• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA DETAIL TATA RUANG DISTRIK KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT

N/A
N/A
Riska Anggita

Academic year: 2023

Membagikan "PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA DETAIL TATA RUANG DISTRIK KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengambil dan menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek pada program sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan tanpa kendala. Penyusunan laporan kerja praktek ini didasarkan pada rangkaian kegiatan yang telah berlangsung selama kerja praktek Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kaimana pada proyek penyusunan dokumen detail rencana fisik Distrik Kaimana Provinsi Papua Barat.

Kedua orang tua telah memberikan dukungan dan doanya agar kami dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik. Seluruh jajaran pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kaimana atas bimbingan, bimbingan, bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan Kerja Praktek. Sahabat PWK 2021 dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan selama proses penyusunan Laporan Kerja Praktek.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan
  • Manfaat
  • Ruang Lingkup Pembahasan
    • Ruang Lingkup Wilayah
    • Ruang Lingkup Materi
    • Ruang Lingkup Kegiatan
  • Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Berdasarkan latar belakang diatas maka telah disusun laporan Kerja Praktek setelah dilaksanakannya kegiatan Kerja Praktek pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kaimana pada pekerjaan “Penyusunan dokumen detail rencana tata ruang Kabupaten Kaimana Papua Barat Provinsi". Penyusunan Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat yang merupakan salah satu bidang kompetensi daerah dan kota diharapkan dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai penerapan materi perkuliahan di dunia kerja, dan bagaimana memampukan siswa untuk mampu berpikir kritis dan mampu mencari solusi dalam proses perencanaan.spasial. Ruang lingkup yang dijelaskan dalam laporan ini adalah ruang lingkup lokasi yang menjelaskan lokasi kegiatan proyek Pengumpulan data dan penyusunan analisis rinci Rencana Tata Ruang Kabupaten Kaimana dan ruang lingkup materi yaitu uraian materi yang digunakan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten Kaimana. laporan dan ruang lingkup kegiatan.

Ruang lingkup wilayah kerja proyek penyusunan dokumen detail rencana tata ruang Kabupaten Kaimana adalah wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat. Wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana terdiri dari 6 desa yaitu Desa Tanggaromi, Desa Coa, Desa Trikora, Desa Krooy, Desa Kaimana Kota dan Desa Marsi. Lingkup kegiatan pendataan dan penyusunan dokumen detail rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kaimana dihubungkan dengan menghubungkan peraturan terkini dengan menggunakan ATR/Peraturan Kepala BPN No.

11 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Fisik (RDTR) dalam Pengumpulan Data dan Penyusunan Analisis Rencana Detail Fisik Kabupaten Kaimana. Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek penyusunan Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Kaimana adalah sebagai berikut.

Gambar 1.1 Peta Ruang Lingkup Wilayah
Gambar 1.1 Peta Ruang Lingkup Wilayah

TINJAUAN UMUM PROYEK

  • Deskripsi Proyek Kerja Praktik
    • Profil BAPPEDA Distrik Kaimana
    • Pengenalan Proyek
  • Data Umum Proyek Kerja Praktik
  • Struktur Organisasi
  • Tujuan dan Fungsi Instansi
  • Sistem Kerja Proyek Kerja Praktik

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan segala kegiatan untuk menunjukkan hierarki dan struktur organisasi sebagai wadah untuk menjelaskan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab. Beberapa ahli dibutuhkan dalam proyek ini untuk menyiapkan dokumen rencana tata ruang Kaiman. Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kaimana terdiri atas Kepala Badan yang membawahi Sekretaris; Manajer Pengadaan dan Informasi; kepala departemen mutasi dan promosi; dan manajer pengembangan, evaluasi kerja, evaluasi dan penghargaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (BAPPEDALITBANG) Kabupaten Kaimana mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang perencanaan dan penelitian dan pengembangan. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya 2.5 Sistem Kerja Proyek Kerja Praktek. Realisasi kegiatan kerja praktek dengan proyek Penyusunan Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Kaimana di Badan Penelitian dan Pengembangan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDALITBANG) Kabupaten Kaimana dilaksanakan selama 45 hari kerja terhitung sejak tanggal 03 Juli 2023 sampai dengan tanggal 03 Juli 2023.

Sistem pelaksanaan kerja praktek online dilaksanakan secara formal dengan jam operasional Senin sampai Minggu pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Selama kerja praktek online, praktisi dapat bertanya dan berinteraksi secara online dengan dosen pembimbing lapangan mengenai tugas yang diberikan.

