• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOLOS SARINGAN 2OO Max SYo

Dalam dokumen u;.-ffi, - Bina Darma e-Journal (Halaman 84-92)

T

156 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan

angka abrasi y^ng diperoleh dari hasil Los Angeles Abrasion

test.

Indikasinya bila abrasi memberikan

keausan

lebih dari

S}'h,agtegat dinyatakan tidak baik untuk dijadikan bahan perkerasan jalan.

Elemen perkerasan

terdiri

dari komposisi butiran yang terdistribusi

dari ukuran

besar sampai

kecil.

Sehingga brlamana ada

ukuran

butiran melebihi tebal lapisan ada sebagian permukaan yang tidak akan terselimuti oleh aspal.

Hal ini

dibatasi dengan persyaratan ukuran maksimum

^gregat

'/,

a 1./3 dari tebal lapisan,atau bila dibalik tebal lapisan diambil

2

a

3 dai

diameter butir maksimum.

Pada dasarny^ agregat kasar,harus bersih dan bebas dari lempung, lumpur,debu dll.Maksimum kandungafl bagian lunak adalah 5o/o. Sedangkan

untuk

agregat halus,bahan yang

lolos no. 40

(0,4

mm)

harus

terdiri dai

matett:^l non-plas ti s.

Bentuk butir sebenarny^ sarrgat menentukan kekuatan selain gladasi, kekompakan

dan

kekerasan.

Bentuk butir bisa bundar, lonjong,

kubus, pipih, atau bahkan tidak beraturan. Bentuk yang bundar relattf kurang stabil dibandingkan permukaan dengan bidang patah. Prosentase agreg

t

yang tertahan no. 4, minimum mempunyai 40o/o ag;egat,paling tidak mempunyai satu bidang patahf pecah lurus.

Tekstur

permukaan

penting

diperhatikan,dalam

hal ikatan

adhesi

^ntara ^greg

t

dan aspal.Tekstur yang

licin dan

kasat sebenarnya mudah

untuk ditempeli lapis tipis aspal,namun adhesinya kecil

untuk

mempertahankan lapis

film

tersebut. Jadi makin kasar tekstur,makin besar stabilitas dan ketahanan perkeras an ialan.

ii).

I(emudahan melekatnya aspal

pada

agregat, dipengaruhi oleh:

-

ienis agteg t,

-

porositas, dan

-

mateial yang melapisi permukaan.

Makin bervariasinya jenis batuan agregat,makin bervariasi pula berat jenis yang dipunyai bahan,sedemikian sehingga menentukan proporsi desain campuran yang direncznakan. Batu apung yang ringan misalnya,mempunyai stabilitas yang sangat rendah.

Porositas

tidak terlalu

berpengaruh terhadap adhesi agreg

t

d^n aspal,

tapi lebih

kepada kuantitas aspal yang akan diserap

oleh

agregat.

Makin poreus

^greg t,berarti makin banyak kadar aspal yang akan terserap, sehingga makin boros penggunaan aspal didalam suatu campuran.

NO?t6C4Ut<61 .)4J.4U Btak'u. 2 : PERANCAN(AN PER-KERASANJALAN I57

Pada permukaan

agreg

t,teflrtalm dari

Lgteg

t

alam,akibat lrngkungannya,bisa terlapisi oleh bahan lain seperti,minyak,oksida,gipsum,air lrcrlebih,tanah dan lain-lain.Yang jelas akan mengganggu pengikatan aspal licpada agregat,sehingga adalah

mudak untuk

membersihkan permukaan :rgregat, untuk menyingkirkan substansi bahan tersebut.

5.3.1.2. Agregat

berbutir

halus.

Agregat

berbutir

halus,adal)h bahan yang lewat sadngan no.4 dan tcrtahan saringan

no.

20O,biasanya berupa pasir murni,hasil screening dari rnesin pemecah batu,atau kombinasi dari keduanya.

Agregat halus harus bersih,keras,tahan lama,bebas dari lumpur,dan lrahan organis.

Butiran

yang lewat saringan

no.

4O,harus non-plastis,atau rnempunyai nilai plastisitas yang masih dalam batas toleransi.

Tidak

ada

nlai

batas gradasi

untuk

bahan

berbutir

halus,kecuali lrahwa bahan yang lolos saringan 200,agar tahanlama dan campuran mudah ,likerjakan, memenuhi ketentuan dibawah ini:

JENIS

AGREGAT BERBUTIR

T

t58 Rancongan Bahan Perkerasan Jalan

Tabel

5.4. Persyaratatr

Mineral Filler

SIFATUMUM

KADARAIR MAX 1%

GUMPAI-AN PARTIKE.L TIDAKADA

BUKAAN SARINGAN ( mm ) % LOLOS SARINGAN Gradasi

0,6 0,15 0-074

100 90

*

r00

70 - 100

5.3.2.

