• Tidak ada hasil yang ditemukan

kesetimbangan fasa Cair Dan Cair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kesetimbangan fasa Cair Dan Cair"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 1

KESETIMBANGAN FASA

Ummu Kalsum Andi Lajeng, Masfufatul ilma, Fitri Rahmadiani, Dangir

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ummukalsumandilajeng5@gmail.com

ABSTRAK

Pada praktikum kali ini yaitu tentang Ketimbangan fasa. Ketimbangan fasa adalah proses

dinamik yang sangat berbeda dari kesetimbangan static seperti kelereng yang berkisar dan

berhenti jika dikisarkan dalam mangkuk. Dalam kesetimbangan antara air cair dan uap air

tekanan parsial menjadi mendatar. Dalam kesetimbangan antara air cair dan uap air tekanan

parsial menjadi mendatar. Untuk satu fase kita membuktikan 2 derajat kebebasan untuk

menggambarkan system secara sempurna, dan untuk dua fase dalam kesetimbangan, satu derajat

kebebasan. Jadi kita dapat menggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk

menggambarkan system tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga.

Berdasarkan hasil pengamatan ternyata asam asetat glasial lebih mudah larut dalam air di

bandingan dengan kloroform. Perbedaan massa jenis serta sifat kepolaran dapat mempengaruhi

kesetimbangan fasa. Berdasarkan diagram terner diatas asam asetat glasial lebih mudah larut

dalam air dari pada dengan kloroform.

PENDAHULUAN

Ketimbangan fasa adalah proses dinamik yang sangat berbeda dari kesetimbangan static

seperti kelereng yang berkisar dan berhenti jika dikisarkan dalam mangkuk. Dalam

kesetimbangan antara air cair dan uap air tekanan parsial menjadi mendatar.(oxtoby : 2001 :141).

Sering istilah fasa diidentikkan dengan wujud atau keadaan suatu materi, misalnya es berwujud

padat, air berwujud cair atau uap air yang berwujud gas. Konsep ini tidak benar karena sistem

padatan dan sistem cairan dapat terdiri dari beberapa fasa. Sedangkan gas cenderung bercampur

sempurna sehingga dalam sistem gas hanya terdapat satu fasa. Fasa dapat didefinisikan sebagai

(2)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 2

a. homogen dan dipisahkan oleh batas yang jelas

b. sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian sistem lain

c. dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain sistem itu (Endang)

Suatu fase didefinisikan sebagian bagian sistem yang seragam atau homogen diantara

keadaan submakropisnya, tetapi benar – benar terpisah dari bagian system yang lain oleh

batasan yang baik dan jelas. Campuran padatan atau dua cairan yang tidak dapat bercampur

dapat membentuk fase terpisah, sedangkan campuran gas – gas adalah satu fase karena sistemnya

yang homogen. Symbol umum untuk jumlah fase adalah P. ( Dogra : 2009 : 454 )

Untuk satu fase kita membuktikan 2 derajat kebebasan untuk menggambarkan system

secara sempurna, dan untuk dua fase dalam kesetimbangan, satu derajat kebebasan. Jadi kita

dapat menggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan

system tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga. Konsentrasi

dapat dinyatakan dengan istilah % berat atau fraksi mol. Puncak-puncak dihubungkan ke titik

tengah dari sisi yang berlawanan, yaitu Aa, Bb, Cc. ( Dogra : 2009 : 473 )

Sistem tiga komponen mempunyai derajad kebebasan F = 3-P, karena tidak mungkin

membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada tekanan dan suhu tetap.

Sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi. Harga derajad kebebasan maksimal

adalah 2, karena harga P hanya mempunyai 2 pilihan 1 fasa yaitu ketiga komponen bercampur

homogen atau 2 fasa yang meliputi 2 pasang misibel. Umumnya sistem 3 komponen merupakan

sistem cair-cair- cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Sistem koordinat diagram

ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi dapat berupa % mol atau fraksi mol ataupun % berat.

(3)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 3

J.W. Gibbs (1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu menghitung jumlah

fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan/dipilih.

P + F = C + 2

Dengan :

P : jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih

F : derajat kebebasan (jumlah variable (tekanan, suhu, komposisi) yang dapatt

diiubah bebas ttanpa mengubah jjumllah ffasa dallam kesettiimbangan.

C : jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan)

(Rudi surya irawan 2013)

METODE PERCOBAAN Alat:

1. Buret 50 ml 1 buah

2. Satatif dan klem 1 buah

3. Labu Erlenmeyer 250 ml 3 buah

4. Gelas ukur 50 ml 1 buah

5. Gelas ukur 50 ml 1 buah

(4)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 4

7. Pipet tetes 1 buah

8. Batang pengaduk 1 buah

9. Neraca analitik 1 buah

10.Piknometer 25ml 1 buah

Bahan:

1. Kloroform (CH3COOH)

2. Asam Asetat glacial (CH3COOH)

3. Akuades

4. Tisuue

Langkah Kerja:

A. Pengukuran Masa Jenis

1. Membersihkan piknometer dan mengeringkannya dalam oven

2. Mengukur berat kosong piknometer

3. Memasukkan air dalam piknometer sampai penuh dan kemudian menimbangnya.

4. Mengulangi kegiatan diatas dengan mengganti air dengan kloroform dan asam asetat

B. Sistem tiga komponen

1. menyediakan buret yang bersih dan mengering (1buah), mengisi masing-masing dengan

aquades dan asam asetat glasial

2. Menyediakan labu Erlenmeyer 3 buah masing masing diisi dengan 3 ml, 4ml, 6ml

kloroform, mengerjakan satu persatu mengingat kloroform mudah menguap dan toksik

3. Menambahkan masing-masing 5 ml aquades, mengocok sebentar, campuran akan

membentuk dua lapisan.

