“The Synergy between Literature and Communication Science as a Means of Cultural Diplomacy in
Building a New Civilization in the Millennial Era”, Bogor, 14-15 November 2018 26
“The Synergy between Literature and Communication Science as a Means of Cultural Diplomacy
in Building a New Civilization in the Millennial Era”, Bogor, 14-15 November 2018 27
dihadirkan pada halaman postingan laman. Puisi – puisi berkategori cinta, umum, dan religius dapat dinikmati oleh penikmat sastra. Tiga puisi pada laman ―duniasastra.com‖ akan dianalisis pada penelitian ini. Ketiga puisi tersebut yaitu Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya sebuah bangsa.Ketiga puisi tersebut kental sekali dengan balutan- balutan kritik sosial.
Istilah kritik diartikan sebagai usaha untuk membeda-bedakan pengalaman (jiwa) dan memberi penilaian kepadanya. Henry Guntur Tarigan (1993:188) mengatakan bahwa kegiatan mengkritik harus dilakukan dengan cermat, dengan perbandingan, serta pertimbangan yang adil terhadap segi baik dan buruknya suatu kualitas. Menurut Herman J. Waluyo (1987: 119) definis kritik sosial dimaknai sebagai tema dalam karya sastra tentang adanya ketidakadilan dalam masyarakat, dengan tujuan untuk mengetuk nurani pembaca agar keadilan sosial ditegakkan dan diperjuangkan.
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengkaji karya sastra itu adalah pendekatan semiotik. Semiotika berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion yang berarti tanda.
Secara terminologis, semiotik adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda. Salah satu tokoh semiotika yaitu Riffaterre menyebutkan bahwa analisis semiotik terhadap karya sastra mencakup dua pembacaan yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik (Pradopo, 1995: 135). Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotika adalah berdasarkon konvensi sistem semiotika tingkat pertama. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan sistem semiotika tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya. Riffaterre (Pradopo, 2001: 74-80) menjelaskan bahwa analisis semiotika terhadap sebuah puisi harus benar- benar memperhatikan ketidaklangsungan suatu bentuk ekspresi yang disebabkan oleh: (1) displacing of meaning atau penggantian arti yang ditunjukkan dengan pemakaian metafora dan metonimi; (2) distarting of meaning atau penyimpangan arti disebabkan oleh ambiguitas (arti ganda), kontradiksi (pertentangan), dan non sense atau arti dalam konvensi sastra; (3) creating of meaning atau penciptaan arti yang ditunjukkan dalam organisasi teks dengan makna diluar linguistik.
Berdasarikan pemaparan di atas, pada penelitian ini akan mengkaji tiga buah puisi pada laman ―duniasastra.com‖yang berjudul Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya sebuah bangsa karya Hartono Benny Hidayat dengan menggunakan teori semiotik Riffatere. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu mennemukan kritik sosial dan semiotika pada tiga puisi pada laman ―duniasastra.com‖yang berjudul Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya sebuah bangsa karya Hartono Benny Hidayat.
2. METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang diharapkan, peneliti melakukan penelitian melalui beberapa tahap yaitu, (1) pendekatan penelitian, (2) data, (3) teknik pengumpulan data, (4) analisis data.
Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.
Pendekatan atau jenis penelitian yang digunakan dalam menganalisis tiga puisi pada laman
―duniasastra.com‖ adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Siswantoro (2010:55) metode adalah prosedur atau tata cara yang sistematis yang dilakukan seorang peneliti dalam upaya mencapai tujuan untuk memecahkan masalah atau menguak kebenaran atas fenomena tertentu.
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai suatu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau memiliki keadaan subjek atau objek penelitian.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu dikarenakan adanya penerapan daripada metode kualitatif, selain itu, semua data yang dikumpulkan dan memiliki kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2007:11). Data penelitian sastra adalah kata-kata, kalimat, dan wacana (Ratna, 2010:47).
Adapun data dalam penelitian ini berupa kata, ungkapan, kalimat yang terdapat dalam t i g a p u i s i pada laman ―duniasastra.com‖.
