• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan Kaimana

4.2.2 Kondisi Struktur Ruang

Seweki (terletak di Distrik Teluk Arguni), Danau Yamur, Danau Mbuta, dan Danau Nanami (terletak di Distrik Teluk Etna).

4.2.1.5 Kondisi Geologi

Geologi merupakan ilmu kebumian yang mempelajari tentangsegala isi didalam bumi yang berhubungan dengan sifat fisik sampaidengan proses pembentukan bumi. kondisi geologi pada setiap wilayahnya bervariasi, serta memiliki peran dalam terbentuknya suatu bentukan lahan di wilayah tersebut. Kondisi Geologis di sebagian besar wilayah WP Kaimana memiliki batuan yaitu batu gamping imskin dan batu gamping lengguru. Batu gamping adalah salah satu jenis batuan sedimen yang terbentuk dari endapan kalsium karbonat (CaCO3). Ini adalah batuan yang umum di alam dan memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai industri. Batu gamping digunakan dalam konstruksi untuk membangun bangunan, dinding, dan struktur arsitektural lainnya karena mudah diolah dan memberikan tampilan yang menarik. Batu gamping digunakan dalam konstruksi untuk membangun bangunan, dinding, dan struktur arsitektural lainnya karena mudah diolah dan memberikan tampilan yang menarik.

Geologi wilayah perencanaan terdapat formasi klasafet. Formasi klasafet yang beranggotakan batupasir karonatan, napal yang masif maupun berlapis, batulanau mikaan atau karbonatan dan sedikit sisipan batugamping.

Analisis transportasi dilakukan untuk memberi kemudahan pada masyarakat dalam melakukan pergerakan, membantu pertumbuhan ekonomi kawasan, serta untuk mendukung fungsi dari tiap zona. Sumber data yang digunakan dalam melakukan analisis transportasi berupa data primer yang didapat dengan pengamatan secara lansung mengenai keadaan transportasi di WP dan data sekunder dari instansi terkait.

Moda transportasi merupakan alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan suatu barang atau orang dari suatu daerah ke daerah lainnya. Moda transportasi akan mempermudah kita saat ingin beranjak kemana saja. Pada WP jenis moda trasnportasi dibedakan menjadi dua, yaitu transportasi bermotor dan tidak bermotor. Berdasarkan klasifikasi jalan, moda transportasi yang melintasi WP sudah sesuai dengan fungsinya. Jalan kolektor pada WP dilewati oleh kendaraan berat seperti truck dan bus; kendaraan ringan seperti pick up, mobil pribadi, mobil box; dan sepeda motor. Sedangkan untuk jalan lokal hanya dibedakan pada moda transportasi bus dan untuk jalan lingkungan hanya dilewati oleh kendaraan ringan seperti sepeda motor dan sepeda gayuh.

Di Distrik Kaimana, sarana transportasi antar kampung/kelurahan yang menggunakan jalur darat sebanyak 26,32 persen, jalur darat dan air sebanyak 47,37 persen dan sisanya melalui jalur air. Sebagian besar kampung/kelurahan tidak terdapat angkutan umum. Kampung yang terdapat angkutan umum di Distrik Kaimana antara lain adalah Marsi, Kaimana Kota, Krooy, Trikora, Coa dan Tanggaromi. Jenis permukaan jalan darat terluas yang paling banyak ditemukan di Distrik Kaimana pada tahun 2021 adalah jenis aspal/beton dan diperkeras masing-masing sebanyak 31,58 persen dan 36,84 persen. Sebagian besar jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun kecuali saat tertentu. Sebagian besar kampung/kelurahan di Distrik Kaimana sudah memiliki jalan darat yang menjadi penghubung antar kampung.

Tabel 4. 19 Prasarana dan Sarana Transportasi Antar Kampung/Kelurahan

Kampung/Kelurahan Jenis Prasarana Transportasi Keberadaan Angkutan Umum

Lumira Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Saria Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Lobo Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Namatota Air Tidak ada angkutan umum

Mai-mai Air Tidak ada angkutan umum

Foroma Jaya Air Tidak ada angkutan umum

Murano Air Tidak ada angkutan umum

Sisir Air Tidak ada angkutan umum

Kampung/Kelurahan Jenis Prasarana Transportasi Keberadaan Angkutan Umum

Marsi Darat Ada, dengan trayek tetap

Kaimana Kota Darat Ada, dengan trayek tetap

Krooy Darat Ada, dengan trayek tetap

Trikora Darat Ada, dengan trayek tetap

Coa Darat Ada, dengan trayek tetap

Tanggaromi Darat dan air Ada, dengan trayek tetap

Kamaka Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Sara Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Werua Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Jarati Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Oray Darat dan air Tidak ada angkutan umum

Sumber: BPS Kaimana 2022

4.2.2.2 Jaringan Energi

Jaringan energi adalah sistem yang terdiri dari infrastruktur fisik dan komponen yang memungkinkan produksi, transmisi, distribusi, dan konsumsi energi. Ini mencakup berbagai jenis energi seperti listrik, gas alam, minyak bumi, dan energi panas. Jaringan energi dirancang untuk menyediakan pasokan energi yang andal dan efisien kepada konsumen.