4. Mentitrasi dengan asam asetat glasial sampai kedua lapisan membentuk satu fasa.

Mencatat volume asetat glasial yang ditambahkan ”menitrasi sebanyak 3 kali”

5. Mengulangi untuk labu Erlenmeyer selanjutnya

(5)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan

 Piknometer kosong = 22,35 gram  Piknometer + aquades = 46,35 gram  Piknometer + kloroform = 57 gram  Piknometer + asam asetat = 47,45 gram

Volume Kloroform Volume Aquades Volume asam asetat

3 mL 5 mL 9 ml

4 mL 5 mL 10 ml

6 mL 5 mL 10,5 ml

Massa jenis :

aquades

0,96 gr/mL

kloroform 1,386 gr/mL

asam asetat 1,004 gr/mL

Titrasi I (3ml kloroform + 5ml air)

(6)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 6

Titrasi III (6ml kloroform + 5ml air)

na

nb

(7)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 7

Pada langkah yang pertama menggunakan tintran asam asetat glaisal dan titrat terdapat

pada aquades,kloroform dan asam asetat. Pada langkah pertama aquades dititrasi dengan asam

glasial sampai terjadi endapan satu fasa. Kemudian Pada saat kloroform ditambahkan dengan air

terbentuk 2 fasa hal ini terjadi karena adanya perbedaan sifat antara air dan kloroform. Air

merupakan suatu senyawa yang bersifat polar sedangkan kloroform merupakan suatu senyawa

yang bersifat non polar. Sehingga air dan kloroform tidak dapat larut secara sempurna.

Kemudian campuran air dan kloroform dititrasi menggunakan asam asetat glasial sebagai titran.

Asam asetat glasial merupakan suatu senyawa yang bersifat semipolar sehingga dapat membuat

air dan kloroform membentuk 1 fasa. Selain itu kesetimbangan fasa juga dipengaruhi oleh massa

jenis.

Menerut literature yang ada massa jenis air adalah 1,04 g/mL dan massa jenis asam

asetat glasial adalah 1 g/mL sedangankan massa jenis kloroform adalah 1,47 g/mL. hal tersebut

menyebabkan kelarutan asetat glasial lebih mudah dalam air dibandingkan dengan kloroform.

Perbedaan massa jenis itulah yang membuat lapisan air berada di atas sedangkan kloroform

(8)

LAPORAN KIMIA FISIKA 2| 8

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpuulkan bahwa :

1. Perbedaan massa jenis serta sifat kepolaran dapat mempengaruhi kesetimbangan fasa

2. Berdasarkan diagram terner diatas asam asetat glasial lebih mudah larut dalam air dari

pada dengan kloroform

DAFTAR PUSTAKA

Oxtoby, dkk .2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.

Dogra, SK dan S. Dogra. 2009. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI-PRESS

endang.2008.ml.scribd.com/doc/.../Kimfis-2-Kesetimbangan-Fasa-Tugas-Makalah. Diakses

pada 26 april 2014, pukul 21:40

Rudi surya irawan 2013. blog.ub.ac.id/oktafianita19/files/2013/02/MaterialTeknik05th.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Densitogram hasil eluasi sildenafil sitrat dan matriks permen karet dengan fase gerak kloroform : metanol : asam asetat glasial (70:2:0,2, v/v/v,

Prinsip penetapan bilangan peroksida adalah larutan contoh yang dilarutkan dengan campuran asam asetat glasial, alkohol 95% dan kloroform lalu direaksikan dengan 1 gram KI

Fungsi bahan diantaranya krim kelapa untuk membuat minyak modern, bubur santan untuk membuat minyak tradisional, asam asetat glasial untuk

Asam asetat glasial merupakan asam lemah yang tidak berkonjugasi dalam tubuh, pemberian asam asetat glasial terhadap hewan percobaan akan merangsang

Cara membuat preparat polen metode asetolisis yaitu diawali dengan menyisir anther polen, selanjutnya difiksasi asam asetat glasial selama 24 jam, asam asetat glasial diganti

Hasil pemisahan tadalafil dengan matriks permen karet Pada uji Selektivitas menggunakan fase gerakFase Gerak (2) Kloroform : Metanol : asam asetat glasial (70:3:0,2 v/v) ...

dari gugus karboksilat (dalam Asam Asetat Glasial) akan lepas dan OH dari alkohol (dalam Butanol) juga akan lepas membentuk senyawa H 2 O, sehingga terbentuk COO -. dari

Veteran 65145, Indonesia ABSTRAK Pada percobaan kesetimbangan fasa cair-cair dan cair-uap, praktikan melakukan pengukuran indeks bias terhadap pelarut murni dan campuran metanol dan