• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Kecemasan

Dalam dokumen PSIKOLOGI OLAHRAGA (Halaman 117-121)

BAB 8 KECEMASAN DALAM OLAHRAGA

A. Jenis-jenis Kecemasan

Peneliti menjelaskan dan membagi kecemasan menjadi 2 yaitu sifat (Trait) dan keadaan (State) (Bebetsos, 2012). State anxiety: kecemasan dapat dianggap sebagai salah satu perasaan dasar pada manusia, kita semua memiliki sedikit kecemasan dalam situasi tertentu yang dianggap berbahaya. (Batumluand dan Erden, 2007). Karena itu kecemasan juga diakui sebagai konstruksi multidimensi yang terdiri dari komponen kognitif dan somatik dan juga dapat dilihat sebagai karakteristik kepribadian yang agak stabil (trait anxiety) atau sebagai respons terhadap situasi tertentu. Menurut Hixson (2017) State anxiety mengacu pada bagaimana perasaan seseorang dalam berbagai situasi. Sedangkan trait anxiety menggambarkan karakteristik kepribadian yang berfokus pada berbagai ancaman yang dirasakan.

Pendapat yang sama dikemukakan lebih lanjut oleh James Tangkudung dan Mylsidayu (2017), berdasarkan jenisnya, kecemasan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu state anxiety dan trait anxiety.

1. State anxiety adalah suatu keadaan emosi yang terjadi secara tiba-tiba/pada waktu tertentu yang ditandai dengan kecemasan, ketakutan akan ketegangan, dan biasanya kecemasan ini terjadi menjelang pertandingan, kecemasan lain yang terjadi pada atlet biasanya takut gagal dalam pertandingan, ketakutan akan pergaulan. Konsekuensi atas kualitas prestasi mereka, takut cedera atau hal-hal lain terjadi padanya, takut agresi fisik baik oleh lawan dan dirinya sendiri, dan takut bahwa kondisi fisiknya tidak akan dapat menyelesaikan tugas atau pertandingannya dengan baik.

Beberapa alat untuk mengevaluasi keadaan kecemasan adalah State Anxiety Inventory (SSAI) yang dibuat oleh Spielberger dan rekan pada tahun 1970. Format lain dari alat tes ini adalah Competitive State Anxiety Inventory (CSAI). Lebih lanjut Martens berpendapat dalam (Ngo, 2017) yaitu state anxiety yang berkaitan dengan ketakutan akut akan kegagalan dan pikiran negatif yang dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dan konsentrasi.

2. Trait anxiety adalah perasaan yang bersifat pribadi atau bawaan. Menurut (Gunarsa, 2008) Trait anxiety adalah kecenderungan untuk mempersepsikan situasi lingkungan yang mengancam dirinya. Seorang atlet pada dasarnya memiliki sifat kecemasan, manifestasi kecemasan akan selalu berlebihan dan mendominasi aspek psikologis. Hal ini menjadi kendala serius bagi para atlet tersebut untuk bisa tampil baik.

Jenis kepribadian cemas berikut antara lain: cemas, khawatir, gelisah, dan ragu-ragu, kurang percaya diri, gugup/demam panggung, sering merasa tidak bersalah dan menyalahkan orang lain, tidak mudah menyerah atau “ngotot”, gerakan sering serba salah, dan gelisah, sering mengeluh, khawatir berlebihan terhadap penyakit, mudah tersinggung,

suka membesar-besarkan masalah kecil (dramatisasi), sering bimbang dan ragu dalam mengambil keputusan, sering histeris ketika emosi (Hawari, 2001). Ada beberapa jenis gangguan kecemasan, yaitu:

1. Agoraphobia. Ketika seseorang menderita agorafobia jika memiliki perasaan takut dan sering menghindari tempat atau situasi yang menyebabkan seseorang merasa panik, terjebak, tidak dapat meminta bantuan, dan merasa malu.

2. Generalized anxiety disorder (GAD) adalah kecemasan kronis yang ditandai dengan kekhawatiran dan ketegangan yang berlebihan. Jenis gangguan kecemasan ini berlangsung terus menerus dan cenderung tidak terkendali. Orang dengan GAD bisa sangat gelisah bahkan ketika mereka tidak dalam situasi stres, alias baik-baik saja. Kekhawatiran dan ketegangan yang berlebihan terkadang disertai dengan gejala fisik, seperti gelisah, sulit berkonsentrasi, bahkan sulit tidur (insomnia).

3. Gangguan panik (panic disorder) Tidak seperti kecemasan biasa, gangguan panik bisa muncul secara tiba-tiba dan berulang-ulang tanpa alasan yang jelas. Seseorang yang mengalami kondisi ini umumnya juga menunjukkan gejala fisik seperti keringat berlebih, nyeri dada, sakit kepala, sesak napas, dan detak jantung yang cepat jantung tidak teratur.

Banyak orang sering menganggap gejala ini sebagai serangan jantung. Gangguan panik ini bisa ditandai dengan mengalami serangan panik seperti di atas. Serangan panik bisa dialami kapan saja dan di mana saja. Beberapa orang mungkin mengalami serangan panik hanya dalam hitungan menit, sementara yang lain mungkin mengalaminya selama berjam-jam.

4. Selective mutism yakni Gangguan kecemasan ditandai dengan anak yang tidak dapat berbicara dalam kondisi atau situasi tertentu. Misalnya, seorang anak tiba-tiba tidak dapat berbicara saat di sekolah, padahal di rumah atau di tempat lain, anak tersebut tidak mengalami gangguan bicara. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat mempengaruhi

aktivitasnya di sekolah. Padahal, ketika anak sudah besar, masalah ini mungkin muncul di tempat kerja, atau dalam kondisi lain ketika ia harus berkomunikasi dengan orang lain.

5. Gangguan kecemasan berpisah (separation anxiety disorder) Tipe ini biasanya dialami oleh anak-anak pada masa pertumbuhan dan perkembangannya. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh perpisahan yang terjadi antara anak dengan orang tuanya atau figur orang tua pengganti di sekitarnya.

6. Gangguan kecemasan sosial (Social anxiety disorder), adalah rasa takut ekstrem yang muncul saat berada di tengah banyak orang. Wajar jika merasa gugup saat bertemu orang lain (terutama orang asing atau orang penting). Namun, ketika Anda selalu merasa gugup, bahkan takut, berada di lingkungan baru hingga berkeringat dan mual, Anda mungkin mengalami kecemasan sosial. Berbeda dengan rasa malu atau gugup yang umumnya hanya berlangsung sebentar, kondisi ini justru berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama. Sumber kecemasan sosial adalah ketakutan untuk diamati, dihakimi, atau dihakimi di depan orang lain.

Gangguan kecemasan sosial adalah jenis fobia kompleks.

Fobia jenis ini berdampak merusak, bahkan melumpuhkan kehidupan penderitanya. Pasalnya, gangguan ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan harga diri seseorang, mengganggu hubungan dan kinerja di tempat kerja atau sekolah bahkan dilingkungannya.

7. Fobia spesifik. Fobia spesifik juga masuk dalam jenis anxiety disorder. Kondisi ini merupakan ketakutan yang berlebihan dan terus-menerus terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu yang umumnya tidak berbahaya. Misalnya fobia hewan, fobia ketinggian, balon, jarum, darah, dan sebagainya. Orang dengan kondisi ini tahu bahwa ketakutan yang mereka alami berlebihan, tetapi mereka tidak bisa mengatasinya.

Dalam dokumen PSIKOLOGI OLAHRAGA (Halaman 117-121)