• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKUKAN STAMBUS ACCORD, HILANGKAN PRASAN... 49KB Jun 13 2011 06:28:09 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKUKAN STAMBUS ACCORD, HILANGKAN PRASAN... 49KB Jun 13 2011 06:28:09 AM"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LAKUKAN STAMBUS ACCORD, HILANGKAN PRASANGKA

Masih terjadinya marginalisasi dan terpecahnya umat Islam secara politik serta lemahnya ekonomi umat Islam di Indonesia, membuat gerakan umat Islam menjadi lemah. Apa langkah dan strategi yang harus dilakukan agar umat Islam kuat secara politik dan kuat basis ekonominya. Apa yang dapat dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah untuk meretas masa depan umat Islam?

Berikut kita ikuti wawancara Ton Martono dari SM dengan KH.Shalahuddin Wahid, salah seorang ketua PB NU, yang dikenal sebagai tokoh moderat NU yang cukup berpengaruh..

Umat Islam yang mayoritas di negeri ini, tapi masih marginal dan terpecah-pecah secara politik, dan juga lemah basis ekonominya. Bagaimana pandangan anda tentang situasi paradoks tersebut?

Terpinggirkannya umat Islam ini, sekalipun umat Islam mayoritas, karena umat Islam di Indonesia ini tidak diberi kesempatan. Kesempatan itu di manfaatkan oleh sekelompok orang, yakni beberapa pengusaha kaya yang bekerjasama dengan penguasa. Nah jatuhnya Presiden Suharto dianggap bisa merubah keadaan, tetapi nyatanya waktu terus bergulir dan sampai saat ini tidak terjadi. Bahkan praktek KKN hingga hari ini masih merajalela. Partai-partai baru yang diharapkan bisa berperan untuk mengubah keadaan ternyata tidak bisa memenuhi harapan rakyat, termasuk partai Islam. Melihat kenyataan ini ke depan bagaimana? Makanya ke depan kita harus betul-betul bisa menegakkan supremasi hukum, kalau hukum tegak maka berbagai pelanggaran akan ditindak, kerugian negara sebagian kita kembalikan, sayangnya sekarang ini berbagai jenis pelanggaran terus berlangsung.

Kemudian dari segi keamanan bisa terwujud kalau ada penegakan hukum, seperti kasus di Ambon, Aceh dan lain-lain semakin parah itu karena tidak ada penegakan hukum dan otomatis karena mereka merasa tidak ada perlindungan hukum, maka kerusuhan bisa terjadi sewaktu-waktu. Belum lagi masalah narkoba dan tindak kejahatan lain yang makin marak akhir-akhir ini. Berbagai kendala yang ada di antaranya karena jumlah aparat kepolisian yang ada kurang memadai, jumlah dana dan fasilitas juga kurang

memadai.Sementara itu praktek-praktek perjudian yang meluas juga merusak perekonomian rakyat. Praktek perjudian ini marak karena ada dukungan dari pihak keamanan dan penguasa. dan ini semu terkait dengan penegakan hukum.

Makanya menurut saya kalau pemerintah atau Presiden serta kabinetnya bersama-sama Jaksa Agung, Mahkamah Agung, Kepolisian dan Aparat Keamanan serta Kajati di Jawa, Riau, Kaltim, Sumut dan lain-lain yang memiliki sumber daya alam yang besar , maka Kajatinya harus orang-orang yang benar-benar bersih, maka saya yakin bisa berubah.

Kalau saya jadi Presiden atau jadi Jaksa Agung, yang saya lakukan pertama adalah melakukan penggantian jaksa dan hakim, dan yang jual beli perkara kita pecat. Kemudian kita siapkan anak muda bangsa yang potensial untuk menggatikannya.

(2)

Menurut saya agak sulit. Ada dua hal yang harus kita perhatikan, pertama adalah DPR dan yang kedua adalah eksekutif. Kalau Pemilu 2004 yang akan datang itu memakai sistem distrik, maka partai-partai yang jumlahnya cukup besar itu akan rontok, dan yang dapat kursi di DPR itu hanya lima partai yakni PDIP, Golkar, PKB, PPP dan PAN. Tetapi perolehan kursinya tidak sama dengan pemilu kemarin, PDIP dan Golkar akan

mendapatkan tambahan kursi masing-masing 40 dan yang lain rontok. PAN misalnya hanya akan mendapat 20 kursi, PPP mendapat 32 kursi kemudian PKB mendapat 43 kursi. Ini simulasi dan analisis saya.

