§ 73. BAB 5. Sedjarah Pembangunan
Pada waktu bangsa Indonesia akan xnemulai pelaksanaan
Ren-tjana I Pembangunan Nasional Semesta BerenRen-tjana, maka perlu kita
menoleh kebelakang dan membuat perhitungan apakah jang sudah
dibangun oleh Bangsa Indonesia, sedjak ia memproklamasikan
ke-merdekaannja, jaitu selama hampir 15 tahun.
Dalam mengukur waktu, lebih tepat untuk memakai ukuran
waktu 10 tahun, jaitu dari tahun 1950-1960, karena waktu 1945 –
1950 tidaklah mungkin diperhitungkan sebagai waktu pembangunan,
karena masa itu adalah masa pergolakan bersedjarah jang se-hebat
2-nja.
Semua potensi pada waktu itu ditudjukan untuk melawan
pen-djadjahan Belanda. Pada masa itu kita lebih banjak merusak dari
pada membangun.
Apakah jang kita bangun dalam djangka 10 tahun tersebut ?
Sebelum mendjawab pertanjaan ini perlu diketahui, bahwa pada
tahun 1950 kerusakan amat besar didalam negara kita, sebagai
akibat perang dunia ke II dan revolusi. Sebaliknja semangat
mem-bangun masjarakat sangat besar sesudah menikmati
kemerdeka-annja. Tetapi walaupun demikian, bukti2 pembangunan selama 10
tahun jang lampau tidaklah sangat banjak, ketjuali dalam satu dua
lapangan. Bukti pembangunan itu diberbagai lapangan adalah
se-bagai berikut :
1.
PRODUKSI BERAS DI INDONESIATahun
Produksi
dalam
(1950
Indeks
Naik (+) atau turun (-)
100)
dari tahun ke tahun
1.000 kg.
1.000 kg.
1950
5.785.289
100
-
-1951
5.984.270
103,4
+ 198.981
+ 3,4
1952
6.386.244
110,4
+ 401.974
+ 6,7
1953
7.031.805
121,5
+ 645.561
+ 10,1
1954
7.530.392
130,2
+ 498.587 _
+ 7,1
1955
7.216.184
124,7
- 314.280
- 4,2
1956
7.309.405
126,3
+ 93.221
+ 1,3
1957
7.338.455
126,8
+ 29.050
+ 0,4
1958
7.672.185
132,6
+ 333.730
+ 4,5
1959
1)7.949.963
137,4
+ 277.778
+ 3,6
1) = Angka2 sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik.
2.
PRODUKSI KARET ALAM DI INDONESIA
(x 1000 kg)
,Tahun
Karet
perkebunan
Karet
rakjat
D umlah
(1951 ~ 100)
Indeks
1951
226.383
595.187
819.570
100,
1952
299.387
497.403
796.790
97,2
1953
309.185
418.899
728.084
88,8
1954
288.188
517.444
805.632
98,3
1955
266.588
506.797.
773.385
94,4
1956
265.994
455.943
721.937
88,1
1957
258.494
479.384
737.878
90,0
1958
244.708
450.584
695.292
84,8
1959
1)225.736
478.884
704.620
86,0
1) =
Angka2 sementara.
Tjatatan : Produksi karet rakjat disusun untuk keperluan Panitya.
Rubber Study Group Indonesia.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
3. PRODUKSI TEMBAKAU DI INDONESIA
(x 1000 kg.)
Tahun
Tembakau
perkebunan
Tembakau
rakjat
Djumlah
Indeks
(1951 = 100)
1951
7.932
47.670
55.602
100,
1952
7.882
64.526
72.408
130,2
1953
10.391
45.980
56.371
101,4
1954
7.453
59.691
67.144
120,8
1955
7.005
42.336
49.341
88,7
1956
6.972
53.896
60.868
109.5
1957
8.504
68.453
76.957
138,4
1958
5.736
61.170
1)66.906
120,3
1.959
7.500
2)70.837
2)78.337
2)149,9
1) = Angka
2sementara
2) = Taksiran
Sumber : Biro Pusat Statistik.
4. PRODUKSI KOPRA DI INDONESIA
Tahun
Kopra
perkebunan
Kopra
rakjat
Djumlah
Indeks
(1951
=100)
1951
16.608
722.813
739.421
100,
1952
15.218
1.119.312
1.134.528
153,4
1953
18.062
948.105
966.167
1.30,7.
