D -
design deflection (mm),dari Benkelman BeamMetoda Perancangan Perkerasan Jalan
ESA =
numberof cummulatives millions of
equivalent 8,2 ton axles (x106)t -
oveday thickness.. PAYEMENT SHAPING;
P.AC T =
0,001 ( g- RCI)',t
+T-," +
---4
(4.26.)
dimana:T =
lapis per^t^ (leuelling thickness)RCI =
Road Condition Index AC =
perbedaancrossfall/camberTm. =minimum thickness,tergantung ukuran
butir maksimum.P =
lebar perkerasan (m).CATATAN
:
RCI=
Road Condition Index,merupakan indeks dari perwuiudan kondisi permukaan ialan ,yang diiabarkan dalam rumus berikut ini:( -0,0501 x IRI 1'220326)
RCI=10xe
dimana
IRI
adalahInternational
Roughness Index,indeks kekasaran permukaan, yzng diukur dengan alat NAASRA.Dalam bentuk grafik relasi tersebut dapat dilihat pada Gbr.4.4.
CONTOH
SOAL 4.4.Diketahui:
Jalan2lajur 2x3,50m.
- ESA=8x106.
- D =
lendutan dart alat Benkelman Beam=
3 mm.- AC=loh - IRI=5
-
material lapis per^ta mempunyai butiran maks o2
cm.Hitung:
Tebal lapis perata Qeveling) dan tebal perkuatan perkerasan.a).
(-0,0501 x IIU
1,220326)
( -0,0501 x 51.220326)=10xe =10xe
= 7,0
= 2 + 3omaks
=
Q*
3) 2 cm= 4 cmll3
RCI RCI
T-i,
(4.2s.)
{
ll4
tadltcGailtl&J 1,AJ.lrt BI;IK;A 2 : PERANCAN(AN PER,KERASAN JATAN Metoda Peroncangan Perkerasan Jalan 1t5T = 0,001 ( 9- RCI ) 0.,
* T-,. * P'lC
-0,001(9-1+,s14-.4 T
-
0,023+4*1,,75=5,7'7 cm (tebal perata).2,303
log D -
0,408 ( 1-
log ESA )t-
0,08
-
0,0131og ESA.
= 2,3031og3-0,408(1*log8)- l,l0-0'04
=t5,l4cm0,08
-
0,01 3 log8
0,08-
0,0 I(tebal perkuatan) Tebal lapis tambahan
=
5,77+
15,1'4=
20,91,-
2'1, cm.4.4.1.8.
PerancanganInterblock.
Untuk
rrret^ncang tebal perkerasan interblock,karena masih masuk kelompok perkerasan lentur pe:lilncaflg^nnya sebagaimana perkerasan lentur umumnya. Jadi mengikuti proseduf pefancangan sebagaimana yang sudahdiuraikan diatas. Bila
menggunakanmetoda
analisakomponen
pedu ditambahkan beberapa modifikasi seperti dibawah ini.Rumus ITP yang digunakan adalah :
ITP=
a,.D,+ zr.Dr+
ar.D,+ ao.Do. ...
(4.28.)dimana:
21, 22,
23,a4 bertufut-turut koefisien kekuatan relatif
bahan interblock, pasir perata, LPA dan LPB.D,,
Dr, Dr, Do masing-masing tebal lapis perketasan (cm).Nomogram yang digunakan untuk mencari Indeks Tebal Perkerasan
IfP
digunakanNomogram 1 dan 2. Nomogrzm
1, digunakan untukstfuktuf
pada lalu lintas berat seperti lapangan parkir-contasaer, taxiwal di terminalp.ru*rt
udara, ialan dengan repetisi ESA >105, ialan umum dengan kecepatan 1:encnz > 40 km/jam dll. Adapun Nomogram 2
digunakan untuk lalu lintas ringan seperti tempat parkirumum,
gatasi,tfotoar,
tamfl
dan jalan lokal dengan ESA
<
10s.Untuk koefisien kekuatan relatif spesifik bahaninterblock
digunakannilai
padaTabel.
4.12.Untuknilai
koefisien kekuatanrelatif bagi
bahan-bahanLPA dan LPB
sama dengan y^ng diberikan pada Tabel 4.7 .700.0,01*
4
:!
EfrL,
ur2
*
u:E
'tdE e
t
=&
{
gt L,i9 lrlE
I
b).
