2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Tinjauan Literatur Tentang Ilustrasi 2.1.1. Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Kusrianto, 140). 2.1.2. Fungsi Dan Peranan Ilustrasi Dalam Kehidupan Sosial
Menurut Supriyono, fungsi ilustrasi adalah: untuk memperjelas teks dan sekaligus sebagai eye-catcher. sejalan dengan munculnya berbagai software pengolah gambar, saat ini telah berkembang berbagai jenis dan bentuk ilustrasi, tidak hanya berupa foto dan gambar manual. Pada prinsipnya semua elemen visual dapat digunakan sebagai ilustrasi. semua teknik dapat dilakukan untuk mewujudkan ide (169).
2.1.3. Sejarah Perkembangan Ilustrasi
Ilustrasi pertama kali muncul dalam illuminated manuscripts pada abad pertengahan yang pada saat itu disebut dengan istilah miniatures atau
illumination. Biarawan pada saat itu mendekorasi manuskrip dengan emas, perak,
dan warna-warna cerah, terutama pada bagian huruf pertama di setiap halaman, atau setiap seksi. Seringkali mereka memperindah huruf pertama tersebut dengan gambar gulungan perkamen, simbol-simbol, atau sebuah adegan. Seorang ilustrator menggambar ilustrasi tersebut di atas media vellum, yaitu perkamen dengan kualitas yang baik pada jamannya.
Biarawan orang Celtic di Irlandia dan Inggris membawakan ilustrasi ke dalam buku dengan cara yang berbeda. Mereka lebih suka membuat gambar yang
rumit untuk sebuah huruf, bahkan kadang bisa mencakup satu halaman untuk sebuah ilustrasi huruf. Buku yang terkenal dengan ciri tersebut yaitu Book of
Kells.
Gambar 2.1. Salah satu ilustrasi pada Book Of Kells Sumber:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/ee/KellsFol034rChiRh oMonogram.jpg
Beberapa Al-Quran (kitab suci agaman Islam), dikenal dengan ilustrasinya yang memiliki detail dan tingkat kerumitan yang tinggi. Al-Quran juga memiliki beberapa kaligrafi yang cantik pada abad pertengahan.
Johannes Gutenberg merupakan orang pertama yang menemukan alat cetak pres pertama sekitar tahun 1400-an. Tulisan hasil cetak pada saat itu masih terlihat seperti ditulis oleh tangan, dan huruf pertama pada tiap halaman masih digambar menggunakan tangan.
Buku pertama dengan ilustrasi hasil cetakan muncul pada akhir 1400-an. Albrecht Pfister, seorang pemilik percetakan di Bamberg, Jerman, diketahui pertama kali mencetak ilustrasi dengan teknik ukiran kayu atau disebut block
books karena menggunakan balok kayu sebagai alat cetak ilustrasinya. Beberapa
Albrecht Dürer, dan Dance of Death karya Hans Holbein. Pada buku-buku tersebut, karya ilustrasi dicetak pada 1 sisi kertas saja. Pada akhir 1400-an teknik ukir kayu banyak dilakukan di daerah Jerman dan Venice. Namun pada masa itu,
Venice menjadi pelopor dalam dunia percetakan.
Gambar 2.2. Cover buku Ship Of Fools Sumber:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c3/Narrenschiff_Titelblatt.jpg Pada akhir tahun 1500-an, bahan tembaga menggantikan bahan kayu sebagai media pembuatan pola cetak ilustrasi.
Di Indonesia karya ilustrasi dapat dilihat melalui artifak-artifak visual naratif yang ada. Catatan-catatan visual di garca-garca goa yang bertebaran dari leang-leang di Sulawesi sampai goa Pawon di Jawa Barat menjadi penanda bertutur visual era pra sejarah. Gambar-gambar pada lembar-lembar lontar ataupun pada media Wayang Beber menandai era pra modern. Pada era kolonialisasi muncul media-media modern seperti majalah atau surat kabar. Melalui media surat kabar ataupun majalah tersebut, terjadi transfer ilmu (ilustrasi). Walaupun istilah 'ilustrasi' bukan dari kamus bahasa Indonesia, secara subtantif artifak-artifak visual/gambar tersebut memiliki kesamaan secara fungsional, menjelaskan atau menerangkan. Dari rentang waktu antara tahun 1920-1960 (di Indonesia) dari artifak yang berhasil dikumpulkan (dalam media
massa) akan memberi gambaran dinamika ilustrator dan karya ilustrasinya. Pengklasifikasian artifak temuan terdiri dari dua jenis yaitu ilustrasi untuk rubrikasi dan ilustrasi yang menjelaskan cerita atau artikel. Ilustrasi pada rubrikasi secara fungsi menjelaskan atau memberi gambaran umum tentang isi rubrik yang diwakilinya. Ada korelasi yang jelas antara gambar dan teks. Gambar berfungsi memperjelas teks. Ilustrasi sebagai interpretasi visual terhadap teks. Relasi gambar dan teks tidak langsung menjelaskan, terkadang malah terjebak sebagai dekorasi saja. Fungsi gambar pada ilustrasi rubrikasi jenis ini memiliki kecenderungan besar kearah ilustrasi sebagai dekorasi visual, walaupun tidak menutup kecenderungan lainnya. Kategori lainnya yaitu gambar yang menyertai teks di dalam media massa. Artifak visual biasanya muncul mengiringi teks pada cerpen dan tajuk utama atau editorial. Seorang ilustrator dalam menanggapi teks melalui gambar atau wakil visual yang dihadirkannya dapat diklasifikasikan dalam dua pola; pertama, bagaimana ilustrator mengolah pesan (what to say), kedua, adalah bagaimana cara ilustrator mengolah rupa (how to say). Hampir sebagian besar artifak visual yang telah dikumpulkan bersifat naratif dalam olah pesannya. Dalam hal ini ilustrator memposisikan dirinya sebagai penerjemah visual. Modusnya mencoba menterjemahkan teks dengan mencari moment yang paling menarik dan mewakili dari naskah tersebut, kemudian mencari wakil visualnya yang paling gamblang/jelas dalam menyampaikan pesan. Beberapa artifak tampil unik dengan menggunakan pendekatan olah pesan yang lebih metaforik. Artifak yang muncul di harian Fikiran Ra'jat tahun 1932, menggambarkan permasalahan imperialisme dengan metafora seekor anjing berjenis Bulldog berkalung leher bertuliskan "Imperialisme", dengan ujung ekor muncul sosok kepala priyayi jawa yang bertuliskan "boeroeh imperialisme". Permainan subtitusi visual menghasilkan kiasan-kiasan tak langsung menguatkan pesan yang disampaikannya. Ilustrator dengan pendekatan metafora, sedikit atau banyak telah memasukkan opini pribadinya dalam menanggapi teks yang ada. Gambar tidak hanya sebagai penjelas teks, tetapi sudah bergeser pada opini visual yang lebih personal. Ilustrasi mulai mencari ruang-ruang otonominya. Pada wilayah olah rupa, terjadi eksplorasi yang cukup luas (dalam keterbatasan teknis yang ada) dari gaya visual yang rumit, realis, obyektif dan khusus sampai ke
wilayah ujung paradoksnya yang sederhana, ikonis atau abstrak, subyektif dan umum. Antara tahun 1929 sampai 1951/1953, sebagian besar ilustrator menggali potensi garis, outline, dan bidang-bidang datar. Garis-garis liris maupun ekspresif melalui media gambar pena, tinta dengan kuas menghasilkan kualitas visual yang khas. Garis arsir membentuk tonal gradasi maupun gelap terang dari obyek-obyek yang dihadirkannya. Pada tahun 1956 artifak ilustrasi bernada penuh dengan gradasi yang halus. Kecenderungan tersebut dihadirkan melalui pendekatan teknis hitam putih media cat air. Gaya gambar yang muncul lebih realis mendekati karya fotografis. Di akhir 60-an muncul kecenderungan baru dalam mengolah huruf sebagai bagian dari gambar. Tipografi sebagai gambar (type as image) adalah sebuah kesadaran baru dari para ilustrator di era tersebut. Kemampuan olah huruf sebagai pendukung resonansi visual, mengingatkan kita pada Onomatopea di ranah seni sekuensial.
Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) para seniman sering mengerjakan karya ilustrasi dalam rangka propaganda Jepang. Keimin Bunka
Shidosho adalah wadah kelompok kesenian yang langsung dibawah pengawasan Sendenbu atau Barisan Propaganda Bala Tentara Dai Nippon (“Dullah, Raja
Realisme Indonesia” 17). Para ilustrator (seniman yang mengerjakan karya ilustrasi) mendapat posisi yang baik secara politis karena pemanfaatan untuk kepentingan perang. Dalam berbagai aplikasi medianya seperti di poster maupun media massa dapat kita amati seringkali ilustrator memposisikan dirinya sebagai interpreter visual. Pesan-pesan baik gagasan propaganda maupun pesan naskah pada media massa ditranslasikan dengan gamblang oleh ilustrator. Tetapi di era ini juga muncul jurnalisme-jurnalisme visual yang kuat dari para seniman. Dokumentasi peristiwa-peristiwa penting dalam pergerakkan kemerdekaan tergambarkan dalam catatan-catatan visual para seniman. Bagaimana Soekarno membakar semangat para pemuda ter-capture dengan baik dalam "Di Bawah Bendera Revolusi" catatan visual sederhana dengan kuas spontan on the spot oleh Dullah. Bahkan beberapa muridnya yang masih belia seperti Moh. Toha terjun ke area peperangan ikut mengabadikan melalui goresan tangannya. Di era 1945 pula, muncul karya poster yang fenomenal "Boeng Ajo Boeng" menjadi tonggak sejarah perjuangan, kontribusi dari para seniman. Poster tersebut hasil kolaborasi
antara S. Soedjojono, Affandi dan Dullah (sebagai model untuk di gambar), sedangkan Chairil Anwar menyumbangkan slogan untuk Headline teksnya. Goresan-goresan kuat dan ekspresif dapat kita temukan hampir di semua artifak ilustrasi di era ini. Semangat jaman dari akumulasi keinginan untuk merdeka seakan terepresentasikan melalui tangan-tangan ilustrator di kala itu. Opini-opini visual melalui media poster maupun jurnalisme visual semakin mengukuhkan pergeseran posisi fungsi Ilustrasi menjadi lebih mandiri. Pada awalnya Ilustrasi sebagai gambar terbingkai oleh nilai-nilai fungsinya yang heteronomi kini mulai bergeser ke ruang-ruang yang lebih otonom. (Winarto, par. 8-17)
2.1.4. Bentuk Dan Jenis Ilustrasi
Menurut Purnomo et al (22- 24), jenis-jenis gambar ilustrasi adalah : a. Kartun
Bentuk kartun dapat berupa tokoh manusia maupun hewan berisi cerita-cerita humor dan bersifat menghibur. Indonesia memiliki beberapa tokoh kartun seperti, Petruk dan Gareng karya Tatang S. dan sebagainya. Penampilan gambar kartun dapat dilihat dalam bentuk hitam putih maupun berwarna.
b. Karikatur
Gambar karikatur menampilkan karakter yang dilebih-lebihkan, lucu, unik, terkadang mengandung kritikan dan sindiran. Objek gambar karikatur dapat diambil dari tokoh manusia maupun hewan.
c. Komik
Gambar ilustrasi dalam bentuk komik terdiri dari rangkaian gambar yang saling melengkapi dan memiliki alur cerita. Bentuk komik dapat berupa buku maupun lembaran gambar singkat (comic strip).
d. Ilustrasi Karya Sastra
Karya sastra berupa cerita pendek, puisi, sajak, akan nampak lebih menarik minat orang membacanya apabila disertai dengan gambar ilustrasi. Fungsi gambar ilustrasi disini bertujuan memberikan penguatan dan mempertegas isi atau narasi pada materinya.
e. Vignette
Sebagai pengisi dari sebuah cerita atau narasi dapat disisipkan gambar ilustrasi berupa vignette. Vignette adalah gambar ilustrasi berbentuk dekoratif yang ber- fungsi sebagai pengisi bidang kosong pada kertas narasi.
2.1.5. Basis Media Ilustrasi
Dalam website myillustration.com, terdapat berbagai media ilustrasi yaitu : • Cat Akrilik
Cat lateks terbuat dari resin akrilik. • Adhesive
Material untuk merekatkan dua buah benda pada masing-masing permukaannya. Ada beberapa tipe adhesive seperti adhesive semprot, lem cair, isolasi, dan lain-lain.
• Cat aerosol
Alat gambar yang berbentuk seperti pensil yang bekerja dengan pistol angin bertegangan tinggi, untuk menempelkan pigmen cat air.
• Pensil karbon
Terbuat dari bahan jelaga, menghasilkan warna hitam pekat yang halus. Variasi dari pensil ini juga terbuat dari bahan karbon, arang, dan grafit.
• Kapur pastel
Media gambar berupa krayon seukuran jari dan sangat rapuh, terbuat dari pigmen warna bubuk dengan perekat yang tidak berminyak, memiliki tekstur seperti kapur.
• Arang
Material yang berwarna hitam, berpori, dan mengandung karbon sekitar 85 hingga 98 persen, terbuat dari hasil pembakaran kayu dan sering digunakan sebagai bahan bakar.
• Tanah liat
Material yang berasal dari bumi, mudah dibentuk dalam keadaan basah, dan mengeras saat dipanaskan. Sering digunakan untuk bahan batu bata, keramik, dan pot.
• Pensil warna
Kayu berbentuk silinder yang memiliki pigmen warna di tengahnya, digunakan sebagai alat warna.
• Conté
Biasa disebut batang conté atau krayon conté. Sebuah medium berbahan bubuk grafit atau campuran arang dengan lilin atau bahan tanah liat yang dipadatkan.
• Krayon
Batang warna dari bahan lilin, arang atau kapur untuk media menggambar.
• Cat enamel
Cat yang dikeringkan dengan udara dan mengeras, biasa digunakan pada akhir karya untuk memberi kesan kilap.
• Cat kain
Cat yang digunakan ke atas bahan kain, dan mengering secara permanen. Terdapat beberapa variasi yang dikerjakan dengan cara disetrika atau dengan pengering rambut.
• Fixative
Cairan dari bahan alkohol dan lak yang digunakan pada permukaan karya seni untuk menjaga karya agar tidak mudah terhapus.
• Gesso
Campuran plester gips, lem, dan kapur sirih yang digunakan sebagai dasar sebelum melakukan pengecatan.
• Cat kaca
Cat transparan (tidak memiliki warna hitam dan putih karena sifatnya yang tidak tembus cahaya), digunakan untuk mewarnai permukaan kaca.
• Glaze
Cat pelapis berwarna transparan. • Lem
Cairan perekat yang kuat yang diproduksi dari hasil pembakaran tubuh binatang yang mengandung kolagen seperti tulang dan kuku menjadi gelatin dan dicampur dengan air.
• Daun emas
Emas yang dihancurkan menjadi lembaran-lembaran tipis yang digunakan untuk disepuh atau sebagai dekorasi.
• Gouache
Metode pengecetan dengan cat air opaque dicampur dengan bahan karet atau getah.
• Grafit
Biasa ditemukan di ujung pensil, ada yang keras hingga lunak. 9b merupakan ukuran terlunak dan 9h ukuran terkeras.
• Impasto
Cat yang dilapis secara tebal untuk menghasilkan efek timbul pada permukaan.
• Tinta
Cairan pigmen yang digunakan untuk mencetak atau menulis. • Cat lateks
Cat yang mengandung bahan lateks dengan campuran pigmen warna dan bahan aditif lainnya yang berfungsi sebagai perekat.
• Lino
Material yang biasa digunakan pada lantai flooring. Dalam dunia seni biasa digunakan untuk pola potongan.
• Minyak biji rami
Minyak berwarna kekuningan yang digunakan sebagai minyak pengering pada cat dan furnis pada linolium, tinta cetak, dan resin sintetik.
• Cat minyak
• Minyak pastel
Alat menggambar yang mengandung partikel pigmen dalam minyak kering.
• Bolpoin
Instrumen untuk menulis atau menggambar dengan tinta. • Plaster
Bahan campuran gips, pasir, dan air yang bisa mengeras dan menghasilkan permukaan padat dan halus. Biasa digunakan untuk pelapis dinding dan atap.
• Papan ukir
Teknik di mana gambar dibuat menggunakan pisau dengan cara diukir menjadi lapisan tipis berwarna putih.
• Stensil
Lembaran terbuat dari plastik atau papan kayu, di mana sebuah desain sudah digambar dan dipotong sehingga cat atau tinta bisa diaplikasikan ke permukaan yang sudah dibolongi.
• Tempera
Cat berbahan dasar air dengan kuning telur sebagai bahan perekatnya. • Varnish
Cat pelapis untuk melapisi permukaan dengan tampilan kilap dan transparan.
• Cat air
Cat berbahan dasar air yang ditempatkan pada tabung metal. 2.1.6. Elemen Ilustrasi
2.1.6.1. Warna
Menurut Sanyoto (11) "warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan."
2.1.6.2. Value
Menurut Sanyoto value adalah:
dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua muda warna, yang disebut juga dengan istilah lightness atau ke-terang-an warna.
Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman
karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu objek.
Value adalah tingkatan ke-terang-an suatu hue dalam
perbandingannya dengan warna-warna akromatis hitam-putih.
Value adalah alat untuk mengukur derajat ke-terang-an warna,
yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value: tint, tone, shade (52). 2.1.6.3. Bentuk
Sanyoto menjelaskan bahwa semua benda di alam ini memiliki bentuk, begitu pula karya seni. Bentuk bisa disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, dan gempal (83).
2.1.6.4. Raut
“Raut adalah ciri khas suatu bentuk. Bentuk apa saja di alam ini tentu memiliki raut yang merupakan ciri khas dari bentuk tersebut (Sanyoto 83)." 2.1.6.5. Ukuran
Setiap bentuk memiliki ukuran, bisa besar, kecil, panjang, pendek, tinggi, rendah. Ukuran yang dimaksud tidak diukur dengan besaran sentimeter atau meter, tetapi ukuran yang bersifat nisbi (tidak memiliki nilai tetap). (Sanyoto 116) 2.1.6.6.Arah
“Arah merupakan unsur seni/rupa yang menghubungkan bentuk raut dengan ruang. Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu mempunyai arah kecuali lingkaran dan bola (Sanyoto 117).”
2.1.6.7. Tekstur
Tekstur menurut penjelasan Sanyoto adalah nilai atau ciri khas permukaan kasar, halus, polos, bermotif, mengkilat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya (120).
2.1.6.8. Ruang
Sanyoto menjelaskan bahwa setiap bentuk menempati ruang karena ruang merupakan tempat bentuk-bentuk berada. Ruang dibagi menjadi dua dimensi dan tiga dimensi karena bentuk ada yang dua dimensi dan tiga dimensi (127).
2.1.7. Teknik Cara Pembuatan Ilustrasi
Menurut Caplin, Banks, dan Holmes, ilustrasi digital dibagi menjadi tiga kategori teknik utama yaitu bitmap (yang dikenal juga dengan melukis/painting),
vector (disebut juga menggambar/drawing), dan model 3D. Meskipun hasil akhir
ketiga teknik di atas sangat mirip, tetapi ketiganya merupakan tiga disiplin yang berbeda (18).
Perancangan buku ilustrasi ini menggunakan teknik vector dengan menggunakan software Adobe Illustrator.
2.1.8. Kriteria Ilustrasi Yang Baik
"Gambar ilustrasi yang baik adalah ilustrasi yang dapat merangsang dan membantu pembaca untuk berimajinasi tentang cerita, ilustrasi sangat membantu mengembangkan imajinasi dalam memahami narasi (Purnomo et al. 21)."
2.1.9. Prosedur Proses Perancangan Ilustrasi
Menurut Poernomo et al. (29), tahapan dalam menggambar ilustrasi menurut adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tema gambar berdasarkan cerita atau narasi. 2. Menentukan jenis gambar ilustrasi yang akan dibuat.
3. Menentukan irama, komposisi, proporsi, keseimbangan, dan kesatuan pada objek gambar.
4. Menggambar sketsa global yang disesuaikan dengan cerita atau narasi. 5. Memberikan arsiran atau warna pada objek gambar sesuai karakter cerita.
2.2. Tinjauan Literatur Tentang Kepribadian 2.2.1. Pengertian Tentang Kepribadian
Kepribadian menurut Derlega, Winstead dan Jones "system yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang bersifat internal, yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang konsisten" (dikutip dalam Yusuf dan Nurihsan 3).
2.2.2. Fungsi dan Peranan Kepribadian Dalam Kehidupan Sosial
Menurut Myers dan Peter B. Myers, fungsi dari mengetahui teori kepribadian adalah untuk memperkirakan perbedaan kepribadian secara spesifik pada setiap orang dan bisa mengatasi setiap perbedaan dengan cara yang konstruktif (1).
2.2.3. Perbedaan Dasar Kepribadian
Myers dan Peter B. Myers mengatakan yang membuat tiap individu memiliki kepribadian yang berbeda adalah cara seseorang menggunakan pikiran dan cara seseorang membuat keputusan. Perceiving, adalah kepekaan seseorang terhadap rangsangan luar. Judging, adalah proses membuat kesimpulan dari rangsangan yang diterimanya. Kedua faktor tersebut jika dikombinasikan akan menghasilkan beragam kondisi mental seseorang di mana hal tersebut menentukan bagaimana seseorang berperilaku, karena persepsi - berdasarkan definisi - menentukan bagimana seseorang melihat situasi, dan penilaian seseorang menentukan keputusan yang akan diambil. Maka dari itu, membedakan perilaku seseorang berdasarkan persepsi atau penilaian dinilai masuk akal dan menghasilkan banyak tipe kepribadian (1).
2.2.3.1. Dua tipe perceiving
Manusia mengamati atau mempersepsikan sekeliling mereka dengan panca indera, manusia juga mempersepsikan sesuatu yang belum pernah mereka temui. Perbedaan cara manusia melakukan perceiving (pengartian) nampak terlihat jelas. Saat manusia suka merasakan sesuatu dengan inderanya, manusia tersebut lebih tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, dan jarang meluangkan waktu untuk mengeksplorasi ide terhadap lingkungan sekitarnya. Manusia yang lebih suka menggunakan intuisinya, lebih tertarik untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dari sekitarnya daripada hanya merasakan sekitarnya dengan panca inderanya (Myers dan Peter B. Myers 2).
Saat seorang anak mencoba berlatih menggunakan dua cara perceiving, akan muncul perbedaan perkembangan di antara keduanya. Anak tersebut akan memiliki cukup kemampuan dalam mengarahkan kondisi mentalnya untuk menggunakan proses yang lebih anak sukai dan mengabaikan proses yang kurang nyaman bagi mereka. Proses yang anak sukai, baik dengan panca indera atau intuisi, akan digunakan lebih sering dan lebih diperhatikan, sekaligus membentuk ide mereka sendiri terhadap lingkungannya berdasarkan proses pengamatan anak tersebut (Myers dan Peter B. Myers 2).
Proses perceiving tersebut, jika dilatih secara terus menerus, akan semakin terkontrol dan diandalkan. Seorang anak akan semakin dewasa dalam menggunakan proses yang mereka sukai dan mengabaikan proses yang dirasa kurang nyaman. Kenyamanan dari proses perceiving tersebut, akan berpengaruh terhadap aktivitas yang memerlukan proses perceiving tersendiri. Proses ini dinamakan preferensi SN: S untuk sensing dan N untuk intuition (Myers dan Peter B. Myers 2-3).
2.2.3.2. Dua cara judging
Perbedaan mendasar dalam mengambil keputusan muncul dari perbedaan cara membuat kesimpulan. Cara pertama adalah dengan menggunakan pikiran, di mana logika berperan dominan. Kedua dengan menggunakan perasaan, dengan mengapresiasi nilai-nilai subjektif (Myers dan Peter B. Myers 3).
Banyak orang mengakui beberapa dari mereka mengambil keputusan berdasarkan logika dan ada juga yang berdasarkan perasaan, dan dua proses tersebut menunjukkan hasil yang berbeda (Myers dan Peter B. Myers 3).
Maka dari itu, seorang anak yang lebih suka menggunakan logika akan berbeda perkembangannya dengan seorang anak yang lebih suka menggunakan perasaannya, meskipun kedua anak tersebut mempunyai cara pengamatan (perceiving) yang sama dan memiliki persepsi yang sama. Dua-duanya akan efektif pada aktivitas yang membutuhkan proses penilaian tersendiri. Seorang anak yang suka menggunakan perasaan akan menjadi lebih dewasa dalam menjalin hubungan dengan sesamanya, sedangkan seorang anak yang lebih suka menggunakan pikiran akan lebih mahir dalam mengorganisir fakta dan ide. Cara-cara ini disebut preferensi TF: T untuk thinking dan F untuk feeling.
2.2.4. Kombinasi persepsi dan penilaian
Preferensi TF (thinking dan feeling) tidak termasuk dalam preferensi SN (sensing dan intuition). Kedua cara judgement (penilaian) bisa digabung dengan kedua cara perceiving (persepsi). Maka dari itu muncul empat kombinasi:
• ST sensing dan thinking • SF sensing dan feeling • NF intuition dan feeling • NT intuition dan thinking
Setiap kombinasi ini menghasilkan kepribadian yang berbeda, ditandai dengan perbedaan minat, nilai, kebutuhan, kebiasan berpikir, dan sifat yang nampak dari kombinasi tersebut.
Apapun kombinasi karakter dari seseorang, jika bertemu dengan kombinasi yang sama biasanya akan lebih cepat beradaptasi dan saling mengerti satu sama lain. Mereka akan cenderung memiliki minat yang sama, karena mempunyai persepsi yang sama, dan memiliki pertimbangan yang sama karena memiliki penilaian yang sama (Myers dan Peter B. Myers 4).
Di sisi lain, dua orang yang memiliki karakter yang berbeda akan lebih susah untuk saling mengerti satu sama lain. Jika dua kepribadian yang berbeda ini merupakan teman yang sudah saling mengenal, perbedaan cara pandang bukan
suatu permasalahan, namun jika perbedaan ini ditemukan antar karyawan kerja, kolega, atau keluarga, perbedaan ini bisa menimbulkan ketegangan (Myers dan Peter B. Myers 4).
2.2.4.1. Sensing dan thinking
Orang dengan kombinasi ST lebih bergantung pada inderanya untuk memahami sesuatu dan pikirannya untuk membuat penilaian. Namun minat utama mereka adalah fakta karena fakta bisa dikumpulkan dan diverifikasi dari indera-melalui penglihatan, pendengaran, peraba, kalkulasi, penimbangan berat, dan pengukuran. Orang ST mengambil keputusan berdasarkan analisis objektif, karena kepercayaan mereka terhadap pemikirannya sendiri, dengan melakukan pemikiran logis bertahap dari sebab ke akibat hingga premis ke konklusi (Myers dan Peter B. Myers 5).
Menurut Myers dan Peter B. Myers, manusia dengan kepribadian seperti ini cenderung lebih praktis dan tidak berbelit. Peluang dan kepuasan terbaik bagi orang ST ada di bidang yang menuntut analisis objektif dan berdasarkan fakta seperti ekonomi, hukum, dokter bedah, bisnis, akuntansi, produksi, dan penanganan mesin dan material (5).
2.2.4.2. Sensing dan feeling
Orang dengan prefernsi SF juga bergantung pada indera mereka dalam memahami sesuatu, tetapi mereka lebih mengutamakan perasaan dalam membuat keputusan, ini dikarenakan orang SF lebih mengutamakan bagaimana sebuah persoalan ini berarti bagi dirinya dan orang lain. Mereka cenderung lebih tertarik terhadap fakta tentang seseorang daripada hal lain, maka dari itu mereka cenderung lebih ramah. Orang-orang seperti ini cenderung berhasil dalam bidang di mana mereka bisa memberikan kehangatan mereka seperti juru rawat, guru (khususnya tingkat sekolah dasar), pekerjaan sosial, berjualan barang, dan jasa yang membutuhkan tingkat keramahan tinggi ,(Myers dan Peter B. Myers 5).
2.2.4.3. Intuition dan feeling
Orang dengan prefrensi NF memiliki keramahan yang sama dengan orang SF karena mereka menggunakan perasaan mereka dalam membuat keputusan, tetapi karena orang NF lebih suka menggunakan intuisi mereka ketimbang indera mereka, perhatian mereka tidak tertuju kepada situasi yang konkrit. Mereka lebih fokus kepada kemungkinan lainnya seperti proyek baru (hal-hal yang belum pernah terjadi namun ada kemungkinan terjadi), atau temuan baru (hal-hal yang belum pernah diketahui dan mungkin akan diketahui). Proyek baru atau penemuan baru diimajinasikan secara tidak sadar dan dipahami secara intuisi sebagi ide yang dirasa inspiratif. Orang dengan preferensi NF ini cenderung lebih bersemangat dan berwawasan. Mereka cenderung sukses dalam pekerjaan yang memerlukan kreatifitas untuk kebutuhan manusia. Mereka bisa unggul sebagai pengajar (umumnya sekolah menengah atas dan universitas), berkotbah, beriklan, menjual barang-barang, konseling, psikologi klinis, psikiater, menulis, dan bidang-bidang penelitian dan riset (Myers dan Peter B. Myers 5-6).
2.2.4.4. Intuition dan thinking
Orang dengan preferensi NT menggunakan intuisinya dan dikombinasikan dengan pemikiran mereka. Meskipun mereka berfokus pada kemungkinan, mereka mendekati kemungkinan tersebut dengan analisi yang objektif. Seringkali mereka memilih kemungkinan yang teoritis dan mengebawahkan elemen manusia. Orang NT cenderung lebih logis dan berbakat, juga cenderung berhasil dalam memecahkan permasalahan di bidang tertenut seperti riset ilmiah, pengoperasian komputer elektronik, matematika, finansial, atau pengembangan dan penemuan yang dalam bidang teknik (Myers dan Peter B. Myers 6).
2.2.5. Preferensi extraversion-introversion
Perbedaan mendasar lainnya dalam seseorang menggunakan persepsi dan penilaian muncul dari hubungan minat mereka terhadap dunia luar dan dunia batin. Perhatian introvert ada pada dunia batin yang terdiri atas konsep dan ide, sedangkat extravert lebih terlibat pada dunia luar dan manusia. Maka dari itu, jika mereka dihadapkan pada sebuat situasi, introvert mengkonsentrasikan persepsi
dan penilaiannya berdasarkan ide, dan extravert berfokus pada lingkungan luarnya (Myers dan Peter B. Myers 7).
Hal ini bukan berarti seseorang hanya terbatas kepada dunia batin atau dunia luarnya saja. Introvert yang baik bisa berhubungan dengan dunia luarnya pada situasi tertentu, namun mereka bekerja lebih baik dalam pikiran mereka sendiri. Begitupula extravert bekerja secara efektif dengan pemikirannya sendiri, namun mereka bekerja secara maksimal dengan tindakan. Preferensi EI (extraversion dan
introversion) berdiri terpisah dari preferensi SN dan TF. Extravert dan introvert
bisa memiliki empat kombinasi persepsi dan penilaian (perceiving dan
judgement). Sebagai contoh, diantara orang-orang berkarakter ST, orang introvert
(IST) mengorganisir fakta dan prinsip yang berhubungan dengan situasi tertentu; pendekatan ini berguna dalam bidang ekonomi dan hukum, sedangkan orang
extravert (EST) mengorganisir situasi itu sendiri, seperti karyawan yang terlalu
banyak diam, dan membuat sistem berjalan, di mana kemampuan ini berguna dalam bisnis dan industri. Segala sesuatu berjalan dengan cepat di tangan
extravert, dan segala sesuatu berjalan dengan penuh pertimbangan di tangan introvert. Manusia introvert dengan kepribadian NF (INF) menambah
pengetahuan mereka secara perlahan dan hati-hati untuk mencari kebenaran yang sejati. Orang extravert lebih suka mengkomunikasikan dan mengaplikasian inspirasi mereka secara nyata. Wawasan extravert lebih luas, sedangkan introvert lebih dalam (Myers dan Peter B. Myers 7).
2.2.6. Peranan Proses Dominan
Manusia dalam membuat keputusan diperlukan adanya suatu kekuatan dari dalam yang mendominasi. Sebagai contoh, orang ENT yang lebih suka menggunakan intuisinya daripada pikirannya, akan secara alamiah menganggap intuisi sebagai cara yang benar dan menjadikan pikiran sebagai subordinan. Intuisi akan dijadikan sebagai cara yang tidak akan diragukan lagi oleh diri sendiri. Selain itu intuisi akan digunakan secara terus menerus dan terpercaya. Intuisi merupakan proses perceptive, orang-orang ENT akan menguraikan persoalan mereka dengan sikap perceptive, yang membuat mereka sebagai ENTP. Orang ENTP akan mengkonsultasikan penilaian mereka (judgement), yaitu pikiran
(thinking), saat hal tersebut tidak bertentangan dengan intuisi mereka. Mereka akan menggunakan cara berpikir untuk mengejar keinginan mereka karena intuisi mereka. Tetapi orang ENTP tidak akan membuat pikiran mereka menghalangi target yang ingin mereka kejar (Myers dan Peter B. Myers 10).
Berlawanan dengan ENTP, orang-orang ENT yang merasa pikiran mereka lebih dipercaya daripada intuisi mereka, akan menjadikan berpikir sebagai panduan hidup mereka, dan menjadikan intuisi di tempat kedua. Pikiran mereka akan menentukan target yang ingin mereka capai, dan intuisi hanya digunakan untuk membantu mereka mencapai tujuan tersebut. Karena proses yang dominana tersebut merupakan proses penilaian (judgement) maka tipe kepribadian ini disebut ENTJ (Myers dan Peter B. Myers 10).
Beberapa orang tidak suka dengan teori proses dominan tersebut dan lebih suka menganggap dirinya menggunakan keempat proses tersebut secara seimbang. Carl Jung beranggapan bahwa keseimbangan seperti itu, dan benar bisa terjadi, akan membuat semua proses tidak berkembang menjadi maksimal sebab cara-cara yang berlawanan tadi melakukan hal yang sama dan saling bertabrakan karena tidak ada yang diprioritaskan. Salah satu proses dari perceptive dan salah satu proses dari judgement bisa berkembang secara berdampingan dan saling melengkapi, namun harus ada satu proses yang dominan agar proses tersebut bisa berkembang secara maksimal dan seseorang akan menjadi lebih efektif (Myers dan Peter B. Myers 11).
