• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon T2 832010003 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: School Connectedness dan Dukungan Sosial Teman Sebaya Sebagai Prediktor Subjective Well-Being Siswa SMA Negeri 1 Ambon T2 832010003 BAB V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. School connectedness dan dukungan sosial teman sebaya secara simultan menjadi prediktor SWB. Kedua variabel independen tersebut mampu memberikan sumbangan sebesar 66.1% terhadap SWB, dan sisanya sebesar 33.9% ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

2. Dukungan sosial teman sebaya memberikan sumbangan yang lebih besar pada SWB dibandingkan school connectedness. Dalam hal ini sebesar 38.8% ( = 1.235) dan 27.3% ( = 1.004).

3. Dalam penelitian ini dukungan sosial teman sebaya memiliki rata-rata sebesar 61.78 dan 73.3% subjek berada dalam kategori sangat tinggi. Variabel school connectedness memiliki rata-rata sebesar 40.13 dan 55% subjek berada dalam kategori tinggi. Selanjutnya, variabel SWB siswa dalam hal ini kepuasan hidup memiliki rata-rata sebesar 67.90 dan 67% subjek berada dalam kategori sangat tinggi, dan kondisi emosi memiliki rata-rata 48.82 dan 46%% subjek berada dalam kategori tinggi.

(2)

1.2.1. Bagi Lembaga Pendidikan

Pada zaman sekarang ini, sekolah tidak hanya menjadi lembaga yang membentuk dan mengembangkan intelegensi atau akademik siswa, namun juga sebagai tempat menciptakan manusia-manusia yang percaya diri, memiliki kepedulian yang tinggi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, dunia sekolah menjadi sangat penting.

Hal ini berarti sekolah harus lebih peka dalam melihat keadaan siswa. Dengan tuntutan sekolah yang tinggi dan tujuan-tujuan yang harus dicapai, sekolah harus terus memberikan perhatian yang penting juga bagi peningkatan SWB siswa, misalnya dengan meningkatkan connectedness dengan siswa. Dalam hal ini, bisa melalui interaksi yang

terjadi dalam kelas antara siswa-guru, yang mana bisa memberikan ruang bagi siswa untuk lebih berkontribusi dalam pelajaran dan aktivitas kelas, serta merasa dihargai dan bernilai. Selain itu, sekolah juga harus memberikan perhatian dalam lingkup pergaulan antar-siswa sehingga lingkungan pergaulan di sekolah menjadi lingkungan yang kondusif dan aman bagi siswa. Hal-hal konkrit yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah antara lain:

a. Guru memberikan dukungan yang positif bagi siswa

(3)

b. Membantu siswa menemukan kelompok/teman sebaya yang juga positif/benar

Menjadi bagian dari satu kelompok yang terhubung secara positif dengan sekolah dapat memberikan kontribusi yang positif mengenai sekolah, meningkatkan komitmen untuk belajar dan terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang. Oleh karena itu, sebagai pihak sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di sekolah, para guru hendaknya menciptakan lingkungan pertemanan yang positif melalui pengajaran-pengajaran yang diberikan, yang tentunya bisa mengajarkan kepada siswa mengenai pentingnya kepedulian satu dengan yang lain sebagai satu bagian besar dari keluarga “sekolah” tersebut.

c. Menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap pendidikan School connectedness meningkat ketika siswa dan guru

sama-sama memiliki komitmen untuk belajar dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sekolah. Siswa merasa percaya diri dan berani untuk mengejar cita-cita dan tujuan mereka ketika budaya/lingkungan sekolah mendukung eksplorasi, pembelajaran, keterampilan dalam belajar, berani mengambil resiko, dan terlibat aktif di sekolah.

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang positif

(4)

lainnya di sekolah, dan menciptakan nilai-nilai dan norma-norma sekolah secara bersama.

1.2.2. Bagi Teman Sebaya

Pada masa remaja, dukungan teman sebaya merupakan salah satu hal yang penting, baik dalam lingkungan pergaulan sosial maupun dalam lingkungan pendidikan. Maka diharapkan bahwa pergaulan teman sebaya dapat berfungsi secara positif dalam mengembangkan pertemananan yang berkontribusi positif bagi remaja, misalnya melalui bentuk-bentuk dukungan nyata yang diberikan setiap saat maupun dalam bentuk dukungan emosional. Kegiatan rutin baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler hendaknya menjadi sarana bagi siswa untuk saling mendukung dan membangun.

1.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil analisa penelitian di atas, maka rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:

a. Perluasan penelitian yang terkait dengan topik SWB siswa, dengan melihat beberapa faktor yang lain, baik dari dalam diri (internal) maupun dari lingkungan siswa (eksternal). Misalnya, faktor kepribadian, self-esteem, religiusitas dan praktek-prakteknya, status sosial ekonomi (SSE), maupun optimisme dari siswa.

Referensi

Dokumen terkait

sosial siswa baik dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan. Bagi para

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian (Faber, dkk: 2003) menunjukkan bahwa hubungan orangtua-remaja (kelekatan) pada ibu memiliki korelasi

Berdasarkan pemaparan diskusi, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya secara parsial dapat dijadikan prediktor identitas diri remaja, hubungan

adalah dengan menata kelembagaan sekolah, melibatkan seluruh stakeholders sekolah baik itu guru, siswa, orangtua, komite sekolah, dan masyarakat dalam pengembangan sekolah, dan

Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan

gaya kepemimpinan transformasional, iklim kerja sekolah, terhadap

prestasi belajar siswa, misalnya self regulated learning , dukungan sosial guru dan orang tua, konsep diri, motivasi berprestasi, self eficaci , serta menjadikan

kompetensi guru, dan berada pada kategori yang tinggi, untuk pihak. sekolah diharapkan mempertahankan iklim sekolah yang sudah