ATAL rqit
G aatlrlt r"$fir.e lc'af
tl.tr
ROAO CgNDtTtoil
cta
tt{oEx t
ncI
IIorol $oFanl
Arh'F*.
ftEoffrrlttd h ltc hrr lf rm.
,lmrulc ilrr,.,r sld tct ) 6.
trnrIhtO
SUMBER: IRM$ BIMMARGA
Gbr.4.3. Desain Pelapisan
Ulang
i\ s\
fi
ngl.o oaSgEvaTroia!
I ll A
c,ec r cE {fBrL JAlrd w'&cr tlgYAxtrn?t
Jrln
1
\
\\
T..F t?tr' II r ttYtrEat Ir mt
\ \\
!r
wbln,1
\
-t*i
1l.
\
Y 7.Om&{t h tmrtl ri.{uldlnt Crm at ,c,Etroilsffib.r
\ -t1
a,3ntocltT5
\
\
lOm ll.!.6 cr2)i-i-.;;''
\ \
_4,
L*
rl ntilh.mn
,rcalirohb
rl*c*rc C
F$ffiffiI*
3T8LKE BUTUI.'AN TE BAL PEMBE NruKAN PE RMUI(AAI\I
I
116 xo%6cauN6J74t4rt Bi/ty'w 2 : PERANCANqAN PER-KER.AS.4N JAL*N
o 2 4 6
"
,", ,,],?*r.1n2.r.t1a 15 18 2c
22Gb.4.4.
KorelasiRCI
danIRI
(SUMBER: RDS-Bina Marga)Batas
minimum tebal
lapisanuntuk lapis
permukaan interblock sebagaiman^ y^ng dicantumkan pada Tabel 4.13.Untuk
lapis pasir perata(bedding sana) tebal minimum adalah
3
cm dan tebal maksimum5
cm.Bila diperlukan lapis pondasi bawah(I-PB) tebalminimum
adalah 10 cm untuk berapapun nilai ITP.Tabel
4.12.Koefisien Keku Relatif
bahanifik Interblock
Misal diambil kondisi
seperticontoh
soal 4.3. dengan kecepatan rencana=55 km/jam.dan lalu lintas ringan( Struktur
perkerasan lama 2 jalur)DDT = 4,60 FR= 1
UR=5 tahun.LER5
=
43,10-+Total EAL
selama 5 tahun=
43,1x5x365=
78.658<10s
-+
Nomogram 2 -+dtdapat ITP5=
6,30.Metoda Perancongan Perkera.san Jalan
CONTOH
SOAL 4.5.I)crancansan Interblock
a. Perkerasan Baru
ll7
Ambil
susurian perkerasan:Tebal interblock 10 cm kelas
I =
A,44x
70 Pasirperata
5cm =
0,04 x 5LPB
sirtu
15cm =
0,1,2x75=
4,40=
0,20=
1.80ITP =6,40>6,30
ok!
b. Pedapisan tambah.
Misal Interblock lama :
- Interblock kelas
I
tebal 10 cm kondisi baik.- Pasir peraLta 5 cm kondisi baik.
- LPB sirtu 15 kondisi baik.
Direncanakan untuk menampung:
-
LER =
300 Beban As Standar.-
UR =
10 tahun.- ITPp",k","."n,u-,^ont"t'u'
=
6,76 ( Contoh Soal 4.3).-Jadi total
EAL =
300x
10 x 365=
106>
10s-+
Nomogram 1.Dari Nomo gram 1 didapat:
ITP
,orn^= 8,3[TPp",k,^,.n=
ffi ,g,r,-iTF
,u u= 8,3-6,1 6=
2,14.Untuk perlapisan tambah, gunakan LPA dari batu pecah kelas A.
Tebal lapis
perkuatan= tebal LPA=
ITPp..r..^r^n122 = 2,1.4:
0,1,4=75,3
-
16 cm. Jadi susunan perkuatan menjadi:-+10
cm interblock- 5 cm pasir perata-LPA=16 cm@atu pecahA)-
LPB=15 cm (sirtu).n
atafi
KOEFISIEN KEKUATAN REI,ATIF KEKUATAN BAHAN JENIS BAHAN
Al a} a3 MS
(ks) (ks/cnfr
K, cBR (0/00,44 0,40 0,35
0,04
500
4s0 350
Block beton Block beton Beddins sand
Tabel 4.l3.Tebal minimum lapis petmukaan interblock.
