• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.3 Potensi, Masalah, dan Isu Strategis

4.3.1 Potensi Wilayah

Kampung 2021

Marsi 92

Total 10882

Sumber: BPS Kabupaten Kaimana, 2022

4.2.5.4 Karakteristik Penduduk

Setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, antara satu daerah dengan daerah lainnya tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut dapat dipengaruhi oleh adat istiadat dan juga letak geografis. Kebiasaan masyarakat yang terjadi terus menerus serta turun menurun dapat menjadi ciri khas yang menjadi pembeda. Perkembangan sosial masyarakat Kabupaten Pasuruan sangat dipengaruh oleh pendatang. Akan tetapi, nilai – nilai budaya lokal tetap dipegang kukuh oleh masyarakat setempat.

Salah satunya yaitu tradisi unik Sasi Nggama, tradisi ini merupakan bentuk penjagaan masyarakat adat terhadap sumber daya alam laut demi menjaga mutu dan populasinya. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi antara budaya warga Papua, khususnya Papua Barat dengan masyarakat Ternate (Maluku) yang datang dan menetap. Tradisi ini bukan hanya dilakukan untuk menjaga populasi semata, tetapi juga menjaga masyarakat dari ancaman kelaparan.

Karena di dalam tradisi Sasi Nggama, secara tidak langsung, para leluhur membuat aturan pemanfaatan sumber daya alam agar tidak dieksploitasi. Dalam Sasi Nggama, selama 11 bulan dalam setahun, masyarakat tidak diperbolehkan untuk mengambil hasil laut, terutama teripang, lola (sejenis kerang laut), dan batulaga (sejenis siput laut). Mengambil hasil laut hanya diperbolehkan pada masa tertentu, biasanya pada musim angin barat antara Maret dan Mei.

Selama Sasi Nggama, istri dari kepala adat atau raja akan mendapat tugas untuk mengawasi jalannya tradisi tersebut. Siapa yang kedapatan melanggar, akan dikenakan denda. Denda yang diberikan bisa berupa piring, perhiasan mahal, atau bahkan uang dengan nilai tertentu.

4.3 Potensi, Masalah, dan Isu Strategis

terbatas, maka perlu digunakan dengan bijak, sehingga perlu analisis yang memadai untuk dapat mengelolanya dengan baik

1. Hutan Mangrove

Wilayah perencanaan terletak berdekatan dengan laut, sehingga memiliki kekayaan alam berupa hutan mangrove yang cukup melimpah. Kampung Coa dan Kampung Tanggaromi memiliki kekayaan mangrove dengan beragam jenis seperti Avicennia sp, Sonneratia sp, dan Rizhopora sp yang mendominasi kawasan hutan Mangrove daerah tersebut. Hutan mangrove memiliki manfaat sosial dan ekonomi yang dijadikan sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat. Masyarakat dapat mengambil hasil hutan mangrove seperti kayu, arang, dan makanan. Hasil mangrove dapat dibuat menjadi berbagai macam olahan seperti sirup, kopi mangrove, kue mangrove, dan lain-lain. Manfaat itu dirasakan juga di daerah-daerah di luar wilayah perencanaan maupun di luar Provinsi Papua Barat.

Selain manfaat secara sosial dan ekonomi, potensi mangrove juga bisa dimaksimalkan sebagai kawasan ekowisata, penelitian. Kawasan mangrove juga menyimpan potensi fauna laut yang bernilai jual tinggi seperti kepiting bakau, udang, dan ikan. Fauna laut banyak mendiami wilayah mangrove sebagai wilayah pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery ground), dan daerah mencari makan (feeding ground).

Potensi kawasan hutan mangrove di wilayah perencanaan harus dijaga sekaligus dimaksimalkan oleh semua pihak. Apalagi masyarakat di wilayah perencanaan masih minim pengetahuan akan manfaat dan potensi kawasan hutan mangrove. Selain itu, mereka juga kurang mendapatkan sosialisasi tentang hal ini karena keterbatasan sarana dan prasarana.