2.2.7. Peranan proses pembantu
Satu proses saja tidak cukup bagi manusia. Agar manusia menjadi seimbang, mereka perlu mengembangkan proses kedua, bukan sebagi pesaing, namun sebagai penolong. Jika seseorang memiliki penilaian sebagai proses yang dominan, maka proses pembantunya adalah pemaknaan. Jika proses dominannya adalah pemaknaan, maka proses pembantunya adalah penilaian. Proses pemaknaan yang berlebihan dan tidak adanya peranan penolong dari proses penilaian bagaikan kapal tanpa kemudi. Proses penilaian berlebih tanpa adanya peranan penolong dari proses pemaknaan, seperti bentuk yang tidak memiliki inti (Myers dan Peter B. Myers 11).
Selain sebagai pelengkap kepada proses yang lebih dominan, proses pembantu ini juga bertanggung jawab untuk menciptakan keseimbangan (bukan menjadi sama rata) antara extraversion dan introversion, antara dunia luar dan dunia batin. Untuk semua tipe kepribadian, proses yang dominan akan diserap lebih banyak untuk dunia yang lebih mereka sukai-dunia extraversion dan
introversion. Dunia yang mereka pilih tidak hanya semakin menjadi menarik bagi
seseorang, namun juga menjadi lebih penting, karena di dunia itulah seseorang bisa dengan maksimal mengerjakan pekerjaannya. Namun proses dominan ini hanya digunakan untuk hal-hal yang dirasa seseorang penting, dan untuk hal-hal yang tidak dirasa penting akan menggunakan proses penolong tersebut yang tidak dominan pada diri seseorang (Myers dan Peter B. Myers 11-12).
Bagi seorang extravert, proses yang lebih dominan akan digunakan untuk dunia luar yang berhubungan dengan lingkungannya atau dengan sesamanya. Proses penolong atau proses yang tidak dominan tadi akan digunakan untuk persoalan dunia batin. Namun bagi seorang introvert, dunia luar pasti datang kepada orang-orang introvert meskipun dunia tersebut sedang tidak diinginkan. Proses dominan mereka lebih diisi dalam dunia batin dan gagasan, dan proses penolongnya hanya berperan untuk dunia luar. Efeknya, proses dominan akan berkata kepada proses pembantu, "pergilah ke luar, dan layani apapun yang tidak bisa dihindari, dan jangan meminta bantuanku kecuali saat benar-benar dibutuhkan." Kesuksesan seorang introvert dalam berinteraksi dengan dunia luar bergantung pada efektifitas dari peran penolong tersebut. Jika pemeran pembantu tadi belum berkembang ke tahap yang memadai, mereka akan terlihat canggung dan merasa tidak nyaman. Maka dari itu, orang introvert akan terlihat lebih kesusahan dalam lingkungannya jika tidak bisa mengembangkan peranan proses pembantunya dari pada orang extravert (Myers dan Peter B. Myers 12).
2.2.8. Deskripsi 16 tipe kepribadian
16 tipe kepribadian ini merupakan kombinasi dari preferensi yang sudah ada. Tiap tipe merupakan produk dari proses dominan, dan proses penolong. Setiap deskripsinya akan digolongkan berdasarkan perbedaan proses penolongnya.
2.2.8.1. Tipe berpikir extravert (ESTJ dan ENTJ) • Analis dan impersonal
• Bisa menjadi eksekutif, orang hukum, teknik atau suka dengan perubahan • Mengorganisir fakta-fakta
• Tegas, logis, dan kuat dalam pemikirannya
• Mampu menentukan sikap diri sendiri dan orang lain • Menghargai kebenaran akan fakta, rumus, dan metode • Memiliki kehidupan emosional yang terkadang muncul • Memiliki kehidupan sosial yang terus menerus
a. ESTJ: Pemikir extravert didukung dengan rasa (sensing)
Kepribadian ESTJ melihat dunia di sekitar mereka lebih dengan rasa daripada intuisi, maka dari itu, mereka lebih tertarik terhadap realita yang dirasakan melalui panca indera sehingga seseorang dengan tipe ini lebih apa adanya dan praktis, mudah memahami dan mengingat fakta, tahan terhadap rutinitas, terampil dengan hal-hal mekanik, realistis, dan perhatian dengan apa yang terjadi disekitarnya. Rasa ingin tahu dari orang ESTJ dipicu oleh hal-hal baru yang menarik terhadap rasa mereka-benda baru, teknologi atau penemuan baru, aktivitas fisik, bertemu orang baru, rumah baru, makanan baru, dan pemandangan baru. Hal-hal baru yang tidak bisa ditangkap oleh indera mereka-ide abstrak dan teori-terasa tidak begitu nyata dan tidak mudah untuk diterima.
Kepribadian ESTJ memecahkan masalah berdasarkan pengalaman. Mereka suka bekerja di mana mereka bisa mendapatkan hasil yang cepat dan nyata. Mereka memiliki bakat alami pada bidang bisnis, industri, produksi, dan konstruksi. Mereka juga suka bidan administrasi dan mengorganisir. Eksekutif dengan tipe seperti ini lebih suka untuk membuat rencana dan keputusan berdasarkan fakta dan prosedur (Myers dan Peter B. Myers 87).
b. ENTJ: Pemikir extravert didukung dengan intuisi
Orang dengan tipe ENTJ melihat dunia dengan intuisinya, sehingga mereka lebih tertarik pada kemungkinan yang bisa muncul dari apa yang ada, nyata, dan diketahui saat itu. Intuisi mereka meningkatkan minat mereka terhadap
intelektual mereka, rasa ingin tahu terhadap ide baru (baik itu berguna secara langsung atau tidak), toleransi terhadap teori baru, mencoba permasalahan yang rumit, wawasan, visi, dan perhatian akan peluang jangka panjang. ENTJ jarang bekerja pada pekerjaan yang tidak menggunakan intuisi. Mereka perlu sebuah masalah untuk dipecahkan dan cenderung ahli dalam menemukan solusi baru. Minat mereka adalah gambaran besar pada suatu permasalahan, bukan pada prosedur detil dan fakta-fakta (Myers dan Peter B. Myers 88).
2.2.8.2. Tipe pemikir introvert (INTP dan ISTP) • Analitik dan impersonal
• Tertarik pada prinsip pokok
• Keterkaitan konsep dan ide (INTP) atau fakta (ISTP) sangat terorganisir-bukan dalam hal yang berhubungan dengan manusia dan situasi, kecuali benar-benar dibutuhkan.
• Tanggap, tidak mendominasi, dan keputusan mereka hanya menunjukkan dalah hal kepintaran.
• Pendiam, penyendiri, kecuali dengan teman-teman terdekatnya. • Mencerna masalah atau analisa dengan diri sendiri
• Cenderung pemalu, terutama saat usia muda.
a. ISTP: Pemikir introvert didukung oleh rasa (sensing)
Orang ISTP memiliki minat terhadap ilmu praktik sains dan sains terapan, terutama dalam bidang mekanik. Rasa mereka menunjang mereka dalam memahami benda yang berwujud, seperti cara benda tersebut bekerja, apa yang bisa dilakukan dengan benda tersebut dan apa yang tidak bisa dilakukan. Orang-orang dengan tipe seperti ini biasanya terampil dengan tangannya, dan merupakan aset dalam ilmu sains. Kapasitas mereka dalam menggunakan rasa untuk memahami fakta dan detil akan berguna dalam bidang ekonomi, sebagai analis sekuritas, atau sebagai analis pasar dan penjualan pada bisnis dan industry, secara singkat bekerja yang berhubungan dengan statistik dalam semua bidang (Myers dan Peter B. Myers 90).
b. INTP: Pemikir introvert didukung oleh intuisi
Orang-orang dengan tipe INTP merupakan sarjana, teoretikus, dan cendekiawan dalam bidang sains, matematika, ekonomi, dan filosofi. INTP dianggap tipe paling intelektual dari semua tipe kepribadian yang ada. Intuisi yang mereka pergunakan memberikan pengetahuan yang lebih dalam. Mereka mempunyai rasa ingin tahu yang dalam, cepat dalam memahami sesuatu, dan bisa melihat kemungkinan lain dimana logika belum bisa menjangkaunya. Sisi negatifnya, intuisi membuat rutinitas terasa berat. Orang dengan kepribadian INTP biasanya terbiasa dengan riset dan menyerap pengetahuan baru. Mereka lebih tertarik dalam meneliti masalah dan mencari solusi. Mereka membuat prinsip dan teori; mereka menghargai fakta hanya sebagai bukti akan sebuah teori, bukan untuk diri mereka sendiri. Banyak dari tipe ini bekerja sebagai pengajar, terutama pada tingkat perguruan tinggi. Namun orang INTP biasanya sulit dalam berkomunikasi, terutama saat mengajar. Saat dihadapkan dengan pertanyaan yang sederhana dan membutuhkan jawaban yang sederhana, mereka merasa perlu untuk memberitahukan akan fakta sesungguhnya. Mereka menjawab dengan sangat detil dan rumit sehingga seringkali sulit untuk dipahami. Orang INTP biasanya jarang berada di luar lingkungan akademik (Myers dan Peter B. Myers 91).
