BAB 75. KEADAAN JANG MENDJADI TUDJUAN
§ 858. Asas2 untuk memperkembangkan Kebudajaan Nasional
Tudjuan Revolusi 17 Agustus 1945 ialah masjarakat Indonesia jang modern, adil dan makmur jang hidup dalam persahabatan dengan segala bangsa didunia. Revolusi kita didjiwai oleh tjitatjita Pantja sila. Tjitatjita Pantjasila dilahirkan atas dasar kepribadian Indonesia. Kehidupan kebudajaan dalam masjarakat Indonesia harus pula ber pangkal pada Pantjasila. Dalam usaha memperkembangkan kebuda jaan nasional, Pantjasila memberi dasar jang kuat. Ketuhanan Jang Maha Esa, Kerakjatan, Kebangsaan, Keadilan Sosial dan Kemanusiaan mendjamin perkembangan kebudajaan nasional kearah jang kita tjita tjitakan. Dengan Pantjasila kebudajaan nasional diperkembangkan de ngan memberi djaminan kepada kepribadian kebudajaan Indonesia untuk tumbuh subur. Keadilan Sosial dan Kerakjatan memberi dja minan akan kehidupan kebudajaan untuk seluruh rakjat Indonesia sesuai dengan tjitatjita Negara Republik Indonesia jang berdasarkan Kemanusiaan jang adil dan beradab.
Kepribadian kebudajaan Indonesia meliputi kebudajaankebuda jaan daerah dan mewudjudkan keadilan seperti jang dilambangkan oleh „Bhinneka Tunggal Ika”. Dalam menggalang kebudajaan kesa tuan perlu sekali diingat, betapa pentingnja perpaduan antara kebu dajaan daerah. Selain daripada itu unsurunsur kebudajaan daerah masing2 harus pula diperbaiki dan dimuliakan, supaja kebudajaan
seluruhnja mentjapai tingkat jang tinggi. Unsurunsur kebudajaan jang tinggi nilainja membentuk kebudajaan keseluruhan jang bernilai tinggi. Asas kebudajaan „Bhinneka Tunggal Ika” berfungsi untuk meninggikan taraf kebudajaan kita dengan penindjauan tentang kema djuankemadjuan, baik dari masingmasing kebudajaan daerah mau pun tentang kemadjuan dari kebudajaan kesatuan. Kemadjuan dalam seluruh lapangan kebudajaan diseluruh daerah akan memberi resul tante jang berupa kemadjuan kebudajaan nasional. Kemadjuan itu diseluruh daerah hendaklah diteliti setjara ilmiah. Djuga setjara ilmiah harus diberi bimbingan kepada perkembangan kebudajaan, baik didaerah maupun dipusat. Karena itu perlu sekali adanja lembaga lembaga kebudajaan baik didaerah maupun dipusat, supaja diseluruh wilajah Indonesia terdapat kesuburan kehidupan kebudajaan jang optimal.
maupun mengenai kebebasan gerak perseorangan. Misalnja beberapa aspek kebudajaan Barat seperti berdansa, menjanji dan main musik setjara Barat, berpakaian setjara Barat bagi pria dan wanita, pertun djukan kesenian Barat, sekaliannja itu tidak pernah makan waktu semalam suntuk seperti wajang kulit misalnja.
Hal jang penting ,djuga ialah bahwa alatalat kesenian dari Barat lebih mudah diangkut dan lebih murah daripada alatalat kesenian kita, misalnja gamelan. Pakaian setjara Barat memberi kelonggaran besar untuk gerak tjepat dan lebih mudah dikenakan dari pada pakaian setjara Indonesia. Bermatjammatjam keradjinan tangan akan terdesak oleh produksi barang dengan memakai mesin, misalnja tenun, batik dan lainlain.
Alatalat modern untuk produksi barangbarang keperluan hidup seharihari, begitu pula alatalat hiburan rakjat seperti film, radio, gramafon dan lainlain perlu diberi unsurunsur kebudajaan Indone sia, sehingga unsurunsur itu tidak hilang dan didesak oleh unsur unsur dari luar. Misalnja dalam bentuk, tjorak, warna dan gambar barangbarang supaja dipakai unsurunsur Indonesia sebanjakbanjak nja. Kalau tidak maka unsurunsur kebudajaan Indonesia itu akan hilang dengan tjepatnja tanpa bekas. Unsur kebudajaan itu terdapat disemua daerah dari wilajah Indonesia. Dalam lembagalembaga ke budajaan tersebut hal ini dapat ditjari dan dikumpulkan.
Untuk keperluan kehidupan seharihari tjaratjara Indonesia harus disesuaikan dengan perobahan zaman jang memerlukan gerak tjepat dan pekerdjaan berat. Misalnja pakaian Indonesia harus diru bah sedemikian rupa sehingga memenuhi keperluan ini. Djika tidak tentu akan terdesak oleh tjaratjara asing.
Baik asasasas Pantjasila, maupun Bhinneka Tunggal Ika bertu djuan untuk mengikut sertakan seluruh rakjat untuk memperkem bangkan kebudajaan nasional.
Tudjuan pertama ialah untuk mendjamin terlaksananja kehidup an kebudajaan seluruh rakjat. Djustru dalam zaman peralihan dimana lebih banjak dipergunakan alatalat mesin, kehidupan kebudajaan rak jat harus didjaga dengan seksama. Kehidupan kebudajaan jang dimak sud adalah berpokok dan berpangkal pada milik kita sendiri sehingga dapat berkembang dengan subur.
Tudjuan kedua ialah untuk memadjukan dan menjuburkan kebu dajaan Indonesia dan mentjegah keruntuhan kebudajaan kita karena desakan jang dialami dari luar negeri.
Tudjuan ketiga ialah untuk memperkembangkan daja kreatip rakjat kita diseluruh lapangan. Semua tudjuan ini adalah sesuai de ngan tjitatjita pembangunan masjarakat sosialis Indonesia.
§ 859. Usahausaha untuk mentjapai tudjuan
a. Menudju kekepribadian bangsa Indonesia
Dalam menudju kekepribadian kita sendiri harus diusahakan agar kebudajaankebudajaan daerah jang beraneka warna itu diberi bimbingan sedemikian rupa, sehingga mempertinggi rasa bersatu dan hidup susila.
Mulai dari Sekolah Rakjat perlu kepada pemudapemudi kita sebagai harapan bangsa diberikan peladjaranpeladjaran atau petun djukpetundjuk mengenai sopansantun, tjara bergaul, saling hormat menghormati serta hargamenghargai.
Perlulah kepribadian itu dibangunkan dalam djiwa tiap anak In donesia mulai dari sekolah rendah sampai kesekolahsekolah tinggi.
Teristimewa pendidikan dan pengadjaran harus diberi djiwa dan semangat dasardasar kenegaraan Indonesia jang berfalsafah kepada Pantjasila, berpedoman Bhinneka Tunggal Ika dan bersendi kebuda jaan nasional jang unsurunsurnja terdapat dalam hasilhasil kebuda jaan daerah dizaman jang lampau dan dizaman baru.
Dalam matapeladjaran sedjarah, ilmu bumi, kesehatan dan keta tanegaraan, haruslah dibuktikan bahwa Indonesia dalam sedjarahnja jang lampau mempunjai unsurunsur asli, baik dalam senibangun, senilukis, senipahat, senisastra dan sebagainja.
Ini berarti perlunja dilakukan penindjauan terhadap kitabkitab peladjaran sedjarah, ilmubumi, kitabkitab batjaan, jang harus dise lenggarakan oleh satu panitia chusus hingga dapat menjaring buku buku peladjaran jang ada dan memerintahkan supaja diadakan buku buku jang baru jang djiwa dan semangatnja sesuai dengan maksud mengembangkan kepribadian Indonesia.
Dalam bidang kebudajaan haruslah diadakan politik kebudajaan jang tegas dan aktif supaja dapat membawa masjarakat kedjalan jang dapat mengembangkan kepribadian Indonesia dan menggali segala harta benda kebudajaan dari zaman jang lampau untuk memberikan kejakinan rakjat, atas tenaganja dan karyanja sendiri dalam memadju kan kebudajaan nasional.
Demikian djuga Djawatan Kebudajaan perlu memberi hadiah ke pada karya terbaik dalam segala matjam kesenian setahun sekali, untuk merangsang bangsa Indonesia agar mentjiptakan seni baru dan menghormati hasilhasil karya bangsanja.
Selandjutnja Djawatan Kebudajaan harus memberikan bantuan kepada usahausaha swasta jang bergerak dilapangan kebudajaan de ngan tidak mempunjai dasar komersil.
Sedapat mungkin haruslah Djawatan Kebudajaan sendiri mempu njai sedjumlah seniwati dan seniman jang dapat dikirimkan keseluruh Indonesia dan keluar negeri, jakni untuk menjatukan rasa kepriba dianIndonesia di Indonesia dan untuk memperkenalkan kepribadian Indonesia diluar negeri.
Lain daripada itu politik kebudajaan Pemerintah harus diarahkan kedjurusan melindungi kepribadian Indonesia dari pengaruhpengaruh djelek dari luar negeri jang mungkin merusak kepribadian Indonesia,
umpamanja berbagai matjam tontonan tertentu, pembatjaan, pertun djukan dan lain sebagainja.
§ 860. Usahausaha urgensi/pokok
Usahausaha urgensi/pokok dari kegiatan kebudajaan terpimpin ialah usahausaha jang dapat membulatkan dan mendorong semangat rakjat untuk memadjukan produksi dan kesedjahteraannja sebagai suatu tudjuan kolektif jang mulia. Untuk itu segala alat kesenian, pendidikan, hiburan dan penerangan serta gabungan dari padanja, harus dikerahkan dengan tudjuan untuk memberi pengertian, rasa persatuan dan kegembiraan tentang tjitatjita bersama, jaitu masja rakat sosialis a la Indonesia. Ofensif mental ini pertamatama harus ditudjukan kepada pendidikan, baik disekolah, maupun diluar sekolah, dan dimasjarakat ramai. Dan kebudajaan adalah unsur jang penting dari pembangunan mental itu. Tudjuan dan landasan ini harus selalu rakjat banjak, jang berarti, sifat usaha itu adalah masal dan kerakjat an, berpokok pada potensi rakjat jang terpimpin.
Tjara dan alat jang dipergunakan haruslah tjara dekat dihati rak jat, sekalipun barangkali harus disesuaikan, oleh dan ditengah rakjat disempurnakan sampai ketingkat „panggung”.
Maka perlu direalisasikan :
1. Kebidjaksanaan dan organisasi pendidikan dan politik kebuda jaan jang mendjamin peranan vital dan komplementer jang harus didjalankan oleh ilmu, teknologi, kesenian, sport dan rekreasi, dengan isi tjitatjita pembangunan masjarakat adil dan makmur. 2. Dalam rangka “funds and forces” jang masih terbatas, dilakukan
penertiban peralatan, tenaga pengadjar dan akomodasi, dibidang penjelenggaraan Lembagalembaga keilmuan dan universitas universitas, dengan mentjegah kerdjadobel.
3. Studi “humanities” diselenggarakan menurut garis kepentingan kebudajaan nasional.
4. Pendidikan kesenian diselenggarakan menurut garis kepentingan kebudajaan nasional.
5. Pendirian : (a) Lembaga Theater Nasional (b) Konservatorium Nasional.
6. Pendirian : (a) Panitia Nasional Hadiah Kesenian.
(b) Panitia Nasional Pertukaran Kebudajaan antar Daerah dan antar Bangsa.
7. Pendirian/penjempurnaan :
(a) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Sastera Daerah kedalam Bahasa Indonesia.
(b) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Buku ke ilmuan kedalam bahasa Indonesia.
(c) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Sastera Luar Negeri kedalam Bahasa Indonesia.
8. Pendirian : (a) Lembaga penjelidikan Bahasa dan Kebudajaan Daerah.
9. Pemeliharaan dan pengembangan museum, museum lapangan, arsip, perpustakaan, artgallery, taman kebudajaan lokal, sekalian nja dengan mengikutsertakan masjarakat setempat, sebagai da sar pendirian suatu Museum Nasional.
10. Tjagartjagar alam (natuurreservaten) diperbanjak dan disem purnakan.
11. Pendirian suatu Sirkus Nasional.
12. Diambil langkahlangkah dibidang perundangundangan dan kebi djaksaan, supaja terdjamin berkembangnja karya ilmu, keseni an, sport jang mempertinggi perikemanusiaan masjarakat dan bangsa kita, dalam bentuk hadiah, subsidi, premi, beasiswa, per inganan padjak dan sebagainja.
13. Larangan ekspor barangbarang jang berupa pusaka nasional dan vital buat perkembangan ilmu, seni dan penjelidikan sedjarah, diperkeras dan diperintji kembali menurut kepentingan nasional kita.
14. Industri film Indonesia diperbaiki demikian rupa dalam waktu jang setjepattjepatnja, sehingga import film dapat dibatasi sam pai volume jang normal antar bangsa, dan supaja pengaruh film impor jang terlalu besar itu jang bertendensi mendjauhkan kita dari alam masjarakat kita sendiri dengan sendirinja dapat dihi langkan.
15. Dilakukan larangan terhadap film, batjaan serta hiburan, teruta ma jang dari luar negeri jang merugikan usaha pengembangan kebudajaan nasional.
§ 861. Usahausaha djangka pendek
1. Pendirian/penjempurnaan Tamantaman Kebudajaan ditingkat Ibukota propinsi dan Kabupaten dan Kota Besar.
2. Penentuan patokanpatokan dibidang hiburan (musik, batjaan, tari, film dan sandiwara), untuk membuka kesempatan sebesar besarnja bagi perkembangan idee, tema, bentuk keseniankeseni an rakjat dab tjiptaantjiptaan senimanseniman Indonesia sen diri, dengan djalan :
(a) Andjuranandjuran oleh Menteri P.P. dan K. diberbagai bi dang, misalnja musik hiburan diradio dan tarian hiburan da lam pergaulan.
(b) Membuat peraturanperaturan jang memadjukan kreasi sen diri terutama dibidangbidang jang disebut diatas dengan djalan festivalfestival dan pemberian hadiahhadiah.
§ 862. Untuk memperkuat keprihadian bangsa Indonesia harus diadakan :
1. "Artgallery" tempat gambargambar dan patungpatung pahla wan Indonesia sedjak dahulu kala sampai sekarang disertai de ngan buktibukti hasil karyanja dan (kalau ada) peninggalanpe ninggalannja.
2. Pertundjukan tetap musikmusik Indonesia, taritarinja, pentjak silatnja, seni rupa, seni lukis, seni pahat dan modelmodel seni bangunnja.
3. Mengadakan penggalian kearah sedjarah, kebudajaan jang lam pau setjara nasionalobjektif, djangan setjara chauvinistis dengan memasukkan sedjarah atau menondjolkan hanja jang segi pende waannja sadja.
4. Mesti ditimbulkan rasa kebanggaan nasional untuk memupuk kepribadian nasional, hingga menebalkan kepertjajaan kepada diri sendiri, mendjadikan manusia Indonesia jang kuat djiwanja, tidak lekas menurut dan menerima sadja, apa jang dipropagan dakan orang kepadanja, ia harus mendjadi sosialis Indonesia jang berpidjak dengan kedua belah kakinja diatas bumi Indonesia dan berada ditengahtengah massa.
5. Pemeliharaan lagu Indonesia Raya
(a) dipandang dari sudut instrumental dan berdasarkan P.P. No. 44 tahun 1958, maka lagu Indonesia Raya sudah siap untuk disampaikan kesemua orkes, baik symphonie, harmo nie maupun fanfare karena sudah merupakan musik jang lengkap partaipartainja.
Hanja tjara melaksanakan kadangkadang agak djanggal dan kurang memuaskan untuk didengar.
Lagu Indonesia Raya, djika dilihat setjara harmoni dan djika instrumennja kurang lengkap maka tidak akan begitu me muaskan, karena lagu ini biasa diselenggarakan dihari besar sadja.
Untuk symphoni, sekarang belum dapat dilaksanakan kare na belum ada pimpinan orkes jang tjukup baik.
(b) mengenai vokal, dalam koor nada dan katakata harus dila hirkan dengan tepat, dengan mengingat isi dan semangat. Lagu Indonesia Raya harus diandjurkan dengan teliti sekali sedjak di Sekolah Rakjat dan dinjanjikan dengan ⅓ atau ¼
daripada suara.
Para guru supaja mengerti letak kesalahankesalahan sehing ga mendjamin pelaksanaan njanjian ini dengan baik.
§ 863. Pembentukan Departemen Kebudajaan
Hal ini lebih mudah ditjapai djika untuk kegiatankegiatan dila pangan kebudajaan ini diadakan suatu Departemen sendiri, jaitu Departemen Kebudajaan.
b. Dengan adanja Departemen tersendiri maka akan tertjapai effi ciensi dan keleluasaan bekerdja baik didalam maupun diluar negeri.
e. Adanja Departemen Kebudajaan ini dapat dipertanggungdjawab kan ditindjau dari sudut psychologis, konstitusionil dan kema sjarakatan.
(1) Dapat dipertanggungdjawabkan setjara psychologis djika Departemen ini tugasnja chusus mengkoordinir dan menjeli diki perkembangan aktiviteitaktiviteit dalam hal penjeli dikan dan memadjukan bahasa, ilmu pengetahuan dan seni. (2) Dapat dipertanggungdjawabkan setjara konstitusionil atas
dasar kalimat ke 4 pembukaan U.U.D. 1945, jang menjata kan bahwa pemerintah Indonesia dibentuk antara lain untuk mentjerdaskan kehidupan rakjat jang dengan sendirinja me liputi djuga kebudajaan, ilmu pengetahuan dan lain sebagai nja dan djuga atas dasar pasal 32 ajat 2 U.U.D. jang menja takan bahwa pemerintah memadjukan kebudajaan nasional Indonesia.
(3) Dilihat dari sudut kemasjarakatan, karena kebudajaan tidak dapat dilepaskan dari lingkunganlingkungan kehidupan jang berlainlainan jang mendjelma dalam masjarakat, faktor kesusilaan, religious, psychologis, hidup kebatinan, filosofi, sosial dan ekonomi, maka Departemen Kebudajaan djuga harus mementingkan hubunganhubungan ini.
Perkembangan kebudajaan jang melulu ditetapkan oleh De partemen akan menghalangi perkembangan segisegi jang penting dalam masjarakat.
Maka dari itu meskipun planning kebudajaan dipegang oleh Pemerintah Pusat, hendaknja dalam pelaksanaannja paling sedikit harus diberikan tempat jang mendjamin perkem bangan kebudajaan itu.
Perlu disusun suatu dasar filsafat kebudajaan jang menentu kan garisgaris besar, arah, serta diselidiki literatur nasional hingga terdapat dasardasar filsafat bangsa Indonesia diza man lampau untuk didjadikan pedoman „kembali kekepri badian kita sendiri”.
(4) Bentuk susunan Departemen Kebudajaan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan manumit kepribadian bangsa Indone sia.
§ 864. Peranan Pemerintah
a. Hingga sekarang tjampurtangan Pemerintah dalam hidup kebu dajaan masih kurang terasa, karena aparaturnja masih serba ke kurangan dalam organisasi, anggaran belandja dan personalianja dan politik kebudajaan kurang tegas, sehingga persoalan kebu dajaan lebih banjak diserahkan kepada kemampuan masjarakat sendiri.
Keadaan ini tidak dapat dibiarkan berdjalan terus, terutama da lam menghadapi pembangunan semesta dan berentjana jang ha rus didahului dengan perobahan hidup mental jang radikal. Ka renanja perlu Pemerintah memegang peranan jang positif dalam menudju kepada suatu keadaan masjarakat jang didjiwai dengan hidup kebudajaan menurut kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Politik kebudajaan harus digariskan dengan tegas oleh Pemerin tah, dengan tidak menjerahkan kebidjaksanaan kepada departe men masingmasing, melainkan harus diadakan kebidjaksanaan overall. Misalnja :
1. Dalam bidang sandang harus disarankan agar tjorak tekstil jang akan kita produsir mempunjai tjorak berdasarkan motif Indonesia (lihat motif batik, tenun Nusatenggara, Bali dan sebagainja).
2. Dibidang pangan supaja diperhatikan tjara gotongrojong, baik produksi maupun distribusinja, karena gotongrojong merupakan tjiri kebudajaan kita.
3. Dibidang kenegaraan supaja perundangundangan diseleng garakan sesuai dengan djiwa bangsa Indonesia jang berasas kan musjawarah dan demokrasi jang murni.
4. Dibidang pendidikan supaja kebudajaan nasional didjadikan alat utama bagi pembentukan kepribadian bangsa Indonesia dan sebagainja.
5. Adalah mendjadi tugas para seniman dan sasterawan kita untuk mengenal kekuatankekuatan sosial rakjat kita dan peranan positif rakjat kita dalam revolusi.
6. Untuk mendjamin berkembangnja kebudajaan nasional, ma ka segala impor barangbarang hiburan dan barang2 untuk
penghidupan seharihari harus dibatasi, sedang produksinja didalam negeri dimadjukan.
b. Dibawah ini didjelaskan pembagian tugas antara usahausaha Pemerintah dan usahausaha Swasta :
1. Penentuan dasar, bimbingan dan penilikan atas perkembang an kebudajaan dengan segala tjorak ragamnja (kesenian, ba hasa, kesusasteraan, sedjarah, anthropologi, purbakala, Pe ninggalan Nasional, Kearsipan Nasional, museum dan seba gainja) berada dalam tangan Pemerintah Pusat dengan di bantu oleh Pemerintah Daerah.
2. Usahausaha Swasta didorong dalam turut membantu mem perkembangkan dan membimbing hidup kebudajaan dengan bantuan serta penilikan dari pihak Pemerintah Pusat dan Daerah.
5. Pembiajaan untuk perkembangan kebudajaan pada umumnja dipikul oleh Anggaran Belandja Negara dengan bantuan dari fihak masjarakat.
6. Perkembangan Kebudajaan Indonesia tidak dibatasi guna keperluan dalam negeri, tetapi disalurkan djuga keluar ne geri, antara lain dengan djalan :
a. Melengkapi petugaspetugas Negara Indonesia dan pela djarpeladjar keluar negeri dengan pengetahuan teoritis dan praktis dalam lapangan kebudajaan.
b. Pengiriman missimissi dan pameranpameran kebudajaan keluar negeri dilakukan dengan mengadakan dahulu se leksi jang tepat.
§ 865. Penggalian kekajaan kebudajaan aseli
Jang dimaksud dengan kekajaan kebudajaan aseli adalah hasil hasil kebudajaan kebendaan dari zaman nirleka dan sedjarah kuno sampai sekitar pertengahan abad ke19. Dari pada itu jang mendjadi pokok adalah hasilhasil kebudajaan sebelum pertengahan abad ke17, sedangkan sesudah masa ini kebanjakan adalah hasilhasil kebudajaan asing (Barat terutama).
Sebagian terbesar dari bangunanbangunan purbakala adalah peninggalan nasional. Jang dimaksudkan dengan „peninggalan nasio nal lainnja” adalah bangunanbangunan jang tidak termasuk bangunan purbakala tetapi mempunjai tjorak tersendiri, jang kemudian mendjadi tjorak nasional atau paling sedikit ikut serta memberi sumbangannja untuk pembentukan pola nasional, seperti misalnja rumahrumah adat.
Dari peninggalan purbakala dan peninggalanpeninggalan nasio nal lainnja ada sebagian jang sampai kini masih dipergunakan masja rakat, terutama masdjidmasdjid, pemakamanpemakaman, kuilkuil, rumahrumah adat dan sebagainja. Peninggalanpeninggalan jang „hidup” ini masih dimiliki dan diurus oleh masjarakat jang bersang kutan, sehingga Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional hanja melakukan pengawasan dan memberi bantuan tehnis dan finansiil untuk mempertahankan keasliannja.
Diharapkan bahwa tingkatan ilmu purbakala dinegeri kita tidak ketinggalan, jaitu dengan djalan mengambil manfaat sebanjak mung kin dari usahausaha dan pengalamanpengalaman dilain negeri.
Kerdjasama didalam negeripun sudah tentu dipelihara sebaik baiknja. Demikianlah hendaknja selalu ada hubungan dengan Fakul tasfakultas Djawatan Geologi, Djawatan Topografi, Balai Penjelidik an Bahanbahan, Balai Penjelidikan Tanah dan sebagainja.
Dalam hal pendjagaan dan pengawasan, Dinas Purbakala dan peninggalan Nasional erat sekali berhubungan dengan Pamong Pradja dan Polisi Negara. Dinas itu sendiri sudah mempunjai djuru kuntji untuk sebagian besar dari peninggalanpeninggalan purbakala, dan beberapa orang djuru pelihara jang selama tiga minggu sebulan me lakukan pemeriksaan terhadap keadaan peninggalanpeninggalan pur bakala itu. Tetapi didalam hal penemuanpenemuan dan pelanggaran
MonumentenOrdonantie atau didalam hal usaha rakjat jang menjang kut sesuatu peninggalan purbakala, maka Dinas Purbakala dan Pe ninggalan Nasional hanja dapat bekerdja dengan bantuan dari Pamong Pradja dan Polisi Negara, bahkan ada kalanja djuga dari Pengadilan Negeri. Dalam urusan peninggalanpeninggalan jang masih terpakai terutama tempattempat ibadat dan pemakamanpemakaman, harus djuga ditjari hubungan dan kerdja sama dengan Departemen Agama.
Dengan staf ahli/tehnis jang ketjil dirasakan benar betapa berat
nja tanggungan Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional, lebihlebih dengan adanja kenjataan bahwa masjarakat sendiri memperlihatkan minat jang besar sekali terhadap sedjarah dan pusaka kebudajaannja, sehingga dengan demikian tidak mungkin lagi Dinas tersebut meng asingkan diri (seperti pada zaman kolonial) sebagai lembaga ilmiah belaka. Berhubung dengan hal tersebut maka dengan „mengorban kan” tenagatenaga jang ada hendaknja diusahakanlah pendidikan kader.
Rentjana 8 tahun mulai 1961 :
Diluar rentjana tahunan dan pekerdjaan rutine/landjutan diren tjanakan untuk :
1. Menjempurnakan Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional, agar usahanja betulbetul meliputi seluruh tanah air, jaitu dengan: (a) Memperluas pembentukan kader guna mentjukupi kebutuhan
akan tenagatenaga ahli dan tehnis,
(b) Mengubah status kantorkantor Seksi Bangunan mendjadi kantor tjabang dan membuka lagi kantorkantor tjabang untuk daerahdaerah jang kaja akan peninggalanpeninggalan purbakalanja di Bukit Tinggi, Palembang dan Trowulan. 2. Menjempurnakan pendidikan ahliahli purbakala dengan mengi
rimkan mereka keluar negeri dengan bergiliran guna memperluas pengalaman serta pengetahuan dan agar berkenalan dengan tjara2
baru dalam hal penjelidikan dan pemeliharaan.
3. Memodernisir tjaratjara kerdja kepurbakalaan dengan menggu nakan hasilhasil baru dalam lapangan tehnis dan kimia seperti misalnja penggunaan kapalterbang C 14 dalam penelitian dari udara.
4. Mengadakan penjelidikan dan penggalian setjara besarbesaran terutama terhadap daerahdaerah peninggalan nirleka (seperti Flores misalnja) dan bekasbekas kota (dimulai dengan Madja pahit jang sudah pasti letaknja).
5. Menjelidiki prasastiprasasti Kayuwangi dan Balitung.
6. Menjelidiki lebih luas lagi peninggalanpeninggalan Islam, ter masuk perbaikan masdjidmasdjid dan makammakam kuno. § 866. Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan Negaranega
ra asing, chususnja dalam lingkungan AsiaAfrika
Hubungan dan kerdja sama kebudajaan dengan negaranegara asing termasuk bidang pelaksanaan politik luarnegeri kita jang bebas
dan aktif menudju perdamaian dunia. Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara asing memperkuat kedudukan negara kita keluar dan kedalam dan merupakan saluran jang sebaik baiknja untuk memperkenalkan kebudajaan bangsa diluar negeri, me nanam goodwill dan persahabatan dengan bangsabangsa didunia. Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara asing, chususnja dalam lingkaran AsiaAfrika, dapat dilakukan dengan mem peroleh hasilhasil jang terbaik dengan mengadakan perdjandjianper djandjian bilateral.
Tentang hubungan Indonesia dengan bangsabangsa sedunia da lam Manifesto Politik Presiden dikatakan demikian : „Pembentukan satu persahabatan jang baik antara Republik Indonesia dan semua negara didunia, terutama sekali dengan negaranegara AsiaAfrika, atas dasar hormatmenghormati satu sama lain, dan atas dasar be kerdjabersama membentuk satu Dunia Baru jang bersih dari imperial isme dan kolonialisme, menudju kepada Perdamaian Dunia jang sem purna”. Dalam hubungan ini dinjatakan, bahwa „Revolusi kita tidak ditudjukan untuk memusuhi sesuatu bangsa jang manapun djuga. Kita mengulurkan tangan persahabatan kepada semua bangsa didunia ini, untuk memperkokoh kesedjahteraandunia dan memperkokoh perda maian dunia”.
Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara dalam lingkaran AsiaAfrika telah didjiwai oleh Konperensi Bandung dan oleh Dasa Sila Bandung jang telah ditjiptakan oleh Konperensi jang bersedjarah itu. Dasardasar kerdjasama kebudajaan jang telah diterima baik oleh Konperensi AsiaAfrika itu sampai sekarang masih merupakan pedoman jang praktis bagi kerdjasama kebudajaan dalam lingkaran AsiaAfrika dan antara lain berbunji seperti berikut.
„Konperensi AsiaAfrika jakin, bahwa diantara usahausaha jang terpenting untuk memadjukan saling mengerti diantara bangsabang sa ialah usaha memadjukan kerdjasama kebudajaan. Asia dan Afrika adalah tempat lahirnja agamaagama dan kebudajaankebudajaan jang besar, telah memperkaja kebudajaankebudajaan dan peradaban2 lain
dan dalam proses itu telah mendjadi makin kaja pula. Dengan begitu maka kebudajaankebudajaan Asia dan Afrika mempunjai dasardasar rohani jang universil. Tetapi perhubungan rohani negaranegara Asia dan Afrika telah terputus selama abadabad jang lalu.
„Bangsabangsa AsiaAfrika sekarang berkehendak dengan sung guhsungguh untuk membaharui hubunganhubungan kebudajaan mereka jang lama dan memperkembangkan hubunganhubungan baru dalam hubungan dunia modern sekarang ini. Semua negara peserta konperensi menjatakan kehendak mereka untuk bekerdja jang lebih erat dalam lapangan kebudajaan.
„Dalam pandangannja mengenai pengembangan kerdjasama ke budajaan diantara negara2 Asia dan Afrika sama sekali bukanlah
maksud Konperensi untuk mengetjualikan atau menjaingi golongan bangsa2 dan peradaban serta kebudajaan lain. Sesuai dengan tradisi
diperkembangkan dalam hubungan kerdjasama sedunia jang lebih luas.
„Berdampingan dengan pengembangan kerdjasama kebudajaan antara bangsabangsa AsiaAfrika, negaranegara AsiaAfrika berke hendak pula mengembangkan hubungan kebudajaan mereka dengan negaranegara lain. Hal ini mereka anggap akan dapat memperkaja kebudajaan mereka sendiri dan memberikan sumbangan bagi tertja painja perdamaian dunia dan saling mengerti.”
Dalam rangka kerdjasama kebudajaan dengan negara2 asing kita
dapat mengadakan pertukaran professor, ahli, dan mahasiswa, dapat mengambil faedah dari pengalaman research dan ilmiah dari negara negara jang sudah madju untuk kepentingan pembangunan semesta berentjana ditanah air kita. Kita dapat mengirimkan missi dan rom bongan kesenian timbalbalik kenegaranegara sahabat. Dapat dilaku kan pula tukarmenukar film jang bermutu kulturil, menjelenggara kan terdjemahan karyakarya kesusasteraan jang bermutu dari luar negeri.
Pemerintah hendaknja membantu usahausaha pengiriman missi dan rombongan kesenian keluar negeri jang dilakukan oleh organisasiorganisasi (lembagalembaga) persahabatan dan kebudajaan dengan negara asing.
Djuga pengiriman perutusanperutusan pemuda kita ke Festival festival Pemuda Sedunia atau pertemuanpertemuan internasional lain dimanapun djuga jang bersifat kulturil, perlu mendapat bantuan dan segala fasilita dari Pemerintah, asal kita memegang teguh kepribadian dan pendirian Negara kita, karena Festival2 Pemuda Sedunia merupa
kan tempat kita memperkenalkan kesenian Indonesia jang beraneka ragam indahnja. Festivalfestival demikian mendjadi tempat pemuda pemuda kita beladjar kenal setjara langsung dengan kesenian bangsa bangsa sedunia jang bermutu, karena dalam festivalfestival interna sional hanja kesenian2 jang bermutu dan jang paling baik dari
masingmasing bangsa dari seluruh pelosok dunia jang dipertundjuk kan. Hal ini akan memperkaja pengalaman dan pandangan pemuda2
kita, akan memberi kesankesan jang baik kepada mereka dan semua nja itu akan merupakan pendorong bagi dajadaja kreatipnja.
Dalam rangka hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan ne garanegara asing perlu djuga diadakan tukarmenukar kundjungan sasterawan, penulis, pelukis, wartawan dan tokoh2 negara. Sebab
kundjungan2 timbalbalik jang demikian akan membawa pengaruh2
jang baik bagi mempererat tali persahabatan diantara negara kita dengan bangsa2.
Persetudjuan kerdjasama ilmiah, pendidikan dan kebudajaan an tara Republik Indonesia dan Luar Negeri telah diadakan dengan 6 negara, ialah Tjekoslowakia, India, Mesir, Jugoslavia, Pilipina dan Uni Sovjet, sedangkan dalam persetudjuan persahabatan dengan Per sekutuan Tanah Melaju — pasal 7 mengandung ketentuan tentang kerdjasama dilapangan kebudajaan setjara luas. Pada umumnja pasal pasal dari persetudjuan2 itu adalah mengenai usahausaha un
pendidikan, pengetahuan, sekolah, organisasi olah raga dan kebuda jaan dari negeri masingmasing. Disinggung pula usaha untuk me nominal ahliahli dan mahasiswamahasiswa dalam lapangan ilmu pengetahuan, pedagogiek, pendidikan dan lainlain. Lain daripada itu diusahakan pertukaran penerangan tentang kehidupan rakjat negeri masingmasing, pertukaran penerbitan mengenai ilmu pengetahuan, kebudajaan, kesenian dan madjalah berkala. Per kundjungan rombongan kebudajaan dan kesenian diusahakan, begitu pula perkundjungan perseorangan dan penjelenggaraan pameran2.
Kerdjasama dalam siaran radio dan dalam cinematography dimadju kan. Kemungkinan untuk para atlit masingmasing negara untuk ber temu diadakan. Beberapa persetudjuan memberi djaminan haktjipta kepada pengarang negeri masingmasing. Dalam beberapa persetudju an diutamakan peladjaran bahasa negeri masingmasing dan pertu karan hasilhasil penjelidikan ilmiah.
Dengan negaranegara jang termasuk Rentjana Kolombo, seperti Inggris, India, Sailan, Pakistan, Birma, Canada, Australia, Zelandia Baru, Djepang, Thailand, Pilipina dan lainlain telah diadakan perse tudjuan ekonomi, dimana termasuk djuga kemungkinan pertukaran guru dan peladjar guna pembangunan dilapangan ekonomi dan sosial. Karena persetudjuan dengan International Cooperation Administra tion dari Amerika Serikat, terbuka djuga kemungkinan setjara luas untuk mengirimkan peladjar2 Indonesia ke Amerika Serikat untuk
mendapat pendidikan ilmiah dan untuk mendapatkan guru dan ahli tehnik dari Amerika Serikat.
Persetudjuanpersetudjuan kerdjasama dilapangan kebudajaan dengan luarnegeri tjukup memberi kemungkinan dan kesempatan ke pada rakjat Indonesia untuk mendapat faedah jang sebaikbaiknja dari kerdjasama itu dilapangan kebudajaan. Dalam persetudjuan ker djasama dilapangan kebudajaan sematjam itu dengan sedjumlah negara2, kemungkinan jang dapat merugikan perkembangan kebu
dajaan Indonesia tidak tampak pada pasal2 persetudjuan tsb. tetapi
dalam pelaksanaan persetudjuan itu, rakjat kita harus waspada, sehingga kebudajaan Indonesia tidak dirugikan.
§ 867. Usaha dibidang tourisme dalam sangkutpautnja dengan kebudajaan dan kesenian
a. Usahausaha dibidang tourisme mempunjai segisegi kulturil ekonomis.
Tourisme dapat memadjukan saling pengertian dalam hubungan antarbangsa, sebab saling pengertian dan penghargaan diantara bangsabangsa dapat dimadjukan dengan mengenai dari dekat kebu dajaan bangsa lain, keseniannja dan tjara hidupnja.
Biasanja pariwisata2 asing dengan sepintas lalu lebih mengenal
Seni Nasional jang menjimpan karyakarya utama bangsa dari zaman kezaman dibidang kesenian (seni lukis, seni pahat dan sebagainja) mendapat kundjungan jang ramai dari para pariwisata luar negeri.
Dinegeri kita museum sedjarah dan Wisma Seni Nasional masih harus didirikan dan termasuk dalam pola pembangunan semesta be rentjana.
Tourisme dinegeri kita masih merupakan bidang jang belum mungkin diusahakan dengan sepenuhnja dan sebaikbaiknja untuk memenuhi fungsi kulturilekonomisnja. Masalah keamanan masih me rupakan faktor penghambat jang besar, jang tidak atau belum me mungkinkan mengeksploitir objekobjek tourisme jang tersebar letak nja diseluruh tanah air kita. Umpamanja sadja daerahdaerah Minangkabau dan Danau Toba di Sumatera belum dapat dibuka untuk tourisme, padahal daerahdaerah tersebut merupakan pusat pusat kebudajaan dengan tjorak rumahrumahnja jang menarik, lagi pula merupakan daerahdaerah jang banjak keindahan alamnja.
