• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI DI IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI DI IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

MODUL INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI DI IV

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA

LUBUK PAKAM

(2)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam VISI dan MISI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

Visi

Menjadi Institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat Nasional dan Asia tahun 2028.

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter, dan kompeten yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan globalisasi;

2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, produktif dan responsif terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan masyarakat;

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai dan tanggung jawab sosial; dan

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

(3)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam VISI dan MISI

FAKULTAS FARMASI

Visi

Menghasilkan lulusan yang unggul dan profesional dalam mutu pendidikan di bidang Farmasi Klinis dan Komunitas serta Mikrobiologi Molekuler Klinis yang Mampu Bersaing di tingkat Nasional dan Asia Tahun 2022.

Misi

1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul, kompeten, dan excellent service;

2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;

3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian bidang Farmasi Klinis dan Komunitas dan Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik;

4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik; dan

5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri.

(4)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam VISI dan MISI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Visi

Menjadi program studi yang unggul dan profesional dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis Tahun 2022

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Teknologi Laboratorium Medik yang unggul dan excellent service dalam bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis;

2. Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat;

3. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang Teknologi Laboratorium Medik;

4. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang Mikrobiologi Molekuler Klinis; dan 5. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan

stakeholders baik dalam maupun luar negeri.

(5)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya Modul dari Mata Kuliah instrumentasi ini dapat diselesaikan. Modul ini disusun untuk menambah bahan bacaan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan instrumentasi

Modul instrumentasi ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dalam menempuh mata kuliah instrumentasi Modul ini disusun dengan kualifikasi merangkum semua materi teoritis.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas selesainya modul ini. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu segala masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan modul ini.

(6)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam DAFTAR ISI

VISI DAN MISI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM 2

VISI DAN MISI FAKULTAS FARMASI 3

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK 4

KATA PENGANTAR 5

BAB I PENDAHULUAN 7

A. LATAR BELAKANG 7

B. PENGERTIAN 10

BAB II PRINSIP PRINSIP MIKROSKOPIK PADA ANALISIS LABORATORIUM 10

A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE 10

BAB III ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMERIKSAAN

DILABORATORIUM 18

BAB IV IMMUNOELECTROPHORESIS 25

A. PENGERTIAN IMMUNOELECTROPHORESIS 25

BAB V IMMUNOELECTROPHORESIS 30

A. TUJUAN 30

B KEWASPADAAN 30

C. REHABILITASI 32

BAB VI ELEKTROFORESIS 34

A. PENGERTIAN ELEKTROFORESIS 34

(7)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

B. KEGUNAAN METODE ELEKTROFORESIS 35

C. PRINSIP KERJA ELEKTROFORESIS 35

D. KOMPONEN ELEKTROFORESIS 36

E. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELEKTROFORESIS 36

BAB VII IMMUNODIFFUSION 42

A. PENGERTIAN IMMUNODIFFUSION 42

B. METODE 42

BAB VIII PARTICLE COUNTER 46

A. PENGERTIAN PARTICLE COUNTER 46

B. MASALAH YANG DAPAT DIPECAHKAN OLEH PARTICLE COUNTER 47

BAB IX PENGGUNAAN MIKROSKOP 48

A.PENDAHULUAN 48

B.PENGERTIAN MIKROSKOP 48

C.SEJARAH PENEMUAN MIKROSKOP 49

D.JENIS – JENIS MIKROSKOP 50

BAB X PENGGUNAAN MIKROSKOP 55

A. KOMPONEN MIKROSKOP 55

B. PENGGUNAAN MIKROSKOP 57

C. PEMELIHARAAN MIKROSKOP 58

BAB XI MOLARITAS 65

A. PENGERTIAN MOLARITAS 65

(8)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

BAB XII MOLALITAS 69

A. PENGERTIAN MOLALITAS 69

B. RUMUS MOLALITAS DASAR 69

C. KONSENTRASI LARUTAN 69

DAFTAR PUSTAKA 74

(9)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instrumentasi merupakan dasar untuk pengendalian proses. Contohnya seperti HVAC (heating, ventilation, dan air-conditioning) yaitu pemanasan, ventilasi, dan AC, yang mana variabel suhu/ temperatur diukur dan digunakan untuk mengontrol aliran gas, minyak, atau listrik ke pemanas air, atau sistem pemanas, atau listrik ke kompresor untuk pendinginan.

Aplikasi sains untuk teknologi instrumentasi ini sangat banyak dalam penelitian modern, industri, dan kehidupan sehari-hari. Pada aplikasi kontrol proses di industri dapat digunakan dalam pengolahan minyak bumi menjadi bahan bakar, dan industri kimia seperti obat-obatan.

Setelah kita ketahui bahwa instrumentasi melakukan pembacaan/men-sensing parameter seperti suhu, kemudian melakukan proses pengendalian terhadap suatu hal seperti kondisi suhu ruang misalkan. Maka dengan demikian, dalam Instrumentasi

langkah pertama yang perlu diperhatikan tentu saja adalah pengukuran.

Instrumentasi merupakan istilah yang jarang diketahui oleh khalayak, tidak seperti halnya dengan istilah teknik lainnya seperti listrik, elektronika, teknik pendingin, informatika dan lain-lain. Padahal, dunia instrumentasi, disadari atau tidak, sudah kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sederhana dari penerapan instrumentasi ini antara lain pada setrika listrik. Di dalam setrika tersebut terdapat sebuah elemen pemanas listrik sebagai sumber panas. Panas yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut haruslah sesuai dengan keinginan pemakai, karena setiap jenis kain yang disetrika memerlukan panas yang berlainan.

Untuk memenuhi hasrat pemakai tersebut, maka di dalam setrika listrik tersebut dipasangi alat yang akan memutuskan aliran arus listrik ke elemen pemanas tadi. Secara umum alat tersebut dikenal sebagai termostat yang menggunakan bimetal. Apabila panas pada setrika

(10)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam tersebut telah mencapai setelan yang diinginkan, maka aliran listrik akan diputuskan, dan panas yang dihasilkan oleh setrika listrik tersebut akan berangsur turun, setelah melewati setelan bimetal, maka aliran listrik pun akan diberikan kembali kepada elemen pemasan tadi.

Demikian seterusnya.

B. PENGERTIAN INSTRUMENTASI

Instrumentasi menurut Oxford English Dictionary didefinisikan:

Penggunaan instrumen ilmiah, bedah, atau lainnya; pengoperasian dengan instrumen.

Desain, konstruksi, dan penyediaan instrumen untuk pengukuran, kontrol, dll;

keadaan yang dilengkapi atau dikendalikan oleh instrumen tersebut secara kolektif.

Sebagai contoh istilah instrumentasi digunakan pada instrumentasi laboratorium yang mempunyai pengertian kumpulan alat uji laboratorium yang dikendalikan oleh komputer.

Peralatan laboratorium tersebut mengukur jumlah listrik dan kuantitas kimia yang digunakan untuk otomatisasi pengujian air minum dari bahan pencemar.

(11)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB II

PRINSIP PRINSIP MIKROSKOPIK PADA ANALISIS LABORATORIUM A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINE

Pemeriksaan mikroskopis urine digunakan untuk skrining fungsi ginjal, menyangkut : a. Epitel

b. Eritrosit c. Leukosit d. kristal e. silinder f. Jamur

g. protozoa dan parasit

Pemeriksaan sedimen urine mendeteksi adanya unsur dalam urine seperti sel darah merah, sel darah putih, sel epitel, bakteri, jamur, kristal, silinder dan lain sebagainya yang memiliki arti klinik.

A. Sedimen Urine

1. Zat organik adalah unsur sedimen yang berasal dari beberapa organ atau jaringan tubuh manusia.

a. Sel epitel

(1) epitel gepeng (squamous)

(2) epitel tubulus ginjal Berasal dari pelvis ginjal dan tubulus ginjal memiliki bentuk yang lebih bulat dan ukurannya lebih kecil. Sel epitel ginjal disebut juga sebagai epitel tubular ginjal, yang paling penting secara klinis dalam sedimen urin.

Adanya epitel tubular dalam urine lebih dari 15 per 10 bidang/LP perbesaran 400x memberikan bukti kuat dari penyakit ginjal aktif terutama nekrosis tubular akut.

(12)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam (3) epitel transisional Sel epitel berasal dari kandung kemih yang memiliki tonjolan.