ITP TEBAL MINIMUM(cm) BAHAN
< 5,00 5,00-10,00 10,10-12,00
>1,2,00
6
I
10 12
Beton,Asbuton Beton Beton Beton
T
llS
rldvts4autlet MJ.l'vt Bt k;t/. 2 : PER;4NCANqAN PERKER^.SANJAL,4N4.4.2. PERANCANGAN PERKERASAN KAKU.
4.4.2.l.Pendekatan Metoda
Desain PetketasanKaku.
Pendekatan metoda desain perkerasan kaku,
intiny^ szm
denganperkerasan lentur, yaitu
a). Pendekatan metoda desain yang didasarkan pada beban kendaraan rettczfl ,yang akan menyebabkan tingkat kerusakan yang diiiinkan.
b). Pendekatan metoda desain yang didasarkanpada iumlah repetisi kendaraan standar, yang iuga dibatasi sampai tingkat kerusakan yang diijinkan.
perbedaannya adalah pada konsep penyebafan tegangan pada badan fleksibel perkerasan lentur dan pada badan kaku pada perkerasan semen.
Perkerasan kaku mempunyai tebal yang
relatif tipis,
dibandingkan dengan tebal lapis tanah dasar. Karena modulus elastisitas semen sebagaimateial perkerasan kaku, mempunyai nilai yang
telatf
lebih besar darimaterial pondasi dan tanah, maka bagian
terbesaryang
menyeraPtegangan akibat beban adalah pelat beton
itu
sendiri.Tegangan
pada
perkerasankaku,
disebabkanoleh, beban
roda' perbedaan temperaturpada pelat beton,
perubahankadat air,
dzn perubahan volume dari pelat beton dan lapis pondasi bawah dan tanah dasar.Gambaran perbedaan penyebaran distribusi gzy^,
sekaligustegangannya dapat dilihat pada Gbr.4.5.
4.4.2.2.Ikiteria
Desain Petkeras anKaku.
Tiga faktor desain untuk penting, adalah
peranc flgan perkerasan kaku yang sangat
Metoda Perancangan Perkerasan Jalan 119
pondasi bawah-pun tidak pedu terlalu kuat, kekuatan secukupnya, asal bisa menjamin duduknya pelat beton pada bidang
r^t^,
dan mampu mengatasi PumPinSin{iltrasi ur dzn bawah
pondasi,dan
eksesdari
tanah-tanah potensial. Didaerah empat musim masih ditambah lagi ketahanan terhadap proses pendinginan dan pencairan butiran es (freeTe dz tbaw).4.4.2.3.
SifatUmum
PerkerasanKaku.
1.
Keandalan (serviceability) ti.ggr, mampu memikul beban besar.2.
Keawetan (durabiliry) lama;bisa mencapaiumur 30 - 40
tahun,tahan lapuk, oksidasi dan abrasi, pemeliharaannngan.
3.
Lapis tunggal (single layer), dingan LPB tidak terlalu struktural.4.
Sangat kaku, modulus elastisitas bisa25 kfu
modulus elastisitas lentur, dengan demikian distribusi beban ketanah dasar relatif kecil5. I(ompetitif,
katena walaupun biaya awal besar, umur rencanalama, dan pemeiih araanlngan.
6.
Keamanan, besar karena permukaan kasar.7.
Dapat digunakan pada tanah dasar, dengan daya dukung rendah.Road Note 29,
menyebutkan bisa dipakaiuntuk
tanah dasar dengan CBR= 20
- 5o/o, yang penting uniform.4.4.2.4
BebanLalu Lintas
Rencana.Secara umum tinjauan beban lalu iintas reflcana- akan mengkaji :
-
Jumlah beban sumbu dankumulatif
beban ekivalen yang lewat,dan
konfigurasi sumbu(ihat
Bab 1.2.1)- I(husus untuk
perkerasankaku, beban lalu lintas
reflcan didapatkan dengan mengakumulasikan iumlah beban sumbu untuk masing- masing jenis kelompok, dalam rencafl lajur selama umur rencana.Prosedur yang dilakukan adalah 1). Eliminasi Lalu Lintas :
a).Hanya mengambil kendaraan niaga dengan berat
>
5 ton.b).
Dipilih
konfigurasi sumbu :- STRT (sumbu tungp5al roda tunggal), - STRG (sumbu tung4al roda ganda)
- STdRG (sumbu tandem/sumbu ganda
roda
ganda).1).
I(ekuatan tanah dasar (subgrade), dan (subbase),yang diindikasikan
lewatlapisan pondasi bawah
parameter
k(swbgradereaction), atau CBR.
2).
Modulus I(eruntuhanlentur beton
(flexural streflgth- f.),
dan
3).
Beban lalu lintas .untuk
mendapatkanpelayanan maksimal dari perkerasan kaku, pelat beton haruste{amin
mempunyai landasan yang kuat dan uniform. Struktur perkerasankaku
hanya mempunyailapis pondasi bawah,
sedang lapis p<,nclasi atas tidak clipedukan (bandingkan dengan perkerasan lcntur). LapisB^Kw 2 : PER,ANCAN(AN PERKER,ASAN JA[-4N Meloda Perancangan Perkerasan Jalan
2).Langkah estimasi Lalu Lintas Rencana:
a). Hitung LHR pada akhir usia rencana, sesuai kapasitas ialan.
b).
EstimasiLHR
awal dari kelompok sumbu, pada masing- masing jenis kelompok sumbu kendaraan niaga (bisa dibuat kelipatan0,5 ton, misal: (5 - 5,5),
(5,5- 6), ( 6 - 6,5
)demikian
seterusnya.c). Biia ada konversikan beban sumbu tridem ke beban sumbu ganda,
yaitu
bahwa beban sumbutridem
setara dengan dua sumbu ganda.d). Hitung JSKN
(fumlah sumbu kendaraan ntaga), selamaumuf fencafla.
JSKNL)R=365XJSKN,XR. ...(4.29.)
dimana:
JSKN,R -
jumlahtotal
sumbu kendaraan niaga selama umur rencanaJSKNH = jumlah total
sumbu kendaraan maksimum htrian, pada saat jalan dibuka.R =
faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur fencan .i). Untuk
i * 0
---+ selama umuf fencana terjadi pertumbuhan lalu lintas^ (l+i)uR -1
IL _
-
i
Faktor
pernrmbuhanlalu lintas kondisi i)
dapat jugaditentukan dari Tabel 4.14.
ii).Untuk i + 0, jika
setelahwaktu tertentu (J\
tahun), pertumbuhan lalu lintas tidak berubah lagi:x = (l+-')'^
+(uR-un-;ftr
+i)'*^-1
)......(4.31)
Iiii).Untuk i + 0, jika
setelahU\
tahun, pertumbuhan lalu lintas, berubah dari sebelumflya. (i')
tahun:ln
xon6c8l4r1si) 74J,4ntn
TEGANGAN PCC: KEKUATAN PCC TEGANGAN SG << KEKUATAN SG
b). perkeroson lentur
a--l?-?frff^
Kekuoton
-*|
Perkeroson
SUMBER: PAVEMEM DESIS\
PROF, M,W WTCZAK
(4.30.)
PRINSIP DTSMIBUSI TEGANGAN - KEKUATAN PADA PERKERASAN KAKU DAN LENTUR
Gbr.4.5.
Distribusi
dan tegang an pada perkerasanKekuoton Subgrode
TANAH DASAR I SG )
TEGANGAN SG
:
KEKUATAN SG TEGANGAN AC << KEKUATAN ACT
122 11ou6t8w116J trAta*t
R_ (1+i')uR- -l
I
Brltru'u. 2 : PERANoAN4AN PERKER,ASANJAT-AN Metoda Perancangan Perkerasan Jaktn
g). Faktor
keamanan beban(F"u),dimasukkan sebagai menampung tingkat pelayatr:B.n rerhadap keselamatan diambil danTabel4.15.123
indikator,
ufituk pengendaradapat 1l+ i)uR*(t *;')uR
uRm-l \
i'
dari ketiga persamaan i), ii) dan
iii)
keterangan notasi adalzh:R =
faktor pertumbuhan lalu lintas=
laiu pertumbuhan lalu lintas per-tahun(%)=
laiu pertumbuhan lalu lintas barudari
sebelumnya (%o)UR =
umurrenc^fl
(tahun)UR- =
waktu tertefltu (tahun) sebelum UR selesai.Tabel4.14. Faktor petumbuhan lalu lintas
(R) UMURRENCANA (thn)
LAJU PERTUMBUHAN (i) PER-TAHUN (% )
0 z 4 6 8 10
5 5 5,2 5,4 5,8 5,9 6,1
10 10 10,9 t2 73,2 14,5 15,9
15 15 17,3 20 23,3 1'7 ) 31,8
20 20 24,3 29,8 36,8 45,8 57,3
25 25 32 41,6 54,9 73,1 98,3
30 30 40,6 56.1 79,7 113,3 164,5
J) 35 50 I J,t 111,4 172,3 271
40 40 60,4 95 1s4,8 259,1
w,6
(e) HitungJumlah Sumbu Kendaraan Niaga renc
naperlaiarialan:
JSKNr*r"i"' =
JSKNr*
dimana:
Tabel4.15. Faktor
keamanan beban (Fo)
PENGGUNAAN JALAN FAKTOR KEAMANAN
Jalan Bebas Hambatan utama(major freeway) dan
ialanberlaiur
banyak,volume kendaraan niaga tinggi.
