• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN RENCANA PENINGKATAN

6.1.1 Komponen Penerimaan Daerah

Ko m po n en Pener im aan Pen dap at an m er up akan pen er im aan yan g m er u p akan h ak pem er int ah d aer ah yan g d iaku i seb agai p enam b ah kekayaan b er sih. Pen er im aan Pen dap at an t er d ir i at as : (1) Pen d ap at an Asli Daer ah (PAD); (2) Dana Per im b an gan; d an (3) Pen d apat an lain nya yan g sah . Ber iku t akan d ij elaskan sat u p er sat u su bko m po nen Pen d ap at an d an gam bar an um um t en t an g su bko m p o n en Pen d ap at an d i d aer ah p ad a um um nya.

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pen d ap at an Asli Daer ah (PAD) adalah pen d apat an d aer ah yan g d ip un gu t b er d asar kan per at u r an d aer ah sesu ai den gan p er at u r an per u n dan gan. PAD b er sum b er d ar i :

Pajak Daerah, an t ar a lain : Pajak Ken d ar aan Ber m o t o r , Paj ak Ken d ar aan d i at as Air , Paj ak Balik Nam a, Paj ak Bah an Bakar , Paj ak Pen gam b ilan Air Tanah , Paj ak Ho t el, Pajak Rest o r an, Pajak Hib ur an , Pajak Reklam e, Paj ak Pen er an gan Jalan, Paj ak Galian Go lo n gan C, Pajak Par kir , d an Pajak lain-lain . Paj ak-p ajak Daer ah in i d iat ur o leh UU No . 34/ 2000 t en t an g Paj ak Daer ah d an Ret r ib usi Daer ah , Per at u r an Pem er in t ah No . 65/ 2001 t en t an g Paj ak Daer ah .

Retribusi Daerah, an t ar a lain : Ret r ib u si Pelayan an Keseh at an , Ret r ibu si Pelayanan Per sam p ah an , Ret r ib u si Biaya Cet ak Kar t u , Ret r ib u si Pem akam an , Ret r ib usi Par kir d i Tep i Jalan , Ret r ib u si pasar , Ret r ibu si Pen gu j ian Ken dar aan Ber m o t o r , Ret r ib usi Pem ad am Kebakar an, d an lain-lain. Ret r ib usi ini d iat ur o leh UU No . 34/ 2000 t en t an g Paj ak Daer ah d an Ret r ib usi Daer ah, d an Per at ur an Pem er in t ah No . 66/ 2001 t en t an g Ret r ib usi Daer ah .

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, an t ar a lain h asil d eviden BUM D; d an

Lain-lain pendapatan yang sah, an t ar a lain : h asil p en j ualan kekayaan d aer ah yan g t idak d ip isah kan , j asa gir o , pen d apat an b u nga, keu nt u n gan selisih nilai t u kar , ko m isi, po t o ngan , d an lain -lain yan g sah .

b) Dana Perimbangan

Dana Perim bangan adalah dana yang bersum ber dari Pendapat an APBN yang dialokasikan kepada daerah unt uk mendanai kebut uhan daerah dalam rangka pelaksanaan desent ralisasi. Dana Perim bangan t erdiri at as :

Dana Bagi Hasil t erbagi at as Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak (BHBP) at au yang berasal dari hasil pengelolaan sum ber daya alam . BHP ant ara lain: Pajak Bum i Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak at as Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan m aupun Pribadi; sedangkan BHBP at ara lain : kehut anan, pert am bangan um um , perikanan, penam bangan m inyak bum i, pert am bangan gas bum i, dan pert am bangan panas bum i.

Dana Alokasi Um um (DAU) dibagikan berdasarkan “ Celah Fiskal” yait u selisih ant ara Kebut uhan Fiskal dan Kapasit as Fiskal dit am bah Alokasi Dasar.

Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan unt uk kegiat an khusus, m isalnya: reboisasi, penam bahan sarana pendidikan dan kesehat an, dan bencana alam .

6.1.2 Komponen Pengeluaran Belanja

Kom ponen pengeluaran belanja m erupakan pengeluaran belanja rut in yang t erdiri dari:

§

Belanja Operasi

Belanja Pegaw ai

Belanja Barang

Belanja Bunga

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

Belanja Bant uan Sosial

§

Belanja M odal

Belanja Tanah

Belanja Peralat an dan M esin

Belanja Gedung dan Bangunan

Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Belanja Aset t et ap lainnya

§

Transfer ke Desa/ Kelurahan

Bagi Hasil Pajak

Bagi Hasil Ret ribusi

Bagi Hasil Pendapat an Lainnya

§

Belanja Tak Terduga

6.1.3 Komponen Pembiayaan

Kom ponen Pem biayaan (Financing) m erupakan kom ponen yang baru dalam Sist em Keuangan Daerah. Ist ilah Pem biayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan diart ikan sebagai dana at au uang dan digunakan sebagai kat a um um , sedangkan Pem biayaan diart ikan sebagai penerim aan yang perlu dibayar kem bali dan/ at au pengeluaran yang akan dit erim a kem bali. Cont oh konkrit nya, di dalam SAP-D yang lam a, apabila daerah m em peroleh pinjam an, pinjam an t ersebut diakui sebagai Penerim aan Pendapat an. Selanjut nya, Penerim aan Pendapat an dari Pinjam an ini t idak m em punyai konsekuensi at au dicat at pem bayaran kem bali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru, apabila daerah m em peroleh Pinjam an, m aka dit erim a sebagai Penerim aan Pem biayaan yang perlu dibayar kembali. Dem ikian pula bila daerah m em beri pinjam an, m aka dikeluarkan sebagai Pengeluaran Pinjam an karena akan dit erim a kem bali

6.2 Profil Keuangan Kabupaten M aluku Barat Daya

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah t idak t erlepas dari kebijakan desent ralisasi yang menekankan pada prinsip money follow s funct ion sebagai konsekuensi dari hubungan keuangan ant ara pemerint ah pusat dan pem erint ah daerah. Pembaharuan subjek pengelolaan keuangan daerah yang ada dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah pengelolaan yang ekonom is, efekt if, dan efisien, baik dari sisi pendapat an m aupun belanja. Pengelolaan keuangan daerah yang baik akan m endukung proses penyelenggaraan pemerint ahan dalam rangka pelayanan publik secara opt im al.

Pem erint ah Kabupat en M aluku Barat Daya dalam kebijakan anggarannya m endasarkan pada pendekat an kinerja dan berkom it men unt uk menerapkan prinsip t ransparansi dan akunt abilit as. Pengelolaan anggaran yang efekt if dan efisien juga perlu dibarengi dengan t ransparansi dan akunt abilit as dalam pengelolaan anggaran dengan

m engefekt ifkan fungsi pengaw asan sert a upaya-upaya penghem at an sehingga dana yang t erbat as dapat dim anfaat kan secara m aksim al unt uk kegiat an pem bangunan dan pem erint ahan sert a berdam pak pada peningkat an kesejaht eraan m asyarakat dan keberlanjut an pem bangunan. Adanya pengaw asan yang baik dengan sendirinya akan dapat m enekan sekecil m ungkin t erjadinya pem borosan dan kebocoran anggaran.

Seiring dengan pendekat an anggaran kinerja yang diadopsi oleh pemerintah Kabupaten M aluku Barat Daya dan kewenangan pengelolaan keuangan yang dimilikinya, maka arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten M BD dititikberatkan pada:

1) Arah belanja APBD Kabupaten M BD digunakan sepenuhnya untuk mendukung kebijakan