Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
PERNYATAAN ... F. Manfaat Penelitian ... G. Definisi Operasional ... H. Sistematika Penulisan ...
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... A. Model Pembelajaran CTL ... B. Prestasi Belajar ... C. Pembelajaran Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya ... D. Aktivitas Belajar ... E. Penelitian yang telah dilakukan ...
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... A. Pelaksanaa Penelitian ...
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN………..
74
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu
pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah
satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan formal ialah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 terdapat pada pasal 18 dan pasal 15, termasuk
pada “satuan pendidikan menengah kejuruan sebagai lanjutan dari pendidikan
dasar yang bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama dalam bidang
pekerjaan tertentu”. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan
pada siswa sikap mandiri, kreatif, inovatif, efektif, efisien, terampil serta
menguasai pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menjadi
lulusan-lulusan SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.
SMK Pertanian merupakan salah satu sistem pendidikan yang mulai
dikembangkan di Negara Indonesia, akan tetapi minat terhadap pembelajaran
pertanian di masyarakat sangat minim. Dengan mengubah cara pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan
diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan minat siswa dan masyarakat
terhadap pendidikan pertanian. Dalam rangka mengembangkan iklim belajar
mengajar yang lebih bermakna dan menyenangkan, sangat diperlukan adanya
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
guru, siswa, kurikulum, alat (media pembelajaran) dan sumber belajar,
materi, metode maupun alat evaluasi saling bekerja sama untuk mewujudkan
proses belajar yang kondusif.
Seiring perkembangan dunia pendidikan, telah ditemukan berbagai
macam model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual merupakan model
pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengkonstruksikan
pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri.
Nurhadi, (2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah
sebagai berikut:
Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
Model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning
(CTL), menawarkan bentuk pembelajaran yang membantu guru mengaitkan
antara muatan akademik yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa.
Dengan demikian, peran siswa dalam pembelajaran CTL adalah sebagai
subjek pembelajar yang menemukan dan membangun sendiri konsep yang
adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi siswa baik aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotor.
Melihat proses pembelajaran produktif di SMK Negeri 2 Cilaku
Cianjur yang selama ini berlangsung masih berfokus kepada guru sebagai
sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa).
Ternyata hal ini merupakan salah satu kelemahan proses pembelajaran di
sekolah, artinya pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru kurang
adanya usaha dalam melibatkan proses kemampuan berpikir siswa.
Hasil observasi awal di kelas X APTKJ (Agribisnis Pembibitan
Tanaman dan Kultur Jaringan) di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur diketahui
jumlah persentase siswa yang meraih nilai diatas KKM sangat rendah.
Terbukti pada nilai hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran
produktif tahun ajaran 2011/2012 pada standar kompetensi mengidentifikasi
tanaman dan pertumbuhannya yang meraih nilai diatas KKM hanya 5,8% dan
pada tahun sebelumnya hanya 6,4%.
Berdasarkan permasalahan dan gambaran umum yang telah
dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian
tentang “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching
And Learning) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Standar
Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya di SMK Negeri
2 Cilaku Cianjur”.
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Berdasarkan uraian diatas, muncul beberapa masalah yang
memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat. Adapun
identifikasi masalah dari judul yang penulis pilih adalah sebagai berikut:
1. Penguasaan materi dan keterampilan siswa pada standar kompetensi
mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya masih belum optimal, hal
ini dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi siswa yang memenuhi kriteria
kelulusan minimum (KKM) < 60%.
2. Siswa belum mampu memahami dan menafsirkan konsep hubungan
tanaman dan pertumbuhannya, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
siswa yang masih dibawah nilai KKM yaitu 75.
C. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah serta agar
penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka
dibatasi pada permasalahan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Materi pada mata pelajaran produktif dibatasi pada pokok bahasan
tentang standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan
pertumbuhannya kelas X.
3. Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa
berupa nilai pre test dan post test serta aktivitas belajar siswa pada setiap
melakukan diskusi, keterampilan siswa bertanya, keterampilan siswa
menjawab, membuat kesimpulan, dan mempresentasikan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
maka dapat dirumuskan yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah
“Apakah dengan penerapan model pembelajaran berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya di
SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur?
E. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan
penelitian. Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah untuk
memecahkan masalah pada metode pembelajaran yang selama ini kurang
efektif digunakan oleh guru di SMK pertanian. Sedangkan tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
pada standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya
setelah diterapkan model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL).
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Teoritis
Memberikan gambaran umum tentang penerapan model
pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di SMK
Negeri 2 Cilaku Cianjur.
2. Praktis
a. Dapat memberikan masukan kepada praktisi dalam menerapkan model
pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
kegiatan pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran produktif di
SMK Pertanian serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari
penerapan pendekatan tersebut.
b. Memberikan informasi pada guru atau calon guru tentang model
pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL)
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran produktif di SMK Pertanian.
c. Menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan sehingga hasil belajar
dapat dimaksimalkan
d. Peneliti mengharapkan, siswa lebih kritis dalam menanggapi pelajaran
produktif terutama yang sangat berkaitan terhadap permasalahan yang
e. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide-ide lain maupun
sumbangan dalam bentuk perbaikan pembelajaran khususnya pada
sekolah itu sendiri dan pada institusi pendidikan lain pada umunya.
G. Definisi Operasional
1. Penerapan
Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal
mempraktikan (KBBI, 2002). Yang dimaksud dengan penerapan di sini
adalah mempraktikan pembelajaran berbasis Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran produktif
di SMK N 2 Cilaku Cianjur.
2. Model pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Model pembelajaran berbasis CTL merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk
menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkan serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka (Sanjaya, 2006).
Model pembelajaran CTL yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa diberikan pembelajaran secara kontekstual yang berhubungan
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
sederhana yang sudah dikenal siswa yang relevan dengan kompetensi pada
mata pelajaran produktif.
3. Prestasi belajar
Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam
proses belajar mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan guru.
Menurut Tirtonegoro (2001), mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.
Prestasi belajar pada penelitian ini yaitu dilihat dari hasil belajar
siswa dan aktivitas belajar. Hasil belajar yang dimaksud disini adalah nilai
hasil pre test dan post test dari setiap siklus pembelajaran pada standar
kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Sedangkan
aktivitas belajar di dalam kelas dilihat dari siswa mengumpulkan
informasi, melakukan diskusi, keterampilan siswa bertanya, keterampilan
siswa menjawab, membuat kesimpulan, mempresentasikan dan lain-lain.
H. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam proposal penelitian nanti terdapat
kesinambungan dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencakup tiga
bab berdasarkan pembahasan sebagai berikut :
Berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang tinjauan pustaka mengenai model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning), prestasi belajar, pembelajaran
mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya, dan penelitian yang telah
dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi tentang rencana penelitian, desain penelitian, prosedur
penelitian; instrument penelitian, validasi instrument, teknik pengolahan data,
dan validasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pelaksanaan penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
2 Cilaku Kabupaten Cianjur.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X Kompetensi Keahlian
APTKJ 1 (Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan) SMK
Negeri 2 Cilaku Cianjur.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada
upaya untuk mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan
(improvemen oriented).
Harjodipuro (Sunendar, 2008) menjelaskan bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru bidang studi
siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu: Planning (rencana), Action (tindakan),
Observation (pengamatan), Reflection (refleksi).
Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model Spiral yang dapat
dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Alir PTK (Modifikasi dari Berbagai Sumber)
Peneliti merencanakan 3 siklus untuk pelaksanaan penelitian ini, akan
tetapi apabila dalam dua siklus siswa yang telah mencapai nilai KKM ≥ 60 %
maka siklus akan dihentikan dengan pertimbangan telah mencapai tujuan
yang diharapkan. Apabila setelah siklus ketiga tujuan belum tercapai maka
siklus dilanjutkan hingga mencapai tujuan, atau sesuai dengan saran dan
pertimbangan dari kolaborator penelitian atau dosen pembimbing (pakar).
C. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Perencanaan penelitian adalah melakukan identifikasi masalah
kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan
analisa masalah yang didapatkan, dari mulai penetapan waktu, materi,
metode penyampaian materi. Perencanaan dalam penelitian tindakan
sebaiknya lebih bersifat fleksibel, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi
tantangan tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari beberapa kegiatan perencanaan, di antaranya yaitu:
a. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian,
b. Melakukan pra-pengamatan sebelum penelitian terhadap kelas yang
akan digunakan,
c. Merundingkan mitra, dalam hal ini kolaborator untuk penelitian,
d. Persiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti: pembuatan silabus,
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lembar Kerja
Siswa, menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan, dan instrumen
pada setiap siklusnya.
e. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas pada setiap siklusnya,
f. Menganalisis data yang diperoleh selama melakukan tindakan
g. Merencanakan bagaimana langkah atau tindakan perbaikan yang akan
Peneliti melaksanakan tiga siklus dalam penelitian ini, dimana
standar kompetensi yang diajarkan adalah mengidentifikasi tanaman dan
pertumbuhannya. Kompetensi dasar untuk siklus I adalah tentang
menjelaskan hubungan antara tanaman dan pertumbuhannya, sedangkan
siklus II dan III tentang menjelaskan air sebagai unsur essensial tanaman.
2. Pelaksanaan/Tindakan (Action)
Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana dan
kegiatan praktis yang telah dirancang pada tahap sebelumnya dan
merupakan tindakan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dapat
terlaksana dengan baik jika mengacu pada rencana yang rasional dan
terukur. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan metode
pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL).
Tahapan-tahapan pembelajaran yang terjadi pada siklus I, II dan III dapat
dilihat pada RPP dan kelengkapan kegiatan terdapat pada Lembar Kerja
Siswa yang telah dibuat (terlampir).
3. Pengamatan (Observation)
Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Selain itu, dalam pengamatan dilakukan juga analisis. Peneliti
akan melakukan analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan
tindakan.
Pada tahap ini, peneliti dan mitra melakukan pengamatan terhadap
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
dilakukan oleh peneliti. Kegiatan ini bertujuan untuk merekam dan
mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti.
Hasil observasi dalam penelitian ini nantinya ialah berdasarkan
data yang terekam di kelas selama proses tindakan berlangsung. Peneliti
bersama-sama dengan mitra peneliti juga akan melakukan interpretasi
terhadap data-data yang diperoleh. Setiap akhir tindakan, peneliti dengan
mitra peneliti melakukan diskusi balikan mengenai hal-hal yang harus
diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, atau dikurangi bahkan dihilangkan
dalam tindakan berikutnya untuk memperoleh data yang diinginkan. Hasil
diskusi balikan tersebut kemudian oleh peneliti dijadikan acuan untuk
tindakan berikutnya yang akan dilakukan.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali
terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subyek
penelitian yang telah dicatat dalam pengamatan. Langkah refleksi ini
berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses,
problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan
strategi.
Pada proses refleksi ini peneliti menganalisa dan mengulas data
hasil tes untuk melihat apakah pembelajaran yang dilakukan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama pembelajaran pada standar
refleksi siklus I, terlihat adanya kekurang sempurnaan maka dilakukan
perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus I pada siklus berikutnya.
D. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes tertulis
Tes tertulis merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah
diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini metode tes
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa
(pre test) dan hasil belajar siswa (post test). Tes dalam penelitian ini
berbentuk tes objektif dan subjektif. Tes objektif dengan bentuk
pertanyaan pilihan ganda 15 soal pada siklus I, 10 soal untuk siklus II dan
5 soal untuk siklus III. Tes subjektif yang diberikan berupa soal essay
yang memuat beberapa pertanyaan mengenai materi pada standar
kompetensi mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Tes ini
digunakan untuk mengetahui nilai kognitif yang merupakan hasil belajar
siswa.
