• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan Kaimana

4.2.3 Kondisi Pola Ruang

No. Nama Jaringan Drainase Gambar 2. Drainase Tertutup

Sumber: Survei Primer

lindung maupun budidaya. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan untuk dibudidayakan ataupun dimanfaatkan oleh dan untuk masyarakat.

4.2.3.1 Zona Lindung

Zona lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Menurut Permen ATR BPN Nomor 11 Tahun 2021, zona lindung dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Zona Hutan Lindung (HL)

2. Zona Lindung Gambut (LG) 3. Zona Perlindungan Setempat (PS)

Menganalisis sumber daya alam (zona lindung) dilakukan untuk mengetahui daya dukung/kemampuan wilayah perencanaa n dalam menunjang fungsi hutan/sumber daya alam hayati lainnya, baik untuk perlindungan maupun kegiatan produksi. Selain itu, analisis ini dimaksudkan untuk menilai kesesuaian lahan bagi penggunaan hutan produksi tetap dan terbatas, hutan yang dapat dikonversi, hutan lindung, dan kesesuaian fungsi hutan lainnya.

Tabel 4. 24 Simpangan Pola Ruang Wilayah pada WP

Pola ruang RTRW Pola Ruang Kesesuaian Eksisting Zona Lindung Kawasan Hutan Lindung Pertanian Potensial

Kawasan Perlindungan Setempat

RTH, Daerah sempadan Sungai, Daerah

sempadan Pantai, Kawasan hutan bakau,

Sesuai

Hasil: Analisis 2023

A. Kawasan Hutan Lindung

Kaimana merupakan salah satu wilayah strategis di Papua Barat yang memiliki potensi sumberdaya lahan yang sangat menjanjikan untuk pengembangan sektor pertanian. Untuk pola ruang kesesuaian eksisting, kawasan hutan lintung yang termasuk kedalam lahan pertanian. Pada wilayah perencanaan sendiri, banyak kampung yang mendorong sektor pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat. Salah satunya adalah kampung Tanggaromi. Kampung Tanggaromi terletak di muara Teluk Arguni, Papua Barat. Komoditas yang dikelola masyarakat adalah pisang, kelapa, kopra. Karena terletak di muara, posisi Tanggaromi menjadi sangat strategis dalam jalur distribusi komoditas dari kampung-kampung yang berlokasi di dalam pesisir teluk. Nelayan tangkap dan masyarakat dari Teluk Arguni Atas dan Arguni Bawah juga bersandar di Tanggaromi untuk memuat

hasil tangkapan di laut dan hasil kebunnya agar dapat diangkut ke Kota Kaimana. Petani kopra di sebelah utara di pesisir teluk mengirimkan hasil olahannya melalui Tanggaromi. Dengan posisi strategis ini, Tanggaromi sudah seperti Singapura-nya Teluk Arguni. Hasil ikan melimpah ditambah hasil pertanian yang beraneka bentuk semuanya harus melewati Tanggaromi.

B. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat yang mana pada polar uang kesesuaian eksisting yang menyesuaikan pada wilayah perencanaan Distrik Kaimana terbagi menjadi 4 pola ruang, yaitu ruang terbuka hijau (RTH), daerah sempadan Sungai, daerah sempadan Pantai, dan kawasan hutan bakau, Berdasarkan kawasan lindung atau alami, kawasan hijau buatan, dan kawasan hijau fungsional,

RTH dialokasikan sebagai bagian dari kehidupan wilayah perencanaan dan memiliki fungsi intriksik, fungsi ekstrinsik,perlindungan tata air, fungsi ekonomi, estetika dan sarana produksi. RTH yang terdapat pada wilayah perencanaan terdiri dari tempat pemakaman umum (TPU), taman makam pahlawan, taman kota Kaimana, dan taman Jokowi Kaimana.

Pengelolaan kawasan lindung berpedoman Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002 menyatakan bahwa pengembangbiakan atau budidaya merupakan kegiatan pemanfaatan kawasan hutan pada kawasan lindung.

Gambar 4. 11 Taman Jokowi Kaimana

Sumber: Survey Primer

Sungai merupakan tempat air alami dan buatan berupa jaringan yang mengalirkan air di dalamnya. Sungai dibatasi oleh garis sempadan yang terletak pada sebelah kanan dan kiri badan sungai yang disebut sempadan sungai. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai menetapkan sempadan sungai merupakan kawasan lindung karena kawasan sempadan sungai berfungsi untuk meminimalisir banjir dan mencegah erosi tanah. Pada wilayah perencanaan masih banyak ditemukan sungai yang menjadi akses penduduk untuk mobilitas. Banyak ditemukan masyarakat setempat yang masih memanfaatkan sungai untuk mobilitas dari satu daerah dan daerah lain.

