• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADMINISTRASI PUBLIK

2. Definisi Administrasi Publik

Definisi merupakan uraian kalimat singkat dan padat yang menggambarkan sesuatu objek tertentu. Karena penggambaran tentang suatu objek, sering kali kita menemukan berpuluh atau beratus definisi tentang objek yang sama. Perbedaan definisi dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut: (Syafri, 2012: 18-19)

1. Perbedaan latar belakang pendidikan

Seseorang yang berlatar belakang pendidikan ekonomi akan berbeda dengan seseorang yang berlatar belakang sosiologi ketika mendefinisikan pembangunan. Seorang ekonom akan mendefinisikan pembangunan sebagai upaya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sementara itu, seorang sosiolog mendefinisikan pembangunan sebagai upaya melakukan perubahan kehidupan bermasyarakat ke arah yang lebih baik. Substansinya sama, yaitu adanya “perubahan”.

2. Perbedaan sudut pandang

Objek tertentu akan tergambarkan sesuai sudut pandangnya. Jika seseorang melihat gajah dari depan, pendefinisiannya tentang gajah akan berbeda dengan orang lain yang melihat gajah dari bagian belakang.

3. Kemampuan menggambarkan objek

Kemampuan orang menggambarkan objek dalam sebuah kalimat singkat dan padat tidaklah sama. Dapat saja orang melihat suatu objek dari sudut yang sama (semua melihat gajah dari depan), tetapi kemampuan menggambarkan dalam bentuk definisi dapat berbeda.

4. Tujuan pendefinisian

Definisi dapat berbeda karena perbedaan kepentingan atau tujuan. Definisi kemiskinan dari Badan Pusat Statistik (BPS) boleh jadi berbeda dengan definisi kemiskinan dari para ahli atau dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN).

5. Kurun waktu pendefinisian

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan pemikiran manusia dan perubahan atau penambahan objek

yang didefinisikan karena adanya pergeseran paradigma akibat pergeseran lokus dan fokus dari ilmu bersangkutan.

Pada ilmu administrasi publik juga ditemukan beragam definisi, namun substansinya tetap sama, yaitu berbicara tentang kerjasama kelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu.

Beberapa definisi tentang administrasi publik dari para ahli dikemukakan sebagai berikut: (Syafri, 2012: 20-25)

a. Pfiffner & Presthus (1960)

Publik Administration may be defined as the coordination of individual and group efforts to carry out publik policy.

(Administrasi publik dapat didefinisikan sebagai suatu upaya koordinasi dari individu atau kelompok untuk menjalankan kebijakan publik).

b. Nigro & Nigro (dalam Stillman, 1992) Publik Administration:

1) Is cooperative group effort in public setting;

2) Covers all three branches, executive, legislative, and judicial and their interrelatioship;

3) Has an important role in the formulation of public policy, and is thus part of the political process;

4) Is different in significant wasy from private administration;

5) Is closely associated with numerous private groups and individuals in providing services to the community.

Administrasi publik:

1) Adalah usaha kerjasama kelompok dalam kerangka organisasi negara;

2) Meliputi ketiga cabang eksekutif (pemerintahan), legislatif (DPR), dan yudisial/yudikatif (kehakiman) dan hubungan timbal balik antara ketiganya;

3) Memiliki peran penting dalam pembuatan kebijakan publik sehingga merupakan bagian dari proses politik;

4) Berbeda secara signifikan dengan administrasi swasta;

5) Berhubungan erat dengan sejumlah kelompok swasta dan individu dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

c. Rosenbloom and Goldavan (1989)

Public administration is the use of managerial political, and legal theories and processes to fulfill legislative, and judicial governmental mandates for the provision of regulatory and service functions for the society as whole or for some segment of its. (Administrasi publik adalah penggunaan kepemimpinan secara politis dan berbagai proses dan teori yang sah untuk menjalankan tugas-tugas legislatif, eksekutif, dan yudisial dalam penyediaan peraturan bagi pelayanan seluruh atau sebagian masyarakat).

d. Levine, Peters, and Thomson (1990)

Public administration is centrally concerned with the organization of government policies and programme as well as the behavior of officials (usually non elected) formally responsible for their conduct. (Administrasi publik memusatkan perhatiannya pada berbagai kebijakan dan program organisasi pemerintah, termasuk perilaku para pejabat (yang biasanya tidak dipilih) yang secara formal bertanggung jawab atas perilaku mereka).

e. Dwight Waldo

Public administration is the organization and management of man and materials to achieve the purposes of government. (Administrasi publik adalah organisasi dan manajemen manusia dan material (peralatannya) untuk mencapai tujuan-tujuan pemerintah).

f. Woodrow Wilson

Public administration is the practical or business end of government because its objective is to get the public business done as efficiently and as much in accord whit the

people’s tastes and desired as possible. It is trough administration that government responds to those needs of society that private initiative can not or will not supply.

