• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA 2008"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN DI SEKOLAH TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK

(Study kasus Pada Siswa MTs ASWAJA) Kec. Tengaran Tahun 2008

SKRIPSI

Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Saijana Agama Islam

O leh: ARFIATUN NIM : 11406003

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA

Jin. Stadion No.2 Salatiga Telp. (0298) 323706

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : ARFIATUN dengan Nomor Induk Mahasiswa 11406003 yang berjudul “PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN D1 SEKOLAH TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK”.

Telah dimanaqosah dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Senin yang bertepat dengan tanggal 25 Agustus 2008.

Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 25 Agustus 2008

Panitia Ujian

Imam Sutomo. M.Ag NIP. 150216814

Penguji I

Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA. NIP. 150182686

Sekretaris Sidang

Dr. H.Muh Saerozi.M.Ag NIP. 1502647014

Penguji II

(3)

Drs. HM Banany Dosen Stain Salatiga

Jin Tentara Pelajar No.02 Salatiga Telp. (0298) 323706, 323444 Kode Pas 50712

Lembar Persetujuan Pembirobing.

Hal : Naskah Skripsi Salatiga. 13 Agustus 2008

Sdri. Arfiatun

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Tempat.

AssalamiTalaikam Wr. Wb.

Setelah kami menHiti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah Saudari;

Nama :ARFIATUN i 1

Nim : 11406003 Jurusan :Tarb:yah

Progdi :Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PENYULUHAN DI SEKOLAH TERHADAP SIKAP KEMANDIRIAN ANAK

Dengan ini kami mohon agar naskah Skripsi tersebut dapat segera di Munaqosahkan.. Demikian harap menjadi perhatian.

(4)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA

Jin. Tentara Pelajar No.02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 _______ http ://www.stainsalatiga.ac.ad e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.ac!

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian materi-materi ini berisi bukan pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali informasi yang dijadikan bahan sebagai rujukan.

Apabila dikemudian hari terdapat materi atau pemikiran-pemikiran orang lain diluar referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggung jaw abkan kembali keasliannya di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, U-3, .A g u S .tu s...., 2008

Arfiatun Nim :11406003

(5)

ABSTRAKS

Arfiatun, 2008. hubungan Layanan Bimbinga Penyuluhan Terhadap Kemandirian Anak. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga Jawa Tengah. Pembimbing Drs H.M Banany.

Latar belakang penelitian didasarkan pada realita bahwa adanya kejadian khusus tentang sikap kemandirian anak.

Kemandirian yang dimaksud adalah dapat mengurus keperluan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, dengan adanya prinsip bahwa setiap orang harus bertanggung jaw ab sendiri atas segala tingkah lakunya.

Upaya mendeflnisikan kemandirian dan proses perkembangannya yang sedemikian lamanya telah dikembangkan oleh para ahli.

Dengan menggunakan sudut pandang ini Durkhaim berpendapat bahwa kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi proses bagi kemandirian anak :

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah robbi yang senantiasa memberikan hidup kepada manusia menuju kebaikan, dan syukur terdalam penulis haturkan kepada- Nyya.

Salam untuk rosul junjungan tercinta, petuniuk umat manusia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang beijudul “ Hubungan bimbingan Penyuluhan Terhadap Sikap Kemandirian Anak

Penulis menyadari, tanpa bantuan dari berbagai pihak baik materia dan spiritual, skripsi ini tidak akan selesai sesuai dengan targetnya. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati dan dengan ketulusan penulis mengahturkan banyak terima kasih kepada :

Ketua STAIN Salatiga Drs Imam Sutomo M,Ag yang telah memberi dukungan dari berbagai segi.

1. Dosen pembimbing Drs H.M Banany yang telah memberikan pengarahan kepada saya.

2. Semua dosen STAIN yang telah sudi membimbing dari awal hingga akhir. 3. Kepaia sekolah MTs Aswaja Muh Amin BA.

4. Team perpustakaan yang telah memudahkan dan melayani dalam pencarian referensi.

5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungannya. 6. Rekan-rekanku sekelompok dan sejurusan.

Dengan sedikit kemampuan yang ada penulis berusaha menyusun menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya. Namun dengan demikian, skripsi ini masih jauh dari kesempumaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembacayang budiman, dan kesempumaan skripsi ini, semoga bermanfaan untuk pembaca dan semuanya.

Amin

Salatiga, Z3. , 2009

(7)

Halaman Sampul ... i

Lembar Logo ... ii

Halaman Judul ... iii

Lembar Persetujuan a. Lembar Persetujuan Pembimbing ... iv

b. Lembar Persetujuan Dan Pengesahan ...v

Pemyataan Keaslian Tulisan ...vi

D. Hipotesis Penelitian ... 2

E. Kegunaan Penelitian ... 3

F. Difinisi Istilah/Operational ... 3

G. Metode Penelitian ... 4

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 4

2. Populasi dan Sempel ...5

3. Instrumen Penelitian ...5

4. Pengumpulan Data ... 5

5. Analisa Data ...6

H. Sistimatik Penulisan ... 7

DAFTARISI

(8)

A. Pengaruh Layanan Bimbingan Penyuluhan ...8

B. Pengertian Sikap Kemandirian Anak ... 28

BAB III : LAPORAN PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ... 35

B. Penyajian Data Variabel ... 39

BAB IV : ANALISA DATA ... 44

A. Analisis Diskripsi (Masing-masing variabel) ...44

B. Pengujian Hipotesis ...56

C. Analisa Lanjut ... 61

BAB V : PENUTUP ...63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

Daflar Pustaka ... 65

Lampiran-lampiran ... 66

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

2. Table O f Product Moment 3. Permohonan Ijin Penelitian 4. Nota Pembimbing

(11)

MOTTO

fii j i k J v—ij x s Ajitxrt ( j t j . ( j l j bn ill (jllojU l

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL I : PROFILE SEKOLAH ... 36

TABEL II : GAMBAR FISIK MTS ASWAJA ... 38

TABEL III : DATA PERALATAN DAN INFESTASI KANTOR MTS ASWAJA ...40

TABEL IV : DATA BUKU M Ts ASWAJA ...40

TABEL V : DAFTAR GURU MTS ASWAJA Thn Pelajaran 2007/2008 ...40

TABEL VI : J'JMLAH SISWA ... 42

TABEL VII : RESPONDEN BIMBINGAN PENYULUHAN ANAK ... 42

TABEL VIII : JAWABAN ANGKET BIMBINGAN PENYULUHAN SISWA MTs ASWAJA TENGARAN ...43

TABEL IX : RESPONDEN KEMANDIRIAN ANAK ... 45

TABEL X : JAWABAN ANGKET SIKAP KEMANDIRIAN SISWA MTs ASWAJA TENGARAN ...46

TABEL XI : NILAI ANGKET BIMBINGAN PENYULUHAN ... 49

TABEL XII : NILAI INTERVAL BIMBINGAN PENYULUHAN ... 51

TABEL XIII : NILAI NOMINASI BIMBINGAN PENYULUHAN ...51

TABEL XIV : D1STRIBUSI FREKWENSI VARIABEL...53

TABEL XV : NILAI LAYANAN BIMBINGAN ...54

TABEL XVI . NILAI ANGKET SIKAP KEMANDIRIAN SISWA MTs ASWAJA ... 56

TABEL XVII : INTERVAL SIKAP KEMANDIRIAN ANAK ... 58

TABEL XVIII : NILAI NOMINASI SIKAP KEMANDIRIAN ANAK ...59

TABEL XIX : DISTRJBUSI FREKUENSI VARIABEL ...61

TABEL XX : ANTARA NILAI LAYANAN DAN KEMANDIRIAN ... 62

TABEL XXI : TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG rxy ... 63

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan proses pendidikan bagi siswa yang bertujuan untuk membentuk pribadi siswa menjadi lebih baik, berkembang daya berfikimya.

Peranan bimbingan dan penayuluhan di sekolah sangat penting, bimbingan selain tempat pengaduan penyelesaian masalah - masalah yang barn dihadapi. Juga sampai pusat informasi tentang bagaimana seharusnya ia melangkah untuk mencapai cita-cita masa depannya, dan bagaimana ia bersikap dalam kondisi tertentu.

Penerimaan siswa secara sungguh -sungguh terhadap pembimbing dan penyuluhan di sekolah yang dilakukan BP akan berdampak positif pada sikap kemandirian anak sekolah mendapat 'oantuan penyelesaian dari petugas BP di sekolah.

Hal ini didasarkan pada kenyataan karena motifasi minat, cita - cita dan bakat serta kemampuan antara anak yang satu dengan yang lainnya tidak sama.

(14)

Yang menarik penulis untuk mengadakan pneiitian adalah karena penulis sebagai guru, penulis bisa mengetahui pembinaan layanan bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian.

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan uraian dan latar belakang masalah diatas penulis akan mengemukakan beberapa poin yang menjadi permasalahaan, dalam pembahasan selanjutnya yaitu:

1. Bagaimana intensitas layanan bimbingan penyuluhan siswa MTS Aswaja Tengaran

2. Bagaimana sikap kemandirian siswa MTS Aswaja

3. Adakah pengaruh intensitas layanan bimbingan penyuluhan terhadap sikap kemandirian anak MTS Aswaja

C. Tujuan Penelitian

i

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, peneliti ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan penyuluhan di MTS

ASWAJA.

b. Mengetahui sikap kemandirian anak di MTS ASWAJA.

c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian anak di MTS ASWAJA.

D. H ipotesis

(15)

“Ada pengaruh positif layanan bimbingan penyuluhan di sekolah terhadap sikap kemandirian”

£ . Kegunaan Penclitian

Diantara manfaat - manfaat penelitian yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

l.Sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan , khususnya dibidang konseling.

2.Hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan pada penelitian lanjutan.

F. Definisi Istilab / Operasional

a. Untuk menghindari kemungkinan teijadianya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata - kata yang

i menjadi variabel penelitian.

Istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagaimana berikut: Pengaruh

Yang dimaksud dengan pengaruh, adalah yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb) yang berkuasa atau yang berkekuatan gaib. Yang dimaksud dengan kata “pengaruh” di sini adalah dengan adanya bimbingan penyuluhan di sekolah terhadap sikap kemandirian anak.

(16)

keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah dan kesukaran yang dihadapi.

Untuk mengukur pengaruh bimbingan dan penyuluhan,penulis tentukan dengan indikator sebagai berikut:

1) Memberikan bimbingan kepada semua siswa. 2) Memberikan teguran baik lisan maupun tulisan. 3) Pemberian sanksi atas pelanggaran.

4) Memanggil orang tua wali dan siswa.

5) Siswa berkonsultasi dengan guru jika ada masalah dengan belajamya .

c. Kemandirian yang dimaksud adalah mengurus diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain, dengan adanya ketentuan prinsip bahwa setiap orang harus bertanggung jawab sendiri atas segala tingkah laku pikiran dan niatnya. Para siswa harus dididik memiliki kemampuan mengurusi dirinya sendiri untuk belajar sehingga segala persoalan yang dihadapi dapat dipertanggungjawabkan dengan baik secara pribadi.

Dalam rancangan dalam metode penelitian kemandirian siswa, penulis batasi dengan indikator:

a) Belajar dengan tekun.

b) Menyelesaikan tugas - tugas yang diberikan. c) Menaati peraturan - peraturan yang ada.

d) Tidak berkeluh kesah dalam melaksanakan tugas. e) Tidak merasa berat saat menghadapi ulangan.

G. Metode Penelitian

(17)

l.Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sutrisno Hadi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki atau sejumlah yang paling sedikit mempunyai sama.

Adapun yang menjadi populasi siswa MTS ASWAJA 50 siswa, diambil semua karena kurang dari 100.

2.Pengumpulan Data a) .Metode Angket

Metode ini disebut interviu secara tertulis dengn berbagai perbedaan angket yang biasa disebut quesioner . Sampel dihubungi melalui daftar pertanyaan peneliti.Metode ini diberikan dan diisi untuk memperoleh tentang sikap kemandirian terhadp layanan bimbingan dan penyuluhan.

Tehnik angket sering disebut dengan interview tak langsung. Karena

i

tidak mengharuskan peneliti berhadapan langsung dengan responden. Tehnik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengaruh layanan bimbingan penyuluhan dengan responden siswa MTS ASWAJA kelas 1 sampai kelas III.

b) Metode Interviu atau Wawancara

Suatu percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu , ini merupakan tanya jawab secara lisan dimana 2 (dua) orang atau lebih saling berhadapan secara lisan.

Metode ini sebagai hal yang berkaitan terhadap sikap kemandirian anak dalam melakukan tugas - tugas belajar di sekolah maupun dirumah . Interviu dilakukan terhadap pengampu mata pelajaran yang ada di MTS ASWAJA.

(18)

3.Analisis Data

Untuk mengaualisa data, penuiis gunakan tehnik Analisa Deskriptif, yakni data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa dengan teiinik prosentasi uniuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Untuk mencari ada tidaknya hubungan layanan bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian anak.

Penuiis menggunakan analisa prosentasi dengan rumus sebagai berikut:

P = — xl00% N

Keterangan :

P = Angka Prosentasi

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Jumlah siswa atau siswinya

100% = Bilangan konstanta

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan layanan bimbingan penyuluhan terhadap sikap kemandirian anak digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus Produk Moment sebagai berikut:

Keterangan :

(19)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara keseluruhan penulisan 5 skripsi terdiri dari lima bab tersusun sebagai berikut:

RAB : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian

F. Definisi Istilah / Operasional G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian 2. Populasi dan Sampel

3. Instrumen Penelitian 4. Pengumpulan Data

i 5. Analisis Data

(20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Layanan Bimbingan Penyuluhan

a. Pengertian Layanan

Layanan berasal dari kata layan’ melayani adalah membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang meladeni.1

Dalam layanan bimbingan disini, untuk memenuhi tujuan dan fungsinya bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bantuan.

1. Beberapa jenis layanan bantuan bimbingan itu diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan perigumpulan data tentang siswa dan lingkungannya.

Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkunganya. Hal ini merupakan aspek-aspek fisik, akademis, kecerdasan, minat, cita-cita, sosial, ekonomi, kepribadian dan latar belakang keluarganya (indentitas orang tua, sosial ekonomi dan pendidikan). Untuk mengumpulkan data siswa dapat digunakan teknik tes dan nontes. Teknik-teknik test m eliputi: Psikotes dan tes prestasi belajar sementara. Yang nontes meliputi : observasi, angket, wawancara, sosimetri dan autobiografi.

b. Konseling

Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi langsung. baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet dalam memperoleh a). Pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek potensi kemampuan, emosi

(21)

sosial dan morilspiritual). b). Mengulangi masalah dan kesulitannya yang dihadapinya baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.

c. Penyajian informasi dan penempatan penyajian informasi dalam arti menyajikan informasi, keterangan tentang berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu seperti menyangkut aspek;

a. Karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya. b. Sekolah-sekolah lanjutan.

c. Dunia kerja

d. Kiat-kiat belajat yang efektif

e. Bahaya merokok, minuman, minuman keras dan obat-obatan terlarang. f. Pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai

moral yang dijunjung tinggi masyarakat

Layanan peneinpatan adalan layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menyalurkan dirlnya kearah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.

Penempatan ini meliputi penempatan pendidikan ialah memilih jurusan atau kelanjuatan sekolah, penempatan jabatan dan juga penempatan murid dalam rangkangka program pengajaran disekolah yang bersangkutan.

d. Penilaian - penilaian

Layanan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui tijuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat dicapai.

(22)

program bimbingan atau terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap program bimbingan atau terhadap individu dapat dipergunakan untuk penelitian.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingan dalam arti menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakekat individu dan perkembangannya. Hasil penelitian semacam itumerupakan bah an yang sangat berguna untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan yang akan dilaksanakan selanjutnya.

e. Bentuk-bentuk layanan bimbingan

Bentuk layanan bimbingan bermacam-macam mulai layanan yang paling sederhana sarr.pai layanan yang paling baik dari layanan yang dapat dilakukan oleh tenaga biasatanpa pelatihan khusus sampai layanan yang hendaknya dilakukan oleh tenaga ahli.

Disekolah layanan bimbingan dapat diberikan melalui berbagai kegiatan, diantaranya:

1. Membimbing kelompok belajar

2. Menyelenggarakan penyuluhan perseorangan dan kelompok 3. Memberikan informasi pendidikan jabatan atau pekeijaan 4. Menyelenggarakan bimbimgan karir

5. Menyelenggarakan layanan penempatan

6. Membantu menyelengarakan kegiatan korikuler dan ekstra korikuler 7. Menyelenggarakan konferensi kasus

8. Melakukan kunjungan rumah ( home v isit) 9. Menyelenggarakan terapi kepustakaan

10. Mengungkapkan masalah

(23)

12. Menyelenggarakan inventarisasi data pribadi.

b. Pengertian Bimbingan

Rumusan tentang bimbingan formal telah diasumsikan orang sejak awal abad ke-20, sejak dimulainya bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908.

■ Menurut Frank Parson, dalam jones, 1951. bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu.

■ Menurut Chiscolm, dalam MC Daniel, 1959’ Bimbingan adalah membantu setiap individu untuk Iebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.

i

■ Menurut Jones, Staffire dan Stewart 1970. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian- penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat seperti itu diturunkan (diwarisi), tetapi hams dikembangkan.

■ Jones (1963) mengemukakan sebagai berikut : “Guidance is the assistance given to individual in making inteligent choices and ajustment in their lives. The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpus o f guidance is to develop in each individual up to the limit o f his capacity the abiliti to solve his own problem and to make his own adjustmen .... (jones,

1963, p.25). 2

(24)

■ Crow and Crow (1951) temyata mempunyai pandangan yang lain lagi, mereka memberikan pengertian bimbingan sebagai berikut . “Rather guidance is assistance made available by compentent counselor to and individual o f any age to help him dicect his own life, develop his own decisions, and carry his burdons” (crow and crow, 1951 ,p.6).3

dari pengertian-perertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan, bantuan atau pertolonganan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Tetapi sekalipun bimbingan merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan. Orang dapat memberikan pertolongan kepada anak yang jatuh agar bangkit tapi itu bukan merupakan bimbingan. Pertolongan yang

merupakan bimbingan mempunyai sifat-sifat lain yang harus dipenuhi.

Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. Bimbingan merupakan suatu tuntunan. Hal ini men^andung pengertian bahwa didalam memberikan bimbingan, apabila keadaan menuntut adalah kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya.

Keadaan ini seperti yang dikenal dalam dunia pendidikan dengan istilah tutwuri handayani. Jadi didalam memberikan bimbigan, arah diserahkan kepada yang dibimbing. Hanya didalam keadaan yang memaksa seseorang pembimbing dapat mengambil peran aktif, dalam arti memberikan arah didalam memberikan bimbingannya. Tidak pada tempetnya seorang pembimbing membiarkan individu yang dibimbingnya dalam keadaan terlantar apabila ia telah nyata-nyata tidak dapat mengahadapi masalahnya.

Bimbingan dapat diberikan kepada seorang individu atau kelompok individu. Ini berarti bimbingan dapat diberikan secara individual juga dapat secara

(25)

kelompok. Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang umur (o f any age), sehingga baik anak maupun orang dewasa dapat menjadi objek bimbingan.4

Dengan demikian maka bidang gerak bimbingan tidak hanya terbatas pada anak-anak atapun para remaja, tetapi juga dapat mencakup orang dewasa.

Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindarikesulitan-kesulitan maupun untuk untuk mengatasi pe^soalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya. Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan baik untuk mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul, tetapi juga diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang telah menimpa individu. Namun demikian bimbingan bimbingan lebih bersifat mencegah dari pada penyembuhan. Bimbingan di maksud sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup ( Life Walfare ). Disinilah letak tujuan bimbiangan yang sebenamya.

i

Dari uraian di atas dan dengan penuh kesadaran bahwa sulit untuk memberikan suatu batasan yang dapat diterima secara umum Universal, maka dapat dikemukakan b ahw a:

’’Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

1. Pelunya Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapai persoalan-persoala yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat di atasi persoalan yang lain timbul. Manusia tidak sama satu

(26)

dengan yang lainnya baik sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan orang lain, tetapi banyak manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain.

Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal diri sendiri manusia akan dapat bertindak dengan tepat, sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Namun demikian tidak semua manusia mampu mengenal dirinya. Mereka itu memerlukan bantuan-bantuan yang lain agar dapat mengenal dirinya, lengkap dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan bantuan ini dapat diberikan oleh bimbingan.

2. Macam-macam bimbingan

Dilihat dari perkembanganya, pergertian bimbingan dan konseling mula- mula hanya terbatas pada bimbingan pekeijaan. Dengan adanya job selection, job placement, job traning maka akan diharapkan akan ada efesiensi dalam pekeijaan. Di samping itu diharapkan penempatan pegawai disesuaikan dengan kemampuan yang ada padanya. Sehingga dengan dimikian kesulitan- kesulitan yang berhubungan dengan pekeijaanya, akan dapat dihindarkan.

Disamping pekeijaan seperti yang telah dikemukakan diatas, dirintis pula bimbingan dalam segi yang lain yaitu dalam segi pendidikan, seperti yang dirintis oleh Jess B.Davis. dengan demikian disamping bimbingan dalam pendidikan, yaitu yang merupakan educational guidance.

(27)

Guidance), ju g a dikenal ada bimbingan dalam segi kepribadian seperti yang dikemukakan oleh Blam and Balinsky (1973), yaitu sebagai b erik u t:

”In reality it is best to concider there tipes o f counseling as aspect o f the same thing. Eventhough vocational counseling has the major frame o f reference in this book. It is imposible to administer vaocationa! guidance without recognizing the implications necessary in educationan guidance” .

pengertian bimbingan dan konseling menvangkut setiap aspek dan individu, baik fisik, psikis maupun sosial dari individu tersebut.

Dengan demikian tidaklah mungking orang mengisolasi tiap-tiap bagian dengan bagian yang lain karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian yang lain. Hal tersebuthanya terletak pada titik beratnya. Bimbingan pekeijaan tidak dapat lepas sama sekali dad hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan keadaan pribadi yang bersangkutan.

i

Jenis bimbingan di sini masih ada lagi bimbingan dalam lapangan sosial misalnya : Bimbingan perkawinan, bimbingan kesejahteraan keluarga, bimbingan kewarganegaraan dan sebagainya.

Dari bermacam-macam bimbingan diatas disini akan sedikit menguraikan tentang bimbingan disekolah.

(28)

a. Guru atau pembimbingmengahadapi anak-anak yang mengalami kesulitan atau persoalan yang berhubungan dengan pelajaran dimana anak mempunyai prestasi belajar yang kurang memuaskan. Dalam hal ini pembimbing akan mengahadapi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pengajuan. Dalam kondisi ini titik berat masalah adalah menyangkut bimbingan belajar atau bimbingan menyangkut tentang pendidikan.

Disamping persoalan-persoalan seperti tersebut diatas pembimbing sering pula mengahadapi anak-anak yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan pelajarannya. Bila menghadapi hal yang demikian maka adalah kewajiban uari pembimbing untuk menyelesaikan masalahnya.

b. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak setiap yang lulus dari suatu sekolah dapat melanjutkan pelajarannya kesekolah yang lebih tinggi. Diantara anak-anak yang lansung mencari pekerjaan. Mengahapi masalah ini pembimbing mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan penjelasan ataupun rekomendasi lapangan-lapangan pekerjaan mana yang lainnya cocok bagi anak yang dibimbingnya. Hal ini sedikit menyangkut bidang bimbingan dalam lapangan pekerjaan (vocational guidance).

c. Pembimbing tidak jarang menghadapi anak-anak yang mengalami kesulitan dalam bidang pribadinya.

(29)

Pendapat Blum dan Balinsky (1973) yang meninjau persoalan- persoalan atau masalah-masalah yang dihadapi oleh anak sesuai dengan perkembanganya.

a) Sampai anak mencapai umur kuarang lebih 14 tahun, persoalan yang banyak timbul pada umumnya yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran, anak mengalamai kesulitan dalam mengikuti pelajaran kurang mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan sebagainya. Karena itu sekolah berkewajiban untuk mengetahui antara lain inteligensi dan kemampuan dari anak-anak baik dim mengikuti pelajaran ataupun dalam menyesuaikan diri.

b) Dengan bertambahnya umur, akan bertambah pula persoalan-persoalan yang dihadapi anak. Disampingnya persoalan-persoalan diatas muncul pula persoalan-persoalan yang barn pada tingankatan ini dapat dibeda- bedakan :

1. Anak yang mempunyai kemampuan dan kesungguhan untuk melanjutkan pelajarannya.

2. Anak-anak yang tidak mempunyai kemampuan dan kesanggupan untuk melanjutkan pelajarannya.

(30)

kantor penempatan tenaga dengan harapan bahwa agar anak-anak dapat disalurkan dengan kemampuan mereka.

c) Pada anak berumur kurang lebih 18-22 tahun, disamping persoalan- persoalan yang terdahulu timoul pula persoalan yang lebih barn pada taraf ini banyak persoalan yang berhubungan dengan pribadi anak (personal Problem). Persoalan tersebut mulai menonjol pada waktu ini. Misalnya : persoalan seksualitas mungkin sudah timbul sebelumnya, demikian persoalan-persoalan yang lair.. Disamping persoalan-persoalan pribadi persoalan-persoalan yang lain pula sering pula di jumpai.

d) Pada tingkatan yang lebih lanjut terlihat adanya persoalan-persoalan yang lebih bersifat sosial (Sosial Problem).

Uraian diatas menunjukkan bahw a‘dengan semakin meningkatnya umur anak persoalan-persoalan menjadi semakin luas. Makin meningkat umur anak, akan semakin luas cakrawalanya, dan semakin luas pula persoalan- persoalan yang dihadapinya.

3. Bidang gerak dari bimbingan.

Bimbingan penyuluhan tidak terbatas hanya di sekolah saja, tetapi bimbingan dan penyuluhan itu dapat bergerak dimana saja baik di sekolah maupun di masyarakat yang lebih luas. Justru dalam lingkungan keluargalah puncak yang pertama bergeraknya bimbingan atau penyuluhan.

(31)

Masing-masing bidang gerak ini membawa sifat atau corak yang berlainan pulamengenai jenis atau macam dad bimbingan dan penyuluhan. Misalnya dalam sekolah maka titik berat adalah pada bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan pada pengajaran.

Titik berat ini bahwa yang lainnyapun juga akan dihadapi di sekoiah, misalnya mengenai bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan dengan jabatan, yang berhubungan dengan pribadi ataupun yang berhubungan dengan lapangan-lapangan sosial yaug lain. Demikian pula dalam lapangan industri maka titik beratnya adalah persoalan-persoalan yang berhubungan dengan jabatan-jabatan ataupun pada hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi. Sesuai dengan judul tulisan ini maka kupasan lebih lanjut akan dibatasi pada bimbingan yang bergerak disekolah.

4. Ragam bimbingan menurut masalah i

Dilihat dari masalah individu, ada 4 macam jenis bimbingan yaitu 1. Bimbingan akademik

Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah- masalah akademik, yang tergolaong masalah akademik yaitu pengenalan korikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas dan latihan pencairan dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjut, dan lain-lain.

(32)

mengfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.5

2. Bimbingan sosial pribadi.

Bimbingan sosial pribadi mempakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masaiah-masalah sosial. Pribadi adalah masalah hubungan antara sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat untuk tinggal dan penyesuaian konflik.

Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu-individu dalam masaiah- masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dihadapi oleh individu. Bimbingan sosial pribadi diberikar. dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaktif pendidikan yang akrab. Mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta ketrampilan-ketrampilan sosial pribadi yang tepat.

3. Bimbingan karir.

Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam merencanakan, pengembangan dan pemecahan masaiah-masalah karir seperti : pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja. Pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemehaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir yang dihadapi.

Bimbingan karir juga merupakan layanan pembentukan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.

(33)

Bimbingan karir terkena perkembangan kemampuan kognitif, efektif, maupun ketrampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun perolehan pengetahuan daiam ketrampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistim kehidupan sosial budaya yang terns menerus berubah.

4. Bimbingan keluarga.

Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu sebagai pemimpin / anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secaraproduktif, dapat diciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/ berpartisipasi aktiv dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

(34)

pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorian dan konseling (Muro and kottman, 1995 : 5).6

Melalui layanan, pemberian layanan bimbingan, mereka diharapkan dapat menjadi lebih produktif dapat menikmati kesejahteraan hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada keluarga, sekoalh, lembaga tempat mereka bekerja kelak, serta masyarakat pada umumnya.

5. Tujuan Bimbingan

Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu d ap at: 1. Dapat merencanakan kegiatan penyelesaian study, perkembangan karir

serta kehidupanya dimasa yang akan datang.

2. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

3. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungn masyarakat serta lingkungan kerjAnya.

4. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam setudy penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan keija.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan u n tu k : 1 2 3 4

1) Mengenal dan memahami potensi kekuatan dan tugas-tugas perkembangannya.

2) Mengenal dam memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya.

3) Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana pencapaian tersebut. 4) Mengatasi kesulitan-kesulitan diri.

(35)

5) Mengunakan kemampuannya untuk kepentingan lembaga tempat bekerjadan masyarakat.

6) Menyesuaikan din dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya. 7) Mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya

secara tepat dan teratur secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembanganya yang meliputi aspek pribadi sosial belajar akademik dan karir.

6. Fungsi Bimbingan

a. Pemahaman yaitu membantu peserta didik agar memilih pemahaman terhadap dirinya (poter.sinya) dan lingkungannya (pekerjaan, pendidikan dan norma agama).

Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan kolektif.

b. Presentif yaitu upaya konsellor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.

(36)

c. Pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif yang menfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personil sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistimatis dab berkesinambungan dalam uoaya membantu siswa mencapai tugas- tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karya wisata.

d. Perbaikan dan penyembuhan yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kurasif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuankepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut pribadi, soasial, belajar dan karir. Teknik yang digunakan adalah konseling dan remedial teaching.

e. Penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat , bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu bekeijasama dengan pendidik lainnya, diluar maupun didalam lembaga pendidikan.

(37)

g. Penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan did secara dinamis dan kontruktiflerhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama.7

c. Pengertian penyuluhan.

