• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA:Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA:Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

(2)

PERNYATAAN ... F. Manfaat Penelitian ... G. Definisi Operasional ... H. Sistematika Penulisan ...

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... A. Model Pembelajaran CTL ... B. Prestasi Belajar ... C. Pembelajaran Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya ... D. Aktivitas Belajar ... E. Penelitian yang telah dilakukan ...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... A. Pelaksanaa Penelitian ...

(3)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN………..

74

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu

pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah

satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan formal ialah Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003 terdapat pada pasal 18 dan pasal 15, termasuk

pada “satuan pendidikan menengah kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan

dasar yang bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama dalam bidang

pekerjaan tertentu”. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan

pada siswa sikap mandiri, kreatif, inovatif, efektif, efisien, terampil serta

menguasai pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menjadi

lulusan-lulusan SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

SMK Pertanian merupakan salah satu sistem pendidikan yang mulai

dikembangkan di Negara Indonesia, akan tetapi minat terhadap pembelajaran

pertanian di masyarakat sangat minim. Dengan mengubah cara pembelajaran

konvensional menjadi pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan

diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan minat siswa dan masyarakat

terhadap pendidikan pertanian. Dalam rangka mengembangkan iklim belajar

mengajar yang lebih bermakna dan menyenangkan, sangat diperlukan adanya

(5)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

guru, siswa, kurikulum, alat (media pembelajaran) dan sumber belajar,

materi, metode maupun alat evaluasi saling bekerja sama untuk mewujudkan

proses belajar yang kondusif.

Seiring perkembangan dunia pendidikan, telah ditemukan berbagai

macam model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang

berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif

dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual merupakan model

pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri.

Nurhadi, (2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah

sebagai berikut:

Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL), menawarkan bentuk pembelajaran yang membantu guru mengaitkan

antara muatan akademik yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.

Dengan demikian, peran siswa dalam pembelajaran CTL adalah sebagai

subjek pembelajar yang menemukan dan membangun sendiri konsep yang

(6)

adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi siswa baik aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotor.

Melihat proses pembelajaran produktif di SMK Negeri 2 Cilaku

Cianjur yang selama ini berlangsung masih berfokus kepada guru sebagai

sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa).

Ternyata hal ini merupakan salah satu kelemahan proses pembelajaran di

sekolah, artinya pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru kurang

adanya usaha dalam melibatkan proses kemampuan berpikir siswa.

Hasil observasi awal di kelas X APTKJ (Agribisnis Pembibitan

Tanaman dan Kultur Jaringan) di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur diketahui

jumlah persentase siswa yang meraih nilai diatas KKM sangat rendah.

Terbukti pada nilai hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

produktif tahun ajaran 2011/2012 pada standar kompetensi mengidentifikasi

tanaman dan pertumbuhannya yang meraih nilai diatas KKM hanya 5,8% dan

pada tahun sebelumnya hanya 6,4%.

Berdasarkan permasalahan dan gambaran umum yang telah

dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian

tentang “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching

And Learning) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Standar

Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya di SMK Negeri

2 Cilaku Cianjur”.

(7)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Berdasarkan uraian diatas, muncul beberapa masalah yang

memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat. Adapun

identifikasi masalah dari judul yang penulis pilih adalah sebagai berikut:

1. Penguasaan materi dan keterampilan siswa pada standar kompetensi

mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya masih belum optimal, hal

ini dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi siswa yang memenuhi kriteria

kelulusan minimum (KKM) < 60%.

2. Siswa belum mampu memahami dan menafsirkan konsep hubungan

tanaman dan pertumbuhannya, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

siswa yang masih dibawah nilai KKM yaitu 75.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah serta agar

penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka

dibatasi pada permasalahan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL).

2. Materi pada mata pelajaran produktif dibatasi pada pokok bahasan

tentang standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan

pertumbuhannya kelas X.

3. Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa

berupa nilai pre test dan post test serta aktivitas belajar siswa pada setiap

(8)

melakukan diskusi, keterampilan siswa bertanya, keterampilan siswa

menjawab, membuat kesimpulan, dan mempresentasikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,

maka dapat dirumuskan yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah

Apakah dengan penerapan model pembelajaran berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya di

SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur?

E. Tujuan Penelitan

Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan

penelitian. Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah untuk

memecahkan masalah pada metode pembelajaran yang selama ini kurang

efektif digunakan oleh guru di SMK pertanian. Sedangkan tujuan khusus dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya

setelah diterapkan model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL).

(9)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Teoritis

Memberikan gambaran umum tentang penerapan model

pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di SMK

Negeri 2 Cilaku Cianjur.

2. Praktis

a. Dapat memberikan masukan kepada praktisi dalam menerapkan model

pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada

kegiatan pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran produktif di

SMK Pertanian serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari

penerapan pendekatan tersebut.

b. Memberikan informasi pada guru atau calon guru tentang model

pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)

sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran produktif di SMK Pertanian.

c. Menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan sehingga hasil belajar

dapat dimaksimalkan

d. Peneliti mengharapkan, siswa lebih kritis dalam menanggapi pelajaran

produktif terutama yang sangat berkaitan terhadap permasalahan yang

(10)

e. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide-ide lain maupun

sumbangan dalam bentuk perbaikan pembelajaran khususnya pada

sekolah itu sendiri dan pada institusi pendidikan lain pada umunya.

G. Definisi Operasional

1. Penerapan

Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal

mempraktikan (KBBI, 2002). Yang dimaksud dengan penerapan di sini

adalah mempraktikan pembelajaran berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran produktif

di SMK N 2 Cilaku Cianjur.

2. Model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL)

Model pembelajaran berbasis CTL merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkan serta

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka (Sanjaya, 2006).

Model pembelajaran CTL yang digunakan dalam penelitian ini

adalah siswa diberikan pembelajaran secara kontekstual yang berhubungan

(11)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

sederhana yang sudah dikenal siswa yang relevan dengan kompetensi pada

mata pelajaran produktif.

3. Prestasi belajar

Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam

proses belajar mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan guru.

Menurut Tirtonegoro (2001), mengemukakan bahwa prestasi belajar

adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Prestasi belajar pada penelitian ini yaitu dilihat dari hasil belajar

siswa dan aktivitas belajar. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah nilai

hasil pre test dan post test dari setiap siklus pembelajaran pada standar

kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Sedangkan

aktivitas belajar di dalam kelas dilihat dari siswa mengumpulkan

informasi, melakukan diskusi, keterampilan siswa bertanya, keterampilan

siswa menjawab, membuat kesimpulan, mempresentasikan dan lain-lain.

H. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam proposal penelitian nanti terdapat

kesinambungan dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencakup tiga

bab berdasarkan pembahasan sebagai berikut :

(12)

Berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjauan pustaka mengenai model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning), prestasi belajar, pembelajaran

mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya, dan penelitian yang telah

dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang rencana penelitian, desain penelitian, prosedur

penelitian; instrument penelitian, validasi instrument, teknik pengolahan data,

dan validasi data.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Cilaku Kabupaten Cianjur.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X Kompetensi Keahlian

APTKJ 1 (Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan) SMK

Negeri 2 Cilaku Cianjur.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada

upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan

(improvemen oriented).

Harjodipuro (Sunendar, 2008) menjelaskan bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru bidang studi

(14)

siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu: Planning (rencana), Action (tindakan),

Observation (pengamatan), Reflection (refleksi).

Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu pada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model Spiral yang dapat

dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Alir PTK (Modifikasi dari Berbagai Sumber)

Peneliti merencanakan 3 siklus untuk pelaksanaan penelitian ini, akan

tetapi apabila dalam dua siklus siswa yang telah mencapai nilai KKM ≥ 60 %

maka siklus akan dihentikan dengan pertimbangan telah mencapai tujuan

yang diharapkan. Apabila setelah siklus ketiga tujuan belum tercapai maka

siklus dilanjutkan hingga mencapai tujuan, atau sesuai dengan saran dan

pertimbangan dari kolaborator penelitian atau dosen pembimbing (pakar).

C. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

(15)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Perencanaan penelitian adalah melakukan identifikasi masalah

kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan

analisa masalah yang didapatkan, dari mulai penetapan waktu, materi,

metode penyampaian materi. Perencanaan dalam penelitian tindakan

sebaiknya lebih bersifat fleksibel, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi

tantangan tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan

kelas ini terdiri dari beberapa kegiatan perencanaan, di antaranya yaitu:

a. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian,

b. Melakukan pra-pengamatan sebelum penelitian terhadap kelas yang

akan digunakan,

c. Merundingkan mitra, dalam hal ini kolaborator untuk penelitian,

d. Persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti: pembuatan silabus,

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa, menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan, dan instrumen

pada setiap siklusnya.

e. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas pada setiap siklusnya,

f. Menganalisis data yang diperoleh selama melakukan tindakan

g. Merencanakan bagaimana langkah atau tindakan perbaikan yang akan

(16)

Peneliti melaksanakan tiga siklus dalam penelitian ini, dimana

standar kompetensi yang diajarkan adalah mengidentifikasi tanaman dan

pertumbuhannya. Kompetensi dasar untuk siklus I adalah tentang

menjelaskan hubungan antara tanaman dan pertumbuhannya, sedangkan

siklus II dan III tentang menjelaskan air sebagai unsur essensial tanaman.

2. Pelaksanaan/Tindakan (Action)

Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana dan

kegiatan praktis yang telah dirancang pada tahap sebelumnya dan

merupakan tindakan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dapat

terlaksana dengan baik jika mengacu pada rencana yang rasional dan

terukur. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan metode

pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL).

Tahapan-tahapan pembelajaran yang terjadi pada siklus I, II dan III dapat

dilihat pada RPP dan kelengkapan kegiatan terdapat pada Lembar Kerja

Siswa yang telah dibuat (terlampir).

3. Pengamatan (Observation)

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti

akan melakukan analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan

tindakan.

Pada tahap ini, peneliti dan mitra melakukan pengamatan terhadap

(17)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

dilakukan oleh peneliti. Kegiatan ini bertujuan untuk merekam dan

mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti.

Hasil observasi dalam penelitian ini nantinya ialah berdasarkan

data yang terekam di kelas selama proses tindakan berlangsung. Peneliti

bersama-sama dengan mitra peneliti juga akan melakukan interpretasi

terhadap data-data yang diperoleh. Setiap akhir tindakan, peneliti dengan

mitra peneliti melakukan diskusi balikan mengenai hal-hal yang harus

diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, atau dikurangi bahkan dihilangkan

dalam tindakan berikutnya untuk memperoleh data yang diinginkan. Hasil

diskusi balikan tersebut kemudian oleh peneliti dijadikan acuan untuk

tindakan berikutnya yang akan dilakukan.

4. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subyek

penelitian yang telah dicatat dalam pengamatan. Langkah refleksi ini

berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses,

problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan

strategi.

Pada proses refleksi ini peneliti menganalisa dan mengulas data

hasil tes untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama pembelajaran pada standar

(18)

refleksi siklus I, terlihat adanya kekurang sempurnaan maka dilakukan

perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus I pada siklus berikutnya.

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes tertulis

Tes tertulis merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah

diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini metode tes

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa

(pre test) dan hasil belajar siswa (post test). Tes dalam penelitian ini

berbentuk tes objektif dan subjektif. Tes objektif dengan bentuk

pertanyaan pilihan ganda 15 soal pada siklus I, 10 soal untuk siklus II dan

5 soal untuk siklus III. Tes subjektif yang diberikan berupa soal essay

yang memuat beberapa pertanyaan mengenai materi pada standar

kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Tes ini

digunakan untuk mengetahui nilai kognitif yang merupakan hasil belajar

siswa.