2.2.8.3. Tipe perasa (feeling) extravert (ESFJ dan ENFJ) • Menjunjung tinggi interaksi manusia
• Cocok dalam pekerjaan yang berurusan dengan manusia dan situasi yang membutuhkan pemandu
• Ramah, simpatik, dan mampu mengekspresikan perasaan pada waktu yang tepat
• Sensitif terhadap kritik dan pujian • Menyukai hal-hal yang teratur
• Tekun, teliti, teratur bahkan dalam hal-hal kecil, dan cenderung memaksa orang bersikap demikian
• Idealis dan setia terhadap orang yang disayangi atau institusi atau terhadap sebuah alasan
• Terkadang membuat penilaian dengan pikirannya, tapi tidak akan membuat pikirannya tersebut bersaing dengan perasaannya
a. ESFJ: Perasa extravert didukung oleh rasa (sensing)
Kepribadian ESFJ cenderung apa adanya, praktis, konvensional, banyak bercakap dan tertarik untuk memiliki rumah yang asri, dan segala sesuatu yang bisa menghiasi tempat tinggal. ESFJ perhatian dengan pengalaman langusng-pengalaman pribadi, teman atau rekan, bahkan langusng-pengalaman yang dibagikan orang asing (Myers dan Peter B. Myers 94).
Berdasarkan penelitian pada tahun 1965 oleh Harold Grant, ESFJ merupakan tipe yang melayani sesamanya, dan merupakan karakter istimewa dalam sebuah pekerjaan. Kepedulian dan kecintaan mereka terhadap kondisi kesehatan fisik membuat mereka bekerja dalam bidang kesehatan, biasanya sebagai perawat, di mana mereka memberikan kehangatan dan kenyamanan dari diri mereka sendiri. (dikutip dalama Myers dan Peter B. Myers 94).
Bahkan dalam pekerjaan kantoran, perasaan mereka berperan sangat penting, dan mampu menanamkan rasa sosial mereka pada semua pekerjaan. ESFJ paling mampu membuat penyesuaian terhadap rutinitas. Mereka tidak seberapa peduli akan jenis pekerjaan yang mereka kerjaan selama pekerjaan tersebut memperbolehkan mereka untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan mereka suka bekerja dalam lingkungan yang ramah (Myers dan Peter B. Myers 94-95).
b. ENFJ: Perasa extravert didukung oleh intuisi
Kepribadian ENFJ cenderung memiliki rasa ingin tahu terhadap gagasan baru, mencoba buku-buku baru, dan pada umumnya berminat terhadap dunia pendidikan. ENFJ biasanya pandai dalam mengekspresikan dirinya, dan sering digunakan dalam berbicara di depan penonton daripada dalam tulisan.
Orang dengan tipe ENFJ bisa ditempatkan dibanyak bidang, misalnya sebagai pengajar, pemuka agama, konsultan karir, dan psikiater. (Myers dan Peter B. Myers 95).
2.2.8.4. Tipe perasa introvert (ISFP dan INFP) • Menjunjung tinggi keharmonisan pribadi seseorang
• Optimal dalam pekerjaan individual yang membutuhkan penilaian pribadi-seni, literatur, sains, dan psikologi
• Mempunyai perasaan yang dalam namun jarang diekspresikan
• Tidak terpengaruh oleh penilaian orang sekitar, dan selalu berpegang pada nilai dan moral pribadi
• Memiliki rasa tanggung jawab yang kuat, namun tidak memiliki hasrat untuk membuat orang lain kagum
• Idealis dan setia, mampu mengabdi kepada orang yang dikasihi, tujuan, dan sebuah permasalahan
• Terkadang menggunakan pikirannya untuk menarik simpati orang dengan tipe pemikir, namun tidak membiarkan pikirannya bersaing dengan perasaannya. a. ISFP: Perasa introvert didukung oleh rasa (sensing)
Kepribadian ISFP merupakan salah satu dari dua tipe, dari keenam belas tipe yang ada yang menyukai praktik medis umum, mereka juga unggul dalam keterampilan tangan. Mereka memiliki kecintaan pada alam dan simpati pada hewan. Mereka kurang pandai dalam berbicara dibandingkan dengan INFP, dan pekerjaan tangan mereka umumnya lebih baik dari pada perkataan mereka. Orang ISFP cocok dengan pekerjaan yang membutuhkan kesetiaan dan kemampuan adaptasi yang sangat tinggi, seperti perawat medis yang berkunjung ke rumah, di mana situasinya tidak memiliki standard dan harus mengerti betul situasi yang dihadapinya. ISFP selalu merendahkan dirinya sendiri dan bisa dibilang tipe yang sederhana (Myers dan Peter B. Myers 97-98).
b. INFP: Perasa introvert didukung oleh intuisi
Orang dengan kepribadian INFP unggul dalam bidang yang berhubungan dengan orang-orang, seperti konseling, mengajar, literatur, seni, sains, riset, dan psikologi. INFP biasanya memiliki bakat dalam literatur. Kecenderungan bakat dalam literatur ini ditunjukkan dalam kombinasi intuisi dan perasaan (NF). Intuisi menyediakan imajinasi dan pengetahuan, perasaan membuat orang tersebut
terdorong untuk mengutarakan dan membagikan pemikirannya. Seharusnya semua tipe yang memiliki kombinasi NF punya bakat dalam literatur, namun kenyatannya orang dengan tipe ENFJ, ENFP, dan INFJ melakukannya dengan berbicara. INFP sangatlah penyendiri sehingga seringkali mereka suka menuliskan sesuatu untuk mengungkapkan perasaannya tanpa harus berhubungan langsung dengan orang di sekitarnya (Myers dan Peter B. Myers 98).
2.2.8.5. Tipe penginderaan (sensing) extravert (ESTP dan ESFP) • Realistis
• Apa adanya dan praktis
• Mudah beradaptasi, ramah, banyak di rumah, dan toleran terhadap sesama dan diri sendiri
• Memiliki kemampuan untuk menikmati hidup dan semangat untuk mencoba segala sesuatu
• Menyukai fakta konkret dan baik terhadap detil
• Belajar dengan sangat baik dari pengalaman dan lebih berkembang dalam dunia nyata daripada di lingkungan sekolah
• Umumnya konservatif, menghargai adat dan menyukai sesuatu apa adanya • Mampu menyerap banyak fakta, menyukai fakta, mengingat fakta, dan memperoleh keuntungan dari fakta yang didapat
a. ESTP: Pengindera (sensing) extravert didukung oleh pemikiran
Orang dengan kepribadian ESTP membuat keputusan berdasarkan pemikirannya daripada perasaannya, maka dari itu mereka lebih sadar akan konsekuensi logis dari tindakan dan keputusan mereka. Berpikir membuat ESTP unggul dalam memahami prinsip dasar, membantu dalam matematika dan teori, dan memudahkan mereka untuk menjadi pribadi yang tangguh jika situasi mengharuskan mereka untuk menjadi tangguh. Dalam menyelesaikan masalah mekanik dan masalah konkret, mereka tergolong kuat dan praktis, juga menghindari segala sesuatu yang rumit. ESTP lebih suka tindakan daripada percakapan, jika permasalahan yang dihadapi jelas, mereka akan menjadi lebih efektif dalam menyelesaikannya (Myers dan Peter B. Myers 101).
b. ESFP: Pengindera (sensing) extravert didukung oleh perasaan
Tipe ESFP lebih mengutamakan perasaanya daripada pemikirannya. Perasaan seseorang cenderung memusatkan perhatiannya pada pengamatan manusia, yang membuat mereka dianggap ramah, bijak, dan mudah menghadapi orang sekitarnya. Biasanya orang-orang ini terlihat saat SMA karena dicap sebagi orang paling ramah di kelasnya. Perasaan mereka juga membantu mereka dalam membuat penilaian yang bersifat artistik, namun tidak membantu dalam membuat analisis. Ini membuat pribadi mereka sedikit lunak dan tidak disiplin (Myers dan Peter B. Myers 101-102).
2.2.8.6. Tipe pengindera (sensing) introvert (ISTJ dan ISFJ) • Sistematis, tekun, dan teliti
• Sangat bertanggung jawab, tetapi ISTJ lebih baik daripada ISFJ
• Pekerja keras; tipe ini termasuk tipe paling praktis dalam lingkup introvert • Terlihat apa adanya, namun dalam dunia batin, mereka senang dengan reaksi dan impresi yang mereka rasakan
• Terlihat sangat sabar dan detil • Mudah beradaptasi terhadap rutinitas
• Menyukai dan menyerap hal-hal berbau fakta
a. ISTJ: Pengindera introvert didukung oleh pemikiran
Tipe ISTJ berpaku kepada logika, analisa, dan ketegasan. Dengan adanya peran ektstrovert yang cukup dalam diri orang ISTJ, mereka bisa menjadi seorang eksekutif. Mereka bisa melihat kelalaian atau kekosongan yang orang lain tidak lihat. Semua kontrak harus terlihat jelas dimata ISTJ, mereka tidak akan membiarkan satu hal pun meleset dari pandangan mereka. Tipe ini cocok sebagai akuntan.