Penyuluhan merupakan terjemahan dari Countseling, yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik. Layanan penyuluhan merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan (countseling is the heart o f guidance program) dan ruth strang menyatakan guidance is broader counseling is a most inportant tool o f guidance. (Ruth Strang. 1958). Jadi penyuluhan merupakan inti dan alat yang paling penting dalam bimbingan.

Selanjutnya, Rochman Natawijdaja mendefinisikan sebagai berikut:

’’Penyuluhan merupakan saat jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan Sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (yaitu penyuluh) bcrusaha membantu yang lain (yaitu klient) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang.8

Pakar yang lain mengungkapkan bahwa :

Penyuluh itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseling supaya dia memperoleh konsep diri sendiri untuk dimanfaatkan olehnya untuk memperbaiki tingkah iakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajamya m engenai:

a) Dirinya sendiri b) Orang lain.

c) Pendapat orang lain tentang dirinya. d) Tujuan-tujuan hendak dicapai dan

(38)

e) Kepercayaan.9

Dengan membandingkan ketiga pengertian tentang penyuluhan yang telah dikemukakan diatas, dapai ditarik kesimpulan bahwa penyuluhan adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara penyuluh dengan klien (penyuluh dan konseli). Yang berisi usaha yang laras dan manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma- norma yang berlaku, agar ketika memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungking pada masa yang akan datang. Untuk memudahkan ingatan kita tentang pengertian umum penyuluhan, dibawah ini disimpulkan unsur-unsur pokok yang ada didalam usaha penyuluhan (Prayitna, 1983 :5 & 1987:38 ) yaitu :

p : Pertemuan E : Empat Mata N : Klient Y : Penyuluh U : Usaha L : Laras U : Unik

H : Human

A : Ahli

N : Norma

Dengan memasukkan unsur-unsur diatas dapat dikatakan bahwa penyuluhan merupakan pertemuan empat mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha yang laras, untuk dan Human (manusia) yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku.

(39)

Oleh karena itu penyuluh, merupakan bentuk khusus dari usaha bimbingan , yaitu suatu layanan yang diberikan oleh penyuluh kepada seseorang secara perorangan. Dalam proses penyuluhan ini orang yang diberi penyuluhan itu biasanya disebut klien atau konseli. Dengan demikian, nenyuluh berlangsung dalam suasana pertemuan antara penyuluh dan klien (timbal balik) untuk mengusahakan pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien, dengan kemampuan di masyarakat dan kemampuan dengan penyuluh sendiri.

Ditinjau dari segi yang Iain penyuluh dapat dianggap sebagai usaha yang unik, keunikan ini terutama sekali mengenai makna bahwa penyuluh tidak boleh menyamaratakan klien yang satu dengan yang lain, perlu diperhatikan bahwa setiap individu adalah unik. Lebih jauh dari itu masalah yang sama yang dihadapi oleh klien yang samapun sebenamya sama. Setiap masalah adalah unuik meskipun dikatakan sama oleh klien yang sama.

Bila ditinjau lebih mendalam hubungah penyuluhan merupakan pertemuan yang paling akrab antara dua orang manusia yaitu penyuluh dan klien. Jika keakraban ini masing-masing terbina, kedua orang itu akar. membuka diri masing- masing. Suasana pertemuan seperti ini akan merupakan antara dua manusia yang kemungkinannya yang baik serta berbagi keadaan dan kemungkinan akan kekuatanya.

Dengan memperhatikan hal tersebut diatas kiranya usaha penyuluhan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, melainkan oleh tenaga yang terlatih untuk itu, untuk menjadi penyuluh yang baik, diperlukan keahlian dalam penyuluhan. Keahlian ini mencakup pengetahuan, ketrampilan dan pandangan yang hendaknya disertai olah kematangan pribadi dan kemauan yang kuat untuk melakukan usaha penyuluhan.

(40)

proses hubungan penyuluhan itu. Meskipun tujuan penyuluhan pada dasamya adalah membahagiakan klien, namun norma-norma yang berlaku tidak boleh dikorbankan. Klien yang sedang mengalami penyuluhan itu hendaknya mampu meraih kebahagiaan itu dalam kaitanya denga norma-norma yang ada.10 *

B. Pengertian Sikap K em andirian A nak

a. Pengertian Sikap

Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan adanya sikap, baik sikap positif maupun negatif. Sikap merupakan suatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap tentunya akan membawa seseorang cenderung untuk menerima atau menolak suatu subjek dengan penilaian terhadap objek tersebut, apakah berguna bagi dirinya atau tidak. Apabila objek itu dinilai tidak baik bagi dirinya maka dia akan bersikap negatif atau bersifat positif. Demikian pula penilaiaan individu terhadap masalah belajar. Karena dengan belajar seseorang mendapatkan kebaikan atau keberuntungan maka ia akan selalu melaksanakan tugas belajar dengan baik.

Mengenai sikap, ada beberapa pendapat dari para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian sikap antara lain :

1. Menurut Bimo Walgito.

Sikap yaitu keadaan dalam diri manusia yang mengerakkan untuk bertindak, menyerta manusia dengan perasaan-perasaan tertentu didaiam menangani objek yang berbentuk atas dasar pengaiaman-pengalaman.11

2. Menurut Wayan Nurkancana, dkk

(41)

’’Sikap yaitu suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitamya, baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu.12

3. Menurut M.Husaini, dkk

’’Sikap yaitu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.” 13

4. Menurut Fishbein

’’Sikap adalah predisposisi emosionai yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel later yang mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi prilaku. Sikap tidak identik dengan respon dalam bentuk prilaku tidak dapan diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistenti prilaku yang dapat diamati”.14

Dari beberapa jenis definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, i

maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa yang dinamakan sikap adalah kecenderungan seseorang atau individu baik dari lahir maupun batin untuk merespon stimulus atau rangasangan yang datang dari luar yaitu lingkungannya, terhadap hal-hal tertentu pula sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, afektif, dan tingkah laku. Sikap dapat membawa pengaruh penting atas diri seseorang, ia dapat berlaku baik sebagai akibat atau hasil dari sikap yang baik juga . sikap bersifat pribadi dan dihubungkan dengan suara perasaan serta pengalaman-pengalaman seseorang, menampakkan diri dalam caranya, merasa seperti berfikir atau berbuat dalam segala situasi. Kaitanya antara sikap dengan belajar adalah sikap siswa didalam melaksanakan tugas sucinya yaitu belajar. Apabila sikap dari siswa itu siap belajar atau tidak.

12 Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983 him 259 M Husain, dkk. Himpunan Istilah Psikologi, Mutiara Jakarta, 1984 him 115

(42)

b. Pengertian Kemandirian Anak

Kemandirian anak terdiri dari dua kata yaitu kemandirian dan anak yang mempunyai arti sendiri-sendiri.

a) Kemandirian adalah mampu berdiri sendiri dalam arti bahwa manusia sebagai mahluk yang memiliki potensi kemauan, kreatif dan ego serta kehendak yang dapat hidup di tengah-tengah secara sosial dengan tidak hilang keindividuanya..15 16

Kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri, keadaan dapat mengurus atau mengatasi kepentinganya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain .'6

Upaya mendefinisikan kemandirian dan proses perkembangannya dalam kurun waktu yang sedemikian lamanya telah dikembangkan oleh para ahli. Emir Durkheim, misalnya melihat makna dan perkembangan kemandirian dari sudut pandang yang berpusat pada masyarakat. Pada pandangan ini juga dikenal dengan pandangan koformistik. Dengan menggunakan sudut pandang ini, Durkheim berpendapat bahwa kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi prasarat bagi kemandirian yaitu :

1. Disiplin yaitu ada aturan bertindak dan otoritas. 2. Komitmen terhadap kelompok.

"Tiap-tiap orang pasti datang kepada tunhannya sendiri-sendiri pada hari kiamat ” !7

Pengertian kemandirian

(43)

U

CaS

( J jl

i j A 3

^

* l j j ^ J

^

^ ° j

<

q

^ p lx L a j (jji5l

^I

a c

.

j ^ j l

c.lS^)ji iS]

^ss ^

[y ^ j 'f&&

a ^as

’’sesungguhnya kamu sekalian kelak akan datang sendiri-sendiri kepada kami seperti halnya pertama kali kami ciptakan kamu dan kamu tinggalkan segala karunia yang kami berikan kepada kamu di dunia ini, kami tidak melihat seseorangpun yang akan memberikan pembelaan kepada kamu dari orang-orang yang kamu anggap menjadi sekutu-sekutu Tuhan dalam keyakinan kamu, sungguh segala hubungan diantara kamu dan terputus dan sungguh semua yang kamu anggap sebagai sekutu Tuhan pasti lenyap” 17 18

Penjelasan :

Ayat pertama menjelaskan bahwa manusia kelak akan datang mempertanggung jawabkan segala perbuatanya di hadapan Allah secara perorangan.

Ayat kedua menjelaskan bahwa manusia kelak akan diminta tanggung jawab oleh Allah secara perorangan dan tidak ada lagi orany lain yang dapat membantu dirinya mengahadapi pengadilan Allah di akhirat. Semua sesembahan yang di sembah manusia selain Allah tidak dapat memberikan bantuan apapun kepada yang bersangkutan, semua sesembahan tersebut

17 Thalib Muhammad, Seni dan Sikap Islami Mendidik Anak, Ma’alimul Musro, Jogja, 2001 him 64 - 66 QS Maryam ( 1 9 :9 5 )

(44)

hanyalah sia-sia dan tidak berdaya ketika setiap orang harus menghadapi pengadilan Allah di akhirat.

Kedua ayat diatas dengan tegas memberikan petunjuk kepada kita bahwa manusia wajib mandiri didalam kehidupannya di dunia ini, karena kelak setelah dia mati akan dipanggil oleh Allah menghadapi pengadilannya secara perorangan. Mandiri yang dimaksud disini adalah dapat mengurus keperluan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Dengan ketentuan prinsip bahwa setiap orang harus bertanggung jawab sendiri atas segala tingkah laku, pemikiran dan niatnya. Pendidikan islam menjadi hal ini sebagai ketentuan pokok dalam mendidik anak didik atau pelajar.

Para pelajar harus di dikik mcmiliki kemampuan mengurus dirinya sendiri, sehingga segala persoalan yang dihadapinya di pertanggung jawabkan dengan baik secara pribadi. Dengan demikian, pendidikan islam tidak membenarkan adanya pengalihan tanggung jawab kepada orang lair, atas perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Ia harus menerima akibat baik atau buruk atas perbuatanya.

(45)

Para orang tua sebagai pihak yang bertanggung jawab menjadikan anaknya beijiwa mandiri harus selalu memberikan contoh dan latihan kepada anak-anaknya untuk hidup mengurus keperluannya, dan mengahadapi atau mengurus keperiuannya, dan menghadapi atau memecahkan persoalannya secara mandiri tanpa melibatkan orang tua sesuai tingkat umur dan kemampuan mereka. Para orang tua harus menyadari bahwa manusia harus berjiwa mandiri dan bekerja mandiri, tidak hanya dalam kehidupan dunia, tetapi diakherat kelak akan menghadapi pengadilan Allah secara sendiri- sendiri juga. Oleh karena itu perlu sekali orang tua atau guru memahami dan menerapkan sikap mandiri pada anak sehingga kelak mereka dapat menjalani kehidupannya dengan penuh tanggung jawab dan menjalankan kehidupan sebagai hamba Allah yang sebaik-baiknya.

1. Ciri-ciri kemandirian.

Berdasarkan pengertian kemandirian tersebut, maka ciri-ciri kemandirian dapat dikenali antara lain sebagai berik u t:

Menurut Brawer 1973 ciri-ciri perilaku mandiri adalah :

a. Seseorang mampu mengembangkan sikap kritis terhadap kekuasaan yang datang dari luar dirinya, artinya mereka tidak segera menerima begitu saja pengaruh orang lain lain dipikirkan terlebih dahulu segala kemungkinan yang akan timbul.

b. Adanya kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Spancer dan Koss tahun 1970, merumuskan ciri-ciri perilaku mandiri sebagai berikut:

a. Mampu mengambil inisiatif b. Mampu mengatasi masalah c. Penuh ketekunan

d. Memperoleh kepuasan dari hasil usahanya

(46)

Menurut Smart dan Smart tahun 1978, untuk melihat perilaku mandiri dapat dilihat dari lawan kemandirian yang sifatnya ketergantungan. Adapun sifat ketergantungan itu antara lain :

a. Adanya perilaku yang pasif jika menghadapi rintangan b. Mencari dukungan dan pertolongan jika menghadapi tekanan

c. Mencari perlindungan imosionil kepada orang tua atau orang dewasa lainnya.

d. Mencari pertolongan bila mengahadapi masalah yang berhubungan dengan dirinya.

2. Faktor yang mempengaruhi kemandirian

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian dapat dibedakan dari dua arah yakni a) faktor dari dalam dan b) faktor dari luar.

Faktor dari dalam dari anak adalah aritara lain faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Anak semakin tua usia cenderung semakin mandiri dan ada kecenderungan anak laki-laki Iebih mandiri dari pada anak perempuan. Disamping itu integensi anak berpengaruh terhadap kemandirian anak .

Faktor dari dalam yang sangat mempengaruhi perilaku mandiri anak adalah kekuatan iman dan ketaqwaan kepada Allah SAW.

Adapun faktor dari iuar yang mempengaruhi kemandirian anak adalah a) Faktor kebudayaan dan b) Faktor pengaruh keluarga terhadap anak.'9

Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang diperoleh melalui proses individuasi. Individu yang mandiri adalah yang berani mengambil keputusan dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi

(47)

dari tindakanya. Dengan demikian dalam pandangan konfistik, pemahaman mendalam tentang hukum moralitas menjadi faktor pendukung utama kemandirian.

c. Pengertian Anak

■ Anak adalah keturunan ayah dan ibu .20 ■ Anak adalah keturunan yang kedua ■ Anak adalah manusia yang masih kecil

Anak adalah orang yang berasal dari atau dilahirkan di suatu negri atau daerah.21

Anak merupakan pribadi yang masih membutuhkan bimbingan dan arahan, untuk mencapai kepribadian yang individuasi, dan sifat yang mandiri. Tampa bimbingan dan arahan, anak akan sulit bahkan tidak mungkin menjadi anak yang madiri. Maka dari itu anak harus dibirribing, dilatih dan diarahkan supaya menjadi manusia yang individuasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibanyan.

(48)

BAB III

EAPORAN PENELITIAN

I. Sejarah Berdirinya MTS ASWAJA

Madrasah tsanawiyah Aswaja Tengaran Semarang adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh yayasan ma’arif. Sebelum menjadi madrasah tsanawiayah adalah menjadi sekolah Sekolah Pendidikan Guru Agama Islam (PGA). Madrasah

tsanawiah ( MTS ASWAJA ) Teng?.ran Kabupaten Semarang berdiri tahun 1967 yang Dikepalai oleh Bapak Muhamin.

II. Letak Geagrafis

Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah ( MTS ASWAJA) adalah beralamatkan Jin. Masjid Besar No.32 Tengaran Kode Pos 50775 berada di daerah pedesaan jarak ke pusat OTODA : 30 km jarak ke pusat kecamatan 0.5 km.

III. Sarana Dan Prasarana

a. Data dan Bangunan

1. Jumlah tanah yang dim iliki: L : 15m, P : 59m 2. Luas bangunan : L : 8m, P : 49m

b. Profile Sekolah

TA B EL: I

1 Nama Sekolah Mts ASWAJA

2 N.SS 212332202023

3 Propinsi Jawa Tengah

4 Otonomi Semarang

5 Kecamatan Tengaran

(49)

7 Jin dan Nomor Masjid B esar/ 32

8 Kode Pos 50775

9 Telepon (0298)610015

10 Daerah Pedesaan

11 Status Sekolah Swasta

12 Akreditasi B

13 Surat Keputusan 1 5 - 4 - 2 0 0 2

14 Penerbit SK KABID BINRUA ISLAM

15 Tahun Berdiri 1967

16 Kegiatan KBM Pagi

17 Bangunan Sekolah Milik Sendiri

18 Luas Bangunan L.8m, P.49m

19 Jarak Ke Pusat OTODA 30km 20 Jarak Pusat Kecamatan 0.5km 21 Organisasi Penyelenggara Organisasi

i

22 Perubahan Sekolah PGA / MTS ASWAJA

23 Terletak Pada Lintasan Kecamatan

24 Tokoh Pendiri Moh Amin

Visi dan Misi Sekolah MTS ASWAJA

Visi

Memposisikan madrasah sebagai pusat keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani yang berkualitas IPTEK dan IMTAQ.

Misi

(50)

Keadaan Fisik MTs ASW AJA

Untuk melaksanakan PBM ( proses belajar mengajar) bukan karena adanya Guru, Murid dan Materi pembelajaran, tetapi didukung juga dengan sarana ataupun

lingkungan fisik yang memadai guna mendukung keberhasilan PBM. Gambar Fisik MTs ASWAJA Tengaran adalah sebagai berik u t:

GAMBAR FISIK MTS ASWAJA TABEL : II

No Aspek yang diamati Keadaan Keterangan

1 Gedung Luas

2 Ruang Guru Ada

3 Ruang Kepala Sekolah Ada

4 Perpustakaan Ada

5 Ruang Kelas Ada

6 Perlengkapan Kelas Ada

7 Administrasi Sekolah Rapi, Lengkap 8 Administrasi Kelas Terperinci, Rapi

9 Ruang UKS Ada

10 Mushola Tidak ada

11 Halaman Luas

12 Pagar Ada

13 Kamar Mandi Ada

14 Kamar Kantin Ada

15 Ruang Komputer Ada

16 Ruang TU Ada

(51)

Denah Sekolah

Keterangan :

I : Ruang Guru VI

II : Ruang Tamu VII

HI : Koperasi VIII

IV : Ruang Komputer IX V : Ruang Kepala Sekolah X

Ruang Kelas VII XI : Bendera Ruang Kelas VIII

(52)

A. Data Peralatan Dan Infestasi Kantor MTs ASWAJA

No Judul Judul Eks Baik Rusak Droping Swadaya

1 Pegangan Guru 20 40

No Nam a Jabatan Mata Pelajaran M ulai Tugas

1 M oh Amin Kepala Sekolah 2000

(53)

3 Mahmud Zuhdi Guru IPS 2007 4 Dra Yasiroh Guru Bhs Indonesia 1993 5 Dimyati Amin Guru SKI, Qur'an 2000 6 Khabibah S.Ag Guru Bhs Arab 2004 7 Hafid Zain S.Pdi Guru Bhs Inggris 20C5 8 Nur Ma’a rif S.Pdi Guru Akidah Akhlak 2005

9 Guretno S,Pd Guru Bhs Inggris. KTK 2005 10 Rohmad S.Ag Guru Akidah Akhlak 2005

11 Nayin Guru Fiqh 2005

12 Ngadino Guru PPKn. Penjas 2005

13 Tasmiyah Guru Bhs Jawa 2005

14 Witriaani Amd TU TU 2000

15 Evi Lailiah Amd TU TU 2004

Disiplin Guru

a. Hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang setelah pelajaran selesai.

b. Menandatangani daftar hadir. c. Apel sebelum masuk

d. I ladir dan meninggalkan kelas tepat waktu

e. Melaksanakannya tuhasnya secara tertib dan teratur. f. Membuat peogram semester.

g. Membuat persiapan mengajar sebelum mengajar.

h. Memeriksa setiap pekerjaan atau latihan siswa serta mengembalikan kepada siswa.

i. Tidak meninggalkan sekolah tanpa izin kepala sekolah. j. Mengisi buku jumal setelah selesai mengajar.

k. Berpakaian olah raga selama memberikan praktek Penjas.

l. Mengavvasi siswa selama istirahat.

m. Berpakaian rapi dan pantas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. n. Mencatat kehadiran siswa setiap hari.

(54)

Siswa

(55)

22 M. Rifa'i VIII

JAWABAN ANGKET BIMBINGAN PENYULUHAN SISWA MTs ASWAJA TENGARAN

Tabel VIII

No N om or Item

(56)
(57)

47 A A B A A A A B A B A A C A A A A A A A 48 A A A A A C A A B A B A A A A A A A A A 49 A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A 50 A B A B A B A C A B B A A A A A A B B B

B. Data Tentang Sikap K em andirian Siswa di MTs ASWAJA Tengaran

1. Data tentang sikap kemandirian di peroieh dengan menyebarkan angket yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan jawaban sebagai berikut

(58)

22 M. Rifa'i VIII

JAWABAN ANGKET SIKAP KEMANDIRIAN SISWA MTs ASWAJA TENGARAN

Tabel : X

No Nom or Item

(59)
(60)

46 A B

A

A A A A A A A A A A A A C A B A B 47 A A A A A B A A A A A A A B A A A A A B

48 A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B 49 A A A A B A A A A A A A B A C B B A A B 50 n D A

_ Aj B A A B A A C

n B E

(61)

BAB IV ANALISA DATA

Pada tahap ini peneliti akan membahas tentang serangkaian langkah analisa terhadap data kualitatif yang telah terkumpul lewat angket sebagaimana tercantum pada BAB III. Analisa dengan statistik ini terutama dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukanyakni sikap kemandirian anak di Madrasah Stanawayah Aswaja Tengaran.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis ini disusun berdasarkan data hasil penelitian yang telah terkumpul, berikut ini uraian tentang analisis terhadap data yang terkumpul.

A. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan penyuluhan, penulis gunakan angket yang terdiri dari 20 pertanyaan dan angket kemandirian anak kelas VII, VIII , IX pada 50 responden.

Dari masing-masing pertanyaan angket tersebut disediakan untuk altematif jawaban dengan bobot sebagai berikut:

• Altematif jawaban A, memiliki nilai 4 • Altematif jawaban B, memiliki nilai 3 • Altematif jawaban C, memiliki nilai 2 • Altematifjawaban D, memiliki nilai 1

1. Data tentang bimbingan penyuluhan anak

(62)

8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 74

(63)

NILAI INTERVAL BIMBINGAN PENYULUHAN Tabel : XII

NI JUMLAH SISWA NILAI NOMINASI

7 4 -8 0 23 A

6 9 -7 3 11 B

6 4 - 6 8 10 C

5 9 - 6 3 6 D

Dengan demikian dapat diketahui :

a. Untuk bimbingan penyuluhan yang sangat baik mendapat nilai 74 - 80 sebanyak 23 anak

b. Untk bimbingan penyuluhan yang baik mendapatkan nilai antara 69 - 73 sebanyak 11 anak

c. Untuk bimbingan penyuluhan yang cukup mendapatkan nilai antara 64 - 68 sebanyak 10 anak.

i

d. Untuk bimbingan penyuluhan yang kurang mendapatkan nilai antara 59 - 63 sebanyak 6 anak .

(64)
(65)

Setelah diketahui berapa banyak bimbingan penyuluhan anak yang sangat baik ,

baik ,cukup , dan kurang kemudian dipersenkan masing - masing interval dengan

rumus sebagai b e rik u t:

P = — x

100%

N

K e t:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N= Jumlah sampel

Untuk bimbingan konseling yang sangat baik memdapat A sebanyak 23 anak

— xl00% = 46% 50

Untuk bimbingan penyuluhan yang baik mendapatkar. B sebanyak 11 anak

— *100% = 22%

50

Untuk bimbingan penyuluhan anak yang nilainya cukup mendapatkan nilai D

sebanyak 10 anak

— *100% = 20%

50

Untuk bimbingan penyuluhan anak yang kurang mendapatkan nilai D sebanyak 6

anak

— *

100

% =

12

%

50

D1STRIBUF1 FREKWENSI VARIABEL

T a b e l: XIV

No Bimbingan

Penyuluhan Interval Frekwensi P rosen

(66)
(67)

27 Nurul Fadhilah 77

Berdasarkan nilai hasil angket bimbingan penyuluhan diperoleh hasil tertinggi 80

dan nilai terendah 59 kemudian ditetapkan interval sebanyak :

(68)

Ki

= Kelas interval

2. Data tentang sikap kemandirian siswa

N1LAI ANGKET SIKAP KEMANDIRIAN SISWA MTs ASW AJA

(69)

23 4 3 3 3 3 4 1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 61

Berdasarkan nilai hasil angket sikap kemandirian anak diperoleh nilai tertinggi 78

dan nilai terendah 59 kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak :

(70)

( 7 8 - 5 8 ) + !

4

= (1 9+1)

20

~ 4

= 5

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa kelas

VII,VIII dan IX Aswaja Tengaran yang dipengaruhi sikap kemandirian anak yang

sangat baik, baik, cukup, kurang

INTERVAL SIKAP KEM ANDlRIAN ANAK

Tabel : XVII

Nl JUMLAH

SISWA

NILAI

NOMINASI

7 4 -7 8 13 A

6 9 -7 3 10 B

6 4 -6 8 16 C

5 9 -6 3 11 D

Dengan demikian dapat diketahui :

a. Untuk sikap kemandirian anak, yang sangat baik mendapat nilai antara 74 - 78

sebanyak 13 anak.

b. Untuk sikap kemandirian anak, yang baik mendapat nilai antara 69 - 73 sebanyak

10 anak.

c. Untuk sikap kemandirian anak, yang cukup mendapat nilai antara 64 - 68

sebanyak 16 anak.

d. Untuk sikap kemandirian anak, yang kurang mendapat nilai antara 59 - 63

(71)

Kemudian dibuat tabel nominasi A (Sangat baik), B (Baik), C (Cukup), D

(Kurang). Untuk mengetahui sikap kemandirian anak.

NILAI NOMINASI SIKAP KEMANDIRIAN ANAK

(72)

28 61 D

Seteiah diketahui berapa banyak sikap kemandirian anak yang sangat baik, baik,

cukup dan kurang kemudian dipersenkan masing-masing interval dengan rumus

sebagai b e rik u t:

(73)

— *100% = 26%

50

Untuk sikap kemandirian anak yang baik mendapat B sebanyak 10 anak — *100% = 20%

50

Untuk sikap kemandirian anak yang Cukup mendapat C sebanyak 16 anak — *100% = 32%

50

Untuk sikap kemandirian anak yang kurang mendapat nilai D sebanyak 11 anak — *100% = 22%

50

DISTRIBUS! FREKUENSI VARIABEL Tabel : XIX

No Sikap Kemandirian

Anak Interval Frekwensi Prosen

1 Sangat Baik ( A ) 7 4 -7 8 13 26%

2 Baik ( B ) 6 9 -7 3 10 20%

3 Cukup( C ) 6 4 -6 8 16 32%

4 Kurang ( D ) 5 9 -6 3 11 22%

Jum lah 50 100%

B. ANALISA UJI HIPOTESIS

Setelah dilakukar. analisis pendahuluan, langkah selanjutnya adalah melakukan

uji hipotesis untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan, adapun hipotesis yang

penulis ajukan adalah :

Untuk Mengetahui pengaruh layanan bimbingan penyuluhan dan kemandirian di

MTs Aswaja ditempuh dengan analisa data yang digunakan dalam penilaian ini

(74)

Exy

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai b e rik u t:

1. Menyusun tabel persiapan

Yaitu memberikan predikat atau kategori pada tiap-tiap nilai sesuai dengan

yang telah dihitung dimuka. Adapun datanya sebagai dalam tabel berikut

ANTARA NILAI LAYANAN DAN KEMANDIRIAN

(75)
(76)

12 73 73.8 -0.8 0.64 78 68,2 9.8 96.04 -7.84

Menghitung pengaruh bimbingan penyuluhan terhadap kemandirian anak ( rxy ).

Setelah diketahui nilai - nilai variabel didalam tabel variabei diatas, kemudian dimasukan

dalam rumus :

R xy =

Exy

(77)

Rxy =

686.8

569.6x2012

= 0.641

C. ANALISA LANJUT

Seteiah diketahui nilai rxy yaitu 0,641 melalui langkah selanjutnya adalah

mengadakan tes signifikasi terhadap nilai rxy dengan cara mengkonsultasikan pada

nilai r tabel atau rt product moment. Taraf. Signifikan 95% adalah sebesar : 0,279

a. Taraf. Signifikan 99% adalah sebesar : 0,361

tem yata dari perhitungan secor r = 0,641 dengan nilai rt diatas

b. hitung lebih besar dari pada nilai r tabel, baik pada taraf signifikan 95% maupun

pada ta raf signifikasi 99% atau dapat dijelaskan sebagai b e rik u t:

a. taraf signifikan 95% adalah sebesar : 0,641 > 0,279

b. ta raf signifikan 99% adalah sebesar : 0,641 > 0,361

Dengan demikian hipotesis altem atif ( Ha ) “diterima” artinya ada pengaruh yang

signifikan antara pengaruh bimbingan penyuluhan dengan sikap kemandirian anak di

MTS A swaja Kecamatan Tengaran semakin tinggi bimbingan.penyuluhan.semakin

Gambar

GAMBAR I: GAMBAR DENAN SEKOLAHAN MTS ASWAJA
Gambar Fisik MTs ASWAJA Tengaran adalah sebagai berikut:
Tabel IIIA. Bangunan
KelasTabel VILaki-lakiPerempuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang inilah maka penulis akan meneliti SISTEM pembelajaran Sistem Pembelajaran Boarding School (Asrama) (Mahasiswa wajib tinggal di Asrama) dan

Ammatoaan , karena bagi komunitas keAmmatoaan pesta adat tidak akan dimulai tanpa meminum tuak atau ballo, kami sebagai komunitas yang tinggal dalam kawasan ada

Saya selalu bergantung dengan orang lain karena saya merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup. Saya memiliki pegangan hidup yang menjadi penuntun saya dalam menjalani

Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah apa faktor yang melatarbelakangi terjadinya tindak pidana suap di Indonesia dan

Pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis inkuiri merupakan pembelajaran matematika yang menggunakan tahap-tahap model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan berdasarkan pada

Tujuan ini secara rinci dapat diurai menjadi membangun pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara dalam arti luas (eksekutif, legislatif, dan instansi terkait

Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan hasil

Dari hasil pengujian menggunakan MATLAB, didapat bahwa segmentasi pada gambar satelit kebakaran hutan tidak dapat hanya dilakukan dengan menggunakan metode Watershed karena