Jalan Bebas Hambatan (free='Jay),dan ialan
artei
dengan volume kendaraan niaga menengahJalan dengan volume kendaruan ruaga rendah.
1,2
1,1
1,0
4.4.3. METODA PERANCANGAN.
4.4.3.1. Metoda
AASHTO
1993.Tidak jauh berbeda dengan perkerasan lentur,untuk perkerasan kaku mengedepankan rumus
untuk
perkerasan kaku.Identik
dengan rumus 4.22. AASHTO menurunkan rumus berikut:AP.S/
rn
'ott-r- ,-r)loElV, = Z R * S o + 7,35 * log@ + l) - 0.06+
- ,.#ffi
l+ + t4,22- 0,32* rq) * to1D+t;x'46
Sr"*cu(dJt-'U3q
Z t 5O:trt
Du'"
l&41 ==(8,, / kl\z,
C =
koefisiendistribusi
kendaraan(ihat
Tabel kendaraan berat).Hitung iumlah repetisi kumulatif untuk i^p
konfigurasi /beban sumbu pzdalajur reflcarr .
4.2
untuk(4.34.) Dimana = Tebal pelat beton(inch)
= Beban sumbu standar total ( ESA ) selama umur rencana.
= Selisih antara nllai PSI diawal dan akhir masa layan srrukrur perkerasan.
= Deviasi Standar dari nilai W,ta.
= Konstanta Normal pada tingkat peluang (probabilitas), R
= Indeks Permukaan=P,=terminal PSI@resent Serviceability Index)
= Modulus Keruntuhan beton(psi)
= Koefisien Drainase
= Koefisien transfet beban(=1,2 bila sudut dilindungi)
= Modulus Elastisitas beton (psi)
= Modulus Reaksi Tanah (psi/in) D
W,ta A PSI so
Zt
IP' S.'
Ca J
E.
(0 kombinasi k
Dari rumus diatas diturunkan Nomogram peranc
ng
n(Gb.4.6.)T
124 XortGG,&u16., trAtAu
l(xr m l(x, !o lo
llodulor ol SubOtoda
R.oclls, I (pcil
SUNIBLIR : AASHTO Guide For Daign of
Parrement Structures
BAKA 2 : PER ANCAN4AN PER-KER/4.SAN JAL-AN Metoda Peroncangan Perkerasan Jalan
I(asus 2
memberikan teganganyang lebih tinggi dari I(asus
1, sedang kasus 3 memberikan tegangan paling rendah dari ketiganya.Frekuensi terjadinya beban roda, pada posisi repetisi paling sering, lihat gambar diagram sebelah kanan. Ternyata kasus 1 dan kasus 3 memberikan kondisi yang representatif untuk rancangan.
Hal
ini
diperkuat dengan oleh Dr.Girald Pickett dan Gordon K.Ray- Influence Cbartsfor
Concrete Paaements Transactions-AscE Vo1.16.1951;bahwa:
1.
Untuk beban as tunggal pada lokasi 75 mm dari tepi pelat beron, dan as tandem pada lokasi 25mm
dari tepi pelatbeton,
akan memberikan tegangan maksimum pada pelat beton >99oh dari keseluruhan beban lalu lintas yang lewat (kasus 1)2.