PENGGUNAAN BAHAN AGREGAT . AGREGAT PECAH

:

a). Digunakznpada lapis pondasi atas,pelebaraniz.l^n dan bahu

Misal

:

Agregat

A

digunakan untuk rekonstruksi memenuhi CBR

>80%.Agregat B digunakan untuk bahu dengan CBR

>

600/0

b)

Campuran

Hot-Mix

:

Contoh:

ATBL,

ATB,

HRS, AC menggunakan kurang lebih 70% Aggregat.

c). Lapis permukaan Qihat sub-bab 5.9):

Misal:

Burtu

-

Agregat batu pecah,satu ukuran 10

-

13 mm

Burda

-

Lapis bawah ukuran 13 mm

Lapis

atas

ukuran 6,25 mm

5.4. BAHAN ASPAL

5.4.7. PENJELASAN UMUM

Aspal zdalah bahan alam dengan komponen kimia

utama hidrokarbon,

hasil

explorasi dengan

wzrfla hitam

bersifat plastis hingga cair,tidak

larut dalam larutan

asam

encer dan alkah atau

air,tapi larut sebagian besar dalam aether, CS, bensol,dan chloroform.

Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan ialan,terdtt beberapa jenis, yaitu:

- Aspal

Alam :

Aspal gunung (Rock Asphalt)y{.spal Danau (Lake Asphalt)

- Aspal Buatan

: Aspal

minyak,TetQarang

dipakai

sebagai bahan perkerasan,karena cepat mengeras).

Kedua macam aspal terdapat dalzm keadaan : - Murni atau hampir murni :

*Bermuda Lake Asphalt,berbentuk cair.

t<ou6G4utlsit

74t4u

Byl(.,I 2 : PERANCANqAN PER-KERASANJALAN 159

*Gilsonite,Granhamite,Glance Pitch, berbentuk

asphaltites (keras).

- Bercampur dengan mineral:

*

Buton Aspal,berbentuk padat

*Trinidad Lake Asphalt,berbentuk cair.

xRock

Asphlt

(Eropa dan Amerika),padat.

5.4.2. SIFAT

DASAR

ASPAL Aspal

^t^\

dalzm

istilah baku

asphaltic bitumen,terdiri

dari

unsur carbon (C),sebagai komponen utama

+

80% dalam keadaan kolloid disebut

arphaltene bercampur dalam cairan yang disebut maltene,Hidrogen

(H) +

10%

sisanya unsur

S

(sulfur),membentuk berbagai persenyawaan hidrokarbon.

Aspal dihasilkan dari minyak bumi,melalui proses destilasi residue oil. Bahan bensin,solar,minyak tanah merupakan hasil destilasi pada temperatur yang berbeda.

Setiap minyak bumi menghasilkan residu,yang terdiri dari bahan aspal yaflg berbeda,antanlain:

- bahan dasar aspal (asphaltic crude oil), - bahan dasar paraftn (parafin base crude oil), - bahan dasar campuran (mixed base crude oil).

Secara diagramatis dapat diliha

t

pada Gbr.S. 1 .

Aspal

yang digunakan

untuk

perkerasan jalan berasal dari bahan dasar aspal. Fungsi pada perkerasan lalan,adalah:

- sebagai bahan pengikat. dengan butiran

^ggregat,

-

sebagai bahan pengisi,mengisi rongga antar

butir dan

pori-pori

^gfegat itu sendiri.

s.4.3. JENrS ASPAI

i).

Aspal

Minyak

( Petroleum

Asphalt

).

Berbentuk padat atau semi-padat sebagai cikal-bakal bitumen,yang diperoleh dari penirisan minyak.

Aspal Minyak dibedakan menjadi :

a). Aspal

lGtas-panas (Asphaltic-Cement/,C).

Aspal ini berbentuk padat pada temperatur ruangan.

Di

Indonesia

T

160 Rancangan Bahan Perkerasqn Jalan

+

LOW BOILING DESTILLATES ( PETROLEUM )

,

aiprlnLrrc I

srruueru 1 ASPHALTENE

I

NITROGEN BASE + ACIDAFIT I

I

I

T MALTENE

.t j

pnnnrrru

| ""i?""11

l

Gbr.5.1.

Diagram

Jenis Aspal.

aspal semen, dibedakan dari nilai penetrasinya,misal :

AC

dengan penetrasi 40/ 50,60/70,85-100x)

Aspal

dengan penetrasi

rendah

digunakan

didaerah cuac

panas

^ta:u lalulintas dengan

volume

tinggi,sedangkan aspal dengan penetrasi

tirgg,

digunakan di tempat bercuaca dingin atau lalu lintas dengan volume rendah.

b).

Aspal dingin-catu(Cut-back Asphalt).

Aspal

ini

digunakan dalam keadaan cair dan dingin. Aspal dingrn adalah campuran

pabrik zntair

aspal panas dengan bahan pengencer dari

hasil penyulingan minyak bumi.

Berdasarkan

bahan pengencer

dan kemudahan menguap,bahan pelarutnya,aspal dingin dibedakan meniadi:

-

Jenis

RC $.apid Curing) :

Bahan pengencer bensin dengan RCo sampai RCr.**)

- Jenis MC (NIedium Curing):

Bahan. pengencer

minyak

tanah fterosene) dengan MCo sampai MCr.

xotl6cqr,rt<sJMJ,A% B^'.^ 2:

.ERAN'ANqAN.'RKERA.ANJAL,+N 16l - Jenis

sc

(Slow

curing):

Bahan peflgeflcer solar dengan SCn sampai

SCo.

t,ATATAN:

') AC 60/70 berarti bahwa pada percobaan penetrasi dengan jarum, menggunakan beban

,,19.

s."-,

pada temperarrr 25" c(77on setelah 5 menit, ian:m penetrasi rurun zntaru 60 x tt,01 cm dan 70 x 0,01

cm.

I

+ +)

Semakin besar indeks, semakin banyak mengandung aspal, dan semakin kental.

c).

Aspal

emrzlsl(

Emulsion Asphalt

)

Disediakan dalam benruk emulsi, dapat digunakan dalam keadaan rlingin.

l)ibcdakan dua jenis emulsi;

- kationik (

aspal

emulsi

asam

), emulsi

bermuatan

arus

listrik

positip.

- anionik (

aspal

emulsi alkali ), emulsi

bermuatan

arus

listrik

negatip.

llcrdasarkan bahan emulsifier ditambah air, dibedakan :

-

Tipe RS ( rapid setring

)

' RS,

-

Tipe MS ( medium setting) : MS, sampai MSr.

-

Tipe SS ( slow setting

)

: SS,

ii).

Aspal

Batu Buton.

Aspal

ini

merupakan aspal alam,yangterladi karena adanya minyak l>umi yang mengalir keluar melalui retak-retak

kulit

bumi. Setelah minyak rnenguap, maka tinggal aspal yang melekat pada batuafl y^ng dilalui. Kadar aspal pada Aspal Batu Buton berkisar

^flt^ra lOoh +25oh

Sebagai bahan pelunak biasanya

dtgnakanflux

oil, sebanyak 3%

-

4oh berat total campuran.

5.4.4.

PENGGUNAAN ASPAL

:

a). Prime-Coat : aspal cutback 80

-

100 pen dapat MC atau RC

b) Tack-coat

: aspal cutback 80

-100 pen M-

atau Rc,atau emulsi c).

ATBL

: 80

-100

pen

d).

ATB

: 80 +100 pen,ukuran butir

maksimum

25 + 3g mm

e) HRS

: 80 +100 pen.

q

162 Rancangan

Bahan Perkerasan Jalan

5.5. CAMPURAN BITUMEN

5.5.1. SIFAT CAMPURAN

Bllamarra

^ggregat dicampurkan dengan aspal'ada beberapa kondisi

umum yaflg ,ttu" -iti^di,

y^ito pttt"Lu^t' ^grcg^t akan

diselimuti

aspal,diikuti

dengan

po'i-poti ugg:ts:t Demikian pula

dengan rongga

diantan butiran ^gregllt akan tensi aspal' N11un baik

pori-pori

aggregaLmaupun

rongga

diantara.'gg"g^t'tidak- selalu

terisi

penuh oleh aspal,ada bagian tersisl-yang pasti

terisi"oleh

udara. Adalah

logis

makin banyak kadar

aspal,-^ttin U1"yg .ru3'g dan

pori- yang"terisi

oleh

aspal' selama

partikel oi^i air.ri-,rt r"nui yang tidak

diingtnkan,misalnya

lempung, atau

'ot'!f^c.,ktiP

bersih'atau

af,sorbsi masih dalam

batas toleransi, iumlah

"oilit't

kadar aspal yang digunzkan akan

rcq g

dengan

baik.

Campuran yang baik, harus memenuhi empat syarat' yartu :

1)'

Stabititas tinggi'

- 2)'

Durabilitas lama'

,.

Flexibilitas cukuP' dan

4)

Tahan terhadap skid resistance' 5.5.1.1.

Stabittas'

Pengertian stabilitas'kurang lebih terkait padz

kekuatan

struktur,yaitu

bagumzna -

perkerasan bertahan terhadap beban

lalu

lintas,tanpa

pt*f,J"t

deformasi yang

berarti' Intr

da^ri stabilitas adalah tahanan t.rhadap

-ge,

., ^r^u kekuatal

saling mengunci (interlocking)'yan8 dipunyai bahan ^grigrt,a11 lekatan

y"ng disoribangkan oleh aspal' Stabilitas

akan teriaga

rctap tittgg

bilamana

'g'?g't tt'k"'ii t'to

sama lain dengan

baik. lni harus ?rkondisikan Zttf' adanya banyak

bidang

pecah,kekasaran,gradasi dan syar^t-sy.^rat lain'yang sudah disebutkan diatas'

stabilitas'il;;;-j;#" r"ira., tir,8gi,ki...,a akan

menyebabkan perkerasan

-.r1#-Llo,d-m mudah ,"[-t akibat beban lalu

lintas'

Demikian iog'

iangan

tedalu

rendah'karena

deformasi akan

dengan

mudahnya

..rirail ii;i_litas

agar

ai.".ouit r.,

dengan beban lalu lintas dan repetisi yang dilakukan oleh kendaraan'

5.5.1.2.

Durabilitas

( Keawetan )'

xotlctSut<GJ 74J,4tt B,(L<LI 2 : PERANCAN(AN PEI'KER,+S.+NJAL-+N 163

Durabilitas adalah tolok ukur

ketahanan perkerasan terhadap desintegrasi akibat beban lalu lintas. Tiniauannya men)adi luas,karena bisa

berarti'tahwa

perkerasan harus bertahan selama

umuf

fencana.

Ini

aftlnya dengan adznya rentang waktu sekian lama,akan teiadi perubahan lingkungan

^rtiru lain iuaca,kadir

zirdegradasi bahan ataupun beban yang semakin bertambah.

Banyak cakupan yang akan terjadi,misalnya bila volume rongga antar butir kurang,berakitat kadar aspal kurang,sehingga ikatan aspal mudah tedepas; bisa )uga akibat

ini

aspal yang menyelimuti permukaan agfegat tipis

,r.rg *..rg"kibat film

aspal

tidak lagi

kedap air,hingga oksidasi mudah

t.4r'ai.

Bisa iuga akibat betan

hlu

lintas yang semakin meningkat,akan lebih memampatkan posisi agregat,sehingga aspal yang berada didalam fongga muntah keluar,yang disebut bkeding-

Dengan demikian agar perkerasan dapat berumur lama,maka desain campufall haros mendapatkan kadar aspal yang cukup

untuk

melindungi

,.l.rrrh partikel

uggrrg^id^n iuga dapat mengisi rongga

butir

secukupnya

sesuai

desain.

Aggt"gat dilindungi iuga terhadap masuknya

ar pori

tanah atau akibat

intrusi dari

permukaan,yaitu dengan mengisi fongga dengan aspal secukupnya.

Jang^i

iug^ aspal kebanyakan karena dengan tebalnya

film

aspal,berakibar seolah-olah aggregat mengaPung didalam aspal,sehingga tzhanaigeser tidak mungkin teriadi lagl,atau seperti diatas teriadi bleeding"

5.5.1.3.

Fleksibilitas

(Kelenturan).

Fleksibilitas perkeras.an adalah berupa kemampuan bahan untuk

mengikuti

deformasi permukaan

dan

turunannya kebawah,tanpa teriadi keretakan akibat perubahan volume.

Untuk mendapatkan fleksibilitas yang tinggi,dapat dilakukan dengan cafa menggunakan

campufafl

agregert open graded,atau bergradasi seniang.

Dari sisi

penggunaan aspal,gunakan

aspal yan1 lunak berarti

yang

mempunyai

,"gf., p"rr"t rri

tingp;i,atau peflggunaan

-ka-d-ar aspal yang lebih

tinggi,tapi *"rih dalam batas belum akan teriadi

bleeding. Sayangnya

p"igg""r^"

material open graded, bertolak belakang dengan kekuatan yang

m.rl-erl.rkrn

angka kepadatan yang tinggi,sehingga dipe4ukan kehati-hatian dalam memilih desain camPuran.

5.5.1.4. Skid Resistance ( Kekesatan terhadap Slip )

Dua faktor y^ng paling banyak

mengakibatkan

slip

adalah

perkerasan

yang

sodah mengalami bleeding,dan

akibat

aggfegat sendiri.

I

lM Rancangan Bahan Perkerusan Jalan

Faktor

pertama sudah ielas,karena bleeding menyebabkan

jzlan

meniadi licin;faktor kedua adalah baik aggregat halus maupun kasar padz dasztnya mempunyai kecenderungan mempunyai

sifat tidak tedalu

tahan tefhadap pemolesan permukaan akibat melajunya kecepatan kendaraan. Apalagi bila

ada bagran

^ggregat yang

muncul ke

permukaan

izlan,

misalnya akibat terkelupasnya

lapis

permukaan,

atau bisa

saia

akibat ukuran

aggregat

maksimum tedampaui.

Kekesatan dapat dipertit

gg

dengan menggunakan kadar aspal yang

tepat sehingga tidak teriadi

bleeding,menggunakan

^ggreg

t

dengan

permukaan

kasar,menggunakan

^ggtegat dengan bentuk kubus

komposisi prosefltase aggregat kasar yang cukup' ^t^n

Metoda,kritena dan prosedur

f^nc

ngan

campufafl

akan dibahas pada sub-bab tersendiri.

5.6 PEMERIKSAAN BAHAN PERKERASAN JAI.AN LENTUR Disini

haaya akan dibahas pemefiksaan bahan pefkefasan lentur saja, terutama

untuk

pemefiksaan yang dianggap

cukup

penting,didalam

kepentingan

:ranczflgan perkefasan

ialan. Adapun

Pemefiksaan untuk perkerasan bahan pefkefasan kaku,tidak dibahas,karena umumnya sama dengan pemefiksaan

yang dilakukan pada penguiizn bahan

beton,yang

sudah banyak diketahui dan dipaparkan di buku-buku I(onstruksi Beton.

5.6.7. BAHAN ASPAL

Cukup banyak pemeriksaan laboratorium yang memefiksa sifat-sifat aspal untuk perkerasan ialan.Beberapa pemeriksaan dibahas berikut ini.

5.6.1.1.Penguiian

Penerasi

Bahan-bahan

Bitumen.

Secara lengkap dapat d i I i ha

t

pada SNI-06-245 6 -199 1

Pengujian Penetrasi dimaksudkan untuk

mengukur

kekerasan/ kelunakan aspal denga

fl

Pfa;syafat teftentu. Hasil test berupa i arak sepefsepuluh centimeter,dari sebuah iarum standar penetfasi,masuk secafa vertikal pada suatu contoh kecil aspal,yang ditemPatkan pada wadah tepat dibawah iarum tersebut.

,

Standar penerrasi tersebut adalah diakibatkan oleh beban 100 gram yang dibetikan pada jarum selama 5 detik,pada kondisi temperatur 25"

c.

Sketsa

peralatan dapat dilihat pada Gbr.5.2.

xon6c4wGt'74J.4fi BylKy. 2 : PERANCAN(ANPER.KER,4.SANJAL,4N l6E

Gbr.S.3. Penguiian

Titik

Lembek Gbr.5.2.Penguiian Penetrasi

5.6.7.2.P eneuiian

Titik Lembek Aspal

Secara lengkap dapat dilihat pada SNI-06- 2434_1991

Bahan aspal

tidak

mempunyai

titik

leleh tetap,sebagaiman

a

bahan lain,tapi karcna mempunyai stadium transisi d,art c,t,r

ke

padat, terdapat variasi temperatur.umumnya makin

ti.gg, titik

lembek aspai,makin rendah variabil-itasnya.Metodanya sendiri dikenal sebagai metoda i.bola-cincin,'(ring and

balldilustrasikan

pada Gbr.5.3.

Air

dalam tabung dipanaskan

d".rgri

dipertahankan pada temperatur tidak melebihi 56"

c

""t"t

rer,dan 111;

c

untuk aspal,dengan kecepatan pemanasan 0,5"C/ tiga menit pefiamz..

Temperatur dibaca dari

thermometer,sesaat sesudah

aspal

atatr ter menyentuh dasar pelat,dibawah cincin.

5.6.1.3. Penguiian D

aktilitas.

Secara lengkap dapat diliha

t

pada SNI-06-243 2-1991

'T

lffi Rancangan Bahan Perkerasan Jalan Xorl6a4l,lt1&t 74J4rl BqKq 2 : PERANoAN(,4N PER-KeRASANJAL.4N 167 I)cngetesan dengan

^l^t t^g open cup,hampir sama dengan cleveland

,hanya

rrspal ditanrh didalam gelas kaca

5.6.2. BAHAN AGREGAT.

5.6.2.1. Penguiian

Abtasi

Los Angeles.

Secara lengkap dapat dilihat pada SNI- 03-2417_1991.

Alat yang digunakan berupa mesin abrasi Los Angeles (Gbr.5.6).

I)idalam silinder baja

tersebut,terdapat bora-bola baia

@ 4,6g

cm,berat 190 gram- 445 gram. Benda

uji

yang telah diketahui beratnya, dimasukkan

kedalam mesin,

kemudian

diputar dengan kecepatan 30-

33 rpm

selama 500

atau 1000

putaran.

Hasil

pemutaran,

F&pLir|eF bahan disaring

rFd pcgFIFn6

dengan saringan no.

12 dan

bagSan yang

tertahan

dicuci,

dikeringkan

dan

ditimbang.

I(eausan

adalah

prosentase

selisih berat

bahan sebelum dan sesudah percobaan.

IemdhsJh lFr*|enH SKTEF

- l-bdao thEla6ffiEtr2

ha-trrrb!& , "

*#^'e

/.1.

{..

5.6.2.2. Penguiian Kelekatan Agregat Terhadap

Aspal

Secara lengkap dapatdilihat pada SNI-O 3-243g-1ggl.

Iielekatan Agregat terhadap aspal adalah prosentase luas permukaan agregat vang terselimuti aspal,terhadap keseluruhan permukaan.

l]enda

uji

adalah

^greg

t

yang lolos saringan 9,5

mm (3/g " )

dan tertahan lrada saringan 6,3 mm (1/+

"

).

l]enda

uji

dimasukkan kedalam wadah, kemudian wadah diisi dengan aspal vang sudah dipanaskan pada

suhu

sesuai standar. Setelah bahan diaduk, ivadah dimasukkan kedalam

oven suhu 60" c

selama

2 iam.

Setelah Pengujian

ini akan

mendapatkan

paniang

aspal

(dalam

cm),

yang dapat

ditarik

sampai menielang putus dengan kecepatan 5 cm/menit, pada suhu 25"

-;

yut

g

merupakan

indikator

dari kuat adhesi dan elastisitas

dari

aspal. Aspal dengan daktilitas yang tinggi,akan

mengikat

aggregat

lebih

baik,namun

-^ki.r

baik daktilitas,makin besar dipengaruhi oleh tempefztuf.

5.6.1.4. Penguiian

Titik Nyala

dan

Titik Bakar'

Secara lengkap dapat

dilihat

pada SNI-06- 2433-1991.(dengan

alat

Cleveland

Open Cup dan ffi

SNI03-6722-zooz(dengan

atatTagop,."c"i; SlLt;,1'"guiian

Pada material ienis aspal cut-back tipe slow

curing,penguiian dilakukan dengan alat cleaeland uPetx caP (Gbr.5.5a.),sedang

untu[ tipe medium dan rapid curing O'IC

dan

RC

)'karena

lebih

cepat meriguap,digpnakan tag open cup (Gbt.5.5b.)

Penguiian dimaksudkan

untuk

menentukan pada suhu

benpa

aspal mulai menyala dan

terbakar,

sehingga

batas zm n

bilamana

aspal dipanaskan dapat diketahui.

Titik nyala

adalah batas tempefatuf Pemanasan, dimana

tedihat

nyala api singkat kurang

dari 5

detik,pada suatu

titik

dipermukaan aspal,bilarnafll didekati api.

Titik bakar

adalzh

suhu pada saat tedihat

nyala sekurang-kurangnla 5

detik,pada suatu

titik

dipermukaan aspal

Material aspal pada c^w^n dipanasi langsung dengan zpi,yada suhu dangan kenaikan yang^konstan.

Paia interval

teftentu,cawan didekati dengan api kecil

lain untuk

pengetesan nyala..

Temperatur terendah dimana api

test

menyebabkrr,

-rrrr..rlnya uap diatas permukaan

aspal

cat dan

mulai

menyala kurang dari 5 detik,disebut

titik

nyala yang

dicarl

+ - rdklra 6btd Edir d

rc*rpdul.-ffi ' -...t{!9titi

It--

Gbr.5.6.Abrasion

Test

Gbr.5.5.a).Cleveland dan

Tag OPen CuP

q

168 Rancangan Bahan Perkerasan Jalan

dikeluarkan

dari

oven, dinginkan dan kemudian masukkan kedalam kimia berisi air suling, dan diamkan selama 18 iam.

Perkirakan prosefltase luas permukaan yang masih terselimuti aspal.

pengujian dinyatakan dalam prosen lebih atau kurang dari95oh.

gelas

Hasil

5.6.2.3. Keawetan (Soundness).

Maksud

dari

test

ini

adalah

untuk

mengetahui ketahanan aggregzt.

terhadap pengaruh cuaca.

Media kimiawi yang

dipakzi

adalah Sodium atau Magnesium Sulfat.,untuk menguji ketahanan aryreg t tersebut.

Pada

test,

agregat

halus disaring melewati

saringan

9,5

mm,kemudian diambil benda uji masing-masing 100 gr. dengan variasi ukuran sbb.:

Tertahan No. 50,lolos

no.30;Tertahan

No.30, lolos

no.16;tertahzn no.16,lolos No.8;tertahan no.8,lolos no.4; tertahan no.4,lolos 3h .

Pada test aggfegat kasar,yang lewat saringan

No.4

dibuang,variasi benda uii adalah:

Tertahan

1

1/z

",\olos 21/z ",diambil

3000 gram;tertah^n 3/+

",lolos L

''/'

",diambil

1500 gram;tefiahan

3/8 ",lolos

3/+

" diambil

1000

gram

dan tertahan No.4,lolos 3f 8

"

diambil 300 gram.

Secara terpisah semua benda

uji, direndzm

dalam

latutan sodium

atau magnesium sulfat, selama 16

-

18 iam. Kemudian keringkan benda uii dalam oven sampai berat tetap. Ulangi untuk setiap benda uii,selama 5 kali. Benda uii kemudian didinginkan,dicuci dan dikeringkan sampai berat tetap didalam

oven

dengan suhu 110"

c.

Saring benda

uii

dengan saringan yang sama seperti awal percobaan.

Prosentase kehilangan berat dihitung terhadap masing-masing berat semula, sehingga didapatkan pfosentase

total

kehilangan

berat

aggteg^t halus dan

^ggfegat kasar.

CATATAN.

Pemeriksaan bahan perkerasan kaku,tidak dibahas secara spesifik didalam buku ini.

Pemeriksaan

ini

meliputi pemeriksaan bahan semen,air,dan agregat, yang pada

dasarnya sama dengan pemeriksaan standar yang

baku

dibedakukan untuk konstruksi beton. Pemeriksaan

^gregat sedikit dibahas di sub-bab 5-6.2- dtatas.

5.7. PEMERIKSAAN BAHAN CAMPURAN ASPAL

. Penguiian

Campuran

Aspal

dengan alat Marshall-

xou6c4uxet74J4il Bt Kt 2 : PERANCAN(AN PEIaKER. SAN-JAL N 160

Secara lengkap dapat dilihat pada SNI-06-2489-1991.

I)engujian Marshall dikembangkan oleh US. Army Corps of

Gbr.5.7. Penguiian

Marshall

llngineers,bertujuan untuk memeriksa dan menentukan stabilitas campuran lrgregat dan aspal,terhadap kelelehan plastis (flow). Flow didefinisikan sebagai perubahan deformasi arau

regangan

suatu campuran

mulai dari taipa

beban, sampai beban maksimum,dinyatakan dalam millimeter atau 0,01".

Benda

uji

(campur^n agreg

t

dan aspal

)

dibentuk dengan cara menumbuk campuran didalam cetakan (molS berbentuk silinder dengan diameter 10 cm clan tinggi 7,5 cm. Penumbuk ftammer) yang digunakan mempunyai berat

4,536 kg00 pound) dan tinggi jatuh 45,7 cm(18"). Jumlah

pukulan

tergantung pada beban tencana lalu lintas misalnya untuk lalu lintas ringan 35x, sedang 50x dan berat 75x. Setelah dibiarkan

24

ja',,, dalam suhu ruang, rendam benda

uji

dalam

bak

atau dipanaskan dalam

oven

selam

a 2

jam

clengan suhu tetap 60" c,dan letakkan pada segmen bawah kepala penekan

dari alzt Marshall (Gbr.5.7.).

Sebelum pembebanan

diberikan

kepala penekan beserta benda

uji

dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji.

lJerikan

pembebanan

dengan

kecepatan

tetap 50 mm/menit,

sampai lrembebanan

maksimum

tercapai,atau pembebanan

menurun ."p.iti

clitunjukkan oleh

jarum

adoJi bacadan catat pembebanan maksimum yang tercapai.(Stabilitas

Marshall), dan

catat

pula nilai

kelelehan (Flow)yang rlitunjukkan jarum arloji kelelehan.Yaitu nilai regangan dalam

unit

0,01 inci

tcrjadi

diantara

kondisi

tanpa beban

dan

beban maksimum.pedu dicatat l>ahwa selang

waktu

dair saat benda

uji

diangkat dari bak rendaman,sampar

q

170 Rancangan Bahan Perkerasun Jalan

didapatkan angka beban maksimum,tidak boleh melebihi 30 detik. Contoh sesudah direndam 24iam diperiksa pula berat ienis dan void'

Dari

proses persiapan benda

uii

sampai pemefiksaan dengan alat Marshall,akan diperoleh data-data:

a).Kadar Aspal.

b). Berat Volume.

