada pada daerah pasang surut .

TPA juga t idak boleh berada dalam kaw asan lindung agar t idak ada akt ivit as pem bukaan lahan, jarak TPA juga dengan pem ukiman, jalan ut am a dan jalan keret a api harus lebih dari 3.00 met er, pert im bangannya adalah est et ika agar t idak t erjadi gangguan asap dan bau. Agar t idak ada gangguan asap t erhadap penerbangan, jarak TPA dari lapangan t erbang harus lebih dari 3.000 m et er. Dem i t erjaganya ket ersediaan pangan, TPA t idak boleh ada di daerah saw ah irigasi, perkebunan/ pert anian dan kaw asan w isat a.

Agar t idak m udah am bruk, kem iringan lereng TPA yang t erbaik adalah nol hingga lim a derajat , berada di daerah bercurah hujan nol hingga 1.000 m ilim et er, pot ensi gerakan t anahnya sangat rendah, pada lahan sem ak belukar, jarak t erhadap sum ber air at au aliran air yang dim anfaat kan m asyarakat lebih 2.000 m et er dan jarak t erhadap m uka air t anah lebih dari 25 met er. Sebuah TPA yang bersist em Sanit ary Landfill membut uhkan t anah lem pung yang dipadat kan unt uk menut up t im bunan sam pah. Penut upan ini dim aksudkan agar t erjadi proses di m ana sampah kem bali menjadi t anah dan

m enghindari m asuknya air pada sam pah, yang m engakibat kan pem busukan dan m enam bah beban t im bunan. Idealnya sebuah TPA harus dekat dengan lahan penyedia t anah lem pung sebagai penut up. Jarak ideal m aksimalnya 1.000 m et er. Sebaiknya jenis bat uan yang berada pada daerah TPA adalah jenis bat uan breksi dan andesit yang kurang yang menyerap air, sehingga t idak m encem ari air t anah.

Dasar t im bunan sam pah harus dilengkapi lapisan kedap air yang berfungsi unt uk m encegah t ergelincirnya sam pah dan m erem besnya leacheat at au cairan lindi ke sum ber air t anah. Air yang m asuk m enim bulkan rekahan sehingga gas met an yang t ert ahan didalam nya keluar dalam bent uk ledakan. Gas m et an (CH4) it u t erbent uk akibat proses penguraian sam pah organik oleh m ikroorganism e.

Dasar set iap zona dirat akan dan dipadat kan, dilapisi kedap air, dipasang anaerob peraw at an air lindi dan penyaluran gas ke at as unt uk m em bangkit kan list rik dengan t urbin m ikro. Unt uk t um pukan sam pah yang t ersisa juga harus dilandaikan dengan skala perbandingan ant ara t inggi dan lebar 1 : 3.

Ga m b a r 4 . 4

Re n ca n a TPA d e n ga n Te k n i k Su b a k

Unt uk daerah yang belum t erjangkau pelayanan persam pahan perkot aan disarankan m engolah sampah secara individu dengan m enggunakan com post er rum ah t angga,hasil dari com post er t ersebut dapat dim anfaat kan menjadi pupuk.

Jarak tiap teras 10 m Lebar 100 m Sampah Sampah Sampah

Air lindi dialirkan ke tempat penampungan

Untuk mencegah terjadinya ledakan akibat tertahannya gas, dibuat saluran keluar. Gas ini juga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan turbin mikro

Tempat penampungan sampah dibuat dalam bentuk terasering yang terdiri dari tujuh tingkat. dasar zona diratakan dan dipadatkan, diberi lapisan kedap air, dan dipasang anaerob perawatan air lindi Rancangan TPA dengan Teknik Subak

Ga m b a r 4 . 5

Pe n ge l o l a a n Sa m p a h M o d e l Ko m p o s

Gambar 4.6

Beberapa Sistem Pengelolaan Persampahan

Sampah yang dijadikan kompos

4.4.2. 3 Aspek Pendanaan

Pem biayaan pengem bangan bidang perm ukim an berasal dari Dana Pem erint ah Kot a/ Kabupat en, m asyarakat , sw ast a dan bant uan pemerint ah pusat , bant uan sim ult an, bant uan proyek khusus (m enurut pengem bangan kaw asan. Sedangkan m acam bant uan dan besarannya akan disesuaikan dengan t ingkat kebut uhan.

4.4.2. 4 Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan

Lem baga Pengelola bidang persam pahan di kawasan perencanaan m enjadi t anggung jaw ab Dinas Pekerjaan Um um .

4.4.2. 5 Aspek Peraturan Perundangan

Berdasarkan Perat uran M ent eri Pekerjaan Um um No. 21/ PRT/ M / 2006 t ent ang Kebijakan dan St rat egi Nasional Pengem bangan Sist em Pengelolaan Persam pahan (KSNP-SPP), upaya pencapaian sasaran RPJM N 2004-2009, dapat dilakukan m eliput i:

Pengurangan sam pah m aksim al sem aksim al m ungkin dim ulai dari sum bernya.

Peningkat an peran akt if masyarakat dan usaha/ sw ast a sebagai m it ra pengelolaan.

Peningkat an cakupan pelayanan dan kualit as sist em pengelolaan. 4.4.2. 6 Aspek Peran serta M asyarakat

Peningkat an part isipasi akt if m asyarakat sangat diperlukan dalam pengurangan t im bulan dan pengelolaan sam pah. M enggerakkan ket erlibat an sw ast a dalam pengurangan produksi sam pah dan peningkat an pengum pulan, pengangkut an dan pengolahan sam pah.

4.4.3 Permasalahan yang Dihadapi

4.4.3. 1 Sasaran Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah

Sasaran ut am a yang hendak dicapai yait u (1) pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk; (2) pencapaian pengurangan kuant it as sam pah sebesar 20%; (3) t ercapainya peningkat an kualit as pengelolaan TPA menjadi sanit ary landfill unt uk kot a m et ropolit an dan besar sert a cont rolled landfill unt uk kot a sedang dan kecil sert a t idak diperasikannya TPA secara open dum ping.

Sasaran kot a yang t ercakup adalah m erupakan kot a-kot a yang dipriorit askan dalam RPJM Nasional 2004-2009 (khususnya Bab 26 dan Bab 33) dan RPJM D Propinsi t erkait . Penyiapan program pengelolaan persam pahan dibuat unt uk m engisi kesenjangan kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan pada akhir RPJM N (2009).

4.4.3. 2 Rumusan M asalah

Berdasarkan analisis dan kondisi riil pada lokasi perencanaan t erdapat beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam rangka pengelolaan persam pahan adalah sebagai berikut :

Berdasarkan volum e sampah yang ada diw ilayah perencanaan perlunya usaha dalam rangka pengurangan volum e sam pah m aksim al sem aksimal m ungkin dim ulai dari sum bernya.

Perlunya peningkat an peran akt if m asyarakat dan usaha/ sw ast a sebagai m it ra pengelolaan.

Perlunya peningkat an cakupan pelayanan dan kualit as sist em pengelolaan.

4.4.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi