• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jilid-01-Depernas 24-Bab-05

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jilid-01-Depernas 24-Bab-05"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

§ 73. BAB 5. Sedjarah Pembangunan

Pada waktu bangsa Indonesia akan xnemulai pelaksanaan

Ren-tjana I Pembangunan Nasional Semesta BerenRen-tjana, maka perlu kita

menoleh kebelakang dan membuat perhitungan apakah jang sudah

dibangun oleh Bangsa Indonesia, sedjak ia memproklamasikan

ke-merdekaannja, jaitu selama hampir 15 tahun.

Dalam mengukur waktu, lebih tepat untuk memakai ukuran

waktu 10 tahun, jaitu dari tahun 1950-1960, karena waktu 1945 –

1950 tidaklah mungkin diperhitungkan sebagai waktu pembangunan,

karena masa itu adalah masa pergolakan bersedjarah jang se-hebat

2

-nja.

Semua potensi pada waktu itu ditudjukan untuk melawan

pen-djadjahan Belanda. Pada masa itu kita lebih banjak merusak dari

pada membangun.

Apakah jang kita bangun dalam djangka 10 tahun tersebut ?

Sebelum mendjawab pertanjaan ini perlu diketahui, bahwa pada

tahun 1950 kerusakan amat besar didalam negara kita, sebagai

akibat perang dunia ke II dan revolusi. Sebaliknja semangat

mem-bangun masjarakat sangat besar sesudah menikmati

kemerdeka-annja. Tetapi walaupun demikian, bukti2 pembangunan selama 10

tahun jang lampau tidaklah sangat banjak, ketjuali dalam satu dua

lapangan. Bukti pembangunan itu diberbagai lapangan adalah

se-bagai berikut :

(2)

1.

PRODUKSI BERAS DI INDONESIA

Tahun

Produksi

dalam

(1950

Indeks

Naik (+) atau turun (-)

100)

dari tahun ke tahun

1.000 kg.

1.000 kg.

1950

5.785.289

100

-

-1951

5.984.270

103,4

+ 198.981

+ 3,4

1952

6.386.244

110,4

+ 401.974

+ 6,7

1953

7.031.805

121,5

+ 645.561

+ 10,1

1954

7.530.392

130,2

+ 498.587 _

+ 7,1

1955

7.216.184

124,7

- 314.280

- 4,2

1956

7.309.405

126,3

+ 93.221

+ 1,3

1957

7.338.455

126,8

+ 29.050

+ 0,4

1958

7.672.185

132,6

+ 333.730

+ 4,5

1959

1)

7.949.963

137,4

+ 277.778

+ 3,6

1) = Angka2 sementara

Sumber : Biro Pusat Statistik.

2.

PRODUKSI KARET ALAM DI INDONESIA

(x 1000 kg)

,

Tahun

Karet

perkebunan

Karet

rakjat

D umlah

(1951 ~ 100)

Indeks

1951

226.383

595.187

819.570

100,

1952

299.387

497.403

796.790

97,2

1953

309.185

418.899

728.084

88,8

1954

288.188

517.444

805.632

98,3

1955

266.588

506.797.

773.385

94,4

1956

265.994

455.943

721.937

88,1

1957

258.494

479.384

737.878

90,0

1958

244.708

450.584

695.292

84,8

1959

1)

225.736

478.884

704.620

86,0

1) =

Angka2 sementara.

Tjatatan : Produksi karet rakjat disusun untuk keperluan Panitya.

Rubber Study Group Indonesia.

Sumber : Biro Pusat Statistik.

(3)

3. PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA

(x 1000 kg.)

Tahun

Tembakau

perkebunan

Tembakau

rakjat

Djumlah

Indeks

(1951 = 100)

1951

7.932

47.670

55.602

100,

1952

7.882

64.526

72.408

130,2

1953

10.391

45.980

56.371

101,4

1954

7.453

59.691

67.144

120,8

1955

7.005

42.336

49.341

88,7

1956

6.972

53.896

60.868

109.5

1957

8.504

68.453

76.957

138,4

1958

5.736

61.170

1)

66.906

120,3

1.959

7.500

2)

70.837

2)

78.337

2)

149,9

1) = Angka

2

sementara

2) = Taksiran

Sumber : Biro Pusat Statistik.