1954
19.169
1,.201.757
1.220.926
165,1
1955
16.245
1.039.106
1.055.351
142,7
1.956
20.090
997.736
1.017.826
137,7
1957
19.815
1.092.779
1.112.594
150,5
1958
7.198
1.048.696 1)
1.100.894
2)142,8
1959
15.000
2)
1.085.887 2)
1.100.887
2)148,9
1) = Angka2 sementara
2) = Ta ksi ran
Sumber : Biro Pusat Statistik.
5. PRODUKSI MINJAK TANAH MENTAH, GAS TANAH
DAN BATUBARA
Tahun Minjak tanahmentah
Gastanah
x 1000 kg. 1950=100 x 1000 kg. 1950 =.100Batu bara
x 1000 kg. 1950 = 1001950
6.816.210
100
1.020.801
100
804.435
100
1951
8.092.717
119
1013.497
99
867.716
108
1952
8.523.395
125
1.379.186
135
968.939
120
1953
10.225.321
150
1.762.707
173
897.331
112
1954
10.775.223
158
2.041.418
200
899.864
112
1955
11.730.342
172
2.461.892
241
813.667
101
1956
12.730.160
187
2.638.570
258
828.239
103
1957
15.468.437
227
2.798.480
274
717.287
89
1958
1)16.109.614
236
2.693,218
264
603.432
75
1959
1)18.218.270
267
2.877 344
282
637.621
79
1) Angka
2sementara
Sumber : Biro Pusat Statistik
Djawatan Pertambangan.
Djumlah
Indonesia
Diantara mana
Tahun
Negeriz lain
x 1000 kg. 1950= 100 x 1000 kg. 1953=100 x 1000 kg. 1953=100
1) Angka
2sementara.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
Djawatan Pertambangan.
95
1950
1951
1952
1953
1954
1955
1956
1957
1958
1)1959
1)7.521.693
8.649.968
9.690.833
10.341.510
10.572.271
11.046.143
1.1.025.411
11.715.624
10.947.250
11.963.769
100 ... ...
115 ... ...
129 ... ...
7. HASIL
2 PENGOLAIIAN MINJAK TANAH MENTAHTahun
Bensin
Bensin
penerbangan
Kerosin 2)
Minjak
Berat3)
1950
1.999.036
100
155.923
100
879.176
100
4.045.550
100
44.447
100
1951
2.173.870
100
231.908
149
1.031.410
117
4.698.166
116
92.053
207
1952
2 224.753
375.244
241
1.141.353
130
5.249.689
130
101.354
228
1953
2.215.458
111
384.547
247
1.256.174
143
5.699.936
141
111.784
252
1954
2.167.653
108
297.951
191
1.442.622
164
5.841.334
144
118.847
267
1955
2.280.800
114
291.238
187
1.638.188
186
6.000.765
148
121.946
274
1956
2.168.529
108
271.883
174
1.654.990
188
6.072.223
150
105.568
278
1957
2.142.725
107
280.088
187
1.668.442
190
6.727.084
166
92.897
209
1958*)
2.115.931
106
215.244
138
1.575.969
179
6.145.969
152
90.086
203
1959*)
2.229.814
112
170.258
109
1.640.222
187
6.834.945
169
101.805
229
*) Angka
2Sementara
2)Termasuk turpene.
3)Residu, solar dan diesel.
8. HASIL
2 PENGOLAHAN MINJAK TANAH MENTAH (LANDJUTAN)Tahun
Aspal dan
cutback
Hasil
2lain
Djumlah
Susut
x 1000 kg. 1950.
x 1000
kg. 1950.
x 1000 kg. 1950
x 1000 kg. 1950
100
100
100
100
1950
27.663
100
221.930
100
7.373.725
100
147.968
100
1951
27.407
99
244.915
110
8.499.789
115
150.179
101
1952
29.275
106
445.161
201
9 566.829
130
124.004
84
1953
30.133
109
491.978
222
10.190.010
138
151500
102
1.954
34.411
124
508.844
229
10.411.662
141
160.609
109
1955
34.109
123
512.662
231
10.879.808
148
166.335
112
1956
35.404
128
534.712
241
10.847.299
147
182.102
123
1957
41.466
150
603.398
272
11.536.100
157
178.524
121
1958
1)29.839
108
636.369
287
10 809.407
147
137.843
93
1959
1)29.358
106
800.599
361
11.807.001
160 -
156.768
106
9. KAPASITET PERUSAHAAN LISTRIK UMUM
(dalam kilowatt)
Tahun
Hydro
Thermo
Djumlah
indeks
1952 =100
1952
101.160
83.443
184.603
100
X953
106.832
98.361
205.193
111,1
954
102.887
111.854
214.741
116,3
1955
133.274
108.871
242.145
131,2
1956
126.030
129.920
255.950
138,6
1957
130.699
135.488
266.187
144,2
1958
131.532
134.222
265.754
144
Sumber : Biro Pusat Statistik.
10. LISTRIK JANG DIBANGKITKAN OLEH PERUSAHAAN LISTRIK
UMUM
(dalam 1000 Kwh).
Tahun
Listrik jang
dibangkitkan
Indeks,
1952 = 100
1952
692.904
100
1953
718.513
103,7
1954
795.672
114,8
1955
863.433
124,6
1956
894.427
129,1
1957
983.349
141,9
1958
1.021.757
147,5
Sumber : Biro Pusat Statistik.
11. PEMBAGIAN PEMAKAIAN LISTRIK.
(dalam 1000 Kwh).
Tahun
Djumlah 1956 = 100Indeks
1956
894.427
65.797
129.539
1.089.763
100
1957
983.439
94.138
135.145
1.212.632
113,3
Sumber : Biro Pusat Statistik.
12. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR MAKANAN DAN
MINUMAN
Buruh
Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah RataPerusahaan 1954 100.2 tiap Indeks
1954 328 27.083 83 100
1955 389 29.800 77 92,7
1956 449 29.198 65 78,3
1957 592 34.791 59 71,0
1958 719 ... ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
13. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR TEMBAKAU
Buruh
Tahun Djumlah
Djumlah Rata2 tiap Indeks
Perusahaan Perusahaan 1954 = 100.
1954 254 54.674 215 100
1955 247 70.084 284 132,1
1956 337 80.952 240 111,6
1957 361 85.972 238 110,7
1958 407 ... ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik
14. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR TEKSTIL DAN
PAKAIAN
Tahun PerusahaanDjumlah
Buruh
Djumlah RataPerusahaan 1954 = 100.2 tiap Indeks
1954 415 64.252 155 100
1955 406 61.179 151 97,4
1956 444 64.544 150 96,8
1957 444 65.339 147 94,8
1958 427 ... ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik
15. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR KAJU DAN MEBEL
Tahun PerusahaanDjumlah
Buruh
Djumlah RataPerusahaan2 tiap 1954 = 100.Indeks
1954 67 7.840 117 100
1955 216 12.719 59 50,4
1956 257 13.736 53 45,3
1957 241 11.991 50 42,7
1958 245 ... ... ...
Sumber :
16.
Biro Pusat Statistik.
PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR KERTAS DAN
PERTJETAKAN
Buruh
Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah Rata
2 tiap
Perusahaan 1954 = 100.Indeks
1954 206 21.539 105 100
1955 325 25.276 78 74,3
1956 328 25.220 77 73,3
1957 294 24.618 84 80,0
1958 330 ... ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
17. PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR KARET DAN KIMIA
Tahun PerusahaanDjumlah
Buruh
Djumlah Rata
2 tiap
Penisahaan 1954 = 100.Indeks
1954 223 33.576 151 100
1955 291 38.566 133 88,1
1956 344 42.577 124 82,1
1957 389 45.686 117 77,5
1958 399 ... ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
18. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR TANAH LIAT,
GELAS DSB.
Buruh
Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah Rata
2 tiap
Perusahaan 1954 = 100.Indeks
1954 68 11.355 167 100
1955 94 12.474 133 79,6
1956 106 12.277 116 69,5
1957 112 12.986 116 69,5
1958 122 ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
19. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR BARANG2 LOGAM
Tahun PerusahaanDjumlah
Buruh
Djumlah Rata
2 tiap
Perusahaan 1954= 100.Indeks
1954 62 7.760 125 100
1955 81 9.267 114 91,2
1956 135 10.522 78 62,4
1957 147 11.757 80 64,0
1958 152 ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
20. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR MESIN DAN
MESIN LISTRIK
Tahun PerusahaanDjumlah
B u r u h
Djumlah Rata
2 tiap
Perusahaan 1954 = 100.Indeks
1954 46 6.961 151 100
1955 57 8.214 144 95,4
1956 118 9 681 82 54,3
1957 125 10.053 80 53,0
1958 131 ... ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
21. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR ALAT2
PENGANGKUTAN
Tahun PerusahaanDjumlah
Buruh
Djumlah Rata
2 tiap
Perusahaan 1954 = 100.Indeks
1954 64 19.829 310 100
1955 128 17.972 140 45,2
1956 140 17.538 125 40,3
1957 136 16.995 125 40,3
1958 165 ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
22. PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR LAINNJA
Buruh
Tahun PerusahaanDjumlah Djumlah Rata
2 tiap
Perusahaan 1954 100.Indeks
1954 87 8.417 97 100
1955 218 16.732 77 79,4
1956 241 17.697 93 75,3
1957 253 18.525 73 75,3
1958 267 ... ...
Sumber : Biro Pusat Statistik.
23. DJUMLAH PERUSAHAAN2 INDUSTRI BESAR
Perusahaan B u r u h
Tahun Djumlah Indeks Indeks
1954 = 100 Djumlah 1954 = 100 Rata
2 tiap
perusahaan
Indeks. 1954 = 100
1954 1.820 329,7 263.286 283,6 145 100
1955 2.453 444,4 302.294 325,7 123 84,8
1956 2.884 522,5 323.942 349 112 77,2
1957 3.094 560,5 338.711 364,9 109 75,1
Sumber : Biro Pusat Statistik.
24. DJUMLAH TRUCK, TERMASUK PICK-UP
Tahun Sanjaknja 1951 = 100
1951 21.649 100
1952 27.085 125
1953 27.767 128
1954 41.751 193
1955 43.128 199
1956 44.901 207
1957 51.410 238
1958 44.843 207
Sumber : Djawatan Lalulintas Darat dan sungai (Departemen Perhubungan).
25. DJUMLAH LOKOMOTIP DAN KERETA
Lokomotip Kereta2 Kereta2 barang
Tahun
Djum. 1951=100 Djum. 1951=100 Djum. 1951=100
1951 940 100 2.627 100 22.083 100
1952 1.004 107 2.741 104 23.560 107
1953 1.045 111 2.813 107 23.282 105
1954 1.063 113,1 3.024 115,1 23.925 108
1955 ' 1.065 113,3 3.041 115,8 23.127 105
1956 1.066 113,4 3.033 115,5 23.169 105
1957 1.093 116 3.085 117 23.386 106
1958 1.125 120 3.136 119 22.988 104
Sumber : D.K.A. dan D.S.M.
Tahun Convair Dakota DC 3 Heron Catalina Djumlah 1951 100
1952 8 22 6 36 100
1953 8 22 6 36 100
1954 1 6 22 14 6 58 161
1955 16 14 14 44 122
1956 16 6 1 4 36 100
1957 16 20 36 100
1958 19 20 39 108
Sumber : Garuda Indonesian Airways.
27. PELAJARAN INTERINSULAR (ANTAR PULAU) OLEH K.P.M. DAN P E L N I
Pelni 1) KPM 2) Djumlah
Ta
h
u
n
Kapal GWT Banjaknja GWT
kapal
Banjaknja kapal G.W.T.
1951-100. kapal G.W.T.
1951 ... ... 116 185.945 116 185.945 100 100
1952 21 20.450 111 178.460 132 198.910 114 107
1953 45 36.750 98 170.065 143 206.815 123 111
1954 51 51.100 100 184.881 151 235.981 130 127
1955 44 36.400 98 187.306 142 223.706 122 120
1956 46 46.300 96 190.547 142 236.847 122 127
1957 50 58.020 ... ... 50 58.020 43
1958 57 87.007 ... ... 57 87.007 49
Sumber : Departemen Pelajaran.
Tjatatan : G WT = Gr os s we ight ton
(1) Sedjak tahun 1954 termasuk kapal jang dicharter.
(2) Termasuk kapal jang dicharter
Angka2 index harga 19 bahan makanan di Djakarta menaik
dari 100 (1954) hingga hampir 400 (Desember 1.960).