Potensi besar dari mangrove akan memberikan kesehjateraan bagi masyarakat sekitar. Namun, tanpa pengelolaan secara berkelanjutan, semua akan sia-sia.

Gambar 4. 16 Hutan Mangrove pada Wilayah Perencanaan Sumber : Survei Primer

2. Pelabuhan

Pada wilayah perencanaan, khususnya Kaimana Kota dan Kampung Tanggaromi memiliki pelabuhan laut yang mampu disingggahi kapal berukuran 5.000 DWT (dead weight ton). Selain disinggahi kapal penumpang, seperti KM Bukit Siguntang dan KM Tatamailau, juga disinggahi kapal PT Pelni yang melayari Pantai Selatan Papua.

Pelabuhan memiliki peran penting dalam perekonomian Negara untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Meteri Perhubungan No. 51 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan laut, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik.

Gambar 4. 17 Pelabuhan di Kaimana Kota

Sumber : Survei Sekunder 3. Bandara

Pada wilayah perencanaan terdapat bandara yang bernama Bandara Utarom yang menjadi bandara satu-satunya di Distrik Kaimana dan menjadi transportasi andalan karena memiliki waktu tempuh yang relastis cepat untuk menuju kawasan lain. Bandar Udara Utarum Kaimana dapat didarati pesawat jenis Boeing. Selama ini masyarakat Kaimana dilayani maskapai penerbangan Merpati dan Trigana MG yang sudah membuka jalur penerbangan perintis ke Kaimana.

Gambar 4. 18 Bandara Utarom pada Kampung Trikora

Sumber : Survei Sekunder 4. Wisata Alam

Salah satu daya tarik dari wilayah perencanaan adalah wisata alam berupa perairan alami yang menarik bernama kolam sisir. Wisata kolam sisir berada Pada kampung Marsi.

Kolam sisir merupakan perairan dengan bentuk yang memanjang seperti sungai. Air di Kolam Sisir sangat jernih sehingga wisatawan dapat melihat dasar perairan tersebut. Perairan kolam yang cukup dangkal yaitu kedalamannya hanya sekitar 2 meter. Dari kejauhan, warna air perairan tampak biru dan menyatu dengan laut. Di tepi kanan dan kiri kola mini dibatasi oleh tebing yang tinggi menjulang. Tebing tersebut ditumbuhi oleh pepohonan dengan daun hijau.

Perpaduan antara warna perairan yang biru dan tebing yang hijau membuat pemandangan di tempat ini semakin mempesona.

Gambar 4. 19 Wisata Kolam Sisir di Kampung Marsi

Sumber : Survei Primer 5. Ekosistem Hutan

Selain memiliki ekosistem hutan mangrove yang masih terjaga dengan baik, pada wilayah perencanaan juga memiliki hutan yang juga masih terjaga ekosistemnya. Hutan-hutan yang di maksud berada pada Kampung Coa dan Kampung Tanggaromi. Wilayah perencanaan memiliki potensi ekowisata yang layak untuk dikembangkan karena memiliki kekayaan alam yang melimpah berupa hutan yang masih alami, dimana di dalam hutan tersebut terdapat berbagai potensi ekowisata antara lain: hutan adat, mata air, dan air terjun. Hutan menjadi salah

satu yang menarik untuk dikembangkan menjadi ekowisata, sebab hutan terkadang dijadikan lahan untuk bertani oleh masyarakat sekitar, sehingga kelestariannya menjadi terancam, apabila hal tersebut didiamkan maka tidak menutup kemungkinan semua hutan yang ada akan menjadi perkebunan, sehingga perlu adanya pencegahan dengan memanfaatkan hutan menjadi sumber penghasilan masyarakat selain membuka lahan perkebunan, salah satunya dengan mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat.

Gambar 4. 20 Hutan di Wilayah Perencanaan

Sumber : Survei Sekunder