• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

 Januari 2014, inflasi Kota Padang 1,89 persen dan Kota Bukittinggi1,95 persen.  Inflasi Sumatera Barat, gabungan inflasi Kota Padang dan Bukittinggi 1,90 persen.

 Inflasi Kota Padang dan Bukittinggi terjadi karena adanya peningkatan indeks harga konsumen (IHK) pada semua kelompok pengeluara, kecuali di Bukittinggi untuk kelompok kesehatan, terjadi penurunan indeks.

 Laju inflasi tahun kalender Kota Padang, Kota Bukittinggi, dan Sumatera Barat masing-masing: 1,89 persen, 1,95 persen, dan 1,90 persen.

 Laju inflasi year on year Kota Padang, Kota Bukittinggi, dan Sumatera Barat masing-masing: 11,10 persen, 8,18 persen, dan 10,75 persen.

 Dari 82 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 3,79 persen dan terendah di Kota Pontianak sebesar 0,04 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar - 0,17 persen dan terendah terjadi di Manokwari sebesar - 0,07 persen.

 Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi menempati urutan ke-9 dan ke-8 di pulau Sumatera dan urutan ke-12 dan ke-11 dari semua kota yang mengalami inflasi.

No. 06/02/13/Th. XVII, 3 Februari 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA

PADANG DAN KOTA BUKITTINGGI

JANUARI 2014, INFLASI KOTA BUKITTINGGI DIATAS INFLASI KOTA PADANG

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk

mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh

rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap

awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada

beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama

(2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut

didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan

dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola

(2)

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82

kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama (termasuk Kota Padang) dan 16 merupakan kota baru

salahsatu dari 16 kota tersebut adalah Kota Bukittinggi.

Perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Padang dan Bukittinggi pada Januari 2014 secara umum menunjukan adanya peningkatan dibanding Desember 2013. Hal ini ditandai dengan naiknya IHK di kedua kota tersebut. Di Kota Padang terjadi peningkatan IHK dari 112,63 menjadi 114,76. Demikian halnya dengan Kota Bukittinggi, terjadi peningkatan IHK dari 108,22 menjadi 110,33.

Inflasi Januari 2014 di Kota Padang terjadi pada semua kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan 4,89 persen dan terendah terjadi pada kelompok kesehatan 017. Demikian halnya dengan Bukittinggi, inflasi tertinggi terjadi di kelompok bahan makanan 5,70 persen dan terendah pada kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen. Satu-satunya yang mengalami deflasi adalah kelompok kesehatan -0,27 persen.

Tabel 1.

Inflasi Kota Padang Januari 2014, Tahun Kalender 2014, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 101.14 117.09 118.72 1.39 1.39 17.38

Tabel 2.

Inflasi Kota Bukittinggi Januari 2014, Tahun Kalender 2014, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 100.15 111.84 111.88 0.04 0.04 11.71

(3)

Tabel 3.

Inflasi Provinsi Sumatera Barat Januari 2014, Tahun Kalender 2014, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 101.02 116.44 117.87 1.23 1.23 16.69

*) Persentase perubahan IHK Januari 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Januari 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Januari 2014 terhadap IHK bulan Januari 2013

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup besar selama Januari 2014 baik di Kota Padang maupun di Bukittinggi antara lain: cabe merah, beras, daging ayam ras, dan tomat sayur. Sedangkan mobil, telur ayam ras, dan tahu mentah terjadi di Kota Padang, kenaikan sewa kontrak rumah, celana panjang jeans, daging sapi, sekolah dasar, dan ikan tongkol terjadi di Bukittinggi

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil cukup besar di Kota Padang adalah: bahan makanan; perumahan, air, listrik, gas; dan bahan bakar, masing-masing 1,27 persen, 0,27 persen, dan 0,26 persen. Sedangkan di Bukittinggi yang memberikan andil cukup besar adalah: kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, masing-masing 1,40 persen dan 0,40 persen.

Tabel 4.