Instrumen pilihan ganda terlebih dahulu akan dikonsultasikan guru
mata pelajaran di sekolah. Kemudian instrumen tes tersebut diujicobakan
kepada siswa di luar subjek penelitian yang telah mempelajari materi yang
diujikan. Uji coba instrumen diberikan kepada siswa kelas XI APTKJ di
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Pemilihan kelas XI APTKJ di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur
karena siswa tersebut sebelumnya telah mendapatkan materi tentang
mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya. Setelah data hasil uji coba
terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas dan
reliabilitasnya. Selain itu, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui
indeks kesukaran dan daya pembeda.
2. Pedoman Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan
teliti dan sistematis untuk tujuan tertentu. Pedoman observasi yang
digunakan ada dua macam yaitu pedoman observasi untuk siswa dan guru.
Pedoman obseravsi siswa digunakan untuk mengamati tingkat aktivitas
belajar siswa sedangkan pedoman observasi guru digunakan untuk melihat
keterlaksanaan penerapan metode pembelajaran CTL selama kegiatan
belajar mengajar
3. Perangkat tugas/Job sheet
Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil
kemampuan yang berupa jobsheet yang telah disusun oleh peneliti
bersama guru pengajar standar kompetensi mengidentifikasi tanaman dan
pertumbuhannya sesuai dengan kompetensi dasar yang ditentukan.
Jobsheet digunakan untuk menilai performa kerja siswa ketika melakukan
praktek. Jobsheet terlampir pada lampiran.
E. Validasi Instrument
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan judgement expert
(validasi pakar) untuk lembar observasi, soal essay dan soal pilihan ganda.
Validasi pakar adalah validasi kepada para ahli (expert judgement)
mengenai instrumen yang akan diujikan kepada para siswa untuk
memperoleh data. Ahli yang dilibatkan dalam validasi model evaluasi ahli
dalam bidang evaluasi dan praktisi standar kompetensi tersebut yaitu tim
guru mata pelajaran standar kompetensi yang digunakan. Sebelum
instrumen digunakan untuk mengukur, peneliti terlebih dahulu melakukan
diskusi dan meminta masukan kepada para ahli, sehingga instrument
tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang harus diukur.
2. Validasi empiris
Validasi untuk instrumen soal tes pilihan ganda menggunakan
validasi empiris, yaitu analisis butir soal. Soal yang akan digunakan
diujikan kepada siswa kelas XI yang telah mendapatkan pembelajaran
standar kompetensi ini pada tahun sebelumnya, kemudian soal dianalisis
berdasarkann validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Soal yang memenuhi kriteria kemudian diujikan kepada subjek penelitian.
a. Validitas
Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid
tidaknya suatu instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu
dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
koefisien korelasi antara nilai hasil uji coba dengan nilai rata-rata
harian.
Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus produk momen
dari Pearson sebagai berikut:
Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas
instrumen, nilai koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut
Arikunto (2007: 75) sebagai berikut:
0,800 ≤ rxy≤ 1,00 korelasi sangat tinggi
0,600 ≤ rxy < 0,800 korelasi tinggi
apabila diteskan berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu
instrumen atau alat evaluasi dilakukan dengan cara menghitung
koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan koefisien reliabilitas ini
dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Arikunto,
2007: 93) berikut:
r = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
Koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan
menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guliford
(Suherman, 2003: 139) sebagai berikut:
r11 < 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 derajat reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,70 derajat reliabilitas sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90 derajat reliabilitas tinggi
0,90 ≤ r11 < 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir
soal adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 208):
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Keterangan:
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal
yang digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:210):
1,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah
d. Daya Pembeda
Arikunto (2007: 211), menyatakan “Daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah)”. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan
rumus sebagai berikut :
Pb Pa Jb Bb Ja Ba
D
Keterangan :
D = Daya Pembeda
Jb = banyaknya peserta kelompok bawah
Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawabsoal dengan
benar
Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawabsoal dengan
benar
Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan
adalah sebagai berikut (Arikunto, 2007: 218):
0,00 < DP ≤ 0,20 jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 baik
0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui tes
tertulis dan observasi. Data yang diperoleh dengan tes dan lembar observasi
tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran.