Instrumen pilihan ganda terlebih dahulu akan dikonsultasikan guru

mata pelajaran di sekolah. Kemudian instrumen tes tersebut diujicobakan

kepada siswa di luar subjek penelitian yang telah mempelajari materi yang

diujikan. Uji coba instrumen diberikan kepada siswa kelas XI APTKJ di

(19)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Pemilihan kelas XI APTKJ di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

karena siswa tersebut sebelumnya telah mendapatkan materi tentang

mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Setelah data hasil uji coba

terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas dan

reliabilitasnya. Selain itu, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui

indeks kesukaran dan daya pembeda.

2. Pedoman Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan

teliti dan sistematis untuk tujuan tertentu. Pedoman observasi yang

digunakan ada dua macam yaitu pedoman observasi untuk siswa dan guru.

Pedoman obseravsi siswa digunakan untuk mengamati tingkat aktivitas

belajar siswa sedangkan pedoman observasi guru digunakan untuk melihat

keterlaksanaan penerapan metode pembelajaran CTL selama kegiatan

belajar mengajar

3. Perangkat tugas/Job sheet

Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil

kemampuan yang berupa jobsheet yang telah disusun oleh peneliti

bersama guru pengajar standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan

pertumbuhannya sesuai dengan kompetensi dasar yang ditentukan.

Jobsheet digunakan untuk menilai performa kerja siswa ketika melakukan

praktek. Jobsheet terlampir pada lampiran.

E. Validasi Instrument

(20)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan judgement expert

(validasi pakar) untuk lembar observasi, soal essay dan soal pilihan ganda.

Validasi pakar adalah validasi kepada para ahli (expert judgement)

mengenai instrumen yang akan diujikan kepada para siswa untuk

memperoleh data. Ahli yang dilibatkan dalam validasi model evaluasi ahli

dalam bidang evaluasi dan praktisi standar kompetensi tersebut yaitu tim

guru mata pelajaran standar kompetensi yang digunakan. Sebelum

instrumen digunakan untuk mengukur, peneliti terlebih dahulu melakukan

diskusi dan meminta masukan kepada para ahli, sehingga instrument

tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang harus diukur.

2. Validasi empiris

Validasi untuk instrumen soal tes pilihan ganda menggunakan

validasi empiris, yaitu analisis butir soal. Soal yang akan digunakan

diujikan kepada siswa kelas XI yang telah mendapatkan pembelajaran

standar kompetensi ini pada tahun sebelumnya, kemudian soal dianalisis

berdasarkann validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Soal yang memenuhi kriteria kemudian diujikan kepada subjek penelitian.

a. Validitas

Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid

tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu

dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui

(21)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

koefisien korelasi antara nilai hasil uji coba dengan nilai rata-rata

harian.

Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus produk momen

dari Pearson sebagai berikut:

Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas

instrumen, nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut

Arikunto (2007: 75) sebagai berikut:

0,800 ≤ rxy≤ 1,00 korelasi sangat tinggi

0,600 ≤ rxy < 0,800 korelasi tinggi

apabila diteskan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu

instrumen atau alat evaluasi dilakukan dengan cara menghitung

(22)

koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan koefisien reliabilitas ini

dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto,

2007: 93) berikut:

r = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.

Koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan

menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guliford

(Suherman, 2003: 139) sebagai berikut:

r11 < 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ r11 < 0,40 derajat reliabilitas rendah

0,40 ≤ r11 < 0,70 derajat reliabilitas sedang

0,70 ≤ r11 < 0,90 derajat reliabilitas tinggi

0,90 ≤ r11 < 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi.

c. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir

soal adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 208):

(23)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Keterangan:

P = indeks kesukaran butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal

yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:210):

1,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah

d. Daya Pembeda

Arikunto (2007: 211), menyatakan “Daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

rendah)”. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan

rumus sebagai berikut :

Pb Pa Jb Bb Ja Ba

D   

Keterangan :

D = Daya Pembeda

(24)

Jb = banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawabsoal dengan

benar

Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawabsoal dengan

benar

Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan

adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 218):

0,00 < DP ≤ 0,20 jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 baik

0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui tes

tertulis dan observasi. Data yang diperoleh dengan tes dan lembar observasi

tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran.

Adapun analisis data yang digunakan yaitu:

1. Analisis tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengukur prestasi belajar pada aspek

kognitif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data

(25)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

data kuantitatif dengan mencari rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus.

Analisis tes tertulis ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberikan pre test dan post test.

b. Menilai hasil tes siswa dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM)

yang digunakan di SMK Negeri 2 Cilaku yaitu dengan nilai 75

c. Membandingkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada siklus I

dengan siklus II untuk mengetahui peningkatan aspek kognitif

d. Mendeskripsikan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar aspek

kognitif dari siklus I, siklus II dan siklus III.

Nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus

(Sukardi,2008:146):

Nilai =

Rata-rata nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:

̅ =

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonfersikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Katagori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar

Nilai rata-rata Keterangan

40-55 Sangat rendah

56-65 Rendah

(26)

76-85 Tinggi

86-100 Tinggi sekali

Sumber:(Sukardi,2008)

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar antara sebelum dan

sesudah pembelajaran dilakukan uji N-Gain, dihitung dengan rumus :

N-Gain =

Tabel 3.2 Kriteria Normalized Gain

Skor N-gain Kriteria N-gain

0,70 < N-gain Tinggi

0,30 ≤ N-gain < 0,70 Sedang

N-gain, 0,30 Rendah

Sumber: (Hake, 1998)

2. Analisis pedoman observasi

Pedoman observasi merupakan indikator penilaian aktivitas belajar

siswa. Analisis data yang digunakan untuk pedoman observasi yaitu

metode deskriptif dengan membandingkan aktivitas belajar siswa sebelum

tindakan dengan aktivitas belajar siswa setelah tindakan. Data observasi

diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi. Sudjana (2006:

77-78) menyatakan “Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan rentang

(27)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus (Sudjana,

2006:78):

N = nilai yang diperoleh

nilai maksimal

100

Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel 3.3 :

Tabel 3.3 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik

90-100 Baik sekali

Sumber: (Sudjana, 2006)

G. Validasi Data

Untuk menguji kebenaran penelitian PTK, maka setiap data yang

diperoleh keabsahannya. Pengecekkan keabsahan data pada penelitian ini

adalah dengan cara Member Cek.

Members check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan

(28)

atau informasi tentang keseluruhan pelaksanaan tindakan yang diperoleh

peneliti utama dan peneliti mitra dikonfirmasi kebenarannya kepada guru

kelas melalui diskusi balikan (refleksi kolaboratif) pada setiap akhir

(29)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkann hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and

Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X APTKJ 1

berupa hasil belajar dan aktivitas belajar pada standar kompetensi

Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya di SMK Negeri 2 Cilaku

Cianjur

2. Penelitian yang digunakan ialah dengan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang dilaksanakan selama 3 siklus. Tahapan analisis yang

dilakukan penulis terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, analisis

data berupa hasil pembelajaran dan observasi serta refleksi.

3. Peningkatan hasil belajar setelah mengalami pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching and

Learning) terlihat dari nilai rata-rata N- gain dari nilai pre tes ke nilai pos

tes. Peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 0,4 (kategori sedang),

siklus II sebesar 0,5 (kategori sedang), siklus III sebesar 0,7 (kategori

tinggi).

4. Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) ini dapat

(30)

dengan cara mengkaitkan konsep materi pelajaran dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan

model Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) pada

standar kompetensi Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhnnya. Peneliti

mengemukakan beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

1. Hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan model

pembelajaran CTL serta mengembangkan berbagai aktivitas dan kreatifitas

peserta didik dalam pembelajaran

2. Diharapkan penelitian mengenai model pembelajaran berbasis CTL

(Contextual Teaching and Learning) ini dapat terus dikembangkan dengan

menambah indikator penelitian yang diteliti dan dilakukan pada materi dan

sampel yang lain

3. Pembuatan kelompok kerja siswa ketika menerapkan model pembelajaran

berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) diusahakan selalu

heterogen, karena penempatan siswa-siswa yang aktif pada setiap

kelompok dengan adil akan mempermudah proses pembelajaran

4. Model pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning)

dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya

(31)

Nurul Imamah, 2012

(32)

Nurul Imamah, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. 1987. Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery

dan Inquiry. Jakarta: Debdikbud.

