• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **)Staf Pengajar Program Studi Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **)Staf Pengajar Program Studi Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA KELAS VIII SMPN 4 TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh:

Gusnia Syafrina*, Rahmi**, Yulyanti Harisman**

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **)Staf Pengajar Program Studi Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

The background of the research is comprehension about math concept for the students grade VIII at SMPN 4 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. The purpose of the research to know which the comprehension math concept by used technique Two Stay Two Stray be better than the comprehance math concept by used konvensional learning for students at VIII SMPN 4 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Type of study was experimental research by random designed on the subject. The instrument of this research is essay, with reabilition is 0,90. The result of hypothesis test obtained P-Value = 0,000 is less than α = 0,05. Based on data description and hypothesis tests can be concluded that conceptual mathematic students comprehension by applying cooperative teaching model in using Two Stay Two Stray’s technique is better than conceptual mathematic students in conventional learning.

Key word: the comprehension of math concept, technic Two Stay Two Stray PENDAHULUAN

Matematika sebagai ilmu

dasar memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir peserta

didik dan melatih kemampuan

penalaran dalam memecahakan

berbagai masalah kehidupan. Agar

tercipta pembelajaran yang

berkualitas, dalam pembelajaran

matematika siswa harus menguasai berbagai kemampuan matematis.

Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 tentang penilaian anak didik sekolah menengah pertama (SMP), menyatakan bahwa aspek penilaian matematika dalam rapor dikelompokkan menjadi tiga aspek,

yaitu kemampuan pemashaman

(2)

2 sertapemecahan masalah. Pemahaman

konsep merupakan salah satu

kemampuan yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam

melakukan prosedur (algoritma)

secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Jika siswa sudah memiliki

kemampuan pemahaman konsep,

siswa seharusnya mau berbagi ilmu

kepada temannya dan saling

berinteraksi dalam pembelajaran agar konsep-konsep yang diajarkan bisa dipahami sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat, karena keberhasilan belajar siswa dalam memahami matematika dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapainya. Kenyataan di SMPN 4 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Salahsatu solusi untuk

mengatasi pemahaman konsep

matematis siswa yang rendah dan kurang interaksi anatar siswa adalah

dengan menerapkan model

pembelajaran koopertif teknik Dua Tinggal Dua Tamu. MenurutLie (2002: 61) “struktur dua tinggal dua tamu member kesempatan kepada

kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”. Kegiatan belajar harus diwarnai dengan kerja sama siswa karena siswa dapat saling membantu apabila ada temannya yang tidak mengerti. Pada dasarnya teknik Dua Tinggal Dua Tamu adalah teknik beajar kerja sama, diaman para siswa diberi kesempatan untuk saling member ide-ide dan mempertimbangkan serta membandingkan jawaban yang tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah pemahaman

konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik Dua Tinggal Dua Tamu lebih baik dari pada pemahaman konsep

matematis siswa dengan

menggunakan pembelajaran

konvensional di kelas VIII SMPN 4 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

Penelitian yang relevan

dengan penelitian ini adalah

penelitian Genta Oktaviani dengan judul penelitian “Pengaruh Penarapan Model Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP N 1 Kecamatan Mungka Tahun Pelajaran 2011/2012 ”. kesimpulan

(3)

3 yang didapat bahwa pemahaman

konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two

Stray lebih baik dari pada

pemahaman konsep matematis siswa

dengan metode pembelajaran

konvensional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah pada tahap pelaksanaan,

penelitian yang dilakukan oleh Genta Oktaviani dengan menggunakan LKS dimana guru menjelaskan materi hanya secara umum. Kendala yang ditemui penelitian sebelumnya yaitu pada pertemuan pertama saat siswa

berdiskusi dengan teman

sekelompoknya, masih banyak siswa yang mengandalkan teman yang pintar dalam menyelesaikan soal latihan. Siswa yang bertamu belum melakukan tugasnya dengan baik, hal ini disebabkan siswa kurang bisa memahami materi yang ada pada LKS. Sedangkan pada penelitian ini guru menyajikan materi secara rinci, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga lembar kerja

kelompok yang diberikan bisa

dikerjakan dengan baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

eksperimen dengan rancangan

penelitian random terhadap subjek. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 4 Tarusan Kabupten Pesisir Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian adalah kelas eksperimen yaitu kelas VIII.1 dan kelas kontrol yaitu kelas VIII.2. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah

pembelajaran matematika dengan

menggunakan teknik Dua Tinggal Dua Tamu pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol. Variabel terikat adalah pemahaman konsep matematis siswa.