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi BAPPEDA Distrik Kaimana  Sumber : Data Primer, 2023
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi BAPPEDA Distrik Kaimana Sumber : Data Primer, 2023

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

Laporan Pelaksanaan Kerja Praktik

  • Kegiatan Praktikan

Kegiatan Kerja Praktik

24 26 Juli 2023 Pengerjaan subBAB 3.1 Gambaran umum Kabupaten Kaimana (faktor strategis daerah/daerah berkembang pesat).

Tabel di atas merupakan pelaksanaan kerja praktik yang dilakukan selama 45 hari kerja,  terhitung  dari  Senin,  03  Juli  2023  s.d  Minggu,  06  Agustus  2023
Tabel di atas merupakan pelaksanaan kerja praktik yang dilakukan selama 45 hari kerja, terhitung dari Senin, 03 Juli 2023 s.d Minggu, 06 Agustus 2023

Permasalahan Proyek

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Distrik Kaimana

  • Sejarah Kaimana
  • Wilayah Administratif
  • Kondisi Fisik Dasar
    • Kelerengan
    • Ketinggian
    • Klimatologi
    • Jenis Tanah
    • Geologi
  • Rawan Bencana
  • Penggunaan Lahan
  • Demografi
    • Jumlah Penduduk
    • Sosial Budaya
  • Pariwisata
  • Transportasi
    • Terminal
    • Angkutan Pedesaan
    • Pelabuhan
  • Sarana
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Peribadatan
    • Perdagangan dan Jasa
  • Prasarana
    • Jaringan Jalan
    • Jaringan Air Bersih
    • Jaringan Drainase
    • Persampahan
    • Listrik
    • Telekomunikasi

Berdasarkan data BPS Kabupaten Kaimana tahun 2022, besarnya curah hujan (mm) per bulan di Kabupaten Kaimana disajikan pada tabel di bawah ini. Penggunaan lahan di Kabupaten Kaimana didominasi oleh hutan, dengan luas hutan terluas adalah hutan belantara dengan luas 3.464 Km2. Distrik Kaimana sendiri, khususnya di Kecamatan Kaimana Kota dan Krooy, merupakan kawasan konsentrasi warga.

Sarana yang ada di Kecamatan Kaimana sebagai wilayah sempadan perencanaan meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, tempat ibadah serta sarana perdagangan dan jasa. Berdasarkan data yang disajikan, fasilitas kesehatan yang ada di wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana adalah rumah sakit, klinik rawat jalan, puskesmas dan apotek. Sarana perdagangan yang ada di wilayah Kaimana berjumlah 535 buah dengan 1 kelompok ritel, 6 buah pasar bergedung, 2 buah pasar tanpa bangunan.

Prasarana yang ada di Kabupaten Kaimana meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan persampahan, jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi. Pada tahun 2019, sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Kaimana menggunakan mata air dan sumur sebagai sumber air minum. Sementara itu, pada tahun 2021, mata air tersebut akan kembali menjadi sumber air minum bagi sebagian besar desa/kelurahan di Kabupaten Kaimana.

Sesuai dengan sistem pengelolaan sampah dalam RTRW Kabupaten Kaimana yaitu berupa Tempat Pengolahan Akhir (TPA) di Tanggaromi Kecamatan Kaimana dengan menggunakan metode Sanitary Landfill.

Tabel 4. 1 Curah Hujan Bulanan Distrik Kaimana Bulan  Jumlah Curah Hujan
Tabel 4. 1 Curah Hujan Bulanan Distrik Kaimana Bulan Jumlah Curah Hujan

Gambaran Umum Wilayah Perencanaan Kaimana

  • Kondisi Fisik Dasar
    • Kondisi Kemiringan Lereng
    • Kondisi Topografi
    • Kondisi Jenis Tanah
    • Kondisi Hidrologi
    • Kondisi Geologi
  • Kondisi Struktur Ruang
    • Transportasi
    • Jaringan Energi
    • Jaringan Telekomunikasi
    • Jaringan Sumber Daya Air
    • Jaringan Air Minum
    • Jaringan Persampahan
    • Jaringan Drainase
  • Kondisi Pola Ruang
    • Zona Lindung
    • Zona Budidaya
  • Kondisi Tutupan Lahan
  • Kependudukan
    • Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
    • Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
    • Jumlah Keluarga Menurut Kampung/Kelurahan
    • Karakteristik Penduduk

Jenis tanah di wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana terdiri dari dua jenis yaitu Histrosol dan Luvisol. Jenis tanah pada wilayah perencanaan sebagian besar adalah Histrosol dengan luas 90,71 km2 atau 94,84% dari luas wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana. Desa-desa yang memiliki angkutan umum di Distrik Kaimana antara lain Marsi, Kaimana Kota, Krooy, Trikora, Coa dan Tanggaromi.