Arends, Richardl. 2001. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Karsa.

Bandono. 2008. Menyusun Model Pembelajaran CTL. [Online]. Tersedia:

http://bandono.web.id. [22 Juni 2012]

Darsono, Max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang. IKIP: Semarang Press.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual

Teaching and Learning). Jakarta: Dikdasmen

Departemen pendidikan. 2002. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Persero Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Bandung.

(33)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Hakim, Thursan. 2005. Belajar secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya nusantara.

Irianti, Mitri. dan Syahza, Almasdi. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Riau: FKIP Universitas Riau

Kanisius. 2006. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Kardi,S. dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya : University Press

Khabibah,S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan soal

Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi:

Program pasca sarjana Unesa

Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Nurhadi & Senduk, A.G. 2003 Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching

and Learning/CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.

Nurhayati, Yayat. 2011. Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer.

[Online]. Tersedia:

http://yayatnurhayatiiaincrb.blogspot.com/2011/12/model-model-pembelajaran-berbasis.html [22 juni 2012]

Partini Suardiman, S. 199. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Putra, Rizcky Ananda. 2012. Desain dan Jenis PTK. [Online]. Tersedia:

http://pt.scribd.com/rizckyp/d/88265086-Desain-Dan-Jenis-PTK [22 Juni

2012]

R.I. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

(34)

Nurul Imamah, 2012

Sardiman. 2007. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. 2006. Metoda statistika. Bandung: Tarsito

Sugiono. 2009 .Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D) . Bandung : CV. AlfabetaSukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunendar, Tatang. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ [22 Juni 2012]

Sungkowo. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Jakarta: Depdiknas

Suparno, Paul. 2001. Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Surakhmad, Winarno. 2003. Pengantar Interaksi Belajar-Mengajar. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Syahza, A. 2010. Pembelajaran kontekstual. [Online] . Tersedia:

http://almasdi.unri.ac.id/index.php?option=com-content&view=article&id+68:berita-6&catid=25.the-project [22 Juni

2012]

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2008. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian

Psikomotorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tn. 2012. Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

(35)

Nurul Imamah, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku

Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Trianto. 2007. Model-model Pembejaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Trianto. 2007. Model Pemebelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Triyani, Arifah Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/51704402/10/A-Jenis-Penelitian. [22 Juni 2012].

Universitas Pendidikan Indonesia, (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Univesity Press UPI

Windura, Sutanto. 2008. Brain Management Series For Learning Strategi. Jakarta: Gramedia.

Windura, Sutrisno . 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Wiriatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alir PTK (Modifikasi dari Berbagai Sumber)
Tabel 3.1 Katagori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar
Tabel 3.2 Kriteria Normalized Gain
Tabel 3.3 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jumat Tanggal Sembilan Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas (19-09-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Pemilihan

 Siswa menentukan konsep laju perubahan nilai fungsi dan gambaran geometrisnya  Dengan menggunakan konsep limit siswa merumuskan pengertian turunan fungsi  Siswa menghitung

Dalam menyusun konfigurasi suatu elektron, maka susunan keempat bilangan kuantum harus digunakan, mulai dari tingkat energi yang rendah ke yang lebih tinggi (Aturan Aufbau), dan

autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi”.Berdasarkan pernyataan tersebut telah jelas bahwa melalui pemecahan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ GAMBARAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA PENGRAJIN PERABOT RUMAH TANGGA DI TOKO MULIA RATTAN, JALAN GATOT

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga (yang berbahan dasar rotan) di Toko Mulia Rattan,

Terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pesawat sederhana.. Terdapat

Keterlibatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan menyebabkan guru dituntut menguasai berbagai macam perkembangan