• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 8 MEDAN T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 8 MEDAN T.P. 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 8

MEDAN T.P 2012/2013

Oleh :

Maria Firma S. Ginting 409121052

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 8

MEDAN T.P 2012/2013

Maria Firma S. Ginting (NIM 409121052)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas X Semester II pada materi pokok Listrik Dinamis di SMA N 8 Medan T.P 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA N 8 Medan yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah keseluruhan siswa 309 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas secara acak yaitu kelas X-4 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang telah divalidasi dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua observer.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 2012/2013 ”.

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Rita Juliani, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd ; Bapak Drs. Jonny H. Panggabean, M.Si ; dan

Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si

selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan

dan motivasi mulai diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Kepada Bapak Drs.

Japiten Banjarnahor, M.Pd ; Bapak Abdul Rais, S.Pd, S.T, M.Si dan Bapak Drs.

Manter Sihotang yang telah memberikan saran dan bimbingan didalam

penyusunan instrumen penelitian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis

disampaikan kepada seluruh bapak dan ibu dosen serta staf pegawai jurusan fisika

yang telah banyak membantu selama penyelesaian studi di UNIMED.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sampaikan kepada Bapak

Sudirman, S.P, M.Si sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Medan, kepada

Bapak Maryono, M.Si selaku PKS I SMA Negeri 8 Medan dan kepada Ibu

Rosianna, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis selama penelitian dan para guru staf administrasi SMA

(5)

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda

tercinta Drs. Amir Ginting dan Ibu Bungaria Sibarani yang terus memberikan

bimbingan dan ajaran serta motivasi yang selama penulis peroleh mulai dari

ananda mampu melihat dunia hingga detik ini, baik itu berupa dukungan tenaga,

moril maupun material. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada my brother

Fransiscus Xaverius Ginting, S.T and my sista Anita Antonia Ginting, yang selalu

mendukung penulis didalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada kak Imelda Mayestika Purba, bang Firdaus Sembiring, Bibik,

Kila, Mauda, Pauda, Maktua dan beserta keluarga besar yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu, atas doa dan dukungannya sekali lagi penulis ucapkan

terimakasih.

Tak lupa penulis juga sampaikan terima kasih kepada grup sahabat

terdekat penulis yaitu “gecint” yang terdiri dari Tetty Ompusunggu, Bellina

Siburian, Lammindo Pakpahan, Masnur Marpaung dan Erni Samosir. Anak Fisika

Dik B 2009, Elisabth Hutasoit, Shinta Sonia Gultom, Merta Simbolon, Soritua

Panggabean, Boston Silaban, Mula Sirait serta teman yang lainnya yang tak dapat

disebutkan satu persatu) terimakasih atas dukungan dan motivasi kepada penulis.

Selain itu penulis juga menyampaikan terimakasih kepada anak-anak kos

Pondokan Asri 174 A, kak Erma Sihite, kak Muji Serina Sembiring, kak Irene

Ginting, kak Tio Hutagalung, dan adek kos yang selalu membuat tertawa Evi

Zebua, Fransiska Tampubolon, Mercy Telembanua, dan Arta.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa, untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Aktivitas Belajar 10

2.1.3 Hasil Belajar 11

2.1.4 Model Pembelajaran Langsung 12

2.1.5 Model Pembelajaran Inquiry Training 14

2.1.6 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry Training 18

(7)

3.6.3 Validitas Tes 41

3.7 Teknik Analisis Data 42

3.8 Analisis Data Observasi 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

4.1 Hasil Penelitian 47

4.1.1 Pelaksanaan Pretes 47

4.1.1.1 Uji Normalitas Data Pretes 48

4.1.1.2 Uji Homogenitas Data Pretes 48

4.1.1.3 Uji Hipotesis Data Pretes 49

4.1.2 Perlakuan 49

4.1.3 Pelaksanaan Postes 50

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Postes 51

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Postes 51

4.1.3.3 Uji Hipotesis Data Postes 52

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55

5.1 Kesimpulan 55

5.2 Saran 56

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung 13

Tabel 2.2 Hambat Jenis dan Koefisien Suhu 27

Tabel 3.1 Two Group Pretest-Posttest Desaign 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Materi Pokok Listrik Dinamis 40

Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Siswa 40

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa 46

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Arah aliran arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron 22 Gambar 2.2 Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 23 Gambar 2.3 Skema rangkaian sederhana dengan sumber arus DC 23