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi Januari 2014 (persen)

Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%)

Kota Padang Kota Bukittinggi

(1) (2) (3)

Umum 1.89 1.95

1. Bahan Makanan 1.27 1.40

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 0.04 0.02 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0.27 0.40

4. Sandang 0.03 0.06

5. Kesehatan 0.00 -0.01

(4)

Gambar 1

Inflasi Januari 2014, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun: Kota Padang, Bukittinggi, dan Sumatera Barat (2012 = 100)

1,89

1,89

11,00

1,95

1,95

8,11

1,90

1,90

10,75

0

2

4

6

8

10

12

Januari 2014

Tahun Kalender

Tahun ke Tahun

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Januari 2014, Inflasi kelompok bahan makanan di Kota Padang 4,89 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 108,22 menjadi 110,33. Dari 11 subkelompok yang ada di kelompok ini, 10 subkelompok inflasi. Inflasi terbesar terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan 13,91 persen diikuti subkelompok kacang-kacangan 8,07 persen; subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 6,39 persen; daging dan hasil-hasilnya 3,05 persen; sayur-sayuran 2,98 persen; telur, susu, dan hasil-hasilnya 2,86 persen; ikan diawetkan 2,51 persen; bahan makanan lainnya 0,23 persen; ikan segar 0,74 persen; dan buah-buahan 0,68 persen. Satu-satunya yang deflasi adalah subkelompok lemak dan minyak -1,19 persen. Sumbangan inflasi kelompok bahan makanan di Kota Padang adalah 1,27 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi di kelompok ini adalah cabe merah 0,70 persen, beras 0,36 persen, bahan bakar rumahtangga 0,25 persen, mobil 0,22 persen, daging ayam ras 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, tomat sayur 0,05 persen, dan tahu mentah 0,05 persen.

Di Kota Bukittinggi, inflasi kelompok bahan makanan mencapai 5,70 persen. Sembilan subkelompok terjadi inflasi, satu kelompok deflasi, dan satu kelompok lagi stabil. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan 20,54 persen diikuti subkelompok daging dan hasil-hasilnya 9,66 persen; sayur-sayuran 4,47 persen; padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasil-hasilnya 4,25 persen; ikan segar 3,75 persen; lemak dan minyak 0,95 persen; telur, susu, dan hasil-hasilnya 0,65 persen; dan ikan diawetkan 0,16 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi adalah buah-buahan -0,70 persen dan subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan indeks. Sumbangan inflasi kelompok bahan makanan di Kota Bukittinggi 1,40 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi di kelompok ini adalah cabe merah 0,73 persen beras 0,36 persen; kontrak rumah 0,25 persen; beras 0,22 persen; bahan bakar rumahtangga 0,21 persen, daging ayam ras 0,20 persen; celana panjang jeans 0,08 persen; daging sapi 0,07 persen; sekolah dasar 0,06 persen; tongkol/ambu-ambu 0,06 persen; dan tomat sayur 0,05 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Januari 2014 di Kota Padang 0,21 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 113,04 pada bulan Desember 2013 menjadi 113,28 pada bulan Januari 2014. Dua dari tiga subkelompok yang ada di kelompok ini mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 0,25 persen dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,41 persen, sedangkan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol stabil tidak mengalami perubahan. Sumbangan inflasi kelompok ini sebesar 0,04 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu sate.

(6)

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Januari 2014 di Kota Padang inflasi sebesar 1,37 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 105,56 pada bulan Desember 2013 menjadi 107,01 pada bulan Januari 2014. Empat subkelompok yang ada di kelompok ini seluruhnya mengalami inflasi, subkelompok biaya tempat tinggal 0,08 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 5,04 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,76 prsen; dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,09. Sumbangan inflasi kelompok ini 0,27 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bahan bakar rumahtangga 0,20 persen.

Di Kota Bukittinggi inflasi kelompok ini 1,95 persen, terjadi kenaikan indeks dari 104,08 menjadi 106,11. Tiga dari empat subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 2,08 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air 3,09 persen; dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,91 persen. Subkelompok perlengkapan rumah tangga deflasi sebesar -1,06 persen. Sumbangan inflasi kelompok ini sebesar 0,02 persen dengan komodi yang dominan memberikan andil inflasi adalah kontrak rumah 0,25 persen dan bahan bakar rumahtangga 0,21 persen.

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan Januari 2014 di Kota Padang inflasi sebesar 0,41 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 107,58 pada bulan Desember 2013 menjadi 108,02 pada bulan Januari 2014. Dari empat subkelompok seluruhnya mengalami inflasi, subkelompok biaya tempat tinggal 0,08 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 5,04 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,76 prsen; dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,09. Sumbangan inflasi kelompok ini 0,03 persen dan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah emas perhiasan 0,02 persen.