4. PRODUKSI KOPRA DI INDONESIA

Tahun

Kopra

perkebunan

Kopra

rakjat

Djumlah

Indeks

(1951

=

100)

1951

16.608

722.813

739.421

100,

1952

15.218

1.119.312

1.134.528

153,4

1953

18.062

948.105

966.167

1.30,7.

1954

19.169

1,.201.757

1.220.926

165,1

1955

16.245

1.039.106

1.055.351

142,7

1.956

20.090

997.736

1.017.826

137,7

1957

19.815

1.092.779

1.112.594

150,5

1958

7.198

1.048.696 1)

1.100.894

2)

142,8

1959

15.000

2

)

1.085.887 2)

1.100.887

2)

148,9

1) = Angka2 sementara

2) = Ta ksi ran

Sumber : Biro Pusat Statistik.

(4)

5. PRODUKSI MINJAK TANAH MENTAH, GAS TANAH

DAN BATUBARA

Tahun Minjak tanahmentah

Gastanah

x 1000 kg. 1950=100 x 1000 kg. 1950 =.100

Batu bara

x 1000 kg. 1950 = 100

1950

6.816.210

100

1.020.801

100

804.435

100

1951

8.092.717

119

1013.497

99

867.716

108

1952

8.523.395

125

1.379.186

135

968.939

120

1953

10.225.321

150

1.762.707

173

897.331

112

1954

10.775.223

158

2.041.418

200

899.864

112

1955

11.730.342

172

2.461.892

241

813.667

101

1956

12.730.160

187

2.638.570

258

828.239

103

1957

15.468.437

227

2.798.480

274

717.287

89

1958

1)

16.109.614

236

2.693,218

264

603.432

75

1959

1)

18.218.270

267

2.877 344

282

637.621

79

1) Angka

2

sementara

Sumber : Biro Pusat Statistik

Djawatan Pertambangan.

(5)

Djumlah

Indonesia

Diantara mana

Tahun

Negeriz lain

x 1000 kg. 1950= 100 x 1000 kg. 1953=100 x 1000 kg. 1953=100

1) Angka

2

sementara.

Sumber : Biro Pusat Statistik.

Djawatan Pertambangan.

95

1950

1951

1952

1953

1954

1955

1956

1957

1958

1)

1959

1)

7.521.693

8.649.968

9.690.833

10.341.510

10.572.271

11.046.143

1.1.025.411

11.715.624

10.947.250

11.963.769

100 ... ...

115 ... ...

129 ... ...

(6)

7. HASIL

2 PENGOLAIIAN MINJAK TANAH MENTAH

Tahun

Bensin

Bensin

penerbangan

Kerosin 2)

Minjak

Berat3)

1950

1.999.036

100

155.923

100

879.176

100

4.045.550

100

44.447

100

1951

2.173.870

100

231.908

149

1.031.410

117

4.698.166

116

92.053

207

1952

2 224.753

375.244

241

1.141.353

130

5.249.689

130

101.354

228

1953

2.215.458

111

384.547

247

1.256.174

143

5.699.936

141

111.784

252

1954

2.167.653

108

297.951

191

1.442.622

164

5.841.334

144

118.847

267

1955

2.280.800

114

291.238

187

1.638.188

186

6.000.765

148

121.946

274

1956

2.168.529

108

271.883

174

1.654.990

188

6.072.223

150

105.568

278

1957

2.142.725

107

280.088

187

1.668.442

190

6.727.084

166

92.897

209

1958*)

2.115.931

106

215.244

138

1.575.969

179

6.145.969

152

90.086

203

1959*)

2.229.814

112

170.258

109

1.640.222

187

6.834.945

169

101.805

229

*) Angka

2

Sementara

2) 

Termasuk turpene.

3)

Residu, solar dan diesel.