Ada juga sel epitel berekor yang mempunyai struktur mirip sitoplasma, asalnya dari trigonum kandung kemih atau pada pelvis ginjal

(4) oval fat bodies Epitel yang bentuknya membulat karena mengalami degenerasi lemak

b. Sel leukosit

Bentuknya bulat, berinti, bergranula ukurannya lebih besar 1,5 – 2 kali eritrosit.

sel leukosit yang ditemukan dalam darah berpotensi ditemukan juga di dalam urine namun yang paling sering adalah jenis neutrofil. peningkatan persentase leukosit dalam urine disebut Piuria.

c. sel eritrosit

Sel eritrosit normalnya berukuran 7 μm. Dalam urine sel eritrosit berbentuk bulat bikonkaf, tidak berinti, membentuk krenasi atau mengkerut biasanya terdapat pada urine yang pekat. Sebaliknya sel eritrosit bengkak dan hampir tidak berwarna pada urine yang encer.

d. sel silinder

1. Silinder eritrosit Di permukaan silinder terdapat eritrosit-eritrosit, seringkali eritrosit tidak tampak jelas terlihat namun tampak kemerahan. Silinder eritrosit adalah penemuan patologis yang sangat penting dalam sedimen urine. Silinder leukosit berhubungan dengan glomerulonefritis akut, nefropati IgA, lupus nefritis, endokarditis bakteri sub akut, dan gagal ginjal. silinder ini ditemukan juga pada orang sehat setelah beraktivitas olahraga kontak (pseudo nephritis atletik) seperti sepak bola, bola basket dan tinju.

(13)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 2. Silinder leukosit, Silinder yang di permukaannya tampak leukosit. Dalam

keadaan patologis silinder leukosit juga disebut silinder nanah. silinder leukosit juga merupakan penunjuk infeksi asli pada ginjal dan kandung kemih.

3. Silinder hialin Ujungnya membulat dengan sisi-sisinya yang paralel, homogen dan tidak berwarna sehingga agak sulit terlihat. Beberapa silinder hialin bisa ditemukan dalam sedimen urine normal karena fenomena fisiologis normal seperti peningkatan sementara silinder hialin terjadi setelah olahraga berat, dehidrasi, terpapar panas dan stress emosional namun jumlahnya sangat banyak pada penyakit ginjal dan gagal jantung.

4. Silinder granula mirip silinder Hialin memiliki butir-butir halus, bila berbutir kasar biasanya lebih tebal dan pendek.Beberapa silinder granula dengan butiran halus dapat di temui dalam sedimen urine yang sehat, sedangkan dalam keadaan abnormal atau patologis akan ditemui beberapa silinder granular dalam sedimen urine. Silinder granular berhubungan dengan glomerulus ginjal dan penyakit kronis glomerulo intestinal keracunan timbal. Butiran silinder granular diperoleh dari hasil degenerasi sel dalam silinder atau tubulus ginjal, ukuran dan jumlah butirannya bervariasi.

5. Silinder lilin Lebih lebar dari silinder Hialin, tidak berwarna/sedikit abu-abu, berkilau seperti lilin, pinggir tidak rata, ujungnya membulat Sel silinder akan mengalami beragam degenerasi. silinder lilin pada tahap akhir merupakan temuan patologis yang sangat serius di dalam urin. Silinder lilin berkaitan dengan obstruksi lokal, stasis ginjal, oliguria, dan penyakit ginjal kronik.Karena berkaitan dengan stasis ginjal, diameter silinder lilin sering lebih lebar dari silinder lainnya. disebut juga sebagai silinder gagal ginjal atau silinder luas.

(14)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Ketika ginjal kembali berfungsi normal setelah periode shutdown ginjal, silinder bervariasi akan muncul dalam sedimen urine

6. Silinder berlemak (fatty wax) merupakan temuan patologis penting dalam sedimen urine. silinder lemak sering ditemui bersama dengan oval fat bodies, silinder ini berkaitan dengan sindrom nefrotik.

e. Benang lendir dan mukus Bentuknya panjang, sempit dan berombak. lendir disekresikan oleh kelenjar di saluran kemih bagian bawah dan vagina, dan meningkat dengan berbagai kondisi peradangan.

f. Spermatozoa Tampak pada urine bila terkontaminasi cairan semen/ejakulat Spermatozoa dapat ditemukan dalam sedimen urine, sangat mudah untuk mengidentifikasi spermatozoa karena bergerak dan memiliki ekor yang panjang,

g. Parasit yang paling sering diamati dalam sedimen urine adalah protozoa Trichomonas , merupakan penyebab utama dari infeksi vagina juga dapat menginfeksi uretra , kelenjar paraurethral, kandung kemih, dan prostat. dalam sedimen urine Trichomonas memiliki karakteristik bergerak menonjol dan tersentak-sentak. ukuran dari Trichomonas berdiameter 15-30 μm.

h. Jamur / Yeast Jamur yang sering dijumpai adalah Candida sp.banyak pada urine wanita.

Sel ragi adalah jamur uniseluler. Ragi berlipat ganda sebagai sel tunggal yang membelah dengan tunas atau pembelahan langsung atau dapat tumbuh sebagai filamen yang berbentuk tidak beraturan (pseudohifa). Candida adalah penghuni normal pada manusia dan biasanya tidak menimbulkan efek yang buruk. ragi Candida albicans umumnya ditemukan di mulut, vagina dan saluran usus. kandidiasis vagina disebut vaginitis

i. Bakteri ditemukan akibat adanya kontaminasi pada urine. Dalam keadaan normal, saluran kemih bagian atas steril. pada kenyataannya sebagian besar sedimen urine mengandung

(15)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam sedikit bakteri karena metode pengumpulan spesimen urine yang kurang baik menyebabkan urine terkontaminasi. dalam kondisi urine terkontaminasi jumlah bakteri yang ada dalam urin tidak signifikan. jika terdapat bakteri dalam urine yang dikumpulkan sesuai standar prosedur operasional (SPO) bisa jadi adalah infeksi saluran kemih, dalam ISK ditemukan juga sel ragi dan jamur.

Zat Anorganik

Zat organik adalah unsur sedimen yang tidak berasal dari organ atau jaringan tubuh manusia. Contohnya kristal, fosfat, atau urat-urat baik dari urine asam maupun lindi/alkali.

Adapun kristal yang abnormal dalam urine contohnya Cystine. Kristal dan padatan amorf biasanya tampak pada urine segar yang pekat. Kristal biasanya akan muncul bila urine disimpan dalam jangka waktu tertentu atau disimpan di dalam lemari es. Hanya ada beberapa jenis kristal yang secara signifikan memberi makna klinis. Kristal penting untuk identifikasi dan pelaporan. Kristal dalam urine sangat indah ketika diamati dengan mikroskop polarisasi atau mikroskop kompensasi cahaya terpolarisasi.

a. Ammonium biurate

Kristal amonium biurate sering tampak pada spesimen urine segar dengan pH yang basa, warnanya coklat gelap dengan proyeksi tidak teratur dan terlihat seperti apel duri. Secara umum tidak terlalu memberi makna klinis.

b. Amonium urat Kristal amonium urat sering tampak pada spesimen urine segar dengan pH yang asam. Penampilan amonium urat sama dengan amonium biurat.

Secara umum tidak ada makna klinis.

c. Phospat amorf dan urat amorf

Phospat amorf dapat dijumpai pada urin basa atau netral nampak sebagai presipitat berwarna putih. Sedangkan urat amorf ditemukan pada urine asam

(16)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam seperti presipitat berwarna pink. Keduanya tidak dapat dibedakan hanya dengan melihat mikroskop. spesimen urine disimpan di dalam lemari es atau dalam periode waktu tertentu yang akan meningkatkan endapan garam amorf sejumlah besar garam amorforus akan menyebabkan urine berawan atau agak keruh.

d. Kristal bilirubin

Kristal bilirubin harus diobservasi terlebih dahulu dengan pemeriksaan kimiawi bisa dengan menggunakan carik celup dengan memastikan bahwa hasilnya positif Kristal bilirubin berwarna merah tua atau coklat tua dan bentuk yang paling umum adalah seperti jarum dalam sebuah pusaran. Beberapa kristal bisa berupa butiran atau piringan. Kristal ini berhubungan dengan penyakit hati.

e. Kristal Kalsium Oksalat

Kristal kalsium oksalat umum ditemui dalam sedimen urin, kristal ini dapat ditemukan pada keadaan nilai pH urin asam, basa maupun netral. Kristal kalsium oksalat mempunyai dua formulasi kimia yaitu dihidrat dan monohidrat. Formula dan susunanya bergantung pada konsentrasi kation kalsium pada larutan, bentuk kristal kalsium oksalat dengan formula dihidrat adalah segi delapan atau seperti amplop. Sedangkan kalsium oksalat monohidrat bentuknya oval. Ukuran dan morfologi kristal pun sangat bervariasi. Kehadiran kalsium oksalat dalam urine menjadi alasan sederhana, diet kaya oksalat (contohnya tomat, bayam dan belimbing). Kelebihan asupan vitamin C dapat menyebabkan peningkatan metabolisme pembentukan kalsium oksalat. Peningkatan jumlah kalsium oksalat dapat dikaitkan dengan urolitiasis, penyakit ginjal kronis yang parah, dan keracunan etilen glikol.