Jenis permukaan jalan terluas yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Kaimana pada tahun 2021 adalah Aspal/Beton dan Perkerasan masing-masing sebesar 31,58 persen dan 36,84 persen. Sebagian besar desa/kelurahan di Kabupaten Kaimana telah memiliki jalan pedesaan yang menjadi penghubung antar desa. Di WP Kecamatan Kaimana ditemukan 4 tower BTS yang tersebar di seluruh WP Kaimana.

Berdasarkan angka BPS Kabupaten Kaimana tahun 2022, sebagian besar keluarga di WP Kabupaten Kaimana pada tahun 2019 memanfaatkan mata air dan sumur sebagai sumber air minum. Kawasan lindung setempat yang didasarkan pada polaritas kesesuaian yang ada dan menyesuaikan dengan wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana, terbagi dalam 4 pola tata ruang, yaitu Kawasan Terbuka Hijau (RTH), Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan Sempadan Pantai, dan Kawasan Hutan Mangrove. Berdasarkan kawasan lindung atau alami, kawasan hijau buatan, dan kawasan hijau fungsional. Komoditas pertanian yang dihasilkan petani di wilayah perencanaan cukup potensial dan diminati di pasar Kabupaten Kaimana.

Kondisi tutupan lahan pada wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana sangat beragam yaitu bandara/pelabuhan, semak belukar, semak belukar, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan bakau primer, hutan bakau sekunder, pemukiman, pertanian kering campuran dan lahan terbuka. Berdasarkan diagram di atas, jumlah penduduk di wilayah perencanaan adalah 88,22% dari total penduduk di Kecamatan Kaimana. Wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana sendiri terdiri dari 2 kecamatan dan 6 desa yang masing-masing mempunyai kepadatan penduduk sebagai berikut.

Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Kaimana lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Sedangkan usia non-produktif berada pada rentang 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk sebanyak 13.989 jiwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa usia produktif di Kabupaten Kaimana lebih banyak dibandingkan usia non-produktif. Di bawah ini adalah tabel jumlah rumah tangga menurut desa/kelurahan di wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana.

Tabel 4. 19 Prasarana dan Sarana Transportasi Antar Kampung/Kelurahan
Tabel 4. 19 Prasarana dan Sarana Transportasi Antar Kampung/Kelurahan

Potensi, Masalah, dan Isu Strategis

  • Potensi Wilayah
  • Permasalahan Wilayah
  • Isu Strategis Pembangunan

Lokasi perencanaan terletak di dekat laut sehingga mempunyai sumber daya alam berupa hutan mangrove yang cukup melimpah. Desa Coa dan Desa Tanggaromi mempunyai kekayaan mangrove dengan berbagai jenis seperti Avicennia sp, Sonneratia sp, dan Rizhopora sp mendominasi kawasan hutan mangrove di kawasan tersebut. Manfaat ini juga dirasakan di wilayah di luar wilayah perencanaan dan di luar Provinsi Papua Barat.

Selain itu, pengetahuan masyarakat di wilayah perencanaan masih minim mengenai manfaat dan potensi kawasan hutan mangrove. Terdapat pelabuhan laut di wilayah perencanaan, khususnya di kota Kaimana dan desa Tanggaromi, yang dapat menampung kapal berkekuatan 5000 DWT (deadweight ton). Di wilayah perencanaan terdapat bandara bernama Bandara Utarom, yang merupakan satu-satunya bandara di Distrik Kaimana dan merupakan pusat transportasi utama karena memiliki waktu tempuh yang relatif cepat ke wilayah lain.

Salah satu daya tarik kawasan perencanaan adalah wisata alam berupa perairan alami yang menarik yang disebut dengan kolam sisir. Selain mempunyai ekosistem hutan mangrove yang masih terjaga dengan baik, wilayah perencanaan juga mempunyai ekosistem hutan yang ekosistemnya masih terjaga dengan baik. Daerah perencanaan mempunyai potensi ekowisata yang layak untuk dikembangkan karena mempunyai sumber daya alam berupa hutan utuh yang melimpah, dimana di dalam hutan tersebut terdapat berbagai potensi ekowisata antara lain: hutan tradisional, mata air dan air terjun.