Alat pengumpulan data yang digunakan berupa tes akhir, dan

penskoran menggunakan rubrik

holistik yang berpedoman pada

Iryanti (2004: 13). Tes akhir diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes akhir ini diberikan dalam bentuk esai yang mengandung

indikator pemahaman konsep

matematis. Sebelum soal tersebut digunakan, di uji coba terlebih dahulu di SMPN 1 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Kemudian dilakukan

(4)

4 analisis item maka diperoleh r11= 0,90

dan rt = 0,361, dengan ∝= 0,005,

= 30, menurut kriteria yang

dikemukakan oleh Arikunto (2010: 229) dapat disimpulkan bahwa soal tes reliabel.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak, maka dilakukan uji t satu pihak dengan bantuan MINITAB, kriteria pengujian berpedoman pada

Syafriandi (2001: 4). Hipotesis

penelitian yang di uji adalah

pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik Dua Tinggal Dua

Tamu lebih baik dari pada

pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 4 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh gambaran pemahaman

konsep matematis siswa kelas

eksperimen dan kontrol, diperoleh perhitungan seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.Analisis Tes Akhir Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas sampel S Xmak Xmin Eksperi men 76,21 14,66 100 46,67 Kontrol 60,96 17,23 90,67 33,33

Berdasarkan Tabel 1 terlihat

bahwa nilai rata-rata kelas

eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol dan simpangan baku pada kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa nilai pada kelas eksperimen tidak lebih beragam daripada kelas kontrol.

Berdasarkan analisis uji t satu pihak dengan bantuan MINITAB, dapat dilihat bahwa pada taraf kepercayaan 95%, diperolehP-value 0,000 karena P-value kecil dari α yaitu 0,005, maka tolak H0 dan terima

H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep matematis siswa menggunakan teknik Dua Tinggal Dua Tamu lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 4 Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

(5)

5 Berdasarkan hasil tes akhir,

diperoleh satu orang siswa yang mendapatkan nilai tertinggi di kelas eksperimen seperti terlihat pada Gambar 1:

Gambar 1.Lembar jawaban tes akhir siswa kelas eksperimen Pada Gambar 1 terlihat bahwa pada soal nomor 2b siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kedalam pemecahan masalah. Pada saat memfaktorkan

bentuk + + dengan a ≠ 1,

siswa sudah bisa mencari angka-angka berapa yang menghasilkan perkalian -36 dan penjumlahan -5 dan siswa sudah bisa mencari bentuk faktornya.

Sedangkan pada kelas kontrol juga terdapat satu orang siswa yang mendapat nilai tertinggi dengan sedikit kekurangan seperti yang terlihat pada Gambar 2:

Gambar 2. Lembaran jawaban siswa kelas kontrol

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa pada soal nomor 2b siswa menyatakan ulang sebuah konsep dan

mengaplikasikan konsep atau

algoritma kedalam pemecahan

masalah dari konsep dengan sedikit

kesalahan yaitu pada hasil

pemfaktorannya.

Selanjutnya berdasarkan hasil tes akhir diperoleh satu orang siswa yang mendapatkan nilai sedang pada kelas eksperimen, seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.lembar jawaban tes akhir kelas eksperimen

Pada Gambar 3 terlihat bahwa pada soal nomor 2a siswa sudah dapat menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kedalam pemecahan

(6)

6

kekurangan pada hasil

pemfaktorannya, seharusnya pada

hasil pemfaktoran menggunakan

tanda potif dan negatif.