Dalam Sektor produksi berdasarkan index (100) untuk 1950 terlihat kemunduran sebagai berikut:
1. Kemunduran dalam volume produksi, karet dan batubara
Produksi 1950 1957/1958
a. Karet 100 86
b. Batubara 100 79
2. Kemunduran dalam djumlah pernsahaan industri besar
1950 1957/1958
100 75,1
3, Kemunduran dalam djumlah buruh industri besar
Buruh industri besar : 1950 1957/1958
a. Makanan dan Minuman 100 71
b. Tekstil dan pakaian 100 94,8
c. Kaju dan mebel 100 42,7
d. Kertas dan pertjetakan 100 80
e. Karet dan kimia 100 77,5
f. Tanah liat, gelas, dsb. 100 69,5
g. Barang2 logam 100 64
h. Mesin/ listerik 100 53
i. Alat2 pengangkutan 100 40,3
j. Lain2nja 100 75,3
Sebaliknja harus diakui, bahwa didalam Negara kita ada pula
hasil2 jang njata ditjapai, seperti terlihat dibawah ini :
Lapangan Th. 1950 Th. 1960
a. Lapangan pendidikan :
Murid :: 139.213951 414.7802.113
(3) Akademi
Mahasiswa :: 1.16447 7.636134
(4) Perguruan Tinggi Fakultas
Mahasiswa :: 43517 32.61446
(5) Pemberantasan buta huruf (antara umur
13 th. – 45 th.) : + 90% 45%
b. Lapangan Kesehatan (1) Rumah Sakit
Tempat Tidur :: 63.080664 70.624768
(2) Poliklinik : 3.020 4.326
(3) T.B.C.
Jang diperiksa
Jang disuntik :: 22,2 djuta orang6,5 djuta orang
Lapangan th. 1950 th. 1960
(6) Sekolah Analis 0 5
Tamatan 346 orang
(7) Sekolah Mantri
Djuru Rawat 40 98
Tamatan 8.646
(8) Sekolah Perawat 3 25
Tamatan 1.751
(9) Sekolah Bidan 7 40
Tamatan 2.028
c. Lapangan Sosial.
250 70.000
(1) Bimbingan Kader Sosial untuk Desa
(2) Lembaga Sosial Desa 0 13.847
(3) Tempat Pembudajaan
Suku terasing 0 15
(4) Panti2 Asuhan 157 138
(5) Panti Karya 54 145
(6) Rehabilitasi Tjatjat 1 11
(7) Panti Pengasuhan Wanita
4
24 (8) Pilot Projek Rehabili
tasi orang gelandangan : 0 6
(9) Tempat Rehabilitasi
Wanita sesat 0 16
(10) Gedung2 Panti asuhan didirikan oleh Dana
Bantuan 4 343
§ 74. Sebab dan kurangnja pembangunan didalam decennia Jang
kegiatan2nja dari tangan asing pada tangan kita sendiri.
Pada waktu jang lampau terdapat kesempatan2 jang baik sekali:
sajang tidak dipergunakan dengan baik, misalnja diwaktu harga2
ekspor barang kita tinggi.
Indonesia memperoleh banjak devizen luar negeri, tetapi uang
tersebut tidak dipergunakan dengan sebaik2nja.
Dalam perdjalanan sedjarah bukan tidak ada semangat mem bangun, bukan tidak ada rentjana pembangunan. Rakjat tetap ber semangat membangun; djawatan memiliki rentjana, malahan ka dangkadang sangat ambitieus, tetapi factor2 penghambat pemba ngunan demikian besar, hingga sukar diatasi.
a. Faktor politis
Pelaksanaan pembangunan seharusnja berlangsung atas stabili sasi dibidang politik, sehingga pelaksanaannja itu tidak terbentur pada seringkali diadakannja pergantian program Pemerintah jang mungkin sekali berlainan dengan program jang semula, bahkan mungkin bertentangan dengan jang telah dilaksanakan.,Akan tetapi praktek membuktikan sebaliknja. Dalam kehidupan politik Negara kita sedjak Proklamasi Kemerdekaan, belum pernah ditjapai stabi lisasi jang kuat dan kokoh sehingga hampir setiap tahun, bahkan kadang2 kurang dari setahun kabinet sudah berganti. Perpetjahan
timbul dikalangan masjarakat luas. Opposisi didjalankan sebagai suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendjatuhkan lawan politik dengan tudjuan menggantikannja. Lebih djauh faktor itu mengakibatkan lemahnja kedudukan kita diforum politik Interna sional.
Pada waktu ini, semendjak 5 Djuli 1959, ketika bangsa Indo nesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabilisasi dan keaman an dalam negeri sudah sampai ketaraf jang memungkinkan pelak sanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik sedjak ta hun 1959 membuka pintu kearah itu.
b. Faktor psychologis
mempergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikankolonial sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional.
Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberi kan pengetahuan kepada seseorang tentang berbagai matjam ilmu, akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada
differensiasi, dimana tiap2 bidang ilmupengetahuan ada ahli2nja.
Tidak adanja literatur jang bernilai tinggi bagi para pemuda kita, pun menentukan berhasil atau tidaknja pelaksanaan dari sesuatu
planning. Walaupun planning itu telah disusun dengan sebaik2nja,
serapih2nja, akan tetapi dengan organisasi dan administrasi jang
tidak teratur dan tepat, maka rentjana itu mungkin akan menemui kegagalan dalam pelaksanaan. Oleh karenanja faktor itu harus di djalankan dengan baik disemua instansi dan/atau lembaga jang meneatur dan melakukan kebidjaksanaan politik, ekonomi dan so
sial bagi masjarakat. Birokrasi jang berlebih2an jang meradjalela
diinstansi Pemerintah, mengakibatkan pekerdjaan jang seharusnja
dapat diselesaikan dalam waktu sehari, mendjadi berbulan2.
Mismanagement dan korupsi pun merupakan suatu kebobrokan atau faktor penghalang dalam suatu masjarakat jang disebabkan
kurangnja ahli2 terutama dalam bidang administrasi kenegaraan.
Penempatan tenagaahli pada Dewan Perantjang Nasional dan pe laksanaan perantjangan pembangunan harus dipertimbangkan dari sudut bakat, ketjakapan dan keahlian, jang dibutuhkan.
e. Penghidupan potensi Rakjjat
jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru difikirkan pentjarian tenaga, benda dari luar negeri. Begitu pula, untuk menaikkan potensi Rakjat, supaja dapat berhemat tenaga dan berhematwaktu dalam melaksanakan pembangunan, maka ha
ruslah Dewan Perantjang Nasional menindjau sedalam2nja dan me
nundjukkan djalan setjara konkrit, bagaimana pada hari depan te naga Rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan Pembangunan jang harus berhasil baik itu.
f Faktor tjampurtangan negara asing
Kalau faktor2 jang dikemukakan diatas tadi merupakan faktor2
jang tumbuh didalam negeri, maka faktor2 lain dari luar negeripun banjak mempengaruhi djalannja pembangunan dinegara kita jang masih muda ini. Satu diantara faktor2 jang datangnja dari luar ne geri, ialah faktor tjampurtangannja negara2 asing terhadap per soalan dalam negeri kita.
Sesudahnja selesai perang dunia kedua, maka tmbullah dua ,,matjam stabilisasi" didunia ini, jaitu stabilisasi kapitalisme dan stabilisasi sosialisme. Ketenangan jang ditimbulkan oleh stabilisasi ini hanja untuk sementara sadja, karena kedua belah pihak selalu bertentangan antara satu sama lain. Kalau stabilisasi kapitalisme jang ditjudjukan untuk kepentingan finanskapitalis mengandung pertentangan diantara sesama negara2 imperalisme dan diantara
negara2 imperialisme dengan rakjat2 djadjahan, maka stabilisasi
sosialisme mengandung konsolidasi, kedalam dan keluar.
Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini, maka negara2 im perialis dengan berbagai matjam djalan telah mengusahakan mem
pengaruhi negara2 setengah djadjahan dan jang baru mendapatkan
kemerdekaannja, terutama dengan menanamkan modal monopolinja dan mengikatnja dengan pakta2 militer jang tidak boleh tidak me
ngandung kerugian besar dipihak negara setengah djadjahan atau jang baru menerima kemerdekaannja. Timbullah kekatjauan2 dibi dang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini membawakan kesempat
an bagi negara2 imperialis untuk mengadakan tjampurtangan jang
langsung terhadap persoalan dalam negeri dari negara2 tersebut.
Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pem bentukan masjarakat adil dan makmur, jang lepas dari pada tin dasan imperialisme dan kolonialisme berupa apapun.
Demikianlah diantaranja faktor2 jang telah menimbulkan peng
hambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.
Disamping faktor2 tersebut diatas sumber potensipun tidak da pat dibulatkan, karena tudjuan jang dapat diterima setjara bulat oleh masjarakat tidak ada. Orientasi golongan2 tidak tertudju kedalam, tetapi tertudju keluar atau tudjuan diumbangambingkan oleh pihak luar. Tidak sadja terdapat perbedaan dalam tudjuan, tetapi djuga dalam tjara mentjapai tudjuan terdapat pula paham jang bertentangan.