Kondisi jaringan energi listrik yang ada pada Distrik Kaimana sebanyak 98,29 persen.

Sebanyak 91,58 persen diantaranya merupakan pengguna listrik PLN dan sisanya menggunakan listrik Non PLN. Pengguna listrik PLN didominasi oleh Kelurahan Kaimana Kota (49,05 persen) dan Krooy (32,94 persen). Keluarga yang bukan pengguna listik di Distrik Kaimana ada 1,71 persen. Keluarga yang bukan merupakan pengguna listrik paling banyak ada di Desa Namatota, diikuti oleh Jarati dan Sara.

Tabel 4. 20 Jenis Penggunaan Listrik pada Wilayah Perencanaan

No. Kampung/Kelurahan

Pengguna Listrik Bukan

Pengguna Listrik

PLN Non PLN Jumlah

1. Tanggaromi 84 - 84 7

2. Coa 386 - 386 -

3. Kaimana Kota 4761 - 4761 -

4. Krooy 3197 - 3197 -

5. Trikora 944 - 944 -

6. Marsi 122 - 122 7

Total 9.494 0 9.494 14

Sumber: BPS Kabupaten Kaimana, 2022

Menurut data BPS Kaimana 2022, pada 6 kampung yang termasuk ke dalam wilayah perencanaan, untuk kebutuhan listrik sudah hampir memadai. Karena rata-rata semua rumah sudah dialiri oleh listrik. Hanya 14 rumah yang berada pada 2 kampung yang belum teraliri listrik.

PLN di kaimana memiliki 4 titik pelayanan yaitu di Kota Kaimana, Kampung Lobo, Kampung Fernusu, Kampung Sisir, Kampung Tanggaromi, dan Kampung Rerumo dengan jumlah unit pembangkit sebanyak 14 unit pembangkit. 9 pembangkit berada di kawasan Kota Kaimana sedangkan 5 pembangkit lainnya tersebar di 5 kampung. Meningkatnya penyediaan layanan listrik di kaimana, juga terlihat dari banyaknya tenaga listrik yang diproduksi dana dijual dalam kurun waktu tahun2008 hingga tahun 2012. Sebesar 7.805.058 KWH dan terus meningkat di tahun 2012 menjadi 16.051.252 KWH. Dengan jumlah gardu sebanyak 4 unit, Jaringan listrik di Ibukota Kabupaten Kaimana sendiri sudah terlayani dengan baik. Karena pemerintah yang telah berupaya melalui PLN yang telah melakukan berbagai upaya agar pembangkit listrik tenaga disel ini mampu untuk menerangi kebutuhan masyarakat di Ibukota Distrik Kaimana. Pembangkit listrik/energi Kabupaten Kaimana dikelola oleh perusahan listrik Negara (PLN), layanan ini telah mencapai semua distrik walaupun belum merata. Terdapat empat lokasi PLN di Kabupaten Kaimana, yaitu ranting kaimana, ranting desa Lobo, ranting desa Fernusu, dan ranting desa Rurumo. Masyarakat menggunakan genset untuk energy pada wilayah yang tidak terpenuhi.

4.2.2.3 Jaringan Telekomunikasi

Pada WP Distrik Kaimana sudah terdapat jaringan telepon berupa jaringan tetap dan jaringan bergerak. Jaringan tetap telekomunikasi ini menggunakan sistem kabel yang diarahkan mengikuti jaringan jalan di wilayah perencanaan Distik Kaimana. Sedangkan jaringan bergerak telekomunikasi meliputi jaringan bergerak satelit yaitu menara Base Transceiver Station (BTS) yang melayani seluruh wilayah di Distik Kaimana. Pada WP Distrik Kaimana ditemukan Menara BTS sejumlah 4 buah yang tersebar pada seluruh WP Kaimana.

Tabel 4. 21 Jumlah Jaringan Telekomunikasi di WP

No. Nama Jaringan Telekomunikasi Gambar

1. Menara BTS

2. Menara BTS

3. Menara BTS

4. Menara BTS

Sumber: Survei Primer

4.2.2.4 Jaringan Sumber Daya Air

Sistem jaringan sumber daya air, merupakan bagian rencana struktur ruang berupa prasarana sumber daya air yang disesuaikan dengan kebutuhan wilayah, seperti bangunan sumber daya air termasuk bangunan pengambil ar di darat dan di laut.

Pada Distrik Kaimana banyak ditemukan ledeng dengan meteran PAM/PDAM yang merupakan air yang diproduksi melalui penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), atau Badan Pengelola Air Minum (BPAM), baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

Selain ditunjang oleh PDAM, beberapa warga juga menggunakan fasilitas berupa sumur bor/pompa untuk supply air bersih. Sumur bor atau pompa yang dimaksud adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). Pada tahun 2019, sebagian besar keluarga pada Distrik Kaimana menggunakan mata air dan sumur sebagi sumber air minum. Pada tahun 2020, mata air menjadi sumber air minum terbesar di Distrik Kaimana. Sedangkan pada tahun 2021, mata air kembali menjadi sumber air minum sebagian besar desa/kelurahan di Distrik Kaimana.

Gambar 4. 8 Sumber Air di Wilayah Perencanaan Sumber: Survei Primer

Gambar 4. 9 Sumur dan Penampungan Air di Wilayah Perencanaan Sumber: Survei Primer

4.2.2.5 Jaringan Air Minum

Menurut BPS Distrik Kaimana dalam angka 2022, pada tahun 2019, sebagian besar keluarga pada WP Distrik Kaimana menggunakan mata air dan sumur sebagi sumber air minum. Pada tahun 2020, mata air menjadi sumber air minum terbesar di Distrik Kaimana.

Sedangkan pada tahun 2021, mata air kembali menjadi sumber air minum sebagian besar desa/kelurahan di Distrik Kaimana. Sumber air bersih untuk kebutuhan warga Kota Kaimana diambil dari sumber di Kilometer 14, Kilometer 6 Kali Tarobe dan Kali Sukun.

Tabel 4. 22 Banyaknya Kampung Menurut Sumber Air Minum

Sumber Air Minum 2019 2020 2021

Air Kemasan Bermerek - - -

Air Isi Ulang 1 2 3

Leding dengan Meteran 1 1 1

Leding Tanpa Meteran - 2 2

Sumur Bor/Pompa - - -

Sumur 6 5 4

Mata Air 6 6 6

Sungai/Danau/Kolam/Waduk/Situ/Embung/Bendungan 3 1 -

Air Hujan 2 2 3

Lainnya - - -

Sumber: BPS Kabupaten Kaimana, 2022

Aksesisbilitas dan ketersediaan sumber air minum khusunya ledeng merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan rumah tangga. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kaimana memanfaatkan air hujan dan air sumur sebagai sumber air minum (47,54 %).

Presentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum ledeng hanya sebesar 1,34 %.

Kecilnya presentase ini menunjukan kurangnya minat penduduk untuk berlangganan air ledeng. Ada dua kemungkinan mengapa presentase rumah tangga pemakai air minum ledeng relatif kecil.

1) Sumber-sumber air minum selain air ledeng masih berlimpah dan kurang tercemar polusi, sehingga rumah tangga yang memakai air pompa, sumur dan mata air masih relatif banyak.

2) Untuk berlangganan sumber air ledeng diperlukan pengeluaran yang tidak sedikit. Sumber air minum yang paling banyak digunakan rumah tangga di Kabupaten Kaimana yaitu air dari air sumur dan mata air masing-masing sebesar 47,54 % dan 19,36 %.

4.2.2.6 Jaringan Persampahan

Jaringan persampahan pada WP Distrik Kaimana dinilai sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya tempat sampah yang tersedia di setiap rumah warga. Selain itu terdapat tempat pengumpulan sampah sementara di pasar coa, penampungan sampah sementara, dan pembuangan sampah sementara di pasar ikan. Namun, masih banyak warga membuang sampah pada saluran air yang dapat menyumbat saluran air yang ada. Selain itu juga ditemukan warga yang membakar sampah yang menimbulkan asap karbon yang dapat mengganggu pernapasan.

Tempat sampah yang ditemukan dibeberapa titik belum memiliki sistem pemilahan sampah yang baik, antara sampah organik dan anorganik. Dapat dilihat pada gambar dibawah, sampah yang tersedia hanya memiliki 1 bak sampah yang menggabungkan semua jenis sampah.

Gambar 4. 10 Tempat Sampah di Wilayah Perencanaan Sumber: Survei Primer

4.2.2.7 Jaringan Drainase

Jaringan drainase yang mendominasi WP Distri Kaimana adalah jaringan drainase terbuka yang terletak di sepanjang jalan dan sekitar rumah warga dengan lebar >1 m. Kondisi drainase pada wilayah perencanaan dinilai sudah cukup baik. Namun pada beberapa drainase masih diemukan adanya sampah yang menggenang, yang mana membuktikan bahwa masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan.

Tabel 4. 23 Jaringan Drainase di WP

No. Nama Jaringan Drainase Gambar

1. Drainase Terbuka

No. Nama Jaringan Drainase Gambar 2. Drainase Tertutup

Sumber: Survei Primer