8. HASIL

2 PENGOLAHAN MINJAK TANAH MENTAH (LANDJUTAN)

Tahun

Aspal dan

cutback

Hasil

2

lain

Djumlah

Susut

x 1000 kg. 1950.

x 1000

kg. 1950.

x 1000 kg. 1950

x 1000 kg. 1950

100

100

100

100

1950

27.663

100

221.930

100

7.373.725

100

147.968

100

1951

27.407

99

244.915

110

8.499.789

115

150.179

101

1952

29.275

106

445.161

201

9 566.829

130

124.004

84

1953

30.133

109

491.978

222

10.190.010

138

151500

102

1.954

34.411

124

508.844

229

10.411.662

141

160.609

109

1955

34.109

123

512.662

231

10.879.808

148

166.335

112

1956

35.404

128

534.712

241

10.847.299

147

182.102

123

1957

41.466

150

603.398

272

11.536.100

157

178.524

121

1958

1)

29.839

108

636.369

287

10 809.407

147

137.843

93

1959

1)

29.358

106

800.599

361

11.807.001

160 -

156.768

106

(7)

9. KAPASITET PERUSAHAAN LISTRIK UMUM

(dalam kilowatt)

Tahun

Hydro

Thermo

Djumlah

indeks

1952 =100

1952

101.160

83.443

184.603

100

X953

106.832

98.361

205.193

111,1

954

102.887

111.854

214.741

116,3

1955

133.274

108.871

242.145

131,2

1956

126.030

129.920

255.950

138,6

1957

130.699

135.488

266.187

144,2

1958

131.532

134.222

265.754

144

Sumber : Biro Pusat Statistik.

10. LISTRIK JANG DIBANGKITKAN OLEH PERUSAHAAN LISTRIK

UMUM

(dalam 1000 Kwh).

Tahun

Listrik jang

dibangkitkan

Indeks,

1952 = 100

1952

692.904

100

1953

718.513

103,7

1954

795.672

114,8

1955

863.433

124,6

1956

894.427

129,1

1957

983.349

141,9

1958

1.021.757

147,5

Sumber : Biro Pusat Statistik.

11. PEMBAGIAN PEMAKAIAN LISTRIK.

(dalam 1000 Kwh).

Tahun

Djumlah 1956 = 100Indeks

1956

894.427

65.797

129.539

1.089.763

100

1957

983.439

94.138

135.145

1.212.632

113,3

Sumber : Biro Pusat Statistik.

(8)

12. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR MAKANAN DAN

MINUMAN

Buruh

Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah RataPerusahaan 1954­ 100.2 tiap Indeks

1954 328 27.083 83 100

1955 389 29.800 77 92,7

1956 449 29.198 65 78,3

1957 592 34.791 59 71,0

1958 719 ... ...    ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

13. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR TEMBAKAU

Buruh

Tahun Djumlah

Djumlah Rata2 tiap Indeks

Perusahaan Perusahaan 1954 = 100.

1954 254 54.674  215 100

1955 247 70.084 284 132,1

1956 337 80.952 240 111,6

1957 361 85.972 238 110,7

1958 407 ... ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik

14. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR TEKSTIL DAN

PAKAIAN

Tahun PerusahaanDjumlah

Buruh

Djumlah RataPerusahaan 1954 = 100.2 tiap Indeks

1954 415 64.252 155 100

1955 406 61.179 151 97,4

1956 444 64.544 150 96,8

1957 444 65.339 147 94,8

1958 427 ... ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik

(9)

15. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR KAJU DAN MEBEL

Tahun PerusahaanDjumlah

Buruh

Djumlah RataPerusahaan2 tiap 1954 = 100.Indeks

1954 67 7.840 117 100

1955 216 12.719 59 50,4

1956 257 13.736 53 45,3

1957 241 11.991 50 42,7

1958 245 ... ... ...

Sumber :

16.

Biro Pusat Statistik.

PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR KERTAS DAN

PERTJETAKAN

Buruh

Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah Rata

2 tiap

Perusahaan 1954 = 100.Indeks

1954 206 21.539 105 100

1955 325 25.276 78 74,3

1956 328 25.220 77 73,3

1957 294 24.618 84 80,0

1958 330 ... ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

17. PERUSAHAAN INDUSTRI ­BESAR KARET DAN KIMIA

Tahun PerusahaanDjumlah

Buruh

Djumlah Rata

2 tiap

Penisahaan 1954 = 100.Indeks

1954 223 33.576 151 100

1955 291 38.566 133 88,1

1956 344 42.577 124 82,1

1957 389 45.686 117 77,5

1958 399 ... ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

(10)

18. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR TANAH LIAT,

GELAS DSB.

