2. KONSEP PEMASARAN
2.4. Implikasi Digunakannya Konsep Pemasaran
Dengan digunakannya Konsep Pemasaran sebagai landasan falsafah manajemen, maka akan mempunyai implikasi bahwa perusahaan harus berorientasi pada konsumen. Berorientasi pada
konsumen tidak hanya sekedar bersikap ingin memuaskan/
menyenangkan konsumen, tetapi lebih dari itu berusaha meme- cahkah masalah yang dihadapi oleh konsumen.
Dalam rangka berorientasi pada konsumen, pertama-tama perusahaan harus dapat menentukan dengan tegas kebutuhan generik atau mendefinisikan macam kebutuhan konsumen yang hendak dilayani dan dipenuhi oleh perusahaan, yang khususnya ditinjau secara fungsional. Sebagai contoh, perusahaan pabrik atau assembling radio telah merumuskan produk yang dihasil- kannya tidak sekedar sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk penyebar informasi, tetapi menganggap dirinya berusaha untuk memenuhi kebutuhan hiburan massa. Dari perumusan atau definisi tentang kebutuhan konsumen apa yang hendak dilayani, maka perusahaan dapat dengan tepat merumuskan atau menentukan bidang usaha yang tepat yang dijalankan perusahaan.
Apabila perusahaan dapat dengan tepat merumuskan bidang usaha yang dijalankannya, maka dapat diharapkan pe-laksanaan kegiatan pemasaran dapat lebih tepat pengarahannya dan lebih konsisten.
Setelah kebutuhan generik konsumen dirumuskan, perusa- haan selanjutnya harus dapat menentukan sasaran pasar atau kelompok konsumen yang ingin dituju dicapai. Jadi dalam hal produk radio dengan perumusan di atas tentang kebutuhan konsumen yang ingin dilayani atau dipenuhi perusahaan, maka sebenarnya pasar dari produk radio ini cukup luas, karena mencakup berbagai kelompok konsumen yang luas, yang dapat dibedakan dari tingkat pendapatan, tempat tinggalnya di kota atau desa, tingkat pendidikan atau bidang pekerjaan/profesinya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan sasaran pasar yang ingin dicapainya, apakah masyarakat konsumen yang berpendapatan menengah atau rendah (seperti halnya dengan perusahaan Telesonic) atau masyarakat berpendapatan menengah tinggi (seperti halnya perusahaan Sony dan Aiwa). Penentuan sasaran pasar dapat dilakukan dengan kategori pasar atau kelom- pok konsumen yang lain seperti tingkat umur (kelompok mu-da-
mudi dan kelompok tua) atau territorial/geographis (masyarakat desa dan masyarakat kota). Dengan perumusan sasaran pasar atau kelompok konsumen yang dituju secara jelas dan lebih tegas, maka diharapkan kegiatan pemasaran yang dilakukan (seperti penggunaan media promosi dan penggunaan matarantai penyaluran) dapat lebih tepat arahnya.
Langkah yang harus dilakukan berikutnya dalam rangka perusahaan berorientasi pada konsumen sebagai implikasi digu- nakannya konsep pemasaran adalah mengadakan diferensiasi dari produk dan cara/media promosi agar berhasil mencapai kelompok konsumen atau sasaran pasar yang dituju. Kegiatan ini dilakukan perusahaan dengan mengadakan penyesuaian produk yang akan diproduksi dengan kebutuhan dan keinginan dari kelompok konsumen tersebut, serta memilih cara/media yang tepat bagi kelompok tersebut guna dipakai dalam mempromo-sikan produk itu. Karena kelompok konsumen/pembeli yang ingin dicapai telah ditentukan, di mana kelompok itu mempunyai ciri-ciri dan kebiasaan serta kebutuhan tertentu, maka produk yang dihasilkan hendaknya juga dapat mencerminkan sifat yang terdapat dalam kelompok tersebut (ciri-ciri, kebiasaan, dan kebu-tuhannya).
Dengan demikian, akan terdapat diferensiasi produk, di mana produk yang ditawarkan atau dijajakan berbeda-beda, tergantung pada kelompok konsumen yang dituju. Walaupun demikian, perbedaan tersebut sering hanya dalam persepsi pem-beli.
