• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KESEHATAN LINGKUNGAN

B. KESEHATAN ANAK

8. Imunisasi

Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain: TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.

Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/bakteri/protozoa/jamur, masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam tubuh manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi berinteraksi dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum mengenali antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang kedua dan seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.

Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin.

Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita usia subur, dan ibu hamil.

a. Imunisasi Dasar pada Bayi

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang disuntikkan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui mulut.

Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar Lengkap yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai komitmen Indonesia pada global untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90% secara tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.

Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak pada tahun 2014 sebesar 94,67% yang berarti telah memenuhi target 90% dari yang telah ditetapkan secara nasional. Menurut provinsi, terdapat 16 provinsi yang telah berhasil mencapai target 90% seperti yang disajikan pada Gambar 5.34 berikut.

GAMBAR 5.34

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2014

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa seluruh bayi di Provinsi Jawa Barat, Kepulauan Riau, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan imunisasi campak.

Sedangkan provinsi dengan cakupan terendah yaitu Papua sebesar 61%, diikuti oleh Nusa Tenggara Timur sebesar 69,20% dan Kalimantan Selatan sebesar 69,55%.

Sedangkan berdasarkan laporan Riskesdas 2013, persentase imunisasi campak pada anak 12–23 bulan secara nasional sebesar 82,1%. Capaian tersebut belum memenuhi target 90%

dari yang ditetapkan secara nasional. Menurut Riskesdas 2013, pada tingkat provinsi, hanya delapan provinsi yang telah berhasil mencapai target 90% yaitu DI Yogyakarta, Gorontalo, Sulawesi Utara, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, NTB, dan Bengkulu.

b. Imunisasi Lengkap pada Bayi

Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap. Capaian indikator ini di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 86,9%. Angka ini belum mencapai target Renstra pada tahun 2014 yang sebesar 90%. Sedangkan menurut provinsi, terdapat sembilan provinsi (27,27%) yang mencapai target Renstra tahun 2014.

61.0 69.2 69.5 70.2

78.1 78.5 78.7

82.6 82.8 83.5 83.7 84.5 84.7 85.2 87.1

88.3 89.0

90.0 91.1

92.4 92.5 93.4

93.9 94.7

95.0 97.6 97.6 98.0 99.2

99.9 101.0

102.4 102.8

105.7

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

Papua Nusa Tenggara Timur Kalimantan Selatan Papua Barat Sulawesi Tenggara DI Yogyakarta

Maluku Utara Sumatera Barat Aceh Kalimantan Timur Sulawesi Barat Sulawesi Utara Maluku Sulawesi Tengah Riau Kalimantan Barat Gorontalo Kalimantan Tengah Bengkulu Kep. Bangka Belitung Sumatera Utara Sulawesi Selatan Banten INDONESIA Sumatera Selatan Bali Jambi Jawa Tengah DKI Jakarta Jawa Timur Nusa Tenggara Barat Lampung Kepulauan Riau Jawa Barat

(%)

target renstra

GAMBAR 5.35

CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2014

Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015

Tiga provinsi dengan capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang tertinggi pada tahun 2014 yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Lampung, dan DKI Jakarta. Sedangkan tiga provinsi dengan capaian terendah yaitu Papua Barat sebesar 44,95%, diikuti oleh Papua sebesar 47,95%, dan Kalimantan Tengah sebesar 57,01%. Data dan informasi terkait imunisasi dasar pada bayi yang dirinci menurut provinsi tahun 2014 terdapat pada Lampiran 5.17.

c. Angka Drop Out Cakupan Imunisasi DPT/HB1-Campak

Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan umurnya.

Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan drop out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi campak, disebut angka drop out imunisasi DPT/HB1-Campak. Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih penurunan cakupan imunisasi Campak terhadap cakupan imunisasi DPT/HB1.

Angka drop out imunisasi DPT/HB1-Campak pada tahun 2014 sebesar 3,1%. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 3,3%. Angka drop out imunisasi DPT/HB1- Campak menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 yang asumsinya semakin sedikit bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.

Kecenderungan penurunan tersebut dijelaskan pada gambar berikut ini.

45.0 48.0

57.0 64.8

65.3 72.7

76.1 77.3 77.6 78.2 79.1

79.9 80.7 80.8 81.4 81.9 82.1 82.2 84.1 84.5 86.0

86.8 86.9 87.3 89.9

91.2 92.4 92.8 93.3

96.4 97.7

98.7 99.6

101.8

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110

Papua Barat Papua Kalimantan…

Nusa Tenggara… Kalimantan… Maluku Maluku Utara Sulawesi Tenggara Aceh DI Yogyakarta Sumatera Barat Sumatera Utara Sulawesi Tengah Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Kalimantan Timur Riau Kalimantan Barat Bengkulu Jawa Barat Jambi INDONESIA Sumatera Selatan Banten Sulawesi Selatan Nusa Tenggara… Jawa TengahKep. Bangka…

Bali Jawa Timur DKI Jakarta Lampung Kepulauan Riau

(%)

target renstra

GAMBAR 5.36

ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI TAHUN 2007-2014

Sumber: Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015

DO rate DPT/HB1-Campak diharapkan agar tidak melebihi 5%. Batas maksimal tersebut telah berhasil dipenuhi sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data dan informasi lebih rinci mengenai angka drop out cakupan imunisasi DPT/HB1-Campak dan DPT/HB(1)- DPT/HB(3) pada tahun 2012 -2014 terdapat pada Lampiran 5.18.

d. Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization)

Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. UCI desa/kelurahan adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target Renstra Kementerian Kesehatan untuk cakupan desa/ kelurahan UCI pada tahun 2014 sebesar 100%. Sedangkan pada tahun 2014 cakupan desa/kelurahan UCI sebesar 81,82% yang berarti belum mencapai target yang telah ditetapkan. Cakupan desa/kelurahan UCI menurut provinsi terdapat pada Gambar 5.37.

Pada tahun 2014 terdapat lima provinsi memiliki capaian sebesar 100% yang berarti mencapai target Renstra tahun 2014, yaitu Lampung, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta. Sedangkan Provinsi Papua memiliki capaian terendah sebesar 13,66%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 34,55%, dan Kalimantan Tengah sebesar 66,93%.

Informasi terkait capaian desa UCI pada tahun 2011-2013 menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.19.

GAMBAR 5.37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT PROVINSI TAHUN 2014

Sumber: Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015

Dalam dokumen BUKU PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2014 (Halaman 158-162)