Buruh

Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah Rata

2 tiap

Perusahaan 1954 = 100.Indeks

1954 68 11.355 167 100

1955 94 12.474 133 79,6

1956 106 12.277 116 69,5

1957 112 12.986 116 69,5

1958 122 ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

19. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR BARANG2 LOGAM

Tahun PerusahaanDjumlah

Buruh

Djumlah Rata

2 tiap

Perusahaan 1954= 100.Indeks

1954 62 7.760 125 100

1955 81 9.267 114 91,2

1956 135 10.522 78 62,4

1957 147 11.757 80 64,0

1958 152 ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

20. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR MESIN DAN 

MESIN LISTRIK

Tahun PerusahaanDjumlah

B u r u h

Djumlah Rata

2 tiap

Perusahaan 1954 = 100.Indeks

1954  46 6.961 151 100

1955 57 8.214 144 95,4

1956 118 9 681 82 54,3

1957 125 10.053 80 53,0

1958 131 ... ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

(11)

21. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR ALAT2 

PENGANGKUTAN

Tahun PerusahaanDjumlah

Buruh

Djumlah Rata

2 tiap

Perusahaan 1954 = 100.Indeks

1954 64 19.829 310 100

1955 128 17.972 140 45,2

1956 140 17.538 125 40,3

1957 136 16.995 125 40,3

1958 165 ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

22. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR LAINNJA

Buruh

Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah Rata

2 tiap

Perusahaan 1954 100.Indeks

1954 87 8.417 97 100

1955 218 16.732 77 79,4

1956 241 17.697 93 75,3

1957 253 18.525 73 75,3

1958 267 ... ...

Sumber : Biro Pusat Statistik.

23. DJUMLAH PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR

Perusahaan B u r u h

Tahun Djumlah Indeks Indeks

1954 = 100 Djumlah 1954 = 100 Rata

2 tiap

perusahaan

Indeks. 1954 = 100

1954 1.820 329,7 263.286 283,6 145 100

1955 2.453 444,4 302.294 325,7 123 84,8

1956 2.884 522,5 323.942 349 112 77,2

1957 3.094 560,5 338.711 364,9 109 75,1

(12)

Sumber : Biro Pusat Statistik.

(13)

24. DJUMLAH TRUCK, TERMASUK PICK-UP

Tahun Sanjaknja 1951 = 100

1951 21.649 100

1952 27.085 125

1953 27.767 128

1954 41.751 193

1955 43.128 199

1956 44.901 207

1957 51.410 238

1958 44.843 207

Sumber : Djawatan Lalulintas Darat dan sungai (Departemen Perhubungan).

25. DJUMLAH LOKOMOTIP DAN KERETA

Lokomotip Kereta2 Kereta2 barang

Tahun

Djum. 1951=100 Djum. 1951=100 Djum. 1951=100

1951 940 100 2.627 100 22.083 100

1952 1.004 107 2.741 104 23.560 107

1953 1.045 111 2.813 107 23.282 105

1954 1.063 113,1 3.024 115,1 23.925 108

1955 ' 1.065 113,3 3.041 115,8 23.127 105

1956 1.066 113,4 3.033 115,5 23.169 105

1957 1.093 116 3.085 117 23.386 106

1958 1.125 120 3.136 119 22.988 104

Sumber : D.K.A. dan D.S.M.

(14)
(15)

Tahun Convair Dakota DC ­ 3 Heron Catalina Djumlah 1951 ­ 100

1952 8 22 6 36 100

1953 8 22 6 36 100

1954 1 6 22 14 6 58 161

1955 16 ­ 14 14 ­ 44 122

1956 16 6 1 4 36 100

1957 16 20 ­ 36 100

1958 19 20 ­ 39 108

Sumber : Garuda Indonesian Airways.

27. PELAJARAN INTERINSULAR (ANTAR PULAU) OLEH K.P.M. DAN P E L N I

Pelni 1) KPM 2) Djumlah

Ta

h

u

n

Kapal GWT Banjaknja GWT

kapal

Banjaknja kapal G.W.T.

1951-100. kapal G.W.T.

1951 ... ... 116 185.945 116 185.945 100 100

1952 21 20.450 111 178.460 132 198.910 114 107

1953 45 36.750 98 170.065 143 206.815 123 111

1954 51 51.100 100 184.881 151 235.981 130 127

1955 44 36.400 98 187.306 142 223.706 122 120

1956 46 46.300 96 190.547 142 236.847 122 127

1957 50 58.020 ... ... 50 58.020 43

1958 57 87.007 ... ... 57 87.007 49

Sumber : Departemen Pelajaran. 