Di Desa Coa, sampah banyak dijumpai di pemukiman warga pesisir sehingga menjadikan kawasan tersebut kumuh. Di Desa Marsi, akses jalan menuju kawasan wisata dinilai belum memadai karena jalurnya melewati dataran dengan akses terjal dan terdapat jalan rusak sehingga wisatawan tidak bisa memasuki kawasan tersebut. Di Desa Krooy terdapat permasalahan berupa alih fungsi kawasan hutan mangrove menjadi kawasan terbangun.

Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan karena mempunyai dampak yang besar terhadap unit yaitu wilayah atau masyarakat di masa yang akan datang. Analisis terhadap isu-isu strategis merupakan bagian penting dan krusial dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk menyelesaikan tahapan-tahapan yang telah diselesaikan sebelumnya. Mendidik warga sekitar tentang pentingnya hutan bakau bagi kesehatan ekosistem laut dan meminimalkan erosi.

Gambar 4. 16 Hutan Mangrove pada Wilayah Perencanaan  Sumber : Survei Primer
Gambar 4. 16 Hutan Mangrove pada Wilayah Perencanaan Sumber : Survei Primer

Analisis Wilayah Perencanaan

  • Analisis Sosial Budaya
    • Analisis Proyeksi Penduduk
    • Analisis Kepadatan Penduduk
    • Analisis Sosial WP Kaimana
  • Analisis Sumber Daya Buatan
    • Analisis Kebutuhan Sarana
    • Analisis Kebutuhan Prasarana

Kepadatan penduduk merupakan suatu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah administrasi pemerintahan. Analisis baru didasarkan pada pengukuran luas dan jumlah penduduk per satuan kegiatan pada suatu wilayah perencanaan. Pada tabel hasil analisis data di atas terlihat bahwa jumlah fasilitas pendidikan di wilayah perencanaan Kabupaten Kaimana belum memenuhi standar pelayanan minimal.

Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah fasilitas kesehatan di wilayah perencanaan masih belum memenuhi standar pelayanan minimal. 50 Analisis Proyeksi Sarana dan Pelayanan Perdagangan SWP 3 Kota Kaimana Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Penduduk. Secara umum setiap tempat tinggal harus memenuhi kebutuhan air bersih sesuai dengan standar kebutuhan rumah tangga.

Oleh karena itu, pada lingkungan pemukiman harus terdapat sistem pengelolaan air yang memenuhi persyaratan teknis dan ketentuan hukum yang berlaku, khususnya mengenai perencanaan jaringan air bersih pada lingkungan pemukiman perkotaan.

Tabel 4. 32 Jumlah Penduduk di WP Distrik Kaimana  Kampung/Kelurahan
Tabel 4. 32 Jumlah Penduduk di WP Distrik Kaimana Kampung/Kelurahan

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 1.1 Peta Ruang Lingkup Wilayah
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi BAPPEDA Distrik Kaimana  Sumber : Data Primer, 2023
Tabel 3. 4 Permasalahan dan Solusi dalam Pengerjaan Proyek
Tabel 4. 1 Curah Hujan Bulanan Distrik Kaimana Bulan  Jumlah Curah Hujan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan luas penyimpangan terkecil ada di kecamatan Cihideung 7,15 ha (0,04%), karena kecamatan Cihideung kedudukannya sebagai pusat kota dan mempunyai kepadatan tertinggi

Sedangkan luas penyimpangan terkecil ada di kecamatan Cihideung 7,15 ha (0,04%), karena kecamatan Cihideung kedudukannya sebagai pusat kota dan mempunyai kepadatan tertinggi

[r]

Berdasakan hasil pengamatan pada saat praktek kerja lapangan (PKL) maka penulis menemukan beberapa gejala masalah sebagai berikut:.. Kurangnya penataan ruangan kerja

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa : (1) Proses penyusunan RTRW tidak dilakukan secara partsipatif dan memiliki kelemahan secara substantif, (2) Implementasi RTRW

Sedangkan luas penyimpangan terkecil ada di kecamatan Cihideung 7,15 ha (0,04%), karena kecamatan Cihideung kedudukannya sebagai pusat kota dan mempunyai kepadatan tertinggi

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun tabel volume pohon jenis Merbau ( Intsia spp. Tabel volume lokal dapat digunakan di Areal Kerja IUPHHK-HA PT Arfak Indra