Orang ISTJ akan dengan senang hati memberika bantuan jika diperlukan, namun logika mereka akan membuat mereka melawan segala tuntutan untuk membuat mereka melakukan sesuatu yang bagi orang ISTJ tidak masuk akal. Pada umumnya orang ISTJ memiliki kesulitan untuk memahami keperluan orang lain yang bertentangan dengan akal mereka, tetapi jika mereka dijelaskan terlebih
dulu permasalahan yang dihadapi oleh orang lain, mereka dengan senang hati akan membantu, meskipun permasalahan tersebut masih tidak masuk pada logika mereka. Orang ISTJ merupakan karakter yang sangat kritis terhadap kecerobohan atau kurang jelasnya tujuan orang lain yang dibantunya, sehingga seringkali mereka secara tidak sengaja menghabiskan tenaga berlebih untuk membantu orang lain (Myers dan Peter B. Myers 103-104).
b. ISFJ: Pengindera introvert didukung oleh perasaan
ISFJ sangat menghargai loyalitas, pertimbangan, dan kesejahteraan umum. Tipe ini merupakan tipe yang terbaik untuk bekerja sebagai seorang dokter. Penggunaan perasaan biasa digunakan terhadap pasien, agar dapat memberikan kehangatan dan kepercayaan yang dibutuhkan oleh pasien itu sendiri. Cara mereka untuk mencari gejala dan membuat diagnosa didukung dari penggunaan indera mereka yang kuat dan membantu ISFJ dalam membuat kesimpulan yang akurat, selain itu mereka juga baik dalam mengingat sesuatu (Myers dan Peter B. Myers 104).
2.2.8.7. Tipe intuisi extravert (ENTP dan ENFP) • Waspada akan segala kemungkinan
• Original, individual, mandiri, dan sangat memahami pendapat atau pandangan orang lain
• Inisiatif dan kreatif, namun tidak terlalu kuat dalam menyelesaikan pekerjaan • Terdorong oleh kesulitan dan pintar dalam memecahkan masalah rumit • Tergerak oleh energi impulsif daripada kehendak
• Tidak mudah lelah terhadap sesuatu yang mereka sukai, dan kesusahan menyelesaikan pekerjaan lain
• Tidak suka rutinitas
• Menghargai inspirasi di atas segalanya dan mengikutinya dengan percaya diri dalam segala kesempatan, perusahaan, pekerjaan, petualangan, eksplorasi, riset, penemuan mekanik, promosi dan proyek
• Serba bisa dan seringkali terlihat pandai, antusias, ramah dengan orang lain, dan penuh dengan ide
• Dalam kondisi terbaik mereka, karakter ini penuh dengan pengetahuan dan kebijaksanaan, dan memiliki kekuatan untuk menginsprasi.
a. ENTP: Intuisi extravert didukung oleh pemikiran
Tipe ENTP cenderung mandiri, analitis, adil dalam menjaga hubungannya dengan orang lain, dan mereka cukup pintar untuk mempertimbangkan bagiaman orang lain dapat mempengaruhi pekerjaannya daripada bagimana pekerjaannya dapat mempengaruhi seseorang. Mereka bisa bekerja sebagai investor, ilmuwan, promotor, atau segala sesuatu yang mereka sukai (Myers dan Peter B. Myers 108). b. ENFP: Intuisi extravert didukung oleh perasaan
Tipe ENFP lebih terlihat antusias daripada ENTP, mereka juga terlihat lebih perhatian terhadap manusia dan pintar dalam menangani mereka. ENFP tertarik pada konseling, di mana mereka dihadapkan dengan orang baru dan permasalahan baru untuk mereka pecahkan. Mereka bisa bekerja menjadi pengajar, ilmuwan, seniman, orang periklanan, atau pedagang (Myers dan Peter B. Myers 109).
2.2.8.8. Tipe intuisi introvert (INTJ dan INFJ)
• Tergerak oleh visi dari dalam diri mereka akan segala kemungkinan • Keras kepala
• Sangat penyendiri, meskipun tipe INFJ lebih tidak terlihat di mana INFJ lebih banyak menerima rasa sakit demi menciptakan hubungan yang harmonis antara sifat individualnya dengan sekitarnya
• Suka dengan hal yang rumit dan pintar dalam memecahkan masalah
• Lebih tertarik menemukan jalur baru di sekitar jalur yang sudah pernah dilewati
• Termotivasi oleh inspirasi, dan menggunakannya untuk mencapai tujuan yang mereka pilih-sains, teknik, penemuan, politik, pengajar, psikologi, penulis, filosofi, atau agama
• Tidak suka dengan pekerjaan rutin yang tidak memberikan ruang untuk inspirasi
a. INTJ: Intuisi introvert didukung oleh pemikiran
Tipe INTJ merupakan tipe yang paling mandiri di antara keenam belas tipe yang ada. Apapun bidang yang mereka jalani, INTJ cenderung menjadi inovator. Intuisi membuat mereka memiliki imajinasi yang baik dan mempunyai pandangan yang sangat bebas akan kemungkinan yang bisa terjadi. INTJ cenderung mengatur diri mereka sendiri terhadap pekerjaan yang sedang dijalani. Mereka tidak bisa terus menerus mengatur sesuatu yang sama berulang kali, dan sesuatu yang sudah jadi tidak membuat mereka tertarik. Mereka memerlukan tugas dengan masalah yang lebih rumit dan lebih besar untuk mengembangkan diri mereka. Minat mereka dalam bidang teknik membuat mereka cenderung bekerja sebagai ilmuwan, penemu, dan perancang mesin. Mereka juga baik dalam matematika, namun bukan matematika murni seperti orang INTP. INTJ baik dalam hal memikirkan masalah dan terlihat lebih baik ketika mengerjakan masalah tersebut daripada orang INTP. INTJ bisa menyelesaikan masalah namun lebih tertarik jika masalah yang dipecahkan sangat rumit. Dalam kondisi yang baik, INTJ mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan perasaan orang lain. Menggunakan sikap kritis dalam sebuah relasi dapat memberikan dampak buruk bagi hubungan di sekitar mereka. Orang INTJ sebaiknya menggunakan sikap kritisnya terhadap masalah yang tidak bersifat pribadi, dan perasaan mereka pada relasi denga orang lain (Myers dan Peter B. Myers 112).
b. INFJ: Intuisi introvert didukung oleh perasaan
Secara alami, INFJ peduli akan diri mereka dengan orang lain, terkadang terlihat seperti orang extravert. Sifat individualis dari orang INFJ seringkali tidak begitu nampak, bukan karena dunia batin mereka tidak begitu menarik bagi INFJ, namun karea mereka begitu menghargai keharmonisan yang ingin mereka jaga. Mereka juga tidak begitu nampak original daripada karakter INTJ (Myers dan Peter B. Myers 113).
2.3. Tinjauan literatur tentang infografik
Infografik atau informasi grafik merupakan representasi visual berisi informasi, data, atau pengetahuan. Grafik-grafik ini mempresentasikan informasi
yang rumit secara cepat dan jelas. Dengan menggunakan informasi grafik ini, para pakar komputer, ahli matematika, dan ahli statistik berkomunikasi menggunakan sebuah simbol untuk memproses informasi. Sekarang infografik ada di sekitar kita dalam berupa media-media, seperti rambu-rambu, dalam media cetak, dan manual. Infografik digunakan untuk menggambarkan info yang susah dijelaskan dalam bentuk teks, dan digunakan sebagai tanda visual yang cepat dimengerti dalam kehidupan sehari-hari seperti tanda stop dan jalan (“Infographics” par. 1-2). 2.3.1. Elemen infografik
Sebelum membuat infografik, seseorang harus tahu isi dari infografik tersebut. Infografik menyederhanakan informasi yang kompleks sehingga bisa dicerna dengan mudah oleh pembaca. Berikut lima elemen penting dalam membuat infografik menurut Jeff Bullas (www.jeffbullas.com).
2.3.1.1. Cerita
Tujuan utama sebuah infografik adalah menceritakan sesuatu. Tanpa cerita, sebuah infografik hanyalah sebuah gambar. Hal yang perlu ditanyakan ketika membuat infografik adalah:
• Cerita apa yang akan dibuat?