Sumber data adalah subjek penelitian dari mana data diperoleh (Siswantoro, 2010:63). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tiga puisi pada laman ―duniasastra.com‖yang berjudul Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya sebuah bangsa karya Hartono Benny
“The Synergy between Literature and Communication Science as a Means of Cultural Diplomacy
in Building a New Civilization in the Millennial Era”, Bogor, 14-15 November 2018 28
Hidayat. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang berkedudukan sebagai penunjang penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian karya sastra kritik sosial dan semiotika melalui internet.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Teknik simak dan teknik catat berarti, peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer dan sumber data sekunder yakni sasaran penelitian yang berupa teks dalam tiga puisi pada laman
―duniasastra.com‖ yang berjudul Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya sebuah bangsa karya Hartono Benny Hidayat.Dalam memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan itu lalu dicatat sebagai sumber data.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembacaan model semiotik yakni pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Realisasi pembaca heuristik dapat berupa sinopsis, pengungkapan teknk cerita, dan gaya bahasa yang digunakan.
3. HASIL Dan PEMBAHASAN
Dalam tiga puisi pada laman ―duniasastra.com‖ yang berjudul Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya sebuah bangsa karya Hartono Benny Hidayat, tanda-tanda yang muncul berupa k a t a d a n kalimat. Adapun kalimat-kalimat tersebut yaitu.
a. Pembacaan Heuristik
Puisi Kejahatan dan Hukuman :
1) ...hanya bayangan kerdil makhluk tanpa bentuk,...
Kata kerdil berarti tidak berkembang (tentang pemikiran, pandangan, dsb) (KBBI, 2008:678) Kalimat ini memiliki makna manusia yang tidak berkembang di dalam pemikirannya.
2) ...mengembara dalam tidur dibalik kabut mencari kebangkitannya.
Kata mengembara memiliki arti bepergian kemana-mana tanpa tujuan dan tempat tinggal (KBBI, 2008: 366).
Kalimat ini memiliki makna manusia berusaha umtuk mencapai suatu tujuan di dalam kebingungannya.
3) Keduanya sama-sama bergelar dihadapan wajah matahari.
Kata bergelar memiliki arti mempunyai gelar (KBBI, 2008:429) , kata wajah memiliki arti bagian depan dari kepala (KBBI, 2008:1553) dan kata matahari memiliki arti benda angkasa, titik pusat tata surya berupa bola berisis gas yang mendatangkan terang dan panas pada bumi(KBBI,2008:887).
Kalimat ini memiliki makna antara keadilan dan kezaliman serta kebaikan dan kejahatan memiliki kedududkan yang sama dan diperlihatkan secara terang-terangan.
4) Apakah hukuman yang akan kalian jatuhkan kepada orang-orang yang jujur dijasmani tapi curang didasar hati?!
Kata curang berarti tidak jujur (KBBI, 2008:281), Kata didasar berarti bagian terbawah(KBBI, 2008:296), dan kata jasmani berarti tubuh, badan (KBBI, 2008:570).
Kalimat ini memiliki makna hukuman seperti apa yang akan diberikan kepada orang yang nampak jujur secara ragawi namun tidak jujur di lubuk/bagian terbawah dari hatinya.
Puisi Anak Langit :
1) Aku adalah anak-anak kesunyian
Kata kesunyian berarti kesepian (KBBI, 2008:1358).
Kalimat ini memiliki makna seorang aku adalah anak-anak yang hidup sendiri dan tidak memiliki siapapun serta merasa kesepian.
2) Aku terlahir tanpa tempat bersandar dan hidup bagai daun berserakan.
Kata berserakan memiliki arti berantakan, tidak beraturan (KBBI, 2008:1282).
“The Synergy between Literature and Communication Science as a Means of Cultural Diplomacy
in Building a New Civilization in the Millennial Era”, Bogor, 14-15 November 2018 29
Kalimat ini memilki makna seorang aku digambarkan terlahir tanpa tempat tinggal dan hidup tidak beraturan.
3) Aku terlahir dalam kerasnya rimba kehidupan.
Kata kerasnya berarti tidak memiliki belas kasihan (KBBI,2008:676) dan kata rimba memiliki arti hutan yang lebat (yang luas dengan pohon-pohon yang besar) (KBBI, 2008:1157).
Kalimat ini memiliki makna seorang aku terlahir dan hidup dalam lingkungan yang tanpa belas kasihan.
4) Mengarungi kerasnya hidup dan melintasi sunyinya waktu
Kata mengarungi berarti menempuh (KBBI, 2008:88) dan kata melintasi memiliki arti melewati (KBBI,2008:833) serta kata sunyinya memiliki arti hening, senyap (KBBI, 2008:1358)
Kalimat ini memiliki makna menempuh kerasnya hidup dan keheningan waktu(pada malam hari).