Gambar 2.4 Rangkaian menggunakan amperemeter 23

Gambar 2.5 Pengukuran tegangan dengan voltmeter 24 Gambar 2.6. Rangkaian sederhana dua buah resistor dan sumber tegangan 28

Gambar 2.7 Rangkaian bercabang 28

Gambar 2.8 Rangkaian listrik dengan kuat arus tetap 29 Gambar 2.9 Susunan penghambat (resistor) seri 31 Gambar 2.10 Rangkaian penghambat (resistor) parallel 32

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia

membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan

sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang

dan bahkan akan terbelakang.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (wikipedia : pendidikan, 18/01/2013).

Inti dari proses pendidikan secara keseluruhan adalah proses belajar

mengajar. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi

atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak sekedar hubungan

antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi edukatif

merupakan interaksi yang menghasilkan komunikasi yang baik, efisien antara guru

dan siswa. Interaksi edukatif ini sangat dibutuhkan dalam pendidikan fisika karena

pendidikan fisika merupakan pendidikan yang mengembangkan cara berpikir yang

kritis, sistematis, logis, dan kreatif dalam membentuk manusia yang handal dan

mampu berkompetensi secara global.

Bidang studi sains fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan

pemahaman daripada penghafalan. Pengetahuan tentang fisika yang dilakukan

melalui kegiatan belajar akan menjadi landasan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK), dan pendidikan dari tingkat bawah ke tingkat berikutnya.

Proses pembelajaran fisika harus lebih menekankan pembelajaran yang berpusat

pada siswa dan proses pembelajaran fisika bukan merupakan sejumlah informasi

(11)

2

belajar. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan belum sesuai dengan

yang diharapkan. Dimana proses pembelajaran fisika cenderung memposisikan

ilmu fisika sebagai informasi yang harus disampaikan dan dihafalkan siswa.

Dalam hal ini guru merupakan pusat informasi yang bertugas menginformasikan

rumus-rumus dan hukum-hukum fisika kepada para siswanya. Oleh karena itu

proses pembelajaran yang seharusnya lebih menekankan pada pentingnya belajar

bermakna (meaningfull) dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran tidak

tercapai, akibatnya hasil belajar yang diperoleh tidak optimal.

Hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang masih rendah dapat

disebabkan oleh beberapa hal menurut Sudirman, (http://zainurie. wordpress.

com//21 desember 2012), diantaranya:

1).Tantangan mayoritas soal yang diberikan guru fisika di Indonesia terlalu kaku. Umumnya, siswa di Indonesia lebih banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol fisika yang diset dalam konteks atau soal yang jauh dari realitas sehari-hari. 2). Siswa Indonesia pada umumnya lebih suka menghafal dari pada latihan dan analisa. Padahal fisika menuntut banyak latihan dan analisa. 3). Siswa menganggap fisika sebagai pelajaran yang menakutkan. 4). Metode pembelajaran yang ber orientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar. 5).Anggapan bahwa fisika sulit sehingga membuat siswa kurang berminat untuk belajar fisika.

Data di atas menunjukkan siswa lebih suka menghafal daripada latihan dan

analisa. Padahal fisika menuntut banyak latihan dan analisa. Kebanyakan

pelajaran fisika yang disampaikan guru berupa rumus-rumus seringkali hanya

dihafal siswa tanpa mengetahui makna dan tujuan rumus-rumus fiska tersebut,

sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti Program Pengalaman

Lapangan Terpadu (PPLT), masalah yang sering dihadapi dalam pelajaran fisika

salah satunya adalah sering kali pelajaran fisika disajikan dalam bentuk teori atau

rumus-rumus. Sehingga pelajaran fisika dianggap pelajaran yang membosankan,

kurang menarik dan sulit dipahami. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

(12)

3

Hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 8 Medan

dengan memberikan angket kepada 38 orang siswa, sebanyak 21 orang atau

sebesar 55,3 % menganggap fisika pelajaran kurang menarik, sulit, banyak rumus,

cenderung mencatat dan mengerjakan soal. Keaktifan siswa dalam peroses

pembelajaran dianggap kurang. Hal ini ditunjukkan oleh jarangnya siswa

menemukan inti pelajaran yang diajarkan, siswa jarang bertanya kepada guru

tentang materi yang kurang jelas dan siswa jarang mengemukkakan pendapat saat

berlangsungnya pembelajaran. Jika dilihat kenyatannya fisika merupakan ilmu

yang menarik karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika

dan dapat diterangkan dengan menggunakan konsep yang sederhana.

Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan fisika sebagai pelajaran

yang kurang menarik, sulit, banyak rumus, cenderung mencatat dan mengerjakan

soal menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar siswa. Hasil wawancara

peneliti dengan Ibu Rosianna Sinulingga, S.Pd., selaku guru fisika di SMA Negeri

8 Medan diperoleh nilai rata-rata ujian pada semester ganjil T.A 2012/2013 hanya

sekitar 60% dari jumlah keseluruhan siswa kelas X yang mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal yaitu 70. Hal ini disebabkan guru belum menggunakan

metode yang bervariasi yang belum mampu menarik perhatian siswa untuk aktif

dalam proses pembelajaran. Rendahnya hasil belajar fisika siswa juga disebabkan

oleh kurang bervariasinya penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan guru jarang menampilkan demonstrasi selama proses pembelajaran

fisika.

Menurut Trianto (2010 : 1), “Rendahnya hasil belajar disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konvensional”. Pada pembelajaran konvensional suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Siswa tidak memiliki keterlibatan untuk menemukan dan

merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. Selain itu, siswa hanya

menggantungkan pengalaman belajarnya pada guru dan tidak memanfaatkan

(13)

4

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas

adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Aktifnya siswa dalam pembelajaran maka pembelajaran akan lebih bermakna

karena siswa secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan tersebut.

Penulis menawarkan sebuah model pembelajaran yaitu model pembelajaran

Inquiry Training, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar di dalam kelas. Keaktifan tersebut meliputi

keaktifan dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, melakukan eksperimen,

dan diskusi kelompok.

Hasil peneliti Saraswati (2008 : 36) dikatakan bahwa dalam pembelajaran

dengan model pembelajaran Inquiry Training, peran siswa cukup besar karena

pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pada siswa dan salah satu

keaktifan siswa di tunjukkan dengan keberanian siswa mengajukan pertanyaan

dan mengemikakan gagasan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam proses belajar. Dalam menerapkan model pembelajaran Inquiry Training,

peneliti memiliki kendala dalam memotivasi siswa agar dapat membangun dan

menemukan sendiri teori dan konsep yang sedang diajarkan.

Hasil peneliti Abdullah (2010 : 22) dikatakan bahwa dalam pembelajaran

dengan model pembelajaran Inquiry Training, terdapat perbedaan yang signifikan

antara nilai postes hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sehingga

terlihat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri) yang

dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas eksperimen. Peneliti mengatakan

bahwa penguasaan konsep fisika oleh siswa akan lebih berhasil jika guru

menerapkan model pembelajaran Inquiry Training yang dapat membuat siswa

mencari, menemukan dan memahami fisika itu sendiri sehingga siswa dapat membangun konsep-konsep fisika atas dasar nalarnya sendiri.

Hasil peneliti Pandey (2011 : 7) dikatakan bahwa ada pengaruh yang

signifikan secara statistik dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry

Training terhadap prestasi akademik siswa daripada menggunakan metode

pembelajaran konvensional. Berdasarkan tes prestasi pembelajaran ilmu fisika

(14)

5

pembelajaran melalui metode konvensional pada tingkat sekolah menengah.

Model Inquiry Training dapat digunakan sebagai alat yang lebih baik untuk

mengajarkan ilmu fisika daripada metode konvensional. Namun,dalam

pelaksanaan yang dilakukan model Inquiry Training memiliki keterbatasan

tertentu seperti sulit merancang rencana pembelajaran.

Hasil peneliti Sirait (2012 : 26) dikatakan bahwa berdasarkan hasil

pengujuan uji t diperoleh bahwa ada pengaruh menggunakan model pembelajaran

Inquiry Training pada materi pokok uaha dan energi. Hasil belajar siswa

menggunakan model pembelajaran Inquiry Training memiliki nilai rata-rata 6,29

dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional memiliki nilai

rata-rata 5,64. Selain itu, hasil observasi aktifitas blajar siswa di kelas eksperimen

dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training diperoleh skor 67,38

dengan kategori aktif.