Dalam tingkat sekarang, menurut keterangan dari pihak Déwan Tourisme, tourisme telah menghasilkan 40.000.000 rupiah devisen untuk negara, jaitu untuk pembajaran GIA dan hotel sadja. Buat ta hun 1967 ditaksir pendapatan negara dari tourisme bersih sedjumlah $ 25.000.000.
b. Usahausaha untuk memadjukan tourisme luarnegeri dan an tardaerah :
1. Mengusahakan agar Indonesia mendjadi tempat matjammatjam konperensi internasional.
2. Memberikan fasilitas sebanjakbanjaknja kepada kaum pariwisa ta luarnegeri (termasuk mempermudah mendapatkan visa masuk Indonesia dan prosedur pemeriksaan jang sopan dan ramah oleh Djawatan Pabean dan Imigrasi kita).
3. Mempergiat pulihnja keadaan keamanan negara.
4. Memberi pelajanan sebaikbaiknja kepada kaum pariwisata umumnja, chususnja kaum pariwisata luarnegeri sesuai dengan sifat ramahtamah bangsa Indonesia dan sifat hormat kepada tamu.
5. Didekat projekprojek tourisme didirikan tokotoko keradjinan tangan jang menundjukkan hasil karya dari penduduk disekitar nja.
6. Dengan kedatangan kaum pariwisata luarnegeri ketanah air kita harus didjaga djangan sampai mereka membawa akibat jang buruk kepada kebudajaan nasional kita atau merusak nilainilai kesenian rakjat kita.
7. Tourisme harus ditempatkan dibawah penilikan satu Departemen atau Bagian Departemen. Djuga penerangan mengenai tourisme harus dipusatkan pada satu Departemen atau satu Instansi Pe merintah.
9. Disamping usaha tourisme jang ditudjukan kepada bangsa asing, perlu diperkembangkan tourisme antardaerah dalam hubungan rekreasi bagi rakjat (darmawisata).
10. Dalam rangka darmawisata, Kementerian P.P. dan K. mengusa hakan dalam waktu liburan akan adanja. saling kundjungan mu
ridmurid sekolah antar daerah untuk mempererat perasaan ke satuan bangsa.
11. Membuka objekobjek tourisme dalam negeri jang bersifat rekre atif.
12. Perwakilanperwakilan diplomatik kita diluar negeri lebih aktif, berusaha memberi penerangan tentang Indonesia, bukan sadja jang mengenai masalahmasalah politik dan ekonomi, tetapi dju ga jang mengenai kebudajaan bangsa. Dalam memberi penera ngan ini harus dipikirkan dan dikemukakan dengan baik aspek aspek tourisme di Indonesia, sehingga menggugah hasrat orang untuk berkundjung ke Indonesia.
13. Dalam mendirikan bangunanbangunan untuk tourisme hendak lah diutamakan arsitektur jang menundjukkan tjorak jang chas dari daerah masingmasing.
§ 868. Mengembangkan dan memelihara bahasa Indonesia dan daerah
Jang sudah ada sekarang ialah Lembaga Bahasa dan Kesusaste raan jang dibentuk oleh Kementerian P.P. dan K.
Lembaga ini harus meliputi : Urusan Tatabahasa. Urusan pengistilahan. Urusan kesusasteraan. Urusan penterdjemahan.
Urusan perkamusan (ensiklopedi dan kamuskamus). Urusan penerbitan.
Tugas lembaga ini seperti jang diuraikan dahulu hendaklah pula ditambah dengan : penterdjemahan dan penulisan bukubuku penge tahuan untuk peladjaran di Universitasuniversitas. Dalam usaha ini diadakan kerdjasama dengan usahausaha penerbitan Swasta, sedang kepada penerbitanpenerbitan chusus bukubuku peladjaran diberikan subsidi.
Di Universitas Indonesia Fakultas Sastera djuga ada Lembaga Bahasa dan Budaja jang menundjukkan aktivitetnja dalam komisi komisi istilahnja, jang hasilnja sebagian telah dibukukan dan meru pakan buku tebal jang berfaedah sekali bagi mahasiswa dan maha guru.
Lembaga jang telah ada hasilnja itu dibubarkan dan diganti de ngan Lembaga baru jang besar tanggungdjawabnja dan luas sekali lapangannja.
§ 869. Lembaga Perundangundangan Nasional
Kalau Lembaga ini dapat melaksanakan programnja setjara jang diharapkan dan setjara jang efektif, kepada Lembaga ini dapat di
serahkan untuk mengIndonesiakan segala kitabkitab hukum jang masih diterbitkan dalam bahasa Belanda seperti Burgerlijke Wetboek, bahkan menurut isi rantjangan kerdjanja itu telah mendjadi kerdja routinenja.
Situasi jang aneh sekarang ini timbul pada umumnja dalam ke adaan Universitas, dimana mahasiswa tidak lagi tahu berbahasa Be landa, karena tidak boleh lagi diadjarkan, tetapi masih banjak djuga memakai bukubuku studi berbahasa Belanda, istimewa hal ini me ngenai studi ilmu hukum dan politik. Dan hal ini tidak mengheran kan karena kita berada dalam zaman peralihan. Tetapi sesudah mer deka 15 tahun keadaan seperti itu tidak dapat dibiarkan terusmene rus berlarutlarut.
Oleh sebab itu harus dibuat rantjangan untuk memberikan prio ritet kepada penterdjemahan buku undangundang Belanda dan bu kubuku lainnja untuk dipergunakan disegala universitas jang ada.
Tugas lembaga perundangundangan nasional dapat diperintji seperti berikut :
a. Menterdjemahkan dan mengIndonesiakan undangundang Be landa jang berlaku.
b. MengIndonesiakan bukubuku hukum seperti buku hukum pi dana dan lainlain.
c. Menterdjemahkan dan membina bukuhukum perdata untuk rakjat Indonesia.
d. Membina Undangundang Pewarganegaraan Republik Indonesia. e. Pada umumnja membina undangundang nasional diseluruh la
pangan, termasuk lapangan kebudajaan.
Untuk ini haruslah Lembaga Hukum jang telah ada diperluas dengan diberi tugas teristimewa.