Di Kota Bukkittingi inflasi 0,79 persen, terjadi kenaikan indeks dari 101,93 menjadi 102,74. Dua dari empat subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok sandang laki-laki 4,11 persen; barang pribadi dan sandang lainnya 0,17 persen. Dua subkelompok lainnya deflasi yaitu subkelompok sandang wanita dan subkelompok sandang anak-anak masing-masing -0,05 persen dan -1,30 persen. Sumbangan inflasi kelompok ini 0,06 persen dan komoditas penyumbang inflasi terbesar celana panjang jeans sebesar 0,08 persen.

5.

K e s e h a t a n

Di Kota Padang, Januari 2014 inflasi kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 105,39 pada Desember 2013 menjadi 105,57 pada Januari 2014. Dari empat subkelompok, dua subkelompok inflasi yaitu subkelompok obat-obatan 0,52 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik 0,21 persen. Sementara dua subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Sumbangan inflasi kelompok ini mendekati 0,00 persen.

(7)

tidak mengalami perubahan. Sumbangan inflasi kelompok ini -0,01, dan komoditas penghambat inflasi terbesar adalah bedak -0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Di Kota Padang, Januari 2014 inflasi kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,24 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 108,31 pada Desember 2013 menjadi 108,57 pada Januari 2014. Dari lima subkelompok, dua subkelompok inflasi yaitu subkelompok rekreasi 1,64 persen dan subkelompok olah raga 0,25 persen. Sementara itu tiga subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Sumbangan inflasi kelompok ini 0,02 persen dan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah televisi berwarna 0,01 persen.

Di Bukittinggi, inflasi untuk kelompok ini 1,20 persen, terjadi kenaikan indeks dari 103,55 menjadi 104,79. Dari lima subkelompok, tiga subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok pendidikan 1,97 persen; subkelompok kursus-kursus/pelatihan 2,73 persen; dan subkelompok rekreasi 0,12 persen. Dua subkelompok lainnya, yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan dan subkelompok olah raga terjadi deflasi masing-masing -0,37 persen dan –0,10 persen. Sumbangan inflasi kelompok ini 0,08 persen, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah biaya pendidikan sekolah dasar 0,06 persen.

7.

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Di Kota Padang, Januari 2014 inflasi kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,39 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 117,09 pada Desember 2013 menjadi 118,72 pada Januari 2014. Dari empat subkelompok, tiga subkelompok inflasi yaitu subkelompok transpor 1,79 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,35 persen; dan subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,10 persen. Subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan. Sumbangan inflasi kelompok ini 0,26 persen, komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah mobil dan sepeda motor masing-masing 0,22 persen dan 0,03 persen.

(8)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

 Januari 2014, dari 82 kota IHK 78 kota terjadi inflasi dan 4 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang 3,79 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari 0,04 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong 0,17 persen dan terendah di Kota Manokwari 0,07 persen. Kota Padang dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke-9 dan urutan ke-8 di Sumatera dan urutan ke-12 dan ke-11 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

Seluruh kota IHK di pulau Sumatera (23 kota) pada Januari 2014 terjadi inflasi.Inflasi tertinggi terjadi di kota Pangkal Pinang sebesar 3,79 persen dan terendah di kota Dumai 0,43 persen.

Tabel 5:

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera Januari 2014 (2012=100)

(9)

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

Bila dilihat dari 26 kota IHK di pulau Jawa pada Januari 2014, semua kota IHK mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus 1,67 persen dan terendah di Banyuwangi 0,59 persen. Sedangkan dari 33 kota IHK diluar Sumatera dan Jawa, 29 kota terjadi inflasi dan 4 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung 2,35 persen dan terendah di Kota Pontianak 0,04 persen, sementar kota yang mengalami deflasi adalah Kota Sorong 0,17 persen, Kota Watampone 0,15 persen, Maumere 0,08 persen, dan Kota Manokwari 0,07 persen.

Tabel 6:

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa Januari 2014 (2012=100)

(10)

Tabel 7:

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Januari 2014 (2014=100)

(11)

Tabel 8:

IHK dan Perubahan IHK Kota Padang MenurutKelompok/ Sub Kelompok Januari 2014 (2012=100)

Kelompok/Sub kelompok

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 117.67 6.39 6.39 16.60

Daging dan Hasil-hasilnya 110.39 3.05 3.05 4.04

Ikan Segar 108.69 0.74 0.74 6.82

Ikan Diawetkan 114.37 2.51 2.51 9.18

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 115.26 2.86 2.86 10.72

Sayur-sayuran 126.21 2.98 2.98 20.39

Minuman yang Tidak Beralkohol 105.42 0.41 0.41 3.46

Tembakau dan Minuman Beralkohol 121.75 0.00 0.00 7.71

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 107.01 1.37 1.37 6.12

BiayaTempatTinggal 105.47 0.08 0.08 4.30

BahanBakar, Penerangan dan Air 112.61 5.04 5.04 12.22

Perlengkapan Rumahtangga 104.01 0.76 0.76 4.29

Penyelenggaraan Rumahtangga 104.40 0.09 0.09 2.83

IV SANDANG 108.02 0.41 0.41 4.90

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 107.51 0.21 0.21 6.30

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 108.57 0.24 0.24 1.67

Pendidikan 111.19 0.00 0.00 1.05

Kursus-kursus / Pelatihan 106.52 0.00 0.00 2.78

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103.01 0.00 0.00 1.65

Rekreasi 104.53 1.64 1.64 3.36

Olahraga 109.53 0.25 0.25 9.53

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 118.72 1.39 1.39 17.38

Transpor 127.09 1.79 1.79 24.70

Komunikasi Dan Pengiriman 99.34 0.35 0.35 0.35

Sarana dan PenunjangTranspor 102.91 0.10 0.10 2.21

(12)

Tabel 9.

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi MenurutKelompok/ Sub Kelompok Januari 2014 (2012=100)

Kelompok/Sub kelompok

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 116.40 4.25 4.25 8.62

Daging dan Hasil-hasilnya 120.77 9.66 9.66 14.32

Ikan Segar 107.79 3.75 3.75 14.90

Ikan Diawetkan 117.25 0.16 0.16 12.94

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 116.81 0.65 0.65 12.27

Sayur-sayuran 129.83 4.47 4.47 29.20

Minuman yang Tidak Beralkohol 101.14 0.34 0.34 0.18

Tembakau dan Minuman Beralkohol 115.17 0.00 0.00 12.24

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 106.11 1.95 1.95 4.72

BiayaTempatTinggal 104.83 2.08 2.08 4.60

BahanBakar, Penerangan dan Air 112.60 3.09 3.09 7.01

Perlengkapan Rumahtangga 100.19 -1.06 -1.06 0.09

Penyelenggaraan Rumahtangga 105.53 0.91 0.91 4.41

IV SANDANG 102.74 0.79 0.79 1.50

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 105.47 -0.58 -0.58 3.46

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 104.79 1.20 1.20 4.01

Pendidikan 102.59 1.97 1.97 1.97

Kursus-kursus / Pelatihan 110.09 2.73 2.73 5.76

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 99.82 -0.37 -0.37 -0.20

Rekreasi 113.96 0.12 0.12 13.61

Olahraga 99.90 -0.10 -0.10 -0.10

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 111.88 0.04 0.04 11.71

Transpor 117.26 0.02 0.02 17.05

Komunikasi Dan Pengiriman 100.03 0.00 0.00 0.03

Sarana dan PenunjangTranspor 103.21 0.23 0.23 3.13

(13)

Gambar

Tabel  1.
Tabel  4.
Gambar 1 Inflasi Januari 2014, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun: Kota Padang, Bukittinggi, dan
Tabel 5:
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang bantuan hukum dalam gugatan perdata, mahasiswa memahami sejarah mula bantuan hukum dan

Sehingga pada lintasan parallel gerak maneuver kapal akan lebih memutar dan menghasilkan jarak error antara titik waypoint dan posisi wahana yang lebih besar. Nilai error terhadap

Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai

al-Falaky, Sriyatin Shadiq, Perhitungan Awal Bulan Sistem Ephemeris al- Falakiyah, makalah dalam Pelatihan dan Pendalaman Ilmu Falak dan Hisab Rukyat di

Skripsi dengan judul “ Analisis Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Lingkaran di MTsN Sumberjo Sanankulon Blitar Tahun Ajaran 2014/2015” yang ditulis

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian sumber atau input dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan,

Kemudian apabila telah disetujui akan dikeluarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), sehingga rencana kerja dan anggaran untuk Belanja Modal pemerintah dapat

Berjuang dalam wadah komunisme, Tan Malaka justru sebagai nasionalis yang tuntas dalam berbagai tindakannya. Akan tetapi perhatian yang sangat besar ia kerahkan kepada