Model pembelajaran Inquiry Training diterapkan pada proses

pembelajaran dengan memperhatikan materi pelajaran yang akan disampaikan

oleh guru, sehingga model ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Materi

yang dipilih penulis yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran ini

adalah materi yang membahas tentang konsep atau prinsip. Oleh sebab itu Peneliti

memilih materi listrik dinamis karena menuntut siswa lebih aktif menemukan

serta memahami konsep listrik dinamis dan lebih banyak dalam penentuan rumus

sesuai tuntutan kompetensi, sehingga dalam meningkatkan hasil belajar siswa

dengan pembelajaran model Inquiry Training cocok diterapkan dalam

mengajarkan pokok listrik dinamis. Dengan melihat kendala-kendala yang

dihadapi oleh peneliti sebelumya, maka Peneliti akan berusaha mengatasi kendala

dalam hal memotivasi siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.

Peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi yang

berbeda dari peneliti yang sebelumnya yaitu dengan memilih materi pokok listrik

(15)

6

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengadakan penelitian yang

berjudul, ”Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah

2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran kurang menarik, sulit,

banyak rumus, cenderung mencatat dan mengerjakan soal.

3. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga yang menjawab

pertanyaan guru cenderung didominasi oleh beberapa orang saja.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru belum mampu menarik

perhatian siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan T.P

2012/2013.

2. Model pembelajaran yang diberikan kepada siswa dibatasi model

pembelajaran Inquiry Training di kelas eksperimen dan model

pembelajaran langsung di kelas kontrol .

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil belajar siswa pada materi pokok

(16)

7

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas

X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran langsung pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas

X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II

SMA Negeri 8 Medan T.P 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas

X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran langsung pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas

X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

(17)

8

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:

1. Menambah pengetahuan penulis sebagai calon guru tentang model

pembelajaran Inquiry Training yang dapat digunakan nantinya dalam

mengajar.

2. Sebagai bahan informasi bagi guru, khususnya guru fisika untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis.

3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian

(18)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran

Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester

II SMA Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013 diperoleh rata-rata sebesar 73,38.

2. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran

langsung pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA

Negeri 8 Medan T.P. 2012/2013 diperoleh rata-rata sebesar 63,61.

3. Aktifitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok

Listrik Dinamis di kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P.

2012/2013 diperoleh nilai rata-rata keseluruhan aktivitas belajar siswa

adalah 72,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa termasuk katergori

yang aktif.

4. Hasil uji hipotesis dengan dk = 68 dan taraf signifikan  = 0,05 diperoleh

thitung = 3,801, ttabel = 1,669 sehingga thitung > ttabel menunjukkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap

hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester

(19)

56

5.2 Saran

1. Kepada peneliti selanjutnya agar mampu menyampaikan kepada siswa

jenis pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model

pembelajaran inquiry training, sebab jangan sampai pertanyaan yang

diajukan siswa, peneliti yang menjawabnya,. Seharusnya peneliti hanya

memberikan jawaban “Ya” atau “Tidak”.

2. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih

baik pada pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam

setiap kelompok cukup 3-4 orang saja agar semua aktif dalam melakukan

(20)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mujdiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamariah, S., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed

Helgeson, Kurt R., & Schwaller, Anthony E. (2003), Selecting Instructional Strategies for Technology Education,Glencoe/McGraw-Hill, United States of America

Margono, S., (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Pandey, A., Nanda, G.K., and Ranjan, V., (2011), Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Science Students in India. Journal of Innovative Research in Education: Vol 1 No. 1: 7-20

(21)

58

Saraswati, Shrie L., (2008), Upaya Guru Untuk Meningkatkan Keberanian Siswa SMP Dalam Mengajukan Pertanyan Dan Mengemukakan Gagasan Melalui Model Latihan Inkuiri. Jurnal Penddidikan IPA: Volume VI No.7: 28-37

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sirait, Ratni., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi Kelas VIII MTS N-3 Medan. Jurnal Pendidikan Fisika: Vol 1 No. 1: 21-26

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto., (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta

Gambar

Tabel 2.1 Tabel 2.2
Gambar 2.1     Arah aliran arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektronGambar 2.2  Pengukuran kuat arus dengan amperemeter  Gambar 2.3 Skema rangkaian sederhana dengan sumber arus DC

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..

[r]

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas bakteri indigenous, serta dominansi bakteri eksogenous terhadap komunitas bakteri indigenous yang terdapat di

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media