§ 870. Perundangundangan dalam bidang kebudajaan
Maksud daripada perundangundangan dalam bidang Kebuda jaan adalah :
a. Untuk memupuk dan menjuburkan kebudajaan jang asli jang terdapat dalam wilajah Indonesia.
b. Memberikan kesempatan jang seluasluasnja untuk perkembang an kebudajaan nasional,
c. Menolak, meniadakan unsurunsur kebudajaan dari luar jang merusak kepribadian Indonesia.
d. Menerima unsurunsur kebudajaan dari luar jang membantu perkembangan kebudajaan nasional.
Gambaran jang mendjadi tudjuan dalam bidang perundang undangan jang mengenai kebudajaan, ialah :
sia Indonesia mendjadi manusia sosialis Indonesia, djangan hanja intelek tanpa watak, tanpa susila, tanpa rasa sosial dan tanpa idealisme.
2. Harus diadakan undangundang baru untuk melindungi haktjipta dalam lapangan ilmiah, kesenian dan sebagainja.,
3. Harus diadakan larangan mengekspor barangbarang pusaka na sional, ketjuali dalam rangka pertukaran untuk keperluan ilmiah dan musea dengan luar negeri.
4. Dalam Undangundang Perguruan Tinggi perlu ditjantumkan keharusan adanja studium generale jang berisi unsurunsur pe ngadjaran tentang situasi kebudajaan nasional, Pantjasila, de mokrasi terpimpin, sosialisme Indonesia dan Manifesto Politik R.I.
5. Dalam Undangundang Naturalisasi harus ditjantumkan kewa djiban orangorang jang mendjadi warganegara Indonesia untuk mengetahui bahasa Indonesia sekedarnja, Pantjasila dan demo krasi terpimpin.
6. Mengadakan undangundang atau peraturan atau saran supaja ditiap ibu kota propinsi diadakan istanaistana kebudajaan atau tempattempat pusat kebudajaan.
7. Mengadakan undangundang baru jang lebih sempurna dari jang diadakan oleh Belanda dulu untuk melindungi tjagartjagar alam, bangunanbangunan atau daerahdaerah dimana terdapat peninggalan2 sedjarah.
8. Mengadakan undangundang melarang penerbitan tjabul dan me larang impor bukubuku, film dan madjalah tjabul dan jang me ngandung unsur2 jang merugikan usaha perkembangan kebuda
jaan nasional.
9. Mengadakan undangundang baru untuk mengganti dan menjem purnakan monumentenordonansi jang berasal dari zaman kolonial.
10. Mengadakan undangundang pers. § 871. Hadiah Nasional untuk kesenian
Perlu menetapkan hadiah untuk tjabangtjabang kesenian jang berikut :
1. Arsitektur.
2. Kesusasteraan, terdiri atas:
a. d r a m a, b. p r o s a, c. p u i s i 3. F i l m.
Dasar umum untuk pemberian sesuatu hadiah nasional ialah nilai kesenian jang diakui sebagai sumbangan jang berharga bagi kedjajaan kebudajaan nasional.
Penilaiannja dilakukan oleh suatu Dewan Hadiah Nasional un tuk Kesenian jang diketuai oleh Menteri Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan, dan beranggotakan tokohtokoh kebudajaan dan kese nian dari kalangan masjarakat, terdiri dari sardjana, pendidik dan seniman.
Diantara anggota2 diangkat seorang Sekertaris Dewan. Kepu
tusan pemberian sesuatu hadiah diambil dengan suara bulat oleh Déwan.
Anggotaanggota Déwan jang berhak mengusulkan pemberian sesuatu hadiah disertai alasanalasan tertulis, jang harus dipertahan kan didalam Déwan. Pemberian sesuatu hadiah disertai pendjelasan kepada masjarakat pada waktu penjerahannja.
Keputusan pemberian hadiah dapat diambil pada setiap waktu kalau sudah memenuhi sjarat, sedang penjerahan hadiahnja dilaku kan pada tiap 17 Agustus diistana Negara oleh Présiden dalam suatu upatjara. Bentuk hadiah ditentukan oleh Dewan Hadiah Nasional untuk Kesenian. Hadiah dapat diberikan baik untuk hasil kerdja per seorangan maupun untuk hasil kerdja kolektif.
Buat tjabangtjabang kesenian jang tidak disebut diatas dapat djuga diberikan hadiah atas persetudjuan bulat dari Déwan. Hadiah nasional serupa itu diberikan djuga untuk hasilhasil keilmuan dan sport.
§ 872. Pembuatan film dalam negeri
Pembuatan film dalam negeri perlu dipergiat, baik jang menge nai fiction, maupun film dokumenter jang mengenai segisegi kebu dajaan seperti kesenian, tjarahidup rakjat, ilmu pengetahuan tjagar tjagar alam dan lainlain. Perlu pula diperhatikan pembuatan film anakanak. Bila film sematjam ini belum mentjukupi, impor film anakanak harus diusahakan. Pembuatan film itu menjangkutpaut usaha Pemerintah dan usaha Swasta, ada hubungannja pula dengan pembiajaan oleh badanbadan luarngeri dimana pembuatan film itu merupakan produksi bersama. Suatu badan luarnegeri dapat pula memperoleh konsesi untuk membuat film. Berhubung dengan segi segi jang berbelitbelit itu maka pembuatan film dalam negeri itu perlu sekali dipeladjari setjara chusus, sehingga dapat diadakan lang kahlangkah jang tepat untuk menggiatkan produksinja.
Penggiatan produksi itu adalah sekarang sangat urgen, karena guna perkembangan kebudajaan nasional tidak mungkin terlalu lama kita menggantungkan diri kepada film impor sadja. Begitu pula guna hiburan rakjat jang sangat luas itu, industri film dalam negeri mem punjai hari depan jang gemilang. Akan tetapi ini merupakan suatu soal jang harus dipetjahkan setjara saksama.
§ 873. Pembuatan Rekaman musik Indonesia
Merupakan pula usaha jang harus digiatkan setjara luas. Pembuatan rekaman itu harus ditudjukan untuk memenuhi keperluan rakjat akan hiburan, djuga untuk pendjualan keluarnegeri sebagai barang dagangan. Untuk ini perlu sekali diadakan usaha untuk mempopulerkan musik Indonesia diluarnegeri dan ini dapat diusahakan melalui kedutaankedutaan R.I. dan misimisi kebudajaan keluarnegeri. Pembuatan rekaman musik Indonesia dapat dilaksanakan oleh Pemerintah, swasta dan badan badan luarnegeri jang dapat memikul biajanja sebagian. Djika dalam hal perdjandjian atau persetudjuan kebudajaan dengan luarnegeri tertjantum pertukaran njanjian dan musik masingmasing, usaha ekspor rekaman musik Indonesia mendapat kesempatan jang baik pula.