Melihat fenomena itu, maka secara kuantitatif massage yang dapat kita tangkap adalah Partai Islam dan Partai yang berbasis massa Islam harus bisa bekerjasama dalam bentuk Stambus Accord, nah partai yang berbasis massa Islam yang besar adalah PKB dan PAN. Kalau itu bisa kita lakukan diharapkan bisa menampilkan seorang pemimpin dari umat Islam. Kerjasama itu bisa atau tidak kita lihat nanti.

Adanya berbagai pertemuan silaturahmi tokoh umat Islam dan tokoh Parpol Islam apakah akan mengarah ke sana?

Untuk saat sekarang belum, tetapi bisa saja akan mengerucut untuk menggalang kekuatan. Kan tidak salah kalau kita arahkan ke sana , terutama untuk menghadapi pemilu 2004 yang akan datang.

Langkah strategi apa yang harus kita tempuh agar umat Islam bisa kuat secara politis?

Kerjasama, melakukan Stambus Accord. Posisi umat Islam akan memimpin kalau itu kita lakukan.

Bagaimana dengan pemilihan Presiden secara langsung?

Saya membuat peta sederhana, bahkan mungkin sangat sederhana. Sekarang ini ada lima kelompok atau lima kalangan, yang pertama adalah kalangan pendukung Bung Karno ini ada di PDIP, yang kedua Golkar, yang ketiga kalangan NU. Kalangan NU ini ada yang di PKB, ada yang di Golkar dan ada yang di PPP dan sebagian ada di PDIP, yang keempat adalah Muhammadiyah dan kalangan Islam yang lain, apakah itu Dewan Dakwah, apakah itu Persis, MUI dan lain-lain. Dan yang kelima adalah Pemilih Pemula. PDIP sudah jelas calonnya Megawati, Golkar sampai saat ini belum punya calon, kalaupun ada paling hanya sampai RI 2, NU sampai hari ini belum punya calon, Muhammadiyah dan kawan-kawan sampai hari ini calonnya adalah Amien Rais. Sedangkan kelompok yang kelima pemilih pemula dan sebagian dari elemen lain calonnya adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

(3)

Memang ada beberapa kesulitan dalam hal ini. Kita tahu bahwa dari Muhammadiyah calonnya Amien Rais, tetapi pertanyaanyya sekarang apakah warga NU mau memilih Amien Rais? Karena Amien Rais kemarin menjatuhkan Gus Dur, sedangkan Gus Dur itu dikalangan NU masih dianggap sebagai tokoh panutan, walaupun dia pasang Wakil Presidennya orang NU, apakah itu KH.Hasyim Muzadi atau siapa pun masih tanda tanya besar. Jadi kalau ada Amien Rais, ada Megawati dan ada Susilo Bambang Yudhoyono, maka kalangan NU akan memilih SBY, tidak akan memilih Megawati dan tidak akan memilih Amien Rais. Ini berdasarkan pemantauan saya dari atas hingga warga NU yang paling bawah, karena SBY ini tidak ikut menjatuhkan Gus Dur.

Kalau posisi pemimpin nasional sudah di tangan umat Islam, lalu sekarang bagaimana untuk memperkuat basis ekonomi dan SDM nya?

Ini memang pertanyaan yang sulit dijawab. Umat Islam jumlahnya banyak tetapi kondisinya sangat menyedihkan, makanya perlu dicari formulasi yang paling tepat bagaimana umat Islam yang banyak ini bisa menjadi kekuatan ekonomi. Saya optimis apabila NU dan Muhammadiyah ini bekerjasama dalam membangun ekonomi dan membentuk jaringan-jaringan, tapi hal itu khayalan saya saja, tetapi bukan sesuatu yang mustahil untuk masa kedepan. Cuma sayangnya antara NU dan Muhammadiyah ini masih belum bisa bekerjasama secara pas, karena dipengaruhi banyak hal terutama masalah khilafiyah fiqih dan khilafiyah politik. Tapi mungkin kerjasama itu akan

terwujud kalau pemerintahannya telah dipegang oleh orang Islam, siapa pun Presidennya tidak masalah entah dari Muhammadiyah atau yang lain.

Kemudian prasarat yang tidak bisa dihindari adalah membangun SDM di kalangan umat Islam, agar di masa depan umat Islam ini tidak ketinggalan jauh dengan orang lain.

