INVESTASI INFRASTRUKTUR
III. PROGRAM PENGEM BANGAN WILAYAH PERBATASAN § Pem bangunan Jalan Lingkungan
4.2.1 Petunjuk Umum
II. PROGRAM PENGEM BANGAN KAWASAN PERM UKIM AN PERDESAAN 1. PENINGKATAN INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN
§
Pem bangunan Jalan Poros Desa dan Saluran(Pulau M oa, Pulau Tepa, Pulau Kisar, Pulau Let i, Pulau Babar Besar)
2. PENYEDIAAN PS PERM UKIM AN DI PULAU KECIL DAN TERPENCIL
§
Pem bangunan Jalan Poros Desa dan Saluran(Pulau Let i, Desa Iw aki, Pulau Lakor, Pulau Nyat a, Pulau Babi, Desa Kelapa)
III. PROGRAM PENGEM BANGAN WILAYAH PERBATASAN
§
Pem bangunan Jalan Lingkungan§
Pem bangunan Jalan Poros Desa§
Pem bangunan Talud Pengam an Jalan Sepanjang 130 m§
Pem bangunan Talud Pengam an Jalan Sepanjang 600 m§
Pem bangunan Talud Pengam an Jalan Sepanjang 654.2 Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan
4.2.1 Petunjuk Umum
Penat aan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiat an yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pem anfaat an ruang, t erut am a unt uk mew ujudkan lingkungan binaan, baik diperkot aan m aupun diperdesaan, khususnya w ujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Visi penat aan bangunan dan lingkungan adalah t erw ujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjat i diri, sedangkan m isinya adalah :
a. M em berdayakan m asyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang t ert ib, layak huni, berjat i diri, serasi dan selaras, dan
b. M em berdayakan m asyarakat agar m andiri dalam penat aan lingkungan yang produkt if dan berkelanjut an.
Dalam penat aan bangunan dan lingkungan t erdapat beberapa perm asalahan dan t ant angan yang ant ara lain:
a. Perm asalahan dan t ant angan di bidang Bangunan Gedung
§
Kurang dit egakkannya at uran keselam at an, keamanan dan kenyam anan Bangunan Gedung t erm asuk pada daerah-daerah raw an bencana.§
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang t idak berfungsi dan kurang m endapat perhat ian.§
Lem ahnya pengat uran penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah sert a rendahnya kualit as pelayanan publik dan perijinan.b. Perm asalahan dan t ant angan di bidang Gedung dan Rum ah Negara
§
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum m em enuhi persyarat an keselam at an, keam anan dan kenyam anan.§
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rum ah Negara kurang t ert ib dan efisien.§
M asih banyaknya aset negara yang t idak t eradm inist rasikan dengan baik.c. Perm asalahan dan t ant angan di bidang Penat aan Lingkungan
§
M asih adanya perm ukim an kum uh§
Kurang diperhat ikannya perm ukim an-perm ukim an t radisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya pot ensi w isat a.§
Terjadinya degradasi kawasan st rat egis, padahal punya pot ensi ekonom i unt uk m endorong pert um buhan kot a.§
Sarana lingkungan hijau/ open space at au public space, sarana olah raga, dan lain-lain kurang diperhat ikan ham pir di sem ua kot a, t erut am a kot a M et ro dan Besar. d. Perm asalahan dan t ant angan di bidang Pem berdayaan M asyarakat di Perkot aan§
Jum lah penduduk m iskin masih t inggi§
Belum m ant apnya kelem bagaan kom unit as unt uk m eningkat kan peran m asyarakat .§
Belum dilibat kannya m asyarakat secara akt if dalam proses perencanaan danpenet apan priorit as pem bangunan diw ilayahnya. e. Tant angan Penat aan Bangunan dan Lingkungan
§
Am anat Undang-Undang No. 28 t ahun 2002 t ent ang Bangunan Gedung dan Perat uran Pem erint ah No. 36 t ahun 2005 t ent ang Perat uran Pelaksanaan UUBG, bahw a sem ua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada t ahun 2010.§
Kom it m en t erhadap kesepakat an int ernasional M DGs, bahw a pada t ahun 2015, 200 Kabupat en/ Kot a bebas kum uh, dan pada t ahun 2020 sem ua Kabupat en/ Kot a bebas kum uh.Beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam penat aan bangunan dan lingkungan ant ara lain :
a. Peran dan fungsi Kabupat en/ Kot a, b. Rencana pem bangunan Kabupat en/ Kot a
c. M em perhat ikan kondisi alam iah dan t ipologi Kabupat en/ Kot a bersangkut an, sepert i st rukt ur dan morfologi t anah, t opografi, dan sebagainya,
d. Pem bangunan dilakukan dengan pendekat an pembangunan berkelanjut an dan berw aw asan lingkungan,
e. Dalam penyusunan RPIJM harus m em perhat ikan Rencana Induk (M ast erplan) Pengem bangan Kot a,
f. Logical framework(kerangka logis) penilaian kelayakan pengem bangan,
g. Ket erpaduan penat aan bangunan dan lingkungan sekt or lain dilaksanakan pada set iap t ahapan penyelenggaraan pengem bangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada t ahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk m aupun dalam perencanaan t eknik,
h. M em perhat ikan perat uran dan perundangan sert a pet unjuk/ pedom an yang t ersedia,
i. Tingkat kelayakan pelayanan, efekt ivit as dan efisiensi penat aan bangunan dan lingkungan pada kot a bersangkut an,
j. Sebagai suat u PS yang t idak saja pent ing bagi peningkat an lingkungan m asyarakat t et api juga sangat pent ing bagi keberlanjut an lingkungan,
k. Sum ber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerint ah, m asyarakat m aupun sw ast a,
l. Kelem bagaan yang mengelola penat aan bangunan dan lingkungan,
m . Penat aan bangunan dan lingkungan m em perhat ikan kelayakan t erut am a dalam hal pem ulihan biaya invest asi,
n. Jika ada indikasi ket erlibat an sw ast a dalam penat aan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan ident ifikasi lebih lanjut ,
o. Safeguardsosial dan lingkungan,
p. Perhit ungan dan hal penunjang lainnya yang dibut uhkan unt uk m endukung analisis disert akan dalam bent uk lam piran.