Tjatatan : G WT  =  Gr os s  we ight ton

(1) Sedjak tahun 1954 termasuk kapal jang dicharter.

(2) Termasuk kapal jang dicharter

(16)

Angka2  index  harga   19   bahan   makanan   di   Djakarta   menaik

dari 100 (1954) hingga hampir 400 (Desember 1.960).

Dalam Sektor produksi berdasarkan index (100) untuk 1950 terlihat kemunduran sebagai berikut:

1. Kemunduran dalam volume produksi, karet dan batubara

Produksi 1950 1957/1958

a. Karet 100 86

b. Batubara 100 79

2. Kemunduran dalam djumlah pernsahaan industri besar

1950 1957/1958

100 75,1

3, Kemunduran dalam djumlah buruh industri besar

Buruh industri besar : 1950 1957/1958

a. Makanan dan Minuman 100 71

b. Tekstil dan pakaian 100 94,8

c. Kaju dan mebel 100 42,7

d. Kertas dan pertjetakan 100 80

e. Karet dan kimia 100 77,5

f. Tanah liat, gelas, dsb. 100 69,5

g. Barang2 logam 100 64

h. Mesin/ listerik 100 53

i. Alat2 pengangkutan 100 40,3

j. Lain2nja 100 75,3

(17)

Sebaliknja   harus   diakui,   bahwa   didalam   Negara   kita   ada   pula

hasil2 jang njata ditjapai, seperti terlihat dibawah ini :

Lapangan Th. 1950 Th. 1960

a. Lapangan pendidikan :

Murid :: 139.213951 414.7802.113

(3) Akademi

Mahasiswa :: 1.16447 7.636134

(4) Perguruan Tinggi Fakultas

Mahasiswa :: 43517 32.61446

(5) Pemberantasan buta  huruf (antara umur  

13 th. – 45 th.) : + 90% 45%

b. Lapangan Kesehatan (1) Rumah Sakit

Tempat Tidur :: 63.080664 70.624768

(2) Poliklinik : 3.020 4.326

(3) T.B.C.

Jang diperiksa

Jang disuntik :: 22,2 djuta orang6,5 djuta orang

(18)

Lapangan th. 1950 th. 1960

(6) Sekolah Analis        0 5

Tamatan        346 orang

(7) Sekolah Mantri       

Djuru Rawat        40 98

Tamatan        8.646

(8) Sekolah Perawat        3 25

Tamatan 1.751

(9) Sekolah Bidan 7 40

Tamatan 2.028

c. Lapangan Sosial.

250 70.000

(1) Bimbingan Kader Sosial untuk Desa

(2) Lembaga Sosial Desa 0 13.847

(3) Tempat Pembudajaan

Suku terasing 0 15

(4) Panti2 Asuhan 157 138

(5) Panti Karya 54 145

(6) Rehabilitasi Tjatjat 1 11

(7) Panti Pengasuhan Wanita

4

24 (8) Pilot Projek Rehabili

tasi orang gelandangan : 0 6

(9) Tempat Rehabilitasi

Wanita sesat 0 16

(10) Gedung2 Panti asuhan didirikan oleh Dana

Bantuan 4 343

(19)

§  74.  Sebab   dan   kurangnja   pembangunan   didalam   decennia   Jang

kegiatan2nja dari tangan asing pada tangan kita sendiri.

Pada   waktu   jang   lampau   terdapat   kesempatan2   jang   baik   sekali:

sajang   tidak   dipergunakan   dengan   baik,   misalnja   diwaktu   harga2

ekspor barang kita tinggi.

Indonesia   memperoleh   banjak   devizen   luar   negeri,   tetapi   uang

tersebut tidak dipergunakan dengan se­baik2nja.