Usaha untuk mengadakan diferensiasi produk dan cara pro-mosi mempunyai keuntungan bagi perusahaan karena produk yang disesuaikan dengan sasaran kelompok konsumen ini mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan daya tarik ini sering menim-bulkan kekuatan monopoli tersendiri dan perusahaan sehingga akan susah disaingi oleh perusahaan saingan. Usaha diferensiasi produk ini sering ditemui pada perusahaan obat (farmasi) dan perusahaan yang menghasilkan farfum. Perusahaan tersebut berusaha mencapai sasaran kelompok konsumen tertentu yang mampu membayar dengan harga yang tinggi dan mutu produk yang terbaik.
Semua langkah yang dilakukan perusahaan yang berorien- tasi konsumen di atas harus dilandasi dengan usaha untuk melakukan penelitian/riset konsumen. Tujuan riset konsumen ini adalah untuk mengukur, mengevaluasi, menafsirkan kehendak dan keinginan serta sikap dan tingkah laku kelompok konsumen yang dituju dan yang akan dilayani. Riset ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam usaha untuk menentukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang dituju secara tepat, sehingga perusahaan dapat berhasil dalam mema- sarkan produk yang dihasilkannya. Di samping itu, dari riset ini akan diketahui cara-cara pemasaran yang tepat sesuai dengan sikap dan perilaku kelompok konsumen atau segment pasar.
Konsep pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. Oleh karena itu, orientasi perusahaan dalam usaha untuk memuaskan konsumen dilakukan dalam rang- ka pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan seperti tingkat la- ba/keuntungan, pertumbuhan, dan peningkatan share pasar. Demi keberhasilan perusahaan, para pimpinan perusahaan (terutama di Indonesia) hendaknya mulai mengubah orientasi atau pan- dangannya, yaitu dengan mulai menjalankan konsep pemasaran dalam perusahaannya. Dengan menjalankan konsep pemasaran secara tepat dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan, maka hal ini akan banyak membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi (perusahaan di Indonesia) dewasa ini.
3. KEBUTUHAN DAN KEINGINAN
LANGGANAN/KONSUMEN
Kebutuhan dan keinginan langganan/konsumen sangat pen- ting diketahui oleh suatu perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran. Untuk keberhasilan perusahaan, semua kegiatan pemasaran yang dilakukan harus diarahkan untuk memberikan kepuasan bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan langganan/
konsumen, sebagai sasaran pemasaran. Seperti diketahui, kebu- tuhan dan keinginan langganan/konsumen mempunyai keaneka- ragaman serta mempunyai banyak tingkatan pula. Oleh karena itu, di dalam melaksanakan konsep pemasaran, perusahaan yang
berorientasi kepada konsumen tidaklah semata-mata berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan langganan pada tingkat biaya seberapa pun, sehingga merugikan perusahaan. Dalam pelaksanaan konsep pemasaran ini, yang penting adalah tidak hanya sekadar ingin menyenangkan para langganan/konsumen, tetapi harus lebih dari itu, yaitu harus mampu memberikan alat bagi peme-cahan masalah yang dihadapi oleh para langganan/konsumen. Tentunya perusahaan harus mulai dengan langkah awal dengan melakukan pendefinisian atau perumusan macam kebutuhan langganan/konsumen yang ingin dipenuhi, khususnya ditinjau secara fungsional.
Merumuskan kebutuhan dan keinginan konsumen terha- dap produk harus dilakukan secara hati-hati. Adanya kesalahan atau kekeliruan di dalam merumuskan macam kebutuhan atau keinginan para konsumen tersebut secara tepat akan meng- akibatkan produk yang dihasilkan menjadi sia-sia dan kegiatan pemasaran yang dilakukan tidak akan berhasil. Kegagalan atau kekurangberhasilan kegiatan pemasaran perusahaan hendaknya menimbulkan usaha-usaha untuk memikirkan sebab-sebab terjadinya kegagalan tersebut. Pemikiran yang pertama-tama harus dimulai, apakah produk yang dihasilkan dapat memenuhi atau sesuai dengan keinginan para konsumen.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah merumuskan secara tepat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dituju.