Puisi Matinya Sebuah Bangsa :
1) Kulihat bangsaku perlahan telah mati nuraninya
Kata nurani berarti perasaan di hati/lubuk hati yang terdalam (KBBI, 2008:970).
Kalimat ini memiliki makna bangsa yang telah berubah perlahan menjadi bangsa yang tidak memiliki perasaan yang dalam dihatinya.
2) Kulihat derai tawa
Kata derai berarti jatuh berguguran banyak-banyak (KBBI, 2008: 450).
Kalimat ini bermakna melihat tawa yang berkelanjutan tanpa henti.
3) Tarikan nafas kegetiran yang menanti matangnya bebatuan di dalam kuali.
Kata kegetiran bermakna penderitaan/kesusahan hidup (KBBI, 2008:450).
Kalimat ini bermakna ebuah gambaran kesusahan dalam menjalani hidup.
4) Sadarkah engkau bahwa orang yang mulia sekalipun tak jarang dari mereka adalah keturunan darah penjahat.
Kata mulia berarti tinggi (kedudukan, pangkat, martabat) (KBBI, 2008: 936).
Kalimat ini bermakna orang memiliki kedudukan tinggi juga tidak jarang terlahir dari keturunan penjahat.
b. Pembacaan Hermeneutik Kritik Sosial Terhadap Hukum
Puisi kejahatan dan Hukuman mengandung makna kritik sosial terhadap hukum. Adanya suatu ketidakadilan digambarkan pada puisi ini. Antara yang bersalah dan yang tidak terjadi pertukaran atas hukuman yang diterima. Kritikan ini ditujukan kepada seorang penghukum, orang yang memiliki kedudukan, dan pembuat undang-undang.
Kritik Sosial Terhadap Sesama Manusia (Anak Jalanan)
Puisi berjudul anak langit meng-gambarkan tentang kehidupan anak jalanan yag terlahir kesepian dan tidak dihiraukan. Anak-anak ini hidup dalam kerasnya rimba kehidupan. Belajar dari kehidupan tentang suatu makna. Dan sebuah permohonan disampaikan dalam puisi ini agar ketika meninggal nanti untuk dikuburkan dengan layak dan dituliskan dalam nisannya dengan tulisan anak langit.
Kritik Sosial Terhadap Suatu Bangsa
Puisi berjudul Matinya Sebuah Bangsa memiliki makna kritikan terhadap perubahan moral pada suatu bangsa yang lambat laun tidak memiliki nurani. Perubahan yang ditamppakan pada puisi tersebut yaitu berubah menjadi ambisi kekuasaan. Hukum dapat dibeli serta para ahli-ahli pemikir menjadi diam atas sebuah kebohongan dan memilih untuk membangun kekuasaan sendiri. Hal ini
“The Synergy between Literature and Communication Science as a Means of Cultural Diplomacy
in Building a New Civilization in the Millennial Era”, Bogor, 14-15 November 2018 30
juga memberikan dampak pada pewaris bangsa dengan menjadikan mereka hisup dalam kemiskinan dan kebodohan.
4. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan pembacaan model heuristik dapat ditemukan kata-kata kontatif tersebut seperti kerdil, mengembara, bergelar, wajah, curang, didasar, kesunyian, berserakan, kerasnya, rimba, mengarungi, melintasi, nuraninya, derai, kegetiran, mulia dan lain sebagainya. Data tersebut diperoleh dari tiga puisi yang berjudul Kejahatan dan Hukuman, Anak Langit, dan Matinya Sebuah Bangsa. Pada model pembacaan hermeneutik ditemukan kritik sosial yang terdapat pada tiga puisi pada laman ―duniasastra.com‖ yakni kritik sosial terhadap hukum, kritik sosial terhadap sesama (anak jalanan), dan kritik sosial terhadap suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Fanani, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Henry Guntur Tarigan. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pradopo, Rahmat Djoko 1995. Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerepannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Pradopo, Rahmat Djoko 2001. ―Penelitian Sastra dengan Pendekatan Semiotik” dalam Metodologi Penelitian Sastra. Jabrohim (Ed). Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.
Ratna, Dr. Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Siswantoro. 2010. Metodologi Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga
“The Synergy between Literature and Communication Science as a Means of Cultural Diplomacy
in Building a New Civilization in the Millennial Era”, Bogor, 14-15 November 2018 31