Gambar 4. 12 Sungai pada Wilayah Perencanaan

Sumber: Survey Primer

Sempadan Pantai merupakan kawasan perlindungan setempat. Kawasan lindung ditetapkan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup, termasuk untuk mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alamnya. Sempadan pantai perlu ditetapkan untuk melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai. Perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan secara partisipatif pada setiap tahapnya, untuk menjamin terakomodasinya kepentingan seluruh pihak termasuk kepentingan untuk menyejahterakan masyarakat dengan prinsip menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi/golongan. Pantai merupakan salah satu ekosistem dan bentang alam yang menghubungkan antara lautan dan daratan. Selain fungsi alam, pemanfaatan ruang pantai juga memiliki fungsi budaya dan sosial (rekreatif) yang seyogyanya dapat diakses oleh publik tanpa terkecuali.

Gambar 4. 13 Pantai pada Wilayah Perencanaan

Sumber: Survey Primer

Berdasarkan SK Menhut Nomor 733/Kpts-II/2014 hutan mangrove TPM-TB telah ditetapkan sebagai kawasan lindung. Keberadaan Hutan Mangrove TPM-TB yang telah ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung belum ada informasi ilmiah untuk data vegetasinya. Hutan mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dari erosi dan serangan gelombang besar. Akar-akar mangrove yang kuat membantu menjaga stabilitas tanah di sekitar garis pantai. Selain itu, hutan mangrove berperan dalam

menyerap air dan memperlambat aliran air pasang, sehingga dapat membantu mengurangi risiko banjir di daerah pesisir.

Gambar 4. 14 Hutan Mangrove pada Wilayah Perencanaan Sumber: Survey Primer

4.2.3.2 Zona Budidaya

Kawasan budi daya kabupaten adalah kawasan di wilayah kabupaten yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan, dapat terdiri atas:

1) Kawasan Hutan Produksi 2) Kawasan Perkebunan rakyat 3) Kawasan Pertanian

4) Kawasan Perikanan 5) Kawasan Pergaraman

6) Kawasan Pertambangan dan Energi 7) Kawasan Peruntukan Industri 8) Kawasan Pariwisata

9) Kawasan Permukiman 10) Kawasan Transportasi

11) Kawasan Pertahanan dan Keamanan

Tabel 4. 25 Simpangan Pola Ruang Wilayah pada WP

Pola ruang RTRW Pola Ruang Kesesuaian Eksisting Zona Budidaya Kawasan Peruntukan

Pertanian

Pertanian lahan basah dan lahan kering

Sesuai

Kawasan Peruntukan Perikanan

Perikanan laut lepas Sesuai

Kawasan Peruntukan Permukiman

Permukiman kampung Sesuai

Kawasan Peruntukan Lainnya

Fasilitas Pelayanan Umum

Sesuai

Hasil: Analisis 2023

A. Kawasan Peruntukan Pertanian

Komoditas pertanian yang dihasilkan petani pada wilayah perencanaan cukup potensial dan diminati di pasaran wilayah Distrik Kaimana. Komoditas dimaksud terdiri dari pertanian tanaman pangan seperti padi, pisang, kelapa dan kopra.

B. Kawasan Peruntukan Perikanan

Wilayah Perencanaan berhadapan langsung dengan Laut Arafuru sangat menguntungkan dari sektor perikanan dan kelautan, terutama perikanan tangkap. Potensi perikanan laut kawasan ini cukup tinggi. Jenis kekayaan laut antara lain tuna, cakalang, tenggiri, teri, teripang, udang windu, kerang mutiara, penyu, hiu, tiram, serta semua jenis ikan karang. Perairan di Kaimana juga menyimpan potensi budidaya perikanan laut.

Hamparan hutan bakau sangat sesuai dijadikan areal pertambakan udang atau ikan laut komersial lainnya.

C. Kawasan Peruntukan Permukiman

Kawasan peruntukan permukiman, yang dapat dirinci meliputi kawasan peruntukan:

permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan D. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya, yang dapat dirinci meliputi kawasan yang memiliki fasilitas pelayanan umum.