Hal lain jang menghambat pembangunan selama ini ialah si kap pribadi para petugas terhadap pembangunan. Inisiatip mem bangun dari pihak lain begitu birocratis diladeni, sehingga terbuang
banjak waktu jang sangat berharga jang sering2 mematikan ke mauan sehat membangun sikap petugas jang seharusnja mendjadi pendorong pembangunan mendjadi pembunuh pembangunan.
Kekuasaan jang ada jang dimaksud sebagai pendorong pem bangunan disalah gunakan mendjadi pembunuh semangat pemba ngunan. W,aktu persiapan sesuatu projek pembangunan umumnja
sangat lama disebabkan sikap petugas2.
Selandjutnja perlu disinjalir pengaruh buruk politik,jang telah memasuki semua lapangan hidup bangsa Indonesia, djuga dunia petugas. Mereka diumbangambingkan oleh berbagai madjikan : madjikan partai, madjikan Pemerintah dan madjikan diluar negeri. Tjara berpikir inilah sumber dari kelemahan petugas.
Disamping segala itu terdapat pula satu gedjala jang terletak dihampir semua lapangan petugas. Didalam pimpinan sangat se dikit tenaga jang berani mengambil keputusan, jang berani ber tanggung djawab atas akibat suatu keputusan.
Dengan keputusan sadja, pembangunan belum berdjalan. Jang iliperlukan lagi ialah kesanggupan mentjiptakan dan mendorong aparatur jang mampu mendjalankan keputusan tersebut.
Disamping itu pihak lain jang berkepentingan dalam pemba ngunan sering melupakan kepentingan negara, kepentingan nasio nal. Hal ini dikorbankan untuk kepentingan sendiri, malahan sering terdjadi, bahwa projek pembangunan dipakai sebagai kedok mentjari keuntungan ilegal untuk diri sendiri dengan merugikan negara. Fak tor moral diatas menjebabkan kemahalan pembangunan.
Hal ini lain lagi jang mempersulit pembangunan kita dizaman jang lampau ialah perentjanaan jang bersimpang siur, bahkan se ring berlawanan. Keadaan demikian disebabkan karena tidak ada nja koordinasi diantara jang bertanggung djawab. Tidak ada koor dinasi horizontal dan vertikal.
Dengan adanja Biro Perantjang Negara jang mentjiptakan Rentjana lima tahun telah ada kemadjuan jang sangat besar.
Bangsa Indonesia telah mendapat didikan berpikir : membangun setjara berentjana.
Rentjana lima tahun tersebut telah mengumpulkan beberapa rentjana keinginan jang penting dari berbagai pihak dinegara kita. Jang sangat disajangkan ialah bahwa pelaksanaan rentjana ter sebut tidak didjamin. Keuangan tidak disediakan, kewadjiban untuk melaksanakan tidak diadakan dan demikian djuga tidak ada sangsi terhadap jang alpa melaksanakannja. Kekurangan lain ialah tidak adanja badan pengawas dan penilai.
Djika kita memperhatikan pembangunan dinegara tetangga kita jang bersamaan mentjapai kemerdekaannja dengan kita dan
tidak mempunjai sumber2 kekajaan sebanjak kita miliki, maka In
bangunan. Revolusi hanja ditindjau sebagai alatmenghantjurkan pendjadjahan dan tidak diteruskan menindjaunja sebagai alat mem bangun bangsa dan negara.
Disinilah terletak tantangan baru pembangunan pada pemimpin pemimpin bangsa Indonesia.
§ 75. Sedjarah kegagalan pembangunan di Indonesia sesudah penolehan
selajang pandang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kita tidak mempunjai tudjuan pembangunan jang djelas de ngan tjara membangun jang ditentukan. Masing2 mentafsirkannja
menurut faham sendiri2.
b. Kita tidak tjukup memiliki modal, skill dan industri berat dan dasar.
c. Kita kurang memperhatikan landasan mental dan moral untuk pembangunan.
d. Kita tidak mempunjai perentjanaan jang sempurna dikoordi nasi serta djaminan dan pengawasan pelaksanaan dan penilaian hasil pembangunan.
e. Sepuluh tahun kerugian harus menginsjafkan seluruh bangsa Indonesia untuk berpikir tjara agar sanggup menempuh djalan lain.