Peningkatan tegangan akibat beban lainnyadai
1o/o beban total,tidak
akan mempengaruhitebal
ranc nganpelat beton
yang bersangkutan.3. AASHTO Design
Commiteemenyebutkan dalam
asumsi konservatif, tidak akan terjadi penyaluran beban roda kendaraan akibatlalu lintas
(tranverse) yang akan melewati/menyeberang pada sambungan memanjang.Butir agu ini penting dalam hal
kenapaukuran
tulangan sambungan melintang -tiebar- relatif kecil dan diameternya lebih kecil dari ruji -dowel.b. Nomogram
per^ncangantebal
perkerasandari PCA,
dapat dilihat pada Gbr. 4.8a,4.8b dan 4.8c.125
[ ^rr'l '*,.[*-r.r]|
roe, jrui, . raq t r.!srros!o(Dr, - 0.06 +
--- + (a.22-0.!2P:l rlotro
"mrr
.3J E
,
o CONll)}I:k=12lxt. S,, = O.Zq
ti"=5x10"psi R=95%(Z-=-1,645) s., = 650 Fi APSI=4,2-2,5= 1,7 C, =1,0 W,, = 5,1\10'( 18 kiP LSA) didapat D=10,0jnch.
Gbt.4.6.
Nomogram AASHTO untuk
Petkerasankaku
4.4.3.2.Metoda
PCA.PCA (Portland Cement
Association) ThicknessDesign
USA, dijadikanoleh NAASRA
(I.{ational Associationof
Australia State RoadAuthorities)
sebagai referensiuntuk
menFrsun Standar Perkerasan Kaku NAASRA.Berikut ini adalah tinjauan metoda PCA tersebut.
a. Beban lalu lintas diamati pada
3
kasus penempatan beban roda kendaraan,roda tunggal,roda tandem (ganda),lihat Gbr. 4.7dimana:
-
Kasus1
: Beban roda tunggal dan tandemtepat
bekeria pada pinggir sambungan melintang (transversal).-
Kasus2 :
Beban roda tunggal dan tandem bekeria pada tepi luar konstruksi perkerasan.-
Kasus3 :
Bebanroda
tunggaldan
tandem bekeria seperti kasus 2 tapi digeser 15 cm dari tepi luar konstruksi perkerasan.i
,t
Gbr. 4.7. Beban Roda Kendaraan
-
metodaPCA
T
126 Xon6t4w1e11AJ,4tt By!}<l( 2 : PERANCAN4,4N PERKER^S.+N J/4L^N
Gambar 4.8a.
mempresentasikankondisi sumbu tunggal,
roda tunggal. dalam selang3 -
'10ton, Gbr.
4.8b. sumbu tunggal, roda ganda, dalam selang 4-
1,6ton
dan Gbr.4.8c. adalah kondisi untuk sumbu ganda roda ganda dalam selangI -
24 ton.- A O".rgn Cnrd lu Singta-ffiected Sngte Oa.tg\ Ch*t tu Atsbwnaillad E,ngk Ar!.$
Gbr.
4.8
a.Nomogram untuk sumbu tunggal,
rodatunggal
b.Nomogram untuk
sumbutunggal,
roda ganda(Sulfnen: Cement & Concrete Association of Austalia.)
c.
Kekuatan Tanah Dasar dan Lapis Pondasi Bawah.I(ekuatan
Tanth
dasar dapat didekati dengan modulus reaksi tanah dasar (modulusof
subgrade reaction),atau California
Bearing Ratio (cBR).Konversi nilai dari angka CBR ke angka Subgrade Reaction k, dapat dilihat pada Gbr. 4.8d.
Pemakaian lapis pondasi bawah, dapat digunakan bahan campuran
beton
dengan kekuatanrendah
(biasadisebut
sebagaiCTSB -
Cement Treated Sub-Base), namun dapat juga digunakan
^ggreg
t saja,
tanpa pengikat semen.Bila
digunakan aggregat tanpa bahan pengikat, fungsinya hanya sebagai dasar perata permukaan untuk duduk pelat beton perkerasan kaku.aItE iSS€lliBLY LOA0 lre*ll
t{H!$d*.rr
El+t
eu'*BRC Oa$rern Crra/f to. Bilal.Wtreeled TaAGafi Axles
CTLlFQfrilIA gF^fiNG fiTDd $I
n Fetat,oash,p 8ei$€6n hlodulus ol - Suograde Reacton afld Cahlornia
8sa.,og Aeao
Gbr.
4.8
c.Nomogram untuk sumbu
tandem, roda ganda.d. Nomogram unruk konversi nilai CBR
ke SubgradeReaction (k)
Apabila digunakan aggregar rersemen (bound sub-base),lapisan sub- base