Dalam   perdjalanan   sedjarah   bukan   tidak   ada   semangat   mem­ bangun,  bukan tidak ada rentjana  pembangunan.  Rakjat  tetap ber­ semangat   membangun;   djawatan   memiliki   rentjana,   malahan   ka­ dang­kadang   sangat   ambitieus,   tetapi   factor2   penghambat   pemba­ ngunan demikian besar, hingga sukar diatasi.

a. Faktor politis

Pelaksanaan pembangunan seharusnja berlangsung atas stabili­ sasi   dibidang   politik,   sehingga   pelaksanaannja   itu   tidak   terbentur pada   seringkali   diadakannja   pergantian   program   Pemerintah   jang mungkin   sekali   berlainan   dengan   program   jang   semula,   bahkan mungkin  bertentangan dengan  jang  telah dilaksanakan.,Akan tetapi praktek   membuktikan   sebaliknja.   Dalam   kehidupan   politik   Negara kita   sedjak   Proklamasi   Kemerdekaan,   belum   pernah   ditjapai   stabi­ lisasi   jang   kuat   dan   kokoh   sehingga   hampir   setiap   tahun,   bahkan kadang2  kurang   dari   setahun   kabinet   sudah   berganti.   Perpetjahan

timbul   dikalangan   masjarakat   luas.   Opposisi   didjalankan   sebagai suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendjatuhkan lawan politik   dengan   tudjuan   menggantikannja.   Lebih   djauh   faktor   itu mengakibatkan   lemahnja   kedudukan   kita   diforum   politik   Interna­ sional.

Pada   waktu   ini,   semendjak   5   Djuli   1959,   ketika   bangsa   Indo­ nesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabilisasi dan keaman­ an  dalam   negeri  sudah sampai   ketaraf  jang  memungkinkan  pelak­ sanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik sedjak ta­ hun 1959 membuka pintu kearah itu.

b. Faktor psychologis

(20)

mempergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikan­kolonial sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional.

Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberi­ kan pengetahuan kepada seseorang tentang berbagai matjam ilmu, akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada

differensiasi, dimana tiap2 bidang ilmu­pengetahuan ada ahli2nja.

Tidak adanja literatur jang bernilai tinggi bagi para pemuda kita, pun   menentukan   berhasil   atau   tidaknja   pelaksanaan   dari   sesuatu

planning. Walaupun planning itu telah disusun dengan se­baik2nja,

se­rapih2nja, akan tetapi dengan organisasi dan administrasi jang

tidak teratur dan tepat, maka rentjana itu mungkin akan menemui kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karenanja faktor itu harus di­ djalankan   dengan   baik   disemua   instansi   dan/atau   lembaga   jang meneatur dan melakukan kebidjaksanaan politik, ekonomi dan so­

sial  bagi  masjarakat.   Birokrasi  jang   ber­lebih2an jang meradjalela

diinstansi   Pemerintah,   mengakibatkan   pekerdjaan   jang   seharusnja

dapat diselesaikan dalam waktu sehari, mendjadi ber­bulan2.

Mismanagement dan korupsi pun merupakan suatu kebobrokan atau faktor penghalang dalam suatu masjarakat jang disebabkan

kurangnja ahli2 terutama dalam bidang administrasi kenegaraan.

Penempatan tenaga­ahli pada Dewan Perantjang Nasional dan pe­ laksanaan perantjangan pembangunan harus dipertimbangkan dari sudut bakat, ketjakapan dan keahlian, jang dibutuhkan.

e. Penghidupan potensi Rakjjat

(21)

jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru difikirkan   pentjarian   tenaga,   benda   dari   luar   negeri.   Begitu   pula, untuk   menaikkan   potensi   Rakjat,   supaja   dapat   berhemat   tenaga dan berhemat­waktu dalam melaksanakan pembangunan, maka ha­

ruslah Dewan Perantjang Nasional menindjau se­dalam2nja dan me­

nundjukkan djalan setjara konkrit, bagaimana pada hari depan te­ naga Rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan Pembangunan jang harus berhasil baik itu.

f Faktor tjampur­tangan negara asing

Kalau   faktor2   jang   dikemukakan   diatas   tadi   merupakan   faktor2

jang   tumbuh   didalam   negeri,   maka   faktor2   lain   dari   luar   negeripun banjak   mempengaruhi   djalannja   pembangunan   dinegara   kita   jang masih muda ini. Satu diantara faktor2 jang datangnja dari luar ne­ geri,   ialah   faktor   tjampur­tangannja   negara2   asing   terhadap   per­ soalan dalam negeri kita.

Sesudahnja   selesai   perang   dunia   kedua,   maka   tmbullah  dua ,,matjam   stabilisasi"   didunia   ini,   jaitu   stabilisasi   kapitalisme  dan stabilisasi   sosialisme.   Ketenangan   jang   ditimbulkan   oleh   stabilisasi ini  hanja  untuk  sementara   sadja,  karena  kedua  belah  pihak  selalu bertentangan   antara   satu   sama   lain.   Kalau   stabilisasi   kapitalisme jang   ditjudjukan   untuk   kepentingan   finans­kapitalis   mengandung pertentangan   diantara   sesama   negara2   imperalisme   dan   diantara

negara2  imperialisme   dengan   rakjat2  djadjahan,   maka   stabilisasi

sosialisme mengandung konsolidasi, kedalam dan keluar.

Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini, maka negara2 im­ perialis   dengan   berbagai   matjam   djalan   telah   mengusahakan   mem ­

pengaruhi  negara2  setengah   djadjahan  dan  jang  baru mendapatkan

kemerdekaannja, terutama dengan menanamkan modal monopolinja dan   mengikatnja   dengan   pakta2  militer   jang   tidak   boleh   tidak   me­

ngandung   kerugian   besar   dipihak   negara   setengah   djadjahan   atau jang   baru   menerima   kemerdekaannja.   Timbullah   kekatjauan2   dibi­ dang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini membawakan kesempat­

an  bagi   negara2  imperialis   untuk   mengadakan   tjampur­tangan  jang

langsung   terhadap   persoalan   dalam   negeri   dari   negara2  tersebut.

Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pem­ bentukan   masjarakat   adil   dan   makmur,   jang   lepas   dari   pada   tin­ dasan imperialisme dan kolonialisme berupa apapun.

Demikianlah diantaranja faktor2  jang telah menimbulkan peng­

hambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.

Disamping faktor2 tersebut diatas sumber potensipun tidak da­ pat dibulatkan, karena tudjuan jang dapat diterima setjara bulat oleh masjarakat   tidak   ada.   Orientasi   golongan2   tidak   tertudju   kedalam, tetapi tertudju keluar atau tudjuan diumbang­ambingkan oleh pihak luar.   Tidak   sadja   terdapat   perbedaan   dalam   tudjuan,  tetapi   djuga dalam   tjara   mentjapai   tudjuan   terdapat   pula   paham   jang bertentangan.

Hal lain jang menghambat pembangunan selama ini ialah si ­ kap   pribadi   para   petugas   terhadap   pembangunan.   Inisiatip   mem­ bangun dari pihak lain begitu birocratis diladeni, sehingga terbuang

(22)

banjak   waktu   jang   sangat   berharga   jang   sering2   mematikan   ke­ mauan sehat  membangun  sikap petugas  jang  seharusnja mendjadi pendorong pembangunan mendjadi pembunuh pembangunan.

Kekuasaan   jang   ada   jang   dimaksud   sebagai   pendorong   pem­ bangunan   disalah   gunakan   mendjadi   pembunuh   semangat   pemba­ ngunan.   W,aktu   persiapan  sesuatu   projek   pembangunan   umumnja

sangat lama disebabkan sikap petugas2.

Selandjutnja perlu disinjalir pengaruh buruk politik,jang telah memasuki   semua   lapangan   hidup   bangsa   Indonesia,   djuga   dunia petugas.   Mereka   diumbang­ambingkan   oleh   berbagai   madjikan   : madjikan partai, madjikan Pemerintah dan madjikan diluar negeri. Tjara berpikir inilah sumber dari kelemahan petugas.

Disamping segala itu terdapat pula satu gedjala jang terletak dihampir   semua   lapangan   petugas.   Didalam   pimpinan   sangat   se­ dikit   tenaga   jang   berani   mengambil   keputusan,   jang   berani   ber­ tanggung djawab atas akibat suatu keputusan.

Dengan   keputusan   sadja,   pembangunan   belum   berdjalan.   Jang iliperlukan   lagi   ialah   kesanggupan   mentjiptakan   dan   mendorong aparatur jang mampu mendjalankan keputusan tersebut.

Disamping   itu   pihak   lain   jang   berkepentingan   dalam   pemba­ ngunan   sering   melupakan   kepentingan   negara,   kepentingan   nasio­ nal. Hal ini dikorbankan untuk kepentingan sendiri, malahan sering terdjadi, bahwa projek pembangunan dipakai sebagai kedok mentjari keuntungan ilegal untuk diri sendiri dengan merugikan negara. Fak­ tor moral diatas menjebabkan kemahalan pembangunan.

Hal ini lain lagi jang mempersulit pembangunan kita dizaman jang  lampau  ialah perentjanaan  jang  bersimpang   siur,  bahkan  se­ ring  berlawanan.  Keadaan  demikian  disebabkan  karena tidak ada­ nja koordinasi diantara jang bertanggung djawab. Tidak ada koor ­ dinasi horizontal dan vertikal.

Dengan   adanja   Biro   Perantjang   Negara   jang   mentjiptakan Rentjana lima tahun telah ada kemadjuan jang sangat besar.

Bangsa   Indonesia   telah   mendapat   didikan   berpikir  :  membangun setjara berentjana.

Rentjana   lima   tahun   tersebut   telah   mengumpulkan   beberapa rentjana keinginan jang penting dari berbagai pihak dinegara kita. Jang   sangat   disajangkan   ialah   bahwa   pelaksanaan   rentjana   ter­ sebut  tidak didjamin. Keuangan tidak disediakan, kewadjiban untuk melaksanakan tidak diadakan dan demikian djuga tidak ada sangsi terhadap   jang   alpa   melaksanakannja.   Kekurangan   lain   ialah   tidak adanja badan pengawas dan penilai.

Djika   kita   memperhatikan   pembangunan   dinegara   tetangga kita   jang   bersamaan   mentjapai   kemerdekaannja   dengan   kita   dan

tidak mempunjai sumber2  kekajaan sebanjak kita miliki, maka In­

(23)

bangunan.  Revolusi  hanja  ditindjau  sebagai  alat­menghantjurkan pendjadjahan   dan   tidak   diteruskan   menindjaunja   sebagai   alat   mem­ bangun bangsa dan negara.

Disinilah terletak  tantangan baru pembangunan  pada pemim­pin­ pemimpin bangsa Indonesia.

§  75.  Sedjarah kegagalan pembangunan di Indonesia sesudah penolehan

selajang pandang dapat disimpulkan sebagai berikut :

a.  Kita   tidak   mempunjai   tudjuan   pembangunan   jang   djelas   de­ ngan tjara   membangun   jang   ditentukan.   Masing2   mentafsirkan­nja

menurut faham sendiri2.

b.  Kita   tidak   tjukup   memiliki   modal,   skill   dan   industri   berat   dan dasar.

c.  Kita   kurang   memperhatikan   landasan   mental   dan   moral   untuk pembangunan.

d.   Kita   tidak   mempunjai   perentjanaan   jang   sempurna   dikoordi nasi serta   djaminan   dan   pengawasan   pelaksanaan   dan   penilaian  hasil pembangunan.

e.  Sepuluh   tahun   kerugian   harus   menginsjafkan   seluruh   bangsa Indonesia   untuk   berpikir   tjara   agar   sanggup   menempuh   djalan lain.

Referensi

Dokumen terkait

Tripola pembangunan sendiri djuga berisi unsur2 pimpinan jang dapat diipergunakan Perdjuangan Bangsa In- donesia untuk membentuk masjarakat Sosialis Indonesia dengan

asuransi sosial ini merupakan suatu lapangan jang boleh dikatakan agak

  Dengan   demikian   Wisma   Nasional   itu

Bahwa  iklim mempunjai  pengaruh pula  terhadap kepribadian

Terlebih-lebih dinegara kita, dimana funksi pembangunan itu ialah untuk melenjapkan penderitaan bangsa dalam waktu jang sesingkat- singkatnja, maka benar-benar

Nampak disini bahwa untuk dapat melakukan gerakan sematjam ini kita harus dapat mendjamin, bahwa kita menguasai  lautan  dan  udara  jang

Tiap pola pembangunan bagian pembiajaan harus mendjelaskan berapa djumlah jang akan dihemat atas biaja projek dalam mengikut-sertakan tenaga rakjat..

Umur jang pendek itu (125 hari) mempunjai arti ekonomi jang besar, karena membuka kemungkinan untuk menanam padi 2 X dalam 1 tahun dan palawidja (misalnja