Undang-undang Nom or 28 Tahun 2002 t ent ang Bangunan Gedung dan Perat uran Pem erint ah Nomor 36 Tahun 2005 t ent ang Perat uran Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 t ent ang Bangunan Gedung, sert a pedoman pelaksanaan lebih det ail dibaw ahnya mengam anat kan bahw a penyelenggaraan Bangunan Gedung m erupakan kewenangan Pem erint ah Daerah Kabupat en/ Kot a dan hanya bangunan gedung negara dan rum ah negara yang m erupakan kew enangan pusat .
Nam un dalam pelaksanaannya di lapangan t erlihat bahw a m asih banyak daerah yang belum m enindak lanjut inya sebagaim ana mest inya, sebagaim ana t erlihat dari :
a. M asih banyaknya Kabupat en/ Kot a yang belum m enyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang dim ilikinya agar sesuai dengan UUBG, at au t erut am a Kabupat en/ Kot a hasil pemekaran m asih belum m em iliki Perda Bangunan Gedung;
b. M asih banyak Kabupat en/ Kot a; t erut am a Kabupat en/ Kot a hasil pemekaran yang belum mem iliki at au m elem bagakan inst it usi/ kelem bagaan dan Tim Ahli Bangunan Gedung yang bert ugas dalam pem binaan penat aan bangunan dan lingkungan;
c. M asih banyak Kabupat en/ Kot a yang belum mem ulai pelaksanaan pendat aan bangunan gedung;
d. M asih banyak Kabupat en/ Kot a yang belum m enerbit kan Sert ifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada t erut am a bangunan yang baru hasil pem bangunan sejak 2003-2006;
e. M asih banyak Kabupat en/ Kot a yang belum menyusun m anajemen pencegahan kebakaran Kabupat en/ Kot a at au belum m elakukan pem eriksaan berkala t erhadap prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap pakai set iap saat ;
f. M asih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang cacat ;
g. M asih banyak Kabupat en/ Kot a pengem bangannya belum berdasarkan Rencana Tat a Bangunan dan Lingkungan;
h. M asih banyak Kabupat en/ Kot a yang m em punyai kaw asan yang t erdegradasi dan belum di t at a ulang;
i. M asih banyak daerah yang belum mem iliki rencana penanganan kaw asan kum uh, kaw asan nelayan, kaw asan t radisional, dan kawasan bersejarah yang secara kewenangan sudah menjadi t ugas dan t anggung jaw ab Kabupat en/ Kot a;
j. M asih banyak Kabupat en/ Kot a belum m elaksanakan pem bangunan lingkungan perm ukim an berbasis konsep t ridaya unt uk m endorong kemandirian m asyarakat dalam m engem bangkan lingkungan perm ukim an yang berkelanjut an.
Unt uk it u, Depart emen Pekerjaan Um um sebagai lem baga pem bina t eknis Penat aan Bangunan dan Lingkungan mem punyai kew ajiban unt uk m eningkat kan kemam puan Kabupat en/ Kot a agar mam pu m elaksanakan amanat UU No 28/ 2002 t ent ang Bangunan Gedung.
Unt uk t ahun anggaran 2007, sebagai kelanjut an dari kegiat an t ahun-t ahun sebelum nya, perlu m elanjut kan dan mem perbaiki sert a mem pert ajam kegiat annya agar lebih cepat mem am pukan Kabupat en/ Kot a.
Disam ping hal t ersebut , Undang-undang No. 4 Tahun 1992 t ent ang Perum ahan dan Perm ukim an menggariskan bahw a peningkat an kualit as lingkungan perm ukim an dilaksanakan secara m enyeluruh, t erpadu, dan bert ahap, m engacu kepada Rencana Tat a Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran rencana t at a ruang w ilayah (RTRW) yang harus disusun oleh pemerint ah daerah secara kom prehensive, akomodat if dan responsif.
Selaras dengan upaya pencapaian t arget M illenium (M DGs), yakni: mengurangi sam pai set engahnya, sampai dengan t ahun 2015, proporsi penduduk m iskin t ahun 1990 (t arget 1); dan m engurangi sam pai set engahnya, sam pai dengan t ahun 2015, proporsi penduduk t anpa akses t erhadap air m inum dan sanit asi yang am an dan berkelanjut an, m aka peningkat an kualit as lingkungan perm ukim an perlu dilakukan lebih int ensive dengan m elibat kan m asyarakat set em pat , kelom pk peduli dan dunia usaha secara akt if.
Penyelenggaraan pengembangan lingkungan perm ukim an perlu dilakukan secara kom prehensive dengan berbasis konsep t ridaya m elalui proses pem berdayaan m asyarakat sesuai siklus P2KP.