• Apakah relevan dengan organisasi terkait? • Kenapa cerita tersebut disampaikan? • Kepada siapa cerita tersebut disampaikan?
2.3.1.2. Data
Komponen paling penting dalam membuat infografik adalah keakuratan data. Data yang diperoleh haruslah terpercaya, dan ketika data dimasukkan ke dalam infografik, sumber data perlu dicantumkan agar kredibilitasnya bisa dipertanggung jawabkan.
2.3.1.3. Copy
Ketika data yang diperlukan sudah diatur, perlu ditambahkan copy ke dalam infografik. Copy masih diperlukan dalam sebuah infografik untuk
memberikan konteks dan menceritakan data yang ada. Tulis sebuah headline yang baik, karena dari semua data yang dikumpulkan, infografik bisa terlihat panjang dan rumit, dan headline merupakan elemen utama untuk menarit minat pembaca. 2.3.1.4. Desain
Desain infografik harus sesuai dengan cerita yang disusun. Sebagai contoh, jika membuat infografik tentang alam, maka harus dicantumkan elemen-elemen bentuk dan warna yang ada di alam.
a. Warna
Warna skema pada infografik disarankan tidak lebih dari tiga jenis. Terlalu banyak warna akan membuat infografik terlalu membingungkan.
b. Font
Gunakan font yang sesuai. Sebelum memilih font, pastikan font tersebut mudah dibaca dalam ukuran besar maupun ukuran kecil, terutama saat menggunakan angka, dan penggunaan font maksimum dua jenis.
c. Grafik dan diagram
Dalam infografik, jarang sekali digunakan diagram seperti diagram batang dan diagram pie. Tampilan diagram dalam inforafik haruslah unik dan kreatif. Tipe grafik dan diagram pada sebuah infografik tergantung dari cerita yang dibawakan. Tidak disarankan untuk memenuhi infografik dengan banyak grafik dan diagram, selalu perhatikan keseimbangan visual.
2.4. Tinjauan Buku Ilustrasi yang Akan Dirancang 2.4.1. Tinjauan Dari Segi Ide
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, dan dari perbedaan itu, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mengetahui kepribadian diri sendiri sangatlah penting agar seseorang bisa tahu kelebihannya sehingga bisa ditingkatkan dan mengetahui kekurangannya sehingga bisa
diperbaiki. Selain itu seseorang juga bisa mengetahui pekerjaan apa yang cocok dengan kepribadiannya agar karirnya bisa berkembang dengan maksimal.
2.4.2. Tinjauan Dari Aspek Dasar Filosofis
Masa SMA merupakan masa di mana setiap anak mulai memikirkan masa depannya. Mereka memerlukan bimbingan dan pengetahuan akan beragam karir dalam dunia nyata sehingga mereka bisa mempersiapkan rencana mereka dengan matang dan siap menjadi generasi penerus Indonesia. Buku ini diharapkan dapat membimbing anak muda untuk bisa menentukan masa depannya agar tidak muncul lagi pengangguran.
2.4.3. Tinjauan Faktor Eksternal dan Faktor Sosial
Bagi siswa-siswi SMA yang masih bingung ingin mengambil program studi apa di kuliah nanti, buku ini bisa menjadi modal awal atau langkah awal dalam menentukan masa depan mereka.
2.4.4. Tinjauan Fungsi dan Peranan Buku Ilustrasi Sebagai Media Untuk Menyampaikan Pesan
Ilustrasi memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan secara visual. Ilustrasi juga membantu menjelaskan konsep yang rumit menjadi sederhana.
2.5. Tinjauan Buku Pesaing 2.5.1. Tinjauan Aspek Bentuk
a. Buku Kenali Kepribadianmu & Orang Di Sekitarmu
Bentuk buku ini berupa persegi panjang dengan ukuran A5 berorientasi
portrait. Cover yang digunakan berupa softcover dengan kertas artpaperdan isi
dari buku menggunakan kertas bookpaper. b. Buku Knowing Yourself
Ukuran buku cukup besar, hampir seukuran A4, berbentuk persegi panjang dengan orientasi portrait. Cover yang digunakan berupa softcover dengan laminasi glossy, dan ada finishing uv pada tipografi judulnya.
2.5.2. Tinjauan Aspek Ide Cerita
a. Buku Kenali Kepribadianmu & Orang Di Sekitarmu
Buku ini berisi tes-tes kepribadian yang beragam. Tes-tes yang terdapat dalam buku tersebut membahas banyak jenis topik, seperti mengetahui cara belajar, mengukur tingkat kepekaan, mengukur ketangguhan pribadi seseorang, dan lain sebagainya.
b. Buku Knowing Yourself
Buku ini dibagi dalam dua pembahasan. Pertama yaitu penjelasan tentang kesehatan mental dan kepribadian, dan pembahasan kedua berisi soal-soal tes kepribadian untuk digunakan pembaca sebagai bahan untuk melihat kelemahan dan kekuatan masing-masing pribadi serta melihat kematangan mental dan emosi seseorang.
2.5.3. Tinjauan Aspek Visual
a. Buku Kenali Kepribadianmu & Orang Di Sekitarmu
Buku ini tidak menampilkan banyak ilustrasi. Ilustrasi ditampilkan dibeberapa halaman, dan lebih banyak untuk menghiasi halaman berisi tes kepribadian pada tepi kertas.
b. Buku Knowing Yourself
Visual tidak berperan banyak dalam buku ini karena dipenuhi oleh literatur dan soal-soal tes sebagai isi buku. Visual hanya berupa garis dan bentuk sederhana sebagai penghias halaman.
2.5.4. Tinjauan Aspek Content-Message
a. Buku Kenali Kepribadianmu & Orang Di Sekitarmu
Buku ini mengajak pembaca untuk mengetahui kepribadiannya dalam berbagai hal yang bersifat hari. Tes-tes dengan membahas persoalan sehari-hari cukup untuk membuat pembaca bisa memperbaiki dan mengevaluasi diri dan orang disekitarnya.
b. Buku Knowing Yourself
Buku ini lebih menekankan tes-tes dengan persoalan yang cukup umum, dan tidak terikat situasi. Pada buku ini pembaca benar-benar diajak untuk melihat kepribadian di dalam dirinya.
2.5.5. Data Visual
2.5.5.1. Buku Kenali Kepribadianmu & Orang Di Sekitarmu
Gambar 2.3. Buku Kenali Kepribadianmu & Orang Di Sekitarmu Sumber: Dokumentasi pribadi
2.5.5.2. Buku Knowing Yourself
Gambar 2.4. Buku Knowing Yourself Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.6. Analisis Data Lapangan 2.6.1. Analisis Profil Pembaca • Demografis
Usia : 16-18 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan SES : C1-A
• Geografis : Surabaya
• Behaviour : Suka nongkrong dengan teman-temannya, aktif di media sosial, ikut aktif dengan kegiatan sekolah, suka ikut lomba di luar sekolah, punya kelompoknya sendiri.
• Psikografis : Selalu update dengan sesuatu yang baru, peduli dengan masa depannya, sayang terhadap orang tua, ingin memberikan yang terbaik untuk orang tuanya.
2.6.2. Analisis Kelemahan dan Kelebihan 2.6.2.1. Kelemahan
Harga buku cukup mahal karena dibuat full color dan memakan biaya produksi yang besar
2.6.2.2. Kelebihan
Kelebihan dari buku ini adalah adanya tes kepribadian yang memberikan 4 huruf kombinasi, disertai penjelasan kepribadian dan potensi dalam bentuk infografik. Buku juga dibuat dengan full color, agar pembaca tidak mudah bosan dalam membaca buku ini.
2.6.3. Analisi Dampak Positif
Remaja SMA menjadi tahu karir apa yang cocok dengan kepribadiannya, sehingga mereka ingin mengembangkan potensi mereka agar menjadi manusia yang berhasil.
2.7. Simpulan
Dalam pembuatan buku ilustrasi untuk remaja SMA, perlu diperhatikan gaya visualnya agar tidak terlihat terlalu kekanak-kanakan. Gaya verbal juga disesuaikan dengan umur pembaca, khususnya remaja SMA yang tidak terlalu akrab dengan bahasa formal tetapi lebih kebahasa yang digunakan sehari-hari.
Layout juga harus diatur dengan baik, khususnya dalam menyajikan infografik
agar info yang diberikan bisa dengan mudah dimengerti dan nyaman untuk dilihat.
2.8. Usulan Pemecahan Masalah
Gaya karakter untuk setiap kepribadian dibuat sedekat mungkin dengan gaya anak SMA pada jaman sekarang, agar pembaca merasa akrab dengan isi buku. Selain itu bahasa yang dipakai merupakan bahasa sehari-hari agar pembaca mudah mengerti isi bacaan. Info yang diberikan berfokus pada permasalahn mereka yang sedang bingung untuk memilih program studi kuliah agar mereka tidak merasa bingung lagi.