Lalu kira-kira arah ke depan umat Islam ini harus seperti apa ?

Islam itu punya modal besar dalam bentuk ajaran, keteladanan, ajaran yang baik itu pernah dijalankan oleh Rasulullah. Sayangnya sekarang ini belum berbuah, bahkan orang Islam itu memiliki ajaran yang berbelah misalnya ibadah mahdhah kita bagus tetapi perilaku sehari-harinya jelek, bagaimana memperbaikinya? Sekarang ini kalau kita bisa mengurangi kesenjangan itu Insya Allah umat Islam akan sejahtera, karena tidak ada alasan untuk tidak optimistis.

Lalu apa yang dapat dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah untuk meretas masa depan umat Islam?

(4)

Muhammadiyah juga belajar pada NU. Nah sekarang ini prasangka-prasangka yang kurang baik harus dihilangkan, karena dulu secara politik NU telah diapusi oleh Muhammadiyah sekalipun ini bahasa yang kasar sekali kedengarannya tapi ini terbuka saja, jadi istilahnya barang yang bathil tetapi diorganisir secara baik akan mengalahkan barang yang hak. Jadi prasangka-prasangka seperti ini perlu kita hapuskan.

Saya ini jujur saja tidak merasa apa-apa dan tidak merasa berbeda dengan

Muhammadiyah, demikian juga di kalangan NU saya ini moderat, bahkan dikalangan HMI, Dewan Dakwah di ICMI dan lain sebagainya. Dan saya pikir hal ini harus kita lakukan dan jangan mewariskan kepada anak cucu kita prasangka-prasangka yang tidak ada dasarnya. Itu harus kita sudahi.

Apa harapan dan pesan penting Anda ?

Kalau dengan Muhammadiyah saya kira sudah tidak ada masalah. Dikalangan warga NU sendiri ada yang di PKB dengan warga NU yang di PPP itu kan sampai terjadi saling bunuh.

Nah saya sampaikan kepada mereka ini, bagaimana kita akan mencapai kemenangan kalau kita sibuk diantara kita sendiri berkelahi. Kita ini berburu di hutan yang sama, berarti peluang untuk saling menembak itu besar sekali. Kita ini bercocok tanam di ladang yang sama saling memacul itu bisa terjadi. Oleh karena itu untuk mengurangi meredam dan menghidarkan konflik sesama kita, kenapa kita tidak bekerjasama saja dalam bentuk Stambus Accord .Kekuatan Islam bukan hanya NU, Muhammadiyah tetapi juga kalangan elemen umat Islam yang lain dengan PK, PBB, PAN, PKB, PPP. Dan itu bukan merupakan utopia, itu bisa realistis.

Saya mengarang buku khusus untuk itu dan saya diskusikan di berbagai kalangan sudah kesembilan kali. Judulnya menggagas peran politik NU, yang intinya kalau NU tidak bekerjasama dengan kekuatan Islam lain, akan kalah. Dulu kita kalah karena

dipinggirkan, sekarang diri kita, kita pinggirkan sendiri, makanya kalau kita tidak bisa bekerjasama dan kalah jangan menyalahkan orang lain dan jangan menyalahkan Gusti Allah.

Sumber:

Suara Muhammadiyah Edisi 03 2002

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah Minggu Tadeus (B) bertempatkan didalam bangunan Gereja Katolik Gembala Yang Baik. Jumlah anak secara keseluruhan berjumlah 25 orang. Dari hasil analisa diketahui

Dalam Evaluasi Dokumen Penawaran Administrasi 1 (satu) peserta tidak Memenuhi Syarat Administrasi yaitu Nama Panitia dalam Jaminan Penawaran tidak sesuai dengan LDP

[r]

The Influence of The Debt to Equity Ratio, Managerial Ownership, Firm Size, and Investment of Opportunity Set on Dividend

Pada hari ini Rabu tanggal Tujuh Bulan Nopember tahun Dua ribu dua belas, Pokja/ULP Kemensos Bekasi Dalam rangka Pemilihan Penyedia Barang/Jasa pekerjaan

Manusia, kuda dan mamalia lain merupakan dead-end host virus West Nile, mereka tidak dapat mengembangkan viremia dalam konsentrasi yang cukup yang memungkinkan infeksi nyamuk..

[r]

[r]