0
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Sulawesi Utara
Triwulan IV – 2011
1
Kata Pengantar
Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 6 Tahun 2009 , dijelaskan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI Manado dituntut berperan sebagai ”economic intelligent and research unit” yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.
Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.
Manado, 31 Desember 2011 BANK INDONESIA MANADO
Ramlan Ginting Pemimpin
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR halaman 1
DAFTAR ISI halaman 2
RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 12 Sisi Permintaan halaman 12 Sisi Penawaran halaman 20
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 32 Inflasi Tahunan (yoy) halaman 33 Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi Bulanan (mtm) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Boks 1: Asymetric Price Transmission Komoditas Volatile Foods Kota Manado
halaman 33 halaman 34 halaman 37 halaman 42
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 46 Struktur Aset Perbankan Sulawesi Utara halaman 46 Perkembangan Kantor Bank halaman 47 Perkembangan Bank Umum Konvensional
Stabilitas Sistem Perbankan Perkembangan Perbankan Syariah Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat
halaman 48 halaman 54 halaman 58 halaman 59 Boks 2: Peranan Kredit UMKM Dalam Mendukung Sektor Ekonomi Unggulan di
Sulawesi Utara
halaman 61
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 64 Dana Perimbangan di Sulawesi Utara halaman 65 APBD di Tingkat Provinsi halaman 67
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 72 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 72 Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 77
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
halaman 80
3 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat halaman 83
PROSPEK PEREKONOMIAN halaman 89 Prospek Ekonomi Makro halaman 89 Prakiraan Inflasi halaman 93 Prospek Perbankan Halaman 97
4 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56
Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933
Email : [email protected]
;
[email protected];
[email protected] website : www.bi.go.id
Publikasi ini dapat diunduh dalam bentuk softfile pada:
5
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perkembangan Makro Ekonomi Regional
Perekonomian Sulawesi Utara sepanjang tahun 2011 terus menguat, setelah tumbuh 7,73% (yoy) pada triwulan III-2011, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan laporan tumbuh signifikan pada level yang relatif tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 8,30% (yoy). Berdasarkan hasil pemantauan pada indikator pertumbuhan, sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) masih menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan laporan, hal ini ditandai dengan maraknya MICE yang dilaksanakan di Sulawesi Utara serta peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, menjelang akhir tahun 2011 berbagai proyek fisik baik yang dikerjakan pemerintah maupun swasta diperkirakan meningkat, hal ini mendorong tumbuhnya Sektor Bangunan menjadi lebih tinggi. Di sisi lain, meski Sektor Pertanian menjadi salah satu sektor yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut namun pertumbuhannya diperkirakan melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, adanya panen raya padi pada beberapa sentra produksi di Sulut yang diproyeksikan akan terjadi pada bulan mendatang, diperkirakan akan mampu menahan perlambatan.
Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan IV-2011 terutama ditopang oleh aktivitas konsumsi serta membaiknya kinerja investasi. Kegiatan konsumsi, baik konsumsi swasta maupun pemerintah masih mengalami pertumbuhan positif. Faktor
Perekonomian Sulawesi Utara sepanjang tahun 2011 terus menguat...
Berdasarkan hasil pemantauan pada indikator pertumbuhan, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) masih menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi...
Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan IV-2011 terutama ditopang oleh aktivitas konsumsi...
6
pendorong pertumbuhan positif kegiatan konsumsi diantaranya: (1) peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, (2) peningkatan realisasi proyek fisik pemerintah menjelang akhir tahun anggaran yang selanjutnya akan berdampak terhadap membaiknya kinerja investasi. Sementara itu, kinerja ekspor di triwulan IV-2011 juga tercatat mengalami pertumbuhan positif yang ditandai dengan peningkatan ekspor komoditi unggulan Sulawesi Utara khususnya produk kelapa dan turunannya.
Perkembangan Inflasi Daerah
Tekanan inflasi Kota Manado sepanjang tahun 2011 tercatat sangat rendah. Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada Desember 2011 tercatat 0,67% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tercatat sebesar 7,38% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,79% (yoy). Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan IV-2011 menunjukkan fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh pergerakan harga kelompok bahan makanan. Pada Oktober 2011 Kota Manado tercatat mengalami inflasi 0,33% (mtm), kemudian mengalami deflasi cukup tajam pada November 2011 sebesar 0,40% (mtm). Pada akhir triwulan IV 2011 tekanan inflasi Kota Manado kembali mengalami peningkatan yang terutama didorong oleh faktor musiman perayaan Hari Raya Natal & Tahun Baru sehingga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,94% (mtm) pada Desember 2011.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi yang rendah secara tahunan terutama didorong oleh stabilnya tingkat inflasi kelompok inti (core inflation) dan kelompok
administered price. Sementara kelompok bahan makanan yang
harganya bergejolak (volatile foods) memberikan sumbangan yang negatif terhadap inflasi tahunan.
Tekanan inflasi Kota Manado
sepanjang tahun 2011 tercatat sangat rendah …
Berdasarkanfaktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi yang rendah secara tahunan terutama didorong oleh stabilnya tingkat inflasi kelompok inti...
7 Perkembangan Perbankan Daerah
Kondisi perekonomian yang cukup baik menjadi salah satu pendukung kuatnya pertumbuhan kinerja perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan IV-2011. Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan
outstanding kredit mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi penghimpunan dana, pertumbuhan DPK terutama terjadi pada jenis giro. Sejalan dengan itu, kredit bertumbuh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama jenis kredit investasi. Pertumbuhan kredit yang lebih cepat daripada pertumbuhan DPK menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sulawesi Utara berada pada level 112,43% di akhir tahun 2011. Beberapa aspek yang mencerminkan stabilitas sistem perbankan seperti aspek risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan indikator lainnya relatif terkendali. Non Performing Loans (NPLs) relatif terjaga berada pada nilai dibawah batas ketentuan BI yaitu dibawah 5%.
Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif. Total aset bank umum syariah secara tahunan, sampai dengan posisi Desember 2011 meningkat sebesar 57,82% (yoy), sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 48,08%. Sementara itu, DPK tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 50,31% (yoy) pada triwulan laporan. Dengan kondisi tersebut, Financing to Deposit
Ratio (FDR) menjadi 188,51% pada triwulan IV-2011.
Sejalan dengan kinerja bank umum (konvensional dan syariah) di Sulut, kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara padatriwulan IV-2011 juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, tercermin dari pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Aset BPR pada Desember 2011 mengalami pertumbuhan positif sebesar 62,12%
Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan mengalami
pertumbuhan positif...
Sejalan dengan kinerja bank umum (konvensional dan syariah) di Sulut, kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan IV-2011…
Kondisi perekonomian yang cukupbaik menjadi salah satu pendukung kuatnya pertumbuhan kinerja perbankan di Sulawesi Utara padatriwulan IV-2011…
8
(yoy), menjadi Rp651,7 miliar. Pertumbuhan aset BPR pada periode laporan terutama didorong oleh pertumbuhan kredit tercatat 58,09% (yoy) atau mencapai Rp455,8 miliar. Secara sektoral, kredit terutama disalurkan pada sektor lain-lain (konsumsi) dengan pangsa 81,04% dan sektor PHR dengan pangsa 9,85%. Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit konsumsi dengan pangsa mencapai 75,73% dari total kredit.
Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)
Kinerja keuangan pemerintah Provinsi pada akhir tahun anggaran 2011 secara umum tercatat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, salah satunya tercermin dari realisasi pendapatan sebesar 101,9%, melebihi target yang ditetapkan dalam APBD-P 2011. Namun demikian, pencapaian pendapatan ini tercatat masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 104,1%. Di sisi belanja, Provinsi Sulawesi Utara menganggarkan dana yang cukup besar. Alokasi belanja Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar Rp1,44 triliun atau meningkat 32,02% dari tahun sebelumnya. Namun demikian, peningkatan alokasi belanja ini tidak diikuti dengan peningkatan realisasinya. Sampai dengan akhir tahun anggaran 2011, realisasi belanja daerah tercatat hanya sebesar 89,1% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 94,9% dari total anggaran.
Perkembangan Sistem Pembayaran
Pada triwulan IV-2011, nilai transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai (kliring) di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan. Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan IV-2011 di wilayah kerja KBI Manado menunjukkan terjadinya net
outflow. KBI Manado mengalami net outflow sebesar Rp1.139
miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp513 miliar. Sementara itu, pada sistem pembayaran non tunai (kliring) sepanjang triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan, tercermin dari jumlah jumlah warkat yang
Pada triwulan IV-2011, nilai transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai (kliring) di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan... Kinerja keuangan pemerintah pada akhir tahun anggaran 2011secara umum tercatat lebih baik
9
dikliringkan sebanyak 91.789 lembar dengan nilai Rp2.279 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 2,53% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, perkembangan penyelesaian transaksi melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) selama triwulan IV-2011 (dari dan ke wilayah Sulawesi Utara) mencapai Rp3.162miliar atau mengalami peningkatan nilai sebesar 11,23% (yoy). Namun demikian dari sisi jumlah transaksi, volume RTGS pada triwulan laporan sedikit mengalami penurunan sebesar 2,62% (yoy) dari 6.515 transaksi di triwulan IV-2010 turun menjadi 6.344 transaksi pada triwulan IV-2011.
Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat
Seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi domestik dan meningkatnya kapasitas perekonomian Sulawesi Utara, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, ditandai oleh membaiknya berbagai indikator ketenagakerjaan pada periode laporan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sulawesi Utara secara konstan mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Searah dengan TPT yang direlease oleh BPS, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Manado menunjukkan terjadinya penurunan tingkat pengangguran, terindikasi dari nilai positif Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penggunaan tenaga kerja oleh dunia usaha Sulawesi Utara pada triwulan IV 2011. Selanjutnya, Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh KBI Manado menunjukkan masyarakat Sulawesi Utara masih optimis terhadap ketersediaan lapangan kerja yang ditunjukkan oleh berlanjutnya tren peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja pada periode laporan.
Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus meningkat. Kondisi ini ditandai oleh turunnya tingkat kemiskinan yang
Seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi domestik dan meningkatnya kapasitas perekonomian Sulut, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan...
Sementara itu, perkembangan penyelesaian transaksi melalui BI-RTGS selama triwulan IV-2011 mencapai Rp3.162 miliar atau mengalami peningkatan...
Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat
kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus meningkat..
10
didukung oleh kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), indeks penghasilan dan ekspektasi penghasilan masyarakat Sulut.
Outlook Pertumbuhan Ekonomi
Memasuki tahun 2012, perekonomian Sulawesi Utara pada triuwlan pertama diperkirakan berpotensi mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun 2011, yakni dalam kisaran 7,21% - 7,41% (yoy). Beberapa faktor yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan I-20112 diantaranya adalah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), gaji PNS/TNI/Polri per 1 Januari 2011, dan pembangunan infrastuktur swasta serta terpilihnya Kota Manado sebagai tempat perhelatan
event internasional ASEAN Tourism Forum (ATF) yang berlangsung
pada tanggal 8-15 Januari 2012. Dari sisi permintaan, aktivitas konsumsi dan membaiknya kinerja investasi diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2012. Sementara dari sisi penawaran, sektor PHR serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprediksi akan mengalami pertumbuhan positif yang didorong oleh penyelenggaraan beberapa event berskala nasional maupun internasional di Sulawesi Utara. Sektor bangunan juga diperkirakan akan tetap tumbuh positif sejalan dengan maraknya pembangunan proyek fisik pemerintah dan swasta yang sedang berjalan.
Outlook Inflasi Regional
Pada triwulan I 2011, laju inflasi Kota Manado diperkirakan akan berada pada level moderat, yakni berada pada kisaran 0,04%±1% (yoy). Dari sisi fundamental, tekanan inflasi relatif terjaga didukung oleh melandainya tekanan inflasi yang bersumber dari sisi eksternal maupun domestik. Namun demikian, terdapat tendensi kenaikan ekspektasi masyarakat Sulut terkait beberapa kebijakan pemerintah di tahun 2012.
Memasuki tahun 2012, perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan pertama diperkirakan berpotensi mengalami pertumbuhan pada kisaran 7,21% - 7,41% (yoy)…
Pada triwulan I 2011, laju inflasi Kota Manado diperkirakan akan berada pada level moderat, yakni berada pada kisaran 0,04%±1% (yoy). …
11
Dari sisi non fundamental tekanan inflasi volatile foods diperkirakan akan meningkat sebagai faktor anomali cuaca dan perkiraan curah hujan yang tinggi pada triwulan I-2012 yang berpotensi menimbulkan gagal panen dan berkurangnya pasokan perikanan tangkap. Sementara itu, inflasi kelompok administered
price diperkirakan bersumber pada kenaikan cukai rokok dan
kenaikan harga bahan bakar rumah tangga terkait konversi minyak tanah ke LPG.
Prospek Perbankan
Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik, kinerja intermediasi perbankan di Sulawesi Utara pada tahun 2012 diperkirakan akan membaik. Hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2012 menunjukkan optimisme perbankan Sulawesi Utara untuk terus meningkatkan pertumbuhan penyaluran kreditnya pada kisaran 36% (yoy). Dari sisi penghimpunan dana, pertumbuhan yang ditargetkan perbankan di Sulawesi Utara mencapai sekitar 41% (yoy).
Sementara itu, kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 6% pada triwulan I 2012 diperkirakan memberikan dampak pada penambahan kapasitas perekonomian Provinsi Sulawesi Utara melalui transmisi suku bunga perbankan.
Sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik, kinerja intermediasi perbankan di Sulawesi Utara padatahun 2012 diperkirakan akan membaik…
Sementaraitu, kebijakan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 6% pada triwulan I-2012 …
Dari sisi non fundamental tekanan inflasi volatile foods diperkirakan akan meningkat sebagai faktor anomali cuaca dan. …
12
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Sulawesi Utara (yoy)
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011 %
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Perekonomian Sulawesi Utara sepanjang tahun 2011 terus menguat, setelah tumbuh 7,73% (yoy) pada triwulan III-2011, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan laporan tumbuh signifikan pada level yang relatif tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 8,30% (yoy). Berdasarkan hasil pemantauan pada indikator pertumbuhan, sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) masih menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan, hal ini ditandai dengan maraknya MICE yang dilaksanakan di Sulawesi Utara serta peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, menjelang akhir tahun 2011 berbagai proyek fisik baik yang dikerjakan pemerintah maupun swasta diperkirakan meningkat, hal ini mendorong tumbuhnya Sektor Bangunan menjadi lebih tinggi. Di sisi lain, meski Sektor Pertanian menjadi salah satu sektor yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulut namun pertumbuhannya diperkirakan melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, adanya panen raya padi pada beberapa sentra produksi di Sulut yang diproyeksikan akan terjadi pada bulan mendatang, diperkirakan akan mampu menahan perlambatan.
1.1 SISI PERMINTAAN
Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan IV-2011 terutama ditopang oleh aktivitas konsumsi serta membaiknya kinerja investasi. Kegiatan konsumsi, baik
13 Grafik 1.2.
Indeks Ekonomi Saat Ini
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Manado. Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara
konsumsi swasta maupun pemerintah masih mengalami pertumbuhan positif. Faktor pendorong pertumbuhan positif kegiatan konsumsi diantaranya: (1) peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, (2) peningkatan realisasi proyek fisik pemerintah menjelang akhir tahun anggaran yang selanjutnya akan berdampak terhadap membaiknya kinerja investasi.Sementara itu, kinerja ekspor di triwulan IV-2011 juga tercatat mengalami pertumbuhan positif yang ditandai dengan peningkatan ekspor komoditi unggulan Sulawesi Utara khususnya produk kelapa dan turunannya.
Tabel 1.1.
Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (% yoy)
1.1.1 Konsumsi
Kegiatan konsumsi selama triwulan IV-2011 mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,13% (yoy) dengan kontribusi sebesar 5,18% terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya, maka kinerja kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tercatat mengalami sedikit perlambatan. Namun demikian, kinerja konsumsi masih tercatat sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan IV-2011. Faktor pendorong pertumbuhan positif kegiatan konsumsi swasta didukung oleh faktor musiman perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal, Santa Claus Daya, pesta kembang api serta persiapan perayaan Tahun Baru 2012. Sementara pertumbuhan konsumsi pemerintah lebih banyak didorong oleh realisasi proyek fisik pemerintah daerah yang terus mengalami peningkatan menjelang akhir tahun anggaran.
Kinerja konsumsi swasta pada triwulan laporan salah satunya terindikasi melalui Indeks Ekonomi Saat Ini (IEK) berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) di Kota Manado pada triwulan IV-2011. Sebagaimana terlihat pada grafik 1.2, pada akhir triwulan laporan (Desember 2011) IEK mencapai 139,42. Jika dilihat berdasarkan
Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb Q3 Sumb Q4 Sumb
Konsumsi 8.98 5.55 10.03 6.22 8.24 5.48 3.78 6.92 4.42 7.34 4.47 8.13 5.18 6.58 Konsumsi Swasta 7.28 3.01 7.96 3.16 6.71 4.62 2.09 6.06 2.54 7.47 3.09 8.21 3.29 6.65 Konsumsi Pemerintah 12.39 2.54 13.74 3.06 11.21 7.12 1.69 8.58 1.87 6.37 1.37 8.00 1.89 6.46 PMTB -0.19 -0.05 1.14 0.27 3.39 11.64 2.51 13.90 2.80 15.87 3.73 16.73 3.74 14.67 Stok 17.94 0.27 13.43 0.21 14.46 10.16 0.10 1.48 0.02 25.31 0.42 18.79 0.31 14.95 Ekspor 26.29 10.66 9.87 4.61 13.87 9.02 4.36 -1.46 -0.75 -16.58 -7.93 6.19 2.97 -0.38 Impor 31.41 9.12 12.65 4.29 16.08 9.42 3.77 -1.75 -0.65 -19.62 -7.04 10.95 3.90 0.31 PDRB 7.31 7.31 7.02 7.02 7.16 6.99 6.99 7.14 7.14 7.73 7.73 8.30 8.30 7.39 2010 2011 Jenis Penggunaan 2010 2011 -20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D 2010 2011
Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan Saat Ini
14 Grafik 1.3.
Indeks Nilai Tukar Petani Per Sub-Sektor
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara
komponennya, optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini tercermin dari positifnya nilai indeks seluruh komponen penyusun Indeks Ekonomi Saat Ini yang meliputi Indeks Penghasilan Saat Ini (125) , Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (164) serta Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (180,5). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi usaha yang semakin membaik berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, yang selanjutnya mendorong kenaikan penghasilan masyarakat, dan naiknya konsumsi rumah tangga.
Disamping itu, pertumbuhan konsumsi selama triwulan laporan tidak lepas dari membaiknya daya beli petani seiring dengan meningkatnya harga komoditas dunia. Hal ini tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan IV-2011 mencapai 104,19 atau tumbuh 3,27% (yoy). Peningkatan terutama terjadi pada subsektor perkebunan rakyat
dan pangan. Peningkatan subsektor perkebunan rakyat merupakan imbas kenaikan harga komoditas unggulan Sulut (Pala, Cengkih, dan Kopra) apabila dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, sub sektor yang masih berada dibawah batas minimum sejahtera adalah perikanan sebagai dampak turunnya produksi perikanan karena faktor cuaca buruk. Dalam Indeks NTP yang ditunjukan pada grafik 1.3., sepanjang tahun 2009 sampai akhir triwulan IV-2011 NTP Sulawesi Utara selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100). Indeks NTP digunakan sebagai salah satu indikator konsumsi karena berdasarkan komposisinya, sekitar 35% masyarakat di Sulawesi Utara bermata pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga.
Selanjutnya, pertumbuhan positif kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi melalui penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado yang mengalami kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu dealer utama penjualan kendaraan roda empat di Kota Manado. Selama triwulan IV-2011 penjualan kendaraan roda empat mengalami terus mengalami pertumbuhan positif hingga mencapai 47,15% (yoy) pada triwulan laporan. Adanya peningkatan penghasilan pada triwulan
90 95 100 105 110 115 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011 NTP batas minimum sejahtera Pangan Holtikultura Perkebunan Peternakan Perikanan
15
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado Grafik 1.5.
Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum
Sumber : Dealer utama penjualan kendaraan roda empat Grafik 1.4.
Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat
laporan direspon oleh masyarakat dengan melakukan pembelian barang dan jasa khususnya pembelian barang tahan lama.
Sementara itu, data pernyaluran kredit konsumsi oleh perbankan Sulut tetap menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Desember 2011, kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum mencapai Rp8.258 miliar, atau tumbuh sebesar 13,73% (yoy), melambat apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat mengalami pertumbuhan 22,25% (yoy).
Sejalan dengan pertumbuhan positif konsumsi swasta, kegiatan konsumsi pemerintah selama triwulan IV-2011 juga tumbuh positif sebesar 8% (yoy), namun tercatat mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 10,03% (yoy). Perlambatan ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan realisasi anggaran belanja di triwulan IV-2011 yang hanya mencapai 89,1% dari target belanja APBD-P 2011 sebesar Rp1.443 miliar, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang menghasilkan pencapaian sebesar 94,9% dengan target yang lebih rendah yakni Rp1.198 miliar.
1.1.2 Investasi
Pada triwulan IV-2011, investasi di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,73% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan kinerja investasi pada triwulan IV-2011 diantaranya pembangunan berbagai infrastruktur fisik pemerintah diantaranya pembangunan lapangan terbang perintis di Miangas, pembangunan pelabuhan perikanan di Sitaro dan rencana pembangunan jalan lingkar Pulau Lembeh di Bitung. Sementara itu beberapa proyek swasta yang hingga saat ini masih berjalan seperti investasi di bidang
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis
0 5 10 15 20 25 30 35 40 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2010 2011
16
properti dan pembangunan Manado Town Square (Mantos) II yang rencananya akan dibuka pada awal Desember 2011.
Selain itu, peran perbankan dalam penyaluran pembiayaan untuk kegiatan investasi juga terus mengalami peningkatan. Sampai akhir triwulan IV-2011, jumlah kredit investasi tercatat sebesar Rp2.478 miliar atau tumbuh 84,80% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2010 yang hanya tumbuh 38,36% (yoy). Pencapaian pertumbuhan kredit investasi ini pada tahap selanjutnya diharapkan dapat mendorong kinerja investasi di Sulawesi Utara.
1.1.3 Ekspor – Impor
Kinerja perdagangan Sulawesi Utara pada triwulan IV-2011 tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,19% (yoy). Indikasi pertumbuhan positif kinerja ekspor Sulut terutama disumbang oleh perdagangan antar negara. Nilai ekspor luar negeri Sulawesi Utara sepanjang tahun 2011 tercatat sebesar USD 749,68 ribu atau meningkat sebesar 99,4% (yoy).
Tabel 1.2.
Perkembangan Ekspor Sulawesi Utara (Juta USD)
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Total Ekspor 2.04 54.64 26.00 171.10 51.80 48.70 59.40 36.50 64.90 71.60 48.50 114.50 749.68 375.90 99.4 Migas - - - - - - - - - Non Migas 2.04 54.64 26.00 171.10 51.80 48.70 59.40 36.50 64.90 71.60 48.50 114.50 749.68 375.90 99.4 Uraian Nilai FOB 2011 Jan-Des 2011 Jan-Des 2010 % Growth (yoy)
Jika dilihat berdasarkan sektor usahanya, kinerja ekspor luar negeri Sulut terutama disumbang oleh ekspor dari sektor industri dengan pangsa sebesar 96%, sisanya
Grafik 1.6.
Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah
0 20 40 60 80 100 120 140 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis gKredit_Investasi (% yoy) - right axis
17
merupakan ekspor hasil sektor pertanian. Sementara itu berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri pada triwulan IV-2011 terutama didominasi dalam bentuk Lemak dan Minyak Hewani dengan pangsa mencapai 77% kemudian daging olahan dan ikan olahan dengan pangsa mencapai 8%, sisanya dalam bentuk ikan&udang (7%), ampas/sisa industri (4%), berbagai produk kimia (3%) dan produk lainnya (1%).
Komposisi negara tujuan ekspor Sulut sampai dengan triwulan IV-2011 mengalami pergeseran bila dibandingkan pada tahun 2010. Negara tujuan utama ekspor Sulut sampai dengan triwulan laporan adalah Belanda (33,83%), Amerika Serikat (21,10%), Korea Selatan (17,13%), dan Cina (15,63%). Sedangkan pada tahun 2010 negara tujuan ekspor utama Sulut adalah Cina (30,95%), Amerika Serikat (28,07%), Korea Selatan (16,44%), dan Belanda (13,53%).
Grafik 1.7.
Pangsa Sektor Utama Ekspor Sulut
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah Grafik 1.10.
Negara Tujuan Ekspor Tahun 2011
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah Grafik 1.9.
Negara Tujuan Ekspor Tahun 2010 0% 96% 4% Pertambangan&lainnya Industri Pertanian Grafik 1.8.
Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut
77% 8%
7%
4% 3%1% Lemak & minyak
hewan/nabati Daging & Ikan olahan Ikan & Udang Ampas/ Sisa industri Makaknan Berbagai produk kimia Lainnya
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
14% 28% 16% 31% 5%1%0%5% Belanda Amerika Serikat Korea Selatan Cina Jepang Jerman Filipina Lainnya 34% 21% 17% 16% 4%2% 2%4% Belanda Amerika Serikat Korea Selatan Cina Jepang Jerman Filipina Lainnya
18
Namun demikian, meskipun terus mengalami pertumbuhan positif (6,19%), kinerja ekspor Sulawesi Utara selama triwulan IV-2011 tercatat mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh sebesar 9,87% (yoy). Salah satu indikator yang dapat mengkonfirmasi perlambatan kinerja ekspor pada triwulan laporan adalah penurunan volume ekspor antar daerah/provinsi . Hal ini dapat tercermin dari kegiatan muat barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan muat
didefinisikan sebagai kegiatan pengiriman barang dari Sulawesi Utara ke luar provinsi. Selama triwulan IV-2011, volume barang asal Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik sebesar 199 ribu ton, tumbuh -11,01% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sama halnya dengan kinerja ekspor, kegiatan impor Sulawesi Utara pada triwulan IV-2011 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,95% (yoy). Pertumbuhan positif ini terutama didorong oleh peningkatan kinerja baik impor antar negara maupun antar pulau/provinsi. Pertumbuhan kinerja impor luar negeri antara lain dapat dikonfirmasi dengan data nilai impor selama tahun 2011 yang tercatat mencapai USD 144,36 juta meningkat dibanding tahun 2010 sebesar USD71,30 juta atau tumbuh sebesar 102,5%.
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Total Impor 22.09 5.59 37.07 5.50 3.80 2.60 0.90 13.40 7.00 12.00 6.40 28.00 144.36 71.30 102.5
Migas - - - - - -
Non Migas 22.09 5.59 37.07 5.50 3.80 2.60 0.90 13.40 7.00 12.00 6.40 28.00 144.36 71.30 102.5
Uraian
Nilai CIF ( Ribu USD) %
Growth (yoy) 2011 Jan-Des 2011 Jan-Des 2010
Berdasarkan jenisnya, kegiatan impor luar negeri pada tahun 2011 lebih banyak didominasi oleh impor barang konsumsi dengan pangsa sebesar 36%, sisanya sebesar 33% berupa barang modal dan 32% berupa impor bahan baku/penolong. Sementara berdasarkan komoditinya, impor komoditas gandum-ganduman merupakan komoditi impor terbanyak dengan pangsa 31% dari total nilai impor. Beberapa komoditas impor Sulut lainnya
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Sumber : PT. PELINDO IV (Persero) Bitung Grafik 1.11.
Perkembangan Kegiatan Muat di Pelabuhan Bitung
-120 -70 -20 30 80 130 180 230 280 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis
Tabel 1.3. Impor Sulut (Juta USD)
19
diantaranya kapal laut, besi baja dan mesin-mesin dengan pangsa berturut-turut 22%, 18% dan 17%.
Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sampai dengan Desember 2011 lebih dominan didatangkan dari negara Vietnam (26%), Jepang (15%), Cina (13%), Australia (10%), Malaysia (10%) dan Taiwan (9%). Sedangkan negara asal impor Sulut pada tahun 2010 adalah Cina (53,60%), Australia (15,84%), dan Vietnam (9,28%). Hal ini sejalan dengan jenis barang impor pada tahun 2011 yang lebih banyak didominasi oleh bahan konsumsi yakni berupa komoditi beras dengan negara asal barang dari negara Vietnam.
Sementara itu pertumbuhan kinerja impor antar daerah/pulau dapat dikonfirmasi dengan kegiatan bongkar barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan sebagai masuknya barang dari luar provinsi ke Sulawesi Utara. Selama triwulan IV-2011, volume
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Grafik 1.14.
Negara Asal Impor Tahun 2010 Negara Asal Impor Tahun 2011 Grafik 1.15.
Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah
32% 36% 33% Bahan Baku/Penolong Barang Konsumsi Barang Modal 31% 22% 17% 18% 4% 8% Gandum-ganduman Kapal laut Mesin-mesin Besi&Baja Peralatan Listrik Lainnya
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah Grafik 1.12.
Pangsa Jenis Barang Impor Sulut
Grafik 1.13.
Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut
9% 7% 54% 16% 2%2% 10% Vietnam Jepang Cina Australia Malaysia Taiwan Lainnya 26% 15% 13% 10% 10% 10% 16% Vietnam Jepang Cina Australia Malaysia Taiwan Lainnya
20
barang yang masuk ke Sulawesi Utara (bongkar) mencapai 849 ribu ton naik 15,49% (yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 735 ribu ton.
1.2 SISI PENAWARAN
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2011 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada dengan tingkat pertumbuhan total sebesar 8,30% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,77% (yoy). Pertumbuhan terutama terjadi sebagai multiplier effect penyelenggaraan event berskala internasional dan nasional pada triwulan laporan yang pada tahap selanjutnya akan mendorong aktivitas pada sektor penopang pertumbuhan ekonomi Sulut. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV-2011 adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang tercatat tumbuh 18,52% (yoy) dengan sumbangan sebesar 3,46% terhadap total pertumbuhan. Selanjutnya, sektor bangunan, sektor jasa dan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan dengan sumbangan masing-masing sebesar 2,16%, 1,49% dan 0,60% terhadap total pertumbuhan. Di sisi lain sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang melambat, hal ini diantaranya disebabkan oleh gangguan cuaca ekstrim yang menyebabkan terjadinya bencana longsor dan banjir di beberapa sentra penghasil padi serta serangan hama dan minimnya infrastruktur pendukung juga turut memberikan andil terhadap melambatnya kinerja sektor pertanian Sulawesi Utara.
Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung Grafik 1.16.
Perkembangan Kegiatan Bongkar di Pelabuhan Bitung
-80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
21 Tabel 1.4.
Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)
Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb
Pertanian 17.40 3.40 10.31 1.84 11.28 6.58 1.29 6.65 1.42 2.42 0.52 1.00 0.18 -2.28 Pertambangan & Penggalian 0.44 0.02 2.10 0.11 0.90 5.89 0.31 5.88 0.30 7.90 0.39 2.44 0.11 2.80 Industri Pengolahan 6.63 0.51 7.48 0.58 6.48 6.03 0.47 6.93 0.52 6.33 0.49 -3.07 -0.24 3.71 Listrik, Gas & Air Bersih 4.77 0.04 7.35 0.05 5.02 4.81 0.04 5.33 0.04 7.22 0.06 6.29 0.05 5.93 Bangunan -4.87 -0.79 0.86 0.15 2.11 8.31 1.39 13.59 1.97 15.76 2.26 13.41 2.16 11.61 PHR 8.92 1.35 11.11 2.00 8.59 8.79 1.31 6.36 1.00 12.97 1.83 18.52 3.46 21.03 Pengangkutan & Komunikasi 7.08 0.97 12.41 1.57 8.17 7.24 0.89 3.27 0.43 2.55 0.35 3.57 0.48 4.10 Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 6.77 0.45 8.26 0.52 9.73 5.31 0.36 7.13 0.47 6.51 0.43 9.87 0.60 6.59 Jasa-Jasa 7.21 1.08 6.54 0.94 6.17 5.89 0.93 6.46 0.98 8.20 1.39 10.36 1.49 8.10
PDRB 7.04 7.04 7.77 7.77 7.16 6.99 6.99 7.14 7.14 7.73 7.73 8.30 8.30 7.39
2011
2010 2011
Lapangan Usaha 2010
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
1.2.1 Pertanian
Kinerja sektor pertanian pada triwulan IV-2011 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 1% (yoy) dengan sumbangan sebesar 0,18% terhadap total pertumbuhan ekonomi Sulut. Pencapaian ini tercatat mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 10,31% (yoy). Perlambatan ini antara lain disebabkan oleh: (i) bencana banjir dan longsor yang disertai angin kencang yang melanda sebagian besar sentra penghasil padi; (ii) serangan hama tungro dan kepinding di beberapa kawasan sentra penghasil padi di Sulut (Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow); (iii) penurunan penyerapan pupuk bersubsidi, dan (iv) tidak berfungsinya sarana irigasi di sentra produksi padi di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Tabel 1.5.
Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi per September 2011
Urea NPK Pelangi Bolaang Mongondow 679 15 Bolmong Timur - 2 Bolmong Selatan - -Bolmong Utara - -Kotamobagu 92 4 Minahasa 505 13 Minahasa Selatan 219 10 Minahasa Tenggara 60 -Minahasa Utara 121 3 Kepulauan Sangihe 6 5 Sitaro - -Kepulauan Talaud - -Manado 7 1 Bitung - -Tomohon 73 2 Total 1,786 54
Kab/Kota Realisasi (Ton)
Ket: Tanda (-) tidak ada realisasi/permintaan Sumber: PT. Pupuk Kaltim Kantor Pemasaran Sulut dan Gorontalo
22 Grafik 1.17.
Pertumbuhan Kredit Pertanian Tabel 1.6.
Perkembangan Luas Panen dan Produksi Hasil Pertanian Prov. Sulut
Sumber: Distanak Provinsi Sulawesi Utara
Perlambatan kinerja sektor pertanian antara lain juga dapat dikonfirmasi dengan data dari Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah, Padi dan Pipilan Jagung Kering di Provinsi Sulawesi Utara, dimana pada triwulan IV-2011 luas panen padi hanya tercatat sebesar 26.659 hektar lebih rendah dibandingkan luas panen pada triwulan IV-2010 sebesar 26.718 hektar atau turun -0,22% (yoy). Sejalan dengan penurunan luas panen, produksi beras yang dihasilkan juga hanya sebesar 87.217 ton atau turun -0,08% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, produksi pipilan jagung kering pada triwulan laporan tercatat mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 85.785 ton pada triwulan IV-2010 menjadi 328.233 ton pada triwulan laporan atau naik sebesar 282,62%.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Luas Panen (Ha) 31,873 36,150 20,339 27,642 30,258 38,597 24,198 26,718 28,898 24,959 41,568 26,659
Produksi Gabah (Ton) 142,923 169,105 98,691 138,341 140,922 185,420 119,571 138,117 136,155 117,088 204,854 138,001
Produksi Beras (Ton) 90,041 106,536 62,175 87,155 89,063 117,185 75,569 87,290 86,050 74,000 129,468 87,217
Luas Panen (Ha) 22,310 35,138 33,754 35,147 29,759 36,226 32,565 23,380 32,600 15,295 75,590 90,147
Produksi Jagung (Ton) 80,136 125,561 120,302 124,963 108,759 132,339 119,262 85,785 118,875 56,181 277,093 328,233
2011 KOMPONEN
Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras
Perkembangan Luas Panen dan Produksi Pipilan Kering Jagung
2009 2010
Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian semakin menunjukkan adanya tren peningkatan. Sampai dengan Desember 2011, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertanian mencapai Rp366 milliar atau tumbuh 76,60% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, jika dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan bank, jumlah kredit pertanian hanya mencapai
2,30% dari total kredit yang disalurkan. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing Loan) di sektor pertanian yang mencapai 5,37% pada triwulan laporan.
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado
-100 -50 0 50 100 150 -50 100 150 200 250 300 350 400 450 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Pertanian (Rp miliar) - left axis gPertanian (% yoy) - right axis
23 1.2.2 Sektor Bangunan
Kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan IV-2011 mencatat pertumbuhan sebesar 13,41% (yoy) dengan sumbangan sebesar 2,16% terhadap total pertumbuhan. Pertumbuhan ini tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar 0,86% (yoy). Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor bangunan diantaranya adalah penyelesaian beberapa proyek pemerintah seperti:
- Pekerjaan peningkatan kualitas dan pelebaran sejumlah jalan di Manado; - Proyek air bersih “Mahlimbukar” di Tomohon senilai Rp57 milyar;
- Proyek pembangunan lapangan terbang perintis di Mianggas senilai Rp6 milyar untuk pekerjaan konstruksi awal dan pembebasan lahan;
- Pembangunan pelabuhan perikanan di Sitaro senilai Rp6 milyar yang saat ini baru memasuki tahap awal pembangunan (diperkirakan proyek pembangunan akan berlangsung lebih dari 1 tahun);
- Rencana pembangunan jalan lingkar Pulau Lembeh di Bitung, yang dianggarkan sebesar Rp30 milyar;
- Sejumlah proyek perikanan di Kab.Bolaang Mongondow.
Selanjutnya, proyek swasta juga menunjukan indikasi peningkatan menjelang akhir tahun 2011. Salah satu proyek swasta yang terus melakukan proses pengerjaan sampai dengan November 2011 adalah pembangunan Manado Town Square (Mantos) II yang rencananya akan dibuka pada awal Desember 2011. Disamping maraknya pembangunan berbagai pusat perdagangan baru, Sulawesi Utara juga terus menunjukan peningkatan pembangunan berbagai proyek perumahan khususnya di Kota Manado.
Pertumbuhan sektor konstruksi juga tercermin pada peningkatan data penjualan semen di Provinsi Sulawesi Utara. Selama triwulan laporan, penjualan semen tercatat mencapai 167,950 ton atau mengalami pertumbuhan 6,45% (yoy). Selain itu, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) juga memperlihatkan kenaikan indeks penjualan bahan konstruksi sebesar 97,97% (yoy) dari 119,93 pada Desember 2010 menjadi 237,43 pada Desember 2011.
24 Grafik 1.18.
Perkembangan Data Penjualan Semen
Grafik 1.20.
Perkembangan Kredit Konstruksi Grafik 1.19.
Perkembangan Indeks Penjualan Bahan Konstruksi
Dari sisi pembiayaan, peran perbankan terhadap sektor bangunan (konstruksi) menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tercermin dari jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan sampai dengan Desember 2011 tercatat sebesar Rp521 miliar atau mengalami pertumbuhan positif sebesar 37,84% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan IV-2011 menunjukan pertumbuhan positif sebesar 18,52% (yoy) dengan kontribusi sebesar 3,46% terhadap total pertumbuhan. Pertumbuhan sektor ini terutama terjadi pada sub sektor perdagangan sebagai akibat tingginya aktivitas konsumsi masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, serta subsektor hotel yang didorong oleh penyelenggaraan beberapa event diantaranya :
a. Pelaksanaan The 19th Biennial General Conference of Association of Asian Social
Science Research Councils (AASSREC) pada tanggal 16-19 Oktober 2011 yang akan
dihadiri oleh 12 negara diantaranya Australia, Jepang, Cina, Bangladesh, New Zeland, Malaysia, Filipina dan Amerika Serikat dan sekitar 300 peneliti ilmu sosial.
b. Pertemuan Asosiasi Bapelkes Indonesia (ABI) yang akan berlangsung pada 12-14 Oktober 2011 dengan peserta 23 Bapelkes se-Indonesia.
Sumber : Data Asosiasi Semen Indonesia
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Volume (ton) - left axis g_semen (%) - right axis
-200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700 0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 Jan Ma r Me i Ju l Se p No v Jan Ma r Me i Ju l Se p No p Jan Ma r Me i Ju l Se p Nop 2009 2010 2011
Indeks Bahan konstruksi gBahan konstruksi (%) -right axis
Sumber : Survei Penjualan Eceran KBI Manado
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 -100 200 300 400 500 600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Konstruksi (Rp miliar) - left axis gKonstruksi (% yoy) - right axis
25
c. Rapat Kerja dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia pada tanggal 11-13 Oktober 2011 yang menghadirkan sekitar 300 pustakawan se-Indonesia.
d. Pemilihan bintang radio ASEAN pada tanggal 19-23 Oktober 2011 dengan peserta sebanyak 200 perwakilan RRI dari seluruh Indonesia serta perwakilan dari negara ASEAN.
e.
Konferensi Pemimpin Perusahaan Penyedia Industri Listrik se-Asia Timur dan Pasifik Barat(Association of the Electricity Supply Industry of East Asia and The Western Pacific (AESIEAP) pada tanggal 31 Okt – 1 November 2011 yang dihadiri oleh 35 CEO dari
berbagai perusahaan di Asia Pasifik dan kurang lebih perwakilan dari 15 negara.
Maraknya berbagai perhelatan yang diselenggarakan di Kota Manado selama triwulan laporan antara lain dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data pariwisata yang secara umum memperlihatkan tren peningkatan diantaranya adalah data wisatawan mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Grafik 1.21.
Data Wisatawan Mancanegara Grafik 1.22.
Data Lama Tamu Menginap
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Grafik 1.23.
TPK dan Lama Menginap Grafik 1.24.
Jumlah Kamar Terjual
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
(60.00) (40.00) (20.00) -20.00 40.00 60.00 80.00 -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Wisman (org) - left axis gWisman (% yoy) - right axis
(10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Menginap (org) - left axis gMenginap (% yoy) - right axis
-1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 -10 20 30 40 50 60 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011 TPK (%) - left axis Ratas Menginap (hari) - right axis
(20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Kmr Terjual (unit) - left axis gKmr Terjual (% yoy) - right axis
26 Grafik 1.25.
Perkembangan Kredit Sektor PHR
Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor ekonomi terbesar mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai dengan bulan Desember 2011 kredit sektor PHR yang telah disalurkan bank umum mencapai Rp4.610 miliar atau tumbuh 40,55% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
1.2.4. Sektor lainnya A. Sektor Jasa-jasa
Kinerja sektor jasa pada triwulan III-2011 tumbuh positif sebesar 10,36% (yoy), dengan sumbangan sebesar 1,49% terhadap total pertumbuhan triwulan laporan. Kinerja sektor jasa yang cukup stabil ditopang oleh aktivitas sub sektor pemerintahan umum. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya kinerja sektor jasa-jasa mengalami peningkatan yang tercermin dari kinerja penyaluran kredit perbankan di sektor
ini. Sampai dengan bulan Desember 2011 kredit sektor jasa-jasa tercatat sebesar Rp825 miliar atau tumbuh 18,99% (yoy).
B. Sektor Industri Pengolahan
Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IV-2011 mengalami penurunan dengan yang mencatat pertumbuhan -3,07%. Penurunan ini dapat dikonfirmasi melalui data pertumbuhan industri manufaktur di Sulut yang juga mengalami penurunan -5,26% (yoy). Berdasarkan jenisnya, penurunan ini terdapat pada jenis industri Makanan dan Minuman. Sentra industri di Sulawesi Utara didominasi oleh pengolahan produk kelapa dan turunannya serta pengolahan produk perikanan yang keduanya merupakan bagian dari jenis industri makanan. Lokasi industri tersebar di Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado
Grafik 1.26.
Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis gKredit_PHR (% yoy) - right axis
-20 -10 0 10 20 30 40 50 -100 200 300 400 500 600 700 800 900 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
27 Tabel 1.7.
Perkembangan Industri di Sulawesi Utara Berdasarkan Jenisnya Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
-10 -5 0 5 10 15 20 25 30
Tw. I-11 Tw. II-11 Tw. III-11 Tw. IV-11 2011 %
Sulut Nasional
Grafik 1.27.
Perkembangan Pertumbuhan Industri Sulut dan Nasional
Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah
Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu dan Kota Tomohon. Mayoritas industri pengolahan berlokasi di Kota Bitung dan Kota Manado.
Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Makanan dan Minuman -2.29 -0.84 1.21 -2.97 15.85 4.61 -3.40 -4.85 Kimia dan Barang dari Bahan Kimia -9.22 -8.03 -1.43 -14.56 39.9 16.00 3.46 -20.01
Logam Dasar 2.11 4.33 -0.16 2.78 -20.42 -5.53 5.72 9.32
Furnitur dan Pengolahan Lainnya 18.79 5.99 -1.99 1.27 12.24 14.69 8.38 5.82
yoy Pertumbuhan 2011 (%)
qtq Jenis Industri
Penurunan kinerja sektor industri juga ditandai oleh penurunan jumlah pelanggan listrik di sektor industri. Berdasarkan data PLN, jumlah pelanggan listrik di sektor industri pada triwulan IV-2011 tercatat 368 pelanggan, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 371 atau tumbuh negatif 0,81% (yoy). Indikator lainnya yang mendukung penurunan kinerja sektor industri adalah perlambatan pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan. , dari sisi Dukungan perbankan terhadap industri pengolahan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan sektor ini. Sampai dengan akhir triwulan IV-2011 jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp388 miliar atau tumbuh sebesar 11,65% (yoy) lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 47,52% (yoy).
28 Grafik 1.28.
Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Kelompok Bisnis dan Industri
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado Grafik 1.29.
Perkembangan Kredit Sektor Industri
Sumber : PLN Kanwil Suluttenggo
362 364 366 368 370 372 374 376 378 380 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Industri (Mwatt)
C. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2011 tumbuh 9,87% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas perbankan antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu, pengaruh meningkatnya laju konsumsi dan aktivitas sistem pembayaran di wilayah Sulawesi Utara juga turut berkontribusi pada pertumbuhan sektor ini.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Jumlah Bank umum 24 25 25 25 25 25 25 25 Jumlah kantor bank umum*) 206 215 219 225 227 234 242 246
Jumlah BPR 13 14 14 16 16 17 17 17
Jumlah kantor BPR 39 39 41 43 43 46 46 48
Data Bank 2010 2011
D. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan berbagai event berskala nasional maupun internasional di Tahun 2011 adalah semakin dikenalnya Kota Manado sebagai salah satu kota tujuan wisata baik secara internasional maupun nasional. Hal ini berpengaruh pada meningkatnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Utara hingga pada tahap lanjut mampu mendorong kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IV-2011 mengalami
Tabel 1.8.
Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Umum dan BPR di Sulawesi Utara
Ket: *) termasuk kantor unit
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -50 100 150 200 250 300 350 400 450 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis gKredit_Industri (%yoy) - right axis
29 Tabel 1.9.
Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi
pertumbuhan 3,57% (yoy), dengan sumbangan sebesar 0,48% terhadap total pertumbuhan.
Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan tercermin dari tingginya arus penumpang yang keluar/masuk dari/ke Bandar Udara Sam Ratulangi Manado baik asal/tujuan domestic maupun internasional. Sampai dengan periode laporan, arus penumpang dan kargo yang berangkat (keluar) dari wilayah Sulawesi Utara tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 7,15% (yoy) dan 14,16% (yoy). Sejalan dengan itu, arus penumpang yang masuk ke wilayah Sulawesi Utara juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,77% (yoy). Peningkatan pada arus masuk bertepatan dengan maraknya event domestik dan internasional yang diselenggarakan di Sulawesi Utara serta arus kedatangan masyarakat yang akan merayakan perayaan Natal dan Idul Fitri di Sulawesi Utara.
Sejalan dengan pertumbuhan positif sektor ini, keberpihakan perbankan yang diwujudkan dalam penyaluran kredit di sektor pengangkutan dan komunikasi juga memperlihatkan adanya peningkatan. Sampai dengan akhir triwulan IV-2011 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp145 miliar, atau tumbuh 28,17% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
E. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2011 tumbuh 2,44% (yoy) dengan sumbangan sebesar 0,11% terhadap total pertumbuhan. Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Namun demikian, saat ini terdapat beberapa perusahaan
Sumber: PT. Angkasa Pura II, Sulawesi Utara
Sumber : Bank Indonesia Manado Grafik 1.30.
Perkembangan Kredit Sektor Transportasi & Komunikasi
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Datang 174,013 208,221 218,514 229,908 203,160 213,389 229,846 245,468 6.77% Berangkat 183,275 205,865 219,567 216,486 213,108 216,771 232,520 231,954 7.15% Datang 1,378,294 1,715,793 1,844,427 1,957,143 1,783,877 1,656,261 1,808,789 1,957,167 0.001% Berangkat 941,772 1,270,119 1,400,768 1,011,539 1,208,615 1,098,530 945,969 1,154,768 14.16% 2011 Penumpang Kargo Jenis Pengangkutan Kedatangan/ Keberangkatan 2010 Growth (YoY) -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 -20 40 60 80 100 120 140 160 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis
30 Tabel 1.10.
Daftar Investasi PMA Sektor Pertambangan
Sumber : BKPM Regional Sulut
PMA yang telah membuka usaha pertambangan emas di berbagai wilayah di Sulawesi Utara. Dukungan perbankan terhadap sektor pertambangan juga terus mengalami perbaikan, jika dilihat berdasarkan trennya, pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan terhadap sektor pertambangan pengalami penurunan yang cukup signifikan pada awal tahun 2009, dan selanjutnya mulai mengalami peningkatan pada triwulan II-2011. Pada triwulan laporan, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertambangan tercatat sebesar Rp89 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 142,33% (yoy).
Rencana Investasi Realisasi Investasi
( US$ ) ( US$ ) WNI WNA
1 PT. Bumi Sulawesi Persada Mining Pertambangan Nikel dan emas 2.000.000 - 50 - Hongkong/ RRC Bolmong
2 PT. Pertambangan Bumi Indonesia Pertambangan emas dan perak serta nikel 1.995.349,53 - 100 - Hongkong/RRC Bolmong
3 PT. Arafura Mandiri Semangat Pertambangan emas 610 - 100 - Australia Bolmong
4 PT. Tambang Tondano Nusajaya Pertambangan emas 120.100.000 - - - Singapura Minahasa
5 PT. Meares Soputan Mining Pertambangan emas 182.000.000 - - - Singapura Minahasa
6 PT. Avocet Mining Services Jasa Pertambangan 600 - 50 - Inggris Manado
Tenaga Kerja
Lokasi
No. Nama Perusahaan Bidang Usaha Asal Negara
F. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan IV-2011 tumbuh positif 6,29% (yoy). Jika dilihat dari jumlah penjualan listrik serta jumlah pelanggan di triwulan IV-2011, terdapat pertumbuhan positif dalam jumlah pelanggan dan pemakaian listrik pada triwulan laporan. Jumlah pelanggan listrik pada triwulan
IV-Grafik 1.32.