.).

Stabilitas.Angka

stabilitas menuniukkan kekuatan dan

ketahanan

terhadap alur (ru tti

n!.

d).

I(elelehan plastis (flow).Flow merupakan indikator perkerasan terhadap lentur

e).

\flM,pefsen rongga

dalam campuran.

VIM

merupakan

indikator

dari durabilitas,kemungkinan bleeding.

0. \'NdA, prosen

rongga terhadap aggregat,VMA

dan \llM

merupakan

indikator

durabilitas.

g).

Hasil

bagi Marshall (kuosien Marshall, merupakan hasil bagi stabilitas dan flow. Merupakan indikator kelenturan terhadap keretakan'

h).

Penyerapan aspal. Memberikan gambaranberapa kadar aspal effektip.

r)

Tebal

film

aspal. Merupakan petunjuk durabilitas campuran

i).

I(adar aspal effektip.

Contoh hasil pengujian Marshall ditunjukkan pada

Gbr.

Contoh Soal 5.6., yaitu:

- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%o) dengan

VMA

(%).

- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%), dengan VFA.(o/o) - Hubungan kadar aspal terhadap camPutan (o/o) dengan berat isi.

- Hubungan kadar aspal terhadap campuran(o/o) dengan stabilitas.

- Hubungan kadar aspal terhadap campuran (%) dengan Flow.

Dari nitai VlM,VMA,VFA,Stabilitas,Flow,Stabilitas/Flow cari

y^ng

memenuhi

syaf

t

dengan menggabungkan

grzfrk

diatas dengan kriteria pefencanaan.

Kadar aspal optimum,ditentukan dengan

cara

menggabungkan nilai-nilai tersebut,sehingga didapat suatu selang kadar aspal yang memenuhi syarat- sy^f

t

tersebut. I(adar aspal optimum dapat diambil sebagai nilai tengah dari selang tersebut.

Catatan: Pada metoda cara Brna Marga ditambahkan relasi antara kadar aspal tehadap campurafl (u/o) dengan Stabilitas/Flow @{arshall quotient).

5.8. JOB MIX DESIGN (DESATN CAMPURAN).

NOlt€t4l,ltl&l ML/4U BI,tKt( 2 : PERANCAN(AN PER.KER-4.SANJAL-4N I7I l)alam bentuk paling sederhanaJOB

MIX

terdiri dari dua bagqan.

Bagian pertama

adalah gradasi

^greg

t hasil blending dari dua

fraksi batuan atau lebih.

Bagian kedua

adalah berapa

jumlah

kadar aspal yang akan digunakan clidalam campuran.

Setiap blending agregat akan memberikan porsi kadar aspal yang berbeda.

oampuran hasilan blending

"gregat plus aspal harus mengikuti spesifikasi yang disyaratkan.

Umumnya

karakteristik perkerasan

seperti

kekuatan,kepadatan,keawetan

clan tekstur akan

sangat

tergantung pada

gradasi agregat

yang

harus clikontrol/dikendalikan dalam pelaksanaan.

5.8.1.

BLENDING.

i. Cara Coba-coba(Taksiran)

I3lending adalah proses

trial dv

en'or\coba-coba).

coba kita lihat

contoh berikut.

Langkah pertama

dari prosedur adalah meneliti data, Maksudnya adalah

kita memedukan analisa gradasi untuk setiap material yzng

akan diblendingJuga

batas gradasi dari

spesifikasi

y^ng harus dilihat

dari dokumen kontrak atau

^cuafl lainnya.

Spesifikasi

untuk

gradasi selalu memberikan baras atas

dan

bawah dari persyaratan.Blending dari

job mix

harus masuk dalam enaelope$otak batas)

^ntara batas atas dan bawah ini.

a rel 5.5.

Contoh:

Spesifikasi.

NO.SARINGAN BATAS BAWAH BATAS ATAS

3/8" 100

4 80 100

8 65 100

16 4A 80

30 2A 65

50 7 40

100 3 20

2AO 2 10

Pada No..sartngan

4 prosen

passing ant^ra

80 dan

10O;No.saringan 16

^ntzlra 40 dan 60 demikian seterusnya.

Langkah kedua

adalah memilih nilai target untuk kombinasi agregat.Awal percobaan nilai target yang diambil dapat batas tengah dari

limit

spesifikasi Apa

itu JoB MIx?

Dalam dokumen u;.-ffi, - Bina Darma e-Journal (Halaman 84-92)