Sedangkan pada kelas kontrol juga terdapat seorang siswa yang mendapat nilai sedang dengan sedikit kekurangan seperti yang terlihat pada Gambar 4:

Gambar 4: lembar jawaban siswa kelas kontrol

Pada Gambar 4 terlihat bahwa siswa mempunyai banyak kekuragan dalam mengerjakannya, siswa tidak mencari dulu angka-angka berapa yang jika dikali menghasilkan -36 dan jika dijumlah menghasilkan 5.

Siswa langsung saja menjawab

kebentuk faktornya, dan jawaban siswa tersebut terdapat kesalahan. Seharusnya siswa menjawab p – 4, tetapi siswa menjawabnya dengan p + 4.

Berdasarkan tes akhir

diperoleh seorang siswa yang

mendapatkan nilai rendah pada kelas eksperimen, seperti terlihat pada Gambar 5:

Gambar 5.lembar jawaban siswa kelas eksperimen

Pada Gambar 5 terlihat bahwa pada soal nomor siswa menyatakan

ulang sebuah konsep dan

mengaplikasikan konsep atau

algoritma kedalam pemecahan

masalah. Tetapi ada sedikit

kekurangan pada hasil

pemfaktorannya, dimana pada

pemfaktorannya menggunakan tanda negatif.

Pada kelas kontrol terdapat seorang siswa yang mendapat nilai rendah seperti yang terlihat pada Gambar 6:

Gambar 6.lembar jawaban siswa kelas kontrol

Berdasarkan pada Gambar 6 terlihat bahwa siswa mempunyai

banyak kekuragan dalam

mengerjakannya, siswa masih ada kekurangan dalam menyatakan ulang

(7)

7 sebuah konsep dan siswa belum

mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis

siswa dengan menerapkan

Pemebelajaran Kooperatif Teknik Dua Tinggal Dua Tmu lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 4 Tarusan Kabupten Pesisir Selatan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi.(2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Genta Oktaviani.2012. Pembelajaran

KooperatifTeknikTwo StayTwoStrayterhadappema

han konsep matematis

siswakelas VII SMPN 1 Kecamatan Mungka tahun pelajaran2011/2012Pembela jarasnMatematikaSiwaKelas (skripsi). Padang: STKIP.

Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk

Kerja.Yogyakarta:Depdiknas

Lie, Anita.(2002). Cooperative

Learning Mempraktekkan

Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:

Grasindo

Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran

Matematika. Yogyakarta:

Depdiknas.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Syafriandi.(2001). Analisis Statistik

aInferensialDenganMenggun akanMinitab.Padang:Univers

itasNegeri Padang. .

Gambar

Tabel  1.Analisis  Tes  Akhir    Pemahaman  Konsep  Matematis Siswa   Kelas  sampel  S  X mak  X min  Eksperi men  76,21  14,66  100  46,67  Kontrol  60,96  17,23  90,67  33,33
Gambar 1.Lembar jawaban tes akhir   siswa kelas eksperimen  Pada Gambar 1 terlihat bahwa  pada  soal  nomor  2b  siswa  sudah  mampu  menyatakan  ulang  sebuah  konsep  dan  mengaplikasikan  konsep  atau  algoritma      kedalam  pemecahan  masalah
Gambar 4: lembar jawaban siswa  kelas kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Gambar di samping tampak bahwa objek bergerak sepanjang lintasan C yang tidak lurus yang berawal dari titik A dan berakhir pada titik B, dimana A=B.. Jadi, objek

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe The Power Of Two lebih

Jika sembarang nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor , maka bisa dinyatakan sebagai fungsi vektor dari t atau , yaitu suatu vektor yang

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe Hollywood Squares

3 belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 1 Batang Anai Pembahasan ini telah dilakukan melalui sebuah penelitian, dan penelitian yang relevan

Berdasarkan pengamatan selama penelitian dapat dilihat bahwa pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dengan penerapan teknik bisnis berisiko mengalami peningkatan disetiap

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa kelas XI IPA SMA Adabiah 2 Padang yang belajar dengan menggunakan model

disimpulkan, kemampuan memahami pembacaan puisi dengan teknik parafrase siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang untuk ketiga indikator tema, citraan, dan gaya bahasa tergolong baik B yang