Adapun analisis data yang digunakan yaitu:
1. Analisis tes tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur prestasi belajar pada aspek
kognitif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
data kuantitatif dengan mencari rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus.
Analisis tes tertulis ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan pre test dan post test.
b. Menilai hasil tes siswa dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM)
yang digunakan di SMK Negeri 2 Cilaku yaitu dengan nilai 75
c. Membandingkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada siklus I
dengan siklus II untuk mengetahui peningkatan aspek kognitif
d. Mendeskripsikan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar aspek
kognitif dari siklus I, siklus II dan siklus III.
Nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus
(Sukardi,2008:146):
Nilai =
Rata-rata nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:
̅ =
Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonfersikan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Katagori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar
Nilai rata-rata Keterangan
40-55 Sangat rendah
56-65 Rendah
76-85 Tinggi
86-100 Tinggi sekali
Sumber:(Sukardi,2008)
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar antara sebelum dan
sesudah pembelajaran dilakukan uji N-Gain, dihitung dengan rumus :
N-Gain =
Tabel 3.2 Kriteria Normalized Gain
Skor N-gain Kriteria N-gain
0,70 < N-gain Tinggi
0,30 ≤ N-gain < 0,70 Sedang
N-gain, 0,30 Rendah
Sumber: (Hake, 1998)
2. Analisis pedoman observasi
Pedoman observasi merupakan indikator penilaian aktivitas belajar
siswa. Analisis data yang digunakan untuk pedoman observasi yaitu
metode deskriptif dengan membandingkan aktivitas belajar siswa sebelum
tindakan dengan aktivitas belajar siswa setelah tindakan. Data observasi
diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi. Sudjana (2006:
77-78) menyatakan “Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan rentang
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = baik sekali
Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus (Sudjana,
2006:78):
N = nilai yang diperoleh
nilai maksimal
100
Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel 3.3 :
Tabel 3.3 Konversi Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru
Nilai Keterangan
10-29 Sangat kurang
30-49 Kurang
50-69 Cukup
70-89 Baik
90-100 Baik sekali
Sumber: (Sudjana, 2006)
G. Validasi Data
Untuk menguji kebenaran penelitian PTK, maka setiap data yang
diperoleh keabsahannya. Pengecekkan keabsahan data pada penelitian ini
adalah dengan cara Member Cek.
Members check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan
atau informasi tentang keseluruhan pelaksanaan tindakan yang diperoleh
peneliti utama dan peneliti mitra dikonfirmasi kebenarannya kepada guru
kelas melalui diskusi balikan (refleksi kolaboratif) pada setiap akhir
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkann hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and
Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X APTKJ 1
berupa hasil belajar dan aktivitas belajar pada standar kompetensi
Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhannya di SMK Negeri 2 Cilaku
Cianjur
2. Penelitian yang digunakan ialah dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan selama 3 siklus. Tahapan analisis yang
dilakukan penulis terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, analisis
data berupa hasil pembelajaran dan observasi serta refleksi.
3. Peningkatan hasil belajar setelah mengalami pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching and
Learning) terlihat dari nilai rata-rata N- gain dari nilai pre tes ke nilai pos
tes. Peningkatan hasil belajar pada siklus I sebesar 0,4 (kategori sedang),
siklus II sebesar 0,5 (kategori sedang), siklus III sebesar 0,7 (kategori
tinggi).
4. Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) ini dapat
dengan cara mengkaitkan konsep materi pelajaran dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan
model Pembelajaran Berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) pada
standar kompetensi Mengidentifikasi Tanaman dan Pertumbuhnnya. Peneliti
mengemukakan beberapa saran diantaranya sebagai berikut:
1. Hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan model
pembelajaran CTL serta mengembangkan berbagai aktivitas dan kreatifitas
peserta didik dalam pembelajaran
2. Diharapkan penelitian mengenai model pembelajaran berbasis CTL
(Contextual Teaching and Learning) ini dapat terus dikembangkan dengan
menambah indikator penelitian yang diteliti dan dilakukan pada materi dan
sampel yang lain
3. Pembuatan kelompok kerja siswa ketika menerapkan model pembelajaran
berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning) diusahakan selalu
heterogen, karena penempatan siswa-siswa yang aktif pada setiap
kelompok dengan adil akan mempermudah proses pembelajaran
4. Model pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning)
dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya
Nurul Imamah, 2012
Nurul Imamah, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Moh. 1987. Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery
dan Inquiry. Jakarta: Debdikbud.
Arends, Richardl. 2001. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Karsa.
Bandono. 2008. Menyusun Model Pembelajaran CTL. [Online]. Tersedia:
http://bandono.web.id. [22 Juni 2012]
Darsono, Max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang. IKIP: Semarang Press.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning). Jakarta: Dikdasmen
Departemen pendidikan. 2002. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Persero Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Bandung.
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Cianjur
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Hakim, Thursan. 2005. Belajar secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya nusantara.
Irianti, Mitri. dan Syahza, Almasdi. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Riau: FKIP Universitas Riau
Kanisius. 2006. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.
Kardi,S. dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya : University Press
Khabibah,S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan soal
Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi:
Program pasca sarjana Unesa
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Nurhadi & Senduk, A.G. 2003 Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS.
Nurhayati, Yayat. 2011. Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer.
[Online]. Tersedia:
http://yayatnurhayatiiaincrb.blogspot.com/2011/12/model-model-pembelajaran-berbasis.html [22 juni 2012]
Partini Suardiman, S. 199. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Grasindo
Putra, Rizcky Ananda. 2012. Desain dan Jenis PTK. [Online]. Tersedia:
http://pt.scribd.com/rizckyp/d/88265086-Desain-Dan-Jenis-PTK [22 Juni
2012]
R.I. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Nurul Imamah, 2012
Sardiman. 2007. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana. 2006. Metoda statistika. Bandung: Tarsito
Sugiono. 2009 .Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D) . Bandung : CV. AlfabetaSukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunendar, Tatang. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ [22 Juni 2012]
Sungkowo. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Jakarta: Depdiknas
Suparno, Paul. 2001. Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Surakhmad, Winarno. 2003. Pengantar Interaksi Belajar-Mengajar. Bandung: Tarsito.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Syahza, A. 2010. Pembelajaran kontekstual. [Online] . Tersedia:
http://almasdi.unri.ac.id/index.php?option=com-content&view=article&id+68:berita-6&catid=25.the-project [22 Juni
2012]
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2008. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.
Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian
Psikomotorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tn. 2012. Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
Nurul Imamah, 2012
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Ctl Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Standar Kompetensi Mengidentifikasi Tanaman Dan Pertumbuhannya Di Smk Negeri 2 Cilaku
Cianjur
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Trianto. 2007. Model-model Pembejaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Trianto. 2007. Model Pemebelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Triyani, Arifah Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C. [online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/51704402/10/A-Jenis-Penelitian. [22 Juni 2012].
Universitas Pendidikan Indonesia, (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Univesity Press UPI
Windura, Sutanto. 2008. Brain Management Series For Learning Strategi. Jakarta: Gramedia.
Windura, Sutrisno . 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Wiriatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya