• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Distrik Kaimana

4.1.6 Demografi

Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili di wilayah teritorial Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menerap. Sedangkan Laju pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan persentase pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan kepadatan penduduk adalah rasio banyaknya penduduk per-kilometer persegi.

Secara umum, pertumbuhan penduduk di DIstrik Kaimana terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Tingginya pertumbuhan penduduk ini lebih disebabkan karena faktor migrasi penduduk dari daerah lain yang secara geografis berdekatan dengan Distrik Kaimana. Distrik Kaimana sendiri, khusunya di Kelurahan Kaimana Kota dan Krooy merupakan wilayah konsentrasi penduduk yang bermukim. Hal ini juga tidak mengherankan karena pusat pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan berada pada kedua kelurahan tersebut.

Artinya berbagai fasilitas penunjang pemerintahan dan ekonomi penggerak masyarakat juga berada pada kedua kelurahan tersebut.

Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk Distrik Kaimana

Kampung/Kelurahan Penduduk

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Lumira 139 137 276

Saria 89 90 179

Lobo 476 448 924

Namatota 349 372 721

Mai-mai 309 324 633

Foroma Jaya 199 185 384

Murano 202 189 391

Sisir 246 270 516

Marsi 189 205 394

Kaimana Kota 8.558 8.160 16.718

Krooy 6.417 5.99 12.416

Trikora 3.532 3.351 6.883

Coa 1.215 1.128 2.343

Tanggaromi 252 231 483

Kamaka 180 163 343

Sara 161 119 280

Werua 93 81 174

Kampung/Kelurahan Penduduk

Laki-Laki Perempuan Jumlah

Jarati 113 103 216

Oray 124 108 232

Distrik Kaimana 22.843 21.663 44.506

Sumber: BPS Kabupaten Kaimana, 2022

4.1.6.2 Sosial Budaya

Analisis sosial budaya adalah analisis terhadap kondisi sosial budaya masyarakat akibat adanya pembangunan atau suatu aktivitas. Analisis sosial budaya bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial dan budaya masyarakat. Analisis sosial budaya akan menilai kondisi sosial budaya yang mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan akibat adanya suatu kegiatan dan atau proses pembangunan. Analisis sosial budaya dapat diartikan sebagai kajian untuk mengenali struktur sosial budaya serta prasarana dan sarana budaya. Kajian ini dilakukan untuk mencapai pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bersifat lahir, batin atau spiritual.

A. Gambaran dan Karateristik Kegiatan Sosial Masyarakat Distrik Kaimana

Penduduk Distrik Kaimana adalah 44.506 0rang dengan jumlah penduduk laki-laki 22.843 orang dan penduduk perempuan 21.663 orang. Sebagian besar penduduk Distrik Kaimana adalah bekerja di sektor pertanian.

Masyarakat pada Distrik Kaimana merupakan komunitas yang memiliki kearifan lokal yang unik. Masyarakat yang berlatar belakang pedesaan dan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian dihadapkan pada kondisi permasalahan yang umumnya dihadapi di daerah pertanian di Indonesia seperti :

1) Keterbatasan Infrastruktur: Distrik Kaimana terletak di daerah yang mungkin sulit dijangkau, sehingga infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pertanian seperti jalan, irigasi, dan transportasi mungkin terbatas atau kurang berkembang. Ini bisa menyulitkan proses produksi dan distribusi hasil pertanian.

2) Akses Terbatas ke Teknologi Pertanian: Teknologi pertanian modern seperti alat pertanian canggih, pemupukan yang tepat, atau sistem irigasi yang efisien mungkin tidak mudah diakses oleh petani di Distrik Kaimana. Hal ini dapat membatasi produktivitas dan efisiensi pertanian.

3) Kondisi Iklim dan Tanah: Karakteristik iklim dan tanah di Papua, termasuk Distrik Kaimana, dapat mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik.

Perubahan pola cuaca, kekeringan, atau banjir dapat mengganggu produksi pertanian.

4) Kurangnya Pengetahuan Pertanian: Kurangnya akses terhadap informasi dan pendidikan pertanian dapat menjadi hambatan bagi petani untuk mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik dan lebih efisien.

5) Pasar dan Pemasaran: Jika akses ke pasar terbatas atau distribusi hasil pertanian sulit dilakukan, petani mungkin mengalami kesulitan dalam menjual hasil panen mereka dengan harga yang wajar. Hal ini dapat mempengaruhi pendapatan petani.

6) Ketergantungan pada Satu Jenis Tanaman: Bila petani terlalu bergantung pada satu jenis tanaman atau komoditas pertanian, mereka dapat menjadi rentan terhadap fluktuasi harga dan risiko kerugian jika ada masalah pada tanaman tersebut.

7) Pertanahan dan Hak Tanah: Persoalan pertanahan dan hak tanah bisa menjadi masalah penting di beberapa daerah di Papua. Konflik terkait tanah dapat mempengaruhi keberlanjutan pertanian.

8) Kemiskinan dan Akses Pembiayaan: Jika petani menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, mereka mungkin kesulitan mendapatkan pembiayaan untuk kegiatan pertanian mereka, seperti membeli benih, pupuk, atau alat pertanian.

B. Gambaran dan Karakteristik Budaya Masyarakat Distrik Kaimana

Kebudayaan adalah aset yang sangat peka dan wajib dimiliki oleh setiap daerah karena budaya sendiri adalah suatu hasil dari pola tingkah laku yang didapat dan disampaikan melalui berbagai macam bentuk, seperti melalui kesenian, adat-istiadat bahkan kebiasaan yang sudah mendarah daging dan membentuk suatu kepribadian yang dilakukan baik individu maupun kelompok tertentu. Berikut beberapa Budaya Masyarakat pada Distrik Kaimana:

1) Sasi Nggama

Tradisi Sasi Nggama ini, masyarakat diajak untuk lebih berdisiplin dalam memanfaatkan sumber daya laut yang ada. Tradisi ini memberlakukan sistem ‘buka- tutup’ mengenai kapan masyarakat boleh mengambil hasil laut, dan kapan hal itu dilarang. Periode larangan mengambil hasil laut ini bisa bervariatif, tergantung kebijakan dari kampung masing-masing. Ada yang memberlakukannya selama 11 bulan, 2 tahun, bahkan hingga 4 tahun. Jika dalam periode larangan ini ada yang melanggar aturan, maka mereka akan dikenakan denda. Apabila masyarakat terus melakukan tradisi Sasi Nggama dan menaati aturan pemanfaatan sumber daya laut sesuai zona, maka kekayaan laut di Kaimana akan terus terjaga. Selain itu, tradisi ini pun tentunya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat dari daerah lain untuk lebih disiplin dan tidak semena-mena dalam memanfaatkan hasil laut.

Gambar 4. 1 Tradisi Sasi Nggama

Sumber: Survey Sekunder 2) Pawai Hadrat

Ada sebuah kebiasaan unik yang dilakukan warga Kaimana, Papua Barat dalam merayakan Idul Fitri. Mereka melakukan silaturahim hadrat keliling Kota Kaimana.

Ratusan orang, tua dan muda berkeliling kota menari diiringi lantunan shalawat dan musik hadrat. Para peserta hadrat tak perlu takut kehausan ataupun lapar, karena beberapa rumah yang dilewati rombongan sudah menyiapkan kue-kue dan minuman didepan rumah. Tak jarang anak-anak yang ikut rombongan terlibat rebutan minuman dan kue, yang menjadi pemandangan tersendiri yang meramaikan kegiatan ini.

Kesempatan ini juga dipakai untuk saling memberikan ucapan Idul Fitri. Kegiatan tahunan ini tetap menjadi perhatian warga yang menonton di jalan-jalan yang dilalui, bahkan banyak di antaranya mengabadikan dengan kamera telepon genggam. Ada juga warga yang sengaja menunggu untuk bergabung dengan rombongan hadrat sehingga peserta terus bertambah.

Gambar 4. 2 Tradisi Pawai Hadrat Sumber: Survey Sekunder