(17)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam f. Kalsium fosfat Kristal ini tidak berwarna dan terdapat dalam urine alkali dengan

nilai Ph lebih dari 7,5. Kalsium fosfat memiliki 3 struktur diantaranya berbentuk seperti kuas, bentuk prisma ramping dengan ujung seperti baji, dan berbentuk seperti piringan. Kristal Ca fosfat dikaitkan dengan urolitiasis karena infeksi.

g. Cystine

Cystine adalah kristal abnormal yang paling penting bentuknya segi enam seperti piringan dan tidak berwarna. Penyebab adanya kristal cystine adalah akibat dari kegagalan metabolisme herediter sejak lahir. Cystinuria cenderung membentuk kalkulus cystine yang disimpan dalam sistem pengumpul ginjal.

h. Leucine

Kristal leucine berbentuk bulat berwarna kuning tua dengan bagian tengah tampak kerutan, tampak berminyak dan ditemukan pada urine dengan pH asam. Kristal ini berkaitan dengan penyakit hati yang parah.

i. Triple fosfat

Kristal tripel fosfat ada pada urin basa atau netral pada umumnya ph lebih dari 7,5. Banyak ragam bentuk kristal tripel fosfat ini namun yang paling sering adalah berbentuk tutup peti. Kristal ini dapat ditemukan juga pada urin orang sehat dengan pengumpulan spesimen yang sesuai SPO. 10%-20% batu kandung kemih mengandung triple fosfat yang dihasilkan dari infeksi bakteri dengan urease positif yang menyebabkan urine menjadi alkali hingga membentuk kristal. Hal ini disebut juga batu infeksi. Batu ini disebut juga batu akik karena membesar dengan cepat sehingga mengisi seluruh sistem kandung kemih yang menyebabkan kerusakan ginjal.

j. Asam urat

(18)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Kristal ini terdapat pada urine asam dengan ph biasanya di bawah 6 warna kristal asam urat kuning hingga coklat. Kristal ini memiliki beragam morfologi diantaranya bentuk lemon dan bentuk berlian. Kristal ini dapat ditemukan pada orang sehat namun pada kondisi abnormal ditemui pada urine penderita gout k. Artifact

Kehadiran berbagai kontaminan dan artifak dalam sedimen urine adalah penting.

Hal ini dapat menjadi evaluasi apakah pengumpulan spesimen urine sesuai prosedur dengan mengabaikan kontaminan artifak.

Pemeriksaan Mikroskopis Urine 1) Metode : Mikroskopis

2) Prinsip : Mengamati adanya zat organik maupun anorganik 3) Prosedur

a. Menyiapkan tabung centrifuge urine yang bersih, kering, dan bening.

b. Mengisi tabung urine dengan urine sebanyak 5-10 mL.

c. Disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

d. Membuang cairan bagian atas sisakan ½ cc, kemudian urine dihomogenkan.

e. Menyiapkan object glass yang bersih, kering dan bening.

f. Memipet ke objek glass kemudian ditutup dengan cover glass.

g. Mengamati di bawah mikroskop perbesaran 40x.

h. Laporkan jumlah unsur-unsur yang ditemukan

(19)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB III

ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMERIKSAAN DILABORATORIUM 1. CENTRIFUGE

Semua laboratorium, baik itu laboratorium kimia maupun klinik pasti memiliki alat sentrifus. Sentrifugasi merupakan alat yang biasanya digunakan untuk memisahkan cairan serta padatan yang dilakukan dengan cara diputar dalam kecepatan tertentu dimana dijalankan oleh rotor. Dalam laboratorium medis, sentrifus ini biasanya digunakan untuk memeriksa darah dan juga urine.

2. URINE ANALYZER

(20)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Urine analyzer adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi dan membaca hasil dari strip test urine. Alat ini bekerja dengan semi otomatis dalam pengecekan yang dilakukan pada luar tubuh, yang hasil pengecekan urinenya selalu tepat. Strip tes urine ini dilakukan ketika ingin mengetahui leukosit, pH, berat jenis, protein, glukosa, dan lain sebagainya.

3. MICROSCOPE

Sebuah laboratorium tak lengkap jika tidak memiliki microscope. Microscope Merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk melihat objek yang sangat kecil sehingga tidak akan mungkin bisa jika dilihat dengan mata langsung. Microscope ini digunakan untuk memperbesar objek apapun yang ingin dilihat, seperti mikroorganisme ataupun bakteri.

4. BLOOD GAS ANALYZER

(21)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Blood gas analyzer merupakan alat yang digunakan dalam mengukur tekanan parsial gas yang terdapat dalam darah, mengukur pH, dan mengukur elektrolit yang terdapat pada tubuh seperti natrium, potassium, klorid serta zat kapur. Tujuan dari mengetahui tekanan gas dalam darah adalah untuk melihat kemampuan darah dalam mengangkut oksigen dan karbon dioksida, melihat keefisiensian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam darah, dam melihat keadaan oksigen serta metabolisme sel.

5. ALAT RAPID TEST

Rapid test merupakan alat yang digunakan untuk menjalankan diagnosa suatu penyakit atau keadaan seseorang dengan cepat. Waktu yang diperlukan saat menggunakan rapitest sangatlah singkat dengan keakuratan yang tinggi. Beberapa contoh alat rapid test adalah rapid test HIV, rapid test malaria, rapid test narkoba, rapidtest sipilis, rapid test kehamilan dan lain sebagainya.

6. TABUNG REAKSI

(22)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tabung reaksi digunakan untuk mereaksi dua atau bahkan lebih suatu zat. Dalam laboratorium medis, biasanya tabung reaksi ini digunakan untuk menampung darah atau urine yang akan diperiksa dengan menggunakan sentrifus.

7. PIPET

Pipet digunakan untuk mengambil dan meneteskan suatu cairan atau larutan dalam jumlah yang kecil.

8. GELAS UKUR

(23)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Seperti namanya, gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan yang akan digunakan saat pengujian.

9. CORONG PISAH

Corong pisah digunakan pada saat akan memisahkan dua larutan yang tidak menyatu karena massa jenis yang berbeda. Corong pisah ini biasanya digunakan pada saat dilakukannya ekstraksi.

10. HEMATOLOGY ANALYZER

(24)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Hematology Analyzer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan memeriksa sel darah dengan lengkap secara otomatis berdasar impedansi berkas cahaya atau aliran listrik. Alat ini dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit yang mungkin diderita pasien seperti diabetes, kanker dan lain sebagainya. Hematology Analyzer dapat membantu mendiagnosa suatu penyakit secara akurat.

11. GELAS CORONG

Gelas corong digunakan untuk memindahkan atau memasukkan larutan dari suatu tempat ketempat yang lainnya. Gelas corong juga dapat digunakan dalam proses penyaringan.

Namun sebelumnya, bagian atas harus dilapisi dengan kertas saring terlebih dahulu.

(25)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 12. ERLENMEYER

Erlenmeyer digunakan untuk melakukan titrasi bahan, untuk meracik serta melarutkan bahan yang akan diuji.

Selain peralatan diatas tentu saja ada peralatan lain yang digunakan untuk menunjang laboratorium seperti tempat menyimpan berbagai tabung reaksi, lemari pendingin untuk menyimpan sampel darah agar tidak mudah rusak, lemari pengering, timer dan lain-lain sangat diperlukan.

Tidak hanya peralatan yang digunakan untuk tes, peralatan untuk keselamatan penguji juga harus tersedia dalam laboratorium seperti masker, jas laboratorium, sarung tangan, kaca mata, dan apron untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

(26)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB IV

IMMUNOELECTROPHORESIS

A. PENGERTIAN IMMUNOELECTROPHORESIS

Inmunoelectroforesis (IEP) adalah metode yang lebih tua untuk analisis kualitatif protein-M dalam serum dan urin. IEP adalah prosedur dua langkah yang menggabungkan prinsip elektroforesis zona dan imunodifusi. Metode ini disebutkan di sini karena masih digunakan oleh beberapa laboratorium klinis. Dalam analisis IEP yang khas, protein serum pertama-tama dipisahkan dengan elektroforesis dalam media pendukung seperti agarosa yang terikat pada kaca objek atau lembaran plastik. Protein yang dipisahkan direaksikan hingga 72 jam dengan antisera spesifik yang ditempatkan di palung yang sejajar dengan migrasi elektroforesis. Antigen dan antibodi berdifusi satu sama lain, membentuk busur presipitin elips. Bentuk, posisi, dan ukuran setiap busur menunjukkan karakteristik spesifik dari setiap protein. -Globulin dari individu yang sehat akan membentuk busur halus yang seimbang dan merata ketika direaksikan dengan antiserum khusus untuk rantai berat atau rantai ringan yang lebih umum. Kelebihan produksi monoklonal dari salah satu isotipe imunoglobulin menyebabkan distorsi oleh penebalan atau pembengkokan keseragaman busur presipitasi.

Dengan cara ini, protein-M divisualisasikan secara kualitatif. Kualitas dan kuantitas antiserum yang digunakan tidak sepenting di IFE.

IEP sebagian besar telah digantikan untuk mengevaluasi imunoglobulin dalam serum dan cairan tubuh lainnya. Namun demikian, banyak laboratorium kecil di seluruh dunia masih menggunakan IEP untuk mendeteksi dan/atau mengkarakterisasi protein-M dalam serum atau urin. IEP lebih lambat, kurang sensitif, dan lebih sulit untuk ditafsirkan daripada IFE. IEP gagal mendeteksi beberapa protein M monoklonal kecil karena migrasi imunoglobulin paling cepat yang ada dalam konsentrasi tertinggi dapat mengaburkan keberadaan protein M kecil.

(27)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Imunoelektroforesis adalah nama umum untuk pemisahan dan karakterisasi protein berbasis pada elektroforesis dan reaksi dengan antibodi. Semua varian dari imunoelektroforesis membutuhkan imunoglobulin, juga dikenal sebagai antibodi yang bereaksi dengan protein untuk dipisahkan atau ditandai. Beberapa antigen campuran terlalu kompleks untuk menjadi diselesaikan dengan difusi sederhana dan pengendapan. Resolusi yang lebih besar adalah diperoleh dengan teknik imunoelektroforesis klasik, dalam antigen mana yang pertama kali dipisahkan berdasarkan muatan listriknya, kemudian divisualisasikan oleh curah hujan reaksi. Dalam prosedur ini antigen dipisahkan dengan elektroforesis dalam gel agar. Positif protein bermuatan pindah ke elektroda negatif, dan protein bermuatan negatif pindah ke elektroda positif . Sebuah palung kemudian dipotong di sebelah sumur (gambar 33.16b) dan diisi dengan antibodi. Jika pelat diinkubasi, antibodi dan antigen akan berdifusi dan akhirnya membentuk pita atau busur presipitasi (gambar 33.16c) yang dapat divisualisasikan dengan lebih baik oleh pewarnaan . Uji ini digunakan untuk memisahkan protein darah utama dalam serum untuk tes diagnostik tertentu.

Dalam inmunoelectroforesis, protein pertama-tama dipisahkan oleh gel agarosa horizontal elektroforesis berdasarkan rasio muatan terhadap massa yang berbeda. Gel dengan yang dipisahkan protein (antigen) kemudian dikeluarkan dari medan listrik dan antibodi terhadap protein dimasukkan ke dalam palung sempit yang sejajar dengan antigen yang terpisah.Difusi kedua antibodi antigen terjadi dan, pada lokus, tercapai titik ekivalen sehingga terjadi presipitasi.

Immunoelectrophoresis adalah teknik yang memisahkan protein berdasarkan baik muatan bersih (sehingga gerakan mereka dalam medan listrik) dan respon sistem kekebalan tubuh terhadap protein. Teknik ini banyak digunakan di kedua klinis dan laboratorium penelitian sebagai alat diagnostik untuk menyelidiki komposisi protein serum.

(28)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Petr Nikolaevich Grabar, sebuah imunologi Perancis, merancang teknik tahun 1950- an. Pada intinya, immunoelectrophoresis memisahkan berbagai protein dalam sampel dalam medan listrik dan kemudian probe protein dipisahkan dengan menggunakan antiserum yang diinginkan.

Versi yang paling banyak digunakan teknik mempekerjakan sebuah alat, yang pada dasarnya terdiri dari piring slide berukuran mikroskop. Piring adalah dukungan untuk gel yang dituangkan di atas dan dibiarkan membeku. Pembangunan gel dapat bervariasi, tergantung pada pemisahan yang akan dilakukan. Agar, seperti yang digunakan dalam media pertumbuhan mikrobiologi, dan lain bahan yang disebut agarosa dapat digunakan. Pilihan lain yang populer adalah jaringan terkait bahan kimia yang dikenal sebagai akrilamida.

Rantai akrilamida dihubungkan membentuk apa yang ditunjuk sebagai poliakrilamida.

Berbagai jenis jaringan gel dapat paling produktif dibayangkan sebagai overlay tiga- dimensi dari rantai terkait silang. Efeknya adalah untuk menghasilkan terowongan mengular melalui matriks berbagai diameter. Ini diameter, yang juga disebut sebagai ukuran pori, dapat diubah sampai batas tertentu dengan memvariasikan konsentrasi dari beberapa bahan dari suspensi gel. Tergantung pada ukuran dan bentuk protein, gerakan melalui matriks ini akan relatif lambat atau cepat. Selain itu, tergantung pada muatan total molekul protein memiliki, protein akan bermigrasi ke arah elektroda bermuatan positif atau elektroda bermuatan negatif ketika arus listrik dilewatkan melalui matriks gel. Dengan demikian, berbagai spesies protein akan terpisah dari satu sama lain sepanjang gel.

Dalam beberapa konfigurasi dari immunoelectrophoretic set-up, sampel yang mengandung protein yang akan dianalisis ditambahkan ke lubang di kedua sisi pelat gel.

Sebagai contoh, satu sampel bisa berisi serum dari individu kesehatan dan sampel lain bisa

(29)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam mengandung serum dari seseorang dengan infeksi. Bagian tengah piring berisi palung, di mana spesies dimurnikan tunggal atau campuran antibodi yang dikenal antibodi ditambahkan.

Molekul-molekul antibodi berdifusi keluar dari solusi melalui kegel. Dimana antibodi bertemu dengan antigen yang sesuai, reaksi menyebabkan pembentukan endapan visual.

Biasanya, curah hujan yang terjadi di busur sekitar sampel antigen yang mengandung. Dalam contoh, pola presipitasi dapat mengungkapkan perbedaan antigen antara serum normal dan serum dari orang yang terinfeksi.

Jenis immunoelectrophoresis memberikan kualitatif ("ya atau tidak") jawaban sehubungan dengan ada atau tidaknya protein, dan bisa semi-kuantitatif. Bentuk busur presipitasi juga penting. Busur berbentuk tidak teratur dapat menjadi indikasi dari protein abnormal atau adanya lebih dari satu protein antigen yang sama.

Immunoelectrophoresis juga dapat digunakan untuk mendeteksi situs antigenik tertentu setelah transfer protein dari gel ke dukungan khusus, seperti nitroselulosa.

Penambahan antibodi diikuti oleh bahan kimia yang terikat antibodi bereaksi menghasilkan gelap pada dukungan dimanapun antibodi telah terikat antigen. Salah satu versi teknik ini disebut Western blotting. Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa, dengan menjalankan dua gel dan menggunakan hanya satu gel untuk transfer protein untuk nitroselulosa, deteksi kekebalan dari protein dapat dilakukan tanpa mempengaruhi protein yang berada di gel lainnya.

Aplikasi lain dari immunoelectrophoresis dikenal sebagai immunoelectrophoresis kapiler. Dalam aplikasi ini, sampel dapat secara bersamaan disusun ke dalam tabung kapiler banyak. Diameter sangat kecil dari tabung berarti bahwa sampel kecil diperlukan untuk mengisi tabung. Dengan demikian, sampel dapat dibagi lagi menjadi sub volume sangat banyak. Volume masing-masing dapat diuji terhadap persiapan antibodi yang berbeda.

(30)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Seringkali, reaksi antara antigen dan antibodi dapat diikuti dengan penggunaan senyawa yang berfluoresensi bila terkena sinar laser dari panjang gelombang tertentu.

Immunoelectrophoresis kapiler terbukti berguna dalam studi Bovine Spongiform Encephalopathy pada sapi, di mana ukuran sampel bisa sangat kecil.

Dalam pengaturan laboratorium klinis, immunoelectrophoresis digunakan untuk memeriksa perubahan dalam isi serum, terutama berkaitan dengan perubahan imunoglobulin.

Perubahan profil imunoglobulin dapat menjadi hasil dari imunodefisiensi, infeksi bakteri atau virus kronis, dan infeksi janin. Imunoglobulin paling sering diuji untuk adalah IgM, IgG, dan IgA. Beberapa cairan yang dapat diperiksa menggunakan immunoelectrophoresis termasuk urine, cairan serebrospinal dan serum. Ketika peduli dengan imunoglobulin, teknik ini juga bisa disebut gamma globulin atau elektroforesis elektroforesis imunoglobulin.

(31)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB V

IMMUNOELECTROPHORESIS A. TUJUAN

Immunoelectrophoresis adalah teknik analisis yang kuat dengan kekuatan menyelesaikan tinggi karena menggabungkan pemisahan antigen dengan elektroforesis dengan imunodifusi terhadap antiserum suatu. Resolusi meningkat adalah manfaat dalam pemeriksaan imunologi serum protein. Immunoelectrophoresis bantu dalam diagnosis dan evaluasi respon terapi pada kondisi penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Hal ini biasanya diminta bila berbagai jenis elektroforesis, disebut elektroforesis protein serum, telah menunjukkan kenaikan di tingkat immunoglobulin. Immunoelectrophoresis juga sering digunakan untuk mendiagnosa multiple myeloma, penyakit yang menyerang sumsum tulang.

B. KEWASPADAAN

Obat-obatan yang dapat menyebabkan kadar imunoglobulin meningkat termasuk gamma globulin terapi, hydralazine, isoniazid, phenytoin (Dilantin), procainamide, kontrasepsi oral, metadon, steroid, dan tetanus toxoid dan antitoksin.

Laboratorium harus diberitahu jika pasien telah menerima vaksinasi atau imunisasi dalam enam bulan sebelum ujian. Hal ini terutama karena imunisasi sebelum mengarah ke tingkat immunoglobulin peningkatan menghasilkan hasil positif palsu.

Perlu dicatat bahwa, karena immunoelectrophoresis tidak kuantitatif, ia digantikan oleh prosedur yang disebut immunofixation, yang lebih sensitif dan lebih mudah untuk menafsirkan

Deskripsi

Terpisah dalam gel agar di bawah pengaruh medan listrik ke albumin,, alpha 1 alpha

(32)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 2, dan globulin beta dan gamma Serum protein. Immunoelectrophoresis dilakukan dengan menempatkan serum pada slide yang mengandung gel yang dirancang khusus untuk ujian.

Arus listrik ini kemudian melewati gel, dan imunoglobulin, yang mengandung muatan listrik, bermigrasi melalui gel sesuai dengan perbedaan biaya listrik masing-masing. Antiserum ditempatkan bersama slide untuk mengidentifikasi jenis tertentu hadir imunoglobulin.

Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi entitas penyakit yang berbeda, dan untuk membantu dalam memantau perjalanan penyakit dan respon terapi pasien dengan kondisi seperti defisiensi imun, penyakit autoimun, infeksi kronis, infeksi virus kronis, infeksi janin intrauterin, multiple myeloma , dan gammopathy monoclonal signifikansi belum ditentukan.

a. Ada lima kelas antibodi: IgM, IgG, IgA, IgE, dan IgD.

IgM diproduksi pada paparan awal terhadap antigen. Sebagai contoh, ketika seseorang menerima vaksinasi tetanus pertama, antibodi anti tetanus dari kelas IgM diproduksi 10 sampai 14 hari kemudian. IgM berlimpah di dalam darah tetapi tidak biasanya hadir dalam organ atau jaringan. IgM terutama bertanggung jawab untuk pengelompokan darah ABO dan faktor rheumatoid, namun terlibat dalam reaksi imunologi terhadap infeksi lain, seperti hepatitis. Karena IgM tidak melewati plasenta, ketinggian immunoglobulin ini pada bayi baru lahir menunjukkan infeksi intrauterin seperti rubella, cytomegalovirus (CMV) atau penyakit menular seksual (PMS).

IgG adalah jenis antibodi yang paling umum, yang terdiri dari sekitar 75% dari imunoglobulin serum. IgG diproduksi pada paparan berikutnya terhadap antigen. Sebagai contoh, setelah menerima suntikan tetanus kedua, atau booster, seseorang memproduksi antibodi IgG dalam lima sampai tujuh hari. IgG hadir baik dalam darah dan jaringan, dan merupakan antibodi hanya untuk melintasi plasenta dari ibu ke janin. IgG ibu melindungi

(33)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam bayi yang baru lahir untuk bulan pertama kehidupan, sampai sistem kekebalan bayi memproduksi antibodi sendiri.

IgA merupakan sekitar 15% dari imunoglobulin dalam tubuh. Meskipun ditemukan untuk beberapa derajat dalam darah, itu hadir terutama dalam sekresi dari saluran pernapasan dan pencernaan, dalam air liur, kolostrum (cairan kekuningan yang diproduksi oleh payudara selama kehamilan akhir dan beberapa hari pertama setelah melahirkan), dan menangis. IgA memainkan peran penting dalam mempertahankan tubuh terhadap invasi kuman melalui membran berlapis organ mukosa.

IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut, melainkan diukur untuk mendeteksi kondisi alergi. IgD, yang merupakan bagian terkecil dari imunoglobulin, jarang dievaluasi atau terdeteksi, dan fungsinya belum dipahami dengan baik.

C. REHABILITASI

Karena tes ini memerintahkan ketika baik tingkat yang sangat rendah atau sangat tinggi imunoglobulin yang dicurigai, pasien harus waspada untuk setiap tanda-tanda infeksi setelah ujian, termasuk demam, menggigil, ruam, bisul atau kulit. Setiap nyeri tulang atau nyeri juga harus segera dilaporkan kepada dokter.

Risiko

Risiko untuk tes ini adalah minimal, tetapi dapat mencakup sedikit pendarahan dari pingsan darah-gambar, situs atau perasaan pusing setelah venipuncture, atau memar.

Hasil yang normal

Rentang referensi bervariasi dari laboratorium ke laboratorium dan tergantung pada metode yang digunakan. Untuk orang dewasa, nilai normal biasanya ditemukan dalam kisaran berikut (1 mg = sekitar 0,000035 oz dan 1 dL = sekitar 0,33 oz cairan..):

* IgM: 60-290 mg / dL

(34)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam * IgG: 700-1,800 mg / dL

* IgA: 70-440 mg / dL Abnormal Hasil

Peningkatan kadar IgM dapat menunjukkan Macroglobulinemia Waldenstrom, keganasan yang disebabkan oleh sekresi IgM pada tingkat tinggi oleh sel ganas lympho plasma. Tingkat IgM meningkat juga dapat mengindikasikan infeksi kronis, seperti hepatitis atau mononukleosis dan penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis. Penurunan tingkat IgM dapat menjadi indikasi AIDS, imunosupresi disebabkan oleh obat tertentu seperti steroid atau dekstran, atau leukemia.

Peningkatan kadar IgG dapat mengindikasikan penyakit hati kronis, penyakit autoimun, reaksi hyperimmunization, atau infeksi kronis tertentu, seperti tuberkulosis atau sarcoidosis. Penurunan kadar IgG dapat mengindikasikan Wiskott-Aldrich syndrome, kekurangan genetik yang disebabkan oleh sintesis tidak memadai IgG dan imunoglobulin lainnya. Penurunan IgG juga dapat dilihat dengan AIDS dan leukemia.

Peningkatan kadar IgA dapat mengindikasikan penyakit hati kronis, infeksi kronis, atau penyakit radang usus. Penurunan kadar IgA dapat ditemukan di ataksia, suatu kondisi yang mempengaruhi gerakan keseimbangan dan gaya berjalan, tungkai atau mata, berbicara, dan telangiectasia, peningkatan ukuran dan jumlah pembuluh darah kecil di daerah kulit, menyebabkan kemerahan. Penurunan tingkat IgA juga terlihat pada kondisi protein darah rendah (hypoproteinemia), dan imunosupresi narkoba.

(35)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB VI

ELEKTROFORESIS

A. PENGERTIAN ELEKTROFORESIS

Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik). Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari molekul (TITRAWANI 1996).

Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan listrik yang dikandung oleh makromolekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen-komponen protein tersebut akan mulai bermigrasi (RICHARDSON dkk. 1986).

Menurut STENESH dalam TITRAWANI (1996) teknik elektroforesis dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving boundary electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis). Pada teknik elektroforesis larutan, larutan penyangga yang mengandung makromolekul ditempatkan dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan migrasi dari makro-molekul diukur dengan jalan melihat terjadinya pemisahan dari molekul (terlihat seperti pita) di dalam pelarut. Sedangkan teknik elektroforesis daerah adalah menggunakan suatu bahan padat yang berfungsi sebagai media penunjang yang berisi (diberi) larutan penyangga. Media penunjang yang biasa dipakai adalah gel agarose, gel pati, gel poliacrilamida dan kertas sellulosepoliasetat.

Adapun menurut SARGENT & GEORGE (1975) elektroforesis daerah disebut sebagai elektroforesis gel dengan dua buah model yaitu horizontal dan vertikal. Metode yang biasa digunakan adalah model horizontal, karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu peralatan yang digunakan sangat sederhana, relatif murah dan pemisahan untuk enzim tertentu dapat

(36)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam menghasilkan pemisahan yang lebih baik.

B. KEGUNAAN METODE ELEKTROFORESIS

Telah disebutkan di atas bahwa pola protein tertentu dari satu spesies hewan berbeda,secara elektroforesis akan memperlihatkan pola protein yang berbeda pula pada hewan lainnya. Faktor tersebutlah yang menyebabkan pola protein dapat digunakan untuk membedakan spesies hewan. Perbedaan pola protein inilah yang seringkali digunakan sebab untuk membedakan populasi secara tepat kadangkala tidak dapat dilakukan apabila hanya menggunakan pengamatan melalui morfologis saja. Fenomena ini pula yang menyebabkan metode elektroforesis banyak dilakukan untuk pengamatan taksonomi, sistematik dan genetik serta untuk mengidentifikasi spesies hewan maupun tumbuhan (bio-sistematik).

Dapat pula digunakan untuk melihat phylogenetic reconstruction (rekonstruksi secara Filogenetik) dari suatu jenis hewan atau tumbuhan.

C. PRINSIP KERJA ELEKTROFORESIS

Menurut George Stokes besarnya gaya gesek pada fluida disebabkan viskositas fluida.

Semakin besar viskositas (kekentalan) fluida maka akan semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut.

Didalam zat cair viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Gaya ini disebut gaya Stoke. Suatu molekul bermuatan Q dalam medan listrik berkekuatan x akan bergerak dengan kecepatan v karena mengalami gaya sebesar qx. Jika f merupakan koefisien gesekan(friksi), maka molekul tersebut akan mengalami gaya hambat sebesar vf, sehingga qx = vf.(f)

Pada elektroforesis media pemisahnya berupa gel Agarosa atau lainnya yang memiliki tingkat viskositas tinggi. Laju dalam elektroforesis sangat bergantung pada kekentalan medium (n), ukuran atau bentuk(r), dan muatan molekul (q). Kekuatan asam pada medium

(37)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam juga mempengaruhi besar muatan pada saat ionisasi berlangsung sehingga diperlukan larutan buffer untuk mengatasi masalah ini.Dan juga perlu dilakukan analisis terhadap kemampuan media untuk memisahkan molekul-molekul agar lebih efektif dan maksimal.Alat elektroforesis terdiri dari medium pemisah yang terhubung dengan dua elektroda dan kertas saring. Media pemisah dapat berupa gel Agarosa, pati atau poliacrilamida. Media Terdiri dari dua bagian yang dihubungkan dengan sumbu asbes;satu bagian berisi elektroda platina dan yang lain kontak dengan medium elektroforesis

D. KOMPONEN ELEKTROFORESIS

Elektroforesis terdiri dari beberapa komponen utama dalam penggunaanya. Yang pertama adalah larutan elektrolit yang berfungsi sebagai pembawa komponen. Umumnya berupa larutan buffer dengan pH tertentu sesuai dengan karakteristik senyawa yang akan dipisahkan.Berikutnya media pemisah merupakan tempat proses pemisahan terjadi. Media pemisah ini berupa kertas (selulosa asetat, selulosa nitrat), gel kanji, gel poliakrilamid, busa poliuretan atau agar-agar. Selanjutnya yang paling penting adalah elektroda yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik dengan media pemisah dan baterai atau arus listrik sebagai sumber energi (source) pada rangkaian alat.

E. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELEKTROFORESIS

Proses pemisahan dengan elektroforesis sangat dipengaruhi oleh teknik pengerjaan dalampengoperasian alat tersebut. Disamping medium pemisah yang sudah dielaskandiatas, ada beberapa faktor penentu lainnya yang dapat mempengaruhi proses pemisahan yaitu :

a. Sampel-Sampel yang akan dipisahkan sangat memungkinkan memberi pengaruh laju perpindahan ditinjau dari muatan, ukuran, dan bentuk molekul. Jumlah muatan total akan berbanding lurus dengan laju perpindahan, konsentrasi muatan yang bermigrasi tergantung pada pH. Untuk ukuran molekul apabila yang diperoleh lebih besar

(38)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam menyebabkan perpindahan molekul menurun dan membutuhkan energi perpindahan yang cukup besar dibandingkan dengan bentuk molekul yang berbeda dengan ukuran yang sama.

b. Larutan Buffer

Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH di dalam medium pemisah, dan berfungsi sebagai media penyedia elektrolit pada proses pergerakan aliran listrik.Larutan buffer harus memiliki interaksi dengan molekul yang dipisahkan, dan pH yang digunakan menjadi perhatian sehingga kumpulan molekul dapat dipisahkan satu sama lain tetapi tidak mengalami perubahan struktur. Larutan penyangga harus dipilih dengan cermat, keterkaitan ion buffer dalam berinteraksi dengan senyawa yang diteliti, Ph dipilih berdasarkan jenis campuran yang akan dipisahkan. Umumnya pemisahan dapat dicapai pada titik isolistrik (yaitu titik ketika pH suatu makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya atau kehilangan muatan), salah satu senyawa yang dipilih sebaiknya tidak mengakibatkan perubahan kimia atau perubahan struktur molekul yang akan diteliti. Kisaran kekuatan ionik larutan buffer pada 0,05-0,15 mol/L dan biasanya diambil nilai di antara kedua nilai ekstrim. Pada kekuatan ionik yang rendah akan terjadi pergerakan molekul yang cepat dan produksi panas yang rendah, akan tetapi terjadi difusi yang nyata. Di pihak lain, pada kekuatan ionik yang tinggi, diperoleh pita- pita yang tajam, namun akan terjadi produksi panas yang lebih tinggi dan terjadi pergerakan molekul pada jarak yang pendek.

c. Medan listrik Sumber suatu listrik yang stabil sangat diperlukan untuk menghasilkan aliran listrik dengan tegangan yang konstan. Kekuatan ionik medan listrik pada kisaran 2-8 V/cm sesuai pada suhu ruang. Kekuatan medan magnet yang dihasilkan jika lebih besar dari 10 V/cm, maka dapat memberikan efek pemanasan yang dapat

(39)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam menyebabkan pada media penyangga terjadi kehilangan air yang diakibatkan proses penguapan. Hal tersebut juga mengakibatkan pergeseran hasil fragmen-fragmen.

Pemanasan merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan senyawa-senyawa terdenaturasi. Disamping kekurangan dengan menggunakan tegangan yang tinggi, keuntungan elektroforesis pada voltase tinggi mengakibatkan pemisahan yang sangat cepat. Sehingga senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah akan mengalami proses difusi yang paling baik dipisahkan dalam kondisi elektroforesis tegangan tinggi.