Perkembangan Jumlah Pemakaian dan Supply Listrik di Sulawesi Utara
Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah Grafik 1.31.
Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan
Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado
-50 0 50 100 150 200 -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis
-50 100 150 200 250 300 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010 2011
Jumlah Pemakaian (MW) - left axis
31
2011 sebesar 451.984 pelanggan atau tumbuh 10,47% (yoy) dengan jumlah pemakaian 187 MW atau tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Sementara itu, pada triwulan IV-2011, kapasitas listrik yang tersedia adalah sebesar 270 MW atau tumbuh 21,08% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Tingkat pertumbuhan kapasitas listrik tersedia didukung oleh pembangunan sejumlah pembangkit listrik di wilayah Sulawesi Utara.
32
BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Tekanan inflasi Kota Manado sepanjang tahun 2011 tercatat sangat rendah.Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada Desember 2011 tercatat 0,67% (yoy) jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tercatat sebesar7,38% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,79% (yoy). Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan IV-2011 menunjukkan fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh pergerakan harga kelompok bahan makanan. Pada Oktober 2011 Kota Manado tercatat mengalami inflasi 0,33% (mtm), kemudian mengalami deflasi cukup tajam pada November 2011 sebesar 0,40% (mtm). Pada akhir triwulan IV 2011 tekanan inflasi Kota Manado kembali mengalami peningkatan yang terutama didorong oleh faktor musiman perayaan Hari Raya Natal & Tahun Baru sehingga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,94% (mtm) pada Desember 2011.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi yang rendah secara tahunan terutama didorong oleh stabilnya tingkat inflasi kelompok inti (core inflation) dan kelompok administered price. Sementara kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) memberikan sumbangan yang negatif terhadap inflasi tahunan.
Grafik 2.2.
Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (qtq) Grafik 2.1.
Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (yoy)
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010 2011 %
yoy Manado yoy Nasional -3
-2 -1 0 1 2 3 4 5 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010 2011 % qtq Manado qtq Nasional
33
2.1. PERKEMBANGAN INFLASI
2.1.1 INFLASI TAHUNAN (yoy)
Secara tahunan, tren penurunan inflasi Kota Manado selama tahun 2011 terus berlanjut hingga tercatat sebesar 0,67% (yoy) pada akhir triwulan IV 2011, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar 6,28% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,79% (yoy) pada Desember 2011. Tren penurunan tekanan inflasi sepanjang tahun 2011 terutama disumbangkan oleh deflasi bahan makanan yang disebabkan oleh kondisi pasokan yang memadai. Puncak permintaan masyarakat Kota Manado pada perayaan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 yang jatuh di akhir triwulan IV 2011 memberikan tekanan relatif minimal terhadap inflasi tahunan Kota Manado.
Berdasarkan kelompoknya, inflasi disumbang oleh hampir seluruh kelompok yang ada. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi tertinggi dibandingkan kelompok lainnya, tercatat sebesar 9,06% (yoy) yang terutama terjadi pada sub kelompok pendidikan. Sementara itu, kelompok bahan makanan tercatat mengalami deflasi sebesar 3,17% (yoy) karena melimpahnya pasokan, baik pasokan lokal maupun pasokan impor.
2.1.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq)
Searah dengan inflasi tahunan, tekanan inflasi Kota Manado selama triwulan IV-2011tercatatlebih rendahdibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara triwulanan, Kota Manado pada triwulan IV-2011mencatat inflasi 0,87% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2010 yang mengalami inflasi sebesar 1,44% (qtq). Namun demikian, tekanan inflasi pada triwulan laporan meningkat dibandingkan triwulan III 2011 yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,06% (yoy) .
Tabel 2.1.
Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
1 Bahan Makanan 21.82 4.75 -0.82 5.82 -2.19 6.39 18.14 15.23 21.69 14.72 -1.23 -3.17
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.03 7.5 6.15 4.88 8.13 5.96 4.83 5.36 0.43 1.50 1.45 1.21 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.54 2.07 -0.15 0.44 1.45 1.83 2.58 2.35 1.85 2.14 1.58 1.63
4 Sandang 6.05 4.94 4.67 6.37 2.83 6.84 7.02 5.15 5.03 4.28 8.33 5.56
5 Kesehatan 9.16 5.43 4.84 4.12 4.98 2.56 1.87 0.96 0.61 2.62 3.21 5.20
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 2.58 2.03 2.63 1.81 1.97 1.75 1.19 1.62 0.91 0.86 9.70 9.06 7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.05 -8.66 -8.76 -5.33 1.63 2.60 3.26 0.59 0.80 -0.38 -0.86 0.49
8.85 2.25 -0.01 2.31 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 5.15 1.24 0.67 2011 2010 2009 No Kelompok Umum
34 Grafik 2.3.
Inflasi Triwulanan Sub Kelompok Bahan Makanan TriwulanIIV-2011
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
1 Bahan Makanan 6.58 -7.86 0.84 6.86 -1.50 0.23 11.98 4.23 4.03 -5.51 -3.59 2.18
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.54 1.07 1.85 0.34 4.68 -0.95 0.77 0.84 -0.22 0.10 0.72 0.60 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0.26 -0.29 0.23 0.77 0.74 0.09 0.96 0.55 0.24 0.38 0.41 0.60
4 Sandang 3.97 -1.93 0.92 3.36 0.52 1.89 1.09 1.56 0.40 1.17 5.02 -1.03
5 Kesehatan 1.18 2.32 0.99 -0.42 2.02 -0.04 0.32 -1.32 1.66 1.96 0.90 0.59
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.57 0.22 0.91 0.10 0.72 0.01 0.36 0.52 0.02 -0.04 9.15 -0.06
7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -7.03 0.28 -0.02 1.57 -0.20 1.23 0.62 -1.06 0.02 0.05 0.13 0.29
1.18 -2.08 0.74 2.50 0.72 0.20 3.81 1.44 1.31 -1.43 -0.05 0.87 No Kelompok 2009 2010 2011
Umum
Berdasarkan kelompoknya, inflasi terutama terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 2,18% (qtq). Inflasi secara triwulanan pada kelompok bahan makanan didorong oleh peningkatan tekanan inflasi pada sub kelompok sayur-sayuran, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya, serta sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya seiring oleh peningkatan permintaan untuk memenuhi kebutuhan menjelang Hari Raya Natal 2011 dan Tahun Baru 2012. Namun demikian, peningkatan permintaan direspon oleh memadainya pasokan sehingga dapat meredam laju inflasi pada level dibawah rata-rata historisnya selama empat tahun terakhir
2.1.3 INFLASI BULANAN (mtm)
Secara bulanan, tekanan inflasi Kota Manado sepanjang triwulan IV-2011 menunjukkan fluktuasi yang terutama dipengaruhi oleh pergerakan harga kelompok bahan makanan. Tingkat inflasi Kota Manado sepanjang triwulan IV 2011 lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional (Grafik 2.4).Pada Oktober 2011 Kota Manado tercatat mengalami
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
Tabel 2.2.
Inflasi Triwulanan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah
6.23 (2.16) 0.81 (0.42) 4.55 12.52 (2.37) (0.24) (8.26) 0.12 2.01 -10 -5 0 5 10 15
Padi-padian, Umbi-umbian & Hasilnya Daging & Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu & Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak & Minyak Lainnya