(Administrasi publik adalah urusan atau praktik urusan pemerintah karena tujuan pemerintah ialah melaksanakan pekerjaan publik secara efisien dan sejauh mungkin sesuai dengan selera dan keinginan rakyat. Dengan administrasi publik, pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat, yang tidak dapat atau tidak akan dipenuhi oleh usaha privat/swasta).

g. Marshall Edward Dimock & Gladys Ogden Dimock (1969) Public administration is the accomplishment of politically determined objectives. More than technique or even the orderly execution of programs, however, public administration is also concerned with policy for in the modern world, bureaucracy is the chief policy maker in government. (Administrasi publik ialah penyelenggaraan pencapaian tujuan yang ditetapkan secara politis. Meskipun demikian, administrasi publik bukan sekedar teknik atau pelaksanaan program-program secara teratur, melainkan juga berkenaan dengan kebijakan umum (policy) karena di dalam dunia modern, birokrasi merupakan pembuat kebijakan pokok di dalam pemerintahan).

Lebih lanjut dikatakan Dimock,

Whether considere as a study or as a career, public administration is highly practical because it deals with cooperative efforts to achiere common goals with increasingly sophisticated techniques. (Baik sebagai suatu studi maupun sebagai karir, administrasi publik betul-betul sangat praktis karena ia berkenaan dengan usaha-usaha kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan mempergunakan teknik-teknik yang semakin canggih).

Ditambahkan pula oleh Dimock sebagai berikut.

Public administration is the action, business side of government employing more than 90 percent for all government personnel and providing more than 90 percent for all public service and programs. (Administrasi publik ialah kegiatan atau aspek business dari pemerintahan, yang mempekerjakan 90% dari keseluruhan pegawai, pemerintah dan menangani lebih dari 90% dari seluruh jasa yang diberikan dan program-program yang dilaksanakan dinas publik).

h. Leonard D. White (1957)

Defined in broadest terms, public administration consists of all those operations having for their purpose the fulfillment or enforcement of public policy. (Dalam arti luas administrasi publik terdiri dari semua kegiatan yang bermaksud melaksanakan dan memaksakan kebijakan umum atas kebijakan negara).

i. Herbert A. Simon, Donal W. Smithurg & Victor A. Thomson, (1970)

By public administration is meant, in common usage the acitivities of executive branches of national, state, and local government; independent boards and commisions set up by congress and state legislatures: government corportions;

and certain other agencies of a specialized character.

Specifically excluded are yudicial and legislative agencies within the government administration. (Hal yang dimaksud dengan administrasi publik adalah aktivitas-aktivitas cabang eksekutif dari pemerintahan tingkat negara, negara bagian dan daerah, aktivitas badan dan komisi yang ditetapkan oleh kongres dan ketentuan perundang-undangan negara bagian, aktivitas perusahaan negara dan dinas-dinas tertentu lainnya yang bersifat khusus. Yang dikecualikan dalam hubungan ini ialah dinas yudisial dan legislatif di dalam administrasi pemerintahan).

Lebih lanjut dikatakan Simon, dkk:

Legislative and judicial agencies are excluded from books on public administrative problems. (Badan legislatif dan yudisial tidak banyak dibicarakan di dalam literatur administrasi publik bukan karena dinas-dinas itu tidak menghadapi masalah-masalah administrasi).

j. Paul C. Bartholomew (1959).

Public administration, in the political science sense, has two distinct meaning. In a broad sense it denotes the work involved in the actual conduct of any office. In a narrow sense the term denotes the operations of the administrative branch only, that is, the activities of the chief executive and affiliated called administrators. (Administrasi publik menurut pengertian ilmu politik, mempunyai dua arti.

Dalam arti luas, administrasi publik berarti pekerjaan- pekerjaan yang meliput di dalam (yang dilakukan dalam rangka) penanganan yang aktual terhadap masalah- masalah pemerintahan, dalam arti sempit, administrasi publik berarti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh cabang administrasi saja, yakni kegiatan kepala eksekutif (kepala negara) dan para pejabat pembantunya yang disebut administrator).

Lebih lanjut dikatakan Bartholomew:

Public administration is essentially the process of carrying out the public will as expressed in law, the coordination of collective efforts to implement public policy. Thus, strictly, administration is concerned with how a particular course of action predetermined by the basic political or policy forming units of the total government – electorate, legislative, or executive-is to be carried out. (Administrasi publik adalah proses penyelenggaraan kehendak publik (publik will) sebagaimana yang dinyatakan di dalam hukum, dengan kata lain pengoordinasian usaha bersama untuk mengimplementasikan kebijakan umum. Lebih tegas dapat dikemukakan bahwa administrasi berkenaan dengan cara

pelaksanaan rangkaian tindakan tertentu yang ditetapkan oleh unit-unit perumus kebijakan dari keseluruhan pemerintahan-pemilih, legislatif atau eksekutif).

k. John M. Pfiffner & R. Vance Presthus

Public administration is concerned with the formulation and implementation of public policy with is hammered into final shape by representative political bodies. (Administrasi publik berkenaan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan negara (hukum negara) yang ditempah (diolah) sampai pada bentuknya yang final oleh badan-badan perwakilan).

l. Sondang P. Siagian

Administrasi publik didefinisikan sebagai “keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan negara”.

m. Edward H. Litchfield

Administrasi publik adalah studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan-badan pemerintahan diorganisasi, diperlengkapi tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan, dan dipimpin (dalam Bintoro, 1995).

Jika diperhatikan, substansi sebagian besar definisi di atas sama, yaitu menyangkut kerjasama kelompok orang dalam lingkup organisasi negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) untuk mencapai tujuan negara melalui berbagai kebijakan dan program yang telah dirumuskan sebelumnya.

Dilihat dari aspek waktu (kurun waktu), definisi-definisi di atas dibuat dalam rentang puluhan tahun yang silam di mana dominasi institusi/organisasi negara dalam penyelenggaraan berbagai aspek kehidupan warganya masih sangat kokoh dengan mengabaikan peran serta institusi-institusi lain di luar organisasi/

institusi negara. Keseluruhan definisi di atas sebagian substansinya

cocok atau sesuai dengan zamannya, bahkan bagian masih relevan hingga saat ini.

Memperhatikan berbagai rumusan definisi administrasi publik di atas dan melihat arah pergeseran pada lokus dan fokus administrasi publik dewasa ini, dalam buku ini administrasi publik atau administrasi negara diartikan sebagai “proses kerjasama kelompok orang dalam merumuskan, mengimplementasikan (melaksanakan) berbagai kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pencapaian tujuan negara secara efisien dan berkeadilan sosial”. Kelompok orang dalam definisi di atas meliputi aparatur negara, anggota legislatif, partai politik, lembaga swadaya masyarakat/LSM, kelompok kepentingan (interest group), organisasi profesi, media massa, atau masyarakat sipil lain yang berkepentingan dan berminat terhadap perumusan dan pelaksanaan kebijakan negara.

Dapat disimpulkan bahwa rumusan administrasi publik/

negara adalah “proses kerjasama kelompok orang yang terdiri dari aparatur negara, anggota legislatif, partai politik, lembaga swadaya masyarakat/LSM, kelompok kepentingan (interest group), organisasi profesi, media massa, atau masyarakat sipil lain dalam merumuskan, mengimplementasikan berbagai kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pencapaian tujuan negara secara efektif, efisien dan berkeadilan sosial”.

Pencantuman “efisien” dalam definisi di atas dilakukan mengingat administrasi publik menurut para pakar bekerja dengan prinsip tiga E, yaitu efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Namun, menurut Wirman Syafri (2012), “efektivitas” dan “ekonomis” sudah termasuk dalam pengertian “efisiensi” sehingga pilar dasar administrasi publik adalah “efisiensi”. Perkembangan berikutnya administrasi publik harus bekerja berdasarkan prinsip “keadilan sosial” sehingga dasar administrasi publik adalah “efisiensi dan keadilan sosial”.

Keadilan sosial merupakan elemen dasar bagi penyelenggaraan administrasi publik yang menjadi panduan moral dan etika perilaku birokrasi (Setyoko, 2011). Pentingnya keadilan sosial dalam administrasi publik dapat dilihat dari pendapat Frederickson, Rosenblom dan Svara (dalam Setyoko, 2011) yang mengatakan bahwa keadilan sosial adalah suatu pertimbangan penting dalam kebijakan dan manajemen publik. Ahli lain (Miller, Wise, Cooper, Johnson & Svara) mengatakan banwa keadilan sosial menjadi perhatian utama administrasi publik dalam beberapa tahun terakhir. Praktik administrasi publik yang berkeadilan harus semakin akrab dengan isu-isu demokrasi, partisipasi warga, prinsip- prinsip keadilan, dan kebebasan individu (Frederickson, dalam Setyoko, 2011). Administrasi publik harus bertanggung jawab untuk memperjuangkan keadilan sosial dalam penyusunan dan pelaksanaan undang-undang atau kebijakan (Frederickson, 2005).

Menurut perspektif administrasi publik, keadilan sosial didefinisikan sebagai manajemen yang adil dan merata pada semua lembaga yang melayani publik. Baik secara langsung maupun kontrak, distribusi yang adil dan merata dilakukan terhadap pelayanan publik dan pelaksanaan kebijakan publik, disertai komitmen untuk mewujudkan kesetaraan, keadilan dan kesamaan dalam pembentukan kebijakan publik (National Academy of Public Administration, 2000). Keadilan melibatkan rasa fainerss dan justice, khususnya untuk memperbaiki ketidakseimbangan dalam distribusi nilai-nilai sosial dan politik.

Keadilan mengusulkan manfaat yang lebih besar bagi mereka yang paling kurang beruntung (Denhardt, 2004). Oleh karena itu, administrator publik harus melakukan semua yang bisa mereka lakukan untuk membentuk kebijakan dan mempromosikan keadilan sosial dalam suatu kerangka kebijakan yang akan dan sedang dibangun. Keadilan sosial sekarang menjadi kriteria utama untuk mengevaluasi keinginan dari setiap kebijakan publik dan sebagai respons terhadap ketidakcukupan pilar efisiensi, efektivitas, dan ekonomis sebagai panduan administrasi publik (Setyoko, 2011).

Konsep keadilan sosial sangat relevan dengan bidang administrasi publik karena: pertama, pelaksanaan kebijakan publik adalah pekerjaan administrator publik; kedua, kebijakan publik sering kali kurang begitu tepat untuk diterapkan secara seragam dari kasus ke kasus; ketiga, jika administrasi publik adalah aksi kebijakan, mau tidak mau membutuhkan penafsiran dalam setiap pelaksanaannya; dan keempat, lembaga-lembaga publik harus bekerja dalam sistem pemerintahan demokratis yang harus memperjuangkan isu-isu keadilan dan kesetaraan (National Academy of Public Administration, 2000).

Menurut Svara & Brunet (Setyoko, 2011), administrasi publik mengidentifikasi keadilan sosial pada empat wilayah, yaitu:

pertama, keadilan prosedural, yang mencakup pemberian perlindungan dan hak yang sama untuk setiap kebijakan yang ada.

Pelaksanaan keadilan prosedural memerlukan etika dan standar norma bagi administrator publik untuk melindungi hak-hak konstitusional warga negara. Kedua, aspek keadilan sosial yang relevan dengan administrasi publik adalah keadilan distributif.

Keadilan distributif memastikan bahwa setiap warga negara memperoleh pelayanan publik dan kebijakan yang adil. Ketiga, keadilan berfokus pada hasil. Apakah kebijakan publik memiliki pengaruh yang sama atau dampak bagi semua kelompok yang dilayani? Apakah ada perbedaan khusus untuk kelompok tertentu?

Keempat, tugas pegawai negeri adalah memberikan pelayanan publik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Inilah yang membedakan pelayanan publik dan sektor bisnis.

BAB III

SISTEM PEMERINTAHAN DAN FUNGSI