Penelitian penggunaan Elektroforesis

Purwadi (2010) melakukan penelitian tentang penggunaan elektroforesis terhadap protein whey dan air pemulur pada pembuatan keju Mozzarella yang dipengaruhi oleh suhu koagulasi dan pemuluran. Elektroforesis yang digunakan tipe SDS-Page,menggunakan media pemisah gabungan poliakrilamida-natrium dodesil sulfat. Elektroforesis jenis ini memiliki sifat lebih sensitif dan lebih akurat, hanya saja membutuhkan proses yang lebih lama. Diperoleh hasil bahwa bahwa suhu koagulasi yang baik ialah 30 atau 35 oC,karena kedua suhu tersebut tidak berbeda nyata, maka agar lebih efisien sebaiknya digunakan suhu 30 oC. Suhu pemuluran semuanya tidak berbeda nyata, sehingga agar lebih efisien digunakan suhu terendah, namun dengan suhu 70 oC keju yang dihasilkan kurang mulur, sehingga sebaiknya digunakan suhu 75oC.

Kusumaningrum etall (2014) melakukan penelitian tentang gerak molekul DNA yang terpolarisasi pada elektroforesis berdasarkan muatan. Penelitian ini melakukan kombinasi alat antara prinsip elektroforesis dan elektroforesis terintegrasi perangkat lunak untuk mengukur konsentrasinya. Pengukuran konsentrasi DNA menggunakan spektrofotometer UV/VIS.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan desain untuk mengukur konsentrasi DNA

(40)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam berdasarkan gambaran yang dihasilkan pada gel elektroforesis menggunakan perangkat lunak berbasis MatLab. Pengukuran konsentrasi DNA didasarkan gambaran yang dihasilkan pada gel elektroforesis lalu dibandingkan dengan hasil penghitungan spektrofotometer UV/VIS. Hasil pengukuran total DNA menggunakan instrumentasi spektrofotometer memiliki kecenderungan yang sama dengan hasil pengukuran menggunakan perangkat lunak berbasis MatLab meskipun terdapat perbedaan nilai kuantitatif.

Hermanto S., etall (2014) melakukan penelitian tentang penggunaan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate PolyAcrylamide Gel Electrophoresis) bertujuan untuk mengidentifikasi sumber gelatin yang digunakan pada kapsul keras. Hal ini merujuk pada penggunaan gelatin sebagai salah satu bahan utama sistem pengiriman (delivery) obat medis atau farmasi. Bahan dasar pembuatan kapsul saat ini masih menjadi permasalahan dikarenakan kehalalannya masih diragukan karena sebagian besar diperoleh dari bahan tidak halal. Kolagen tulang sapi dan lemak babi merupakan salah satu sumber penghasil gelatin.Dengan ada penelitian tersebut dapat dilakukan pemeriksaan terhadap kehalalan suatu produk yang memanfaatkan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis). Tahap awal penelitian dilakukan optimasi terhadap standar gelatin sapi dan babi yang dihidrolisis dengan pepsin pada pH 4.5 dan suhu 60 oC selama 1 jam, 2 jam dan,3 jam. Gelatin yang dihasilkan hidrolisis selanjutnya dianalisis dengan SDS-PAGE untuk menentukan waktu hidrolisis optimal. Kemudian identifikasi gambaran gelatin hidrolisat dibandingkan berdasarkan perbedaan bobot molekulnya.

Hasil penelitian yang diperoleh kemudian diaplikasikan terhadap indikasi sumber gelatin pada beberapa sampel kapsul keras yang diperoleh dari pasaran dan dibandingkan dengan kapsul keras gelatin hasil simulasi. Hasil hidrolisis optimum selama 3 jam menunjukkan adanya pita-pita spesifik pada gelatin sapi dengan bobot molekul 15 kDa; 18,5 kDa; 33 kDa

(41)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dan 47 kDaserta pita spesifik pada gelatin babi dengan bobot molekul 12,8 kDa; 17,3 kDa, 23,7 kDa dan 37 kDa. Hasil yang sama diperoleh pada kapsul keras sampel dengan pita-pita gambaran protein yang identik dengan standar gelatin sapi. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan ketiga sampel yang diuji diduga merupakan kapsul yang terbuat dari gelatin sapi.

Rohmana A., etall (2016) melakukan penelitian terhadap penggunaan media pemisah berupa agar-agar komersial pada alat elektroforesis dengan sampel berupa zat warna remazol yang dipengaruhi oleh komposisi buffer, ph buffer dan konsentrasi media. Objek penelitian merupakan zat warna Remazol Brilliant Blue R (RBBR), Remazol Red RB (RRB), Remazol Yellow FG (RYFG), Remazol Turquoise Blue G (RTBG) dan Remazol Violet 5R (RV5R) dengan beberapa variabel optimasi elektroforesis gel dipengaruhi oleh komposisi buffer, pHbuffer, dan konsentrasi media yang dilakukan pada tegangan 150 volt selama 15 menit.

Kemudian Diperoleh kondisi optimal menggunakan buffer dengan komposisi NaH2PO4.H2O + Na2HPO4.Hasil penelitian menunjukkan larutan penyangga pada pH 9 didapatkan jarak migrasi terjauh untuk masing-masing zat warna RBBR, RYFG, RRB, RTBG dan RV5R secara berturut-turut adalah : 29,11 mm; 35,40 mm; 33,40 mm; 32,07 mm;

dan 31,07 mm. Pada konsentrasi 2%didapatkan jarak migrasi untuk kelima zat warna remazol paling jauh, yaitu : RBBR 29,13 mm;RYFG 34,14 mm; RRB 31,16 mm; RTBG 30,25 mm dan RV5R 29,20mm.

Yahya L.A., etall (2016) melakukan penelitian tentang pemanfaatan Nata de Coco Sebagai media gel elektroforesis pada zat warna Remazol terhadap pengaruh pH, waktu dan aplikasi pemisahan gelatin. Penelitian ini mengamati pengaruh pH larutan buffer, waktu dan proses pemisahan gelatin kemudian menggunakan elektroforesis dengan media nata de coco sebagai media penyangganya. Nata de coco yang telah dibuat dengan masa inkubasi 4 hari

(42)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam menghasilkan ketebalan sekitar 0,454 cm sehingga umur tersebut digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan larutan buffer terbaik adalah buffer fosfat yang terbuat dari garam–garamnya.Adapun pengaruh pH dinyatakan dengan kekuatan ion, hal ini sebanding dengan semakin besar kekuatan ion larutan, maka semakin jauh jarak migrasi Remazol.

Alokasi waktu pada proses elektroforesis mempengaruhi jarak migrasi Remazol. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi optimum elektroforesis gel terhadap pewarna Remazol Turquoise diperoleh dua pita pemisahan dengan jarak pita masing-masing 2 cm dan 3,6 cm.

Rachmania R.A., etall (2017) melakukan penelitian tenga berat molekul terhadap enzim Protease buah Nanas (Ananas comosus L.Merr) dan Pepaya (Carica Papaya L.)menggunakan metode SDS-PAGE. Jenis enzim Protease yaitu Papain dan Bromelin dapat menguraikan struktur molekul protein menjadi asam amino sangat dibutuhkan pada industri makanan dan farmasi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil berat molekul enzim Bromelin dari kulit buah Nanas (Ananas Comosus L. Merr) dan Pepaya (Carica Papaya L.) dari getah dengan varietas berbeda menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate PolyAcrylamide Gel Electrophoresis). Presipitasi dilakukan dengan penambahan amonium sulfat ((NH4)2SO4) 60 % dan dialisis enzim menggunakan tabung selofan dengan ukuran pori 12.000Dalton. Selanjutnya, berat molekul larutan enzim hasil dialisis ditentukan dengan metode SDS-PAGE. Hasil yang diperoleh dari analisis berat molekul enzim Bromelin varietas Bogor dan Subang tidak berbeda yaitu berkisar 30,654 kDa, begitu juga dengan enzim papain varietas California dan Sukma tidak berbeda yaitu berkisar 23,485 kDa.

Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa varietas buah yang berbeda pada nanas dan pepaya tidak berpengaruh terhadap berat molekul enzim bromelin dan papain.

(43)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB VII

IMMUNODIFFUSION

A. PENGERTIAN IMMUNODIFFUSION

Immunodiffusion atau Difusi imun adalah teknik untuk mendeteksi atau mengukur antibodi dan antigen dengan pengendapannya yang melibatkan difusi melalui zat seperti agar atau gel agarosa. Sederhananya, ini menunjukkan presipitasi dalam gel. Ini mengacu pada salah satu dari beberapa teknik untuk mendapatkan endapan antara antibodi dan antigen spesifiknya.

Hal ini dapat dicapai dengan:

a). Menangguhkan antigen/antibodi dalam gel dan membiarkan yang lain bermigrasi melaluinya dari sumur atau,

b) Membiarkan antibodi dan antigen bermigrasi melalui gel dari sumur terpisah sehingga membentuk area pengendapan.

B. METODE Imunodifusi radial

Radial immunodiffusion (RID) atau metode Mancini juga dikenal sebagai Mancini Immunodiffusion atau single radial immunodiffusion assay . Ini adalah teknik difusi tunggal dimana larutan yang mengandung antigen ditempatkan ke dalam sumur di permukaan gel atau agar yang diresapi dengan antibodi secara merata. Diameter cincin yang mengendap di sekitar sumur akibat reaksi antigen antibodi sesuai dengan jumlah antigen dalam larutan.

Tujuan Immunodiffusion Radial

Tes imunodifusi Mancini dapat dilakukan dengan satu atau lebih tujuan berikut:

a) Untuk mendeteksi kompleks antigen-antibodi.

(44)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam b) Jelaskan keadaan di mana kompleks antigen-antibodi mengendap.

c) Tentukan konsentrasi relatif antigen.

Prinsip Immunodiffusion Radial

Imunodifusi radial adalah jenis reaksi presipitasi. Dengan demikian didasarkan pada prinsip kurva presipitin yang menyatakan bahwa antigen-antibodi berinteraksi membentuk endapan ikatan silang yang terlihat ketika rasio antigen terhadap antibodi yang tepat ada.

Dalam pengujian, antibodi dimasukkan ke dalam agar dan dituangkan ke dalam pelat kaca untuk membentuk lapisan yang seragam. Sumur melingkar dipotong ke dalam agar dan antigen dimasukkan ke dalam sumur. Antigen spesifik terhadap antibodi yang diresapi berdifusi melalui agar ke segala arah dari sumur dan bereaksi dengan antibodi yang ada membentuk endapan yang terlihat atau cincin presipitin. Pita presipitat berbentuk cincin dari konsentris di sekitar sumur yang menunjukkan reaksi. Diameter cincin endapan yang terbentuk, sesuai dengan jumlah antigen dalam larutan.

Prosedur Immunodiffusion Radial

a) Agar yang mengandung antiserum (antibodi) yang sesuai dituangkan ke dalam piring.

b) Sumur melingkar dengan hati-hati dipotong dan dikeluarkan dari pelat.

c) Satu atau serangkaian standar yang mengandung konsentrasi antigen yang diketahui ditempatkan di sumur terpisah, sedangkan sampel kontrol dan "tidak diketahui"

ditempatkan di sumur lain yang tersisa.

d) Saat antigen berdifusi secara radial, cincin endapan akan terbentuk di area konsentrasi antigen-antibodi yang optimal.

e) Diameter cincin diukur dan dicatat.

(45)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam f) Kurva standar disiapkan menggunakan diameter cincin standar versus konsentrasinya.

Kurva ini kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi kontrol dan sampel yang tidak diketahui.

Interpretasi Hasil Imunodifusi Radial

1. Kehadiran cincin presipitin di sekitar sumur antigen menunjukkan interaksi antigen- antibodi spesifik.

2. Tidak adanya cincin presipitin menunjukkan tidak adanya reaksi.

3. Semakin besar jumlah antigen dalam sumur, semakin jauh cincin akan terbentuk dari sumur.

Aplikasi Immunodiffusion Radial

● Teknik imunodifusi banyak digunakan dalam imunologi untuk menentukan kuantitas atau konsentrasi antigen dalam sampel.

● Estimasi kelas imunoglobulin dalam serum.

● Estimasi antibodi IgG, IgM dalam serum terhadap virus influenza.

Aplikasi lain termasuk:

● Untuk menentukan konsentrasi relatif antibodi dalam serum.

● Perkirakan transferin serum dan alfa-fetoprotein.

● Untuk membandingkan sifat dua antigen yang berbeda.

● Untuk menentukan kemurnian relatif dari preparasi antigen

(46)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

● Untuk diagnosis penyakit

● Survei serologis

Keuntungan dari Immunodiffusion Radial

1. Pengendapan dalam gel diyakini memberikan hasil yang lebih spesifik dan sensitif dibandingkan metode lain yang tersedia.

2. Reaksi dalam bentuk pita presipitasi dan dapat diwarnai untuk tampilan yang lebih baik serta pelestarian.

3. Jika sejumlah besar antigen hadir, setiap reaksi antigen-antibodi akan menimbulkan garis presipitasi yang terpisah.

4. Teknik ini juga menunjukkan identitas, reaksi silang dan non identitas antara antigen yang berbeda.

Keterbatasan Immunodiffusion Radial 1. Waktu reaksi yang lama (18-48 jam)

2. Juga telah diusulkan bahwa hasil uji Mancini dipengaruhi oleh keberadaan kation logam yang terikat dalam sampel uji (protein).

3. Metode difusi tunggal presipitasi dianggap relatif boros dibandingkan metode lainnya.

4. Tes baru-baru ini telah digantikan oleh metode yang lebih sensitif dan otomatis, seperti nefelometri dan uji imunosorben terkait-enzim.

(47)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam BAB VIII

PARTICLE COUNTER

A. PENGERTIAN PARTICLE COUNTER Apa itu Particle Counter?

Penghitung Partikel Udara (Particle Counter) adalah instrumen terjangkau, yang dapat memantau kualitas udara dalam ruangan di rumah dan tempat kerja. Studi ilmiah telah menemukan hubungan antara paparan emisi materi partikulat dan masalah kesehatan yang signifikan.

Penghitung partikel udara dan debu aerosol digunakan untuk menentukan kualitas udara dengan menghitung dan mengukur jumlah partikel di udara. Informasi ini berguna untuk menentukan jumlah partikel di dalam gedung atau di udara ambien. Ini juga berguna untuk memahami tingkat kebersihan dalam lingkungan yang terkendali

Particle Counter aerosol lingkungan terkontrol yang umum digunakan adalah ruang bersih. Ruang bersih digunakan secara luas dalam fabrikasi perangkat semikonduktor, bioteknologi, farmasi, disk drive, dirgantara dan bidang lain yang sangat sensitif terhadap kontaminasi lingkungan.

(48)

Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam B. MASALAH YANG DAPAT DIPECAHKAN OLEH PARTICLE COUNTER

Masalah apa yang dapat dipecahkan oleh alat ukur Particle Counter?

Lokasi yang berbeda memiliki berbagai tingkat konsentrasi partikulat yang dapat diterima, terutama didorong oleh masalah kesehatan dan kenyamanan (yaitu rumah, kantor, bilik cat) atau kontaminasi (misalnya, rumah sakit, pabrik makanan dan minuman, kamar bersih).

Kadar yang berlebihan dapat mengakibatkan kondisi medis seperti Sick Building Syndrome, produktivitas yang lebih rendah, produk yang terkontaminasi, atau semua hal di atas.

Mempertahankan tingkat kualitas udara yang dapat diterima tidak hanya menurunkan biaya yang terkait dengan waktu henti, tetapi juga mengurangi atau menghilangkan biaya yang terkait dengan perbaikan mahal di masa mendatang.

Langkah pertama dalam membangun program pemeliharaan IAQ adalah untuk menentukan apakah suatu masalah saat ini ada.

Alat ukur partikel udara dan debu (Particle Counter) adalah instrumen meter yang dapat memantau kualitas udara dalam ruangan di rumah, tempat kerja, pabrik atau laboratorium.

Referensi

Dokumen terkait

2) Peritoneum viseral: melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen. 3) Ruang yang berada diantara kedua lapisan disebut ruang peritoneal. 4) Didalam

Mata kuliah ini mempelajari Bahasa Indonesia dalam ilmu teknologi laboratorium medik dengan menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar

Statistik adalah suatu ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan

Media harus steril Pemeriksaan mikrobiologis tidak mungkin dilakukan apabila media yang digunakan tidak steril, karena mikroorganisme yang diidentifikasi atau diisolasi

air steril untuk memperoleh faktor pengenceran sebesar 1000 kali (10 -3 ).. 9) Untuk menghitung total mikroba dalam sampel tanah, prosedur yang dipakai persis sama

Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan) yang stabil dan tetap.

Sabouraud (diucapkan sah-bu-Ro ') medium agar dikembangkan oleh dokter kulit Perancis, Raymond JA Sabouraud pada akhir 1800 untuk mendukung pertumbuhan jamur yang

baik atau tidak baik, hal itu akan terlihat dan dapat dikenali melalui penggunaan bahasa Indonesianya. Pengembanan fungsi demikian seyogianya mendapat pencermatan agar kita